Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SPK3

Sistem pakar merupakan sistem yang memanfaatakan teknologi informasi untuk menghasilkan
analisa yang mendekati pemikiran seorang pakar. Sistem pakar yang kini banyak dikolaborasikan
dengan berbagai disiplin ilmu dapat membantu dalam mengahasilkan keputusan atau output yang
cepat dan tepat. Diangkat dari permasalahan yang sering terjadi pada calon mahasiswa, yaitu
kesulitan dalam menentukan program studi yang akan diambil, perlu dilakukan upaya
pembimbingan terhadap calon mahasiswa tersebut agar dapat menentukan program studi yang
sesuai berdasarkan potensi diri yang mereka miliki. Analisa psikometri dapat menganalisa indikator
IQ dan bakat. Ini merupakan teknik yang tepat untuk mengetahui dan menggali potensi diri siswa.
Selain itu pemanfaatan sistem pakar yang didukung oleh teknologi informasi dapat mempermudah
siswa untuk mengetahui hasil analisa IQ, dan bakat dengan mudah.

Sering kita menghadapi kondisi dimana sebagian dari mahasiswa sulit memahami materi ajar yang
kita (dosen) berikan. Padahal materi, modul, latihan, tugas dan quiz sudah kita berikan dengan
sebaik-baiknya. Hal ini harusnya menjadi perhatian mengapa hal tersebut selalu terjadi. Perhatian
tertuju pada potensi diri mahasiswa itu sendiri, dimana dari hasil dari tanya jawab tidak sedikit
alasan dari mereka adalah merasa salah memilih Program Studi

Fenomena salah memilih Program Studi dikarenakan kurang pahamannya mahasiswa terhadap
bakat yang mereka miliki.

1) Analisa Psikometri
Menurut Saifuddin (1999) Psikometri adalah ilmu tentang teori pengukuran psikologis . Ruang
lingkup Psikometri adalah masalah pengembangan teori dan model tes serta pengembangan dasar-
dasar evaluasi terhadap kualitas tes. Pada tahap aplikasinya, teori Psikometri memberikan landasan
fundamental dalam perancangan dan pengembangan tes psikologis, sehingga metode-metode
konstruksi tes berkembang maju dan dapat menghasilkan berbagai bentuk tes psikologi yang valid
dan reliabel. Guna mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, penelitian ilmiah mensyaratkan
penggunaan prosedur pengumpulan data yang akurat dan terpercaya melalui analisa kuantitatif
dengan melalui proses pengukuran yang tinggi validitas, reliabilitas, objektif dan juga sistematik
Alur kerja dalam membuat konstruksi skala psikologi

Uraian kegiatan pada tahapan kerja penyususna skala psikologi adalah

1. Identifikasi tujuan ukur, yaitu menentukan variabel ukur dalam bentuk konstrak (Dimensi
perilaku) yang mendasari atribut dari analisa psikologi yang hendak diukur.
2. Pembatasan domain ukur, berdasarkan konstrak yang didefenisikan tersebut, perlu
dijabarkan kembali kedalam bentuk keperilakuan yang lebih konkret yaitu bentuk Domain
ukur (Indikator Prilaku),
3. Operasionalisasi Aspek, Himpunan indikatorindikator keperilakuan beserta dimensi yang
diwakilinya, kemudian dituangkan dalam kisi-kisi atau blue-print dengan spesifikasi skala
(format stimulus).
4. Penulisan Aitem, Berdasarkan pendapat para ahli jumlah aitem yang diusulkan minimal 3
kali dari jumlah seluruh aitem. Hal ini dimaksud agar saat penyusunan skala, tidak
kehabisan aitem akibat gugurnya aitemaitem yang tidak memenuhi persyaratan. sebelum
penulisan aitem, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus (aitem)
yang hendak digunakan.
5. Evaluasi Kualitatif, bertujuan untuk menguji apakah aitem yang ditulis sudah sesuai
dengan blueprint dan indikator perilaku yang hendak di ungkapnya, menguji apakah aitem
telah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, dan menilai apakah aitem
mengandung social desirability yang tinggi.
6. Evaluasi Kuantitatif, melakukan pengujian kualitas aitem secara empirik dengan cara
melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter aitem.
7. Seleksi Aitem dan Validasi Konstrak
Dari hasil uji evaluasi kuantitatif, dihasilkan aitem-aitem yang dinyatakan valid atau tidak
valid. Namun sebelum aitem tersebut digunakan, perlu dilakukan seleksi aitem kembali oleh
para panel, untuk lebih meyakinkan bahwa aitem-aitem tersebut sudah teruji dan dapat
digunakan sebagai alat ukur.

8. Kompilasi final, dimaksudkan untuk menyiapkan tampilan dan informasi yang menarik
agar memudahkan bagi responden membaca dan menjawab instrumen yang
diberikan.

Sistem Pakar
Menurut Sri Kusumadewi, (2003) Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer
dapat menyelesaikan masalah seperti biasa yang dilakukan oleh para ahli.
Ada empat komponen yang membentuk sistem pakar yaitu :
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu
sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar.
2. Mesin Inferensi (Inference Engine) Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung
mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh
seorang pakar (Turban, 1995) [9]. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah
tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan terbaik.
3. Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta tersebut digunakan
untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan
semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta
yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface) Fasilitas ini digunakan sebagai perantara
komunikasi antara pemakai dengan komputer.

2) Analisa Sistem Pakar

[1] Basis pengetahuan


Basis pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data-data pengetahuan
akan suatu masalah dari Pakar. Bahan pengetahuan dalam penelitian
ini adalah

Kesesuain hasil tes IQ terhadap tingkat pendidikan Kemampuan intelegensi (IQ)


seseorang sangat
menentukan jalur dominan tingkat pendidikan siswa. Semakin tinggi IQ seseorang,
maka semakin tinggi pula kemampuan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Dari
hasil analisa ahli psikologi tingkat pendidikan yang sesuai dengan tingkat IQ
seseorang
Kesesuain Rumpun Ilmu dengan Domain Ukur Untuk merumuskan rumpun ilmu berdasarkan
Domain ukur, tahap ini merupakan hasil dari penalaran ahli Psikologi. Untuk masing-masing
rumpun ilmu memiliki ciri kemampuan yang harus menonjol dari pada kemampuan lainnya.
[2] Mesin Inferensi
Mekanisme inferensi mengandung suatu pola pikir dan penalaran yang digunakan dalam
menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini beberapa ketentuan yang dapat diambil menjadil suatu
kesimpulan berdasarkan manifestasi yang dimasukkan oleh calon Mahasiswa adalah :

Perhitungan score
Berdasarkan konstrak (lihat tabel_2), maka domain ukur untuk tes IQ dan bakat terdiri dari 20
indikator. Dari masing- masing indikator memiliki 5 aitem. Sehingga jumlah seluruh aitem = 200.
Proses perhitungan skor untuk tes yaitu diberi nilai 1 (satu) bila benar dan 0 (Nol) bila salah.

Akusisi pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh dari pakar dapat direpresentasikan sebagian dalam
bentuk pohon keputusan.

Gamba r _2 . Pohon keputus an

Bisnis Rule
 Calon Mahasiswa harus menyelesaikan seluruh test sampai selesai.
 Ouput dari Tes adalah deskripsi dari nilai masingmasing indikator dan Rekomendasi Program
Studi.
 Calon mahasiswa dapat melakukan test lebih dari satu kali.
 Pengetahuan dapat ditambah berdasarkan hak atas knowledge enginer.
 Rule

Proses pertama yang dilakukan user adalah menjalankan Tes IQ.

Proses kedua yang dilakukan user adalah menjalani Tes Bakat.

[3] Rancangan Antar muka


Membangun antar muka harus memperharikan unsur unsur : Simplicity, Familiarity,
Responsiveness, Robustness , Protection dan Easy Of Learning and easy of Use.

Hasil akhir dari test psikotest tersebut berupa laporan dari masing-masing nilai indikator prilaku
dan rekomendasi Program Studi

3. Kesimpulan
Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa :

1. Analisa psikometri dapat digunakan sebagai basis pengetahuan Sistem Pakar.


2. Hasil pengujian IQ dan Bakat seseorang, dapat disinergikan menjadi dasar penentuan Program
studi yang sesuai dengan potensi diri yang dimiliki calon mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai