Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

STRUCTURE-CONDUCT-PERFORMANCE

A. Struktur
Pengertian struktur adalah sifat permintaan barang dan penawaran barang dan jasa yang
dipengaruhi oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual dalam
industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi produk dan hambatan masuk pasar,
struktur pasar menunjukkan atribut pasar yang memengaruhi persaingan.
Struktur pasar merupakan pola dimana elemen-elemen dalam industri saling berinteraksi.
Baik antara penjual, antara pembeli, antara penjual dan pembeli, maupun antara penjual yang
sudah dengan calon pesaing yang akan masuk kepasar.
B. Perilaku
Perilaku diartikan cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan pasar. Perilaku
merupakan pola tanggapan dan penyesuaian berbagai perusahaan untuk mencapai tujuan dan
menghadapi persaingan. Perilaku dapat terlihat dari bagaimana perusahaan menentukan harga
jual, promosi produk, pengiklanan, koordinasi dalam pasar dalam pengembangan.
Struktur biaya yang digambarkan pada struktur pasar akan berdampak pada
perilakupenetapan harga. Strategi atas perilaku harga tidak sepenuhnya dapat dijadikan
gambaran tindakan persaingan karena pihak produsen akan menggunakan pula alternatif lain
berupa strategi produk, yaitu kemungkinan terdapat perluasan konsep produk. Dalam hal ini,
diperlukan upaya pengembangan yang ditujukkan dengan adanya upaya riset dalam inovasi.
Berikut beberapa uraian indikator perilaku:
1. Tujuan bisnis (business objectives). Tujuan yang dikejar perusahaan sering kali berasal dari
karakteristik struktural industri, khususnya distribusi ukuran perusahaan.
2. Kebijakan Penetapan Harga (pricing policies). Tingkat kebijaksanaan perusahaan untuk
menentukan harganya sendiri tergantung sebagian besar pada karakteristik struktual
industri.
3. Desain produk, branding, iklan, dan pemasaran. Karakteristik alami atau inheren dari produk
dasar perusahaan cenderung memengaruhi ruang lingkup persaingan nirharga yang
berpusat pada desain produk, branding, iklan, dan pemasaran.
4. Penelitian dan Pengembangan. Bersama dengan periklanan dan pemasaran, investasi dalam
penelitian dan pengembangan memberiukan jalan keluar yang jelas untuk persaingan
nontarif antara perusahaan persaing.
5. Kolusi. Pilihan lain yang tersedia bagi perusahaan yang inginmenghindari bentuk harga
langsung atau persaingan nonharga adalah berkolusi satu sama lain, sehingga mencapai
keputusan kolektif terkait harga, tingkat output, iklan atau amggaran penelitian dan
pengembangan.
6. Penggabungan (Merger). Merger horizontal (antara perusahaan yang memproduksiproduk
yang sama atau serupa) memiliki implikasi langsung untuk konsentrasi penjual di industri
yang bersangkutan.

C. Kinerja
Kinerja (performance) merupakan hasil akhir dari keseluruhan bentuk struktur pasar
tertentu, perusahaan memiliki cara yang berbeda dalam menetapkan strategi struktur pasar dan
dampak dari perilaku industri berdasarkan pendekatan S0C-P. Kinerja perusahaan dalam industri
berarti kemampuan produsen atau perusahaan dalam suatu industri dalam menciptakan tingkt
keuntungan, efisiensi, pertumbuhan ekonomi, kemampuan dalam menciptakan peluang kerja,
dan kemampuan dalam menciptakan penciptaan.
Pada pendekatan S-C-P (S-C-Pparagdim), untuk bentuk persainganya. Perilaku ini
berdampak pada tingkat keungtungan yang diperoleh perusahaan dan peningkatan efisiensi
serta pertumbuhan perusahaan.

D. Kelemahan Pragdima SCP


Walaupun metode analisis scp sangat berpengaruh diawal perkembangan organisasi
industri sebagai cabang ilmu ekonomi, namun ada beberapa kelemahan scp pragdima, yaitu:
1. Pragdima scp banyak didasarkan pada teori ekonomi mikrodan teori neoklasik perusahaan.
Namun teori ini tidak selalu mampu menunjukkan hubungan variabelstruktur, perilaku dan
kinerja secara tepat.
2. Acap kali sulit untuk memutuskan variabel mana yang termasuk dalam struktur, mana yang
masuk dalam perilaku dan yang mana untuk perilaku kinerja.
3. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kinerja? Kinerja adalah ukuran tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Seperti yang telah diuraian di atas, definisipasar atau struktur industri memiliki sejumlah
dimensi.
5. Studi empiris berdasarkan pragdima SCP sering menemukan hubungan dalam arah yang
diantisipasi antara variabel struktur, perilaku, dan kinerja.
6. Paragdima SCP telah dikritik karena telah menekankan model statis dari shorturn
equilibrium (Sawyer, 1985).
7. Sebagian besar studi empiris awal yang didasarkan pada paradigma SCP berfokus pada
hubungan antara konsentrasi penjual dan profitabilitas.
BAB 4

DASAR EKONOMI MIKRO

A. Teori Produksi
Produksi adalah suatu proses mengubah kombinasi berbagai input menjadi output.
Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja, tetapi juga
penyimpanan, distribusi, pengangkutan , pengemasan kembali hingga pemasaranya. Setiap
perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi diasumsikan dengan tujuan memaksimukan
profit.
Masalah pokok yang dihadapi perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi adalah
berapa output yang harus diproduksi dan bagaimanakah mengombinasikan berbagai input
(faktor produksi) agar dapat menghasilkan output secara efisien.

B. Teori Biaya
Hubungan jangka pendek antara input dan output yang diatur oleh “the law of
diminishing returs” memiliki implikasi langsung untuk struktur biaya perusahaan dalam jangka
pendek. Teori biaya yang akan dibahas disini adalah biaya menurut pandangan ekonom bukan
biaya menurut akuntan.

Produksi Jangka Panjang dan Biaya


Dalam jangka panjang, perusahaan memiliki kesempatan untuk mengatasi kendala
jangka pendek pada produksi yang di berlakukan oleh “the law of diminishing returns”, dengan
meningkatkan penggunaan semua input.
Hubungan jangka panjang antara input dan output perusahaan diatur oleh returns to
scale. Ini mengacu pada peningkatan proporsional dalam output yang dicapai dari setiap
peningkatan proporsional dalam output yang dicapai setiap peningkatan propersional dalam
output yang dicapai dari setiap peningkatan propersional dalam output yang dicapai dari setiap
peningkatan propersional dalam semua input. Return To Scale merupakan suatu ciri dari fungsi
produksi dimana menggambarkan hubungan antara perbandingan perubahan semua input-
input yang berdampak terhadap perubahan outputnya. Ada tiga klasifikasi, yaitu;
1. Constant Return To Scale; kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan sama
dengan tambahan inputnya: ∆% Output = ∆% input.
2. Increasing Return To Scale; kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan lebih
besar dibandingkan tambahan inputnya : ∆% Output > ∆% input.
3. Decreasing Return To Scale: Kondisi ini terjadi bila hambatan putputnya dihasilkan lebih
kecil dibandingkan tambahan inputnya; ∆% Output < ∆% input.

C. Elastisitas
Elastisitas Harga Permintaan
Adapun rumus untuk menghitung elastisitas harga permintaan (PED), yaitu;
PED = perubahan proporsional dalam kuantitas yang diminta
Perubahan proporsional pada harga
D. Persaingan Sempurna

Ada tiga asumsi dasar dari pasar persaingan sempurna, yaitu: pengikut harga,
homogenitas produk, dan bebas masukdan keluar pasar. Pengikut harga atau price takers terjadi
karena industri pengolahan banyak bersaing dalam pasar sehingga setiap industri pengolahan
menghadapi persaingan secara langsung dari pesaing. Penjualan satu industri pengolahan
mempunyai proporsi yang kecil dibandingkan dengan total penjualan pasar, penjualan satu
industri pengolahan tidak akan mampu memengaruhi hargapasar, sehingga masing-masing
industri pengolahan menjadi pengikut harga pasar atau price takers.

E. Monopoli
Dalam pasar yang sangat kompetitif, produksi barang masing-masing perusahaan kecil
dibndingkan dengan total pasar. Apa yang akan terjadi, jika semua penjual kecil ini
dikonsolidasikan kedalam satu perusahaan, yaitu apa yang akan terjadi jika pasar di monopoli?
Karena perusahaan tanggal ini akan menjadi satu-satunya pemasok barang, kurva permintaanya
identik dengan kurva permintaan pasar.

Anda mungkin juga menyukai