Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBERDAYAAN KELUARGA SERTA TREND DAN ISUE

DALAM KESEHATAN DAN KEPERAWATAN KELUARGA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Ahmad Kusnaeni, M.Kep.

Kelompok 5 :

1. Naufal Dwian P ( 106118032 ) 5. Widia Syifa N. K ( 106118017 )

2. Rizal Fahmi ( 106118018 ) 6. Lusi Nur H ( 106118002 )

3. Anggi Setia M ( 106118035 ) 7. Wulan Roslia ( 106118039 )

4. Tika Fatmawati ( 106118036 ) 8. Wilda isnayni A ( 106118004 )

D III KEPERAWATAN III

STIKES AL - IRSYAD AL – ISLAMIYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
keperawatan keluarga. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penyusun menyadari makalah yang berjudul pemberdayaan keluarga


serta trend dan isue dalam kesehatan dan keperawatan keluarga ini masih
memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cilacap, 19 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................6
2.1 Pengertian Pemberdayaan Keluarga.................................................................6
2.2 Tujuan Pemberdayaan Keluarga......................................................................6
2.3 Strategi Pemberdayaan Keluarga.....................................................................7
2.4 Cara Mendorong Keluarga Untuk Menangani Masalah...................................8
2.5 Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga........................................................9
2.6 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga............................................................11
2.7 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia........................................12
2.8 Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu kesehatan dan keperawatan
keluarga yang muncul di Indonesia :.........................................................................15
2.9 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global............................................16
BAB III..........................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga merupakan komponen terkecil dalam masyarakat.Setiap anggota
keluarga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pemberdayaan dalam keluarga untuk meningkatkan kemampuan individu dalam
masyarakat serta meningkatkan kemandirian individu itu sendiri.
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu,
dalam konteks keluarga, atau unit keluarga.
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan
tugas kesehatan, Friedmen menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu
mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif,
sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan
kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok
yang di bahas dalam makalah ini :
1.1 Apa yang dimaksud Pengertian Pemberdayaan Keluarga ?
1.2 Apa Tujuan Pemberdayaan Keluarga ?
1.3 Bagaimana Strategi Pemberdayaan Keluarga ?
1.4 Bagaimana Cara Mendorong Keluarga Untuk Menangani Masalah ?
1.5 Apa saja Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga ?
1.6 Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga ?
1.7 Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia ?
1.8 Apa saja permasalahan mengenai trend dan isu kesehatan dan keperawatan
keluarga yang muncul di Indonesia ?

4
1.9 Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan
beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, di antaranya adalah :
1.1 untuk mengetahui Pengertian Pemberdayaan Keluarga ?
1.2 Untuk Mengetahui Tujuan Pemberdayaan Keluarga ?
1.3 Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Pemberdayaan Keluarga ?
1.4 Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mendorong Keluarga Untuk
Menangani Masalah ?
1.5 Untuk Mengetahui Apa saja Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga ?
1.6 Untuk Mengetahui Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga ?
1.7 Untuk Mengetahui Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di
Indonesia ?
1.8 Untuk Mengetahui Apa saja permasalahan mengenai trend dan isu
kesehatan dan keperawatan keluarga yang muncul di Indonesia ?
1.9 Untuk Mengetahui Apa saja Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di
Global ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan Keluarga


Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata daya (power). Daya
dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam, dapat diperkuat dengan unsur-
unsur penguatan yang diserap dari luar.Pemberdayaan merupakan sebuah konsep
untuk memotong lingkaran yang menghubungkan power dengan pembagian
kesejahteraan.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,bertaqwa kepada
tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan,
1988).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang
tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.

2.2 Tujuan Pemberdayaan Keluarga


a. Membantu sasaran untuk menerima / melewati / mempermudah proses
perubahan yang harus /akan dijalani/ditemui individu/keluarga
b. Menggali kapasitas/potensi laten anggota keluarga
(kepribadian,ketrampilan manajerial dan keterampilan kepemimpinan).
c. Mendorong sasaran agar memiliki daya ungkit/daya lompat serta sebagai
lecutan untuk lari mengejar cita – cita keluarga.

6
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup seluruh anggota
keluarga sepanjang tahap perkembangan dan siklus hidupnya.
e. Membangun daya tahan dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan
agar mampu menjalani kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan
hambatan yang berarti.
f. Membina dan mendampingi proses perubahan sampai pada tahap
kemandirian dan tahap tujuan yang dapat diterima.

Agar tujuan pemberdayaan dapat tercapai, maka perlu memperhatikan beberapa


prinsip pemberdayaan keluarga, diantaranya adalah:

1. Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak memberikan bantuan


pendampingan yang bersifat charity yang akan mendatangkan
ketergantungan dan melemahkan, melainkan bantuan, pendampingan dan
atau pelatihan yang mempromosikan self reliance dan meningkatkan
kapasitas sasaran pemberdayaan.
2. Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan pihak
yang dibantu/dibina/didamping menjadi lebih kuat melalui latihan daya
juang/tahan, menghadapi masalah.
3. Meningkatkan partisipasi yang membawa pihak yang diberdayakan
meningkat kapasitasnya.
4. Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil kontrol
penuh,pengambilan keputusan penuh, dan tanggung jawab penuh untuk
melakukan kegiatan yang akan membawanya menjadi lebih kuat.

2.3 Strategi Pemberdayaan Keluarga


Menurut Herawati (2013), strategi pemberdayaan keluarga yang dimaksud
adalah
1. Sistemik – holistic Strategi yang memperhatikan berbagai dimensi kehidupan
keluarga :fungsi, peran dan tugas keluarga, serta memperhatikan tahap
perkembangan kehidupan keluarga.

7
2. Sinergistik Strategi yang memperhatikan dan menempatan kegiatan
pemberdayaan keluarga diantara program keluarga atau program
kemasyarakatan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai pihak baik oleh
pemerintah maupun non pemerintah agar saling mendukung.
3. Kemandirian dan ketahanan keluarga Strategi pemberdayaan adalah
mendorong kemandirian dan menguatkan ketahanan keluarga
4. Fokus yaitu proses perubahan Strategi ini menekankan bahwa pemberdayaan
adalah sebuah proses oleh karnanya perlu memberi ruang dan memasukkan
perjalanan sebuah proses dalam perencanaan serta memastikan agar proses
perubahan tersebut dilalui sampai tujuan tercapai
5. Kepedulian atau kemitraan Strategi ini memperhatikan aspek utama dalam
proses pembangunan manusia yaitu kepedulian, serta meningkatkan
kemitraan untuk mendorong perubahan yang lebih luas.
6. Keberlanjutan (sustainability) Strategi yang memperhatikan keberlanjutan
program, mengingat perubahan sosial membutuhkan waktu yang lama dan
panjang.
7. Meningkatkan partisipasi dan menggunakan pendekatan pendidikan orang
dewasa.
8. Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal agar
perubahan lebih mengakar untuk menjamin keberlanjutan dan
kelangsungannya.
9. Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal. Pemberdayaan ekonomi
keluarga hendaknya memanfaatkan potensi lokal yang bertujuan memberi nilai
tambahan serta meningkatkan potensi ekonomi wilayah.

2.4 Cara Mendorong Keluarga Untuk Menangani Masalah


Kesehatannya sesuai dengan Sumber yang Tersedia Menurut Herawati
(2013), cara mendorong keluarga untuk dapat menangani masalah kesehatan,
diantaranya :
a. Meningkatkan potensi atau kapasitas individu dalam keluarga untuk
berkembang

8
b.Pelatihan di berbagai tingkat sasaran untuk meningkatkan produktifitas keluarga
dalam meningkatkan sumber daya ekonomi.
c.Pelatihan, bimbingan konseling untuk meningkatkan ketrampilan keluarga :
menilai sumber daya, mengembangkan potensi atau kapasitas dan kelola
masalah untuk mencapai tujuan.
d.Kampanye sosial dan penyuluhan untuk meningkatkan dukungan sosial bagi
ketahanan keluarga.
e.Pelatihan ketrampilan organisasi di masyarakat : managemen, kepemimpinan
dan ekonomi orang, kerjasama jaringan organisasi kelembagaan di
masyarakat.
f.Menciptakan lingkungan supaya kapasitas keluarga untuk berkembang dapat
terwujud dengan cara :
1. Advokasi : meningkatkan komitmen pemerintah
2. Bangun kemitraan sosial dan jaringan seperti dengan pemerintah,swasta,
LSM dan media massa.
3. Pelatihan kepada para tokoh dan penggerak masyarakat dalam rangka
memberdayakan masyarakat dalam menyediakandukungan sosial bagi
keluarga.
4. Penguatan kelembagaan seperti bimbingan dan konseling keluarga.
5. Kampanye dan advokasi soial untuk membangun ketahanan keluarga
6. Mobilisasi sumber daya bagi perbaikan ekonomi keluarga,
7. Advokasi kebijakan sistem ekonomi makro seperti sistem intensif usaha,
sistem upah, perluasan lapangan dan kesempatan kerja, serta kemudahan
akses berusaha.

2.5 Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga


Ruang lingkup substansi pemberdayaaan keluarga meliputi berbagai
wilayah dan ranah utama terkait kehidupan keluarga seperti secara ringkas
dijelaskan berikut ini :

9
1. Ketahanan keluarga Pemberdayaan keluarga menekankan pada
peningkatan pengetahauan, kesadaran, serta peningkatan kapasitas keluarga
dalam kaitannya dengan kondisi dinamik suatu keluarga yang harus memiliki
keuletan dan ketangguhan serta kemampuan secara fisik-material dan psikis
mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya
untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin.
Peningkatan ketahanan keluarga meliputi ketahanan fisik, ketahanan sosial, dan
ketahanan psikologis keluarga(Sunarti, 2001).
2. Keberfungsian, peran, dan tugas keluarga Pemberdayaan keluarga
menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas keluarga dalam memenuhi
fungsinya seperti dinyatakan resolusi majelis umum PBB bahwa : “ keluarga
sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak,
mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan
fungsinya dimasyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan
lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”
(Megawangi,1994).
Sumberdaya keluarga ditinjau dari sudut pandang ekonomi merupakan
alat atau bahan yang tersedia dan diketahui fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan atau tujuan keluarga (Gross, Crondall, & Knoll, 1980).

Sumberdaya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu yang dapat diukur,


nyata secara fisik(tangible), dan yang tidak dapat diukur (intangible) seperti
intetegritas dan kepercayaan. Demikian juga pembagian menjadi sumberdaya
manusia dan material. Sumberdaya manusia meliputi keahlian, bakat dan
kemampuan yang seseorang miliki. Sumberdaya material berhubungan dengan
fenomena alam seperti tanah subur, sungai,minyak bumi, dsb (Goldsmith, 1996).
Sedangkan Rice dan Tucker(1987) mengelompokan sumberdaya kedalam tiga
kelompok yaitu sumberdaya manusia meliputi aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.

10
sumberdaya ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, keuntungan
pekrjaan, dan kredit, serta sumberdaya lingkungan meliputi lingkungan fisik
,sumberdaya sosial, serta lembaga politik.

2.6 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga


Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang
booming actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam
ruang lingkup keperawatan keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
Global
a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga
penyebarannya semakin meluas.
b. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
c. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan
yang ketat serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang
mengutamakan kualitas pendidikan.
d. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang
tinggi.
e. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
f. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.

11
g. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
h. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
i. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
j. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

Pelayanan
a. SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
b. Penghargaan / reward rendah.
c. Bersikap pasif.
d. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

Pendidikan
a. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung
“mudah”
b. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
c. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
d. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
e. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

Profesi
a. Standar kompetensi belum disosialisasikan.
b. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
c. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
d. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
e. Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
f. Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan

2.7 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia


Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat,
di tandai dengan buka nya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di

12
Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun 1985 dan tahun 1985 telah menjadi
fakultas keperawatan, kemudian disusul PSIK di Universitas Padjadjaran
Bandung, berkembang lagi di 7 Universitas Negeri di Indonesia pada tahun
1999, serta mulai berkembang pada sekolah tinggi ilmu kesehatan dengan
jurusan keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.

Perkembangan tersebut juga ditunjang oleh Departemen Kesehatan pada


tahun 90-an dengan program pokok Perawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas yang sasarannya adalah keluarga. Namun, perkembangan jumlah
keluarga yang menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang rawan
kesehatan (risiko), keperawatan komunitas mungkin tidak dapat menjangkau
meskipun salah satu sasarannya adalah keluarga yang rawan (berisiko). Dengan
keadaan demikian keperawatan komunitas (masyarakat) memfragmentasi
menjadi keperawatan yang spesifik diantaranya keperawatan keluarga.
Akibatnya, jelas sekali bahwa keperawatan keluarga menjadi sasaran yang
spesifik dengan masalah keperawatan (kesehatan) yang spesifik pula.

Sesuai dengan perkembangan terjadi pula perubahan yang di motori oleh


Dirtjen Dikti Pendidikan Nasional dengan Konsorsium Ilmu Kesehatan yang
menyajikan secara tersendiri mata kuliah perawatan keluarga pada kurikulum D-
3 keperawatan dan pendidikan ners di Indonesia sejak tahun 1999.

Tuntutan professional yang tinggi sebenarnya tidak berlebihan, keadaan


ini sesuai tuntutan pemerintah di bindang kesehatan untuk membangun
“Indonesia Sehat 2010” dengan strategi :

1. pembangunan berwawasan kesehatan


2. desentralisasi
3. profesionalisme
4. jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)

Asuhan keperawatan keluarga dapat segera dilakuakan oleh perawat dengan


berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

13
1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui.
Pendidikan formal di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan
perawat professional “pemula” dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang
memiliki kemampuan professional yang tinggi, yaitu (1) keterampilan
intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan interpersonal
dengan berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
praktik keperawatan.
2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah
menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses legislasi
sebagai ners (perawat) dengan tahap :
a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah
lulus pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan
keputusan Menkes No 1239 tahun 2001.
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners
(perawat) untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan
(kompetensi) yang dimiliki. Namun, belum dilalui sehingga setelah tahap
registrasi seorang ners (perawat) akan memperoleh lisensi.
c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners
(perawat) dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya.
Di Indonesia disebut dengan surat izin perawat (SIP).
1. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan
keperawatan keluarga yang diberikan kepada kliennya harus mempunyai
institusi berbadan hukum yang secara legal bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang diberikan, dan untuk
meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya tanggung
gugat oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.
2. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI
atau pemerintah. Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang
diberikan ners (perawat) mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi.
Etik profesi yang dapat mengendalikan bagaimana seorang ners

14
(perawat) berperilaku yang santun kepada klien dan tidak merugikan
klien atau publik.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah


perawatan kesehatan dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, Departemen Kesehatan telah
menerbitkan surat keputusan No. HK.00.06.5.1.311 bulan januari 2012 tentang
penerapan pedoman perawatan kesehatan dirumah.

Dengan gambaran situasi diatas, kesempatan sangat besar dimiliki oleh


seorang ners (perawat) untuk mewujudkannya, dan hal ini merupakan tantangan
yang cukup berat bila seorang professional tidak mampu mewujudkannya.
Karena bagaimanapun juga tidak ada alasan bahwa tidak mendapat dukungan
secara profesi dan pemerintah.

2.8 Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu kesehatan dan


keperawatan keluarga yang muncul di Indonesia :
a. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global
serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun
telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan
secara umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.

15
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

Trend dan Isu Nasional :


a. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
b. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
c. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta
asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

2.9 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global


Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan
baru yang menarik bagi perawat keluarga. Dengan makin kecilnya dunia akibat
proses yang dikenal sebagai globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan
kesempatan baru dan menarik untuk belajar mengenai intervensi serta program
yang telah diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebh
baik bagi keluarga. Globalisasi adalah proses bersatunya individu dan keluarga
karena ikatan ekonomi, politis dan profesional, globalisasi mempunyai damfak
negatif yang bermakna bagi kesehatan yaitu ancaman epidemi diseluruh dunia
seperti human imunodeficiency virus/ aquired immune deficiency syndrome
(HIV/AIDS) menjadi jauh lebih besar. Akan tetapi sisi positifnya, pembelajaran
yang diperoleh perawat amerika dari perawat diseluruh dunia melalui konferensi
internasional, perjalanan dan membaca literatur kesehatan internasional
memberikan pemahaman yang sangat bermanfaat.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas
(global village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat
mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan
keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan
keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi perlu
disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah
kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta
asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu. Rendahnya minat
perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang.

3.2 Saran

Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan


keluarga dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan
perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.

17
DAFTAR PUSTAKA
Andrew (2005) dalamSunarti, Euis. 2010. StrategiPemberdayaanKeluarga
(online) http ://repository.usu.ac.id/bitstream/

Bubolz, M.M. dkk.1993. Human Ecology Theory. New York And London.

Duvall, Evelyn Mills. 1971. Family Development. Fourth Edition. J. B


Lippincott Company. Philadelpia, New York, Toronto.

Goldsmith, E.B. 1996. Resource Management for Individual and Families. West
Publishing Company. San Fransisco.

Gross, I.H. dkk. 1980. Management For Modern Families, Fourth Edition.
Prentice-Hall.Inc. Englewood Clifts. New Jersey

McCubbindkk. 1987. Family Assessment Inventories for Researche and Practise.


The University of Wisconsin-Madison.

18

Anda mungkin juga menyukai