Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN JIWA KEBERAGAMAAN

PADA ORANG DEWASA DAN LANSIA

Mulyadi
ajomulyadi@yahoo.co.id
IAIN Imam Bonjol Padang

Abstract: Humans have some potential to be developed , one potential diversity .


The development of the religious life sometimes need help from others so that
religious life is growing properly . In terms of psychology , said that the change of
belief / religious soul changes in adults is not something that just happens incident
, but reasonable growth . Development of religious life preceded by a variety of
processes and conditions . At the time of adulthood humans already have been
aware of the responsibility and the meaning of life . At the age of the elderly there
is a change in the direction of receiving faith belief traditionally associated with
one's beliefs .

Keywords: religious soul , adult , elderly

A. Pendahuluan dan berkembang secara normal


Manusia adalah makhluk manusia memerlukan bantuan dari
yang paling sempurna kejadiannya luar dirinya. Bantuan yang
jika dibandingkan dengan makhluk dimaksud antara lain dalam bentuk
ciptaan Allah yang lainnya. bimbingan dan pengarahan dalam
Kesempurnaan kejadian tersebut dirinya yang memerlukan bantuan
dapat dilihat dari berbagai sisi di orang lain agar dirinya mampu
antaranya manusia adalah makhluk berkembang secara optimal
yang eksploratif dan potensial. diantaranya melalui jasa konseling.
Dikatakan makhluk eksploratif Sedangkan agama bentuk
karena manusia memiliki pengakuan terhadap adanya
kemampuan untuk mengembangkan hubungan manusia dengan kekuatan
diri baik secara fisik maupun psikis. gaib yang harus dipatuhi, kekuatan
Manusia disebut sebagai makhluk gaib itu menguasai manusia, dan
potensial, karena pada diri manusia mempengaruhi perbuatan-perbuatan
tersimpan sejumlah kemampuan manusia. Agama dapat juga berarti
bawaan seperti potensi akal ajaran-ajaran yang diwahyukan
(pikiran), potensi qolb (hati) dan tuhan melalui perantaraan nabi dan
potensi nafsu yang menghiasi rasul.
kehidupan. Semua potensi tersebut Jiwa keagamaan yang
dapat dikembangkan sesuai dengan termasuk kedalam aspek rohani
tingkat dan tahap-tahap akan sangat tergantung pada
perkembangan yang masing-masing perkembangan aspek fisik demikian
individu berbeda. Di sampingitu, pula sebaliknya. Oleh karena itu
manusia juga disebut sebagai sering dikatakan bahwa kesehatan
makhluk yang memiliki prinsip fisik akan mempengaruhi pada
tanpa daya, karena untuk tumbuh kesehatan mental. Pada ahli

44
psikologi perkembangan membagi
perkembangan manusia berdasarkan
usia yang dapat dikelompokkan B. Pembahasan
menjadi beberapa tahap atau 1. Macam- macam Kebutuhan
periodesasi perkembangan. Secara Kebutuhan adalah salah
garis besarnya periodesasi satu aspek psikologis yang
perkembangan itu terbagi menjadi : menggerakkan makhluk hidup
1). Masa Pranatal, 2). Masa bayi, 3). dalam aktivitas-aktivitasnya dan
Masa kanak-kanak, 4). Masa menjadi dasar (alasan) bagi setiap
prapubertas, 5). Masa pubertas individu untuk berusaha. Pada
(remaja), 6). Masa dewasa dan 7). dasarnya, manusia bekerja
Masa usia lanjut. mempunyai tujuan tertentu, yaitu
Diantara periodesasi dalam rangka memenuhi
perkembangan sebagaimana yang kebutuhan. Kebutuhan tidak
diuraikan di atas maka dalam tulisan terlepas dari kehidupan sehari-
ini penulis akan mencoba hari, tentunya selama hidup
memperbincangkan periodesasi manusia membutuhkan
dewasa dan usia lanjut dalam bermacam- macam bentuk
menghadapi perkembangan jiwa kebutuhan yang mesti dipenuhi.
keagamaan. Dalam bukunya
Desminta (2005:234) Pada Pengantar Psikologi Kriminal
umumnya para ahli psikologi Drs.Gerson W. Bawengan, S.H.
menetapkan waktu dimulainya mengemukakan pembagian
status kedewasaan yaitu sekitar usia kebutuhan manusia berdasarkan
20 tahun sebagai awal dewasa dan pembagian yang dikemukakan
berlangsung sampai sekitar usia 40- oleh J.P. Guilford sebagai
45, dan pertengahan masa dewasa berikut:
berlangsung dari sekitar usia 40 a. Kebutuhan Individual Terdiri
sampai 45 sampai sekitar usia 65 Dari:
tahun, serta masa dewasa lanjut atau 1) Homeostatis, yaitu kebutuhan
masa tua berlangsung dari sekitar yang dituntut tubuh dalam
usia 65 tahun hingga meninggal proses penyesuaian diri dan
dunia. lingkungan.dengan adanya
Dari segi ilmu jiwa agama, pertimbangan ini maka tubuh
dapat dikatakan bahwa perubahan akan tetap berada dalam
keyakinan atau perubahan jiwa keadaan mantap, stabil,dan
keagamaan pada orang dewasa harmonis. Kebutuhan ini
bukanlah suatu hal yang terjadi meliputi kebutuhan tubuh
secara kebetulan saja, dan tidak pula akan zat, protein, air, garam
merupakan pertumbuhan yang mineral, vitamin, oksigen, dan
wajar, akan tetapi adalah suatu lainnya.
kejadian yang didahului oleh 2) Regulasi temperatur adalah
berbagai proses dan kondisi yang penyesuaian tubuh dalam
dapat diteliti dan dipelajari begitu usaha mengatasi kebutuhan
juga dengan masa dewasa lanjut akan perubahan temperatur
atau masa tua (Zakia, 2005:159). badan. Pusat pengaturannya

45
berada dibagian otak yang hinaan. Kedua unsur ini
disebut hypothalmus. menurut Guilford merupakan
Gangguan regulasi temperatur faktor yang menentuka
akan menyebabkan tubuh dalam pembentukan sistem
mengalami gangguan. moral manusia. Pujian
3) Tidur merupakan kebutuhan merangsang manusia untuk
manusia yang perlu dipenuhi mengejar prestasi dan
agar terhindar dari gejala kedudukann yang terpuji
halusinasi. sedangkan hinaan menyadari
4) Lapar adalah kebutuhan manusia dari kekeliruan dan
kebutuhan biologis yang harus pelanggaran terhadap etika
dipenuhi untuk sosial.
membangkitkan energi tubuh 2) Kekuasaan dan mengalah
sebagai organis. Lapar akan Alferd Adler mengatakan,
menyebabkan gangguan pada bahwa secara naluriah
fisik maupun mental. manusia itu ingin berkuasa
5) Seks merupakan kebutuhan dan Nietrzche menyebutkan
seks sebagai salah satu sebagai motif primer dalam
kebutuhann yang timbul dari kehidupan manusia.
dorongan mempertahankan Sedangkan Guilford
jenis. Sigmund Freud berpendapat bahwa
menganggap kebutuhan ini kebutuhan kekuasaann dan
sebagai kebutuhan vital mengalah ini tercermin dari
manusia. Terutama pada masa adannya perjuangan manusia
remaja kebutuhan ini yang tak henti- hentinya
demikian menonjolnya dalam kehidupan.
sehingga sering mendatangkan 3) Pergaulan
pengaruh- pengaruh Kebutuhan yang
negatif1(Jalaluddin, 2012:86). mendodrong manusia untuk
b. Kebutuhan Sosial hidup dan bergaul sebagai
Kebutuhan sosial homo-socius (makhluk
manusia tidak disebabkan bermasyarakat) dan Zon-
pengaruh yang datang dari Politicon (makhluk yang
luar (stimulus), seperti berorganisasi).
layaknya pada binatang. 4) Imitasi dan simpati
Kebutuhan pada manusia Kebutuhan manusia
berbentuk nilai. Jadi, dalam pergaulannya yang
kebutuhan itu bukan semata- tercermin dalam bentuk
mata kebutuhan biologis meniru dan mengadakan
melainkan juga kebutuhan respon emosional. Tindakan
rohaniah. Bentuk kebutuhan tersebut menurutnya adalah
ini menurut Guilford terdiri sebagai akibat adanya
dari: kebutuhan akan imitasi dan
1) Pujaan dan binaan simpati.
Setiap manusia normmal
membutuhkan pujian dan

46
5) Perhatian kebutuhan manusia karena
Kebutuhan akan manusia adalah makluk
perhatian merupakan salah lemah sehingga memerlukan
satu kebutuhan sosial yang tempat bertopang dan tempat
terdapat pada setiap mengaduDjamaluddin dan
individu. Besar kecilnya Fuat, 1994:177).
perhatian masyarakat Manusia disebut
terhadap seseorang akan sebagai makhluk beragama
mempengaruhi sikapnya. (homo religious). Ahmad
Hal ini akan tampak dalam Yamani mengemukakan,
kehidupan sehari- hari. bahwa tatkala Allah
Selanjutnya Dr. Zakiah membekali insan itu dengan
Dradjat dalam bukunya nikmat berpikir dan daya
Peranan Agama dalam penelitian, diberi pula rasa
Kesehatan Mental membagi bingung dan bimbang untuk
kebutuhan manusia atas dua memahami dan belajar
kebutuhan pokok, yaitu: mengenali alam sekitarnya
1) Kebutuhan primer, yaitu sebagai imbangan atas rasa
kebutuhan jasmaniah: takut dan kegarangan dan
makan, minum, seks, dan kebengisan alam itu. Hal
sebagainya (kebutuhan ini inilah yang mendorong insan
didapat manusia secara fitrah tadi untuk mencari kekuatan
tanpa dipelajari). yang dapatmelindungi dan
2) Kebutuhan sekunder atau membimbingnya disaat- saat
kebutuhan rohaniah: jiwa yang gawat. Insan primitif
dan sosial. Kebutuhan ini telah menemukann apa yang
hanya terdapat pada manusia dicarinya pada gejala alam
dan sudah dirasakan sejak itu sendiri. Secara berangsur
manusia masih dan silih berganti gejala-
kecil(Jalaluddin, 2005:94). gejala alam tadi diselaraskan
c. Kebutuhan manusia akan dengan jalan kehidupanya
agama dengan demikian timbullah
Manusia adalah penyembahan terhadap api,
makhluk yang religius yang matahari, bulan dan benda-
dianugrahi ajaran-ajaran benda lainnya dari gejala-
yang dipercayainya. Ajaran gejala alam tersebut.
tersebut akan ada apabila Menurut Robert
didapatkan bimbingan nabi. Nuttin, dorongan beragama
Manusia akan mendapatkan merupakan salah- satu
pelajaran agama dari orang dorongan yang bekerja pada
tua, guru agama dan orang – diri manusia sebagaimana
orang yang mengerti agama. dorongan- dorongan lainnya,
Karena itu wajib memiliki seperti: makan, minum,
agama untuk keselamatan intelek, dan lain sebagainya
hidup dan ketentraman hati.
Beregama merupakan

47
Sejalan dengan hal
  
itu maka dorongan beragama
pun menuntut untuk
dipenuhi,sehingga pribadi 
manusia itu mendapat “Ketahuilah, bahwa hanya
kepuasan dan ketenangan. dengan ingat kepada Allah , hati
Selain itu dorongan akan menjadi tenang”. (QS Al-
beragama merupakan Rad:28).
kebutuhan insaniah yang
tumbuhnya dari gabungan 2. Sikap Keberagaman pada Orang
berbagai faktor penyebab Dewasa
yang bersumber dari rasa Masa dewasa merupakan
keagamaan. kelanjutan dari masa remaja dan
Dalam ajaran Islam pada periode ini biasanya
bahwa adanya kebutuhan manusia sudah mapan secara
terhadap agama disebabkan psikologis. Dari segi
manusia sebagai makhluk perkembangan jiwa keagamaan
tuhan dibekalin dengang pada usia ini belum banyak
berbagai potensi (fitrah) diungkapkan oleh para ahli, pada
yang dibawa sajak lahir umumnya yang banyak dibahas
salah satu fitrah itu adalah secara fisik dalam bentuk
kecendrungan terhadap pertumbuhan sudah berakhir pada
agama. masa ini dan umumnya mereka
Prof .Dr.Hasan Langgulung sudah meninggalkan bangku
mengatakan bahwa salah satu pendidikan menengah (Hayati,
fitrah adalah bahwa manusia 2003: 66).
menerima Allah sebagai tuhan, Elizabeth (1980:51)
dengan kata lain manusia itu menjelaskan saat telah menginjak
adalah dari asal mempunyai usia dewasa terlihat ada
kecendrungan beragama, sebab kematangan jiwa mereka, “saya
agama itu sebagian dari fitrah hidup dan saya tau untukapa,”
Nya. menggambarkan bahwa di usia
Manusia selalu mem- dewasa orang sudah memiliki
butuhkan pegangan hidup yang tanggungjawab serta sudah
disebut agama. Manusia merasa menyadari makna hidup. Dengan
bahwa dalam jiwanya ada suatu kata lain, orang dewasa menilai
perasaan yang mengakui yang dipilihnya berusaha untuk
adanya Yang Maha kuasa mempertahankan nilai-nilai
tempatnya berlindung dan tersebut. Elizabeth B Hurlock
memohon pertolongan. Mereka membagi masa dewasa menjadi
akan merasa tenang dan tentram tiga bagian
di kala mereka mendekatkan a. Masa Dewasa Awal
diri dan mengabdi kepada Yang Masa dewasa awal
Maha kuasa.Allah Swt. adalah masa pencaharian
Berfirman: kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa

48
yang penuh dengan masalah dimulai dari umur 60 sampai
dan ketegangan emosional, mati, yang ditandai dengan
periode isolasi sosial, periode adanya perubahan yang
komitmen dan masa bersifat fisik dan psikologis
ketergantungan, perubahan yang semakin menurun (Heni,
nilai-nilai, kreativitas dan 2007:133).
penyusaian diri pada pola Jadi dapat disimpulkan
hidup yang baru. Kisaran bahwa masa dewasa itu
umurnya antara 21 tahun terbagi atas tiga bagian, yaitu
sampai 40 tahun (Heni, 2007: masa dewasa awal, madya dan
133). masa usia lanjut yang masing-
b. Masa Dewasa Madya masaing terdapat kisaran umur
Masa dewasa madya yang berbeda-beda.
ini berlangsung dari umur 40 Kematangan jiwa
sampai 60 tahun. Ciri-ciri orang dewasa setidaknya
yang menyangkut pribadi dan memberikan gambaran tentang
social anatara lain: masa bagaimanasikapkeberagamaan
dewasa madya merupakan orang dewasa. Mereka telah
masa transisi, di mana pria dan meiliki tanggungjawab
wanita meninggalkan ciri-ciri terhadap system nilai yang
jasmani dan perilaku masa dipilihnya, baik system nilai
dewasanya memasuki suatu yang bersumber dari ajaran
periode dalam kehidupan agama
dengan ciri-ciri jasmanai dan maupunbersumberdarinorma-
perilaku yang baru. Perhatian norma lain
terhadap agama lebih besar dalamkehidupandanpemilihan
dibandingkan pada masa nilaitersebuttelahdidasarkanke
sebelumnya, dan kadang- padapertimbanganpemikiran
kadang minat dan yang matang (Sujanto,
perhatiannya terhadap agama 1981:67)
ini dilandasi kebutuhan Kemantapan jiwa
pribadi dan sosial(Heni, orang dewasa ini setidaknya
2007:133). memberikan gambaran tentang
c. Masa Usia Lanjut bagaimana seharusnya sikap
Periode selama usia keberagamaan pada orang
lanjut, ketika kemunduran dewasa. Mereka sudah
fisik dan mental terjadi secara memiliki tanggung jawab
perlahan-lahan dan bertahap terhadap sistem nilai yang
dikenal sebagai “senescence” dipilihnya, baik sistem nilai
yaitu masa proses menjadi tua. yang bersumber dari ajaran
Usia lanjut adalah periode agama maupun yang
penutup dalam rentang hidup bersumber dari norma-norma
seseorang, yaitu suatuperiode lain dalam kehidupan dan
di mana seorang telah pemilihan nilai tersebut telah
beranjak jauh dari pada didasarkan kepada
periode terdahulu. Masa ini

49
pertimbangan pemikiran yang Sebaliknya jika nilai-
matang (Hayati, 2003:68). nilai agama yang mereka pilih
Berakhirnya masa dijadikan pandangan hidup,
remaja, maka berakhir pulalah maka sikap keberagamaan
kegoncangan-kegoncangan akan terlihat pula dalam pola
jiwa yang menyertai kehidupan mereka. Sikap
pertumbuhan remaja itu yang keberagamaan itu akan
berarti orang yang telah dipertahankan sebagai
memasuki usia dewasa identitas dan kepribadian
mempunyai ketentraman jiwa, mereka. Sikap keberagamaan
ketetapan hati dan ini membawa mereka secara
kepercayaan yang tegas, baik mantap menjalankan ajaran
dalam bentuk positif maupun agama yang mereka anut.
negatif (Zakiah, 1976:162). Sehingga tak jarang sikap
Usia dewasa biasanya keberagamaan ini dapat
seseorang sudah memiliki sifat menimbulkan ketaatan yang
kepribadian yang stabil. menjurus ke sikap fanatisme.
Stabilisasi sifat-sifat Karena itu, sikap
kepribadian antara lain terlihat keberagamaan seorang dewasa
dari cara bertindak dan cenderung didasarkan atas
bertingkah laku yang agak pemilihan terhadap ajaran
bersifat tetap (tidak berubah- agama yang dapat
ubah). memberikan kepuasan batin
Sebaliknya, jika atas dasar pertimbangan akal
seorang dewasa memilih nilai sehat.
yang bersumber dari nilai-nilai Sikap keberagamaan
non-agama, itupun akan orang dewasa memiliki
dipertahankannya sebagai perspektif yang luas
pandangan hidupnya. didasarkan atas nilai-nilai
Kemungkinan ini akan yang dipilihnya. Selain itu,
memberi peluang bagi sikap keberagamaan ini
munculnya kecendrungan umumnya juga dilandasi oleh
sikap yang antiagama, bila pendalaman pengertian dan
menurut akal sehat (common perluasan pemahaman tentang
sense), terdapat kelemahan- ajaran agama yang dianutnya.
kelemahan tertentu dalam Bergama, bagi orang dewasa
ajaran agama yang sudah merupakan sikap hidup
dipahaminya. Bahkan tak dan bukan sekedar ikut-ikutan.
jarang sikap anti agama seperti Sejalan dengan tingkat
itu diperlihatkannya dalam perkembangan usianya, maka
bentuk sikap menolak hingga sikap keberagamaan pada
ketindakan memusuhi agama orang dewasa antara lain
yang dinilainya mengikat dan memiliki ciri-ciri sebagai
bersifat dogmatis. berikut:
a. M
enerima kebenaran agama

50
berdasarkan pertimbangan keagamaan sudah berkembang
pemikiran yang matang, (Bambang, 2008:118).
bukan sekedar ikut-ikutan.
b. C Ramayulis (2002: 79)
enderung bersifat realis, menjelaskan sesungguhnya tingkah
sehingga norma-norma agama laku keagamaan orang dewasa itu
lebih bannyak diaplikasikan umumnya didasarkan pada rasa
dalam sikap dan tingkah laku. tanggung jawab, kemandiriannya,
c. B sesuai hati nurani, serta atas
ersikap positif terhadap ajaran pertimbangan pemikiran yang
dan norma-norma agama, dan matang dan bukan sekedar ikut –
berusaha untuk mempelajari ikutan belaka.
dan memperdalam Dalam perkembangan jiwa
pemahaman keagamaan. seseorang, pengalaman kehidupan
d. Ti beragama sedikit demi sedikit makin
ngkat ketaatan beragama mantap sebagai suatu unit yang
didasarkan atas pertimbangan otonom dalam kepribadiannya. Unit
dan tanggung jawab dii hingga itu merupakan suatu organisasi yang
sikap keberagamaan disebut “kesadaran beragama”
merupakan realisasi dari sikap sebagai hasil peranan fungsi
hidup. kejiwaan terutama motivasi, emosi,
e. B dan intelegensi (Abdul, 2005:49).
ersikap lebih terbuka dan 3. Manusia lanjut usia dan Agama
wawasan yang lebih luas. Meningkatnya usia seseorang sulit
f. B mengikuti dogma-dogma agama dan
ersikap kritis terhadap materi melakukan kunjungan ke gereja, ke
ajaran agama seehinnga pendeta dan orang-orang yang
kemantapan beragama selain berbeda kepercayaan dengan sikap
didasarkan atas pertimbangan yang lebih lunak.
pikiran, juga didasarkan atas Perubahan keyakinan keagamaan
pertimbangan hati nurani. selama usia lanjut umumnya dalam
g. Si pengarahan menerima keyakinan
kap keberagamaan cenderung tradisional dikaitkan dengan
mengarah kepada tipe-tipe kepercayaan seseorang.
kepribadian masing-masing, Menurunnya kehadiran dan
sehingga terlihat adanya partisipasi dalam kegiatan di tempat
pengaruh kepribadian dalam agama pada usia lanjut karena tidak
menerima, memahami serta ada minat adalah lebih sedikit dari
melaksanakan ajaran agama pada karena faktor-faktor lain
yang diyakininya. seperti kesehatan yang memburuk,
h. Te tidak ada transportasi, malu karena
rlihat adanya hubungan antara tidak mampu menyumbang uang,
sikap keberagamaan dengan dan perasaan tidak dibutuhkan oleh
kehidupan sosial, sehingga anggota organisasi tempat agama
perrhatian terhadap yang lebih muda. Wanita lebih
kepentingan organisasi sosial banyak berpatisipasi dalam kegiatan

51
keagamaan daripada pria karena terhadapmasalah kemasyarakatan
kesempatan yang mereka berikan yang bermanfaat, serta membantu
untuk hubungan sosial. para generasi muda.
Semakin lanjut usia Adapun di usia selanjutnya,
seseorang, biasanya mereka menjadi yaitu setelah usia diatas 65 tahun
semakin kurang tertarik terhadap manusia akan menghadapi sejumlah
kehidupan akhirat dan lebih permasalahan. Permasalahan
mementingkan tentang kematian itu pertama adalah penurunan
sendiri serta kematian dirinya. kemampuan fisik hingga kekuatan
Pendapat semacam ini benar, fisik berkurang, aktivitas menurun,
khususnya bagi orang yang kondisi seringg menggalami gangguan
fisik mentalnya yang semakin kesehatan yang menyebabkan
memburuk (Elizabeth, 1980:402). mereka kehilangan semangat.
Pada tahap kedewasaan awal Pengaruh dari penurunan
terlihat krisis psikologis yang kemampuan fisik ini menyebabkan
dialami oleh karena adanya mereka yang berada pada usia lanjut
pertentangan antara kecendrungan merasa dirinya sudah tidak berharga
untuk mngeratkan hubungan dengan dan kurang diihargai.Jalaluddin
kecendrungan untuk mengisolasi (1997:101) Ciri – ciri keberagamaan
diri. Terlihat kecendrungan untuk usia lanjut :
berbagi perasaan, bertukar piikiran, a. Kehidupan keagamaan pada
dan memecahkan berbagai problema manusia lanjut usia sudah
kehidupan dengan orang lain. mencapai tingkat pemanfaatan.
Mereka yang menginjak usia ini b. Meningkatnya kecenderungan
(sekitar 25-40 tahun) memiliki menerima pendapat keagamaan
kecendrungan besar untuk hidup c. Mulai muncul pengakuan
berumah tangga, kehidupan sosial terhadap realitas tentang
yang lebih luas serta memikirkan kehidupan akhirat secara lebih
masalah-masalah agama yang sungguh – sungguh
sejalan dengan latar belakang d. Sikap keberagamaan cenderung
kehidupannya. mengarah kepada kebutuhan
Selanjutnya pada tahap saling cinta antar sesama manusia
kedewasaan menengah (40-65 serta sifat- sifat luhur
tahun) manusia mencapai puncak e. Timbul rasa takut pada kematian
periode usia yang paling produktif. yang meningkat sejalan dengan
Tetapi, dalam hubungan dengan pertambahan usia lanjutnya
kejiwaan, pada usia ini terjadi krisis f. Perasaan takut pada kematian
akibat pertentangan batin antara berdampak pada peningkatan
keinginan untuk bangkit dengan pembentukan skap keagamaan
kemunduran diri. Karena itu, umnya dan kepercayaan terhadap
pemikiran mereka tertuju pada kehidupan abadi (akhirat)
upaya kepentingan keluarga, 4. Perlakuan Terhadap Manusia lanjut
masyarakat dan generasi mendatang usia
Kecendrungan seperti ini Kondisi uzur di usia tua
menyebabkan orang yang berada di menyebabkan manusia usia lanjut
usia ini memiliki perhatian besar senantiasa di bayang – bayangi oleh

52
perasaan tak berdaya dalam menempatkan mereka di panti
menghadapi kematian dan rasa takut jompo. Lain halnya dengan konsep
akan kematian ini semakin yang dianjurkan Islam. Perlakuan
meningkat pada usia tua. Untuk terhadap manusia lanjut usia
menghilangkan kecemasan batin ini dianjurkan seteliti dan setelaten
maka bimbingan dan penyuluhan mungkin. Perlakuan terhadap orang
sangat diperlukan oleh mereka yang tua dibebankan kepada anak-anak
berada pada tingkat usia lanjut ini. mereka, bukan kepada badan atau
Makin bertambah usia akan panti asuhan, termasuk panti jompo.
semakin tersiksa dirinya. Untuk Perlakuan terhadap orang tua
mengatasi kendala psikologis seperti menurut Islam berawal dari rumah
ini, umumnya manusia usia lanjut tangga. Allah mennyebutkan
ini akan menempuh berbagai jalan pemeliharaan secara khusus orang
yang diperkirakan dapat meredam tua yang sudah lanjut usia dengan
gejolak batinnya. Diantara alternatif memerintahkan kepada anak-anak
yang cenderung dipilih adalah ikut mereka untuk memperlakukan
aktif dalam kegiatan kemasyarakan, kedua orang tua mereka dengan
kegiatan sosial keagamaan, ikut kasih sayang.
dalam kegiatan organisasi politik Firman Allah:
ataupun menulis otobiografi.

Tujuan utama dari aktifitas
yang ditekuni itu merupakan bagian
dari perwujudan perilaku 
kompensatif. Upaya untuk mengisi
kekosongan batin yang sudah 
kehilangan dukungan nyata, hingga
dengan kegiatan yang dilakukan 
akan timbul pengakuan khalayak
terhadap dirinya. Kegiatan dan Artinya: “Dan Tuhanmu Telah
aktifiotas tersebut merupakan memerintahkan supaya kamu
ungkapan: “bahwa aku masih seperti jangan menyembah selain dia
yang dulu”. dan hendaklah kamu berbuat
Bila gejolak batin itu tak baik pada ibu bapakmu dengan
mampu diatasi, akan muncul sebaik-baiknya. jika salah
gangguan kejiwaan seperti stres, seorang di antara keduanya atau
putus asa ataupun mengasingkan kedua-duanya sampai berumur
diri dari pergaulan sebagai wujud lanjut dalam pemeliharaanmu,
dari rasa rendah diri. Dalam kasus Maka sekali-kali janganlah kamu
seperti ini, umumnya Agama dapat mengatakan kepada keduanya
difungsikan dan diperankan sebagai perkataan "ah" dan janganlah
penyelamat. kamu membentak mereka dan
Apabila di lihat di ucapkanlah kepada mereka
lingkungan peradaban Barat, upaya perkataan yang mulia”. ( QS
untuk memberi perlakuan 17:23).
manusiawi kepada para manusia Menurut Islam manusia usia
lanjut usia dilakukan dengan lanjut dipandang tak ubahnya

53
seorang bayi yang memerlukan islam berawal dari rumah
pemeliharaan dan perawatan serta tangga. Allah menyebutkan
perhatian khusus dengan kasih pemeliharaan secara khusus
sayang. Perlakuan yang demikian orang tua yang sudah lanjut
itu takdapat diwakilkan kepada usia dengan memerintahkan
siapa pun, melainkan menjadi kepada anak-anak mereka
tanggung jawab anak-anak mereka. untuk memperlakukan kedua
Perlakuan yang baik dan penuh orang tua mereka dengan
kesabaran serta kasih sayang dinilai kasih sayang.
sebaagai kebaktian. Sebaliknya c. Beragama bagi orang dewasa
perlakuan yang tercela dinilai dan lanjut usia sudah
sebagai kedurhakaan (Jalaluddin, merupakan sikap hidup dan
1997:110). bukan sekedar ikut-ikutan
oleh karena itu, kemampuan
C. Penutup orang dewasa dan manusia
1. Kesimpulan lanjut usia mengenali atau
a. Macam-macam kebutuhan memahami nilai ajaran
pada orang dewasa dan usia agama terletak pada nilai-
lanjut terdiri dari kebutuhan nilai luhur yang hakiki
individual, kebutuhansosial, sehingga menjadikan nilai-
dan kebutuhan akan agama. nilai tersebut dalam bersikap
b. Sikap keberagamaan pada dan bertingkah laku
orang dewasa dilandasi oleh merupakan ciri dari
pendalaman pengertian dan kematangan beragama.
perluasan pemahaman Dengan demikian
tentang ajaran agama yang kematangan beragama
dianutnya. Kehidupan terlihat dari kemampuan
keagamaan pada manusia seseorang untuk memahami,
lanjut usia sudah mencapai menghayati serta
tingkat pemanfaatan. mengaplikasikan nilai-nilai
Perasaan takut pada luhur ajaran agama dalam
kematian berdampak pada kehidupan sehari-hari tidak
peningkatan pembentukan hanya sebatas kehidupan
sikap keagamaan dan dunia tetapi kehidupan yang
kepercayaan terhadap lebih abadi itulah kehidupan
kehidupan abadi (akhirat).Di ukhrawi.
lingkungan peradaban Barat, 2. Saran
upaya untuk memberi Dalam penulisan
perlakuan manusiawi kepada tulisan ini penulis
para manusia lanjut usia menyadari sepenuhnya
dilakukan dengan bahwa tulisan ini masih jauh
menempatkan mereka di dari kesempurnaan, oleh
panti jompo. Lain halnya karena itu berbagai saran dan
dengan konsep yang kritik dari pembaca yang
dianjurkan islam. Perlakuan bersifat konstruktif sangat
terhadap orang tua menurut diharapkan sekali, guna

54
untuk kesempurnaan tulisan Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta :
ini, atas saran dan kritik Kalam Mulia, 2002
yang bersifat membagun dari
pembaca diucapkan terima SujantoAgus, PsikologiPerkembangan,
kasih. Jakarta: angkatanBaru, 1981.
Akhirnya hanya
kepada Allah yang maha ZakiaDerajat, IlmuJiwa Agama, Jakarta
sempurna, kita berserah :PT. BulanBintang, 2005.
diri, semoga semua
aktivitas yang kita lakukan
bernilai ibadah di sisi-Nya
dan memperoleh pahala
dan amal saleh hendaknya
Amiien Yarabbal A’lamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Ahyadi. Psikologi Agama.


Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2005.

Bambang Syamsul Arifin. Psikologi


Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2008

Desminta, Psikologi Perkembangan,


Bandung : PT Remaja Rosakarya,
2005.

Djamaluddin Ancok & Fuat Nashori


Suroso. Psikologi Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 1994.

Elizabeth B. Hurlock. Psikologi


Perkembangan, Jakarta : Erlangga,
1980.

HayatiNizar, Psikologi agama, Padang


: IAIN IB Pres, 2003

HeniNarendranyHidayati, Psikologi
Agama, Jakarat : UIN Jakarta Press,
2007.

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta :


PT Raja Grafindo Persada, 2012.

55

Anda mungkin juga menyukai