Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN KODE

EXTERNAL CAUSE DI RSUD KABUPATEN BREBES

Kartika Asih Pratiwi1, Dyah Ernawati2


1,2
Program Studi Rekam Medis dan Infomasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang

Abstract
The purpose of this study is to describe the knowledge, attitudes, and ways of doing external cause coding on
medical records clerk.This type of research is observational research method. The population used was the officer
medical records at hospitals URM Brebes as many as 12 people were taken with total sampling technique.The
results of the study are 8 medical records clerk at the level of know (knew) 56.25%, at the level of comprehention
(understand) officers 62.5%, the level of applications (apps) 53.12%, at the level of analysis (analysis) 50%, at the
level of evaluation (evaluation) 25%. Medical records clerk attitude about charging external cause code officials
agree 59.1%, 20.45%, and 20.45% do not agree. Officers take steps in accordance with the rules of ICD-10 as much
as 35.71%, because officers used electronic ICD and instant code book. It can be concluded knowledge, attitudes,
and the steps of determining a cause external code that officers do not yet good enough.
Keywords: Characteristics, Knowledge, Attitude, External cause codes

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan cara melakukan pengkodean external
cause pada petugas rekam medis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode observasi.
Populasi yang digunakan adalah petugas rekam medis di URM RSUD Kabupaten Brebes sebanyak 12 orang diambil
dengan teknik total sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu 8 petugas rekam medis pada tingkatan
know ( tahu) 56,25%, pada tingkatan comprehention (memahami) petugas 62,5%, pada tingkatan applications
(aplikasi) 53,12%, pada tingkatan analysis (analisis) 50%, pada tingkatan evaluation (evaluasi) 25%. Sikap petugas
rekam medis tentang pengisian kode external cause 59,1% petugas menyatakan setuju, 20,45%, dan 20,45% tidak
setuju. Petugas melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan kaidah ICD-10 sebanyak 35,71%, karena petugas
menggunakan ICD elektronik dan buku kode instan. Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan, sikap, dan langkah-
langkah penentuan kode external cause yang dilakukan petugas belum cukup baik.
Kata Kunci: Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Kode External cause

PENDAHULUAN biaya, dan permasalahan terkait lainnya. Salah satu


pengklasifikasian dan pengkodean penyakit adalah
KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007
kode external cause ( penyebab luar ) yaitu kode
tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
digunakan dalam mengklasifikasikan penyebab luar
Informasi Kesehatan disebutkan bahwa kompetensi
terjadinya suatu penyakit, baik yang diakibatkan
pertama dari seorang petugas rekam medis adalah
karena kasus kecelakaan, cedera, pendarahan,
menentukan kode penyakit dan tindakan medis dalam
keracunan, bencana alam, maupun penyebab lainnya.
pelayanan dan manajemen kesehatan. Selain itu,
dengan adanya UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit,
Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ), dimana dalam yaitu pelayanan gawat darurat merupakan bentuk
perkembangannya proses kliam Jaminan Kesehatan pelayanan medis di rumah sakit yang berkaitan
Nasional tahun 2012-2014 menyebutkan bahwa dengan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
penggantian biaya pelayanan kesehatan tingkat cepat, tepat, dan akurat untuk penyelamatan pasien.
lanjut menggunakan software INA-CBGs. Sehingga Yang merupakan kasus terbanyak di gawat darurat
pengklasifikasian dan pengkodean yang benar adalah kecelakaan (cedera). Sebagai informasi
sangat penting dalam pengelolaan data, penggantian penting di UGD adalah informasi external causes,

53 53
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.2 Oktober 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

yang digunakan untuk menemukan bagian awal dari Dampak dari informasi external causes yang tidak
suatu gejala secara tepat, mengetahui dimana pasien lengkap, pengkodean external causes menjadi tidak
pada saat itu, dan apa yang sedang pasien lakukan
akurat sehingga laporan index penyakit tidak lengkap
saat kejadian kecelakaan. Informasi external causes
ditulis oleh dokter atau perawat selaku tenaga medis (banyak kode yang tidak diinput), petugas kesulitan
yang melayani pasien pada lembar anamnesis. dalam mengisikan informasi pada formulir klaim
Pengkodean diagnosis untuk kasus kecelakaan asuransi kecelakaan pasien, hal ini bisa menyebabkan
harus diikuti pengodean penyebab luar (external klaim pembiayaan pelayanan RS atau penggantian
causes) untuk menggambarkan sifat kondisi
biaya menjadi tidak sesuai.
dan keadaan yang menimbulkannya. Pengodean
external causes dilakukan secara terpisah pada
Bab XX Penyebab Luar Morbiditas dan Mortalitas METODE
( V01-Y98 ). Manfaat kode external causes : (a)
Melaporkan Rekapitulasi Laporan (RL4b) atau Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan deskriptif. Metode penelitian adalah observasi
Rumah Sakit Penyebab Kecelakaan dalam bentuk dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
kode, (b) Melaporkan Rekapitulasi Laporan (RL Subjek peneliatian adalah petugas Rekam Medis
3.2) Pelayanan Gawat Darurat, (c) Membuat surat
RSUD Kabupaten Brebes sebanyak 12 orang,
keterangan medis klaim asuransi kecelakaan, (d)
Sebagai penyebab kematian pada surat sertifikat dengan lama kerja ≥ 1 tahun, cara pengumpulan
kematian jika pasien kecelakaan meninggal, (e) data dengan observasi dan kuisioner. Analisis data
Indeks penyakit untuk laporan internal rumah sakit. secara deskriptif.
(WHO,ICD-10)
Survei penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten
HASIL
Brebes dari sampel 10 DRM rawat inap pada kasus
kecelakaan ditemukan 70% DRM menyertakan Karakteristik Petugas Rekam Medis di RSUD
kode cidera tetapi tidak melengkapi dengan kode Kabupaten Brebes
external cause, sedangkan 30% adalah DRM yang
lengkap menyertakan kode cedera dan kode external Tabel 1 karakteristik petugas rekam medis
causes, walaupun masih ditemukan didalamnya 2
No Karakteristik Petugas RM Jumlah (%)
DRM yang hanya terisi sampai karakter keempat
dan 1 DRM terisi lengkap sampai karakter kelima. 1 Umur
Hasil wawancara dari petugas koder koding penyakit 20-30 tahun 3 25%
dibagi menjadi dua, yaitu koding pasien umum dan
31-40 tahun 4 33,3%
koding BPJS. Untuk kode external cause pada pasien
BPJS sudah diterapkan berdasarkan kaidah ICD 41-50 tahun 3 25%

10, dimana kasus cedera dan kecelakan dilengkapi 51-60 2 16,7%


dengan external cause, karena untuk klaim biaya 2 Pendidikan terakhir
kodenya harus lengkap. Sedangkan pada koding
SMA 1 8,3%
pasien umum belum diterapkan secara lengkap,
masih ditemukan beberapa kode yang belum spesifik D3 RMIK 6 50%
dan ada yang tidak disertai kode external cause. Jika D3 non kesehatan 1 8,3%
pada lembar anamnesis informasi external cause
S1 Kesehatan 2 16,7%
kurang lengkap atau kurang jelas tentang kronologis
kejadian cedera atau kecelakaan tersebut, petugas S1 non Kesehatan 2 16,7%
koder mengisi kode external cause seadanya dan 3 Lama kerja
tidak sampai karakter kelima, bahkan tidak diisi
< 1 tahun 2 16,7%
sama sekali, kode external cause diberikan hanya
untuk kasus kecelakaan lalu lintas saja, jika ada kasus < 5 tahun 3 25%

keracunan, terjatuh, atau terpukul belum dilakukan < 10 tahun 4 33,3%


pengkodean external cause. > 10 tahun 3 25%

54
Kartika Asih Pratiwi dan Dyah Ernawati. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan ...

4 Jenis kelamin Comprehention ( Memahami )

Laki-laki 6 50% 5 Untuk memperoleh kode 3 (37,5%) 5 (62,5%)


external cause yang
Perempuan 6 50% tepat maka diperlukan
informasi external cause
5 Pelatihan koding
yang lengkap dan akurat
Ya 3 25% karena ? 62,5%

Tidak 9 75% 6 B a g a i m a n a c a r a 8 (87,5%) 1 (12,5%)


memperoleh informasi
external cause sebelum
Sumber : data primer menentukan kode
Berdasarkan tabel 1 bahwa karakteristik petugas external cause?

rekam medis sebagian besar berusia 31-40 tahun Applications ( Aplikasi )


dengan prosentase 33,3%. Sebagian petugas rekam 7 Dalam menentukan kode 7 (87,5%) 1 (12,5%)
medis berpendidikan D3 RMIK dengan prosentase external cause karakter
50%. Berdasarkan pengalaman kerja petugas rekam apa saja yang harus di
temukan ?
medis rata-rata telah bekerja selama <10 tahun
dengan prosentase 33,3%. Jenis kelamin petugas 8 Untuk melakukan kode 8 (100%) 0 (0%)
external cause dimana
rekam medis 50% laki-laki dan 50% perempuan. sub kategori untuk kode
Berdasarkan pernah mengikuti latihan koding external cause ?
sebagian besar belum pernah mengikuti latihan 9 Pada ICD-10 Volume 1 (12,5%) 7 (87,5%)
koding dengan prosentase 75%. 3 (Alphabetical Index),
index untuk menentukan 53,12%
kode external cause
Pengetahuan Petugas Rekam Medis di RSUD diagnose cedera terdapat
Kabupaten Brebes Tentang Kode External Cause pada?

Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan 10 Pada ICD-10 Volume 1 (12,5%) 7 (87,5%)
3 (Alphabetical Index),
kepada petugas URM, didapatkan responden yang index untuk menentukan
semula ditargetkan 12 petugas menjadi 8 petugas kode external cause
yang mengisi kuisioner dikarenakan kesibukan dan diagnosa keracunan obat
atau zat kimia terdapat
petugas tidak bersedia untuk mengisi kuisioner. pada?
Tabel 2 Pengetahuan petugas rekam medis Analysis ( Analisis )
tentang kode external cause
11 Selain cedera akibat 4 (50%) 4 (50%) 50%
kecelakaan karena
Menjawab Menjawab Total kendaraan dan lalu
No Pertanyaan
Benar salah benar lintas, terjatuh, terpukul,
Know ( Tahu ) dan keracunan baik
yang tidak disengaja
1 Apakah kepanjangan dari 2 (25%) 6 (75%) ataupun disengaja saat
ICD-10 ? melakukan aktivitas juga
termasuk dalam kasus
2 Pencarian kode dilakukan 8 (100%) 0 (0%) yang membutuhkan kode
dengan menentukan external cause ?
leadterm pada diagnosa,
pencarian leadterm Evaluation ( Evaluasi )
dilakukan dengan ?
12 Jika terdapat informasi 2 (25%) 6 (75%) 25%
3 U n t u k c ro s s c h e c k 7 (87,5%) 1 (12,5%) external cause yang tidak
kebenaran kode dan spesifik menjelaskan
mendapatkan karakter 56,25% tentang bagaimana,
kode lainnya ataupun lokasi, dan aktivitas
kode tambahaan pada penyebab cedera, maka
kasus-kasus penyakit yang dilakukan pada
yang butuh kode tambah- pemberian kode external
an sebagai pelengkap cause adalah ?
kode utama, maka kode
tersebut dicari pada ? Sumber : data primer
4 A p a y a n g d i m a k s u d 5 (62,5%) 3 (37,5%) Berdasarkan tabel 2 hasil kuisioner pengetahuan
dengan kode external
cause ? petugas rekam medis tentang kode external cause,

55
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.2 Oktober 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

didapat petugas dapat menjawab benar pada tingkatan


Ragu- Tidak
know (tahu) sebanyak 56,25%, Pada tingkatan Setuju
ragu setuju
comprehention (memahami) sebanyak 62,5%, Pada No Pernyataan

tingkatan applications (aplikasi) sebanyak 53,12%, (%)


Pada tingkatan analysis (analisis) sebanyak 50%,
8 Jika informasi external 2 5 1
dan tingkatan evaluation (evaluasi) sebanyak 25%. cause tetap tidak bisa (25%) (62,5%) (12,5%)
di tegakkan maka kode
external cause diberikan
Sikap Petugas Rekam Medis di RSUD Kabupaten kode .99 pada karakter
Brebes dalam Pengisian Kode External Cause keempat dan kelima berupa
unspecified place, dan
Tabel 3 sikap petugas rekam medis dalam unspecified activity

pengisian kode external cause 9 Berdasarkan kaidah ICD-10 4 2 2


kode external cause harus (50%) (25%) (25%)
Ragu- Tidak dicantumkan pada kasus
Setuju kecelakan baik transportasi
ragu setuju
No Pernyataan ataupun non transportasi.

(%) 10 Kelengkapan pemberian 6 1 1


k o d e e x t e r n a l c a u s e (75%) (12,5%) (12,5%)
1 Apabila ditemukan kasus 8 0% 0% berpengaruh terhadap
kecelakaan maka harus (100%) kegiatan dan pelaporan
disertai kode external cause pelayanan RS

11 Kelengkapan dan ketepatan 4 1 3


2 Memberikan kode external 3 1 4 k o d e e x t e r n a l c a u s e (50%) (12,5%) (37,5%)
cause pada kasus selain (37,5%) (12,5%) (50%) berpengaruh terhadap
kecelakaan lalu lintas kegiatan klaim asuransi
lainnya seperti keracunan,
terjatuh, terpukul, terbakar, Total 59,1 % 22,7% 18,2%
tertimpa, ataupun tertembak
Sumber : data primer
3 Dalam menentukan kode 6 1 1
external cause setelah (75%) (12,5%) (12,5%) Berdasarkan tabel 3 hasil kuisioner petugas rekam
membaca diagnosa maka medis tentang pengisian kode external cause
kita melihat anamnesa
pasien saat masuk ke
didapatkan hasil 59,1% petugas menyatakan setuju
UGD untuk mendapatkan terhadap pernyataan external cause, 22,7% ragu
informasi external cause terhadap pernyataan external cause, dan 18,2% tidak
setuju terhadap pernyataan external cause.
4 Jika terdapat diagnosa 3 3 2
cedera atau keracunan (37,5%) (37,5%) (25%)
tetapi informasi external
cause tidak lengkap, kode Tata Cara Penentukan Kode External Cause
exteral cause tetap harus Yang Dilakukan Petugas Rekam Medis di RSUD
dikode dengan melihat Kabupaten Brebes
ICD-10 volume 1
Tabel 4 langkah-langkah kode external cause yang
5 Kode external cause yang 7 0% 1 dilakukan petugas rekam medis di URM RSUD
tepat,harus dilengkapi (87,5%) (12,5%)
dengan kode yang Kabupaten Brebes
menerangkan lokasi
kecelakaan. Tindakan

Tidak
6 Kode external cause yang 7 1 0% No Langkah-langkah Dilakukan
dilakukan
tepat,harus dilengkapi (87,5%) (12,5%)
dengan kode yang (%)
menerangkan kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan 1 Menentukan external cause 4 (50%) 4(50%)
saat kecelakaan
2 Menentukan leadterm 2 (25%) 6 (75%)
7 Jika informasi external 2 5 1 3 Jika external cause merupakan 4 (50%) 4(50%)
c a u s e t i d a k l e n g k a p (25%) (62,5%) (12,5%) kecelakaan transportasi maka buka
atau tidak jelas, petugas ICD-10 volume 3 pada section II
mengkonfirmasikan kepada ( external causes of injur ) lihat
dokter atau pasien Table of land transport accident.

56
Kartika Asih Pratiwi dan Dyah Ernawati. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan ...

Tindakan Kode Kode


No No RM Anamnesa
EC RS EC Mhs
Tidak
No Langkah-langkah Dilakukan
dilakukan 4 05-94-xx Pasien datang post KLL Tidak diisi V23.44
motor dengan mobil,
(%)
pasien mengeluh pusing,
4 J i k a c e d e r a a k i b a t b u k a n 3 (37,5%) 5 (62,5%) terasa pegal di muka,
kecelakaan, maka dicari tahu saat kejadian pingsan
dulu apakah hal tersebut terjadi dan sadar di RS
karena disengaja atau tidak buka
5 05-97-xx pasien datang dengan Tidak diisi W22.99
ICD-10 volume 3 pada section II
keluhan post ditubruk
dengan leadterm sesuai penyebab
gas
terjadinya cedera.
6 01-94-xx pasien datang dengan Tidak diisi W22.99
5 Jika kasus keracunan maka buka 3 (37,5%) 5 (62,5%)
keluhan dada kiri
ICD-10 volume 3 pada section
terbentur alat berat
III Table of Drugs and Chemical
±2jam yll, nyeri dada
dengan melihat nama zatnya dan
dan lengan kiri atas,
melihat keracunan disebabkan
sesak nafas(+)
oleh apa
7 02-98-xx datang dengan keluhan Tidak diisi W19.30
6 Pastikan kode pada buku ICD-10 2 (25%) 6 (75%)
luka terbuka pada
Volume I (Tabular List) untuk
telunjuk kaki, ada tulang
menentukan karakter keempat
menonjol yang keluar
yaitu tempat terjadinya peristiwa
diantara luka, jatuh saat
kecelakaan.
main bola
7 menentukan karakter kelima dari 2 (25%) 6 (75%)
8 03-26-xx pasien datang post KLL V29.64 V29.64
kode external cause yaitu kegiatan
motor dengan motor,
korban saat terjadinya peristiwa
luka terbuka pada betis
kecelakaan.
kiri, tampak tulang
Total 35,71% 64,29% diluka

9 05-79-xx pasien KLL ditabrak Tidak diisi V29.64


Berdasarkan tabel hasil observasi langkah-langkah motor, pusing(+), mual(-
), nyeri kepala
menentukan kode external cause pada petugas rekam
medis didapatkan petugas melakukan langkah- 10 06-37-xx pasien datang ke UGD V29. 64 V29. 64
post KLL ditabrak motor
langkah yang sesuai dengan kaidah ICD-10 sebanyak dari belakang, lutut
32,14%. robek, datang pingsan

Tabel 5 Sampel koding external cause

Kode Kode
PEMBAHASAN
No No RM Anamnesa
EC RS EC Mhs
Karakteristik Petugas Rekam Medis di RSUD
1 01-95-xx Pasien datang dengan Tidak diisi W14.03 Kabupaten Brebes
keluhan ±5hari yll pasien
jatuh dari pohon, diurut Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
tapi tidak ada perubahan,
malah tambah bengkak kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Demikian juga dengan umur pegawai
2 02-96-xx pasien datang ke UGD V22.44 V22.44
dalam melakukan kegiatan pelayanan. Maka tua
dengan keluhan KLL,
kecelakaan tunggal saat umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi
perjalanan naik sepeda masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam
motor, luka robek di
bibir atas, gigi patah
memberikan pelayanan. (Notoatmodjo, Soekidjo,
dan terasa goyang, luka Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip
robek di dagu, memar Dasar),2003.)
di dahi, lecet pada
pinggang, dan tangan Berdasarkan tabel 1 bahwa karakteristik petugas
3 05-96-xx pasien datang dengan Tidak diisi V29. 6
rekam medis sebagian besar berusia 31-40 tahun
keluhan post KLL dengan prosentase 33,3%, dimana umur tersebut
keserempet motor, luka berada pada usia produktif untuk menghasilkan
benjol dan robek pada
kepala ±3cm, mual (+), kinerja yang baik dengan latar belakang pendidikan
pusing (+). petugas yang berpendidikan D3 RMIK dengan

57
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 5 No.2 Oktober 2017
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

prosentase 50% dimana makin tinggi tingkat (analisis) petugas menjawab benar kasus apa saja
pendidikan seseorang, makin mudah menerima yang harus diberikan kode external cause sebanyak
informasi sehingga makin meningkat pula kinerjanya 50%. Hal tersebut dapat dikatakan pengetahuan
(Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip- petugas pada tingkatan analysis (analisis) masih
prinsip Dasar), 2003.) Berdasarkan pengalaman kurang. Pengalaman pelatihan koding yang belum
kerja petugas rekam medis rata-rata telah bekerja dilakukan oleh sebagian petugas dan hanya tahu
selama <10 tahun dengan prosentase 33,3%, hal kode external cause untuk kasus kecelakaan saja
tersebut dapat meningkatkan kinerja yang baik membuat petugas beranggapan kasus seperti terjatuh,
karena semakin lama seseorang bekerja semakin baik terpukul, keracunan, tersengat listrik, dan kasus lain
pula dalam memberikan pelayanan ((Notoatmodjo, yang menyebabkan cedera bukan kode external
Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar), cause. Pada tingkatan evaluation (evaluasi) petugas
2003.) Akan tetapi pengalaman kerja tersebut menjawab benar dalam menentukan kode external
belum sebanding dengan keikutsertaan petugas cause apabila informasi yang ada pada anamnesa
dalam pelatihan koding dengan prosentase 75%, tidak lengkap sebanyak 25%. Hal tersebut dapat
hal tersebut tehtu saja dapat memberikan pengaruh dikatakan pengetahuan petugas pada tingkatan
dalam pengetahuan petugas tentang koding salah evaluation (evaluasi) masih kurang. Sebagian
satunya koding external cause. besar menjawab kode dikosongkan apabila tidak
ada informasi yang lengkap, hanya petugas koding
Pengetahuan Petugas Rekam Medis di RSUD BPJS saja yang menerapkan kode sampai karakter
Kabupaten Brebes Tentang Kode External Cause kelima karena ketentuan koding INA-CBGs yang
Dari hasil kuisioner 8 petugas rekam medis yang memerlukan kode external cause lengkap.
dapat menjawab benar apa itu ICD-10, guna ICD-
Sikap Petugas Rekam Medis dalam Pengisian
10 volume 1 dan 2, serta apa yang dimaksud kode
Kode External Cause
external cause sebanyak 56,25%. Hal tersebut dapat
dikatakan pengetahuan petugas pada tingkatan know tabel 3 hasil kuisioner petugas rekam medis
(tahu) masih kurang. Rata-rata lama kerja petugas tentang pengisian kode external cause didapatkan
yaitu <10 tahun membuat petugas sudah lupa arti hasil 59,1% petugas menyatakan setuju terhadap
atau pengertian dari pertanyan tersebut. Ditambah pernyataan external cause, 22,7% ragu terhadap
tidak semua petugas mendapatkan bagian di koding pernyataan external cause, dan 18,2% tidak setuju
dan adanya ICD elektronik yang membuat petugas terhadap pernyataan external cause. Dimana petugas
jarang membuka ICD. masih belum yakin apa itu guna kode external cause,
kasus apa saja yang memerlukan kode external
Pada tingkatan comprehention (memahami) petugas
cause, dan pengaruh ketidaklengkapan kode external
menjawab benar bagaimana mendapatkan informasi
cause.
external cause dan paham apa guna dari informasi
external cause yang lengkap sebanyak 62,5%. Hal Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
tersebut dapat dikatakan pengetahuan petugas pada pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
tingkatan comprehention (memahami) masih kurang. penting (Sarwono,2003). Pengetahuan petugas
Sama halnya dengan rata-rata lama kerja petugas, tentang kode external cause, pengalaman pelatihan
pengalaman pelatihan koding yang belum dilakukan koding yang kurang, dan tidak dipergunakannya
oleh sebagian petugas membuat petugas tidak begitu ICD-10 manual, memberikan pengaruh kepada
memahami apa itu kode external cause. petugas dalam menentukan kode external cause
yang sesuai kaidah ICD-10. Hal tersebut membuat
Pada tingkatan applications (aplikasi) petugas
sikap petugas belum menerima atau merespon kode
menjawab benar bagaimana menentukankan kode
external cause sesuai kaidah ICD-10.
external cause sebanyak 53,12%. Hal tersebut dapat
dikatakan pengetahuan petugas pada tingkatan Tata Cara Penentukan Kode External Cause Yang
applications (aplikasi) masih kurang. Karena pada Dilakukan Petugas Rekam Medis
prakteknya rata-rata petugas tidak membuka ICD-
10 volume 1 ataupun 2, tetapi langsung pada ICD Rata-rata petugas melewatkan bagian section atau
elektronik ataupun buku kode instan, sehingga index II untuk mencari lead term penyebab cedera
petugas tidak mengetahui bagian-bagian yang bukan kecelakaan lalu lintas, bagian bagian section
ada di dalam ICD-10. Pada tingkatan analysis atau index III untuk keracunan, dan cross check

58
ICD-10 volume 3 untuk menentukan karakter Sikap Petugas Rekam Medis dalam Pengisian Kode
keempat dan kelima. Pada prakteknya petugas tidak External Cause didapatkan hasil 59,1% petugas
membuka ICD-10, hanya dilakukan sesekali oleh menyatakan setuju terhadap pernyataan external cause,
petugas koding BPJS untuk memastikan kembali 22,7% ragu terhadap pernyataan external cause, dan
kebenaran kode. Rumah sakit memiliki fasilitas ICD- 18,2% tidak setuju terhadap pernyataan external cause.
10 dan ICD-9CM elektronik yang bisa dikatakan
Tata Cara Penentukan Kode External Cause Yang
penggunaannya lebih mudah. Akan tetapi pada
Dilakukan Petugas Rekam Medis sesuai dengan kaidah
pengamatan proses pengkodean yang dilakukan
ICD-10 sebanyak 35,71%.
petugas, ICD elektronik belum memberikan kode
lengkap pada kode khusus external cause, pada kode
ICD elektronik hanya menyajikan kode external DAFTAR PUSTAKA
cause sampai karakter keempat dan petugas tidak
mengetahui jika masih ada karakter kelimanya. Depkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan
Penggunaan buku kode ICD instan juga dijadikan Republik Indonesia Nomor 377/MENKES/
pedoman untuk menentukan kode external cause. Hal SK/III/2007 tentang Standar Profresi Rekam
tersebut yang menjadikan petugas jarang membuka Medis.
ICD-10 dan tidak mengetahui karakter-karakter apa
Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan
saja yang harus diberikan pada kode external cause, Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di
petugas hanya berpatokan pada ICD elektronik dan Indonesia. Revisi II, Direktorat Jenderal
buku kode instan saja. Penggunaan ICD-10 manual Pelayanan Medik. Jakarta.
masih dipergunakan di koding BPJS walaupun hanya
sesekali saja. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Prilaku. Jakarta : Renika Cipta, 2007.
SIMPULAN Sarwono, S. 2003. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta:
UGM Pres
Sebagian besar Petugas Rekam Medis di RSUD
Kabupaten Brebes tingkat pengetahuan Tentang World Health Organization. 2005. International
Kode External Cause pada tingkat comprehention Statistical Classification of Diseases and
(memahami) sebanyak 62,5% dan sebagian kecilpada Related Health Problems Tenth Revision.
tahap evaluasi sebesar 25%. Volume 1 dan 3. WHO : Geneva

59

Anda mungkin juga menyukai