Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ruth Maria Triuslia Ginting

Kelas : XII MIPA 2

Demokrasi Terpimpin diawali oleh Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang
disebabkan oleh kegagalan Dewan Konstituante pada sidang perumusan UUD baru. Sebelum
adanya Dekrit Presiden, Presiden Soekarno mengajukan “KONSEPSI PRESIDEN” pada 21
Februari 1957 yang mengenai pembentukan kabinet-kabinet baru yang diisi oleh partai PKI dan
GOLKAR, serta pembentukan Dewan Nasional. Namun sayangnya pengajuan Soekarno itu
ditolak oleh beberapa partai politik, seperti Masyumi, Nahdatul Ulama, PSII, Partai Katholik dan
Partai Rakyat Indonesia, dikarenakan adanya keterlibatan PKI dalam pemerintahan dan adanya
hak mengubah tata negara secara radikal yang ada pad Dewan Konstituante.
Penolakan mereka diterima oleh Presiden dan Presiden mengajukan untuk kembali pada
UUD 1945 pada 22 April 1959. Dengan ajuan Presiden, Dewan Konstituante mengadakan
pemungutan suara sebanyak 3 kali untuk menemukan mufakat dan akhirnya menghasilkan
banyak yang memilih untuk kembali pada UUD 1945. Setelah melalui pemungutan suara dan
terjadi reses Konstituante, Presiden menerbitkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 yang berisi
pembubaran konstituante, belakunya UUD 1945 dan tidakk berlakuknya UUDS 1950, dan
membentuk MPRS dan DPAS.
Setelah terjadinya Dekrit Presiden, Indonesia menjadi Negara yang berbentuk Demokrasi
Terpimpin yang berarti demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang dipimpini oleh Presiden sendiri, Presiden Soekarno. Dekrit
ini juga melahirkan kabinet baru yang bernama “Kabinet Karya” yang menggantikan kabinet
sebelumnya dan pembentukan lembaga-lembaga negara. Lembaga tersebut tercantum dalam
UUD 1945 maupun tidak, seperti MPRS, DPA, DPR Gotong Royong, Front Nasional. Kabinet.
Keadan bidang ekonomi juga terdapat pengaruh yang besar karena sistem ekonomi terpimpin
diatur langsung oleh Presiden yang berpusat pada pemerintahan pusat yang mengakibatkan
perekonomian melemah dan Indonesia mengalami inflasi yang sangat tajam pada tahun 1965
yang mencapai 650%.
Munculmya Demokrasi Terpimpin dan Dekritnya, Presiden Soekarno banyak ditentang
oleh partai politik seperti, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokroadisuryo (PNI), Prawoto Mangkusmito
(Masyumi) dan Sutomo (Partai Rakyat Indonesia) dan membentuk Liga Demokrasi dipimpin
Imron Rosyadi yang beranggotakan PSII, Masyumi, NU, IPKI, Partai Katolik, Parkindo, dan
Liga Muslim karena dianggap Presiden lebih membela PKI disbanding yang lainnya, perilaku
itupun ditunjukan oleh Soekarno dalam tindakannya seperti mengangkat wakil-wakil PKI untuk
duduk di kursi pemerintahan, bahkan Presiden tidak segan-segan mengecam TNI yang mencoba
untuk memberantas PKI. Namun seteah pulang dari Luar Negeri, Presiden Soekarno
membubarkan Liga Demokrasi dan menggantinya dengan FRONT NASIONAL dan
MUSYAWARAH PEMBANTU PIMPINAN REVOLUSI.
Banyak penyimpangan yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin yang dilakukan oleh
Presiden Soekarno, seperti Indonesia membagi kekuatan politik dunia menjadi dua (Nefo yang
berisi negara-negara baru yang menentang imperialism dan kapitalisme, dan Oldefo yang berisi
negara-negara Barat yang menganut imperialism dan kapitalisme), membentuk poros Jakarta-
Peking (Indonesia menjalin persahbatan erat dengan RRC), Indonesia melaksanakan Politik
Mercusuar (Politik yang mengagungkan kemegahan Indonesia di mata dunia luar, seperti
pembangunan Stadion Senayan Jakarta, penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Nefo di
Jakarta yang disebut Ganefo), pembentukan konsep politik Nasakom (Nasionalisme, Agama,
Kominisme) pada tahun 1956 yang sebelumnya sudah diusulkan oleh Soekarno sebelum
Indonesia merdeka pada tahaun 1927. Nasakom ini menjadi ciri khas dari Demokrasi Terpimpin.

Anda mungkin juga menyukai