Dosen Pembimbing :
Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd
Sumber, SST., MT
Disusun Oleh :
Mirza Fissabila
P27838017030
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroskop
2.1.1 Pengertian
1. Disimpan di tempat yang sejuk, kering, bebas debu, dan bebas dari uap
asam. Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang
dilengkapi dengan silica gel yang bersifat higroskopis sehingga
lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab atau diletakkan dalam lemari
yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat
dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu
yang terselip di bagian mikroskop, dapat digunakan kuas kecil atau kuas
lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan
dengan menggunakan tisu lensa yang diberi alkohol 70%. Hindari
membersihkan lensa dengan menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol atau
alkohol. Pada penggunaan xilol harus hati-hati, jangan sampai cairan xilol
menempel pada bagian mikroskop non optik karena akan merusak cat atau
merusak bahan plastik, dan juga hindari menggunakan larutan xilol pada
bagian lensa.
5. Sebelum menyimpan, bersihkan mikroskop selalu, terutama bersihkan
semua minyak imersi di permukaan lensa sehingga partikel yang halus
tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel
halus pada lensa dapat mengaburkan dan menyebabkan goresan sehingga
dapat menurunkan ketajaman lensa.
6. Meja mikroskop sebelum disimpan, diatur lagi dan lensa objektif
dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggerak ke posisi
semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya
lalu dimatikan (apabila mikroskop listrik).
Gambar 2.3 Short Wave Diathermy
2. ESU
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah
mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan.Pada penggunaan
Elektrosurgery Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi
yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam
terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan
frekwensi diatas 300 KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk
mengurangi pendarahan.Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya
luka bakar , dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus
frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol
elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi
mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda
netral.
Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit),
yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu,
pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah.
Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak
mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah
yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. Alat ini memiliki prinsip
kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan jaringan tersebut.
Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan
tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun
jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan
2,5 MHz.
1. Kalibrasi osiloskop
2. Rangkailah rangkaian seperti pada diagram skematik dan pasang catu
daya. Seharusnyaterlihat gelombang kotak. Berapa frekuensi osilasinya ?
3. Lepas catu daya, ganti kapasitor menjadi 4700 pf. Apa yang dapat
diamati dari gelombang output ?
4. Ukur waktu dari sinyal output, untuk berpindah dari maksimum negatif
kemaksimum positif. Catat waktu dan ayunan puncak ke puncaknya.
Waktu = ………….μS
Tegangan = …………..V
5. Tentukan slewrate dimana
Slewrate = tegangan / waktu ( V/ μS)
1. Kalibrasi osiloskop
2. Rangkailah rangkaian seperti pada diagram skematik dan pasang catu
daya. Ukur tegangan puncak ke puncak dari gelombang kotak dan catat
hasilnya.
V kotak=……….Vpp
3. Sekarang ukur tegangan puncak kepuncak gelombang segitiga.
V segitiga=……..Vpp
4. Ukur frekuensi outputnya.
Frek Out=……….Hz
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada
percobaan rangkaian osilator square wave ini dapat menghasilkan sinyal
kotak karena mengkonversi sinyal dari DC menjadi sinyal AC, sesuai dengan
rangkaiannya yakni penguat dan feedback dan melalui rangkaian ini dapat
dikatakan osilator merupakan pengganti dari generator function, lalu pada
osilator triaguler wave yakni dapat mengubah sinyal kotak dari hasil osilator
square wave menjadi sinyal segitiga, namun komponen R di rangkaian
osilator ini sangat berpengaruh contohnya pada rangkaian osilator trianguler
wave nilai R2 bila kurang dari 20k maka rangkaian tidak menghasilkan sinyal
segitiga lalu pada R1 bila lebih dari 10k maka rangkaian tidak berfungsi.
Kapasitor disini juga berfungsi sebagai pengatur amplitudo pada keluaran
sinyal osilator. Untuk meghitung frekuensi osilasi pada gelombang kotak
4.2 Kesimpulan
[5.] Raini, Mekaa. 2013. ‘’Short Wave Diathermy Pengertian dan Penjelasan’’
http://mekaaraini.blogspot.co.id/2013/11/short-wave-diathermy-pengertian-
dan.html
Diakses Pada : 23 Mei 2018
1. FOTO PRAKTIKUM
2. LAPORAN SEMENTARA
FOTO PRAKTIKUM
Gambar Keterangan