Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ketut Mery Virgoyani

NIM : 18021107

Kelas : A3D / Farmasi Klinis

Mata Kuliah : FITOKIMIA

SOAL

1. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai


a. Kromatografi Kolom
b. Kromatografi Vakum
c. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (60)
2. Berikan 1 contoh pemisahan senyawa dengan kromatografi kolom (lengkapi dengan prosedur
kerjanya) (40)

JAWABAN

1. A. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom termasuk kromatografi cairan yaitu metoda pemisahan yang
cukup baik untuk sampel lebih dari 1gram. Pada kromatografi ini sampel lapisan terpisah
diletakkan diatas fase diam,biasanya sampel dihomegenkan dengan fase diam sehingga
merupakan serbuk kering, diatas lapisan ini dapat diletakkan pasir untuk menjaga agar
tidak terjadi kerusakan waktu ditambahkan fase gerak diatas lapisan sampel.
Kolom kromatografi biasanya berbentuk seperti buret untuk titrasi, ukurannya
beragam. Perbandingan panjang kolom sekurang-kurangnya 10 kali diameternya,
perbandingan ini tergantung mudah tidaknya komponen dipisahkan. Perbandingan berat
sampel dan fase gerak (1:30) biasanya cukup memadai untuk pemisahan yang mudah,
perbandingan dapat ditingkatkan hingga (1:50) untuk komponen yang susah dipisahkan.
- Fase diam
Ukuran partikel fase diam biasanya lebih besar dari ukuran partikel fase diam
untuk KLT, ukuran yang digunakan antara 63-250 |iim. Ukuran partikel lebih
kecil 63 jam fase gerak akan mengalir lebih lambat, sehingga perlu ditekan
atau dihubungkan dengan pipan hisap
- Fase gerak
Pemilihan fase gerak (pelarut=solven=eluen)
Pemilihan fase gerak sangat menentukan berhasil tidaknya pemisahan. Untuk
menentukan fase gerak yang akan digunakan, dapat dilakukan pendekataan
yaitu dengan cara
1. Penelusuran literature/pustaka
2. Mencoba KLT. Cara ini dikerjakan dengan memilih fase diam KLT sejenis dengan fase diam
kolom yang akan digunakan.

B. Kromatografi vakum

Kromatografi Suction Column atau vacuum liquid chromatography (VLC) atau


kromatografi cair vakum (KCV) adalah bentuk kromatografi kolom khususnya berguna
untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap satu ekstrak. Kondisi vakum adalah alternatif
untuk mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah. Metode ini digunakan untuk
fraksinasi awal dari suatu ekstrak non polar atau ekstrak semipolar.

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat


untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa
gelas yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat
cair.

Kromatografi ini dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau pada tekanan lebih
besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan tekanan luar misalnya gas nitrogen.
Untuk keberhasilan dalam bekerja dengan menggunakan kromatografi kolom vakum,
oleh karena itu syarat utamanya adalah mengetahui gambaran pemisahan cuplikan pada
kromatografi lapis tipis. Kromatografi vakum dilakukan untuk memisahkan golongan
senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai
absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana ,etil asetat, metanol (elusi
gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan eluen.

Prinsip KCV

Prinsipnya yaitu adsorpsi dan partisi yang dipercepat bantuan pompa vakum.
Keuntungan dari metode ini adalah prosesnya cepat dan senyawa yang di tampung
bercampur dalam suatu penampungan tidak seperti pada kolom konvensional yang
dipisahkan berdasarkan warna, sehingga pemisahannya lebih maksimal.

C. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan teknik pemisahan yang diterima


secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada
sejumlah bidang. Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan metode yang tidak
dekstruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif serta
memiliki kecepatan analis dan kepekaan yang tinggi.

Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan salah satu metode kimia dan
fitokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi
dengan fase gerak cairan dan fase diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini
jika dibandingkan dengan metode lainnya.

Kelebihannya antara lain :

1. Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran


2. Mudah melaksanakannya
3. Kecepatan analisis kepekaan yang tinggi
4. Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang dianalisis
5. Resolusi yang baik
6. Dapat digunakan bermacam-macam detektor
7. Kolom dapat digunakan kembali
8. Mudah melakukan sample recovery

2.PEMISAHAN SENYAWA STEROID FRAKSI ETIL ASETAT MIKROALGA Chlorella sp.


MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM CARA BASAH DAN KERING
Prosedur kerja
1. Kultivasi Mikroalga Chlorella sp.
2. Sterilisasi alat.
Sterilisasi alat dilakukan dengan mencuci semua alat-alat yang

digunakan dengan air panas. Alat-alat tersebut ditutup dengan plastik

atau alumunium foil.


3. Pembuatan Medium Ekstrak Tauge (MET) 4 %
Ekstrak tauge dibuat dengan cara tauge kacang hijau 100 g yang telah dicuci bersih
direbus dalam 500 mL aquades yang mendidih selama 1 jam. Ekstrak tauge 36 mL
diambil dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 1000 mL yang berisi 864 mL aquades
hingga diperoleh MET dengan konsentrasi 4 %
4. Kultivasi Mikroalga Chlorella sp. dalam MET 4 %
Isolat mikroalga Chlorella sp. sebanyak 150 mL diinokulasikan ke dalam masing-masing
900 mL MET 4 % (suhu 25 – 27 oC, pH 7) dan ditempatkan pada rak yang dilengkapi
dengan pencahayaan menggunakan lampu TL 36 watt (intensitas cahaya 1000 – 4000
lux) dan diinkubasi selama 10 hari dengan fotoperiodisitas 14 jam terang dan 10 jam
gelap
5. Pemanenan Biomassa Mikroalga Chlorella sp.
Pemanenan biomassa Chlorella sp. dilakukan pada hari ke-10 dengan cara Chlorella sp.
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Biomassa Chlorella sp.
dipisahkan dari supernatannya

6. Preparasi Sampel Biomassa Mikroalga Chlorella sp.


Biomassa Chlorella sp. diletakkan dalam suatu wadah untuk selanjutnya dikeringanginkan
selama ± 48 jam pada suhu ruang (berkisar antara 25  30 ºC). Biomassa Chlorella sp. kering
dikerok dan ditimbang. Hasil yang diperoleh dicatat sebagai berat kering mikroalga Chlorella sp.
(Imamah, dkk., 2015).
7. Analisis Kadar Air Mikroalga Chlorella sp. (AOAC, 1984)
Analisis kadar air dilakukan pada sampel kering mikroalga Chlorella sp. cawan yang
akan digunakan sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 100 
105 C sekitar 15 menit untuk menghilangkan kadar airnya,kemudian cawan disimpan
dalam desikator selama 10 menit. Cawan tersebut kemudian ditimbang dan dilakukan
perlakuan yang sama sampai diperoleh berat cawan yang konstan. Biomassa Chlorella
sp. ditimbang sebanyak 0,5 g dimasukkan dalam cawan yang telah diketahui berat
konstannya, kemudian dikeringkan didalam oven pada suhu 100  105 C selama 30
menit. Selanjutnya sampel kering didinginkan dalam desikator, ditimbang kemudian
dioven kembali selama 30 menit. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat konstan.
Kadar air sampel biomassa mikroalga Chlorella sp.

8. Maserasi Mikroalga Chlorella sp


9. Hidrolisis dan Partisi Ekstrak Metanol Mikroalga Chlorella sp.
10. Identifikasi Senyawa Steroid Fraksi Etil Asetat dalam Ekstrak Metanol Mikroalga
Chlorella sp.
11. Pemisahan Senyawa Steroid menggunakan Kromatografi Kolom
12. Monitoring Senyawa Steroid Secara KLTA
13. Identifikasi dengan FTIR
14. Analisis data

Anda mungkin juga menyukai