UU N0 4 1984 (Pencegahan Penyebaran Virus Corona Di Tempat Ibadah)
UU N0 4 1984 (Pencegahan Penyebaran Virus Corona Di Tempat Ibadah)
Per definisi, wabah penyakit menular menurut Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984
tentang Wabah Penyakit Menular (“UU 4/1984”) adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Pasal 3 UU 4/1984 menegaskan bahwa Menteri Kesehatan menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu
yang dapat menimbulkan wabah. Maka sepanjang virus corona Covid-19 telah ditetapkan demikian,
penyebaran virus tersebut menjadi jenis penyakit yang dapat menimbulkan wabah.
Pasal 5 ayat (1) UU 4/1984 kemudian menerangkan bahwa upaya penanggulangan wabah meliputi:
a. penyelidikan epidemiologi;
Tanggung jawab untuk melaksanakan upaya penanggulangan wabah berada di tangan pemerintah.
[1] Upaya tersebut dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif.[2]
9. membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak,
dan wabah tidak meluas ke daerah lain.
Dalam artikel Penetapan Status KLB Covid-19 di Solo, penyebaran Covid-19 dapat dikategorikan pula
sebagai bencana nonalam, karena dapat menjadi epidemi atau wabah penyakit.
Terkait dengan bencana nonalam, Pasal 6 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana (“UU 24/2007”) menerangkan bahwa tanggung jawab pemerintah
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, di antaranya:
j. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program
pembangunan;
Sebagai bagian dari pemerintah pusat, Menteri Agama menerbitkan Surat Edaran Menteri Agama
Nomor SE.1 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Protokol Penanganan Covid-19 pada Rumah Ibadah
(“SE Menag 1/2020”) dalam rangka menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 di tempat
ibadah.
Dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, terutama di rumah-rumah ibadah, maka seluruh
jajaran instansi di bawah Kementerian Agama diminta melakukan sosialisasi dan sinergi dengan para
pemangku kepentingan di daerah jajarannya untuk melakukan imbauan.[6]
14. Pastikan seluruh area rumah ibadah bersih. Melakukan pembersihan area rumah ibadah
dengan menggunakan disinfektan, terutama menjelang aktivitas padat (pagi, siang, dan sore hari) di
setiap media dan lokasi representatif (ruang utama peribadahan, pegangan pintu, tombol lift,
pegangan eskalator, dan lain-lain).
15. Gulung dan sisihkan karpet. Gunakan sajadah/alas milik sendiri untuk beribadah.
16. Siapkan alat deteksi suhu tubuh di pintu masuk. Jika suhu tubuh masyarakat terdeteksi ≥
38°C, dianjurkan untuk segera memeriksakan kondisi tubuh ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
18. Pastikan rumah ibadah memiliki akses untuk cuci tangan dengan sabun dan air atau hand
sanitizer.
19. Pengelola rumah ibadah diimbau menyediakan masker/tisu untuk para jemaah, atau
mengimbau untuk mem