Analisis Biaya Alat Dan Mesin - Biyan Setya Rachman
Analisis Biaya Alat Dan Mesin - Biyan Setya Rachman
Analisis Biaya Alat Dan Mesin - Biyan Setya Rachman
Dosen Pembimbing :
Onki Alexander,S.ST., M.IT.
Oleh :
Biyan Setya Rachman
19011110033
Teknik Sipil
Puji dan rasa syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya pada penulis, khususnya dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh melalui
sumber resmi. Atas selesainya makalah ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Ekonomi Teknik, Bapak Onki Alexander,S.ST., M.IT.
yang telah membimbing kami.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
harapkan adanya perbaikan dan penyempurnaan pada saat pembahasan
berikutnya. Semoga makalah ini dapat menambah pemahaham dan wawasan bagi
pembaca dan diri penulis khususnya. Harapannya untuk pembaca yang juga
membahas seputar isi makalah ini dikemudian hari, gunakanlah data-data sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan................................................................................................................2
1.3. Manfaat..............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1.1 Kelapa Sawit..................................................................................................3
2.1.2 Alat Pemanenan Kelapa Sawit........................................................................4
2.1.3 Analisis Biaya Alat Pemanenan Sawit............................................................6
BAB III............................................................................................................................13
METODOLOGI...............................................................................................................13
3.1. Alat dan Bahan.................................................................................................13
3.2. Metode Kerja....................................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................18
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................18
BAB V.............................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................20
5.1. Kesimpulan......................................................................................................20
5.2. Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman yang menduduki
posisi penting di sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini disebabkan dari
berbagai tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Nasution, 2014).
Kelapa sawit juga merupakan salah satu penyumbang yang relatif besar terhadap
devisa Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008
mencapai 7,3 juta hektar dengan rata-rata hasil produksi 3,27 juta ton/hektar
(Fauzi, 2012).
1.2. Tujuan
2
2. Mengetahui berapa biaya tetap dan biaya tidak tetap pada alsintan dodos;
3. Mengetahui bagaimana nilai ekonomi pada alsintan dodos.
1.3. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Kelapa Sawit
3
Gambar 1. Kelapa Sawit
Sumber: Liputan6.com
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili Palmae dan
berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit
berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa
sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa
sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan
Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi
(Lubis, 1992). Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptkan kesempatan kerja yang
mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.
Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (Dirjen Perkebunan,
1987).
4
sedangkan egrek menggunakan pisau dengan bentuk arit yang disambung dengan
2 pipa panjang. Alat tradisional ini membutuhkan tenaga yang besar dari
pengguna karena untuk memotong Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan gerakan
menusuk untuk dodos dan menarik untuk egrek (Fauzi ,2012).
5
Dodos merupakan salah satu alat pertanian yang digunakan untuk memanen
kelapa sawit. Dodos berfungsi untuk memanen buah kelapa sawit yang berumur di
bawah 8 tahun dengan ketinggian pohon sawit maksimal 5 meter. Bentuk mata
pisau dodos menyerupai kapak. Dodos merupakan alat yang penting untuk
menunjang proses pemanenan kelapa sawit. Hal ini menunjukkan dodos penting
untuk diamati lebih agar dapat meningkatkan produktivitas kerja pada proses
pemanenan.
Sumber: alatkebunku.com
Alat pemanen merek etani dapat digunakan selain untuk proses pemanenan
yaitu untuk pemotongan pelepah. Pemotongan pelepah dilakukan secara rutin
sebelum pemanenan TBS. Agar tidak mengganggu pada saat pemanenan maka
6
pelepah kelapa sawit perlu dipotong terlebih dahulu. Fungsi dari pemotongan
pelepah kelapa sawit itu sendiri untuk peruningan. Peruningan itu sendiri
dilakukan agar batang kelapa sawit dapat tumbuh optimal.
Sumber: indotrading
7
Analisis Ekonomi
1. Ekonomi Deskriptif
2. Teori Ekonomi
3. Ekonomi Terapan
Bidang ini lazim disebut juga sebagai teori kebijakan ekonomi, yaitu
cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu
dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi (Farid, 2008).
8
4. Analisis Biaya
Perhitungan biaya pemanenan untuk mesin dan alat dibidang pertanian dan
bidang industry dikenal 2 komponen biaya , yaitu biaya tetap (Fixed Cost) dan
biaya tidak tetap (Variable Cost). Sebelum melakukan investasi pada suatu usaha
harus disadari bahwa nilai usaha tersebut akan mengalami penurunan nilai
(penyusutan) dan terjadinya inflasi terhadap nilai sekarang pada waktu yang akan
mendatang. Karena itu agar usaha tersebut dapat diperkirakan harus dikaitkan
dengan waktu yang bergerak maju. Untuk menganalisis kelayakan mesin pemanen
dibutuhkan suatu analisis kelayakan ekonomi yang dapat mewakili karakteristik
mesin pemanen tersebut.
Menurut Tobing (1991), kelayakan ekonomi merupakan suatu prasyarat
penting untuk aplikasi keteknikan yang berhasil. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui kelayakan mesin pemanen kelapa sawit dilakukan analisis ekonomi
dengan cara menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
pemanenan TBS. Dilakukan analisis biaya tetap, biaya tidak tetap, biaya pokok,
analisis titik impas, benefit cost ratio, untuk mengetahui apakah mesin
menguntungkan jika melakukan pemanenan pada jangka waktu tertentu sesuai
dengan umur ekonomi mesin.
9
Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang dikeluarkan baik pada saat mesin
digunakan maupun dalam keadaan tidak digunakan. Biaya ini tidak tergantung
pada pemakaian alat atau mesin. Biaya penggunaan per jam tidak berubah dengan
penggunaan jam kerja tiap tahun dari pemakaian alat mesin tersebut (Penson, et
al., 1982 dalam Risyanto, 2007). Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap
adalah biaya penyusutan mesin pemanen, bunga modal dan asuransi, biaya pajak,
dan biaya gudang.
Biaya Penyusutan terdiri dari desain dan perkiraan umum pemakaian pada
mesin atau alat. Penyusutan didefinisikan sebgai peurunan dari nilai modal suatu
mesin atau alat akibat berkurangnya umur pemakaian (waktu). Biaya penyusutan
sering merupakan biaya yang terbesar tiap jamnya dan juga merupakan ukuran
nilai suatu mesin atau alat selama waktu yang berjalan berdasarkan perkembangan
teknologi, umur ekonomis, dan umur pelayanan juga merupakan biaya penyusutan
alat.Perhitungan biaya penyusutan dihitung berdasarkan umur ekonomisnya.
Umur dari suatu alat dinyatakan dalam tahun atau jumlah jam kerja, dan lamaya
akan sangat dipengaruhi oleh cara pemeliharaannya.
10
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada
saat alat atau mesin bekerja dan jumlahnya tergantung pada jumlah jam kerja
pemakaian pada saat digunakan. Perhitungan biaya tetap dilakukan dalam satuan
Rp/tahun. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya operator, biaya bahan bakar, biaya
perawatan dan perbaikan alat mesin, dan biaya lain-lain yang tak terduga.
a. Biaya Operator
Biaya operator adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengupah seseorang
yang bertugas untuk mengoperasikan alat pemanen tersebut. Dasar penentuan
biaya operator adalah besarnya upah minimum regional (UMR) biasanya
dinyatakan dalam Rp/hari atau Rp/jam atau juga menggunakan upah buruh harian
yang sesuai dengan upah buruh daerah tempat dilaksanakannya penelitian.
Operator yang digaji bulanan dapat dikonversukan dalam upah Rp/jam dengan
menghitung jumalh jam kerjanya selama setahun.
c. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan, yang dinyatakan dalam rupiah per tahun, termasuk ke
dalam unsur komponen biaya tidak tetap (Variable Cost). Besarnya biaya ini
tergantung pada tingkat pemakaian serta kerusakan yang terjadi. Biaya
penggantian bagian-bagian alat yang rusak maupun penggantian mesin rutin juga
termasuk dalam biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan dikeluarkan untuk
11
memberikan kondisi kerja yang baik bagi mesin dan peralatan. Menurut
Pramudya (2001), besarnya biaya pemeliharaan untuk mesin-mesin pengolah hasil
pertanian beserta mesin penggeraknya diperkirakan sebesar 5% P per tahun.
3. Biaya Lain-Lain
Yang dimaksud dengan biaya lain-lain adalah biaya yang harsu dikeluarkan
untuk mengganti suatu bagian atau suku cadang yang memerlukan suatu
penggantian relatif sering karena pemakaian.
Menurut Pramudya (2001), Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah
suatu tingkat usaha pengelolaan alat dan mesin dimana pemasukan dan
pengeluaran mencapai titik nilai yang sama. Analisis titik impas digunakan untuk
mengetahui pada tingkat produksi berapakah suatu perusahaan akan mulai
mendapatkan keuntungan. Analisis ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kaitan antara jumlah produksi, harga jual, biaya produksi, keuntungan dan
12
kerugian yang akan diperoleh pada suatu tingkat produksi tertentu. Titik impas
akan dicapai pada saat jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya atau
keuntungan sama dengan nol.
Menurut Sullivan (2000) untuk mendapat hasil perbandingan antara benefit dan
cost digunakan rumus :
B P
=
C Q
Dimana :
13
Q = nilai total pengeluaran, Rp
Menurut Pramudya (2001), jika B/C Ratio > 1, maka penggunaan mesin
pemanen tersebut layak. Sedangkan jika B/C Ratio ˂ 1, maka penggunaan mesin
pemanen tidak layak.
14
7. Internal Rate Of Return (IRR)
n
Bt −Ct
∑ (1+ =0
t =1 IRR)
15
16
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah ini
adalah literatur yang tertera pada daftar pustaka.
Metode kerja yang digunakan penulis adalah metode kerja yang disesuaikan
dengan hasil penelitian nana aprilliana dalam skiripsi tentang Analisis Ekonomi
Mesin Pemotong Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Merek Etani.
Nilai nyata dan nilai asumsi pada masing-masing pengujian ditampilkan pada
Tabel 1 dan Tabel 2.
17
Tabel 1. Nilai nyata pada masing-masing pengujian
18
6. Biaya gudang 1% P/tahun
P−S
N
Dimana:
P= Harga Awal
S= Harga Akhir 5% P
N= Umur Alat
19
Rumus Mencari Biaya Bunga Modal:
I= { P+2 S }i
Dimana:
P= Harga Awal
S= Harga Akhir 5% P
i= Bunga Bank
Biaya tidak tetap (Variable Cost) dinyatakan dalam rupiah per tahun. Yang
termasuk kedalam biaya tidak tetap adalah biaya operator, biaya pemakaian bahan
bakar, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya lain-lain. Semua biaya yang
dikeluarkan dari unsur tersebut dijumlahkan dan menghasilkan biaya tidak tetap
per tahun.
1. Biaya Operator
op x Uop
Bo=
Jkb
20
Dimana :
BBB=KBB × HK × HBB × JK
Dimana :
3. Biaya Pemeliharaan
m
BP=P x
900 jam
21
Dimana :
sebesar Rp.3.600.000,00)
B=BT + BTT
Dimana :
d. Biaya Pokok
B
BP=
Wt x K
Dimana :
22
B = biaya total (Rp/tahun)
ha/jam)
Bt −Ct
NPV =
(1+ i)t
Dimana :
t = tahun ke-t
23
Jika NPV > 0, maka alat pemanen kelapa sawit ini dapat digunakan.
Sedangkan jika NPV < 0, maka alat pemanen tidak layak digunakan. Artinya, jika
NPV = 0, penggunaaan alat pemanen akan mendapat modal kembali setelah
diperhitungkan Discount Rate yang berlaku. Untuk NPV > 0, proyek dapat
dilaksanakan dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV. Sedangkan
apabila NPV < 0, makam sebaliknya proyek tersebut tidak dapat dilaksanakan dan
dipertimbangkan lagi untuk mencari alternatif-alternatif yang lebih
menguntungkan.
24
BAB IV
P−S
N
25
Penyusutan ini dihitung dengan mengurangkan harga beli dengan harga akhir dari
mesin kemudian dibagi dengan umur alat atau mesin. Penyusutan biasanya
dihitung dalam pertahun. Biaya bunga modal adalah biaya yang dikeluarkan
untuk modal awal sesuai dengan modal yang telah ditentukan oleh Bank
Indonesia untuk alat Mesin pertanian.
Biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat alat atau
mesin bekerja dan jumlahnya tergantung pada jumlah jam kerja pemakaian pada
saat digunakan. Perhitungan biaya tetap dilakukan dalam satuan Rp/tahun. Biaya
tidak tetap terdiri dari biaya operator, biaya bahan bakar, biaya perawatan dan
perbaikan alat mesin, dan biaya lain-lain yang tak terduga. Untuk biaya bahan
bakar dari alat atau mesin dihitung dengan menggunakan rumus:
Pemakaian BB ( l )∗harga/¿
BBB=
Hp jam
Untuk biaya reparasi atau perbaikan pada dodos (karena termasuk alat mesin
pertanian saat panen) dihitung dengan menggunakan rumus:
5 %P/tahun
Biaya operator tergantung dengan keadaan local. Biasanya untuk satu hari kerja
8/jam operator akan diberikan gaji dengan tarif Rp100.000/kg atau
Rp100.000/ha.
26
27
BAB V
5.2. Saran
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y., Widiastuti, Y.E., Satyawibawa,I., dan Hartono, R. 2002. Kelapa Sawit;
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analis Usaha dan Pemasaran.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan, I.2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Razak, J. 1997. Design and Development of An Oil Palm Fresh Fruit Bunch
Cutting Device. Thesis. University Putra Malaysia.
Tarigan, A.A., Daulay, S.B., dan Munir,A.P. 2013. Rancang Bangun Alat
Pemotong Pelepah Kelapa Sawit Mekanis. J. Rekayasa Pangan dan Pert.,
Vol 1 No.4 Th. 2013.
30
Tobing, L.M.L. 1991. Ekonomi Teknik. Rakan Offset. Jakarta.
31