Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang
mempunyai fungsi untuk melayani pendaftaran pasien Rawat
Jalan yang belum atau sudah pernah berobat di RS
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna secara
maksimal dalam pelayanan pendaftaran pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor ……………. Tentang Pedoman
Pelayanan Unit Kerja atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik
dan Keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara
PROSEDUR 1. Pasien datang dibagian admisi dan diterima oleh petugas
admisi
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan
pasien baru (pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak
membawa kartu berobat dan kehilangan kartu) atau pasien
lama;
3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas
pendaftaran mendaftar pasien sbb:
CUCI TANGAN
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Prosedur untuk cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang
benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan tindakan cuci tangan 7 langkah sesuai dengan
indikasi dan kompetensi dokter dan paramedic.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Basahkan kedua telapak tangan setinggi pertengahan
lengan dengan air mengalir kemudian ambil sabun.
2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut,
kemudian gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian.
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ketelapoak tangan kemudian gosok
perlahan
7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan mamakai tisu. Kemudian matikan
kran dengan tisu dan tangan bersih terjaga.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD
PEMERIKSAAN FISIK
No Dokumen No. Revisi Halaman
1/5
Diterbitkan
STANDART Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal
melalui inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
TUJUAN Untuk menilai status kesehatan-kesehatan klien,
mengidentifikasikan factor resiko kesehatan dan tindakan
pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan, mengevaluasi terhadap perawatan dan pengobatan pada
klien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman pelayanan Unit Kerja
Atau Instalasi Bidang pelayanan Medik dan keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR PERSIAPAN
Alat:
Status Klien
Dracing car beralas/baki beralas yang berisi alat-alat:
tensimeter, thermometer,stetoskop, jam tangan, kertas
tissue, lampu senter, otoskop, speculum hidung, spatel
lidah, sarung tangan, bengkok, kassa steril, timbangan
berat badan, alat tulis klien dan lingkungan
Posisi
Sampiran
PELAKSANAAN
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien
2. Catat nama klien dan tanggal pemeriksaan
3. Cuci tangan
4. Lakukan pemeriksaan keadaan umum / oenampilan umum
klien
5. Lakukan pemeriksaan tanda vital
- Suhu tubuh
- Denyut nadi
PEMERIKSAAN FISIK
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan
skala coma Glasgow
Tujuan Mendapatkan data obyektif
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Melakukan uji :
1. Respon membuka mata
2. Respon verbal dengan mengajak bicara dan menilai
respon
3. Respon motorik dengan memberikan rangsang nyeri dan
menilai respon pasien
D. TahapTerminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berpamitan
4. Membereskan alat alat
5. Mencuci tangan
RUMAH SAKIT
UMUM
DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
OPERASIONAL 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Surat keterangan sakit adalah surat keterangan resmi yang diberikan
dokter kepada pasien untuk istirahat dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka penyembuhan penyakit yang diderita oleh pasien
Tujuan Melaksanakan tata tertib administrasi dalam pemberian surat
keterangan sakit kepala pasien yang berobat di instalasi gawat darurat
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten Lombok
Utara Nomor Tentang Pedoman pelayanan
Unit Kerja Atau Instalasi Bidang pelayanan Medik dan keperawatan
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur Pemberian sutar keterangan sakit hanya diberikan oleh dokter yang
merawat
,dimaksudkan untuk penyembuhan penyakit yang diderita oleh
pasien.
1. Surat keterangan sakit ditulis pada format yang telah
disediakan pleh Rumah Sakit
2. Surat keterangan sakit hanya diberikan kepada pasien yang
berobat ke RSUD Kabupaten Lombok Utara
3. Surat keterangan sakit hanya diberikan maksimal untuk 3 hari
terkecuali bila keesokan harinya adalah hari libur
4. Surat keterangan sakit ditandatangani oleh dokter yang
memeriksa diberi nomor dan stempel dinas
Unit terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMBUATAN DAN PEMEBRIAN RESEP
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi tertentu
yang digunakan untuk memproleh keterangan yang lebih jelas
terhadap suatu penyakit
TUJUAN Untuk menegakkan diagnose
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Dokter Jaga / dr. Residen/ dr konsulen jaga meminta
pemeriksaan penunjang (Laboratorium , ECG, Rontgen)
sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan
2. Permintaan pemeriksaan penunjang dibuat secara tertulis
dan ditandatangani oleh dokter
3. Petugas/perawat menyampaikan permintaan tertulis
tersebut keunit pemeriksaan yang dituju
4. Pasien yang memerlukan pemeriksaan radiologi diantar
keruang rontgen dan dibawa kemabali keruangan semula
5. Bahan pemeriksaan/specimen laboratorium diambil
langsung oleh petugas laboratorium
6. Hasil pemeriksaan/specimen diambil oleh petugas IGD dan
dilampirkan/ dicatat pada status pasien
7. Bila pasien berasal daru ruangan, nota tagihan dibuat oleh
unit yang ebrsangkutan
8. Bila pasien IGD, biaya pemeriksaan dibayar bersamaan
dengan tindakan yang telah dilakukan di IGD ke loket
pembayaran (kasir)
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal
dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan serat-
serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung
berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang
dilekatkan pada kulit.
TUJUAN 1. Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia)
akibatadanya infark miokard, angina tertentu, pembesaran
jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2. Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi
ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Kabel yang dibutuhkan :
Merah dilengan kanan (RA)
Kuning dilengan kiri (LA)
Hijau ditungkai kiri (LL)
Hitam ditungkai kanan (RL)
2. Electrode Dada (prekordial) terpasang
V1 : Pada interkostal ke 4 kanan
V2 : Pada interkostal ke 4 kiri
V3 : Pada interkostal ke 4-5 antara V2 dan V4
V4 : Pada interkostal ke 5 linea midclavicularis kiri
V5 : Horizontal terhadap V4,dilinea aksilaris interior
V6 : Horizontal terhadap V5,pada linea mid-axilaris
a. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber
listrik
b. Menyalakan power on mesin EKG
c. Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV
d. Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1
e. Melakukan kalibrasi 1mV
f. Melakukan rekaman 12 lead
g. Setelah selesai ,matikan power mesin EKG dan
lepaskan kabel/electroda dari tubuh pasien kemudian
bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
h. Bereskan alat
i. Cuci tangan
j. Dokumentasi tndakan
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMERIKSAAN THORAX
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan pemeriksaan secara radiologi pada dada
atau rongga dada (paru paru)
TUJUAN 1. Sebagai pedoman kerja bagi petugas radiologi
2. Untuk mendapatkan hasil radiografi thorax yang optimal
3. Untuk memperlihatkan struktur morfologi organ-organ dalam
rongga thorax seperti jantung dan pembuluh darah besar, paru-
paru, rongga pleurae dan struktur organ lain dalam rongga
mediastinum dan paru.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR A. Persiapan
1. Pesawat rontgen yang sudah diatur kondisi kV dan mAs
untuk pemeriksaan thorax.
2. Kaset / film dengan ukuran yang disesuaikan dengan
objeknya.
3. Marker sebagai tanda objek.
4. Lead apron untuk pasien hamil.
5. Lysolm grid.
6. Manual processing
B. Tindakan
1. Pasien dipersilahkan melepas pakaian serta aksesoris
(misal : kalung) yang menutupi derah dada dengan
memakai pakaian yang telah disiapkan oleh petugas
radiologi. Petugas radiologi mempersiapkan alat yang
akan dipergunakan dalam pemeriksaan serta memberi
tanda/ marker kanan/ kiri pada kaset yang akan
dipergunakan dalam pemeriksaan.
a) Posisi PA / AP
- Posisi berdiri tegak menghadap kaset, kedua tangan
diletakkan didaerah kedua panggul dan kedua bahu
mendorong scapula keluar dari daerah paru. Untuk
pasien yang lemah dapat meletakkan kedua
tangannya mengelilingi kaset.
- Pasien menggunakan proteksi batas atas kaset
terletak setinggi level vertebrae C7. Batas lateral
kolimasi berada di batas kulit dari iga terbawah.
- Pada pasien yang lemah, diambil posisi supine
dengan kedua tangan berada disisi samping tubuh
atau diangkat mengelilingi kepala.
b) Posisi Lateral
- Pasien posisi berdiri atau supine, dan posisi tubuh
miring dengan tangan ke atas. “Central beam”
terpusat ±10 cm dibawah aksila.
c) Posisi Top Lordotik
- Pasien berdiri ± 4 cm dari tiang penyangga,
kemudian mencondongkan bagian dada atas
kebelakang kearah kaset dengan kedua bahu
dicondongkan kedepan dan kedua tangan
diletakkan didaerah kedua panggul.
Untuk bayi dan penderita-penderita yang tidak dapat
berdiri hanya
a. diperlukan foto dalam posisi berbaring (AP).
b. Pengambilan foto (Ekpose) dilakukan pada saat pasien
inspirasi penuh dengan diberikan aba-aba, untuk
pasien-pasien yang non kooperatif pengambilan foto
dilakukan dengan melihat gerakan pernafasan pada
dada.
RUMAH SAKIT
UMUM
DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal Terbit Diterbitkan
STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah
merah lebih rendah dari jumlah normal. Selain itu, anemia
terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak
cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna
merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2. Etiologi
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan
asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru,
bronkiektasis, empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel
darah.
3. Gejala klinis
a. Lemas dan cepat lelah.
b. Sakit kepala dan pusing.
c. Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
d. Detak jantung tidak teratur.
e. Napas pendek.
f. Nyeri dada.
g. Dingin di tangan dan kaki.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan
darah tepi
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti
lemak ( pada anemia aplastik )
5. Penatalaksanaan
a. Modifikasi Diet.
b. Penanganan kondisi penyerta.
c. Terapi besi oral.
d. Terapi besi parenteral.
e. Transfusi darah.
Tujuan 1. untuk meningkatkan kemampuan tubuh dan sel darah putih
dalam melawan infeksi, mengurangi pembengkakan, dan
merangsang proses penyembuhan luka.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja atau
Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa terarah
,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjung lainnya yang
sesuai dengan informasi yang didapat guna mendukung
penegakan diagnosis
3. Dokter mendiagnosa pasien Anemia
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Artritis
Reumatoid dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasien semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD, HD
KERACUNAN KARBON MONOKSIDA
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi di mana
seseorang menghirup gas karbon monoksida dalam jumlah
yang banyak. Secara singkat, karbon monoksida (CO)
adalah gas beracun yang dihasilkan dari proses
pembakaran.
2. Etiologi
Karbon monoksida dihasilkan ketika bahan bakar seperti
gas, minyak, batu bara dan kayu tidak terbakar
sepenuhnya. Hasil pembakaran arang, mobil yang berjalan
dan asap dari rokok juga menghasilkan gas karbon
monoksida.
Gas, minyak, batu bara dan kayu adalah sumber bahan
bakar yang digunakan di banyak peralatan rumah tangga,
diantaranya adalah:
- Perebus air
- Kebakaran gas
- Sistem pemanas sentral
- Pemanas air
- Kompor
- Sumber api
3. Gejala Klinis
a. Sakit kepala
b. Kelemahan otot
c. Mual
d. Muntah
e. Kebingungan
f. Pusing
g. Kesulitan bernafas
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. X-foto thorax
c. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Menghirup oksigen yang ditempatkan di atas hidung
dan mulut pasien untuk membantu proses pernafasan.
b. Menghabiskan waktu di ruangan bertekanan oksigen
(terapi oksigen hiperbarik) dapat membantu
melindungi jantung dan jaringan otak yang sangat
rentan terhadap cedera akibat keracunan karbon
monoksida.
Tujuan 1. menghilangkan karbon monoksida dari dalam darah dengan
pemberian oksigen murni bertekanan tinggi.
2. Mengurangi komplikasi yang akan terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang didapat
guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien keracunan gas monoksida
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat
membakar (asam kuat, basa kuat)
2. Gejala Klinis
a. Kulit kemerahan
b. Rasa sakit di area luka
c. Lecet
d. Kulit membengkak
e. Kulit mengelupas
f. Kulit melepuh
g. Perubahan warna kulit menjadi putih, coklat, kuning,
atau hitam
Tanda dan gejala lainnya
a. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit
kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7
hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan
dermis (kulit bagian dalam), terdapat vesikel
(benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub
kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka
merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh
dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
c. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada,
luka merah keputih-putihan (seperti merah yang
terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati)
atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan
gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering,
lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin
graf).
3. Etiologi
a. Benda panas
b. Sinar matahari
c. Radiasi
d. Bahan kimia
e. Listrik
4. Pemeriksaan penunjang
d. Laboratorium
e. Thorax
f. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Perawatan dengan bahan dasar air
Tim medis yang menangani luka Anda akan
memberikan terapi berbahan dasar air, seperti
ultrasound mist therapy. Tujuannya adalah untuk
membersihkan luka pada kulit.
b. Infus
Anda mungkin juga memerlukan cairan infus untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dan gagal fungsi organ
tubuh lainnya.
c. Obat painkiller dan penenang
Luka bakar mungkin akan terasa sangat menyakitkan.
Dokter akan memberikan obat-obatan painkiller dan
penenang, seperti morgin.
d. Salep atau krim
Tim medis juga akan mengoleskan salep atau krim
agar luka cepat pulih, seperti bacitracin dan
sulfadiazine (Silvadene). Obat salep ini juga dapat
membantu mencegah munculnya infeksi.
e. Perban
Perban digunakan untuk membalut luka bakar agar
lekas pulih dan menutup kembali.
f. Antibiotik
Apabila ternyata Anda menunjukkan tanda-tanda
mengalami infeksi pada luka, Anda memerlukan obat
atau infus antibiotik.
Tujuan 1. meningkatkan kemampuan tubuh dan sel darah putih dalam
melawan infeksi
2. mengurangi pembengkakan
3. merangsang proses penyembuhan luka
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Luka Bakar
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
DEKOMPRESI
No.Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Dekompresi adalah gangguan yang biasa dialami oleh
penyelam ketika tubuh mengalami perubahan tekanan air
atau udara yang terlalu cepat. Hal ini mengakibatkan
nitrogen yang terlarut di dalam darah membentuk
gelembung yang mengganggu jalan pembuluh darah dan
jaringan pada organ.
2. Gejala Klinis
a. Nyeri pada sendi.
b. Pusing.
c. Tubuh terasa lemas.
d. Sesak napas.
e. Ruam.
f. Terdapat bagian tubuh yang terasa kesemutan dan
mati rasa.
3. Etiologi
Penyakit dekompresi merupakan dampak perubahan
tekanan, baik air atau udara, yang terjadi terlalu
cepat. Misalnya ketika menyelam, penyakit dekompresi
akan muncul jika proses kembali menuju ke permukaan
tidak dilakukan secara bertahap, atau tanpa menerapkan
safety stop (berhenti beberapa menit di kedalaman
tertentu) sesuai aturan dasar keselamatan menyelam.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko
seseorang mengalami penyakit dekompresi, antara lain
adalah:
a. Dehidrasi.
b. Langsung melakukan penerbangan setelah menyelam.
c. Obesitas.
d. Berusia di atas 30 tahun.
e. Memiliki penyakit jantung.
4. Pemeriksaan penunjang
g. Laboratorium
h. Thorax
i. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Selamatkan pasien dari air dan lakukan imobilisasi
bila dicurigai terdapat trauma
b. Berikan oksigen 100%, intubasi bila perlu, dan
berikan larutan Ringer Laktat secara intravena
c. Aspilet sebagai antiplatelet dapat diberikan jika
pasien tidak mengalami perdarahan, tetapi belum ada
bukti tentang hal ini. Gelembung nitrogen
berinteraksi dengan platelet, dan menyebabkan adhesi
dan aktivasi, yang diduga berkontribusi pada
obstruksi vena-vena mikro dan menyebabkan iskemia
pada penyakit dekompresi.
d. Juga tidak ada data yang mendukung pemberian
terapi adjunctive, seperti rekompresi dengan
helium/oksigen dan OAINS.
e. Lakukan resusitasi kardiopulmoner jika perlu, atau
needle torakosentesis jika terdapat pneumotoraks
tension
f. Jangan memposisikan pasien pada posisi
Trendelenburg. Menempatkan pasien pada posisi
kepala di bawah dulu dilakukan untuk mencegah
terjadinya embolisasi udara ke otak. Tetapi sekarang
prosedur ini tidak dilakukan lagi karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan
menyebabkan rusaknya sawar darah otak.
g. Segera transport ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas hiperbarik.
Tujuan 1. meningkatkan perfusi oksigen, mengurangi edema dan
menurunkan sitokin penyebab inflamas
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Dekompresi
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
ULKUS DIABETIKUM
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
luka yang muncul dan berkembang akibat gangguan saraf
tepi, kerusakan struktur tulang kaki, serta penebalan dan
penyempitan pembuluh darah yang sering terjadi pada
penderita diabetes. Ulkus diabetikum memerlukan terapi
dan penanganan khusus. Jika terjadi infeksi pada ulkus
diabetikum, dapat membuatnya semakin parah.
2. Gejala Klinis
a. kaki tampak bengkak,
b. kemerahan, iritasi,
c. berbau atau keluar cairan dari kaki yang menempel di
kaus kaki atau sepatu.
3. Etiologi
a. sirkulasi darah yang buruk, sehingga aliran darah
tidak mengalir ke kaki Anda secara efisien.],
b. kadar glukosa yang tinggi juga dapat menyebabkan
kaki mati rasa akibat adanya kerusakan saraf pada
kaki, yang merupakan salah satu komplikasi jangka
panjang dari diabetes
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Thorax
c. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. mengendalikan kadar gula darah, tingkat kolesterol
dan tekanan darah.
b. Membalut dengan perban
Menutup luka dengan perban yang diberikan obat
khusus, bertujuan untuk mengobati infeksi atau
mengurangi risiko infeksi. Mintalah informasi kepada
dokter, bagaimana cara membersihkan luka dan
mengganti perban setiap hari.
c. Memberikan obat-obatan
Dokter mungkin memberi resep obat antibiotik dan
antiplatelet. Selain itu, penggunaan obat-obat topikal
seperti povidone iodine juga dapat membantu.
Namun, tentu Anda harus konsultasi dengan dokter
terlebih dahulu agar dapat diberikan pengobatan yang
tepat dan sesuai dengan kondisi luka.
d. Menghilangkan kulit dan jaringan mati (debridement)
Dokter mungkin akan merawat ulkus diabetikum
dengan prosedur yang disebut debridement.
Debridement adalah proses untuk membuang kulit
dan jaringan yang mati. Ada banyak cara dalam
melakukan debridement, salah satunya adalah dengan
menggunakan pisau bedah.
ABSES OTAK
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Penumpukan nanah akibat infeksi otak. Kondisi ini bisa
menyebabkan pembengkakan pada otak. Abses otak sering
disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur di otak yang
dipicu oleh cedera kepala atau infeksi di jaringan tubuh lain
yang menyebar ke otak.
2. Etiologi
- infeksi seperti jamur,
- virus, dan bakteri mencapai otak melalui perlukaan yang
ada di kepala atau infeksi di bagian tubuh lain yang
menembus sawar otak.
- Infeksi dari jantung dan paru-paru merupakan penyebab
paling sering dari abses otak.
- Abses otak juga dapat terbentuk dari infeksi telinga,
sinus, atau abses pada gigi.
3. Gejala Klinik
- Perubahan kesadaran, seperti menjadi tidak sadar,
kebingungan, dan tidak respons terhadap perintah.
- Penurunan fungsi bicara.
- Penurunan sensasi.
- Penurunan gerak dan fungsi otot.
- Penurunan tajam penglihatan.
- Muntah.
- Demam.
- Kekakuan pada leher.
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pencitraan CT Scan
- MRI
- Pungsi lumbal,
5. Penatalaksanaan
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati abses otak.
Terutama pada abses kurang dari 2,5 cm dari kepala.
Pembedahan dilakukan apabila terapi menggunakan
antibiotik gagal. Hal ini dapat pula dilakukan apabila
terdapat risiko pecahnya kantung abses di otak.
Tujuan Menurunkan efek desak ruang, peningkatan intrakranial, serta
mengurangi infeksi yang terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 8. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
9. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
10. Dokter mendiagnosa pasien Abses Otak
11. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
12. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
13. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
SINDROM KOMPERTEMEN
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 6. Pengertian
peningkatan tekanan interstisial dalam sebuah ruangan yang
tertutup, biasanya kompartemen oseofacial ekstremitas yang
nonclompliant, misalnya kompartemen lateral, anterior dan
posterior dalam tungkai serta kompartemen volar superficial
dan dalam lengan serta pergelangan tangan.
7. Etiologi
a. Penurunan Volume Kompartemen Kondisi ini
disebabkan oleh :
1) Penutupan defek fascia
2) Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
b. Peningkatan Tekanan Eksternal
1) Balutan yang terlalu ketat
2) Berbaring di atas lengan
3) Gips
c. Peningkatan Tekanan pada Struktur Komparteman
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara
lain :
1) Pendarahan atau Trauma vaskuler
2) Peningkatan permeabilitas kapiler
3) Penggunaan otot yang berlebihan
4) Luka bakar
5) Operasi
6) Gigitan ular
7) Obstruksi vena
Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang
paling sering adalah cedera, dimana 45% kasus
terjadi akibat fraktur, dan 80% darinya terjadi di
anggota gerak bawah.
8. Gejala Klinik
a. Pain (nyeri)
Nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot
yangterkena, ketik aada trauma langsung.
Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting.
Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan
keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin gelisah
atau memerlukan analgesia lebih banyak dari
biasanya). Otot yang tegang pada kompartemen
merupakan gejala yang spesifik dan sering.
b. Pallor (pucat)
Diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.
c. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
d. Parestesia (rasa kesemutan)
e. Paralysis
Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi
saraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartem
en sindrom. Sedangkan pada kompartemen syndrome
akan timbul beberapa gejala khas, antara lain :
1) Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat
olahraga. Biasanya setelah
berlari atau beraktivitas selama 20 menit.
2) Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah
beristirahat 15-30 menit. Terjadi kelemahan atau
atrofi otot.
9. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- CT Scan
10. Penatalaksanaan
a. Terapi Medikal/Non Bedah
Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen
masih dalam bentuk dugaan sementara. Berbagai bentuk
terapi ini meliputi :
1) Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk memperta
hankan ketinggian
kompartemenyang minimal, elevasi dihindari karena
dapat menurunkan aliran darahdan akan lebih
memperberat iskemia
2) Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips har
us di buka dan pembalut kontraiksi dilepas.
3) Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun
dapat menghambat perkembangan sindroma
kompartemen
4) Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan
produk darah
5) Pada peningkatan isi kompartemen, diuretic dan
pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan
kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler,
dengan memproduksi kembali energy seluler yang
normal dan mereduksi selotot yang melalui
kemampuan dari radikal bebas
b. Terapi Bedah Fasciotomi
Dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai >30
mmHg. Tujuan dilakukan tindakan
ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki
perfusi otot. Jika tekanannya <30 mm Hg maka tungkai
cukup diobservasi dengan cermat dan diperiksa lagi pada
jam-jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik,
evaluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terlewati.
Akan tetapi jika memburuk maka segera
lakukan fasciotomi. Keberhasilan dekompresi untuk
perbaikan perfusi adalah 6 jam. Terdapat dua teknik
dalam fasciotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi
ganda. Insisi ganda pada tungkai bawah paling sering
digunakan karena lebih aman dan lebih efektif,
sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi
yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan
vena peroneal.
Tujuan Menurunkan efek desak ruang, peningkatan intrakranial, serta
mengurangi infeksi yang terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 14. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
15. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
16. Dokter mendiagnosa pasien Sindrpm Komportemen
17. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
18. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
19. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
KONSULTASI DOKTER
No. Dokumen No.Revisi Halaman
/poliklinik/I/2017 1/1
RUMAH SAKIT UMUM
STANDART Tanggal Tebit Diterbitkan
OPERASIONAL 1 Januari 2017 Direktur RSUD
PROSEDURE Kabupaten Lombok Utara
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Konsultasi adalah kegiatan rujukan tentang pasien, penyakit, data,
informasi, keahlian/teknologi kesehatan dari tenaga kesehatan ke
dokter, dari dokter umum ke dokter spesialis, dari dokter spesialis
ke dokter sub spesialis.
BATASAN
Pengertian konsul disini adalah untuk pasien yang datang dan
sedang mendapat penanganan di IGD
Tujuan Memberikan tatacara yang jelas dalam mengkonsul pasien di IGD
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Dokter IGD/ dokter jaga memeriksa keadaan pasien
2. Dokter IGD/ Dokter jaga meminta pemeriksaan penunjang
yang diperluka, seperti radiologi, laboratorium, ECG
3. Menghubungi dokter konsulen sesuai dengan jadwal yang
sudah ada (langsung/lewat telefon)
4. Menunggu jawaban dari dokter konsulen
5. Melaksanakan advis dari dokter konsulen
6. Mencatat tanggal dan jam permintaan konsul
7. Mencatat tanggal dan jam jawaban konsul
8. Mencatat advis / tidakan yang akan dilakukan
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Penyuluhan kesehatan ialah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu /keluarga unyuk mengembangkan pengertian
tentang nilai kesehatan
Tujuan 1. Mengubah perilaku melalui proses belajar
2. Mempercepat proses penyembuhan
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor 445.2/084/RSUD-KLU/I/2017 Tentang
pedoman pelayanan Unit Kerja atau Instalasi Bidang Pelayanan
Medik dan keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Persiapan alat
a. media penyembuhan
b. materi penyembuhan
2. persiapan lingkungan
a. tempat duduk
b. jarak antara penyuluh dengan audien yang sesuai
c. ventilasi ruangan
d. pencahayaan yang baik
e. ruangan yang tenang tidak bising
3. persiapan pasien
a. memberitahu pasien/keluarga/pengunjung
4. langkah-langkah
a. memperkenalkan diri
b. menyebutkan materi penyuluhan
c. menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
d. menyebutkan materi penyuluhan
e. menyebutkan tujuan penyuluhan
f. melaksanakan penyuluhan sesuai kerangka acua
g. memberi kesempatan bertanya pada pasien/keluarga
/pengunjung
h. menyimpulkan materi penyuluhan
i. mengobservasi resvon pasien /keluarga /pengunjung
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
TULI MENDADAK