No Dokumen:
SOP SOP-68-UPU/2017
No Revisi : 001
Tgl Terbit : 20-05-2017
Halaman : 1/4
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS
LADJA NIP:196705111998031001
1. Pengertian Triase merupakan suatu sistem untuk melakukan pemilahan pasien
yang datang ke unit gawat darurat berdasarkan kondisi pasien
sehingga dapat menentukan kebutuhan serta menentukan tindakan
medis yang harus diberikan sesuai sumber daya (SDM dan sarana)
yang tersedia.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas UPTD
Puskesmas Ladja untuk melakukan tindakan Triase.
3. Kebijakan SK kepala Puskesmas Nomor : 40/PKM LDJ/IV/2017 Tentang
Penanaganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Setyohadi, Bambang. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Buku
Pertama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
5. Prosedur 5.1 Alat
5.1.1 Tensi Darah
5.1.2 Termometer
5.1.3 Jam
5.1.4 Sarungtangan
5.1.5 Orofaringel tube
5.1.6 Palu reflex
5.1.7 Rinoskopi
5.1.8 Otoskopi
5.2 Bahan
5.2.1 Obat-obat emergensi (epinefrin dll)
5.2.2 Oksigen
5.2.3 Infus Set
6. Langkah- 6.1 Penderita datang diterima petugas UGD (Perawat/Dokter)
langkah 6.2 Petugas melakukan anamnese, pemeriksaan singkat dan cepat
Secara sistematis terhadap adanya:
6.2.1 Gangguan napas (airway)
6.2.2 Pernapasan (breathing)
6.2.3 Sirkulasi (circulation)
6.2.4 Neurologis (disability)
6.2.5 Permukaan tubuh (exposure)
6.3 Petugas menentukan kegawatdaruratan penderita menurut
member kode warna :
6.3.1 Segera (Immediate/I) : MERAH: pasien mengalamai cedera
mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup
jika ditolong segera. Penderita/korban dengan kategori
triase merah dapat langsung diberikan
pengobatan/penanganan lanjut di ruang UGD. Tetapi bila
tidak memungkinkan untuk ditangani di Puskesmas
dapat segera dirujuk ke Rumah Sakit.
6.3.2 Tunda (Delayed/II) : KUNING: pasien memerlukan
tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang
memerlukan tindakan medis lanjut dapat dipindah ke
ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien
dengan kategori triase merah selesai ditangani.
6.3.3 Minimal (III) : HIJAU: pasien mendapat cedera minimal,
dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan. Penderita dengan kategori triase hijau dapat
dipindahkan ke rawat jalan atau bila sudah
memungkinkan untuk dipulangkan makan
penderita/korban diperbolehkan pulang.
6.3.4 Expextant (0) : HITAM: pasien mengalami cedera
mematikan dan akan meninggal meski mendapat
pertolongan. Penderita/korban kategori triase hitam
langsung dipindahkan ke kamar jenazah setelah
dipastikan bahwa sudah meninggal
6.4 Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan
urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.
6.5 Petugas melakukan penilaian awal Pasien yang secara klinis
dapat berbicara baik (satu kalimat lengkap), sadar penuh,
frekusensi napas 16-20 kali permenit, frekuensi jantung 60-100
kali permenit, tidak pucat, akral tidak dingin dan tidak
berkeringat sangat kecil kemungkinannya mengalami kondisi
gawat darurat. Pasien yang secara klinis mengalami gangguan
jalan nafas : tidak sadar,anafilaksis, stridor, Gangguan
bernapas : frekuensi napas < 10 atau > 28 kali permenit, SpO2
< 93%, Gangguan sirkulasi : Frekuensi jantung < 50 atau > 120
kali permenit, Gangguan kesadaran : GCS < 12, penurunan
kesadaran Merupakan kondisi gawat darurat dan memerlukan
tindakan medis segera
6.6 Petugas melakukan Pendokumentasian
Bagan alir
Petugas Anamnesis dan
menerima pemeriksaan fisik
pasien singkat dan cepat
Menentukan kegawatdaruratan
menurut member kode warna
Pasien dengan
Pendokumentasian cedera mematikan
dan akan meninggal
walaupun ditolong