Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN 6

PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Modern
Yang dibina oleh Bapak Parno, Dr., M.Si,

Oleh:
Baskara Hariadi
180321614600

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
APRIL 2020
PERCOBAAN 6
PENGUKURAN CACAH RADIASI NUKLIR

A. TUJUAN
Dalam percobaan Pengukuran Cacah Radiasi bertujuan untuk menentukan counting
rate ( cacah radiasi ) dari bahan radioaktif dan menentukan penyerapan radioaktif dari
bahan pelindung

B. DASAR TEORI
Untuk mengukur besaran radiasi yang dipancarkan bahan radioaktif seperti uranium,
plutonium, radon, dan lain-lain diperlukan sensor yang dapat mengubah radiasi menjadi
aliran listrik. Akan tetapi, besaran tersebut memiliki beberapa parameter seperti tenaga
radiasi dan cacah radiasi. Oleh sebab itu, dalam mengukur bahan radiasi tersebut
diperlukan beberapa teknik untuk dapat membuat sensor radiasi.
Dalam percobaan ini, diperkenalkan sensor radiasi guna mencacah radiasi dari bahan
radioaktif, sensor yang digunakan adalah sensor Geiger-Muller Counter. Alat ini secara
teoritis akan dibahas pada sub-bab dasar teori dan teknik pengukurannya dibahas dalam
prosedur percobaan. Oleh sebab itu, hati-hati dalam menggunakan peralatan ini dan
perhatikan prosedur dalam melaksanakan praktikum.
Detektor GM terdiri dari suatu tanbung gelas/logam berisi gas mulia dengan tekanan
rendah dan pada umumnya juga berisi polyatomik atau gas halogen. Gas ini disebut
quenching gashes (tekanan=1cmHg). Ditengah-tengah tabung, sepanjang sumbunya
dimasukkan suatu lapisan logam silinder yang dilapiskan pada dinding tabung. Antara
katoda dan anoda diberi tegangan tinggi dengan polaritas positif pada anoda. Karena itu
perlu ionisasi.
Bila peristiwa yang ditimbulkan oleh partikel gamma produksi pasangan katoda
masuk ke dalam tabung yang menimbulkan ionisasi pada gas mulia. Dalam peristiwa
ionisasi terbentuk pasangan ion positif dan ion negatif dengan jumlah yang berbanding
lurus dengan energi pengionnya.
Adanya tegangan tinggi dalam tabung antara katoda dan anoda menyebabkan elektron
yang terbentuk bergerak ke anoda dengan cepat sendangkan ion positif bergerak dengan
lambat. Elektron mendapat percepatan dari medan listrik yang ada diantara anoda dan
katoda. Dalam perjalanan elektron juga mengionisasi atom-atom dengan jalan tumbukan.
Elektron hasil ionisasi disebut eletkron sekunder dan dipercepat lagi sehingga arus ion
positif dan elektron semakin besar. Jadi, ion postif dan elektron sekunder terjadi secara
beranting terkumpul di anoda sejumlah N jauh lebih besar dari jumlah elektron primer
sebagai berikut :
N=M.n (1) M = faktor multifikasi yang besarnya M>>1
Peristiwa ionisasi ini disebut Avalanche.
Pencacah pulsa yang menghitung akibat adanya partikel pengion dilakukan oleh
pencacah yang disebut counter. Pulsa ini tingginya tetap waktu terdeteksi, karena
karakteristik counter dan kondisi-kondisi alat ketika sedang bekerja. Bila GM terkena
radiasi nuklir yang intensitasnya tetap, maka terjadi ketergantungan laju pencacah terhadap
tegangan yang merupakan karakteristik dari GM. Tegangan dimana GM mulai mencacah
disebut tegangan mulai (start) kemudian pencacah naik dengan cepat bila tegangan
diperbesar sampai tegangan ambang.
Deteksi dari radiasi dengan intensitas yang tinggi memerlukan koreksi dengan adanya
τ, maka bila counting rate yang diberikan oleh counter = N maka selama waktu Nτ
Counter mengalami keadaan mati. Andaikan counting rate yang sebenarnya dalah = n
maka kehilangan count selama selang waktu Nτ adalah N x τ x n.
N
Jadi N = n – Nτ =n (1-Nτ) atau n= (2)
1−N τ
Dead time dapat ditentukan paling mudah dengan metode dua sumber. Didalam
metode ini bila masing-masing sumber memberikan counting rate teramati sebesar N1 dan
N2 dan bila dua sumber radiasi tersebut memberikan N2 makan n1 dan n2 masing masing
adalah counting rate yang sebenarnya dari kedua sumber tersebut, sehingga persamaan
untuk masing-masing n1 dan n2 serta n1+ n2 adalah sebagai berikut :
N1 N2 N 12
n1 = ; n2 = dan n1 +n 2=
1−N 1 τ 1−N 2 τ 1−N 12 τ
dengan pendekatan diperoleh hasil :
N 1 + N 2−N 12
|
τ=
N 212−N 21−N 22 |
.
C. ALAT DAN DESAIN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :
1. Detektor radiasi

2. Sumber radiasi

Amersium Barium

Kaos Lampu

3. Counter
4. Statif

5. Aluminium Foil

Desain dalam percobaan ini :


Keterangan:

1. Detektor radiasi
2. Sumber radiasi
3. Counter
4. Statif

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah saatu set GM Counter beserta
counter, Lalu ada juga sumber radioaktif (Amersium, Barium, dan Kaos Lampu),
Kemudian ada juga kabel penghubung untuk menghubungkan alat alat tersebut, ada juga
alumunium foil sebagai penghambat radiasi, dan ada stopwatch untuk menghitung waktu
yang diperlukan dalam praktikum ini.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pada praktikum ini terdapat dua percobaan. Percobaan pertama untuk menghitung
cacah radiasi pada bahan radioaktif berbeda. Mulanya bahan adioaktif diletakkan di dekat
detector.setelah itu menyalakan Geiger Counter dan detector. Mengaktifkan alat
bersamaan dengan mengaktifkan stopwatch untuk mengamati waktu selama satu menit.
Lalu setelah satu menit hasil yang ditampilkan pada alat dicatat. Setelah itu diulang hingga
mendapatkan tiga data. Percobaan tersebut diulang pada bahan radioaktif yang berbeda.
Pada percobaan kedua, dapat diketahui penyerapan radioaktif dari bahan pelindung.
mula-mula meletakkan bahan radioaktif yang akan diamati di dekat detector. Bahan
tersebut ditutup oleh bahan pelindung (pada percobaan ini yang digunakan adalah
aluminium foil). Lalu mengktifkan set alat bersamaan dengan mengaktifkan stopwatch
untuk mengamati waktu selama satu menit. Setelah satu menit, hasil yang ditampilkan
pada alat dicatat sebagai data pengamatan. Percobaan ini diulang dengan menambah
lapisan pelindung hingga tiga lapisan. Seluruh percobaan kedua ini diulangi dengan
menggunakan bahan radioaktif yang berbeda.

E. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data Pengamatan Percobaan 1 ( Menentukan Counting Rate )
No. Cacah Radiasi/Menit (N)
Barium Amersium Kaos Lampu
1 41 211 20
2 42 203 13
3 44 206 24
4 33 211 20
5 41 199 9
6 41 196 12
7 32 186 6
8 40 196 15
9 30 203 15
10 36 298 11
11 25 208 12
12 38 210 15

Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan 2 ( Menentukan penyerapan radioaktif)


No Sumber Radioaktif Bahan Pelindung Cacah Radiasi / Menit
1 Barium 1 Lapis 36
2 Barium 3 Lapis 31
3 Barium 5 Lapis 27
4 Barium 7 Lapis 20
Dengan nst :
GM Counter : 1
Stopwach : 0.1s

F. ANALISIS DAN TUGAS


1. Metode Analisis
Metode yang dipakai dalam percobaan ini adalah dengan menghitung rerata cacah
radiasi per menit.
Cacah Radiasi Per Menit Rata-rata

Ń=
∑N
n
Cacah Radiasi Per Detik
N1
N 1=
60
Simpangan Baku

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )
Menentukan dead time menggunakan persamaan berikut :
N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 |
2 2 2
Sτ =
√| ∂г
∂N1
SN 1 +
∂г
||
∂ N2
SN 2 +
∂г
∂ N 12||
SN 12
|
Selanjutnya, persamaan untuk menentukan cacah radiasi sebenarnya adalah :
2 2
N
n=
1−N τ
dan Δn1 =
√| ∂ n1
∂N1
∆ N1 +
∂ n1 2
||
∂ г❑ 3
∆τ |

2. Sajian Hasil
a. Menentukan Counting Rate
Bahan Radioaktif:
a. Cacah Radiasi Barium
N 1=36.91666667/menit
N 1=0.615277778 Bq

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )

∑ ( N 1− Ń 1) 2
S Ń =
√ n ( n−1 )
S Ń=1.667234752 cacah/menit
S Ń=0.0277873 Bq
SN 1
R Ń = x 100 %
N1
R Ń =4.516211517 % (3 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Barium adalah N 1 (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat
relative sebesar 4.516211517% (3AP).

b. Cacah Radiasi Amersium

N 2=210.5833333 cacah /menit


N 2=3.509722222 Bq

∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )
S Ń =8.233761184 cacah /menit
S N =0.137229353 Bq

SN 1
R Ń = x 100 %
N1
R Ń =3.90997761 % (3 AP)
Jadi, nilai cacah radiasi Amersium adalah N2 (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat
relative sebesar 3.90997761 % (3AP)

c. Cacah Radiasi Kaos Lampu

N 3=14.33333333 cacah /menit


N 3=0.238888889 Bq
∑ ( N 1− Ń ) 2
S Ń=
√ n ( n−1 )

S Ń=1.458170987 cacah /menit


S N =0.02430285 Bq
SN 1
R Ń= x 100 %
N1
R Ń=10.17328595 % ( 3 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Kaos Lampu adalah N3 (0.239 ± 0.0243) Bq dengan
ralat relative sebesar 9.98 % (3AP).
d. Cacah Radiasi Amersium + Barium
Ń=98 cacah/menit
Ń=1.63 Bq
N 1 + N 2−N 12
τ=
| N 122 −N 12−N 22 |
Dengan N1 = cacah radiasi untuk Barium dan N2 = cacah radiasi untuk amersium dan
N12 = cacah radiasi nuklir untuk Amersium dan Barium.
τ = 0.248447683detik
Ketidak pastian deadtime (Г) adalah :
2 2 2
Sτ =
√| ∂г
∂N1
SN 1 +
∂г
||
∂ N2
SN 2 +
∂г
||
∂ N 12
SN 12
|
2
N 122−N 22 + N 12+ 2 N 1 N 2+2 N 1 N 12
| |


2
SN 1
( N 122−N 12−N 22 )
2
N 122 + N 22−N 12+ 2 N 1 N 2+2 N 1 N 12
Sτ ¿ +
| ( N 122−N 12−N 22 )
2
SN 2
| 2
−N 122 −N 22−N 12−2 N 1 N 2−2 N 1 N 12
+| (N 12²−N 1²−N 2²)²
SN 12 |
Sτ = 0.075083336detik
Dan ralat relatifnya diperoleh :

Rτ= x 100 %
τ
R τ =3.013378023 %(3AP)
Jadi, nilai dead time (τ ¿ = (0.248 ± 0.0751) detik dengan ralat relative sebesar
5.54% (3AP).
a. Cacah Radiasi Barium sebenarnya :
N
n=
1−Nτ
n=0.726303714 Bq
2 2
Sn =
√| 1
(1− Ń τ) ²
Sn = 0.048767769 Bq
S Ń +
|| − N´ ²
(1− Ń τ )²

|
Sn
R n= x 100 %
n
R n=6.714514594 % ( 3 AAP )

Jadi, nilai cacah radiasi Barium sebenarnya adalah = (0.726 ± 0.0488) Bq dengan
ralat relative sebesar 6.714515% (3AP).
b. Cacah Radiasi Amersium sebenarnya :
N
n=
1−Nτ
n=27.41592522 Bq
2 2
Sn =
√| 1
(1− Ń τ) ²
S Ń +
|| − N´ ²
(1− Ń τ )²

|
Sn = 3.901629856 Bq
Sn
R n= x 100 %
n
R n=14.23125364 % ( 2 AP )
Jadi, nilai cacah radiasi Amersium sebenarnya adalah = (27± 3.9) Bq dengan ralat
relative sebesar 12.8% (2AP).

b. Menentukan penyerapan radioaktif dari bahan pelindung


Bahan Radioaktif : Barium
Berdasarkan data pengamatan yang didapatkan pada percobaan 2, yaitu adalah
menentukan penyerapan radioaktif, dapat diformulasikan ke dalam grafik
hubungan antara table pelindung dengan cacah radiasi bahan radioaktif sebagai
berikut :

Tabel 3. Penentuan Radioaktif Dari Barium

No x y x^2 y^2 xy
1 1 36 1 1296 36
2 3 31 9 961 93
3 5 27 25 729 135
4 7 20 49 400 140
∑ 16 114 84 3386 404
∑2 256 12996 163216

M=¿
M = 2.6

n=
∑ x 2 ∑ y−∑ x ∑ xy
n ∑ x 2−¿ ¿
n = 38.9
1 2
Sy =
n √
n ∑ y +¿ ¿ ¿ ¿

Sy = 1.950783318
n
Sm = Sy
√ n ∑ x 2−¿¿
¿

Sm = 0.436208411
Sm
Rm = ×100 %
m
Rm = 16.77724657 %
Jadi, nilai m sebesar m ( 2.6±0.44) dengan ralat relativ sebesar 16.78% (2AP)

∑ x2 ¿
Sn = Sy
√ 2
n ∑ x −¿¿
Sn = 1.998958062
Sn
Rn = ×100 %
n
Rn = 5.13871 % (3AP)
Jadi, nilai n sebesar = (38.9±2.00) dengan ralat relatif sebesar 5.13871 % (3AP).
Jadi total cacah radiasi dapat digunakan dengan y = mx + n.
Sehingga persamaannya menjadi y = 2.6x + 38.9

Grafik Hubungan Antara Jumlah Lapisan Pelindung Dengan Cacah Radiasi per-
Menit Pada Barium

Grafik Hubungan Antara Cacah Radiasi/Menit Barium


dengan Tebal Pelindung
40 36
35 31
Cacah Radiasi/Menit

f(x) = − 2.6 x + 38.9


30 27
25 20
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tebal Pelindung

G. PEMBAHASAN
Pada pengukuran cacah radiasi ini diperlukan sebuah Sistem detektor dan alat
penunjang lainnya. Detektor berfungsi sebagai pengubah energi nuklir menjadi energi lain
yang lebih mudah diolah, seperti energi listrik, sedang penunjang lainnya berfungsi untuk
mengolah sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor menjadi informasi.
Prinsip dari detektor ini menggunakan tabung gelas, sepanjang sumbunya dimasukkan
suatu lapisan logam silinder yang dilapiskan pada dinding tabung. Antara anoda dan
katoda diberi tegangan tinggi dengan polaritas positif pada anoda. Adanya tegangan tinggi
dalam tabung antara katoda dan anoda ini, menyebabkan elektron (ion positif) yang
terbentuk dari peristiwa ionisasi bergerak ke anoda dengan cepat, sedangkan ion positif
terhanyut ke katoda dengan lambat.
Tujuan dari praktikum ini menentukan cacah radiasi dari bahan radioaktif dan
penyerapan dari bahan pelindung. Dari tujuan tersebut di peroleh hasil praktikum sebagai
berikut:
1. Rata-Rata Cacah Radiasi :
a. Barium = (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat relative sebesar 4.51% (3AP).
b. Amersium = (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat relative sebesar 3.91% (3AP).
c. Kaos Lampu = (0.239 ± 0.0243) Bq dengan ralat relative sebesar 9.98%(3AP).
2. Deadtime yaitu sebesar = (0.248 ± 0.0751) detik dengan ralat relative sebesar 5.54%
(3AP).

Dari hasil praktikum, data yang diperoleh mendapatkan nilai ralat yang cukup bagus
meskipun tidak terlalu kecil dan juga grafik hubungan tebal bahan pelindung dengan
bahan amersium tidak terlalu bagus.
Hal tersebut dikarenakan hasil pengukuran berulang yang diperoleh tidak stabil.
3. Cacah Radiasi Sebenarnya
a. Barium = (0.726 ± 0.0488) Bq dengan ralat relative sebesar 6.714515% (3AP).
b. Amersium = (27± 3.9) Bq dengan ralat relative sebesar 12.8% (2AP).

Dalam percobaan ini banyak terjadi kesalahan, untuk mengurangi kesalahan tersebut
maka sebelum melakukan percobaan ini harus membaca modul terlebih dahulu, kemudian
lebih terampil lagi dalam menggunakan alat, dan lebih teliti lagi dalam melihat atau
membaca maupun menghitung data yang di dapat.

H. TUGAS
 Percobaan 1
1. Cacah radiasi dari bahan radioaktif dalam satuan radioaaktivitas:
- Barium = (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat relative sebesar 4.51% (3AP).
- Amersium = (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat relative sebesar 3.91% (3AP).
- Kaos Lampu = (0.239 ± 0.0243) Bq dengan ralat relative sebesar
9.98%(3AP).

2. Percobaan pengukuran cacah radiasi nuklir ini tidak dilakukan untuk menghitung
dead time (Nτ) pada bahan radioaktif seperti Barium, Amersium, dan Kaos
lampu.
3. Hal yang perlu digunakan untuk menentukan cacah radiasi yang sebenarnya dari
bahan radioaktif tersebut maka dibutuhkan nilai dead time (Nτ) dari bahan
radioaktif sehingga cacah radiasi tersebut tidak dapat ditentukan.
4. Pada nilai cacah radiasi dari bahan amersium lebih besar dibandingkan jika
dibandikan dengan cacah radiasi dari barium dan kaos lampu karena Barium
memiliki sifat radioaktifitas yang lebih rendah dibandingkan Amersium,
sementara untuk kaos lampu itu sendiri bukan merupakan bahan radioaktif oleh
karena itu radiasi yang dipancarkan sangat kecil.

 Percobaan 2
1. Grafik hubungan antara tebalnya pelindung dengan cacah radiasi
Bahan Radioaktif: Barium

Grafik Hubungan Antara Cacah Radiasi/Menit Barium


dengan Tebal Pelindung
40
36
35 f(x) = − 2.6 x + 38.9
31
30 27
Cacah Radiasi/Menit

25
20
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tebal Pelindung

2. Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tebal lapisan bahan
pelindung aluminium foil, maka semakin sedikit pula cacah radiasi bahan
radioaktif hal itu dikarenakan semakin banyak radiasi yang diserap bahan
pelindung.

I. KESIMPULAN
Untuk menentukan cacah radiasi (counting rate) dari bahan radioaktif dapat
menggunakan detektor Geiger-Muller. Pada bagian analisis, sehingga dapat disimpulkan
besar counting rate dari bahan radioaktif adalah sebagai berikut :
- Barium = (0.615 ± 0.0278) Bq dengan ralat relative sebesar 4.51% (3AP).
- Amersium = (3.60 ± 0.137) Bq dengan ralat relative sebesar 3.91% (3AP).
- Kaos Lampu = (0.239 ± 0.0243) Bq dengan ralat relative sebesar 9.98%(3AP).
Penyerapan radioaktif dari bahan pelindung dapat diketahui dari percobaan Semakin
tebal lapisan bahan pelindung, maka semakin besar radiasi yang diserap oleh bahan
pelindung, semakin kecil pula radiasi yang diteruskan menuju detektor Geiger-Muller.

J. DAFTAR RUJUKAN
Kholimmatussa’diah, Septia. 2010. Eksperimen Detektor Geiger-Muller. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Mukti, Kusnanto. 2011. Statistik Pencacahan Radiasi. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Nugroho Trisanyoto, Joko Sunardi. 2008. Rancangbangun Simulasi Sistem Pencacah
Radiasi. Seminar Nasional Iv. Yogyakarta
Raymond, A Serway. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2020. Modul Praktikum Fisika Modern. Jurusan Fisika :
FMIPA UM
K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai