Anda di halaman 1dari 43

PELAYANAN TERAPI HIPERBARIK CHAMBER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Ditetapkan :
Direktur
Tanggal terbit Rumah Sakit Umum Daerah
STANDAR Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. H Syamsul Hidayat


NIP. 19721209200701 1 018
Merupakan suatu bentuk terapi alternatif dengan cara
PENGERTIAN
memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam suatu
Hyperbaric Chamber.
Ruangan Hiperbarik yaitu ruangan yang memiliki tekanan udara
lebih dari atmosfir normal (1 atm atau 760 MmHg).
Tersusunnya standar peiayanan medik hiperbarik dalam rangka
TUJUAN terselenggaranya pelayanan hyperbarik yang bermutu, aman dan
terjangkau.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang
KEBIJAKAN
pedoman pelayanan Unit Kerja Atau Instalasi Bidang pelayanan
Medik dan keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Utara

1. Setiap pasien harus mendaftar di loket registrasi.


2. Dokter Hyperbaric oxygen (HbO) memberikan penjelasan
rencana tindakan Hyperbaric oxygen (HbO), mancakup tujuan
PROSEDUR
tindakan, manfaat, risiko dan efek samping Hyperbaric oxygen
(HbO)
3. Bila pasien setuju maka pasien menandatangani persetujuan
pada format informed consent yang sudah disediakan.
4. Dokter Hyperbaric oxygen (HbO) melakukan pengkajian
kepada pasien, mencakup :
A. anamnesis pasien.
B. Dokter Hyperbaric oxygen (HbO) melakukan pemeriksaan
fisik, berupa keadaan umum, tanda vital, status generalis,
status neurologi dan status lokalis.
C. Dokter melakukan pemeriksaan lain terkait indikasi untuk
mengetahui ada / tidaknya kontraindikasi terapi dengan
Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), yaitu dengan
pemeriksaan :
1) EKG
2) Thorax foto
3) Laboratorium (sesuai dengan kondisi pasien)
4) Pemeriksaan lainnya disesuaikan dengan kasus yang
bersangkutan (audiogram, foto fundus, angiografi,
tonometri)
D. Penderita Caison Disease/ Arterial Gas Emboli (AGE)
yang tidak sadar (status emergensi) perlu tindakan
miringotimi (menggunakan kateter IV sesuai kebutuhan).
E. Dokter merujuk dan mengkonsultasikan ke fasilitas
pelayanan hiperbarik yang lebih mampu jika diperlukan.
5. Perawat Hyperbaric oxygen (HbO) mengarahkan pasien
melakukan ekualisasi yaitu upaya menyamakan tekanan antara
telinga bagian tengah dengan tekanan udara di luar. Ekualisasi
dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain :
A. Menutup hidung dan mulut lalu menghembuskan udara
sehingga udara keluar melalui kedua lubang telinga.
B. Menelan atau minum air beberapa kali.
6. Perawat HBO harus mendampingi pasien selama tindakan
terapi hiperbarik dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi.
7. Indikasi:
A. Anemia
B. Keracunan karbon monoksida
C. Luka bakar
D. Penyakit dekompresi
E. Luka yang tidak sembuh, seperti ulkus kaki dibetik
F. Embolisme gas arterial
G. Abses otak
H. Sindrom kompartemen dan iskemia traumatik lainnya
I. Ketulian yang timbul mendadak
J. Gas Gangren
K. Infeksi pada kulit dan tulang
L. Osteoradionekrosis dan kerusakan jaringan akibat radiasi
M. Skingraft or skin flap yang berisiko mengalami kematian
N. Kebutaan yang timbul mendadak
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
A. Selama prosedur HBO berlangsung, komunikasi perawat
pendamping, pasien, dengan operator chamber harus
intensif, khususnya pada saat proses kompresi.
B. Apabila dalam prosedur HBO terjadi efek samping/
keluhan pasien/ perawat pendamping yang bersifat urgen,
masker oksigen dilepas dan prosedur HBO harus
dihentikan (dikeluarkan).
C. Selama prosedur HBO berlangsung, perawat pendamping
harus senantiasa memantau/ menanyakan apakah pasien
ada keluhan atau tidak.
D. Apabila prosedur HBO sementara berlangsung dan pasien
membutuhkan suplai obat/ makanan/ minuman dari luar,
masukkan melalui medical lock.
E. Selama periode isap oksigen, sebaiknya pasien tidak tidur.
F. Selama periode istirahat, pasien boleh makan / minum.
G. Pasien infeksius dan luka yang berbau harus dikondisikan
dengan jadwal pasien lain.
H. Pasien yang akan melakukan penerbangan, dilakukan
dalam jangka waktu 4-6 jam setelah prosedur.
I. Pasien sebaiknya dilakukan terapi HBO 1x perhari
berturut-turut selama 5 hari dan diistrahatkan 2 hari
UNIT TERKAIT - IGD
- Instalasi Rawat Jalan
- Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang
mempunyai fungsi untuk melayani pendaftaran pasien Rawat
Jalan yang belum atau sudah pernah berobat di RS
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna secara
maksimal dalam pelayanan pendaftaran pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor ……………. Tentang Pedoman
Pelayanan Unit Kerja atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik
dan Keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara
PROSEDUR 1. Pasien datang dibagian admisi dan diterima oleh petugas
admisi
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan
pasien baru (pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak
membawa kartu berobat dan kehilangan kartu) atau pasien
lama;
3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas
pendaftaran mendaftar pasien sbb:

- Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis


penerimaan pasien baru dengan mewawancarai pasien
tersebut
- Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas
Berobat)
- Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien
- Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis
pasien kepoli / unit pelayanan yang dituju;
A. Di Unit Pelayanan / Poliklinik:
- Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan
kesehatan bagi pasien
- Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan
penunjang yang lain?
- Jika Ya petugas, maka petugas membawa
formulir rujukan ke unit yang dituju
- Jika tidak, maka pasien / keluarganya
dipersilahkan mengambil obat di bagian farmasi
4. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas
pendaftaran mendaftar pasien sebagai berikut:
- Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat
pasien
- Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan
pelayanan yang akan dituju dengan mewawancarai
pasien tersebut
- Petugas membuat tracer berdasarkan KIB pasien
- Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke Filing
sesuai dengan tracer tersebut
5. Apakah berkas rekam medis pasien sudah terkumpul?
- Jika berkas belum terkumpul, maka petugas menunggu
sampai berkas terkumpul banyak di bagian admisi;
- Jika berkas sudah terkumpul, maka petugas
mendistribusikan semua berkas rekam medis pasien ke
poliklinik yang dituju;
A. Di Unit Pelayanan / Poliklinik:
- Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan
kesehatan bagi pasien;
- Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan
penunjang yang lain?
- Jika Ya, maka petugas membawa formulir ke unit
yang dituju;
- Jika tidak maka pasien dipersilahkan mengambil
obat di bagian farmasi;
- Petugas mempersilahkan pasien pulang;
6. Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petugas admisi
dan terkait, maka, petugas yang bersangkutan mendapatkan
sangsi oleh pihak manajemen maupun direktur.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan,

CUCI TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 18 Maret 2019 RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Prosedur untuk cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang
benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan tindakan cuci tangan 7 langkah sesuai dengan
indikasi dan kompetensi dokter dan paramedic.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Basahkan kedua telapak tangan setinggi pertengahan
lengan dengan air mengalir kemudian ambil sabun.
2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut,
kemudian gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian.
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ketelapoak tangan kemudian gosok
perlahan
7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan mamakai tisu. Kemudian matikan
kran dengan tisu dan tangan bersih terjaga.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD

PEMERIKSAAN FISIK
No Dokumen No. Revisi Halaman
1/5

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Diterbitkan
STANDART Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal
melalui inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
TUJUAN Untuk menilai status kesehatan-kesehatan klien,
mengidentifikasikan factor resiko kesehatan dan tindakan
pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan, mengevaluasi terhadap perawatan dan pengobatan pada
klien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman pelayanan Unit Kerja
Atau Instalasi Bidang pelayanan Medik dan keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR PERSIAPAN
Alat:
 Status Klien
 Dracing car beralas/baki beralas yang berisi alat-alat:
tensimeter, thermometer,stetoskop, jam tangan, kertas
tissue, lampu senter, otoskop, speculum hidung, spatel
lidah, sarung tangan, bengkok, kassa steril, timbangan
berat badan, alat tulis klien dan lingkungan
 Posisi
 Sampiran
PELAKSANAAN
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien
2. Catat nama klien dan tanggal pemeriksaan
3. Cuci tangan
4. Lakukan pemeriksaan keadaan umum / oenampilan umum
klien
5. Lakukan pemeriksaan tanda vital
- Suhu tubuh
- Denyut nadi
PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No. Revisi Halaman


2/6

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
- Pernafasan
- Tekanan darah
6. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan jika
memungkinkan
7. Lakukan pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala :
PROSEDUR - Amati bentuk kepala, keadaan kulit kepala,
keadaan rambut dan wajah
- Rada ubun-ubun (bila umur < 2 tahun ) dan adanya
benjolan
- Amati kelengkapan dan kesimentrisan mata, pupil,
(ukuran bentuk, respon terhadap cahaya), kornea,
konjungtiva, warna sclera
- Amati dan palpasikelopak mata/palpebra
- Lakukan test ketajaman penglihatan dengan kartu
snellen (kp)
- Lakukan tekenan bola mata dengan tonometer (Kp)
- Lakukan test luas lapang pandang (kp)
b. Mata
- Amati kelengkapan dan kesimetrisan, pupil,
kornea, konjungtiva, sclera
- Amati dan palpasi kelopak mata/palpebra
- Lakukan test ketajaman penglihatan dengan kartu
snellen (kp)
- Lakukan tekenan bola mata dengan tonometer (Kp)
- Lakukan test luas lapang pandang (kp)
c. Hidung
-Amati posisi septum nasi
-Amati lubang hidung seperti kelembaban, mukosa,
secret, dan adanya polip, kalau perlu gunakan
speculum
PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No. Revisi Halaman


3/6

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

PROSEDUR - Amati adanya pernafasancuping hidung


d. Telinga
- Amati dan raba bentuk telinga, ukuran telinga, dan
ketegangan daun telinga
- Amati lubang telinga : adanya seumen, benda asing,
membrane timpani
- Raba pembesaran kelenjer limfe di depan telinga,
belakang telinga
- Kalau perlu lakukan test pendengaran dengan memakai
garpu tala
e. Mulut dan Faring
- Amati keadaan bibir
- Amati warna bibir
- Amati keadaan gusi dan gigi
- Amati keadaan ldah
- Lakukan pemeriksaan rongga mulut (kalau
perlumenggunakan spantel lidah)
f. Leher
- Amati dan raba posisi trakea
- Amati dan raba pembesaran kelenjar tiroid
- Amati dan raba bendungan vena jugularis
- Raba nadi karotis
- Raba pembesaran kelenjer limfe di leher, supra klavikula
8. Lakukan pemeriksaan kulit/integument dan kuku
a. Amati kebersihan kulit dan adanya kelainan
b. Amati warna kulit
c. Raba kehangatan kulit, kelembaban, tektur dan turgor
d. Amati warna dan bentuk kuku
e. Amati warna telapak tangan
PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No. Revisi Halaman


4/6

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

PROSEDUR Cek CRT (22apliraru refill time)


9. Lakukan pemeriksaan ketiak dan payudara (kalau perlu)
a. Amati ukuran, bentuk dan posisi, adanya perubahan
warna, pembekakan dan luka
b. Raba adanya benjolan, nyeri tekan dan secret
c. Raba pembesaran kelenjar limfe di ketiak
10. Lakukan pemeriksaan thorak bagian depan :
a. Inpeksi bentuk dada, kisemntrisan pergerakan
dada,adanya retraksi interkosta
b. Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
c. Palpasi taktil fremitus
d. Palpasi ictus cordis pada area intercosta ke-5 mid
klavikula kiri
e. Lakukan perkusi dada
f. Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial,
bronkonvesikuler, dan vesikuler
g. Auskultasi suara nafas tambahan : rankhi, wheezing,
rales, pleural frection rub
h. Auskutasi bunyi jantung I dan II serta bunyi jantung
tambahan (kalau ada)
i. Auskultasi bising jantung/murmur
11. Lakukan pemeriksaan thorak belakang inpeksi bentuk
dada, kesimetrisan pergerakan dada, adanya retraksi
interkosta
a. Palpasi kesimtrisan pergerakan dada
b. Palpasi taktil fremitus
c. Lakukan perkusi dada
d. Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial,
bronkonvesikuler, dan vesi kuler
e. Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi,
PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No. Revisi Halaman


5/6

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

PROSEDUR a. wheezing, rales, pleural rriction rub


1. Lakukan pemeriksaan abdomen
a. Inspeksibentuk,adanya massa dan pelebaran
pembuluh darah pada abdpmen
b. Auskultasi bising usus
c. Perkusi bunyi abdomen,cek adanya ascites
d. Palpasi nyeri,adanya benjolan,turgor
e. Palpasi hepar
f. Parpasi lier
g. Palpasi titik Mc,.Burney
h. Palpasi adanya retensio urine
i. Palpasi massa feses
2. Lakukan pemeriksaan genetalia dan daerah sekitarnya
(bila perlu):
a. Genetalia pria
- Amati kebersihan rambut pubis, kelainan kulit penis
dan skrotum, lubang uretra
- Raba adanya benjolan atau kelainan pada penis,
skrotum dan testis
b. Genetalia wanita
- Amati rambut pubis, kulit sekitar pubis, bagian dalam
labio moyora dan labio minora, klitoris, lubang uletra
dan pendarahan
- Raba daerah inguinal
c. Anus
- Amati adanya lubang anus (pada bayi baru lahir),
kelainan pada anus, perineum, benjolan,
pembengkakan
- Raba adanya nyeri
3. Lakukan pemeriksaan muskulokeletal (ekstremitas):
a. Inpeksi kesimetrian otot
a. Inpeksi struktur dan bentuk tulang leher, tulang
belakang, ekstraminatas atas dan bawah untuk
mengetahui adanya lordosis, khyposis dan skoliosis
b. Amati ROM dan gaya berjalan
c. Palpasi adanya oedam
d. Uji kekuatan otot
e. Amati adanya kelainan pada ekstreminitas
12. Rapikan klien
13. Bersihkan alat dan rapikan kembali tempat pemeriksaan
14. Cuci tangan
15. Catat hasil pemeriksaan

UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD


PEMERIKSAAN GCS

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan
skala coma Glasgow
Tujuan Mendapatkan data obyektif
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara

Mengatur tanggung jawab dan wewenang perawat dan bidan


dalam melakukan tindakan pada pasien baru dan evaluasi
perkembangan kondisi pasien
Prosedur ProsedurTindakan
A. TahapPraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Menempatkan alat didekat pasien
3. Mencuci Tangan
B. TahapOrientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
dan keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
pemeriksaan dilakukan
C. TahapKerja

Melakukan uji :
1. Respon membuka mata
2. Respon verbal dengan mengajak bicara dan menilai
respon
3. Respon motorik dengan memberikan rangsang nyeri dan
menilai respon pasien
D. TahapTerminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berpamitan
4. Membereskan alat alat
5. Mencuci tangan

Mendokumentasikan dalam lembar pemeriksaan


Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMBUATAN SURAT KETERANGAN SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT
UMUM
DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
OPERASIONAL 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Surat keterangan sakit adalah surat keterangan resmi yang diberikan
dokter kepada pasien untuk istirahat dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka penyembuhan penyakit yang diderita oleh pasien
Tujuan Melaksanakan tata tertib administrasi dalam pemberian surat
keterangan sakit kepala pasien yang berobat di instalasi gawat darurat
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten Lombok
Utara Nomor Tentang Pedoman pelayanan
Unit Kerja Atau Instalasi Bidang pelayanan Medik dan keperawatan
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur Pemberian sutar keterangan sakit hanya diberikan oleh dokter yang
merawat
,dimaksudkan untuk penyembuhan penyakit yang diderita oleh
pasien.
1. Surat keterangan sakit ditulis pada format yang telah
disediakan pleh Rumah Sakit
2. Surat keterangan sakit hanya diberikan kepada pasien yang
berobat ke RSUD Kabupaten Lombok Utara
3. Surat keterangan sakit hanya diberikan maksimal untuk 3 hari
terkecuali bila keesokan harinya adalah hari libur
4. Surat keterangan sakit ditandatangani oleh dokter yang
memeriksa diberi nomor dan stempel dinas
Unit terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMBUATAN DAN PEMEBRIAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019
OPERASIONAL
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Resep adalah surat resmi dari dokter untuk apoteker yang berisikan
nama pbat, jumlah obat dan cara penggunaannya untuk pasien
sesuai dengan yang tercantum dalam resep dengan tujuan
pengobatan terhadap pasien tersebut
TUJUAN Mengatur tata cara penulisan resep yang dilakukan oleh dokter di
lingkungan Instalasi Gawat Darurat
Menghindari kemungkinan adanya upaya penyalahgunaan obat.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja atau
Instalasi Bidang Pelayan Medik dan Keprawatan Pada Rumah Sakit
Umun Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Pembuatan dan pemberian resep hanya boleh dilakukan oleh
dokter pemeriksa yang dimaksud untuk pengobatanpasien.
2. Untuk pembuatan dan penulisan resep yang berisikan obat dari
golongan narkotika dan golongan penenang yang sering
disalahgunakan maka pemberian dan pembuatan resep dilakukan
dengan perhatian khusus dan tulis secara lengkap pada medical
record pasien
3. Penulisan resep harus dengan jelas dan mudah dibaca untuk
menghindari lesalahan pemberi obat
4. Untuk pemberian obat daftar G yang sering disalahgunakan
maka pemberian obat selanjutnya dilakukan poliklinik penyakit
jiwa
5. Untuk memberikan resep yang mengandung bahan orkotika
diatur sendiri
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi tertentu
yang digunakan untuk memproleh keterangan yang lebih jelas
terhadap suatu penyakit
TUJUAN Untuk menegakkan diagnose
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Dokter Jaga / dr. Residen/ dr konsulen jaga meminta
pemeriksaan penunjang (Laboratorium , ECG, Rontgen)
sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan
2. Permintaan pemeriksaan penunjang dibuat secara tertulis
dan ditandatangani oleh dokter
3. Petugas/perawat menyampaikan permintaan tertulis
tersebut keunit pemeriksaan yang dituju
4. Pasien yang memerlukan pemeriksaan radiologi diantar
keruang rontgen dan dibawa kemabali keruangan semula
5. Bahan pemeriksaan/specimen laboratorium diambil
langsung oleh petugas laboratorium
6. Hasil pemeriksaan/specimen diambil oleh petugas IGD dan
dilampirkan/ dicatat pada status pasien
7. Bila pasien berasal daru ruangan, nota tagihan dibuat oleh
unit yang ebrsangkutan
8. Bila pasien IGD, biaya pemeriksaan dibayar bersamaan
dengan tindakan yang telah dilakukan di IGD ke loket
pembayaran (kasir)
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan kegiatan guna
menunjang diagnosa suatu penyakit
TUJUAN 1. Untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit
2. Monitoring terapi suatu penyakit
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Petugas menerima rujukan
2. Petugas melayani pasien sesuai jenis pemeriksaan
laboratorium
3. Petugas mencatat data pasien yang diperlukan dibuku register
laboratorium
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan sesuai permintaan yang diperlukan/diminta
5. Petugas mempersilahkan pasien duduk
6. Petugas menjelaskan dan member tahu kepada pasien tentang
sampel yang akan diambil dan diperiksa
7. Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai
dengan permintaan
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu hasil lab
diluar ruangan
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku register,
diblangko pemeriksaan lab, serta mencatat kode harga
pemeriksaan lab yang dilakukan pada slip pembayaran
10. Petugas menginformasikan hasil pemeriksaan
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMERIKSAAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal
dari nodus sinoatrial, yang dikonduksikan melalui jaringan serat-
serat (sistem konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung
berkontraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang
dilekatkan pada kulit.
TUJUAN 1. Mengidentifikasi adanya kelainan irama jantung (disrithmia)
akibatadanya infark miokard, angina tertentu, pembesaran
jantung, dan penyakit inflamasi jantung.
2. Menilai efek obat-obatan dan mengidentifikasi
ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalsium dan kalium.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR 1. Kabel yang dibutuhkan :
 Merah dilengan kanan (RA)
 Kuning dilengan kiri (LA)
 Hijau ditungkai kiri (LL)
 Hitam ditungkai kanan (RL)
2. Electrode Dada (prekordial) terpasang
 V1 : Pada interkostal ke 4 kanan
 V2 : Pada interkostal ke 4 kiri
 V3 : Pada interkostal ke 4-5 antara V2 dan V4
 V4 : Pada interkostal ke 5 linea midclavicularis kiri
 V5 : Horizontal terhadap V4,dilinea aksilaris interior
 V6 : Horizontal terhadap V5,pada linea mid-axilaris
a. Menghubungkan kabel listrik mesin EKG ke sumber
listrik
b. Menyalakan power on mesin EKG
c. Mengatur kecepatan gelombang pada 25 mV
d. Mengatur ketinggian rekaman pada skala 1
e. Melakukan kalibrasi 1mV
f. Melakukan rekaman 12 lead
g. Setelah selesai ,matikan power mesin EKG dan
lepaskan kabel/electroda dari tubuh pasien kemudian
bersihkan sisa jelly yang menempel dengan tissue.
h. Bereskan alat
i. Cuci tangan
j. Dokumentasi tndakan
UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
PEMERIKSAAN THORAX

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Diterbitkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD
PROSEDUR 18 Maret 2019 Kabupaten Lombok Utara
OPERASIONAL

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan pemeriksaan secara radiologi pada dada
atau rongga dada (paru paru)
TUJUAN 1. Sebagai pedoman kerja bagi petugas radiologi
2. Untuk mendapatkan hasil radiografi thorax yang optimal
3. Untuk memperlihatkan struktur morfologi organ-organ dalam
rongga thorax seperti jantung dan pembuluh darah besar, paru-
paru, rongga pleurae dan struktur organ lain dalam rongga
mediastinum dan paru.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR A. Persiapan
1. Pesawat rontgen yang sudah diatur kondisi kV dan mAs
untuk pemeriksaan thorax.
2. Kaset / film dengan ukuran yang disesuaikan dengan
objeknya.
3. Marker sebagai tanda objek.
4. Lead apron untuk pasien hamil.
5. Lysolm grid.
6. Manual processing
B. Tindakan
1. Pasien dipersilahkan melepas pakaian serta aksesoris
(misal : kalung) yang menutupi derah dada dengan
memakai pakaian yang telah disiapkan oleh petugas
radiologi. Petugas radiologi mempersiapkan alat yang
akan dipergunakan dalam pemeriksaan serta memberi
tanda/ marker kanan/ kiri pada kaset yang akan
dipergunakan dalam pemeriksaan.
a) Posisi PA / AP
- Posisi berdiri tegak menghadap kaset, kedua tangan
diletakkan didaerah kedua panggul dan kedua bahu
mendorong scapula keluar dari daerah paru. Untuk
pasien yang lemah dapat meletakkan kedua
tangannya mengelilingi kaset.
- Pasien menggunakan proteksi batas atas kaset
terletak setinggi level vertebrae C7. Batas lateral
kolimasi berada di batas kulit dari iga terbawah.
- Pada pasien yang lemah, diambil posisi supine
dengan kedua tangan berada disisi samping tubuh
atau diangkat mengelilingi kepala.
b) Posisi Lateral
- Pasien posisi berdiri atau supine, dan posisi tubuh
miring dengan tangan ke atas. “Central beam”
terpusat ±10 cm dibawah aksila.
c) Posisi Top Lordotik
- Pasien berdiri ± 4 cm dari tiang penyangga,
kemudian mencondongkan bagian dada atas
kebelakang kearah kaset dengan kedua bahu
dicondongkan kedepan dan kedua tangan
diletakkan didaerah kedua panggul.
Untuk bayi dan penderita-penderita  yang tidak dapat
berdiri hanya
a. diperlukan foto dalam posisi berbaring (AP).
b. Pengambilan foto (Ekpose) dilakukan pada saat pasien
inspirasi penuh dengan diberikan aba-aba, untuk
pasien-pasien yang non kooperatif pengambilan foto
dilakukan dengan melihat gerakan pernafasan pada
dada.

UNIT TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD


ANEMIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

RUMAH SAKIT
UMUM
DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA
Tanggal Terbit Diterbitkan
STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah
merah lebih rendah dari jumlah normal. Selain itu, anemia
terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak
cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna
merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2. Etiologi
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan
asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru,
bronkiektasis, empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel
darah.
3. Gejala klinis
a. Lemas dan cepat lelah.
b. Sakit kepala dan pusing.
c. Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
d. Detak jantung tidak teratur.
e. Napas pendek.
f. Nyeri dada.
g. Dingin di tangan dan kaki.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan
darah tepi
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti
lemak ( pada anemia aplastik )
5. Penatalaksanaan
a. Modifikasi Diet.
b. Penanganan kondisi penyerta.
c. Terapi besi oral.
d. Terapi besi parenteral.
e. Transfusi darah.
Tujuan 1. untuk meningkatkan kemampuan tubuh dan sel darah putih
dalam melawan infeksi, mengurangi pembengkakan, dan
merangsang proses penyembuhan luka.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja atau
Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa terarah
,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjung lainnya yang
sesuai dengan informasi yang didapat guna mendukung
penegakan diagnosis
3. Dokter mendiagnosa pasien Anemia
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Artritis
Reumatoid dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasien semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD, HD
KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi di mana
seseorang menghirup gas karbon monoksida dalam jumlah
yang banyak. Secara singkat, karbon monoksida (CO)
adalah gas beracun yang dihasilkan dari proses
pembakaran.
2. Etiologi
Karbon monoksida dihasilkan ketika bahan bakar seperti
gas, minyak, batu bara dan kayu tidak terbakar
sepenuhnya. Hasil pembakaran arang, mobil yang berjalan
dan asap dari rokok juga menghasilkan gas karbon
monoksida.
Gas, minyak, batu bara dan kayu adalah sumber bahan
bakar yang digunakan di banyak peralatan rumah tangga,
diantaranya adalah:
- Perebus air
- Kebakaran gas
- Sistem pemanas sentral
- Pemanas air
- Kompor
- Sumber api
3. Gejala Klinis
a. Sakit kepala
b. Kelemahan otot
c. Mual
d. Muntah
e. Kebingungan
f. Pusing
g. Kesulitan bernafas
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. X-foto thorax
c. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Menghirup oksigen yang ditempatkan di atas hidung
dan mulut pasien untuk membantu proses pernafasan.
b. Menghabiskan waktu di ruangan bertekanan oksigen
(terapi oksigen hiperbarik) dapat membantu
melindungi jantung dan jaringan otak yang sangat
rentan terhadap cedera akibat keracunan karbon
monoksida.
Tujuan 1. menghilangkan karbon monoksida dari dalam darah dengan
pemberian oksigen murni bertekanan tinggi.
2. Mengurangi komplikasi yang akan terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang didapat
guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien keracunan gas monoksida
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada

Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD


LUKA BAKAR

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat
membakar (asam kuat, basa kuat)
2. Gejala Klinis
a. Kulit kemerahan
b. Rasa sakit di area luka
c. Lecet
d. Kulit membengkak
e. Kulit mengelupas
f. Kulit melepuh
g. Perubahan warna kulit menjadi putih, coklat, kuning,
atau hitam
Tanda dan gejala lainnya
a. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit
kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7
hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan
dermis (kulit bagian dalam), terdapat vesikel
(benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub
kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka
merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh
dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
c. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada,
luka merah keputih-putihan (seperti merah yang
terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati)
atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan
gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering,
lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin
graf).
3. Etiologi
a. Benda panas
b. Sinar matahari
c. Radiasi
d. Bahan kimia
e. Listrik
4. Pemeriksaan penunjang
d. Laboratorium
e. Thorax
f. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Perawatan dengan bahan dasar air
Tim medis yang menangani luka Anda akan
memberikan terapi berbahan dasar air, seperti
ultrasound mist therapy. Tujuannya adalah untuk
membersihkan luka pada kulit.
b. Infus
Anda mungkin juga memerlukan cairan infus untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dan gagal fungsi organ
tubuh lainnya.
c. Obat painkiller dan penenang
Luka bakar mungkin akan terasa sangat menyakitkan.
Dokter akan memberikan obat-obatan painkiller dan
penenang, seperti morgin.
d. Salep atau krim
Tim medis juga akan mengoleskan salep atau krim
agar luka cepat pulih, seperti bacitracin dan
sulfadiazine (Silvadene). Obat salep ini juga dapat
membantu mencegah munculnya infeksi.
e. Perban
Perban digunakan untuk membalut luka bakar agar
lekas pulih dan menutup kembali.

f. Antibiotik
Apabila ternyata Anda menunjukkan tanda-tanda
mengalami infeksi pada luka, Anda memerlukan obat
atau infus antibiotik.
Tujuan 1. meningkatkan kemampuan tubuh dan sel darah putih dalam
melawan infeksi
2. mengurangi pembengkakan
3. merangsang proses penyembuhan luka
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Luka Bakar
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

DEKOMPRESI
No.Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Dekompresi adalah gangguan yang biasa dialami oleh
penyelam ketika tubuh mengalami perubahan tekanan air
atau udara yang terlalu cepat. Hal ini mengakibatkan
nitrogen yang terlarut di dalam darah membentuk
gelembung yang mengganggu jalan pembuluh darah dan
jaringan pada organ.
2. Gejala Klinis
a. Nyeri pada sendi.
b. Pusing.
c. Tubuh terasa lemas.
d. Sesak napas.
e. Ruam.
f. Terdapat bagian tubuh yang terasa kesemutan dan
mati rasa.
3. Etiologi
Penyakit dekompresi merupakan dampak perubahan
tekanan, baik air atau udara, yang terjadi terlalu
cepat. Misalnya ketika menyelam, penyakit dekompresi
akan muncul jika proses kembali menuju ke permukaan
tidak dilakukan secara bertahap, atau tanpa menerapkan
safety stop (berhenti beberapa menit di kedalaman
tertentu) sesuai aturan dasar keselamatan menyelam.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko
seseorang mengalami penyakit dekompresi, antara lain
adalah:
a. Dehidrasi.
b. Langsung melakukan penerbangan setelah menyelam.
c. Obesitas.
d. Berusia di atas 30 tahun.
e. Memiliki penyakit jantung.
4. Pemeriksaan penunjang
g. Laboratorium
h. Thorax
i. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. Selamatkan pasien dari air dan lakukan imobilisasi
bila dicurigai terdapat trauma
b. Berikan oksigen 100%, intubasi bila perlu, dan
berikan larutan Ringer Laktat secara intravena
c. Aspilet sebagai antiplatelet dapat diberikan jika
pasien tidak mengalami perdarahan, tetapi belum ada
bukti tentang hal ini. Gelembung nitrogen
berinteraksi dengan platelet, dan menyebabkan adhesi
dan aktivasi, yang diduga berkontribusi pada
obstruksi vena-vena mikro dan menyebabkan iskemia
pada penyakit dekompresi.
d. Juga tidak ada data yang mendukung pemberian
terapi adjunctive, seperti rekompresi dengan
helium/oksigen dan OAINS.
e. Lakukan resusitasi kardiopulmoner jika perlu, atau
needle torakosentesis jika terdapat pneumotoraks
tension
f. Jangan memposisikan pasien pada posisi
Trendelenburg. Menempatkan pasien pada posisi
kepala di bawah dulu dilakukan untuk mencegah
terjadinya embolisasi udara ke otak. Tetapi sekarang
prosedur ini tidak dilakukan lagi karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan
menyebabkan rusaknya sawar darah otak.
g. Segera transport ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas hiperbarik.
Tujuan 1. meningkatkan perfusi oksigen, mengurangi edema dan
menurunkan sitokin penyebab inflamas
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Dekompresi
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

ULKUS DIABETIKUM

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
luka yang muncul dan berkembang akibat gangguan saraf
tepi, kerusakan struktur tulang kaki, serta penebalan dan
penyempitan pembuluh darah yang sering terjadi pada
penderita diabetes. Ulkus diabetikum memerlukan terapi
dan penanganan khusus. Jika terjadi infeksi pada ulkus
diabetikum, dapat membuatnya semakin parah.
2. Gejala Klinis
a. kaki tampak bengkak,
b. kemerahan, iritasi,
c. berbau atau keluar cairan dari kaki yang menempel di
kaus kaki atau sepatu.
3. Etiologi
a. sirkulasi darah yang buruk, sehingga aliran darah
tidak mengalir ke kaki Anda secara efisien.],
b. kadar glukosa yang tinggi juga dapat menyebabkan
kaki mati rasa akibat adanya kerusakan saraf pada
kaki, yang merupakan salah satu komplikasi jangka
panjang dari diabetes
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Thorax
c. CT-Scan
5. Penatalaksanaan
a. mengendalikan kadar gula darah, tingkat kolesterol
dan tekanan darah.
b. Membalut dengan perban
Menutup luka dengan perban yang diberikan obat
khusus, bertujuan untuk mengobati infeksi atau
mengurangi risiko infeksi. Mintalah informasi kepada
dokter, bagaimana cara membersihkan luka dan
mengganti perban setiap hari.
c. Memberikan obat-obatan
Dokter mungkin memberi resep obat antibiotik dan
antiplatelet. Selain itu, penggunaan obat-obat topikal
seperti povidone iodine juga dapat membantu.
Namun, tentu Anda harus konsultasi dengan dokter
terlebih dahulu agar dapat diberikan pengobatan yang
tepat dan sesuai dengan kondisi luka.
d. Menghilangkan kulit dan jaringan mati (debridement)
Dokter mungkin akan merawat ulkus diabetikum
dengan prosedur yang disebut debridement.
Debridement adalah proses untuk membuang kulit
dan jaringan yang mati. Ada banyak cara dalam
melakukan debridement, salah satunya adalah dengan
menggunakan pisau bedah.

Tujuan 1. Terapi ini memberikan efek antimikroba dan meningkatkan


oksigenasi ke jaringan luka yang mengalami hipoksia.
2. menstimulasi terjadinya angiogenesis, meningkatkan
aktivitas fibroblas serta sintesis kolagen pada ulkus,
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Ulkus Diabetikum
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

ABSES OTAK

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
Penumpukan nanah akibat infeksi otak. Kondisi ini bisa
menyebabkan pembengkakan pada otak. Abses otak sering
disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur di otak yang
dipicu oleh cedera kepala atau infeksi di jaringan tubuh lain
yang menyebar ke otak.
2. Etiologi
- infeksi seperti jamur,
- virus, dan bakteri mencapai otak melalui perlukaan yang
ada di kepala atau infeksi di bagian tubuh lain yang
menembus sawar otak.
- Infeksi dari jantung dan paru-paru merupakan penyebab
paling sering dari abses otak.
- Abses otak juga dapat terbentuk dari infeksi telinga,
sinus, atau abses pada gigi.
3. Gejala Klinik
- Perubahan kesadaran, seperti menjadi tidak sadar,
kebingungan, dan tidak respons terhadap perintah.
- Penurunan fungsi bicara.
- Penurunan sensasi.
- Penurunan gerak dan fungsi otot.
- Penurunan tajam penglihatan.
- Muntah.
- Demam.
- Kekakuan pada leher.
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pencitraan CT Scan
- MRI
- Pungsi lumbal,
5. Penatalaksanaan
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati abses otak.
Terutama pada abses kurang dari 2,5 cm dari kepala.
Pembedahan dilakukan apabila terapi menggunakan
antibiotik gagal. Hal ini dapat pula dilakukan apabila
terdapat risiko pecahnya kantung abses di otak.
Tujuan Menurunkan efek desak ruang, peningkatan intrakranial, serta
mengurangi infeksi yang terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 8. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
9. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
10. Dokter mendiagnosa pasien Abses Otak
11. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
12. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
13. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
SINDROM KOMPERTEMEN

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/3

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR 18 Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 6. Pengertian
peningkatan tekanan interstisial dalam sebuah ruangan yang
tertutup, biasanya kompartemen oseofacial ekstremitas yang
nonclompliant, misalnya kompartemen lateral, anterior dan
posterior dalam tungkai serta kompartemen volar superficial
dan dalam lengan serta pergelangan tangan.
7. Etiologi
a. Penurunan Volume Kompartemen Kondisi ini
disebabkan oleh :
1) Penutupan defek fascia
2) Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
b. Peningkatan Tekanan Eksternal
1) Balutan yang terlalu ketat
2) Berbaring di atas lengan
3) Gips
c. Peningkatan Tekanan pada Struktur Komparteman
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara
lain :
1) Pendarahan atau Trauma vaskuler 
2) Peningkatan permeabilitas kapiler 
3) Penggunaan otot yang berlebihan
4) Luka bakar 
5) Operasi
6) Gigitan ular 
7) Obstruksi vena
Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang
paling sering adalah cedera, dimana 45% kasus
terjadi akibat fraktur, dan 80% darinya terjadi di
anggota gerak bawah.
8. Gejala Klinik
a. Pain (nyeri)
Nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot
yangterkena, ketik aada trauma langsung.
 Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting.
Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan
keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin gelisah
atau memerlukan analgesia lebih banyak dari
biasanya). Otot yang tegang pada kompartemen
merupakan gejala yang spesifik dan sering.
b. Pallor (pucat)
Diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.
c. Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
d. Parestesia (rasa kesemutan)
e. Paralysis
Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi
saraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartem
en sindrom. Sedangkan pada kompartemen syndrome
akan timbul beberapa gejala khas, antara lain :
1) Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat
olahraga. Biasanya setelah
berlari atau beraktivitas selama 20 menit.
2) Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah
beristirahat 15-30 menit. Terjadi kelemahan atau
atrofi otot.
9. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- CT Scan
10. Penatalaksanaan
a. Terapi Medikal/Non Bedah
Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen
masih dalam bentuk dugaan sementara. Berbagai bentuk
terapi ini meliputi :
1) Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk memperta
hankan ketinggian
kompartemenyang minimal, elevasi dihindari karena 
dapat menurunkan aliran darahdan akan lebih
memperberat iskemia
2) Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips har
us di buka dan  pembalut kontraiksi dilepas.
3) Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun 
dapat menghambat perkembangan sindroma
kompartemen
4) Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan 
produk darah
5) Pada peningkatan isi kompartemen, diuretic dan
pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan
kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler,
dengan memproduksi kembali energy seluler yang
normal dan mereduksi selotot yang melalui
kemampuan dari radikal bebas
b. Terapi Bedah Fasciotomi 
Dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai >30
mmHg. Tujuan dilakukan tindakan
ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki
perfusi otot. Jika tekanannya <30 mm Hg maka tungkai
cukup diobservasi dengan cermat dan diperiksa lagi pada
jam-jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik,
evaluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terlewati.
Akan tetapi jika memburuk maka segera
lakukan fasciotomi. Keberhasilan dekompresi untuk
perbaikan perfusi adalah 6 jam. Terdapat dua teknik
dalam fasciotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi
ganda. Insisi ganda pada tungkai bawah paling sering
digunakan karena lebih aman dan lebih efektif,
sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi
yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan
vena peroneal.
Tujuan Menurunkan efek desak ruang, peningkatan intrakranial, serta
mengurangi infeksi yang terjadi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 14. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
15. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang
didapat guna mendukung penegakan diagnosisi
16. Dokter mendiagnosa pasien Sindrpm Komportemen
17. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
18. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
19. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

KONSULTASI DOKTER
No. Dokumen No.Revisi Halaman
/poliklinik/I/2017 1/1
RUMAH SAKIT UMUM
STANDART Tanggal Tebit Diterbitkan
OPERASIONAL 1 Januari 2017 Direktur RSUD
PROSEDURE Kabupaten Lombok Utara

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Konsultasi adalah kegiatan rujukan tentang pasien, penyakit, data,
informasi, keahlian/teknologi kesehatan dari tenaga kesehatan ke
dokter, dari dokter umum ke dokter spesialis, dari dokter spesialis
ke dokter sub spesialis.
BATASAN
Pengertian konsul disini adalah untuk pasien yang datang dan
sedang mendapat penanganan di IGD
Tujuan Memberikan tatacara yang jelas dalam mengkonsul pasien di IGD
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Dokter IGD/ dokter jaga memeriksa keadaan pasien
2. Dokter IGD/ Dokter jaga meminta pemeriksaan penunjang
yang diperluka, seperti radiologi, laboratorium, ECG
3. Menghubungi dokter konsulen sesuai dengan jadwal yang
sudah ada (langsung/lewat telefon)
4. Menunggu jawaban dari dokter konsulen
5. Melaksanakan advis dari dokter konsulen
6. Mencatat tanggal dan jam permintaan konsul
7. Mencatat tanggal dan jam jawaban konsul
8. Mencatat advis / tidakan yang akan dilakukan
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG PERAWAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2

Tanggal Terbit Diterbitkan


Direktur RSUD
Kabupaten Lombok Utara
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA
H. Syamsul Hidayat
STANDAR PROSEDUR 197212092007011018
OPERASIONAL
PENGERTIAN Transfer pasien antar ruang perawatan adalah memindahkan
pasien dari satu serta pelaksanaannya sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan
TUJUAN Agar proses Transfer atau Pemindahan pasien langsung dengan
aman dan lancar serta pelaksanaannya sesuai dengan prosedur
yang telah di tetapkan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor 445.2/084/RSUD-KLU/I/2017 Tentang
pedoman pelayanan Unit Kerja atau Instalasi Bidang Pelayanan
Medik dan keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Utara
PPROSEDUR a. Persiaopan
- Status Rekam Medis Pasien
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Formulir transfer/ serah terima
- Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai
kondisi
b. Pelaksanaan
- Ucapan Salam
“Selamat pagi/siang/malam, bapak/ibu”
- Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
rencana transfer yabf akan di lakukan
“bapak/ibu, sesuai kondisi saat ini kami pindahkan
bapak/ibu ke ruang perawatan ( sebutkan ruang
perawatan/ruang tindakan/ ruang pemeriksaan yang di
tuju…IRNA Lt…/ICU/HND,IBS)sebelumnya kami
kan siapkan lebih dulu peralatan yang diperlukan
untuk pemindahan”
c. Lakukan koordinasi dengan perawat/petugas unit yang
dituju dan komunikasikan tentang rencana pemindahan
pasien yang meliputi :
- Indentitas pasien (nama, umur, Jenis Kelamin)
- Diagnose medis dan riwayat penyakit
- Keadaan umum pasien
- Dokter yang merawat
- Alas an pasien dipindahkan
d. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh
DPJP/dr.Anastesi/dr.IGD/dr.Ruangan), perlu stabilisasi
e. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama
transfer dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pasien level 0 : didampingi oleh TPK/petugas
keamanan yang memliki kompetensi minimal
kemampuan BLS
- Pasien level 1 : didamping oleh TPK/petugas
keamanan yang memiliki kompetensi BLS dan cara
pemberian oksigen, sudah berpengalaman dalam
memberikan obat-obat yang spesifik, dapat,
melakukan, suction.
- Pasien level 2: di damping oleh TPK/petugas
kompetensi seperti level 1 ditambah dengan
kompetensi : dapat memberikan bantuan pernafasan
dengan menggunakn ambu bag, dapat melakukan
tindakan CVP, tracheostomi dan pengalaman kerja 2
tahun merawat pasien kritis (perawat ICU)
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
MEMBERIKAN PENYULUHAN KESEHATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


OPERASIONAL Direktur
PROSEDUR Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Utara

H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian Penyuluhan kesehatan ialah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu /keluarga unyuk mengembangkan pengertian
tentang nilai kesehatan
Tujuan 1. Mengubah perilaku melalui proses belajar
2. Mempercepat proses penyembuhan
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor 445.2/084/RSUD-KLU/I/2017 Tentang
pedoman pelayanan Unit Kerja atau Instalasi Bidang Pelayanan
Medik dan keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Persiapan alat
a. media penyembuhan
b. materi penyembuhan
2. persiapan lingkungan
a. tempat duduk
b. jarak antara penyuluh dengan audien yang sesuai
c. ventilasi ruangan
d. pencahayaan yang baik
e. ruangan yang tenang tidak bising
3. persiapan pasien
a. memberitahu pasien/keluarga/pengunjung
4. langkah-langkah
a. memperkenalkan diri
b. menyebutkan materi penyuluhan
c. menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
d. menyebutkan materi penyuluhan
e. menyebutkan tujuan penyuluhan
f. melaksanakan penyuluhan sesuai kerangka acua
g. memberi kesempatan bertanya pada pasien/keluarga
/pengunjung
h. menyimpulkan materi penyuluhan
i. mengobservasi resvon pasien /keluarga /pengunjung
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
TULI MENDADAK

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan penderitanya
mengalami kehilangan pendengaran secara tiba-tiba. Kondisi
ini lebih sering terjadi pada salah satu telinga, meski tidak
menutup kemungkinan untuk dialami oleh kedua telinga. Tuli
mendadak biasanya berlangsung selama tiga hari atau kurang.
2. Etiologi
a. Mendengar suara yang terlalu keras
Suara yang terlalu keras dapat merusak sel rambut yang
berfungsi menghantarkan getaran suara, sehingga
menyebabkan tuli mendadak. Contohnya adalah suara
ledakan atau letusan dari jarak dekat.
b. Telinga tersumbat kotoran telinga
Adanya kotoran telinga yang menyumbat liang telinga,
juga dapat menyebabkan kamu mengalami tuli mendadak.
Hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan mengorek telinga
terlalu dalam, sehingga kotoran telinga justru terdorong
masuk semakin dalam dan menutup gendang telinga.
Kondisi ini dikenal sebagai serumen prop.
c. Cedera kepala
Cedera di kepala juga merupakan salah satu hal yang dapat
memicu tuli mendadak. Cedera kepala biasanya terjadi
akibat kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan saat
berolahraga. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya
mengalami gangguan pada fungsi otak yang mengatur
pendengaran atau bahkan melukai organ dan tulang
pendengaran.
3. Gejala Klinis
a. telinga terasa berdengung
b. kepala pusing secara mendadak
c. kesulitan mendengar suara di telepon
d. sering meminta tolong kepada lawan bicara untuk
mengulang percakapannya.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Audiometri
b. Audiologi
c. Pemeriksaan OAE
d. Laboratorium (pemeriksaan darah lengkap, koagulasi,
serologi dan metabolic)
e. Radiologi (tulang temporal)
5. Penatalaksanaan
a. Tirah baring atau istirahat fisik dan mental selama dua
minggu disertai pemberian terapi medikamentosa
b. pemeriksaan audiometri ulang dalam waktu 6 bulan setelah
diagnosis, untuk menentukan keberhasilan terapi. Apabila
tuli menetap pasien disarankan untuk menggunakan alat
bantu dengar.
Tujuan 1. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi pada saraf
pendengaran di cochlea.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang didapat
guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien tuli mendadak
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD
INFEKSI KULIT

No.Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Tanggal Terbit Diterbitkan


STANDAR Maret 2019 Direktur RSUD
OPERASIONAL Kabupaten Lombok Utara
PROSEDUR
H. Syamsul Hidayat
197212092007011018
Pengertian 1. Pengertian
merupakan kondisi peradangan kulit akibat kuman yang
masuk ke dalam lapisan-lapisan kulit.
2. Etiologi
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Infeksi jamur
d. Infeksi parasit
3. Gejala Klinis
a. kemerahan
b. rasa gatal di kulit
c. bintik, bintil
d. nanah
e. perubahan warna kulit menjadi lebih gelap.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
5. Penatalaksanaan
a. Infeksi kulit akibat virus
umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa
hari hingga beberapa minggu. Infeksi ini tidak
memerlukan pengobatan khusus. Anda biasanya
dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar
serangan virus segera berlalu.
b. Infeksi kulit akibat bakteri
umumnya membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.
Obat antibiotik dapat diberikan dengan cara dioleskan atau
dengan cara diminum/ oral. Pemilihan jenis antibiotik dan
cara penggunaannya perlu petunjuk lebih lanjut oleh
dokter dan tak boleh dilakukan secara sembarangan.
c. Pada infeksi kulit karena jamur
bila infeksinya ringan dan tidak terlalu luas, pengobatan
dapat menggunakan krim atau salep antijamur yang dijual
terbatas di apotek. Namun bila infeksinya luas atau berat,
maka kemungkinan penderitanya perlu mengonsumsi pil/
tablet obat antijamur sesuai resep dokter. Pengobatan
infeksi jamur di kulit biasanya membutuhkan waktu pulih
lebih lama, yaitu setidaknya 2–3 minggu.
d. Bila terjadi infeksi akibat parasit di kulit
pengobatan antiparasit juga harus sesuai petunjuk dan
resep dokter. Selain itu, untuk dapat menghilangkan
infeksi parasit hingga tuntas, mereka yang serumah dengan
penderita harus ikut diobati.
Tujuan 1. Untuk meningkatkan kemampuan tubuh dan sel darah putih
dalam melawan infeksi
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara Nomor Tentang Pedoman Pelayanan Unit Kerja
atau Instalasi Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara
Prosedur 1. Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien
(suhu,tekanan darah,frekuensi pernafasan dan jumlah nadi
permenit)
2. Dokter dibantu perawat melakukan anamnesa
terarah,pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang sesuai dengan informasi yang didapat
guna mendukung penegakan diagnosisi
3. Dokter mendiagnosa pasien Infeksi Kulit
4. Dokter member tatalaksana sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan
5. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakin pneumonia
dan menjelaskan tentang rencana pengobatan
6. Dokter melakukan rujukan bila penyakit sudah terjadi
komplikasi dan keadaan pasein semakin berat
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang ada
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD

Anda mungkin juga menyukai