Disusun oleh :
Biyan Setya Rachman ( 19011110033 )
Teknik Sipil
2019/2020
BEKASI
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Kuartil...................................................................................................................................3
B. Desil......................................................................................................................................8
C. Persentil..............................................................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
Daftar Pustaka
i
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Tidak lupa Shalawat dan salam kami haturkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna yang
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya kami mampu menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Kuartil , Desil & Persentil” dengan lancar. Penulis menyadari dengan sepenuh hati
bahwa terdapat ketidak sempurnaan atau kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut
bisa dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah yang
selanjutnya.
ii
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistik sebagai suatu yang berkenaan dengan data tatistic sebenarnya sudah banyak
digunakan oleh banyak masyarakat, contoh untuk meghitung jumlah populasi penduduk,
perpajakan, pencatatan personil militer dll. Statistika adalah suatu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisis dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Bidang statistika
berhubungan dengan cara atau metode pengumpulan data, pengolahan, penyajian, dan
analisisnya serta pengambilan kesimpulan berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan.
Saat ini,berbagai informasi tidak jarang menyajikan bentuk grafik,table, atau bentuk-
bentuk lain. Bahkan, telah dipakai oleh mereka yang bekerja sebagai seorang praktisi dalam
banyak bidang. Informasi sejenis ini mengharuskan para pembaca untuk mampu memahami
makna tatist-lambang itu secara tepat. Kekeliruan ketika menafsirkan tatist-lambang tersebut
mengakibatkan kesalahpahaman pembaca atas maksud informasi yang disampaikan berdasarkan
data tatistic.
Istilah tatistic juga sering diberi pengertian sebagai kegiatan tatistic atau kegiatan
persetatistikan atau kegiatan pensetatistikan. Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang
tentang statistic (lihat undang-undang No. 7 tahun 1960), kegiatan statistic mencakup 4 hal,
yaitu: (1) pengumpulan data, (2) penyusunan data, (3) pengumuman dan pelaporan data, dan (4)
analisis data.
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika seorang
mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk
pembuatan skripsi, thesis atau disertasi. Dalam hal ini pengetahuan tatistic dipakai dalam
menyusun metodologi penelitian.
1
Dengan demikian makalah ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
tentang statistika khususnya tentang kuartil, desil dan persentil.
B. Rumusan Masalah
Kuartil
Desil
Persentil
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Kuartil
Istilah kuartil dalam kehidupan kita sehari-hari lebih dikenal dengan istilah kuartil.
Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang
membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar,
Kuartil merupakan nilai yang memisahkan tiap-tiap 25% frekuensi dalam distribusi. Ada tiga
macam kuartil, yaitu;
1. Kuartil pertama (K1) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25% frekuensi di
bagian bawah distribusi dari 75% frekuensi di bagian atas distribusi.
2. Kuartil kedua (K2) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi di bawah
dari 50% di atasnya.
3. Kuartil ketiga (K3) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi bagian
bawah dan 25% frekuensi bagian atas.
K3 50% K3
K2 K2
K1 K1 50%
25% 75%
4
1. Cara Menghitung Kuartil
Pada prinsipnya cara menghitung kuartil sama dengan cara menghitung median. Rumus
untuk mencari median juga berlaku di sini, dengan perubahan yang sangat kecil, yaitu pada
komponen N-nya.
Tabel 1
Nilai interval cf
195-199 1 34
190-194 5 33
185-189 8 24 28
180-184 10 20
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------
5
170-174 3 (4)
165-169 1 1
Jumlah 34 -
Tabel 2
Umur yang di hitung dari peringatan Frekuensi Frekuensi Kumulatif
6
30 tahun keatas 23 754
29 3 731
28 13 728
27 12 715
26 16 703
24 27 653
23 72 626
22 92 554
21 90 462
20 Fd 104 372
19 (108) 268
18 105 (160)
17 51 160 Or. 55
Cfb
Di bawah 17 tahun 4 4
Jumlah 754 -
7
1
[
K 1 = Bb + 4
N −Cf b
Fd
xi
]
Keterangan :
I : Lebar interval
Cara mengerjakan :
o Tabel 1
Untuk menghitung K1, jumlah frekuensi yang membatasi 25% ujung distribusi sebelah bawah
(dan 75% ujung atas) harus di temukan terlebih dahulu.
N : 4 = 34 : 4 = 8,5
Cb = 4
Untuk menggenapkan 8,5 di butuhkan 4,5 lagi yang di ambil dari frekuensi di atasnya
Fd = 6
Jadi interval yang mengandung K1 adalah interval 175-179, atau interval yang mengandung Fd.
8
8,5−4
K1 = 174,5 + [ 6 ]
x 5 = 178,25
o Tabel 2
N : 4 = 754 : 4 = 188,5
Bila di jumlahkan dari bawah frekuensi orang yang berumur 17 tahun sampai 18 tahun ada 160.
Dengan demikian, kita hanya membutuhkan 28,5 orang untuk menutup 1/4 N yaitu 188,5.
Jadi frekuensi yang mengandung K1 adalah 108. Dengan dasar anggapan bahwa frekuensi
sebanyak 108 itu terbagi rata dalam interval umur 19 tahun, maka K 1 terletak pada umur 19
tahun.
188,5−160
K1 = 19 + [ 108 ]
x 1 tahun = 19,264 atau 19 tahun lebih 3 bulan
1
K 2 = Bb + 2
[
N−Cf b
Fd
xi
]
o Tabel 1
Untuk menghitung K1, jumlah frekuensi yang membatasi 50% ujung distribusi sebelah bawah
(dan 50% ujung atas) harus di temukan terlebih dahulu.
N : 2 = 34 : 2 = 17
9
Cb = 10
Fd = 10
Jadi interval yang mengandung K2 adalah interval 180 - 184, atau interval yang mengandung Fd.
17−10
K2 = 179,5 + [ 10 ]
x 5 = 183
o Tabel 2
377−372
K2 = 21 th + [ 90 ]
x 1 th =21,0555 = 21,06 tahun
[
K 3 = Bb + 4
N −Cf b
Fd ]xi
o Tabel 1
Untuk menghitung K3, jumlah frekuensi yang membatasi 75% ujung distribusi sebelah bawah
(dan 25% ujung atas) harus di temukan terlebih dahulu.
10
Cb = 20
Untuk menggenapkan 25,5 di butuhkan 5,5 lagi yang di ambil dari frekuensi di atasnya
Fd = 8
Jadi interval yang mengandung K3 adalah interval 185 - 189, atau interval yang mengandung Fd.
25,5−20
K3 = 184,5 + [ 8 ]
x 5 = 187,9375 = 187,94
o Tabel 2
565,5−554
K3 = 23 th + [ 72 ]
x 1 th = 23,16 tahun
B. Desil
Desil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi sepuluh kelompok
yang sama besar. Dengan kata lain desil merupakan nilai yang membagi tiap-tiap 10% frekuensi
dalam distribusi. Ada Sembilan desil dalam tiap-tiap distribusi, yaitu desil pertama sampai desil
kesembilan. Desil disingkat dengan huruf D. Jadi, keseluruhan ada D1, D2, D3, D4 , D5, D6, D7 ,
D8, D9.
1. Definisi
11
Desil pertama adalah suatu titik yang membatasi 10 persen frekuensi yang terbawah
dalam distribusi. Desil ketiga adalah suatu titik yang membatasi 30 persen frekuensi yang
terbawah dalam distribusi. Desil kedelapan adalah suatu titik yang membatasi 80 persen
frekuensi yang terbawah dalam distribusi.
2. Rumus-Rumus Desil
Pada prinsipnya rumus median juga berlaku untuk menghitung desil. Perbedaanya
terletak pada komponen N-nya. Berikut beberapa rumus desil :
[
D1 = Bb+ 10
N −cf d
fd
i
]
D5 = K 2=Mdn
[
D6 = Bb+ 10
N −cf d
fd
i
]
9
[
D9 = Bb+ 10
N −cf d
fd
i
]
Keterangan :
12
f d adalah frekuensi dalam interval yang mengandung desil yang bersangkutan
Jadi, perbedaan dengan rumus median hanya komponen N-nya. Untuk , D2, D3, D4 , D7 , D8
komponen N-nya adalah 2/10, 3/10, 4/10, 7/10 dan 8/10.
Pertama menemukan 3/10 dari frekuensi seluruhnya. Ditemukan dari 3/10 x 34 hasilnya 10,2
terletak dalam interval 180-184. Sehingga sudah diketahui :
Bb =179,5
cf d =10
fd =10
I =5
3
D3 = Bb+ 10
[
N −cf d
fd
i
]
= 179,5 + [ 10,2−10
10 ]
5
13
= 179,6
14
18 105 160
17 51 55
Dibawah 17 tahun 4 4
Jumlah 754 -
Pertama cari 7/10 dengan cara 7/10 x 754 hasilnya 527,8 terletak pada umur 22 tahun.
Diperoleh
7
D7 = Bb+ 10
[
N −cf d
fd
i
]
= 22 tahun + [ 527,8−462
92 ]1
= 22 tahun
Bilamana dari suatu distribusi dibuat grafik, nilai variabelnya terlihat pada absis atau sumbu x.
karena desil adalah nilai, maka desil juga akan terletak pada sumbu absis.
Jarak antara titik-titik desil yang satu ke desil berikutnya tidaklah sama. Jarak antara desil yang
sama hanya dijumpai pada grafik yang benar-benar segi empat, seperti dalam grafik 20.
15
16
C. Persentil
Persentil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi seratus
kelompok yang sama besar. Dengan kata lain persentil merupakan nilai yang membagi tiap-tiap
1% frekuensi dalam distribusi. Persentil pertama adalah suatu titik dalam distribusi yang menjadi
batas satu persen dari frekuensi yang terbawah. Persentil kedua adalah suatu titik yang
membatasi dua persen frekuensi yang terbawah dalam distribusi. Persentil yang ketiga adalah
titik yang membatasi tiga persen frekuensi distribusi yang terbawah. Demikian seterusnya,
persentil yang ke Sembilan puluh Sembilan adalah suatu titik yang membatasi 99 persen
frekuensi sebelah bawah distribusi dari satu persen sebelah atas distribusi. Persentil disingkat
dengan P1, P2, P3,….P97,P98,P99.
Rumus persentil
[
Pn = Bb+ 100
N −cf d
fd
i
]
Keterangan :
17
Contoh mencari persentil ke 35 dengan tabel 22
Interval nilai Frekuensi cf
150-159 1 60
140-149 2 59
130-139 5 57
120-129 8 52
110-119 14 44
100-109 10 30
90-99 7 20
80-89 6 13
70-79 4 7
60-69 3 3
Jumlah 60
Pertama mencari 35 persen frekuensi dibawah distribusi dengan N sama dengan 60. Dengan
cara
18
35/100x60 hasilnya 21 terletak pada interval 100-109.
35
[
P35 = Bb+ 100
N −cf d
fd
i
]
= 99,5 + [ 21−20
10 ]
10
= 100,5
1. Jenjang Persentil
Jenjang persentil (JP), dalam literatur statistik dikenal dengan nama percentile
rank.Jenjang persentil adalah jenjang yang penghitungannya didasarkan atas 100 angka, sedang
jenjang angka terdiri atas jumlah angka yang sebenarnya terdapat dalam distribusi.
19
Rumus mencari JP sebagai berikut:
JP= (( X −Bb
i ) fd +cfb )
100
N
Keterangan:
Contoh:
20
Dari tabel di atas menunjukkan distribusi nilai-nilai yang diperoleh dari suatu tes. Dari
distribusi nilai-nilai itu, misalkan kita ingin mencari JP dari nilai 86. Yang perlu diketahui dulu
adalah angka 86 terletak dalam interval mana. Yaitu terletak dalam interval nilai 85-89. Maka
dapat diketahui:
Bb=84,5
cf d=5
f d =9
i = 37
N = 55
86−84,5 100
Sehingga: JP= (( 5 )9+37)55
= 72,18
jadi, nilai 86 mempunyai JP 72,18. Ini berarti bahwa ada 72,18 persen frekuensi yang mendapat
angka 86 ke bawah dalam distribusi yang dipersoalkan. Dengan demikian JP dari suatu nilai
dapat dibatasi sebagai suatu bilangan yang menunjukkan jumlah frekuensi dalam persen yang
ada pada dan di bawah nilai itu.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dengan kuartil,desil dan persentil kita dapat menyediakan norma lebih dari dua
golongan, misalnya empat golongan : baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Dalam hal ini
median tidak lagi dapat di gunakan sebagai nilai pemisah, melainkan apa yang di sebut kuartil-
kuartil. Sebabnya, kuartil merupakan nilai yang memisahkan tiap-tiap 25% frekuensi dalam
distribusi. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai
yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar.. Ada tiga
macam kuartil, yaitu; Kuartil pertama (K1) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25%
frekuensi di bagian bawah distribusi dari 75% frekuensi di bagian atas distribusi. Kuartil kedua
(K2) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi di bawah dari 50% di atasnya.
Kuartil ketiga (K3) : suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi bagian bawah
dan 25% frekuensi bagian atas.
22
Jika kita ingin menyediakan norma dalam 10 golongan, yang kita gunakan adalah desil,
yaitu nilai 10% frekuensi dalam distribusi. Ada Sembilan desil dalam tiap-tiap distribusi, yaitu
desil pertama sampai desil kesembilan. Desil disingkat dengan huruf D. Jadi, keseluruhan ada D1
, D2, D3, D4 , D5, D6, D7 , D8, D9. Desil pertama adalah suatu titik yang membatasi 10 persen
frekuensi yang terbawah dalam distribusi. Desil ketiga adalah suatu titik yang membatasi 30
persen frekuensi yang terbawah dalam distribusi. Desil kedelapan adalah suatu titik yang
membatasi 80 persen frekuensi yang terbawah dalam distribusi.
Jika kita ingin menyediakan norma yang lebih halus lagi, kita dapat menggunakan
persentil. Dengan persentil dapat tersaji norma sebanyak 100 golongan. Dengan kata lain
persentil merupakan nilai yang membagi tiap-tiap 1% frekuensi dalam distribusi. Persentil
pertama adalah suatu titik dalam distribusi yang menjadi batas satu persen dari frekuensi yang
terbawah. Persentil kedua adalah suatu titik yang membatasi dua persen frekuensi yang terbawah
dalam distribusi. Persentil yang ketiga adalah titik yang membatasi tiga persen frekuensi
distribusi yang terbawah. Demikian seterusnya, persentil yang ke Sembilan puluh Sembilan
adalah suatu titik yang membatasi 99 persen frekuensi sebelah bawah distribusi dari satu persen
sebelah atas distribusi. Persentil disingkat dengan P1, P2, P3,….P97,P98,P99.
Jenjang persentil (JP), dalam literatur statistik dikenal dengan nama percentile
rank.Jenjang persentil adalah jenjang yang penghitungannya didasarkan atas 100 angka, sedang
jenjang angka terdiri atas jumlah angka yang sebenarnya terdapat dalam distribusi.
23
24
25
Daftar Pustaka