Anda di halaman 1dari 1

Nama : Neskyka Alea Shafaa

NIM : A1D019214

TUGAS RESUME PENDAHULUAN BUDIDAYA KARET

Tanaman karet merupakan salah satu tanaman tahunan yang memiliki banyak manfaat. Pohon
karet akan menghasilkan bokar (bahan olah karet) yang kemudian dibakar menjadi RSS
(Ribbed Smoked Sheet) yaitu lembaran-lembaran karet yang telah dibakar atau dikeringkan
untuk digunakan sebagai bahan pembuatan produk yang terbuat dari karet. Sisa produk karet
menghasilkan crumb rubber atau serbuk karet yang merupakan hancuran karet dari produk
karet yang tidak terpakai yang digunakan untuk campuran produk karet lainnya.

Karet juga menghasilkan tepung biji. Tepung biji karet yang kandungan asam sianidanya telah
dihilangkan dapat menggantikan peranan protein pakan komersial yang berindikator, yaitu
kelangsungan hidup, kecernaan pakan, efisiensi pakan, dan indeks hipatosomatik. Keunggulan
tepung biji karet adalah tepung biji karet dihasilkan dari biji tanaman karet yang merupakan
tanaman perkebunan yang paling banyak ditanam di Indonesia, sehingga mudah untuk
diproduksi.

Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand. Pada 10
tahun terakhir, Thailand dapat memproduksi 1.800 kg/ha per tahun, sedangkan Indonesia hanya
berhasil memproduksi 1.080 kg/ha per tahun. Akibatnya, petani karet Indonesia memiliki
pendapatan yang kecil. Sebagai ilustrasi, harga karet dunia saat ini berada pada kisaran
USS2,5-3 per kilogram, namun, harga jual di tingkat petani di Kalimantan Selatan hanya
berkisar Rp7 ribu Rp8 ribu per kg. Menurut data tersebut, produktivitas karet Indonesia masih
sangat sedikit jika dibandingkan dengan Thailand dalam memproduksi karet setiap tahunnya.
Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah program penanaman kembali (replant) atau
revitalisasi pohon karet yang saat ini tidak berjalan dengan baik. Padahal pohon karet yang ada
saat ini sudah terbilang cukup tua dan tidak produktif. Rata-rata pohon karet yang ada di
perkebunan sudah tua dan sudah dikelupas kulitnya dari atas sampai bawah pohon. Hal ini
menandakan bahwa pohon karet tersebut sudah sangat tidak layak untuk diambil getahnya
(sadap), sehingga produksi karet dalam negeri tidak meningkat alias stagnan.

Anda mungkin juga menyukai