Oleh :
HERNANDY PRATAMA
KRISNA AJI
NIM : 1803051
AKADEMI FISIOTERAPI
WIDYA HUSADA
SEMARANG
2019
i
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS ULTRASOUND
DAN
TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis
imiah ini dengan judul „‟ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN
MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTRITIS
GENU BILATERAL .
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh
program pendidikan Diploma III di Akademi Fisioterapi Widya Husada
Semarang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :
1. Zainal Abidin, SST. MH selaku Direktur Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang.
2. Akhmad Alfajri Amin, SST. Ft, M. Fis selaku dosen pembimbing
penulisan karya tulis ilmiah.
3. Segenap Dosen, staff, dan pegawai Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang yang telah memberikan banyak bantuan.
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang mendukung dan
menyemangati selama kuliah sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini, terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya.
5. Serli Apria, Prahara Hayu Kumayanjati, dan Rakesh Ragavan yang
tidak pernah berhenti dan capek memberikan dukungan dan
semangat.
6. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan yang menemani selama 6
bulan, terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya.
7. Teman-teman Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang
angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa, dengan
segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
Karya tulis Ilmiah ini terdapat banyak kesalahan.
vi
Akhirnya, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sebagai referensi dan bagi penulis khususnya.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengalami keterbatasan anggota gerak dalam berbagai kegiatan atau
aktivitas dari mulai ringan sampai berat. Di Indonesia prevalensi
osteoarthritis hampir mendapat hasil presentase 5 % pada usia < 40 tahun,
30 % pada usia 40-60 tahun, dan 65 % pada usia > 61 tahun serta
osteoarthritis lutut secara radiologis mecapai angka tinggi yaitu 15,5 % yang
diderita oleh pria dan 12,7 % yang diderita oleh wanita (Vinay Kumar, 2018)
Sendi lutut merupakan sendi yang paling penting dalam menumpu beban
berat badan, dengan demikian sendi lutut sangat mudah megalami
osteoarthritis yang akan menimbulkan rasa kekauan sendi,postur knee atau
bentuk pada knee,dan rasanya nyeri pada saat berjalan, naik turun tangga
serta posisi duduk ke berdiri. Osteoarthritis banyak di alami oleh pria dan
wanita diatas usia 40 tahun. Osteoarthritis banyak menyerang pada wanita
diatas usia 40 tahun.(komariyah ,2012)
Problematika pada fisitioterapi pada pasien osteoarthritis ini adalah:
Body function and body structure adanya nyeri tekan dan nyeri gerak pada
keduanya lutut tepatnya di epicondylus lateralis, Adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi pada gerakan fleksi knee bilateral, Activities pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas jongkok ke berdiri berjalan jauh naik turun
tangga, tidak mampu berdiri terlalu lama pada saat mengajar, penggunaan
toilet jongkok, Participation pasien dapat bersosialisasi dengan baik
dilingkungan masyarakat namun pasien tidak mampu melakukan berjalan jauh,
naik turun tangga, menggunakan toilet jongkok.
Peran fisioterapi untuk mengatasi problematika fisioterapi pada pasien
osteoarthritis diatas adalah mengurangi rasanya nyeri pada pasien dengan
mengggunakan modalitas ultrasound dengan efek micromassage dan heating
dapat mengurangi nyeri, dimana panas yang dihasilkan dapat membantu
vasodilatasi pembuluh darah dan menghasilkan peningkatan sirkulasi darah
kedaerah tersebut sehingga zat-zat iritan penyebab nyeri dapat terangkat
dengan baik dan masuk kedalam aliran darah sehingga nyeri berkurang
(Vinay Kumar, 2018).Terapi latihan untuk menambah ruang lingkup gerak
sendi dan meningkatkan aktivitas fungsional dengan menggunakan teknik
terapi latihan aktif movement Kelompok intervensi diberikan penjelasan
mengenai manfaat latihan lutut, dilatih cara melakukan latihan tersebut,
dimonitoring sambil terus diingatkan dan disarankan untuk melakukannya
secara rutin dan teratur 2 kali
2
sehari. Ternyata tindakan tersebut efektif untuk menurunkan intensitas nyeri
pasien OA lutut. Sedangkan kelompok kontrol diberikan edukasi mengenai
manajemen perawatan OA, selanjutnya apakah responden mau
melakukannya atau tidak tergantung pada masing-masing responden.
Meskipun mereka tahu ternyata belum tentu melaksanakan apa yang
diketahuinya dengan alasan keterbatasan waktu dan lebih mengandalkan
obat-obatan .Meningkatkan fungsional aktivitas seperti menggunakan toilet
jongkok,posisi duduk ke berdiri,mengajar lama.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul karya tulis ilmiah “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA
OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL”
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang?
B. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang
x
Bibliography
(n.d.).
Komariyah, i. (2012). Komariyah, isti. (2012). pengaruh terapi shortwave diathermy
(SWD) dan ultrasound (US) terhadap penurunan nyeri pada penderita
osteoarthritis knee. metode penaganan oa, 10-12.
kuntono. (2011). pantologis poket klinis fisioterapis. jakarta: gramedia.
Vinay Kumar, Et all. (2018). pantologi dasar poket. singapura: ELSEVIER INC.
xi
3
iii
59
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPIS BRONKITIS KRONIS PADA
CEREBRAL PALSY
1803051
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kesehatan Program Studi Diploma III Fisioterapi Universitas Widya Husada dengan judul
DENGAN MODALITAS ULTRA SOUND DAN CHEST THERAPY” di susun untuk melengkapi
tugas dan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Akademi
Fisioterapi Widya Husada Semarang penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan, dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
1 Bapak Zainal Abidin, SST. MH, selaku direktur utama AKFIS Widya Husada Semarang.
2 Ibu Fitratun Najizah, SST. M.Fis, selaku ketua penyelenggara Pre Klinik .
3 Ibu Dwi Nur Astuti, SST. Ft, selaku dosen pembimbing kelompok yang berada di RST
4 Bapak dan ibu Clinical Educator, pembimbing, dan staff yang berada di tempat praktek
5 Orang terdekat yang sudah mendoakan demi kelancaran dan kesuksesan proses penulisan
6 Serta seluruh dosen pembimbing serta rekan rekan mahasiwa angkatan 2018-2020 yang tidak
dapat di sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis .
penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan penulis
pengetahuan yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya yang lebih baik lagi untuk masa mendatang
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
ABSTRACT............................................................................................................................................ 4
BAB I ....................................................................................................................................................... 5
PENATALAKSANAAN PHSIOTHERAPY MANAGEMENT OF BRONKITIS CHRONIC AD
CEREBRAL PALSY DENGAN MODALITAS ULTRA SOUND DAN CHEST THERAPY
ABSTRACT
( HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI)
Latar belakang :bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru paru). Penyakit
ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya kan sembuh Secara umum, bronkitis dibagi menjadi dua
jenis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis dan sering dan dapat terjadi pasien dengan letaknya dengan
tingkat polusi yang cukup buruk dan sering dijumpai dengan kondisi yang hampir sama dengan demam
atau atelekstasis atau permasalahan pernafasan pada umumnya yang berkepanjangan dan sering kali
pasien di jumpai oleh fisioterapis dengan gejala yang hampir sama sekilas dengan atelekstasis maka di
perlukan tes kusus berupa perkusi, aukultasi untuk membedakan serta tes khusus data dari tes lainnya
terlepas kasus ini ditqangani oleh dokter maka peran fisioterapis dapat mempercepat dan mengoptimalkan
masalah penyembuhan dari si pasien dengan meningkatkan rest volume bertahap secara fasilitasi
penyembuhan gejala sebelumnya dengan pengunaan modalitas : ultrasond , Chest Therapy ( breting
exercise, postural drainase, bobath Mobilitasi Sangkat Thorak , terapi latihan strecing otot asesor
pernafasan) yang terbukti berhasil membantu mempercepat menurunkan gejala lewat penelitian
sebelumnya serta meningkatkan ruang tidal volume paru paru dan memfasilitasi paru paru menuju
normative
Kata kunci : cerbral palsy , bronkitis kronis , , breting exersice , ultrasound, , strecing otot pernafasan
PHSIOTHERAPY MANAGEMENT OF BRONKITIS CHRONIC AD CEREBRAL PALSY WITH
ULTRA SOUND MODALITY AND CHEST THERAPY
ABSTRACT
Background: Chronic BRONCHITIS is an inflammation of the bronchi (airways to the lungs). This
disease is usually mild and will eventually heal completely. Patients who have chronic disease (for
example, heart disease or lung disease) and in old age, bronchitis can be serious. In general, bronchitis is
divided into two types, namely acute bronchitis and chronic bronchitis and often and patients with a fairly
bad level of pollution can occur with conditions similar to fever or atelectasis or breathing problems in
general, prolonged and frequent. When a patient is encountered by a physiotherapist with symptoms that
are almost the same as atelextasis, it requires a special test in the form of percussion, auscultation to
differentiate and special test data from other tests. by increasing the rest volume gradually facilitating the
healing of previous symptoms using the following modalities: ultrasond, chest therapy (bretting exercise,
postural drainage, thoracic lift mobilization bobath, breathing assessor muscle strecing exercise therapy)
which has been shown to be successful in helping accelerate muscle growth. reduce symptoms through
previous studies as well as increase the tidal volume of the lung and facilitate the lung to become
normative
Results: know the management of ultasound physiotherapists, bracing exercise, postural drainage,
tension, muscle straining exercise therapy and physiotherapy bobaths in chronic bronchitis phsiotherapy
management of chronic ad cerebral palsy atextasis. Can help remove mucus from the patient, improve the
breathing ability of the patient and maintain the patient's respiratory ability and facilitate the patient better
than before
Keywords: cerbral palsy, chronic bronchitis, bobath, postural drainage, ultrasound, bretting exersise,
breting exersise, respiratory muscle strecing
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai citacita bangsa indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea 4 yang berisi tentang pembangunan yang salah satunya yaitu
pembangunan nasional pada semua bidang yang salh satu tujuan nya untuk menigkatkan kesadaran
,kemampuan hidup sehat bagi setiap oaring agar dapat menjadi investasi bagi pembangunan yang
produktif secara social dan ekonomis ( Depkes,2009)
Upaya kesehatan yang semula di titik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara
berangsur - angsur berkembang kearah kesehatan yang menyeluruh . oleh karena itu , pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatkan kesehatan dalam bentuk harus dilaksanakan secara
terpadu , menyeluruh ,dan berkesinambungan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya ( Depkes,2009)
Semua tenaga kesehatan sangat berperan dalam terlaksananya program tersebut tidak hanya
masyarakat saja .salah satu tenaga kesehatan tersebut tidak hanya masyarakat saja .salah satu tenaga kerja
kesehatan tersebut yang ditujukan kepada individu atau kelomok untuk mengembangkan , memelihara
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak,peralatan fisik,peralatan elektroterapis, peralatan mekanis, peralatan
fungsi, dan komunikasi