Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Keperawatan Kritis

Dosen Pembimbing : Hartati, S.Kep. Ns. MM.

Expri Nur Kamilia


NIM. P1337420218071

3B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PURWOKERTO

2020
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK

Definisi Ventilator mekanik merupakan alat


bantu nafas secara mekanik yang
menghasilkan aliran udara terkontrol
pada jalan nafas pasien untuk
mempertahankan ventilasi dan
pemberian oksigen dalam jangka
waktu lama (Purnawan, I., at all,
2010).
Tujuan 1. Memberikan kekuatan mekanis pada
sistem paru untuk mempertahankan
ventilasi yang fisiologis.
2. Memanipulasi “Airway pressure”
dan corak ventilasi untuk
memperbaiki efisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan
jalan mengurangi kerja nafas.
Indikasi 1. Gangguan Ventilasi
a. Disfungsi otot-otot pernafasan
dan kelelahan otot nafas
b. Kelainan dinding thorax
c. Penyakit neuromuskuler yang
menyebabkan kelumpuhan otot
nafas
d. Kekuatan ventilasi yang menurun
atau tidal volume rendah
e. Peningkatan resistensi atau
obstruksi jalan nafas
2. Gangguan Oksigenasi
a. Hipoksemia yang sukar diatasi,
misalnya: edema paru atau
penyakit paru yang lain
b. Kerja napas yang berlebihan
(frekuensi nafas lebih dari 35
x/menit)
3. Lain-lain
a. Keadaan yang memerlukan sedasi
dan pelumpuh otot
b. Untuk menurunkan konsumsi
oksigen otot jantung dan sistemik
c. Untuk stabilisasi hemodinamik
pasca operasi besar
d. Untuk mengontrol tekanan
supracranial
e. Untuk mencegah atelektasis
f. Keadaan lain yang menyebabkan
Pa O2 < 60 dan Pa CO2 > 60.
Fungsi 1. Memperbaiki oksigenasi
2. Membantu eliminasi karbondioksida
3. Membantu kerja otot pernafasan

Hal-hal yang Diwaspadai saat monitoring pada


perlu
pemberian ventilasi mekanik adalah
diperhatikan
terjadinya apnea saat diberikan mode
asist dan terjadinya respiratory distress
yang mendadak (saat sedang diberikan
ventilasi mekanik).
Masalah 1. Ketidakefektifan bersihan jalan
keperawatan
nafas
yang terkait
2. Gangguan pertukaran gas
3. Ketidakefektifan pola nafas
4. Gangguan pemenuhan komunikasi
5. Resiko tinggi terjadinya infeksi

Referensi Purnawan, I., at all. (2010).


Mengelola Pasien dengan Ventilator
Mekanik. Jakarta: Rekatama.
https://putranusantarab16.blogspot.co
m/2018/02/asuhan-keperawatan-
askep-pasien-dengan_70.html?m=1
https://sigitmaridi.blogspot.com/2016/
09/perawatan-pasien-dengan-
ventilator.html
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK

Nama :........................................
NIM :........................................

No Komponen Nilai
Ya Tidak
A. PENGKAJIAN

1. Kaji identitas pasien apakah sudah benar.

2. Kaji kesadaran pasien.


B. PERENCANAAN

Persiapan Alat

1. Hypavix

2. Gunting

3. Satu set tubing ventilator steril

4. Set Intubasi

5. Resusitator manual (ambu bag)

6. Sarung tangan/handscoon

7. Stetoskop

8. Cuff Inflator

9. Set suction

10. Kateter suction

Persiapan Pasien

1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan


pada pasien atau keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
Persiapan Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
serta kooperatif.
2. Pasang sampiran atau gorden.
C. IMPLEMENTASI

1. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon.

2. Atur posisi pasien setengah duduk ( semifowler ), atau


senyaman mungkin dan jaga posisi ETT jangan sampai
tertekuk ataupun tercabut

3. Alirkan NGT

4. Lakukan suction sesuai prosedur. Untuk ETT lakukan


suction dengan tehnik tertutup agar ETT selalu bersih
sehingga tidak muncul plak pada selang ETT dan untuk
mulut gunakan suction dengan kateter no 14

5. Lakukan pengempesan cuff sesuai prosedur, selanjutnya


dilakukan tiap 6 jam

6. Selalu perhatikan batas pemasangan ETT yang masuk


kedalam mulut

7. Bila plester pada ETT terlihat kotor, gantilah dengan plester


hypavix dan hati-hati jaga agar posisi ETT tidak berubah

8. Lakukan pergantian posisi ETT ke ujung bibir kanan atau


kiri setiap pagi hari ( bila memungkinkan )

9. Periksa posisi ETT dengan stetoskop, cek kesamaan bunyi


napas di paru kanan dan kiri

10. Amati pergerakan dada pasien untuk mengetahui


pengembangan ke dua paru jika ingin mengetahui secara
adekuat auskultasi ke dua sisi dada pasien

11. Observasi secara teratur kerja dari ventilator serta posisi


dari tubing ventilator
12. Jaga level air dan temperatur dalam humidifier agar tetap
adekuat (air dalam humidifier jangan sampai kosong
ataupun terlalu penuh)

13. Perhatikan secara rutin air yang ada di tubing ventilator,


jika water trap sudah terisi air harus segera dibuang

14. Perhatikan alarm yang berbunyi dari ventilator, segera


lakukan tindakan kalau diperlukan

15. Lakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi secara


berkala sesuai pesanan dokter untuk mengetahui
perkembangan pasien

16. Sebelum dilakukan tindakan/perawatan ini dilakukan dulu


tindakan oral higiene.

Bila tubing sudah harus diganti: (maksimal 2x24jam)

17. Lepaskan sambungan tubing ventilator dari ETT pasien

18. Lakukan resusitasi manual dengan ambu bag

19. Ganti tubing ventilator yang sudah dipakai dengan tubing


ventilator yang steril dan lakukan SST dan kalibrasi
sehingga mesin ventilator siap pakai kemudian kembalikan
seting ventilator ke seting awal

20. Sambungkan kembali ventilator ke ETT pasien

21. Amati setiap perubahan yang terjadi pada pasien dan setting
ventilator dan buatlah pencatatan

22. Merapikan tempat tidur pasien.

23. Merapikan alat.

24. Melepaskan handscoon.

25. Mencuci tangan.

D. EVALUASI
1. Keadaan umum pasien.

2. Tanda-tanda vital

3. Observasi ventilasi pasien melalui tanda subyektif maupun


obyektif.

4. Observasi komplikasi penggunaan ventilator mekanik,


seperti: aspirasi, infeksi, barotrauma, keracunan oksigen
dan lain-lain.
E. SIKAP

1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah

2. Menjamin privacy pasien

3. Bekerja dengan teliti


F. DOKUMENTASI

1. Waktu pelaksanaan tindakan

2. Catat perubahan yang terjadi pada pasien dan setting


ventilator
Nilai : Purwokerto,......................
Pembimbing,

(....................................)

Anda mungkin juga menyukai