GOLONGAN II
1. Alfasetilmetadol : Alfa-3-asetoksi-6-dimetil amino-4-, 4--difenilheptana.
2. Alfameprodina : Alfa-3-1-etil-1-metil-4-fenil-4-propionoksipiperidina.
3. Alfametadol : Alfa-6-dimetilamino-4, 4-difenil-3-heptanol.
4. Alfaprodina : Alfa-1, 3-dimetil-4-fenil-4-propionoksipiperidina.
5. Alfentanil : N-[1-[2-(4-etil-4, 5-dihidro-5-okso-1H-tetranol-1-il) etil]-4,
(metroksimetil)-4-piperidini)-N-fenilpropanamida.
6. Allilprodina :
3-allil-1-metil-1-metil-4-fenil-4-fenilpiperridina-4)-4-karboksilat etil ester.
7. Anilerdina : asam 1-para-aminofenitil-4-fenilpiperridina)-4-karboksilat etil
ester.
8. Asetilmetadol : 3-asetoksi-6-6-dimetilamino-4, 4-difenilheptana.
9. Benzetidin : asam 1-(2-benziniloksietil)-4-fenilpiperidina-4-karboksilat etil
ester.
10. Benzilforfina : 3-benzilforfina.
11. Betameprodina : beta-3-etil-1-metil-4-fenil-1-propionoksipiperidina.
12. Betametadol : beta-6-dimetilamino-4, 4-difenil-3-heptanol.
13. Betaprodina : beta-1, 3-dimetil-4-fenil-4-propionoksiperidina.
14. Betasetilmetadol : beta-3-asetoksi-6-dimetilamino-4, 4-difenilheptana.
15. Beztramida : -(3-siano-3,
3-difinilprofil)-4-(2-okso-3-propionil-1-benzimidazolini)-piperidina.
16. Dekstromoramida : (1)-4-[2-metil-4-okso-3, 3-difenil-4(1-pirolidinil)
butil)-morfilina.
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dijelaskan, pengertian narkotika ialah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Lebih jelas lagi, dalam Pasal 6 Undang-Undang tersebut dipaparkan pula pembagian
narkotika menjadi beberapa golongan.
Golongan narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang
narkotika:
Narkotika Golongan I
Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika Golongan II
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai pilihan
terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.