Gunung Api Evaluasi perkuliahan Referensi • Bronto, S., Geologi Gunung Api Purba. Badan Geologi • Saptadji, N, M., Teknik Geotermal. ITB Press • Video dari berbagai sumber. Pendahuluan
Pergerakan lempeng kerak bumi berdasarkan
Konsep Tektonik Lempeng (Dewey, 1972 vide Decker dan Decker, 1981) Pendahuluan
Pergerakan lempeng kerak bumi berdasarkan
Konsep Tektonik Lempeng (Dewey, 1972 vide Decker dan Decker, 1981) Masalah seputar Gunung Api di Indonesia • Gunung Api melimpah, tapi pembelajaran geologi gunung api selama ini, baik melalui pendidikan maupun penelitian, masih kurang berkembang. • Penelitian secara vulkanologis terhadap gunung api tersebut masih sangat terbatas pada gunung api aktif masa kini saja. • Penelitian dasar kegunungapian ini pun lebih banyak dimaksudkan untuk mendukung usaha penang- gulangan bahaya letusan gunung api, yang bersifat sosial atau non profit oriented. • … Manfaat perkuliahan • Manfaat terapan dari pembelajaran ke-Gunung Api- an ini adalah untuk mendukung eksplorasi atau pencarian sumber baru energi dan mineral, serta pengelolaan lingkungan geologi dan mitigasi bencana geologi. • Lebih daripada itu, dengan mempelajari geologi gunung api yang sesuai dengan kondisi geologi di Indonesia, maka kita akan menjadi pakar pada gejala atau persoalan (kegunung apian) yang ada di daerah sendiri. Definisi ilmu Gunung Api • Ilmu gunung api atau Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari permasalahan gunung api. • Kata vul- kanologi berasal dari bahasa Inggris volcanology, terdiri atas kata volcano yang berarti gunung api, dan logy berasal dari kata logos yang berarti ilmu pengetahuan. • Kata vulkano diadopsi dari bahasa Belanda vulkaan atau dari bahasa Itali vulcano. Di Indonesia, istilah Ilmu Gunung Api atau Vulkanologi sudah biasa digunakan orang. Definisi ilmu Gunung Api (Alzwar dkk. (1988)) • Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah gunung api. • Jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung. • Merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi yang berasal dari dalam bumi. • Definisi itu mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: • Suatu definisi seharusnya tercakup dalam satu kesatuan kalimat, tidak dipisah-pisah menjadi beberapa butir. • Butir1)barumenunjukkanbentukbentangalamtinggianyangtersusunolehbatuangunungapi.Onggok an batuan gunung api ini dapat saja berasal dari proses non gunung api, misalnya resedimentasi atau tektonika, dan sisa erosinya. • Butir 2) memberikan kesan bahwa gunung api hanya diperuntukkan pada jenis atau magma yang sedang berlangsung pada saat ini dan dapat diamati langsung dengan mata kepala atau menggunakan peralatan pemantauan. Di lain pihak, kegiatan gunung api masa lalu baik yang sekarang sudah mati dan menjadi fosil gunung api maupun yang beristirahat sangat lama sehingga kegiatannya belum pernah tercatat di dalam sejarah dapat dipandang sebagai bukan gunung api. • Butir3) membatasigunungapisebagaitempatkeluarnyabatuanpijardaridalambumiyangadadidalam buku ini disebut kawah atau kaldera. Definisi ilmu Gunung Api • Di dalam internet (en.wikipedia.org/wiki/Volcano) diungkapkan bahwa a volcano is an opening, or rupture, in a planet's surface or crust, which allows hot magma, ash and gases to escape from below the surface. • Shieferdecker (1959) menyatakan bahwa a volcano is a place at the surface of the earth where magmatic material from the depth erupts or has erupted in the past, usually forming a mountain, more or less conical in shape with a crater in the top. • Gunung api adalah tempat keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan atau sudah keluar pada masa lampau, biasanya membentuk sebuah gunung berupa kerucut yang mempunyai kawah di bagian puncaknya. Definisi ilmu Gunung Api • Macdonald (1972) mendefinisikan “volcano is both the place or opening from which molten rock or gas, and generally both, issues from the earth’s interior onto the surface, and the hill or mountain built up around the opening by accumulation of the rock material”. • Definisi dalam bahasa Inggris itu jika diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia menjadi gunung api, yaitu bukaan tempat batuan kental pijar atau gas, dan umumnya kedua-duanya, keluar dari dalam bumi ke permukaan, dan bahan batuan yang mengumpul di sekeliling bukaan itu membentuk bukit atau gunung. Tempat atau bukaan yang dimaksudkan di sini adalah kawah, bila diameternya kurang dari 2000 m, atau disebut kaldera bila diameternya lebih besar atau sama dengan 2000 m (Macdonald, 1972). • Bukaan ini berupa cekungan bila tidak tertutup oleh bahan gunung api yang lebih muda. Batuan kental pijar dan gas di sini adalah magma. Pembentukan bukit atau gunung tidak merupakan sesuatu yang mutlak; dapat saja suatu gunung api tidak membentuk bukit atau gunung, yaitu bila tidak terjadi akumulasi batuan gunung api di sekeliling kawah atau kaldera. Dengan demikian gunung api harus dibedakan dengan pengertian bukit atau gunung. • Kedua istilah terakhir itu hanya bersifat topografis yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Masyarakat umum menyebut gunung api sebagai gunung berapi karena sebagai gunung yang dapat mengeluarkan api, yaitu pada saat terjadi letusan. Vulkanisme (volcanism) • Proses alam yang berhubungan dengan kegiatan kegunungapian, mulai dari asal-usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya. • Kegiatan magma di dalam bumi dapat direkam dengan peralatan geofisika dan geokimia, sedangkan kegiatan di permukaan berupa letusan gunung api, lapangan solfatara, fumarola, mata air panas, bualan lumpur, dan penampakan- penampakan lain yang biasanya dijumpai di daerah gu- nung api dan lapangan panas bumi. Vulkanisme (volcanism) • Pengertian ini memberikan pencerminan bahwa cakupan ilmu gunung api sangat luas mulai dari ”magmatologi” atau petrologi batuan beku hingga sedimentologi batuan hasil kegiatan gunung api. Sedemikian luas lingkup vulkanologi sehingga para ahli membentuk organisasi profesi internasional bernama International Association on Volcanology and Chemistry of Earth Interior (IAVCEI). • Dengan demikian, lingkup ilmu gunung api atau vulkanologi meliputi bahasan khuluk (bentuk fisik alamiah, nature), mula jadi (asal-usul, origin, genesis), bahaya dan penanggulangannya (volcanic hazards and their mitigations), serta manfaat sumber daya gunung api. Prinsip pemahaman terhadap lingkup vulkanologi itu dapat dipelajari secara bertahap mulai dari pemerian (descriptive), tafsiran (interpretative), dan kemanu- siaan (humanistic). Istilah ‘gunung api aktif’ • Sejauh ini pemahamannya belum ada keseragaman di antara para ahli gunung api. • Berdasarkan analisis umur batuan gunung api, terutama penarikhan umur secara radiometri, para ahli gunung api di Jepang dan Selandia Baru menyatakan bahwa seluruh gunung api yang pernah meletus antara 50.000 tahun yang lalu hingga sekarang dinyatakan sebagai gunung api aktif. • Gunung api yang kegiatannya antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu dinyatakan mempunyai potensi aktif kembali (capable volcanoes), sedangkan gunung api yang kegiatannya lebih tua dari 100.000 tahun yang lalu dipandang sudah mati atau sebagai fosil gunung api. Istilah ‘gunung api aktif’ • Mengacu pendapat Neumann van Padang (1951), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia menyatakan bahwa gunung api aktif adalah semua gunung api yang pernah meletus sejak tahun 1600 (Tipe A), gunung api yang belum pernah meletus sejak 1600 tetapi masih memperlihatkan kenampakan vulkanisme (Tipe B), serta daerah yang bentuk gunung apinya tidak jelas tetapi masih dijumpai lapangan solfatara dan fumarola, serta kenampakan panas bumi lainnya (Tipe C). Kasus Gn. Muria • Gunung Muria di Jawa Tengah (Anonim, 1997) dinyatakan bahwa keaktifan suatu gunung api sangat erat hubungannya dengan kegiatan tektonika daerah setempat. Selama kegiatan tektonika di daerah itu masih berlangsung maka hal itu dapat menyebabkan reaktivasi kegiatan gunung api. • Pada waktu sekarang mungkin saja gunung apinya tidak menunjukkan kegiatan, apalagi teramati di permukaan, tetapi dengan dipicu oleh gerak-gerak tektonika, maka gunung api itu dapat meletus kembali. Oleh sebab itu untuk gunung api yang berumur kurang dari 5 juta tahun masih perlu diperhatikan kemungkinan terjadi letusan kembali. Kasus reaktivasi lain • Gunung Api Anak Ranakah di Pulau Flores bagian barat (Abdurachman dkk., 1988) : beristirahat selama 14.500 tahun kemudian meletus pada tahun 1987 - 1989 • Filipina, Mt. Pinatubo yang sebelumnya dianggap bukan gunung api aktif ternyata telah meletus hebat pada tahun 1991 (Newhall dan Punongbayan, 1996). Setelah dilakukan penelitian, ternyata diketahui bahwa aktivitas gunung api itu sudah mulai sejak 1 juta tahun yang lalu, dan sebelum letusan 1991 gunung api itu telah mengalami istirahat panjang selama lebih kurang 500 tahun • Pada 29 - 31 Agustus 2010 Gunung Api Sinabung di Sumatera Utara meletus setelah beristirahat panjang, paling tidak sejak tahun 1600. Masa hidup Gunung Api • Ferari (1995) memandang gunung api aktif bila lama hidupnya, dari lahir sampai menjelang mati, secara statistik belum terlampaui. • Sebagai contoh, gunung api kaldera tunggal mempunyai durasi hidup rata-rata 846.000 tahun dan maksimum 3,8 juta tahun. Apabila batuan termuda gunung api itu berumur 500.000 tahun maka gunung api itu masih tergolong gunung api aktif. Sebaliknya jika umur kaldera itu sudah lebih dari 4 juta tahun, atau waktu istirahat terkini sudah lebih dari waktu istirahat maksimum (> 850.000 ribu tahun) maka gunung api itu sudah dapat dianggap mati. • Newhall dan Dzurisin (1988) memperkenalkan istilah volcanic unrest yang didefinisikan sebagai a significant change (usually an increase) in seismicity, ground deformation, fumarolic activity, or other parameters, within or adjacent to a volcanic system (suatu perubahan penting, biasanya berupa suatu peningkatan, pada kegempaan, deformasi muka tanah, aktivitas fumarol, dan lain-lain parameter di dalam atau di sekitar suatu sistem gunung api). 4 Kegiatan yang perlu diperhatikan terkait keaktifan • keaktifan yang langsung mengarah kepada suatu letusan, dan ini suatu tanda-tanda awal (precursor) yang jelas terhadap kegiatan gunung api. • Keaktifan yang tidak segera menuju suatu erupsi, tetapi mencerminkan salah satu rangkaian kejadian pada jangka waktu lama (misalnya penerobosan magma secara berulang-ulang) yang setelah dilakukan analisis secara terpadu dengan data lain mengarah ke letusan gunung api • Keaktifan yang terjadi di antara fase-fase suatu letusan yang memanjang/menerus. • Keaktifan yang tidak berhubungan dengan letusan gunung api, contohnya kegiatan tektonika regional di dekat suatu gunung api, atau perubahan-perubahan panas sebagai hasil pengembangan dan perekahan pada suatu sistem hidrotermal.