DAN MANUSIA
Kelompok 3
Anggota
2009116008 2009116041
2009116016 2015236007
A. Kejadian Alam Semesta
(Pendekatan Sains)
◦ Teori Ledakan Besar (Big Bang)
Enstein adalah orang yang mempopulerkan teori ini. Teori ini
didasarkan pada penelitian yang ditemukan bahwa alam semesta ini
mengambang, seluruh planet dan bintang terus bergerak saling menjauhi
seolah-olah berasal dari satu tempat yang sama.
Pada tahun 1915, Enstein menyempurnakan teorinya tentang
relativitas, yang kemudian ia terapkan dalam pendistribusian zat di ruang
angkasa. Kemudian tahun 1917, ada massa bahan yang hampir seragam
dimana keseimbanganya tak menentu antara kekuatan gravitasi dan
kekuatan dorong kosmos lain yang tak dikenal. Semua ini kemudian dapat
dipecahkan pada tahun 1922 oleh ahli fisika dari Russia. Ia mengatakan
bahwa kekuatan tolak tak berpengaruh, bahkan seluruh alam semesta
terus mengembang dan bergerak saling menjauhi dengan keceptan
tinggi.
◦ Teori Kant – Laplace
Sejak zaman sebelum masehi, para
ahli telah banyak berfikir dan menganalisis
tentang gejala-gejala yang terjdi di alam.
Mulai abad 18 para ahli telah memikirkan
tentang proses terjadinya bumi. Salah satunya
adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan
Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace
(1796) yang kemudian terkenal dengan teori
Kant - Laplace. Dalam teori ini dekemukakan
bahwa alam semesta terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik menarik antar gas ini kemudian
membentuk kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang sangat cepat ini, kabut
bagian katulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian inilah
yang membentuk planet-planet di alam
semseta.
B. Kejadian Alam Semesta (Pendeketan
Islam)
Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari. Dimulai dari hari ahad dan berakhir
dengan hari jum’at. Dengan alasan inilah hari jum’at menjadi hari raya bagi umat Islam. Di hari itu
Allah ta’ala selesai menciptakan langit dan bumi.
ض َو َما بَ أينَ ُه َما فِي ِست ه ِة أَي ٍهام ث ُ هم ا أست َ َو ٰى َعلَى أالعَ أر ِش ۖ َما لَ ُك أم ِم أنَ ت َو أاْل َ أر َّللاُ الهذِي َخلَقَ ال ه
ِ س َم َاوا ه
َيع ۚ أَفَ ََل تَت َ َذ هك ُرون َ دُونِ ِه ِم أن َو ِلي ٍ َو ََل
ٍ ش ِف
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
(as Sajadah/32:4)
Penciptaan bumi di dahulukan sebelum penciptaan langit. Karena ibarat sebuah bangunan, pondasi atau asas
dibuat terlebih dahulu sebelum atap. Maka bumi adalah asas atau pondasi dan langit adalah atapnya.
Langit diciptakan dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan bumi. Meskipun kata bumi selalu disebutkan dalam
bentuk tunggal dalam Al Qur’an. Tidak sebagaimana langit yang seringkali disebutkan dalam lafadz jamak.
Kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, sehingga angin pun bertiup, hujan pun turun, tumbuhlah
berbagai macam tumbuhan, gunung gunung ditancapkan ditempatnya, Allah menjadikan makhluk ciptaan
berpasang pasangan, diciptakan kehidupan dari air, diciptakannya matahari sebagai penerang, dan bintang
bintang serta rembulan sebagai hiasan. Semua itu bukti kebesaran Allah ta’ala.
Jarak antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan
lapisan selanjutnya.
”Ketahuilah, bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar (yang berhak disembah) kecuali Allah.”
◦ Agar manusia beribadah kepada Allah
Sebagaimana friman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat : 56,
ِ س ِإ هَل ِل َي أعبُد
ُون ِ َو َما َخلَ أقتُ أال ِج هن َو أ
َ اْل أن
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”