Penjualan perusahaan tumbuh antara 8% dan 9.5% per tahun. Kita asumsikan bahwa
penjualan akan tumbuh sebesar 8.09% di tahun 2018. Setelah proyeksi selesai, analisis
sensitivitas akan mempelajari implikasi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih
rendah terhadap ramalan.
Margin laba kotor perusahaan tetap stabil 31.5%-31.7% dari penjualan. Untuk tujuan
proyeksi, diasumsikan margin laba kotor terbaru sebesar 31.69%. Beban penjualan,
umum, dan administrasi juga tetap sebesar lebih kurang dari 22% dari penjualan. Proyeksi
beban penjualan, umum, dan administrasi adalah sebesar 22,27% dari penjualan, sama
dengan persentase tahun lalu.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan secara terpisah.
Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aktiva yang
disusutkan. Tahun-tahun sebelumnya, perusahaan melaporkan beban penyusutan kira-
kira 6.85% dari saldo aktiva tetap tahun 2018.
Dengan cara yang sama, dihitung rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun
utang berbunga. Rasio tersebut baru-baru ini turun dari 8.47% menjadi 7.15% disebabkan
terutama oleh pinjaman baru dan perpanjangan pinjaman dengan tingkat bunga yang
lebih rendah. Proyeksi mengasumsikan beban bunga sebesar 7.15% dari saldo awal tahun
utang berbunga. Pada praktiknya, asumsi harus menyertakan proyeksi tingkat bunga
jangka panjang di masa depan. Akhirnya, angka yang digunakan untuk proyeksi atas
beban pajak, sebagai persentase terhadap laba sebelum pajak tahun lalu, turun menjadi
38%.
Asumsi Peramalan
Pertumbuhan penjualan 8,09%
Margin laba kotor 31,69
Beban penjualan, umum, dan administrasi/Penjualan 22,27
Beban penyusutan/Aktiva tetap kotor tahun sebelumnya 6,85
Beban bunga/Utang Jangka panjang tahun seblumnya 7,15
Pajak Penghasilan/Laba sebelum pajak 38,00
b. Proyeksi Neraca
Neraca perusahaan Tahun 2016 – 2018 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi
laporan laba rugi perusahaan. Ramalan neraca tahun 2019 meliputi langkah – langkah
berikut ini :
1. Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang
tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas
tren yang lain.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak tren
yang nyata.
Untuk memulai proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual beban
menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat perputarannya,
rumusnya :
Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha =
Saldo piutang usaha
Proyeksi penjualan
Proyeksi piutang usaha =
Tingkat perputaran piutang usaha
Tingkat perputaran piutang usaha turun dari 19,55 di tahun 2016 menjadi 10,41 di tahun
2018. Hal tersebut karena disertakannya piutang perusahaan sebesar $800 juta yang
sebelumnya telah dijual pada ’entitas bertujuan khusus’ (special purpose entity – SPE)
dan tidak diakui di neraca.
Tingkat perputaran persediaan berkisar antara 5,95 dan 6,12 selama tiga tahun terakhir.
Karena kestabilan rasio tersebut dan tidak adanya informasi yang mengindikasikan
perubahan perputaran tersebut, digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 6,12
bersama harga pokok penjualan untuk memproyeksikan persediaan. Analisis yang lebih
mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan toko
baru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat
diproyeksikan tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang dipeikirakan.
Persediaan tambahan yang diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah
tersebut.
Aktiva tetap diestimasi sebagai saldo aktiva tetap kotor tahun lalu ditambah persentase
pengeluaran modal terhadap penjualan historis. Pengeluaran modal historis diperoleh dari
laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, persentase pengeluaran modal terhadap
penjualan meningkat dari 5,69% menjadi 7,93%. Persentase terakhir sebesar 7,93%
digunakan untuk mengestimasi pengeluaran modal tahun 2019. Setelah proyeksi selesai,
persentase tersebut dapat disesuaikan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran
modal yang lebih tinggi (rendah).
Tingkat perputaran terkini sebesar 6,55 digunakan untuk mengestimasi utang tahun 2019.
Dengan cara yang sama, persentase akrual beban terhadap penjualan diestimasi dengan
menggunakan tingkat perputaran akrual yang terbaru sebesar 25,47. Akhirnya, utang
pajak diestimasi berdasarkan hubungan historis antara utang dengan beban pajak. Tingkat
yang terbaru sebesar 50,24% digunakan untuk memproyeksikan utang pajak tahun 2019.