Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting.
Sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi perkembangan suatu bangsa. Bangsa Indonesia
mempunyai dasar Negara Pancasila sebagai pandangan hidupnya yang di dalamnya telah
merumuskan system pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang memerlukan
seperangkat komponen pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus mengacu
pada kurikulum yang berlaku sebagai arah tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah (undang-undang Nomor 14 tahun 2005
Pasal 1 Ayat 1). Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilankehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
(Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 Pasal 1 Ayat 4)
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh
kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kesiapan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa kesiapan dalam memilih metode
pembelajaran dan dapat pula berupa ketepatan guru dalam menyediakan alat peraga
pembelajaran.
Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1
ayat 4 undang-undang tersebut menyatakan bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oeh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk: (1) meningkatkan martabat
dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan utu pendidikan nasional.
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan
pendidikan nasional dan mewujudkan tujusn pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang

1
demokratis dan bertanggung jawab. Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam
pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan
tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi,
pendidikan profesi guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sampai menjdi
guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.
Pada saat awal guru seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan
sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain : pengenalan karakteristik peserta
didik, budaya Madrasah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga Madrasah. Pengenalan
guru pemula terhadap situasi madrasah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru
selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula
Madrasah (PIGPM). Agar PIGPM di MIN 1 Kota Gorontalo berjalan dengan baik maka
disusunlah buku Pedoman Pelaksanaan PIGPM.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit
2. Perturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi
Guru Pemula
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Verikal Kementrian Agama

C. Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula Madrasah (PIGPM)
di MIN 1 Kota Gorontalo bertujuan:
1. Sebagai acuan operasional pelaksanaan PIGPM di MIN 1 Kota Gorontalo.
2. Sebagai acuan pengawas Madrasah yang akan melaksanakan bimbingan kepada
guru pemula
3. Sebagai acuan Kepala Madrasah dalam merencanakan dan melaksanakan
bimbingan kepada guru pemula di MIN 1 Kota Gorontalo
4. Sebagai acuan bagi guru pembimbing mata pelajaran dalam membuat perencanaan
pembimbingan, menelaah hasil kebutuhan guru pemula, melaksanakan kegiatan
pembimbingan, melakukan observasi pembelajaran, melakukan penilaian kinerja
guru pemula, evaluasi penilaian standar kompetensi, evaluasi strategi
pembimbingan, laporan perkembangan periodik.

2
5. Sebagai acauan bagi guru pembimbing Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan
guru pemula, memberikan pembimbingan dalam penguatan Pendidikan Agama
Islam (membaca dan menulis Al-Qur’an, praktik ibadah harian dan pemahaman
moderasi beragama), melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula
serta memberikan saran perbaikan, melaporkan kemajuan dan perkembangan guru
pemula kepada kepala madrasah secara berkala.

D. Sasaran
Sasaran dari pedoman pelaksanaan PIGPM di Min 1 Kota Gorontalo adalah :
1. Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo;
2. Pengawas Madrasah;
3. Kepala Madrasah;
4. Guru pembimbing;
5. Guru pemula di Madrasah.

E. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula Madrasah
(PIGPM) antara lain:
1. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
2. Terbentuknya suasana madrasah yang selaras, serasi dan seimbang sehingga mendukung
terciptanya suasana pembelajaran yang efektif.

3
BAB II
PELAKSANAAN

A. Konsep PIGPM
Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali di tugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan konseling pada madrasah yang diselenggarakan Kementrian Agama
atau masyarakat. Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan ditempat
kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran/bimbingan guru pemula pada madrasah di tempat tugasnya.
1. Tujuan PIGPM
Tujuan Program Iinduksi Guru Pemula Madrasah adalah:
1. Membantu guru pemula agar memiliki kompetensi Agama Islam sebagai guru madrasah
yaitu:
b. Memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar
c. Melaksanakan ibadah harian
d. Memahami dasar-dasar moderasi beragama;
2. Membimbing guru pemula agar dapat beradaptasi dengan iklim kerja dan nilai budaya
kerja Kementrian Agama yang meliputi: (1).Integritas, (2). Profesionalitas, (3). Inovasi,
(4). Tanggung jawab, dan (5) Keteladanan.
3. Membantu guru pemula agar mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai guru
professional di madrasah.
4. Membantu guru pemula dalam memperkuat kompetensi sebagai guru sesuai dengan
standar kompetensi guru, yaitu:
a. Kompetensi pedagogis yang meliputi:
(1) Memahami latar belakang peserta didik
(2) Memhami teori belajar
(3) Mengembangkan kurikulum
(4) Melaksanakan kegiatan pengembangan pendidikan
(5) Mengembangkan potensi peserta didik
(6) Berkomunikasi dengan peserta didik
(7) Mengelola asesmen dan evaluasi.
b. Kompetensi Kepribadian yang meliputi
(1) Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hokum di Indonesia
(2) Berkepribadian matang dan stabil
(3) Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggaan menjadi guru
c. Kompetensi social yang meliputi :
(1) Berperilaku inklusif dan tidak pilih kasih
(2) Berkomunikasi dengan guru, staf pegawai madrasah, orang tua dan masyarakat;

4
d. Kompetensi professional yang meliputi :
(1) Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi, dan standar kompetensi mata
pelajaran, serta tahap-tahap pembelajaran dan
(2) Mengembangkan profesionalisme melalui refleksi diri.
Dengan demikian Program Induksi Guru Pemula Madrasah merupakan orientasi kegiatan
proses pemeblajaran dalam konteks satuan pendidikan dan menjadi pembelajaran keprofesian di
tempat kerja selama tahun pertama mengajar dan merupakan tahap awal dalam Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru.
2. Manfaat PIGPM
Manfaat Program Induksi Guru Pemula Madrasah adalah:
1. Bagi guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan lain, program induksi
dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru.
2. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program induksi dilaksanakan sebagai alah satu
syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
3. Peserta PIGPM
Peserta Program Induksi Guru Pemula Madrasah adalah :
1. Guru pemula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang ditugaskan pada madrasah yang diselenggarakan oleh
Kementrian Agama.
2. Guru pemula bersatatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutase dari jabatan lain.
3. Guru pemula bukan PNS yang bertugas pada madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
4. Prinsip Penyelenggaraan PIGPM
Program Induksi Guru Pemula Madrasah dirancang secara sistematis dan terencana
berdasarkan prinsip kerjasama dan kesejawatan antara guru pemula, guru pembimbing, kepala
madrasah, dan pengawas madrasah dengan pendekatan pembelajaran professional. Program
Guru Pemula Madrasah dilaksanakan dengan prinsip:
a. Keprofesionalan : penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai
bidang tugas
b. Kesejawatan : penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim
c. Akuntabel : penyelenggaraan PIGPM yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
public; dan
d. Berkelanjutan : penyelenggaraan PIGPM dilakukan secara terus menerus dengan selalu
mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.
5. Kewajiban, Tanggung Jawab dan Hak Guru Pemula
1. Kewajiban guru pemula
a. Melaksanakan kegiatan pokok yang menjadi beban kerja guru yaitu (1).
Merencanakan/pembimbingan, (2). Melaksanakan pembelajaran/pembimbingan, (3).

5
Menilai hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih peserta didik dan (5)
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja guru.
b. Melaksanakan kegiatan tatap muka sesuai dengan jadwal dan beban jam mengajar yang
diemban
2. Tanggung jawab guru pemula
a. Mengamati situasi dan kondisi madrasah serta lingkungannya, termasuk mempelajari data-
data madrasah, tata tertib madrasah dan sarana serta sumber belajar di madrasah;
b. Melaksanakan ajaran Islam rahmatan lil ‘alamien dalam kehidupan;
c. Mempelajari latar belakang siswa
d. Mempelajari dokumen administrasi guru
e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan
f. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pemeblajaran
g. Melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan
h. Menyusun rancangan dan instrument penilaian (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik);
i. Melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa
j. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru
k. Melakukan observasi di kelas lain
l. Melakukan diskusi dengan guru pembimbing, kepala madrasah dan pengawas untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru.
3. Hak guru pemula
a. Memperoleh bimbingan dalam hal: (1) membaca dan menulis Al-Qur-an dengan benar, (2)
praktik ibadah harian, (3) pelaksanaan moderasi beragama.
b. Memperoleh bimbingan dalam hal: (1) merencanakan pembelajaran (menyusun silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)) dengan mempertimbangkan karakteristik dan
potensi siswa), (2) melaksanakan pembelajaran (kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan
penutup dan pengelolaan kelas dan siswa), (3) menilai hasil pembelajaran (merancang dan
melaksanakan penilaian, menganalisis hasil penilaian dan menindaklanjutinya serta
pengelolaan nilai untuk mengisi Laporan Hasil Belajar Siswa), (4) membimbing dan
melatih peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru seperti pembina ekstra kurikuler
c. Memperoleh Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
d. Memperoleh sertifikat yang menyatakan bahwa guru pemua telah menyelesaikan program
induksi (berdasarkan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang berhasil
memperoleh nilai sekurang-kurangnya dengan sebutan “Baik”) dan berhak diusulkan untuk
pengangkatan jabatan fungsional guru;

6
e. Mengajukan keberatan atas proses pembimbingan oleh pembimbing dan Laporan Hasil
Penilaian Kinerja Guru Pemula;
f. Memperoleh dukungan dari madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru dan
pengembangan profesi;
g. Memperoleh salinan Lembar Observasi Pembelajaran yang telah ditandatangani oleh guru
pemula, pembimbing dan kepala madrasah.
h. Bagi guru pemula inklusif dalam pelaksanaan PIGPM perlu pembimbing yang memiliki
kompetensi atau keah lian inklusi.
6. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PIGPM
Program Induksi Guru Pemula Madrasah dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru
pemula bertugas selama 1 (satu) tahun terhitung sejak:

1. Terbitnya SKCPNS/PPPK bagi guru pemula CPNS/PPPK;


2. Terbitnya SK mutasi dari jabatan lain bagi guru pemula PNS;
3. Terbitnya SK yayasan bagi guru oemula bukan PNS;

Pelaksanaan program induksi guru pemula dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun

B. Strategi Pelaksanaan PIGPM


Dalam pelaksanaannya, Program Induksi Guru Pemula Madrasah (PIGPM) lebih
cenderung menggunakan pendekatan model pembinaan Lesson Study.
1. Pengertian
Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Secara sederhana lesson study
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh sekelompok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
2. Type Lesson Study
Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua type berikut ini:
a. Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)
Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh
semua guru untuk semua mata pelajaran dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan
tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut
semua bidang studi yang diajarkan.
b. Lesson study berbasis MGMP (Cross School Lesson Study)
Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kelompok Kerja Guru
(KKG) merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran
sejenis dalam satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah
yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.
3. Tahapan Pelaksanaan Lesson Study

7
Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do
(melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study
merupakan suatu rencana peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakkhir
(continuous improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut
ini.

a) Plan (Merencanakan)
Peningkatan mutu pembelajaran melalui lesson study dimulai dari tahap merencanakan
(Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan
berpusat pada siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Perencanaan yang
baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi
atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan
diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa pemahaman materipelajaran dan pedagogi tentang metode
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau bagaimana
menyiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, dan lembar
kerja siswa, serta instrument asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu
diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan
perencanaan dapat dilakukan beberapa kali pertemuan (misal 2-3 kali pertemuan).
Pertemuan yang sering dilkukan dalam workshop antara guru-guru (jika memungkinkan
menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk
kolegalitas antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak
merasa lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga
melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan
untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran
yang biasa dilakukan, memilih alternative model pembelajaran yang akan digunakan,
merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternative model
pembelajaran yang dipilih.
b) Do (Melaksanakan)

8
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk
menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam merencanakan (Plan).
Dalam perencanaan telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran
(guru model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada type lesson study berbasis
MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah
dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak
sebagai pengamat (observer) pembelajaran.
Dalam kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau
mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala
sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum
pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk
menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan mengingatkan
bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak menggangu kegiatan pembelajaran
tetapi mengamatai aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada
aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan
bahan ajar, antar siswa dengan guru.
Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran
dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan
dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di
dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses pembelajaran
berlangsung para pengamat tidak menggangu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model.
Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau
foto untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa menggangu aktivitas
belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi
juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk
megevaluasi guru.
c) See (Merefleksi)
Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan
pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat
dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam
kontek PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dengan
pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah, dan/atau pengawas sekolah dan guru
observer lainnya. Dalam acara ini, kepala sekolah atau pembimbing dapat bertindak sebagai
moderator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi
adalah sebagai berikut:

9
a. Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali dengan
mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari pengamat yang
hadir.
b. Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan
umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut :
1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara(tidak ada yang berbicara
secara bersamaan,
2) Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, dan
3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus meng jukan bukti-bukti hasil
pengamatan sebagai dasar dari komentar yang disampaikannya (tidak berbicara
berdasarkan opini).
c. Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan untuk berbicara
paling awal melakukan refleksi diri, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran
yang telah dilakukannnya. Pada kesempatan itu, guru harus mengemukakan apa yang telah
terjadi di kelas yakni kejadian apa saja yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai
harapan, apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).
d. Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok
pada saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.
e. Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaiakan hasil
pengamatannya. Ketika muncul fakta/pemasalahan pembelajaran yang menarik maka
moderator dapat meminta observer lain untuk memberi pendapatnya. Pada kesempatan ini
tiap observer memiliki peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang
diamatinya sekaligus memberikan alternative solusi berdasarkan pengalamannya.
f. Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga ahli tersebut
untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah berlangsung,
setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.
g. Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi
tertentu dari hasil refleksi, namu dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau
pengawas dapat memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya.
h. Dalam kontek lesson study regular, diakhiri sesi moderator menyampaikan ucapan terima
kasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatan lesson study
berikutnya.
C. Profil Madrasah
Nama Sekolah : Madrasah ibtidaiyah Negeri
Alamat : Jl. Taman Suya Kel. Dembe Jaya Kec. Kota Utara Kota Kota
Gorontalo
NPSN : 60725129

10
NSM : 111175710001
Email : minsatugtlo@gmail.com
Kepala Madrasah : Hj. Doly Hanani, M.Pd.I
NIP : 196808222003122001
SK Kepala Madrasah No. : 6021/Kw.30/1-b/KP.07.6/03/2018
Tanggal : 29 Desember 2017
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi (A)
Kepemilikan : Tanah Milik Sendiri
Status Bangunan : Milik Sendiri
Luas Bangunan : 4544 M2
No. SK Pendirian Madrasah : 515A Tahun 1995
Tanggal SK Pendirian : 25 November 1995
Titik Koordinat : latitude - 0,553099 ; Longitude - 123,080,382

 VISI MADRASAH
Terwujudnya Madrasah yang religious, berprestasi, berbudaya islami dan ramah
lingkungan
 MISI MADRASAH
1. Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
2. Menciptakan proses pembelajaran yang efektif
3. Meningkatkan mutu lulusan yang berdaya saing tinggi
4. Meningkatkan kepribadian siswa yang berkarakter dan berbudaya islami
5. Mewujudkan lingkungan madrasah yang clean dan green, indah dan sehat serta yang
ramah lingkungan
6. Menetapkan manajemen partisipasi warga madrasah dan masyarakat menuju lingkungan
madrasah yang “BERSINAR TERANG” (Bersih, Indah, Asri, Rindang, Tertib, Aman,
Nayaman, dan Tenang).
 TUJUAN
1. Meningkatkan Prestasi siswa dibidang ilmu pengetahuan teknologi dan
beraklakul karimah
2. Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang beriman dan bertaqwa
3. Menampilkan sikap sopan santu dan budi pekerti sebagai cermin akhlak mulia
4. Membiasakan warga madrasah agar selalu peduli terhadap lingkungan
5. Terciptanya lingkungan sekolah yang dapat menunjang proses pembelajaran
6. Terjalin kerja sama antara warga madrasah dan masyarakat demi terwujudnya lingkungan
yang “BERSINAR TERANG” (Bersih, Indah, Asri, Rindang, Tertib, Aman, Nyaman,
dan Tenang).

11
D. Tanggung jawab Kepala Madrasah
Kepala madrasah bertanggungjawab dalam pelaksanaan Proram Induksi Pemula
Madrasah tempat bekerja, untuk itu seorang kepala madrasah harus memastikan keterlaksanaan
program induksi guru pemula mulai saat persiapan hingga berakhirnya program induksi. Kepala
madrasah bertanggungjawab untuk :
1. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengawas madrasah dalam pelaksanaan
program induksi guru pemula madrasah.
2. Menunjuk 2 (dua) orang guru pembimbing yaitu 1 (satu) orang guru pembimbing keagamaan
dan 1 (satu) orang guru pembimbing mata pelajaran sesuai kriteria.
3. Menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnyatidak terdapat guru yang
memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
4. Memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbingan.
5. Melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan
melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula
6. Mengevaluasi pelaksanaan PIGPM pada akhir periode dengan meminta masukan dari guru
pemula dan guru pembimbing.
7. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja guru pemula untuk disampaikan kepada kepala
Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Hasil yang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
diharapkan
1 Persiapan ● Pengkajian Guru Tersedianya Bulan ke-1
Dokumen Pemula seluruh (JAN. 2020)
dokumen
yang
dibutuhkan
2 Perencanaan ● Menyusun Guru Memastik Bulan ke-2
perancangan Pemula seluruh (Sep. 2020)
pelaporan dokumen
PIGP yang
● Menyimak dibutuhkan
informasi sudah
Penyusunan tersedia
Laporan
PIGPM
● Menganalisis
data kinerja
Guru Pemula

12
● Praktik
merekap
instrumen
guru mapel

Hasil yang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
diharapkan
● Berlatih
menyusun
Laporan
PIGP.
● Merefleksi-
kan hasil
latihan
3 Pembim- ● Memotivasi Guru Guru Pemula Bulan
bingan Guru Pemula terbimbing ke-3 s.d. Ke-
Pemula dalam 9 2020 /
dalam memahami (Mar s.d.
memahami teknik Sep. 2020)
teknik penyusunan
penyusunan laporan Guru
laporan Pemula
Guru
Pemula
4 Penilaian ● Memberika Guru Guru Pemula Bulan
tahap 1 n arahan Pemula termotivasi ke-3 s.d. 7
pada Guru dalam (Maret. 2020
Pemula menghadapi s.d. Mei.
dalam penilaian 2020)
memahami kinerja Guru
teknik Pemula dan
penilaian memperoleh
kinerja guru nilai baik
5 Penilaian ● Memberika Guru Guru Pemula Bulan
tahap 2 n arahan Pemula termotivasi ke-4 s.d. 11
pada Guru dalam (Juni. dan
Pemula menghadapi Sept. 2020)
dalam penilaian
memahami kinerja Guru
teknik Pemula dan

13
penilaian memperoleh
kinerja guru nilai baik
minimal
baik
No Kegiatan Tujuan Sasaran Hasil yang Waktu
diharapkan
6 Pelaporan ● Membuat Guru Guru Pemula Bulan ke-12
draf laporan Pemula memperoleh (Okt. 2020)
● Keputusan sertifikat
● Pengajuan PIGPM
sertifikat

b. Tempat Pelaksanaan
Nama Sekolah : Madrasah ibtidaiyah Negeri
Alamat : Jl. Taman Suya Kel. Dembe Jaya Kec. Kota Utara Kota Kota
Gorontalo
NSM/ NPSN : 111175710001/60725129
Status Sekolah : Negeri
Email : minsatugtlo@gmail.com
Kepala Madrasah : Hj. Doly Hanani, M.Pd.I
NIP : 196808222003122001

F. Peran-peran pihak-pihak yang terkait


Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGPM adalah Kantor Kementrian Agama Kota
Gorontalo, pengawas Madrasah, Kepala Madrasah, Guru Pembimbing, Guru Pemula.
1. Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo
Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo bertanggung jawab :
a. Melakukan sosialisasi pedoman PIGPM kepada pengawas madrasah, kepala madrasah,
guru pembimbing, dan guru pemula;
b. Memberikan bimbingan dan pelatihan kepada Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah, dan
Guru Pembimbing terhadap kompetensi moderasi beragama.
c. Memfasilitasi coordinator pengawas untuk melakukan bimbingan teknis tentang
pelaksanaan PIGPM kepada pengawas dan kepala madrasah yang memiliki guru pemula.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PIGPM di satuan pendidikan tempat
pelaksanaan PIGPM di wilayahnya.
e. Menerbitkan sertifikat PIGPM bagi guru di madrasah yang diselenggarakan masyarakat.
f. Melaporkan pelaksanaan PIGPM di kota Gorontalo kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementrian Agama Provinsi.
2. Pengawas Madrasah

14
Pengawas Madrasah bertanggung jawab dalam menjamin mutu pelaksanaan Program
Induksi Guru Pemula Madrasah, untuk itu seorang pengawas madrasah harus terlibat mulai
saat persiapan hingga berakhir program induksi. Pengawas madrasah bertanggung jawab
untuk :
a. Mensosialisasikan Pedoman PIGPM kepada Penyelenggara Pendidikan Madrasah.
b. Memberikan penjelasan kepada kepala madrasah, guru pembimbing dan guru pemula
tentang pelaksanaan PIGPM termasuk proses penilaian.
c. Melatih guru pembimbing dan kepala madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan
penilaian dalam PIGPM.
d. Melakukan observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan berkomunikasi dengan guru
pemula sebagai bagian dari proses pembimbingan dan penilaian.
e. Melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan.
f. Memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula.
g. Melakukan fungsinya sebagai mitra, inovator, konselor, motivator,kolaborator dan
evaluator bagi kepala madrasah, guru pembimbing dan guru pemula.
h. Memantau, membina, menilai, mengevaluasi dan menyusun laporan serta memberikan
rekomendasi program tindak lanjut pada keseluruhan pelaksanaan Program Induksi
Pemula Madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.
Peran Pengawas Madrasah dalam setiap tahapan pelaksanaan PIGPM disajikan oleh diagram
berikut ini.

Peran Pengawas Madrasah dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Program
Induksi Guru Pemula Madrasah di Madrasah binaannya adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan

15
Kegiatan pengawasan perencanaan PIGPM tertuang dalam program kerja berdasarkan
identifikasi tuntutan peraturan yang terkait dan dilandasi oleh hasil analisis kebutuhan madrasah
yang dibina. Perencanaan PIGPM harus tertuang dalam Program Pengawasan Tahunan, Program
Pengawasan Semester dan Rencana Pengawasan Akademik atau Manajerial. PIGPM secara
umum tertuang Program Tahunan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan pemahaman tentang
program induksi baik melalui pembelajaran mandiri, workshop pemahaman atau bimbingan
teknis yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi atau Kantor
Kementrian Agama Kabupaten/Kota.
2. Pelaksanaan
Pengawasan pelaksanaan PIGPM di madrasah meliputi : pemantauan keterlaksanaan,
pembinaan bagi kepala madrasah dan guru pembimbing dan penilaian kinerja kepala madrasah
dan guru pembimbing dalam melaksanakan observasi pembelajaran pada pembimbingan tahap 2.
Peran pengawas madrasah pada tahap pelaksanaan PIGPM adalah sebagai berikut.
a. Memantau Pembimbingan
Sebagai penjamin mutu pelaksanaan PIGPM di madrasah, pengawas madrasah adalah
melaksanakan pemantauan terhadap setiap tahapan kegiatan PIGPM, yang meliputi : (1)
Persiapan (2) Pengenalan lingkungan madrasah (3) Pelaksanaan Pembimbingan (4)
Penilaian dan; (5) Pelaporan. Pemantauan dilakukan dengan cara studi dokumen dan
observasi keterlaksanaan setiap tahap. Untuk kegiatan pemantauan ini menggunakan
instrument pemantauan PIGPM.

b. Membina Kepala Madrasah dan Guru Pembimbing.


Pengawas melakukan pembinaan kepada kepala madrasah dan guru pembimbing pada
setiap madrasah binaan. Pembinaan dapat dilakukan secara individual atau klasikal.
Pembinaan individual dapat dilakukan di masing-masing madrasah, sedangkan pembinaan
klasikal dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan atau workshop
yang dilaksanakan dalam wadah Kelompok Kerja Madrasah (KKM) maupun Kelompok
Kerja Pengawas (Pokjawas).
c. Menilai Kinerja Kepala Madrasah dan Guru Pembimbing sepanjang pelaksanaan PIGPM
di madrasah, pengawas madrasah melakukan penilaian kinerja kepala madrasah dan guru
pembimbing dalam melaksanakan program induksi berdasarkan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Penilaian kinerja kepala madrasah dan guru pembimbing dalam
pelaksanaan program induksi meliputi aspek-aspek kompetensi kepala madrasah dan
pembimbing dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan penilaian (observasi
pembelajaran/bimbingan) dan pelaporan PIGPM.
3. Evaluasi

16
Berdasarkan analisis dan pengolahan data hasil pemantauan, pembinaan dan penilaian
kinerja kepala madrasah dan guru pembimbing dalam PIGPM. Maka pengawas madrasah
melakukan evaluasi kegiatan Program Induksi Guru Pemula berdasarkan pemantauan,
pembinaan, dan penilaian kinerja kepala madrasah dan guru pembimbing pada setiap madrasah
yang dibinanya.
Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar menyusun program tindak lanjut, berupa
penguatan terhadap program yang sudah baik, perbaikan-perbaikan program dan strategi,
penyusunan strategi baru yang akan diimplementasikan pada program pengawasan berikutnya.
4. Pelaporan
Pengawas madrasah menyusun Laporan Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan PIGPM
diakhir pelaksanaan program induksi di madrasah penyelenggara program induksi. Hal-hal yang
perlu dilaporkan meliputi hasil pemantauan, hasil pembinaan dan penilaian kinerja kepala
madrasah dan guru pembimbing dari tahap persiapan, pelaksanaan. Pembimbingan dan penilaian
serta pelaporan dalam program induksi, serta hasil penilaian kinerja dalam pembimbingan guru
pemula.
Laporan Kegiatan Pengawasan Program Induksi Guru Pemula Madrasah menggunakan format
matrik laporan pelaksanaan program induksi guru pemula oleh pengawas. Dokumen yang
dibuthkan oleh pengawas madrasah dalam melaksanakan pengawasan PIGPM adalah sebagai
berikut :
a. Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran (PA 01 A & B).
b. Instrumen Pemantauan PIGPM (PS. 02).
c. Matrik Laporan Pelaksanaan PIGPM (PS. 03).

17
3. Kepala Madrasah
Kepala Madrasah bertanggung jawab dalam pelaksanaan Proram Induksi Guru Pemula
Madrasah tempat bekerja, untuk itu seorang kepala madrasah harus memastikan keterlaksanaan
program induksi guru pemula mulai saat persiapan hingga berakhirnya program induksi. Kepala
madrasah bertanggung jawab untuk :
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengawas madrasah dalam pelaksanaan
program induksi guru pemula madrasah.
b. Menunjuk 2 (dua) orang guru pembimbing yaitu 1 (satu) orang guru pembimbing keagamaan
dan 1 (satu) orang guru pembimbing mata pelajaran sesuai kriteria.
c. Menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru
yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
d. Mengajukan guru pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada kepala kantor kementrian
agama Kabupaten/Kota terkait jika tidak memiliki guru pembimbing dan kepala madrasah
tidak dapat menjadi guru pembimbing.
e. Memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing.
f. Melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan melaukan
penilaian tahap kedua terhadap guru pemula.
g. Mengevaluasi pelaksanaan PIGPM pada akhir periode dengan meminta masukan dari guru
pemula dan guru pembimbing.
h. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja guru pemula untukdisampaikan kepada kepala
Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota.
Peran Kepala Madrasah dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula Madrasah yang
dipimpinnya disajikan oleh diagram berikut.

18
Peran kepala madrasah dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
Program Induksi Guru Pemula Madrasah di madrasah yang dipimpinnya adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Kepala Madrasah bertanggung jawab dalam merencanakan PIGPM di madrasahnya. Oleh
karena itu seorang kepala madrasah wajib melaksanakan berbagai macam persiapan, agar
pelaksanaan PIGPM berjalan dengan baik dan lancer, dengan melakukan berbagai kegiatan
berikut ini :
1. Menyiapkan program orientasi dan profil Madrasah bagi guru pemula sebelum mereka tiba
di madrasah
2. Mempelajari latar belakang, bidang keahlian, minat dan menganalisis kebutuhan guru
pemula.
3. Menunjuk 2 (dua) orang guru pembimbing yaitu 1 (satu) orang guru pembimbing
keagamaan dan 1 (satu) orang guru pembimbing mata pelajaran. Dalam hal guru pemula
mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Fikih, Al-Qur’an Hadis, Akidah
Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam), guru pembimbing mata pelajaran sekaligus menjadi
guru pembimbing keagamaan.
b. Pelaksanaan
Kepala madrasah bertanggung jawab atas pelaksanaan PIGPM di madrasahnya, oleh
karena itu kepala madrasah wajib membimbing dan memfasilitasi guru pemula agar berhasil
mengikuti program induksi dengan baik. Kepala madrasah bertanggung jawab untuk :
1. Menjadi guru pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat
guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.
19
2. Mengajukan guru pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada kepala Kantor
Kementrian Agama Kabupaten/Kota terkait jika tidak memiliki guru pembimbing dan
kepala madrasah tidak dapat menjadi guru pembimbing.
3. Mendorong dilaksanaknnya pertemuan rutin antara gurur prmula dan guru
pembimbingnya.
4. Memfasilitasi guru pemula akses ke dokumen tertulis tentang kebijakan madrasah,
prosedur, rutinitas dan materi kurikulum.
5. Mennyediakan sumber yang sesuai untuk mendukung kerja guru pemula serta
pembelajaran keprofesionalannya.
6. Memastikan bahwa guru pemula benar-benar mengetahui prosedur penilaian dan kriteria
yang akan digunakan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam menjalankan tugasnya
pada akhir tahun masa induksi.
7. Memberi kesempatan guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran yang
dilakukan guru yang lebih berpengalaman atau guru berprestasi.
8. Memantau pelakanaan pembimbingan dan penilaian oleh guru pembimbing.
9. Berkomunikasi dengan guru pemula dan guru pembimbing untuk mengetahui
permasalahan dalam pembelajaran serta memberikan masukan dan saran untuk
keberhasilan guru pemula dalam pembelajaran.
10. Memfasilitasi guru pemula dalam upaya peningkatan kompetensi dan pengembangan
profesi baik yang diselenggarakan di satuan pendidikan yang bersangkutan ataupun di luar
satuan pendidikan seperti organisasi profesi (KKG/MGMP), asosiasi guru mata pelajaran
dan lain-lain).
11. Menerima laporan perkembangan guru pemula secara periodic dan laporan akhir masa
pembimbingan dari guru pembimbing.
c. Evaluasi
Kepala madrasah bertanggung jawab atas evaluasi pelaksanaan PIGPM, dengan demikian
seorang kepala madrasah wajib melakukan evaluasi dan memberikan umpan balik kepada guru
pemula dan guru pembimbing agar pelaksanaan program induksi berjalan dengan baik. Kepala
madrasah bertanggung jawab untuk :
1. Mengunjungi kelas-kelas yang diajarkan oleh guru pemula secara informal pada bulan 5-9
dalam rangka membiasakan guru pemula dan siswa dengan kunjungan-kunjungan pihak
yang berkepentingan. Hal ini akan membantu mengurangi kendala psikologis guru pemula
dan siswa selama kegiatan observasi pada proses penilaian tahap 2 dilakukan.
2. Menegosiasi kegiatan observasi mengajar sekurang-kurangnya 6 kali oleh guru
pembimbing, 3 (tiga kali) oleh kepala madrasah dan 2 (dua kali) oleh pengawas madrasah.
3. Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru pemula sebagai tindak lanjut hasil
observasi pembelajarannya.
4. Melakukan penilaian tahap kedua terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan.

20
5. Bersama dengan pengawas madrasah, kepala madrasah memantau sejauh mana guru
pemula terpantau beresiko tidak memenuhi persyaratan kompetensi guru.
6. Memonitor dan mengevaluasi kinerja guru pembimbing.
7. Mengevaluasi pelaksanaan PIGPM pada akhir periode dengan meminta masukan dari guru
pemula dan guru pembimbing.
4. Pelaporan
Kepala madrsasah wajib melaporkan pelaksanaan PIGPM kepada Kepala Kantor
Kementrian Agama Kota Gorontalo untuk diteruskan kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementrian Agama Provinsi Gorontalo, sehingga seoarang kepala ,madrasah wajib menyiapkan
laporan kegiatan dari mulai persiapan sampai pada penilaian akhir kegiatan PIGPM. Kepala
madrasah bertanggung jawab untuk :
1. Menyiapkan laporan hasil perkembangan guru pemula dan membuat rekomendasi tentang
kompetensi guru dalam pembelajaran berdasarkan standar kompetensi guru.
2. Memberikan Salinan laporan kepada guru pemula untuk diberikan komentar dan
ditandatangani sebelum disahkan oleh pengawas madrasah.
3. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja guru pemula untuk disampaikan kepada Kepala
Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo dengan mempertimbangkan masukan dan saran
dari guru pembimbing dan pengawas madrasah, serta memberikan Salinan laporan tersebut
kepada guru pemula
4. Mengajukan penerbitan sertifikat kepada Kepal Kantor Kementrian Agama kota Gorontalo
untuk diteruskan kepada Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Gorontalo
bagi guru pemula ya g telah memperoleh nilai kinerja pali g kurang mmiliki kategori
“baik” pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
Dokumen yang dibutuhkan oleh kepala madrasah dalam melaksanakan PIGPM adalah
sebagai berikut :
a. Cheklist analisis kebutuhan implementasi PIGPM (Form KS 01).
b. Sistematika Pedoman Pelaksanaan PIGPM (disusun oleh kepala madrasah) (Form KS 02).
c. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PIGPM oleh Kepala Madrasah (Form KS 03)
d. Lembar Observasi pelaksanaan proses pembelajaran guru mata pelajaran (Form KS 04A)
e. Lembar rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran Guru Mapel (Form KS 05A)
f. Laporan Hasil Penilaian kinerja Guru Pemula (Form KS 06A & 06B)
g. Laporan keberhasilan guru pemula dalam PIGPM (Form KS 07)
h. Sistematika Laporan PIGPM (Form KS 08).

4. Guru Pembimbing Mata Pelajaran


Guru pembimbing Mata Pelajaran adalah professional berpengalaman yang diberi tugas
untuk membimbing dan menilai guru pemula dalam pelaksanaan program induksi. Guru

21
Pembimbing Mata Pelajaran bertanggung jawab mendampingi guru pemula dalam hal
kemampuan teknis dalam pembelajaran sesuai bidangnya.
Guru pembimbing mata pelajaran harus memnuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki kompetensi terhadap nilai budaya kerja Kementrian Agama
2. Siap melaksanakan pembimbingan sampai dengan selesai dengan menandatangani surat
kesanggupan menjadi guru pembimbing.
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan/atau memiliki
jabatan sebagai Guru Madya.
4. Memiliki pengalaman mengajar pada jennjang kelas yang sama dengan mata pelajaran yang
sama dengan guru pemula.
5. Memiliki kompetensi sebagai guru professional yang memiliki kompetensi: professional,
kepribadian, social, pedagogic, yang ditunjukkan dengan penilaian kinerja guru minimal
dengan sebutan “baik” selama 2 tahun berturut-turut.
6. Memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik.
7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
8. Memiliki kemampuan menganalisis teknik mengajar/proses pembelajaran dan dapat
memberikan saran-saran perbaikan.
9. Memiliki kemampuan untuk membimbing dan membantu guru pemula dalam melaksanakan
pembelajaran professional.
Jika pada satuan pendidikan penyelenggaraan PIGPM tidak terdapat guru yang
memenuhi kriteria di atas, maka kepala madrasah dapat menjadi guru pembimbing. Jika pada
satuan pendidikan, kepala madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, maka guru pembimbing
dapat diajukan dari madrasah lain oleh kepala madrasah dengan persetujuan Kepala Seksi
Pendidikan Madrasah Kota Gorontalo.
Tanggung jawab guru pembimbing dalam melaksanakan PIGPM adalah sebagai berikut :
4. Menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan guru
pemula.
5. Memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi penyusunan perencanaan
pembelajaran (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran), melaksanakan pembelajaran,
meniai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
6. Melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan.
7. Melibatkan guru pemula dalam aktivitas madrasah.
8. Memberikan dukungan terhadap rencana pengembangan profesi guru pemula.
9. Memberikan kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru
lain.
10. Melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala madrasah

22
11. Melaporkan masukan dan saran atas hasil penilaian tahap kedua dan isi Laporan Hasil
Penilaian Kinerja Guru Pemula.
Peran guru pembimbing mata pelajaran dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula
Madrasah disajikan oleh diagram berikut ini.

23
Peran guru pembimbing dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan
Program Induksi Guru Pemula Madrasah di madrasah adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Guru pembimbing wajib melakukan perencanaan yang baik agar pelaksanann PIGPM
berjalan dengan baik dan berhasil. Salah satu tugas pokok dan fungsi guru disamping tugas
dalam proses belajar mengajar adalah tugas memberi bimbingan kepada guru lain. Guru
pembimbing melakukan bimbingan adalah guru pemula yang bertugas di madrasah pada tahun
pertama. Untuk melaksanakan tugas pembimbingan tersebut, seorang pembimbing hendaknya
mengetahui strategi dalam membimbing.
a. Perencanaan pembimbingan
Guru yang telah mendapatkan tugas dari kepala madrasah untuk menjadi pembimbing
diharapkan segera membuat rencana pembimbingan untuk guru pemula. Dalam tahap ini
pembimbingan perlu mengidentifikasi kompetensi yang dimilikinya untuk dapat dibagikan
kepada guru pemula. Disamping itu pembimbing juga diharapkan mengenali
kekurangan/kelemahan dirinya sehingga dapat ditingkatkan dan tidak berpengaruh buruk kepada
guru pemula. Untuk dapat memberikan bimbingan dengan optimal, guru pembimbing dituntut
dapat mengidentifikasi potensi yang dimiliki madrasah dan lingkungan sekitar yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan kompetensi guru pemula.
Guru pembimbing juga diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan/kelemahan
madrasah dan lingkungan sekitar yang sekiranya dapat berpengaruh negative bagi guru pemula
sehingga sejak awal pembmbingan, pembimbing dapat mengarahkan atau menghindarkan guru
pemula dari pengaruh tersebut.
Setelah kompetensi guru pembimbing dan potensi madrasah serta lingkungannya dapat
diidentifikasi, guru pembimbing diharapkan merencanakan jadwal pertemuan dengan guru
pemula sehingga tidak mengganggu kegiatan dan tugas pembimbing dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas . dalam membuat rencana pertemuan tersebut, sebaiknya guru
pembimbing berdiskusi dengan guru pemula sehingga jadwal yang dibuat bisa merupakan
kesepakatan bersama antara guru pembimbing dan guru pemula.
b. Menelaah Hasil Analisis Kebutuhan Guru Pemula.
Setelah guru pemula mengikuti wawancara dengan kepala madrasah untuk melakukan
analisis kebutuhan, guru pembimbing hendaknya menemui kepala madrasah untuk mendapatkan
Salinan atau keterangan tentang hasil analisis tersebut. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
kepala madrasah, guru pembimbing menelaah sub kompetensi yang apa saja yang sudah
memenuhi standard an sub kompetensi yang apa yang masih perlu dikembangkan. Bila ada
dalam catatan yang dibuat kepala madrasah belum menunjukkan dengan jelas sub kompetensi
apa saja yang sudah atau belum memenuhi standar, guru pembimbing dapat mengidentifikasinya
pada minggu-minggu pertama guru pemula melaksanakan tugas pembelajaran/pembimbingan.

24
Kompetensi yang belum memenuhi standar tersebutlah yang menjadi prioritas utama dalam
pembimbingan guru pemula.
(1). Kompetensi yang sudah memenuhi standar.
Hasil analisis kebutuhan guru pemula yang dituangkan dalam table/cheklis dan catatan
yang dibuat kepala madrasah perlu ditelaah untuk menentukan kompetensi apa saja yang
masih perlu ditelaah untuk menentukan kompetensi apa saja yang masih perlu
dikembangkan. Juga berdasarkan analisis tersebut guru pembimbing perlu berkonsultasi
dengan kepala madrasah untuk memperjelas dan menentukan prioritas dalam
pembimbingan. Kompetensi yang telah memenuhi standar berdasarkan hasil analisis
kepala madrasah tidak ditempatkan sebagai prioritas utama pembimbingan. Namun
demikian, pembimbingan perlu untuk melakukan cross-check sekali-sekali dalam kegiatan
pembelajaran/pembimbingan.
(2). Kompetensi yang mash perlu dikembangkan
Berbeda dengan kompetensi yang sudah memenuhi standar berdasarkan penilaian kepala
madrasah maupun guru pembimbing, kompetensi yang masih perlu dikembangkan menjadi
catatan guru pembimbing untuk ditempatkan sebagai prioritas utama pembimbingan. Oleh
karena itu, guru pembimbing disarankan untuk membuat catatan kecil yang berisi prioritas
pengembangan kompetensi guru pemula yang dilengkapi dengan rencana
pengembangannya.
2. Pelaksanaan
Guru pembimbing bertanggung jawab atas proses pembimbingan guru pemula dalam
PIGPM di madrasahnya, oleh karena itu guru pembimbing wajib membimbing dan memfasilitasi
guru pemula agar berhasil mengikuti program induksi dengan baik.
a. Pembimbingan
Pembimbingan dilakukan oleh guru pembimbing dengan cara menciptakan hubungan yang
bersifat jujur, memotivasi, nersahabat, terbuka dengan guru pemula. Pembimbingan diawali
dengan memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi penyusunan
perencanaan pembelajaran (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran), melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja
guru.
b. Penilaian Tahap 1.
Penilaian kinerja guru pemula pada tahap pembimbingan merupakan kegiatan untuk
mengobservasi semua kompetensi guru pemula baik pada saat melaksanakan tugas
pembelajaran di kelas maupun kegiatan di luar kelas. Penilaian melalui pengamatan bisa
dilakukan secara langsung oleh guru pembimbingan maupun secara tidak langsung melalui
laporan dari siswa, pembimbing perlu melakukan cros-chek untuk memastikannya.

25
Dari hasil penilaian tersebut guru prembimbing dapat menentukan apakah kompetensi tertentu
sudah memenuhi standar kompetensi atau masih perlu dikembangkan. Untuk pengembangan
kompetensi yang tidak dimiliki pembimbing, guru pemula bisa disarankan dan difasilitasi
untuk berhubungan dengan guru lain yang berkompeten.
3. Evaluasi
Waktu pelaksanaan evaluasi pembimbing dilakukan sesuai dengan isian yang
dicantumkan sdalam table Rencana Pengembangan Keprofesian Guru. Bila hasil evaluasi
pembimbingan kompetensi yang diprioritaskan telah mencapai hasil yang diharapkan, maka
pembimbing dapat berfokus untuk pembimbingan kompetensi lain. Namu bila dinilai masih
belum memenuhi standar, guru pembimbing diharapkanmelanjutkan pembimbingannya dengan
mencari metode yang lebih tepat sehingga target pembimbingannya adapt tercapai. Penentuan
metode yang tepat tersebut dapat diputuskan sendiri atau didiskusikan dengan teman guru tatau
kepala madrasah. Tindak lanjut dari hasil evaluasi, terutama untuk kompetensi terutama untuk
kompetensi yang masih rendah perlu dicatat sehingga tidak terlewatkan dalam pembimbingan
lanjutan. Bila pengembangan tersebut berkaitan dengan kebijakan, pembimbing dapat
berkonsultasi kepada kepala madrasah.

26
4. Pelaporan
Sejak guru diberi tugas membimbing guru pemula, dia harus selalu melapor
perkembangan guru pemula. Pelaporan ini tidak harus bersifat formal dengan menggunakan
format tertentu, tetapi dapat dilakukan secara informal melalui diskusi atau perbincangan di
madrasah. Hal ini diperlukan karena bila terjadi penyimpangan perkembangan guru pemula,
maka sejak awal kepala madrasah telah mengetahuinya sehingga dapatmemutuskan kebijakan
pembimbingan yang lebih tepat. Disamping itu, kepala madrasah akan dapat melakukan evaluasi
pembimbingan itu sendiri dari waktu ke waktu.
Waktu pelaporan kepada kepala madrasah minimal dilakukan dua minggu sekali dengan
durasi yang disesuaikan dengan keperluan dan urgensi kompetensi yang disampaikan. Laporan
hendaknya tidak berisikan kmpeten yang belum memenihi standar saja, tetapi juga kompetensi
yang telah berkembang baik atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki guru pemula.
Dokumen yang dibutuhkan oleh guru pembimbing dalam melaksanakan PIGPM adalah sebagai
berikut:
a. Rencana tindak pembimbingan oleh guru pembimbing (PB 01)
b. Jadwal kegiatan pembimbingan guru pemula (PB 02)
c. Cheklist tugas pembimbingan dalam PIGPM (PB 03)
d. Prioritas pembimbingan guru pemula (PB 04)
e. Lembar hasil observasi pembelajaran guru pemula (PB 05A atau PB 05B)
f. Laporan hasil pembimbingan dan penilaian guru pemula (PB 06A atau PB 06B)

5. Guru Pembimbing Pendidikan Agama Islam.


Guru pembimbing pendidikan agama Islam (Pembimbing 2) adalah guru profesional
berpengalaman yang diberi tugas untuk membimbing dan menilai guru pemula dalam
pelaksanaan program induksi. Guru pembimbing pendidikan agama Islam bertanggung jawab
secara khusus dalam bidang pendidikan agama Islam. Pembimbing pendidikan agama Islam
berasal dari guru pendidikan agama Islam atau rumpun mata pelajaran pendidikan agama Islam
(Qur’an Hadis, Fikih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab) yang
ditunjuk oleh kepala madrasah denga kriteria sebagai berikut :
1. Guru rumpun Pendidikan Agama Islam.
2. Memiliki kompetensi moderasi beragama yang benar
3. Memiliki kemampuanmembaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar
4. Siap melaksanakan pembimbingan sampai selesai dengan menandatangani surat
kesanggupan menjadi guru pembimbing.
5. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
6. Memiliki kemampuan bekerja sma dengan baik
7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik

27
Jika pada satuan pendidikan penyelenggara PIGPM tidajk terdapat guru yang memenuhi
kriteria di atas, maka kepala madrasah dapat menjadi menjadi guru pembimbing 2. Jika pada
satuan pendidikan, kepala madrasah tidak dapat menjadi guru pembimbing 2, maka guru
pembimbing 2 dapat diajukan dari madrasah lain oleh kepala madrasah dengan persetujuan
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah/ Pendidikan Islam Kota Gorontalo.
Tanggung jawab guru pembimbing pendidikan agama Islam dalam melaksanakan
PIGPM adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan guru
pemula.
2. Memberikan bimbingan dalam penguatan pendidikan agama Islam (membaca al-Qur’an,
melaksanakan ibadah harian dan pemahaman dasar-dasar Islam rahmatan lil alamien).
3. Melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan,
4. Melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala madrasah secara
berkala.
Peran guru pembimbing Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan Program Induksi
Guru Pemula di madrasah disajikan oleh diagram berikut ini.

28
Peran guru pembimbing dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan Program Induksi Guru Pemula Madrasah di madrasah adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Guru pembimbing keagamaan wajib melakukan perencanaan yang baik agar pelaksanaan
PIGPM berjalan dengan baik dan berhasil. Kegiatan Guru pembimbing pada tahap perencanaan
sebagai berikut :
a. Perencanaan Pembimbingan
Guru yang telah mendapatkan tugas dari kepala madrasah untuk menjadi pembimbing 2
diharapkan segera membuat rencana pembimbingan untuk guru pemula. Dalam tahap ini
pembimbing 2 perlu mengidentifikasi kompetensi dirinya, potensi yang dimiliki madrasah
madrasah dan lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pengembangan kompetensi guru pemula,
Setelah kompetensi guru pembimbing dan potensi madrasah serta lingkungannya dapat
diidentifikasi, guru pembimbing diharapkan menyusun rencana tindak lanjut
pembimbingan (menggunakan form PBPAI 01) dan merencanakan jadwal kegiatan
pembimbingan guru pemula (menggunakan form PBPAI 02) sehingga tidak mengganggu
kegiatan dan tugas pembimbing dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam
membuat rencana tersebut, sebaiknya guru pembimbing berdiskusi dengan guru pemula
sehingga jadwal yang dibuat bisa merupakan kesepakatan bersama antara guru
pembimbing dan guru pemula.
b. Menelaah Hasil Analisis Kebutuhan Guru Pemula.
Guru pembimbing pendidikan agama Islam hendaknya melakukan analisis kebutuhan guru
terhadapa tiga kompetensi pendidikan agama Islam yaitu membaca al-Qur’an, pelaksanaan
ibadah harian dan pemahaman dasar-dasar Islam. Berdasarkan hasil analisis tersebut, gutu
pembimbing menelaah sub kompetensi apa yang masih perlu dikembangkan. Hasil telaah
tersebut dijadikan dasar menyusun prioritas pembimbingan pendidikan agama Islam
(menggunakan form PB PAI 04).
b. Pelaksanakan
Guru pembimbing bertanggung jawab atas proses pembimbingan guru pemula dalam
PIGPM di madrasahnya, oleh karena itu guru pembimbing wajib membimbing dan memfasilitasi
guru pemula agar mengikuti program induksi dengan baik.
a. Pembimbingan
Pembimbingan dilakukan oleh guru pembimbing dengan cara menciptakan hubungan yang
bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka dengan guru pemula. Pembimbingan
dilaksanakan sesuai dengan program prioritas pembimbingan sesuai jadwal pembimbingan
yang telah disepakati oleh Guru Pembimbing dan guru pemula.
b. Penilaian Tahap 1

29
Penilaian kinerja guru pemula pada tahap pembimbingan merupakan kegiatan untuk
mengobservasi pendidikan agama Islam guru pemula (menggunakan form PBPAI 05 dan
form PBPAI 07). Penilaian melalui pengamatan bisa dilakukan secara langsung oleh guru
pembimbing maupun secara tidak langsung melalui laporan dari guru lain atau dari siswa.
Untuk penilaian dari guru lain atau dari siswa, pembimbing perlu melakukan cross-chek
untuk memastikan kebenarannya. Dari hasil penilaian tersebut guru pembimbing dapat
menentukan apakah kompetensi tertentu sudah memenuhi standar kompetensi atau masih
perlu dikembangkan. Untuk pengembangan kompetensi yang tidak dimiliki pembimbing,
guru pemula bisa disarankan dan difasilitasikan untuk berhubungan dengan guru lain yang
berkompeten.
c. Evaluasi
Waktu pelaksanaan evaluasi pembimbingan dilakukan sesuai dengan isian yang
dicantumkan dalam rencana pembimbingan pendidikan agama Islam. Bila hasil evaluasi
pembimbingan pendidikan agama Islam. Bila hasil evaluasi pembimbingan kompetensi yang
diprioritaskan telah mencapai hasil yang diharapkan, maka pembimbingan dapat berfokus untuk
pembimbingan kompetensi lain. Namun bila dinilai masih belum memenuhi standar, guru
pembimbing diharapkan melanjutkan pembimbingannya dengan mencari metode yang lebih
tepat sehingga target pembimbingannya dapat berfokus untuk pembimbingan kompetensi lain.
Namun bila dinilai masih belum memenuhi standar, guru pembimbing diharapkan
melanjutkan pembimbingannya dengatn metode yang lebih terpat sehingga target
pembimbingannya dapat tercapai. Penentuan metode yang tepat tersebut dapat diputuskan sendiri
atau didiskusikan dengan teman guru atau kepala madrasah. Tindak lanjut dari hasil evaluasi,
terutama untuk kompetensi yang masih rendah perlu dicatat sehingga tidak terlewatkan dalam
pembimbingan lanjutan.
d. Pelaporan
Guru pembimbingan pendidikan agama Islam harus selalu melaporkan perkembangan
guru pemula (menggunakan form PBPAI 06). Pelaporan ini tidak harus bersifat formal dengan
menggunakan format tertentu, tetapi dapat dilakukan secara informal melalui diskusi atau
perbincangan dimadrasah. Hal ini diperlukan karena bila terjadi penyimpangan perkembangan
guru pemula, maka sejak awal kepala madrasah telah mengetahuinya sehingga dapat
memutuskan kebijakan pembimbingan yang lebih tepat. Disamping itu, kepala madrasah akan
dapat melakukan evaluasi pembimbingan itu sendiri dari waktu ke waktu.
Waktu pelaporan kepada kepala madrasah minimal dilakukan dua minggu sekali dengan
durasi yang disesuaikan dengan keperluan dan urgensi kompetensi yang disampaikan. Laporan
hendaknya tidak hanya berisikan kompetensi yang belum memenuhi standar saja, tetapi juga
kompetensi yang telah berkembang baik atau kelebihan – kelebihan yang dimiliki guru pemula.
Dokumen yang dibutuhkan oleh guru pembimbing dalam melaksanakan PIGPM adalah sebagai
berikut :

30
a. Rencana tindak pembimbingan oleh guru pembimbing (PB- 01).
b. Jadwal kegiatan pembimbingan guru pemula (PB-2 02)
c. Prioritas pembimbingan guru pemula (PB-2 03)
d. Lembar hasil observasi Pendidikan Agama Islam guru pemula (PB-2 04 & 04B)
e. Laporan hasil pembimbingan dan penilaian guru pemula (PB-2 05A dan 05B).
f. Instrumen Penilaian Pendidikan Agama Islam (PB-2 06)

G. Jadwal Kegiatan
Hasil yang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
diharapkan
1 Persiapan ● Pengkajian Guru Tersedianya Bulan ke-1
Dokumen Pemula seluruh (JAN. 2020)
dokumen
yang
dibutuhkan
2 Perencanaan ● Menyusun Guru Memastik Bulan ke-2
perancangan Pemula seluruh (Sep. 2020)
pelaporan dokumen
PIGP yang
● Menyimak dibutuhkan
informasi sudah
Penyusunan tersedia
Laporan
PIGP
● Menganalisis
data kinerja
Guru Pemula
● Praktik
merekap
instrumen
guru mapel
No Kegiatan Tujuan Sasaran Hasil yang Waktu
diharapkan

31
● Berlatih
menyusun
Laporan
PIGP.
● Merefleksi-
kan hasil
latihan

3 Pembim- ● Memotivasi Guru Guru Bulan


bingan Guru Pemula Pemula Pemula ke-3 s.d. 4
dalam terbimbing (Mar s.d.
memahami dalam Sep. 2020)
teknik memahami
penyusunan teknik
laporan Guru penyusunan
Pemula laporan
Guru
Pemula

4 Penilaian ● Memberikan Guru Guru Bulan


tahap 1 arahan pada Pemula Pemula ke-3 s.d. 7
Guru Pemula termotivasi (Maret.
dalam dalam 2020 s.d.
memahami menghadapi Mei. 2020)
teknik penilaian
penilaian kinerja Guru
kinerja guru Pemula dan
memperoleh
nilai baik

32
5 Penilaian ● Memberikan Guru Guru Bulan
tahap 2 arahan pada Pemula Pemula ke-4 s.d. 11
Guru Pemula termotivasi (Juni. dan
dalam dalam Sept. 2020)
memahami menghadapi
teknik penilaian
penilaian kinerja Guru
kinerja guru Pemula dan
minimal baik memperoleh
nilai baik

No Kegiatan Tujuan Sasaran Hasil yang Waktu


diharapkan

6 Pelaporan ● Membuat Guru Guru Bulan ke-12


draf laporan Pemula Pemula (Okt. 2015)
● Keputusan memperoleh
● Pengajuan sertifikat
sertifikat PIGP

33
BAB III
HASIL PENILAIAN KINERJA
A. Data Guru Pemula
1. Nama Guru : Yanti T. Dumo, S.Pd.I
NIP : 198607112019032007
Tempat/Tgl Lahir : Gorontalo, 11 Juli 1986
Pendidikan terakhir :S1
Program/Jurusan : PAI
Perguruan Tinggi : IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
Status Pegawai : PNS
Golongan : III. a
Guru Mapel : Sejarah Kebudayaan Islam
2. Nama Guru : Hasan Abdullah, S.Pd.I
NIP : 199006272019031015
Tempat/Tgl Lahir : Gorontalo, 27 Juni 1990
Pendidikan terakhir :S1
Program/Jurusan : PAI
Perguruan Tinggi : IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
Status Pegawai : PNS
Golongan : III. a
Guru Mapel : Sejarah Kebudayaan Islam
3. Nama Guru : Ferawaty Abdullah, S.Pd
NIP : 199502232019032020
Tempat/Tgl Lahir : Gorontalo, 23 Februari 1995

34
Pendidikan terakhir :S1
Program/Jurusan : PENDIDIKAN KIMIA
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Status Pegawai : PNS
Golongan : III. a
Guru Kelas/Mapel : I E/ TEMATIK
4. Nama Guru : Cinrianingsih Mahajani, S.Pd
NIP : 199506052019032014
Tempat/Tgl Lahir : Gorontalo, 05 Juni 1995
Pendidikan terakhir :S1
Program/Jurusan : PENDIDIKAN FISIKA
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Status Pegawai : PNS
Golongan : III. a
Guru Kelas/Mapel : III A/ TEMATIK

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembimbingan


Pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada bulan kedua, guru pemula bersama guru
pembimbing 1 menyususn :
1. Rencana PengembanganKeprofesian (RKP) untuk tahun pertama masa induksi.
2. Silabus dan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan
minggu-minggu pertama.
Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan
pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstra
kurikuler.
Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik
dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja guru. Proses pembimbingan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
pedagogis dan kompetensi professional. Pembimbingan proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara :
a. Memberi motivasi dan arahan tentang penyusunan perencanaan pembelajaran dan penilaian
hasil belajar siswa.
b. Memberi kesempatan kepada guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru
lain;
c. Melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi pedagogis dan professional dengan
menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.

35
Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan social. Pembimbingan ini
dilakukan dengan cara :
a. Melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di madrasah.
b. Memberi motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program pada
kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula;
c. Melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan social dengan
menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.
Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan observasi pembelajaran oleh
pembimbing sekurang-kurangnya 1 kali setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi
dari bulan ke-2 sampai bulan ke-9. Dalam rangka membimbing guru pemula mencapai standar
kompetensi agama Islam, guru pemula bersama guru pembimbing 2, menyusun rencana
pembimbingan, menentukan jadwal pembimbingan, dan menetapkan prioritas pembimbingan
bersama dengan guru pemula agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. Guru pembimbing
2 melaksanakan bimbingan dengan metode pembiasaan, contoh motivasi, observasi atau metode
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Guru Pembimbing (1dan 2) melaporkan perkembangan
guru pemula secara berkala kepada kepala madrasah.

C. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 1


Penilaian tahap pertama dilakuan oleh guru pembimbing 1 dan 2 pada bulan ke-2 sampai
dengan bulan ke-9 dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam proses
pembelajaran, Kompetensi Pendidikan Agama Islam, dan tugas tambahan yang terkait. Penilaian
tahap pertama berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran, ulasan dan
masukkan oleh guru melalui observasi pembelajaran, ulasan dan masukkan oleh guru
pembimbing. Penilaian tahap 1 merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai
bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan tugas proses pembelajaran yang
meliputi menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh guru pembimbing 1 dengan observasi pembelajaran
dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-
kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama masa penilaian tahap 1. Tujuan penilaian tahap
pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian –bagian yang perlu dikembangkan,
memberikan umpan balik secara regular dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan
diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu focus spesifik yang perlu
dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran yang baik di
kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

36
Penilain tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses
pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama,
kepala madrasah memantau pelaksanaan pembimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap
guru pemula, pengawas madrasah melakukan pemantauan, pembinaan, pemberian dukungan
dalam pelaksanaan pembimbingan dan penilaian guru pemula. Penilaian kompetensi agama
Islam dilaksanakan oleh Guru Pembimbing 2 berdasarkan indicator setiap kompetensi. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes lisan, praktek, dan pengamatan.

D. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 2


Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala madrasah dan pengawas madrasah dengan
tujuan untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Pemula. Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada
bulan ke sepuluh sampai dengan bulan ke sebelas, berupa observasi pembelajaran, ulasan dan
masukan oleh kepala madrasah dan pengawas madrasah, yang mengarah pada peningkatan
kompetensi dalam pembelajaran. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment
of learning) yang bertujuan untuk menentukan kompetensi guru pemula dalam melaksanakan
proses pembelajaran dan tugas tambahan yang melekat dengan beban kerja guru pemula.
Observsi pembelajaran pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala madrasah
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas madrasah sekurang-kurangnya 1
(satu) kali. Observasi pembelajaran dalam penilaian tahap kedua oleh kepala madrasah dan
pengawas madrasah disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan dengan pertimbangan
agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Apabila kepala madrasah dan pengawas madrasah
menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru pemula maka
kepala madrasah atau pengawas madrasah wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan
kepada guru pemula. Langkah observasi pembelajaran yang dilakukan kepala madrasah dan
pengawas dalam penilaian tahap kedua adalah sebagai berikut.
1). Pra Observasi
Kepala madrasah atau pengawas bersama guru pemula menentukan focus observasi
pembelajaran. Focus observasi pada sebagian elemen kompetensi dari setiap kompetensi inti
pada setiap observasi mengajar. Focus observasi ditandai dalam Lembar Observasi
Pembelajaran Kepala/Pengawas Madrasah dan Lembar Refleksi Pembelajaran yang
digunakan oleh guru pemulasebelum dilaksanakan observasi.
2). Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, Kepala Madrasah /Pengawas Madrasah mengamati
kegiatan pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Observasi Pembelajaran sesuai
dengan focus elemen kompetensi yang telah disepakati.
3). Pasca Observasi

37
Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Rembelajaran setelah pembelajaran dilaksanakan.
Kepala Madrasah atau Pengawas Madrasah dan guru pemula membahas hasil penilaian pada
setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai.
Guru Pemula dan Kepala Madrasahatau Pengawas Madrasah menandatangani Lembar
Observasi Pembelajaran. Kepala Madrasah memberikan Salinan Lembar Observasi
Pembelajaran kepada Guru pemula.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pembimbing (1 dan 2), Kepala Madrasah dan Pengawas Madrasah dengan
mengacu pada prinsip professional, jujur, adil, terbuka, akuntabel dan demokratis. Peserta
Program Induksi dinyatakan berhasil, jika semua elemen kompetensi pada penilaian tahap kedua
paling kurang memiliki kriteria nilai dengan kategori “baik”.
Pada penilaian tahap kedua yang merupakan kelanjutan penilaian tahap pertama, bila
masih ditemukan kekurangan maka kepala madrasah atau pengawas madrasah wajib
memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula sehingga pada akhir penilaian
diharapkan guru pemula telah memenuhi syarat minimal yaitu semua komponen penilaian
memiliki kriteria dengan kategori “baik”.

38
BAB IV
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan PIGPM diadakan sebagai acuan pelaksanaan program induksi guru
pemula madrasah agar kegiatan ini berjalan dengan baik sehingga Guru Pemula yang menjadi
peserta mendapatkan pengalaman berharga melaksanakan proses pembelajaran, tugas-tugas
tambahan, mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari. Peran serta dari pembimbing pada program PIGPM sangat membantu, demikian pula
Kepala Sekolah dan Pengawas yang akan memberikan arahan dan pengawasan.
Mengacu pada petunjuk teknis PIGPM yang akan dilakukan, maka diharapkan kepada
Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo untuk menerbitkan Sertifikat Program Induksi Guru
Pemula (PIGPM).

Demikian Pedoman ini disusun semoga bermanfaat bagi semua pihak yang terkait

39

Anda mungkin juga menyukai