DI Susun Oleh :
Yara Syahquita
VA
SDN Jakasampurna X
Kota Bekasi
2020
Peristiwa sejarah pada masa setelah kemerdekaan tentang
usaha untuk mempersatukan bangsa Indonesia, baik
ancaman dari luar maupun dari dalam
Sekitar 6000 rakyat Indonesia pun gugur dalam pertempuran di Surabaya itu.
Pertempuran tersebut terjadi selama tiga minggu. Pertempuran Surabaya pada 10
November 1945 itu pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316
tahun 1959 pada 16 Desember 1959.
Berdasarkan buku Bung Tomo, Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempor 10
November karya Abdul Waid pertempuran itu dipicu dengan sejumlah hal.
Peristiwa itu bermula setelah terjadinya kekalahan Jepang, kemudian rakyat dan
pejuang Indonesia berupaya keras mendesak para tentara Jepang untuk menyerahkan
semua senjatanya kepada Indonesia.
Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies)
datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).Tugas
mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya,
membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan
Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.
Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya, mereka menganggap Belanda menghina
kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih. Mereka protes dengan
berkerumun di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan lalu kibarkan
bendera Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan
berakhir meruncing, karena Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian
dalam ruang perundingan tersebut. Hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh
Sidik di Hotel Yamato pun terjadi ricuh.
Sejumlah warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo yang
berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.
Kemudian pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan
senjata. Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal
Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak hingga mobil yang ditumpanginya
diledakan oleh milisi.
Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan
mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.
Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah hingga terjadi pertempuran 10
November.
Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang
menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab
Hasbullah.
Makna Hari Pahlawan :
Untuk bisa mengenalkan makna Hari Pahlawan kepada mereka dari kehidupan
sehari-hari. Seperti mempertahankan kemerdekaan dengan belajar tekun, meraih prestasi di
bidang yang diminati, menolong teman yang sedang kesusahan, dan membiasakan untuk
mengucapkan terima kasih, maaf, serta tolong kepada orang lain.
Dokumentasi :
Peristiwa Bandung Lautan Api itu bermula ketika Belanda dan Sekutu datang
ke Bandung tanggal 12 Oktober 1945. Mereka ingin merebut kembali wilayah-
wilayah Indonesia dengan cara melucuti senjata Tentara Keamanan Rakyat (TKR),
laskar-laskar pejuang, milisi Indonesia, tentara Jepang dan membebaskan tawanan
Eropa Belanda.
Geram dengan sikap rakyat Bandung yang enggan meletakan senjata, tentara
sekutu di bawah komando Kolonel McDonald memberi ultimatumnya yang kedua
pada tanggal 23 Maret 1946 agar Bandung selatan segera dikosongkan oleh milisi
serta rakyat sipil.
Hasil musyawarah itu lalu diumumkan oleh Kolonel Abdul Haris Nasution
sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Lalu,
hari itu juga, rombongan besar masyarakat Bandung mengalir. Pembakaran kota
berlangsung malam hari sambil para penduduknya pergi meninggalkan Bandung.
Pembumihangusan jadi jalan tengah bagi Nasution. Dia dan orang Indonesia
lainnya keluar dari Bandung, seperti perintah Syahrir tapi dengan membakar kota
yang ditinggalkannya itu. Perintah Syahrir ditaati dan Bandung dibiarkan lepas begitu
saja karena sudah jadi lautan api. Itu lebih baik ketimbang menyerahkan Kota
Bandung begitu saja pada Tentara Sekutu. Sekutu tidak boleh dapat manfaat apapun
dari kota Bandung karena sudah terbakar
Dan pembakaran Bandung mulai dilaksanakan dini hari pada 24 Maret 1946.
Rakyat sipil akan langsung diungsikan hari itu juga. Namun, ada yang memulai sejak
pukul 21.00 tanggal 23 Maret 1946. Gedung pertama yang dibakar adalah Bank
Rakyat. Lalu sekitar Banceuy, Cicadas, Braga dan Tegallega pun dibakar. Asap pun
membumbung tinggi, hingga terlihat di luar kota.
Di dalam kondisi genting ini, tentara Inggris juga menyerang sehingga
pertempuran sengit tidak terhindarkan. Pertempuran terbesar berlangsung di Desa
Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung. Di tempat inilah adanya gudang amunisi
besar milik Tentara Sekutu.
Cerita heroik terkait dengan bumi hangus kota Bandung oleh Nasution dan
kawan-kawan itu belakangan melahirkan lagu perjuangan Halo Halo Bandung, yang
masih diperdebatkan siapa penciptanya. Sementara kisah Mohamad Toha dan
kawannya Ramdan yang jadi martir dalam peledakan gudang mesiu Tentara Sekutu,
difilmkan Usmar Ismail dengan judul: Toha Pahlawan Bandung Selatan
Pasukan Indonesia dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Letkol I Gusti
Ngurah Rai yang membawahi pasukan Ciung Wanara. Istilah Perang Puputan dipakai
karena peperangan tersebut dilakukan sampai pada titik darah penghabisan.
Kata puputan sendiri mengandung makna moral, karena dalam ajaran agama
Hindu, kematian seorang prajurit dalam kondisi seperti itu adalah sebuah
kehormatan bagi keluarganya.
Untuk mengenang peristiwa itu, di bekas arena pertempuran itu kini didirikan
Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa.
Setiap 20 November juga diperingati sebagai hari Perang Puputan Margarana.
Latar Belakang
Awal Peristiwa
Puncak Peristiwa
Sebenarnya sebelumnya I Gusti Ngurah Rai sempat mencium
pergerakan Belanda dan langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga.
Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung
Agung. Namun upaya itu dapat diendus Belanda yang kemudian berhasil mengejar
pasukan Ciung Wanara.