Anda di halaman 1dari 26

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN

MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN


PADA OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL

Oleh :
HERNANDY PRATAMA
KRISNA AJI

NIM : 1803051

AKADEMI FISIOTERAPI
WIDYA HUSADA
SEMARANG
2019

i
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS ULTRASOUND
DAN
TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL

ABSTRAK

Latar Belakang : Osteoarthritis adalah gangguan degeneratif dengan


terjadinya kerusakan jaringan pada sendi dan tulang saling gesek atau
berkurang cairan kartilago. Gangguan yang terjadi pada osteoarthritis adalah
keterbatasan luang gerak sendi, penurunan kekuatan otot, kurangnnya
fungsional gerak aktivitas. Terapi yang diberikan berupa Ultrasound dengan
tujuan mengurangi nyeri, memperbaiki jaringan sekitar dan meningkatkan
aktifitas fungsioal, terapi latihan dengan tujuan menambah Luang gerak sendi
dan meningkatkan kekuatan otot.
Tujuan : Untuk mengetahui manfaat penatalaksaan fisioterapi dengan
modalitas Ultrasound dan terapi latihan pada kondisi Osteoarthritis Genu
Bilateral terhadap peningkatan luas gerak sendi, kekuatan otot, penurunan
nyeri, dan peningkatan kemampuan fungsional.
HASIL : setelah dilakukan terapi selama 5 kali,memperoleh hasil pengurangan
rasa nyeri diam To 0, nyeri gerak To 3 menjadi T5 6,nyeri tekan To 3 menjadi T5
2,peningkatan lingkup grak sendi To 0o-0o-90o menjadi To 0o-0o-120o,
Peningkatan kekuatan otot To 2 sampai T5 4.
Kesimpulan : Setelah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas
Ultrasound dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral dengan
menggunakan Ultrasound dan terapi latihan dengan pemeriksaan
menggunakan Visual Analog Scale (VAS), Manual Mascle Testing (MMT),
Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Goneometer, dan skala womac ditemukan
hasil adanya penurunan nyeri, tidak adanya peningkatan otot, peningkatan
lingkup gerak sendi, dan peningkatan aktifitas fungsuional.
Kata Kunci : Osteoarthritis, Ultrasound, terapi latihan, cairan kartilago.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis
imiah ini dengan judul „‟ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN
MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTRITIS
GENU BILATERAL .

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh
program pendidikan Diploma III di Akademi Fisioterapi Widya Husada
Semarang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :
1. Zainal Abidin, SST. MH selaku Direktur Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang.
2. Akhmad Alfajri Amin, SST. Ft, M. Fis selaku dosen pembimbing
penulisan karya tulis ilmiah.
3. Segenap Dosen, staff, dan pegawai Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang yang telah memberikan banyak bantuan.
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang mendukung dan
menyemangati selama kuliah sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini, terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya.
5. Serli Apria, Prahara Hayu Kumayanjati, dan Rakesh Ragavan yang
tidak pernah berhenti dan capek memberikan dukungan dan
semangat.
6. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan yang menemani selama 6
bulan, terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya.
7. Teman-teman Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang
angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa, dengan
segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
Karya tulis Ilmiah ini terdapat banyak kesalahan.

vi
Akhirnya, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sebagai referensi dan bagi penulis khususnya.

Semarang, 20 Agustus 2019

HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Osteoarthritis (OA) nama lainnya yaitu penyakit sendi atau degeneratif
termasuk suatu kelainan pada sendi yang dinamakan sendi kartilago (tulang
rawan sendi) yang dapat ditandai dengan perubahan klinis, histology dan
radiologis (Kuntono, 2011). OA lutut pada kondisi umum dan progresif Lawrenc
et al. informasi yang didapat bahwa ada 6% orang mengalami penyakit
osteoarthritis yang sering menderita penyakit tersebut adalah orang dewasa.
Orang dewasa yang sering mengalami penyakit OA lutut secara klinis signifikan
dengan prevalensi akan meningkat dalam setiap dekade kehidupan. Tanda-
tanda utama yang sering dialami oleh penderita OA adalah nyeri. Nyeri
merupakan salah satu perasaan yang tidak bisa menyenangkan dan respon
emosional terhadap suatu rangsangan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan potensial atau akut akan berlangsung kurang dari 3 bulan
(Yuliastri,2011)
WHO memperkirakan 40% populasi usia diatas 70 tahun yang mengalami
penyakit osteoarthritis dan 80% mengalami keterbatasan gerak. Lansia sering
mengalami nyeri karena osteoarthritis jumlah yang mencapai 50-60% pada
penderita osteoarthritis.Osteoarthritis merupakan penyakit sendi atau
degeneratif yang merupakan salah satu tanda kerusakan kartilago sendi.
Bagian yang paling sering terkena osteoarthritis adalah vertebra, panggul, lutut,
dan pergelangan kaki. Prevalensi osteoarthritis lutut radiologis di Indonesia
sangat tinggi menyentuh presentasi sebesar 15,5% diderita oleh pria dan
12,7% diderita oleh wanita (Vinay Kumar, 2018).
Prevalensi osteoarthritis akan mengalami kenaikan setiap tahunnya pada
lansia. Menurut WHO prevalensi penderita osteoarthritis di dunia maupun di
eropa pada tahun 2004 menyentuh angka 151,4 juta perjiwa dan 27,4 juta
perjiwa pada Asia Tenggara. Angka osteoarthritis jumlah di Indonesia
mencapai 34,3 juta perorang pada tahun 2002. Pada tahun 2007 sejumlah 36,5
juta perorang dan 40 % dari populasi usia di atas 70 tahun menderita
osteoarthritis dan 80 % akan

1
mengalami keterbatasan anggota gerak dalam berbagai kegiatan atau
aktivitas dari mulai ringan sampai berat. Di Indonesia prevalensi
osteoarthritis hampir mendapat hasil presentase 5 % pada usia < 40 tahun,
30 % pada usia 40-60 tahun, dan 65 % pada usia > 61 tahun serta
osteoarthritis lutut secara radiologis mecapai angka tinggi yaitu 15,5 % yang
diderita oleh pria dan 12,7 % yang diderita oleh wanita (Vinay Kumar, 2018)
Sendi lutut merupakan sendi yang paling penting dalam menumpu beban
berat badan, dengan demikian sendi lutut sangat mudah megalami
osteoarthritis yang akan menimbulkan rasa kekauan sendi,postur knee atau
bentuk pada knee,dan rasanya nyeri pada saat berjalan, naik turun tangga
serta posisi duduk ke berdiri. Osteoarthritis banyak di alami oleh pria dan
wanita diatas usia 40 tahun. Osteoarthritis banyak menyerang pada wanita
diatas usia 40 tahun.(komariyah ,2012)
Problematika pada fisitioterapi pada pasien osteoarthritis ini adalah:
Body function and body structure adanya nyeri tekan dan nyeri gerak pada
keduanya lutut tepatnya di epicondylus lateralis, Adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi pada gerakan fleksi knee bilateral, Activities pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas jongkok ke berdiri berjalan jauh naik turun
tangga, tidak mampu berdiri terlalu lama pada saat mengajar, penggunaan
toilet jongkok, Participation pasien dapat bersosialisasi dengan baik
dilingkungan masyarakat namun pasien tidak mampu melakukan berjalan jauh,
naik turun tangga, menggunakan toilet jongkok.
Peran fisioterapi untuk mengatasi problematika fisioterapi pada pasien
osteoarthritis diatas adalah mengurangi rasanya nyeri pada pasien dengan
mengggunakan modalitas ultrasound dengan efek micromassage dan heating
dapat mengurangi nyeri, dimana panas yang dihasilkan dapat membantu
vasodilatasi pembuluh darah dan menghasilkan peningkatan sirkulasi darah
kedaerah tersebut sehingga zat-zat iritan penyebab nyeri dapat terangkat
dengan baik dan masuk kedalam aliran darah sehingga nyeri berkurang
(Vinay Kumar, 2018).Terapi latihan untuk menambah ruang lingkup gerak
sendi dan meningkatkan aktivitas fungsional dengan menggunakan teknik
terapi latihan aktif movement Kelompok intervensi diberikan penjelasan
mengenai manfaat latihan lutut, dilatih cara melakukan latihan tersebut,
dimonitoring sambil terus diingatkan dan disarankan untuk melakukannya
secara rutin dan teratur 2 kali

2
sehari. Ternyata tindakan tersebut efektif untuk menurunkan intensitas nyeri
pasien OA lutut. Sedangkan kelompok kontrol diberikan edukasi mengenai
manajemen perawatan OA, selanjutnya apakah responden mau
melakukannya atau tidak tergantung pada masing-masing responden.
Meskipun mereka tahu ternyata belum tentu melaksanakan apa yang
diketahuinya dengan alasan keterbatasan waktu dan lebih mengandalkan
obat-obatan .Meningkatkan fungsional aktivitas seperti menggunakan toilet
jongkok,posisi duduk ke berdiri,mengajar lama.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul karya tulis ilmiah “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA
OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL”
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang?
B. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang

x
Bibliography
(n.d.).
Komariyah, i. (2012). Komariyah, isti. (2012). pengaruh terapi shortwave diathermy
(SWD) dan ultrasound (US) terhadap penurunan nyeri pada penderita
osteoarthritis knee. metode penaganan oa, 10-12.
kuntono. (2011). pantologis poket klinis fisioterapis. jakarta: gramedia.
Vinay Kumar, Et all. (2018). pantologi dasar poket. singapura: ELSEVIER INC.

xi
3
iii
59
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPIS BRONKITIS KRONIS PADA
CEREBRAL PALSY

DENGAN MODALITAS ULTRA SOUND DAN CHEST THERAPY

Karya tulis ilmiah

HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI

1803051

FALKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIS PROGRAM


STUDY D III FISIOTERAPIS

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Kesehatan Program Studi Diploma III Fisioterapi Universitas Widya Husada dengan judul

“PENATALAKSANAN THERAPY PADA BONKITIS KRONIS PADA CERBRAL PALSY

DENGAN MODALITAS ULTRA SOUND DAN CHEST THERAPY” di susun untuk melengkapi

tugas dan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Akademi

Fisioterapi Widya Husada Semarang penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan, dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1 Bapak Zainal Abidin, SST. MH, selaku direktur utama AKFIS Widya Husada Semarang.

2 Ibu Fitratun Najizah, SST. M.Fis, selaku ketua penyelenggara Pre Klinik .

3 Ibu Dwi Nur Astuti, SST. Ft, selaku dosen pembimbing kelompok yang berada di RST

Bhakti Wiratamtama Semarang.

4 Bapak dan ibu Clinical Educator, pembimbing, dan staff yang berada di tempat praktek

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

5 Orang terdekat yang sudah mendoakan demi kelancaran dan kesuksesan proses penulisan

6 Serta seluruh dosen pembimbing serta rekan rekan mahasiwa angkatan 2018-2020 yang tidak

dapat di sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis .

penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan penulis
pengetahuan yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya yang lebih baik lagi untuk masa mendatang
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
ABSTRACT............................................................................................................................................ 4
BAB I ....................................................................................................................................................... 5
PENATALAKSANAAN PHSIOTHERAPY MANAGEMENT OF BRONKITIS CHRONIC AD
CEREBRAL PALSY DENGAN MODALITAS ULTRA SOUND DAN CHEST THERAPY

ABSTRACT
( HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI)

Latar belakang :bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru paru). Penyakit
ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya kan sembuh Secara umum, bronkitis dibagi menjadi dua
jenis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis dan sering dan dapat terjadi pasien dengan letaknya dengan
tingkat polusi yang cukup buruk dan sering dijumpai dengan kondisi yang hampir sama dengan demam
atau atelekstasis atau permasalahan pernafasan pada umumnya yang berkepanjangan dan sering kali
pasien di jumpai oleh fisioterapis dengan gejala yang hampir sama sekilas dengan atelekstasis maka di
perlukan tes kusus berupa perkusi, aukultasi untuk membedakan serta tes khusus data dari tes lainnya
terlepas kasus ini ditqangani oleh dokter maka peran fisioterapis dapat mempercepat dan mengoptimalkan
masalah penyembuhan dari si pasien dengan meningkatkan rest volume bertahap secara fasilitasi
penyembuhan gejala sebelumnya dengan pengunaan modalitas : ultrasond , Chest Therapy ( breting
exercise, postural drainase, bobath Mobilitasi Sangkat Thorak , terapi latihan strecing otot asesor
pernafasan) yang terbukti berhasil membantu mempercepat menurunkan gejala lewat penelitian
sebelumnya serta meningkatkan ruang tidal volume paru paru dan memfasilitasi paru paru menuju
normative

Tujuan : mengetahui penatalaksanaan fisioterapis ultrasound , breting exercise, postural drainase, ,


terapi latihan strecing otot asesor dan bobath fisioterapi pada bronkitis kronis phsiotherapy management
of atekakstasis chronic ad cerebral palsy

Kata kunci : cerbral palsy , bronkitis kronis , , breting exersice , ultrasound, , strecing otot pernafasan
PHSIOTHERAPY MANAGEMENT OF BRONKITIS CHRONIC AD CEREBRAL PALSY WITH
ULTRA SOUND MODALITY AND CHEST THERAPY

ABSTRACT

(HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI)

Background: Chronic BRONCHITIS is an inflammation of the bronchi (airways to the lungs). This
disease is usually mild and will eventually heal completely. Patients who have chronic disease (for
example, heart disease or lung disease) and in old age, bronchitis can be serious. In general, bronchitis is
divided into two types, namely acute bronchitis and chronic bronchitis and often and patients with a fairly
bad level of pollution can occur with conditions similar to fever or atelectasis or breathing problems in
general, prolonged and frequent. When a patient is encountered by a physiotherapist with symptoms that
are almost the same as atelextasis, it requires a special test in the form of percussion, auscultation to
differentiate and special test data from other tests. by increasing the rest volume gradually facilitating the
healing of previous symptoms using the following modalities: ultrasond, chest therapy (bretting exercise,
postural drainage, thoracic lift mobilization bobath, breathing assessor muscle strecing exercise therapy)
which has been shown to be successful in helping accelerate muscle growth. reduce symptoms through
previous studies as well as increase the tidal volume of the lung and facilitate the lung to become
normative

Objectives: to determine the management of ultrasound physiotherapists, bracing exercise, postural


drainage, muscle straining exercise therapy and physiotherapy sleep in chronic bronchitis phsiotherapy
management of chronic ad cerebral palsy atextasis

Results: know the management of ultasound physiotherapists, bracing exercise, postural drainage,
tension, muscle straining exercise therapy and physiotherapy bobaths in chronic bronchitis phsiotherapy
management of chronic ad cerebral palsy atextasis. Can help remove mucus from the patient, improve the
breathing ability of the patient and maintain the patient's respiratory ability and facilitate the patient better
than before

Keywords: cerbral palsy, chronic bronchitis, bobath, postural drainage, ultrasound, bretting exersise,
breting exersise, respiratory muscle strecing
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka mencapai citacita bangsa indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea 4 yang berisi tentang pembangunan yang salah satunya yaitu
pembangunan nasional pada semua bidang yang salh satu tujuan nya untuk menigkatkan kesadaran
,kemampuan hidup sehat bagi setiap oaring agar dapat menjadi investasi bagi pembangunan yang
produktif secara social dan ekonomis ( Depkes,2009)

Upaya kesehatan yang semula di titik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara
berangsur - angsur berkembang kearah kesehatan yang menyeluruh . oleh karena itu , pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatkan kesehatan dalam bentuk harus dilaksanakan secara
terpadu , menyeluruh ,dan berkesinambungan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya ( Depkes,2009)

Semua tenaga kesehatan sangat berperan dalam terlaksananya program tersebut tidak hanya
masyarakat saja .salah satu tenaga kesehatan tersebut tidak hanya masyarakat saja .salah satu tenaga kerja
kesehatan tersebut yang ditujukan kepada individu atau kelomok untuk mengembangkan , memelihara
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak,peralatan fisik,peralatan elektroterapis, peralatan mekanis, peralatan
fungsi, dan komunikasi

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bronkitis kronis merupakan suatu keadaan yang sering terjadi dengan gejala nyeri dan sesak
nafas ringan pada daerah sangkar thorak tepatnya pada saluran thorak dan bronkus ( saluran paru
paru) akibat adanya Namun pada pasien dengan bronkitis kronis, saluran nafas bawah terkolonisasi
oleh bakteri, terutama H. influenza, M. catarrhalis dan streptococcus pneumonia. Yang
menyebabkan banyaknya cairan secret yang menyelimuti daerah daurah brokeolus dan bronkus
sehingga meradang (Anthonisen et al, 2005)
Paru paru adalah anggota organ yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena fungsinya
sangat komplek bagi manusia. Paru paru manusia menyuplai kebutuhan oksigen secara autonomi
dalam aktivitas maupun istirahat serta saat berolahraga sangat terlihat perbedaan paru paru normal
dan tidak normal terlihat dari pola nafas dan suara penyerta nafas dari seseorang (Gideon et al
,2008)
Dilihat dari segi anatomi yang membentuk mekanisme pernafasan dibangun oleh bagunan tulang
keras maupun rawan ,serat otot yang melintang atau menyusun organ ,saraf ,pembuluh darah,
sehingga mekanisme dari pernfasan dapat berjalan dengan optimal dan otomatis untuk memenuhi
kebutuhan volume oksigen dari tubuh . dengan keadaan tersebut bila mana salah satu penuyusun
tersebut mengalami kerusakan/gangguan atau kelemahan dapat dibayangkan hambatan dalam
meknisme yang muncul yang berdampak pada seluruh mekanisme yang mengakibatkan kompensasi
system tersebut daam kurun waktu tertentu .( Harris ,2002)
Menurut World Health Organization (WHO) bronkitis kronis merupakan jenis penyakit yang
dekat dengan chronic obstructive pulmonary disease ataupun penyakit paru obstruktif kronik. Saat
ini, penyakit bronkitis diderita oleh sekitar 64 juta orang di prevalensi rate untuk bronkitis kronik
adalah berkisar 4,45% atau 12,1 juta jiwa dari populasi perkiraan yang digunakan 293 juta jiwa.
Untuk daerah ASEAN, yang memiliki keluhan gejala bronkitis kronis biasanya tinggal di daerah
dengan tinggal di daerah polusi tinggi Adanya paparan terhadap polutan atau bahan iritan (asap
rokok atau debu) dan alergi dapat menimbulkan eksaserbasi. Eksaserbasi dapat menyebabkan rawat
inap yang disertai dengan angka kematian rata-rata 4% dengan tingkat rawan pada massa
pertumbuhan kususnya balita hingga dewasa dengan indeks tertinggi adalah gen yang disetai
lingkungan yang buruk di yang berkepanjanagan
Gejala bronkis kronis yang paling sering dijumpai oleh fisioterapis adalah sesak nafas dan nyseri
dada ringan yang diikuti sekret berwarna yang lengket dengan warna kehijau hijauan ( helmi,2012)
Masalah yang sering muncul pada bronchitis adalah sesak nafas, nyeri pada sekitar dada jika
ditemukan pada kelainan lain pada pasien tersebut ,untuk mengatasi permasalahan tersebut bisa di
lakukan dengan medikelmatosa dan fisioterapis dengan modalitas yang saya pakai adalah
ultrasound (US) , dan chest therapy ( breting exercise, stretching otot asesor , )
Salah satu modalitas untuk bronchitis kronis adalah ultrasound merupakan suatu pengobatan
menngunakan gelombang suara yang longitudianal dan gerakan partikel radiasi yang elektronya
yang merambat melewati medium yang menghasikan panas yang digunakan sebagai bentuk terapis
memberikan beberapa efek : (1) vasodilaktasi dikarenakan panas yang dirasakan (2) efek biologis
mengurangi nyeri ,efek biologis berupa pengurangan rasa nyeri neurogenic dan kronis serta (3) efek
mekanik micro massage (nonius,2009)
modalitas strecing asesor otot adalah terapis latihan , terapi latihan strecing merupakan salah
satu usaha pengobatan dalam fisioterapis yang dalam pelaksanaan menngunakan latihan tubuh
terapan untuk meningkatan fungsi bagisan serat otot dengan cara mengolah boss dengan ergonomis
yang semestinya dan mekanisme hubungan gravitasi dengan tubuh memanfaatkan pola pattern
dari lokomotif sensoris dan motoric requetmen yang khusus dengan tujuan meningkatkan
merileksasi postisometrc relaxasion pada daerah yang tonus beberapa abnormal otot ,T.R.P.S dan
daerah tender point yang mengakibatkan rileks pada otot dan munculnya stresting pda serat
penampang pada otot pembentukan mekanisme dari otot penafasan sendidri bedasarkan diagnosis
kita temui. (Hong danSimsons 2008)
Modal breting exercise adalah metode latihan meningkatkan volume tidal pernafasan dan melatih
kemampuan pernafasan pada pasien dengan mengaktifkan organ semaksimal secara individual
pernafasan dengan beberapa bentuk latihan khusus dengan meningkatkan tekanan udara untuk
melatih kemampuan dari pasien (Slamet,2008) disertai dengan batuk efektif dan postural drainase
agar dapat memepermudah penyembuhan di karenakan untuk pengeluaran mukus /sekert pada si
pasien( Barbara A. Webber, Jenifer A,2001)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalah dalm karya tulis ilmiah adalah
bagaimana penatalaksanaan fisioterapis pada BRONKITIS KRONIS ad cerebral palsy ?
C. Tujuan penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut
 Umum :Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan pada penulisan karya tulisan
ilmiah ini ada untuk mengetahui penatalaksaaan fisioterapis pada BRONKITIS KRONIS ad
cerebral palsy
 Khusus : sebagai persyaratan menempuh program pendidikan DIII FISIOTERAPIS DI
UNIVESITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
D. Manfaat penulisan
 Bagi Penulis
Dapat lebih menambah wawasan sebagaimana wawasan sebagai bekal menjadi
fisioterapis dapat menjelaskan kepada pasien yang mengalami pada bronchitis kronis
 Bagi masyarakat
Memberikan informasi yang benar kepada pasien , keluarga , masyarakat dehinnga dapat
mengetahui bagaimana pendekatan fisioterapis terhadap kasus bronchitis akut
 Bagi Institusi kesehatan
Sebagai media bantu informasi dlam penatalaksaan pad akasus bronchitis kronis
 Fisoterapis
Sebagai media penambah wawasan dan media koreksi bagi penulis tentang bagaimana
menagani pasien bronchitis kronis
Daftar pustaka
 Asyhadie,Zaeni.2019. Aspek Aspek Hokum Kesehatan .Jakarta:Gramedia
 Frank ,Clare . Et All . JANDA APPROACH . Jakarta:EGC
 Gideon et all .2008.BSE PENJASORKES.Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai