Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM
STUDI TEKNIK GEOLOGI

TUGAS 2 GEOLOGI TEKNIK

OLEH :

MARIANI MARSELIN
F 121 18 010

PALU

2020
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan. Keberadaan air
tanah tidaklah merata pada setiap tempat dan sangatlah bergaintung pada kondisi
geohidrologinaya. Pada wilayah pesisir Kukang Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah
merupakan salah satu daerah yang yang rentan mengalami kekeringan pada masim kemarau
olehnya dalam penelitian ini dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi akuifer pada daerah
tersebut dengan memanfaat data geolistrik resistivity. Mengacu pada penelitian terdahulu
mengenai metode geolistrik untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan yang salah
satunya yaitu Putriutami, et al. (2012) yang melakukan survey geolitrik untuk mengetahui
geologi bawah permukaan di area panas bumi Telomoyo, Guenerger, et al. (2014) yang
menggunakan metode geolistrik untuk mengetahui struktur bawah permukaan di area panas
bumi Kendalisodo maka dilakukan kajian potensi air tanah di wilayah Peisisr Kangkung
Kabupaten Kendal untuk mengatisipasi kekeringan yang senantiasa melanda daerah tersebut
setiap musim kemarau.

Terdapat dua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer yang
merupakan data hasil pengukuran geolistrik resistiviti dengan konfigurasi Schlumberger
dengan panjang bentangan 250 m. Sedangkan pengolahan data geolistrik dilakukan
menggunakan perangkat lunak Ip2Win untuk mendapatkan gambaran konfigurasi akuifer
daerah penelitian. Adapun data sekunder merupakan peta geologi, peta hidrogeologi dan data
pumping test.

Gambar 1. Lokasi Penelitian yaitu pesisir Kukang


Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah
Dari data primer dan sekunder yang berhasil diperoleh maka dapa diketahui bahwa dari
tatanan geologi regional, stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh endapan alluvial
yang berupa lempung, lanau dan pasir. Ketebalan endapan alluvial tersebut sangat bervariasi
hingga
mencapai lebih dari 100 m. Endapan alluvial ini menumpang secara tidak selaras di atas
Formasi Damar yang tersusun oleh batupasir tufaan, konglomerat, dan breksi volkanik.
Batupasir mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa. Breksi volkanik mungkin
diendapkan sebagai lahar. Formasi yang berumur Pleistosen Awal ini sebagian non marin,
ditemukan moluska setempat dan sisa verteberata (Thanden, et al. (1996). Adapun hal yang
berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Pekalongan (Tabrani, et al.., 1985), daerah penelitian
memiliki beragam kondisi akuifer dimana dapat mengalir melalui celah dan ruang antar butir.

Gambar 2. Peta Hidrogeologi Regional Kabupaten Kendal dan


Sekitarnya (Diambil dan disederhanakan dari Tabrani, et al. 1985)

Semenara dari hasil pengukuran geolistrik resistivity memberikan gambaran bahwa


susunan litologi daerah kajian secara umum merupakan material lempung, lanau, dan pasir
yang secara regional terlihat merupakan bagian dari endapan alluvial yang menumpang
diatas batupasir Formasi Damar. Sedangkan bagian paling atas merupakan tanah penutup
berupa lempung, lanau pasir dan gravel serta material perkerasan jalan yang
digambarkan melalui penampang geologi hasil interpretasi geolitrik sebagai berikut :
Gambar 3. Penampampang Geologi Hasil Interpretasi Geolitrik Daerah Kangkung

Berdasarkan hasil interpretasi data geolistrik tersebut yang dikaitkan dengan tatanan geologi
regional, maka dapat dianalisis lebih lanjut bahwa di daerah penyelidikan
memungkinkan ditemukan air bawah tanah, baik pada akifer dangkal maupun dalam. Hal ini
terlihat dengan dijumpainya lapisan pasir yang diperkirakan relatif porous dan mengandung
air sehingga resistivitinya lebih tinggi dibanding lapisan lainnya diduga lempung. Pada
lokasi tersebut dijumpai pula litologi dengan resistiviti diatas 15 ohm yang diduga memiliki
potensial untuk dilakukan pemboran pada kedalaman sekitar 100 m. Sedangkan air tanah
dangkal ditemukan di seluruh daerah kajian dengan kedalaman yang bervariasi dari 2– 3 m.

Sedangkan menurut hasil pumping test pada sumur yang berada tepat di sebelah timur
lokasi penelitian dan diduga masih mempunyai kondisi akuifer yang sama memberikan hasil

Kelulusan 23,86 m/hr, Keterusan 214,77 m2/hr dan Kapasitas Jenis 0,61 l/dt/m.
Berdasarkan penampang di atas, ketebalan rata-rata akuifer adalah 47,76 m,
sehingga debit air tanahnya adalah 29,13 lt/det. Dan mengambil angka aman 60
% maka debit pengambilan air tanah air tanah yang dapat diambil adalah
17,46 lt/det dengan waktu pemompaan18 jam per hari. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan air tanah untuk pemukiman pedesaan sebesar
60 lt/orang/petr hari, maka potensi air tanah di daerah penelitian cukup
untuk memenuhi penduduk sebanyak 18.800 orang. Meskipun berbatasan
dengan laut, namun air tanah di daerah tersebut tidak terintrusi air laut.
Kualitas air tanah di lokasi ini memenuhi syarat sebagai bahan
baku air minum sesuai SK Menkes No,
492/Menkes/Per/IV2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.
Sumber: Sugeng Widada, Alfi Satriadi dan Baskoro Rochaddi. 2017. Kajian
Potensi Air Tanah Berdasarkan Data Geolistrik Resistiviti Untuk Antisipasi
Kekeringan Di Wilayah Pesisir Kangkung, Kabupaten Kendal, Privinsi Jawa
Tengah. Semarang : Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro. Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol.
20(1):35–41

Anda mungkin juga menyukai

  • Acara 9
    Acara 9
    Dokumen6 halaman
    Acara 9
    Shelin Manoppo
    Belum ada peringkat
  • Hornblende
    Hornblende
    Dokumen2 halaman
    Hornblende
    Shelin Manoppo
    Belum ada peringkat
  • Biotit
    Biotit
    Dokumen2 halaman
    Biotit
    Shelin Manoppo
    Belum ada peringkat
  • KUARSA
    KUARSA
    Dokumen2 halaman
    KUARSA
    Shelin Manoppo
    Belum ada peringkat