Anda di halaman 1dari 3

SUKA DUKA KU SELAMA DARING (KULIAH ONLINE)

Nama ku Irnawati Tanjung panggil saja aku irna, umurku 19 tahun, aku tinggal di Barus,
kec.Tapanuli tengah.Kab.Sumatra utara. aku kuliah di Universitas Negeri Medan mengambil
jurusan ilmu ekonomi semester 3. Aku tergolong dari keluarga yang sederhana kuliah dimedan
dengan mengandalkan bidikmisi dari pemerintah .Dimasa sekarang ini seperti yang kita ketahui
covid melanda negeri tercinta sehingga menyebabkan ku dan teman-teman ku kuliah dari rumah
melalaui hp/laptop.
Menurut ku kuliah dirumah ini ada sukanya dan ada dukanya. Sukanya adalah aku bisa
belajar dengan santai, bisa belajar sambil makan, tiduran, dan bahkan diatas kereta. Bahkan aku
terkadang lucu sendiri bagaimana tidak lucu, karna mungkin aku aja yang pernah kuliah sambil
dibocengin dibelakang kereta dengan menggunakan hansad .
Banyak sebenarnya yang menguntungkan yang ku dapat dari kuliah online ini, tidak
hanya belajar dengan santai aku pun jadi tidak merepotkan kedua orang tua ku yang biasanya
mengirim uang belanja ku selama dimedan perbulan dan sekarang tidak lagi untuk semester ini.
Dan yang biasanya membayar uang kos perbulan dan sekarang tidak lagi karena covid ini, dan
aku anak bidikmisi dan yang biasanya setiap uang bidikmisi keluar biasanya aku buat untuk
bayar buku tapi disemester ini berbeda aku bisa menabungkan uang itu untuk semester
mendatang apabila corona ini telah hilang dan kembali kuliah tatap muka seperti biasa. Bukan
hanya itu aku juga bisa membantu ke dua orang tua ku bekerja dirumah, dan juga bisa membantu
kesawah dan keladang.
Tapi tidak semua yang ku jalani ketika kuliah daring ini berjalan dengan mulus dan lancar,
mungkin banyak juga teman-teman yang lainya yang mengalami seperti ku ini apalagi yang
tinggal dipedesaan seperti ku. Banyak duka yang ku hadapi ketika kuliah online ini, seperti
masalah jaringan hp yang terkendala dikarenakan mungkin dipedesaan banyak pepohonan
sehingga menghambat jaringan untuk berjalan lancar ditambah lagi dengan kondisi hp yang
kadang heng apalagi disaat-saat yang diperlukan.
Seperti yang ku alami waktu itu pada semester 2 yang lalu ketika aku ingin mengirimkan
tugas dan waktu pengumpulan tinggal 5 menit lagi. Disitu aku mulai panik karena sudah
berulang kali aku mencoba tapi tidak bisa juga dan aku menghubungi beberapa teman ku untuk
mintak bantuan mencoba mengirimkan tugas ku tapi tidak bisa, karena kata kawan ku tersebut
tugas yang dikirim harus melalui email sendiri dan tidak mungkin melalui email nya, dan pas itu
waktu pengumpulan sudah leawat beberapa menit, aku mencoba keluar rumah untuk mencari
jaringan tapi tetap gak bisa dan disitu aku sangat takut dosen tidak menerima tugas ku lagi.
Dan disitu aku mencoba lagi dengan tangan gemeteran rasanya ingin menangis karena
baru ini aku terlambat dalam mengirim tugas, dan disitu aku terus berdoa dan akhirnya setelah 40
menit lewat dari waktu yang ditentukan akhirnya tugas ku bisa terkirim juga dan disitu aku
merasa legah walaupun telat 40 menit, dan aku hanya bisa memberi alasan keterlambatan ku
dalam mengirim tugas dikolom komentar pengiriman tugas yang ada di sipda, disitu aku
menjelaskan kendala yang aku hadapi agar dosen yang memberi tugas bisa memakluminya,
tetapi aku tidak tau apa alasan ku diterima atau tidak, karena dosen ini berbeda-beda ada yang
memaklumi dan ada juga yang tidak tau menau alasan apapun itu.
Tidak hanya itu kendala seperti itu dalam keterlambatan ku mengirim tugas bukan hanya
itu saja bahkan sampai sekarangpun aku masih sering terlampat mengumpulkan tugas. Dan
ketika itu ada teman sekelas ku yang sama persis seperti ku terlambat juga mengirim tugas tapi
aku beruntung waktu itu mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, mungkin karena cuaca
ditempat ku yang sedang baik-baik saja ataupun memang rezeki ku sehingga aku mengumpulnya
tepat waktu. Dan teman ku yang terlambat mengumpul tugas ditanya oleh dosen kami yang
memberi tugas tersebut.
“kenapa kau telat mengumpulkan tugas? Kau sudah terlabat mengumpul tugas 4 jam lebih!
Temaku menjawab “maaf pak karena kendala jaringan yang saya alami sehingga setelah
beberapa jam baru bisa terkirim”
dan dijawab kembali oleh dosen “bukankah itu hanya alasanmu saja? Sedang teman-temanmu
yang lain tidak ada yang bermasalah dengan jaringan”
temanku menjawab lagi “iya pak, karena saya tinggal dipedesaan dan banyaknya pohon-pohon
desikitar rumah saya sehingga sulit untuk menjangkau jaringan pak”
“apapun alasan mu yang penting kau sudah terlmbat dalam mengirimkan tugas, aku terima tugas
mu tapi nilai mu tidak lagi sama dengan temanmu yang lain “
Dan sebagai mahasiswa hanya bisa menerima yang penting tugas diterima itu sudah cukup tidak
penting berapa pun nilai yang akan diberikan.
Dan baru-baru ini aku sering terlambat masuk ketika daring dikarenakan hp butut ku
ditambah lagi jaringan yang terkendala sehingga apa yang disampaikan dosen sebelum aku
masuk jadi tidak ku ketahui. Ditambah lagi ketika sudah mengikuti kuliah lagi ketika enak-
enaknya mendengarkan dosen tiba-tiba aku terkeluar sendiri dan mencoba masuk lagi, dan
beberapa menit lagi keluar lagi masuk lagi keluar lagi begitulah seterusnya. Dan parahnya lagi
pernah ketika aku presentase tiba-tiba suara ku tidak terdengar oleh dosen. dan terpaksa teman
sekelompok ku yang menggantikanya.
Dan pernah lagi ketika dosen tiba-tiba memberikan pertanyaan pas ingin menjawabnya
tiba-tiba aku keluar sendiri sehingga dosen berpikir aku dengan sengaja untuk menghindari
pertanyaan dari dosen tersebut. Dan pernah lagi juga pas dosen bertanya, sedangkan aku kurang
jelas mendengarkan suara dosen atau suara teman-teman yang lagi presentase sehingga pas
ditanya tiba-tiba aku tidak bisa menjawabnya, dan waktu itu aku beralasan kurang jelas
mendengarkan karena putus-putus diakibatkan jaringan. Tetapi dosen tidak percaya dan
mengatakan itu hanyalah alasan ku karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan
tersebut, padahal aku mengatakanya sesuai fakta, kalaupun ditanya memang alasanya aku tidak
tau, pasti aku akan menjawab sejujurnya.
Sebenarnya aku sangat senang kuliah dari rumah ini, tapi menurut yang aku rasakan ilmu
yang didapat kurang, karena beberapa dosen memberikan waktu daring nya lebih sedikit karena
dosen lebih banyak memberikan tugas tugas kepada mahasiswa selama kuliah daring ini.
Mungkin disebabkan dosen memikirkan kuota paket yang dipakai mahasiswa agar tidak banyak
terpakai. Ditambah lagi kendala jaringan yang menyebabkan suara dosen kurang jelas (suara
putus-putus) sehingga sulit untuk ku mengambil atau memahami ilmu yang disampaikan dosen.
berbeda ketika aku dan teman-teman ku yang lain ketika kuliah tatap muka langsung di kampus
karena ketika tatap muka aku bisa bertanya kepada temanku yang tidak aku ketahui begitun
sebaliknya temanku kepadaku, bisa saling mengerjakan tugas bersama teman-teman, dan ketika
melaknsanakan kuliah tatap muka langsung dengan dosen bisa bertanya langsung jika ada materi
yang tidak kuketahui, sebenarnya ketika daring juga bisa bertanya kepada dosen tetapi rasanya
aku kurang puas karena segan juga untuk bertanya lebih apalagi dengan waktu daring yang telah
ditentukan itu sedikit. tapi memang itu semua kembali kepada niat kalo memang bersungguh-
sungguh untuk belajar tanpa arahan atau penjelasan dari dosen pun aku bisa belajar sendiri.
Dan semua yang terjadi sekarang ini adalah demi kebaikan bersama juga agar tidak terkena
virus corona dan menjaga keluarga juga tentunya dari wabah tersebut, sehingga menyebabkan
kuliah dari rumah. Dan itu tentunya tidaklah menyebabkan ku untuk patah semangat dalam
belajar, asalkan ada niat dan ikhlas dalam menjalaninya insya allah akan berjalan dengan baik
pula. Dan aku selalu bersyukur karena allah masih memberikan kesempatan kepadaku dan
teman-teman ku untuk belajar menuntut ilmu. Walau dimasa pandemi ini tidak akan
mematahkan semangat ku untuk belajar agar bisa meraih cita-cita ku kelak.

Anda mungkin juga menyukai