Kelompok 5 :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
keperawatan keluarga. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................6
2.1 Pengertian Pemberdayaan Keluarga.................................................................6
2.2 Tujuan Pemberdayaan Keluarga......................................................................6
2.3 Strategi Pemberdayaan Keluarga.....................................................................7
2.4 Cara Mendorong Keluarga Untuk Menangani Masalah...................................8
2.5 Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga........................................................9
2.6 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga............................................................11
2.7 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia........................................12
2.8 Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu kesehatan dan keperawatan
keluarga yang muncul di Indonesia :.........................................................................15
2.9 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global............................................16
BAB III..........................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.9 Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup seluruh anggota
keluarga sepanjang tahap perkembangan dan siklus hidupnya.
e. Membangun daya tahan dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan
agar mampu menjalani kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan
hambatan yang berarti.
f. Membina dan mendampingi proses perubahan sampai pada tahap
kemandirian dan tahap tujuan yang dapat diterima.
7
2. Sinergistik Strategi yang memperhatikan dan menempatan kegiatan
pemberdayaan keluarga diantara program keluarga atau program
kemasyarakatan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai pihak baik oleh
pemerintah maupun non pemerintah agar saling mendukung.
3. Kemandirian dan ketahanan keluarga Strategi pemberdayaan adalah
mendorong kemandirian dan menguatkan ketahanan keluarga
4. Fokus yaitu proses perubahan Strategi ini menekankan bahwa pemberdayaan
adalah sebuah proses oleh karnanya perlu memberi ruang dan memasukkan
perjalanan sebuah proses dalam perencanaan serta memastikan agar proses
perubahan tersebut dilalui sampai tujuan tercapai
5. Kepedulian atau kemitraan Strategi ini memperhatikan aspek utama dalam
proses pembangunan manusia yaitu kepedulian, serta meningkatkan
kemitraan untuk mendorong perubahan yang lebih luas.
6. Keberlanjutan (sustainability) Strategi yang memperhatikan keberlanjutan
program, mengingat perubahan sosial membutuhkan waktu yang lama dan
panjang.
7. Meningkatkan partisipasi dan menggunakan pendekatan pendidikan orang
dewasa.
8. Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal agar
perubahan lebih mengakar untuk menjamin keberlanjutan dan
kelangsungannya.
9. Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal. Pemberdayaan ekonomi
keluarga hendaknya memanfaatkan potensi lokal yang bertujuan memberi nilai
tambahan serta meningkatkan potensi ekonomi wilayah.
8
b.Pelatihan di berbagai tingkat sasaran untuk meningkatkan produktifitas keluarga
dalam meningkatkan sumber daya ekonomi.
c.Pelatihan, bimbingan konseling untuk meningkatkan ketrampilan keluarga :
menilai sumber daya, mengembangkan potensi atau kapasitas dan kelola
masalah untuk mencapai tujuan.
d.Kampanye sosial dan penyuluhan untuk meningkatkan dukungan sosial bagi
ketahanan keluarga.
e.Pelatihan ketrampilan organisasi di masyarakat : managemen, kepemimpinan
dan ekonomi orang, kerjasama jaringan organisasi kelembagaan di
masyarakat.
f.Menciptakan lingkungan supaya kapasitas keluarga untuk berkembang dapat
terwujud dengan cara :
1. Advokasi : meningkatkan komitmen pemerintah
2. Bangun kemitraan sosial dan jaringan seperti dengan pemerintah,swasta,
LSM dan media massa.
3. Pelatihan kepada para tokoh dan penggerak masyarakat dalam rangka
memberdayakan masyarakat dalam menyediakandukungan sosial bagi
keluarga.
4. Penguatan kelembagaan seperti bimbingan dan konseling keluarga.
5. Kampanye dan advokasi soial untuk membangun ketahanan keluarga
6. Mobilisasi sumber daya bagi perbaikan ekonomi keluarga,
7. Advokasi kebijakan sistem ekonomi makro seperti sistem intensif usaha,
sistem upah, perluasan lapangan dan kesempatan kerja, serta kemudahan
akses berusaha.
9
1. Ketahanan keluarga Pemberdayaan keluarga menekankan pada
peningkatan pengetahauan, kesadaran, serta peningkatan kapasitas keluarga
dalam kaitannya dengan kondisi dinamik suatu keluarga yang harus memiliki
keuletan dan ketangguhan serta kemampuan secara fisik-material dan psikis
mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya
untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin.
Peningkatan ketahanan keluarga meliputi ketahanan fisik, ketahanan sosial, dan
ketahanan psikologis keluarga(Sunarti, 2001).
2. Keberfungsian, peran, dan tugas keluarga Pemberdayaan keluarga
menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas keluarga dalam memenuhi
fungsinya seperti dinyatakan resolusi majelis umum PBB bahwa : “ keluarga
sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak,
mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan
fungsinya dimasyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan
lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”
(Megawangi,1994).
Sumberdaya keluarga ditinjau dari sudut pandang ekonomi merupakan
alat atau bahan yang tersedia dan diketahui fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan atau tujuan keluarga (Gross, Crondall, & Knoll, 1980).
10
sumberdaya ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, keuntungan
pekrjaan, dan kredit, serta sumberdaya lingkungan meliputi lingkungan fisik
,sumberdaya sosial, serta lembaga politik.
11
g. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
h. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
i. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
j. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
Pelayanan
a. SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
b. Penghargaan / reward rendah.
c. Bersikap pasif.
d. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
Pendidikan
a. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung
“mudah”
b. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
c. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
d. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
e. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
Profesi
a. Standar kompetensi belum disosialisasikan.
b. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
c. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
d. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
e. Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
f. Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan
12
Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun 1985 dan tahun 1985 telah menjadi
fakultas keperawatan, kemudian disusul PSIK di Universitas Padjadjaran
Bandung, berkembang lagi di 7 Universitas Negeri di Indonesia pada tahun
1999, serta mulai berkembang pada sekolah tinggi ilmu kesehatan dengan
jurusan keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.
13
1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui.
Pendidikan formal di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan
perawat professional “pemula” dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang
memiliki kemampuan professional yang tinggi, yaitu (1) keterampilan
intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan interpersonal
dengan berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
praktik keperawatan.
2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah
menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses legislasi
sebagai ners (perawat) dengan tahap :
a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah
lulus pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan
keputusan Menkes No 1239 tahun 2001.
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners
(perawat) untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan
(kompetensi) yang dimiliki. Namun, belum dilalui sehingga setelah tahap
registrasi seorang ners (perawat) akan memperoleh lisensi.
c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners
(perawat) dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya.
Di Indonesia disebut dengan surat izin perawat (SIP).
1. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan
keperawatan keluarga yang diberikan kepada kliennya harus mempunyai
institusi berbadan hukum yang secara legal bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang diberikan, dan untuk
meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya tanggung
gugat oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.
2. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI
atau pemerintah. Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang
diberikan ners (perawat) mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi.
Etik profesi yang dapat mengendalikan bagaimana seorang ners
14
(perawat) berperilaku yang santun kepada klien dan tidak merugikan
klien atau publik.
15
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas
(global village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat
mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan
keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan
keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi perlu
disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah
kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta
asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu. Rendahnya minat
perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Andrew (2005) dalamSunarti, Euis. 2010. StrategiPemberdayaanKeluarga
(online) http ://repository.usu.ac.id/bitstream/
Bubolz, M.M. dkk.1993. Human Ecology Theory. New York And London.
Goldsmith, E.B. 1996. Resource Management for Individual and Families. West
Publishing Company. San Fransisco.
Gross, I.H. dkk. 1980. Management For Modern Families, Fourth Edition.
Prentice-Hall.Inc. Englewood Clifts. New Jersey
18