Sebagai pelajar, kami otomatis tahun ajaran baru mau tidak mau menggunakan daring via
zoom, google meet, classroom, wa, fb, ig. Mantap kali 'kan? Sebenarnya saya tidak begitu
mengeluhkan tugas, walaupun saya sering kelupaan mengisi tugas notif karena email saya
kadang lama masuk sebab jaringan yang lelet. Kalau saya pribadi, tugas banyak worth it aja,
itu pendapat saya. Karena seharian cuman stay via leptop dan bisa sambil santai kalau
sedang mendengarkan guru. Bahkan saya manfaatkan mengerjakan tugas jika sudah tidak
ada kerjaan lagi, sehingga tugas bukan masalah. Tetapi, apakah saya suka dengan sistem
pembelajaran daring?
Tentu tidak!
Ini seringkali terjadi dengan para pelajar, saya salah satunya. Sebagai pelajar saya seringkali
jengkel ketika jaringan jelek. Saya pernah saat itu sedang ujian via quizziz. Dan tahu apa
yang terjadi? tiba-tiba jaringan hilang, dan saya harus sabar menunggu jaringan ada.
Padahal saya juga perlu mengejar waktu :)
Salah satu dari banyaknya permasalah belajar daring juga menjaga agar handphone saya
tetap hidup. Handphone saya cuman keluaran lama sehingga batrenya cepat sekali habis
walaupun saya isi penuh. Apalagi waktu ujian, leptop saya sedang diperbaiki. Sedihnya lagi,
sedang greget-gregetnya ulangan, eh batre saya habis. Saya pun panik, apalagi waktunya
sisa dua puluh menit. Karena panik akhirnya saya pun tidak lagi konsentrasi penuh dan nilai
saya pun anjlok.
4. Sulit fokus
Karena belajar di rumah, saya malah lebih tidak fokus. Walaupun saya di dalam kamar, tetap
saja suara adik-adik saya kedengeran di kamar. Belum lagi jika ada guru, saya mau tidak
mau men-silent. Apalagi saat mama saya masih libur waktu itu, sedangkan saya masih ada
tugas. Terkadang mama saya tidak tahu saya sedang belajar, marah-marah karena saya
tidak bantu masak di dapur :(
5. Boros kuota
Kuota memang jadi permasalahan setiap pelajar rupanya, yang hemat kuotanya jadi
gampang boros, dan yang boros jadi ke-double-an. Awalnya saya sebulan hanya
menghabiskan 12 gb, tapi sekarang malah lebih. Yang paling saya hindari yaitu ketika guru
meminta menonton streaming di youtube, ditambah durasinya yang panjang. Belum lagi
jika saya sedang belajar dan tidak paham, saya kembali streaming youtube lagi, sesekali
saya donwload biar hemat.
Dan itu bukan hanya satu permasalahan, saya yang waktu itu sebagai ketua kelas juga
cukup keberatan. Bayangkan saya harus mengumpulkan tugas-tugas teman, menagihnya,
dan menyusunnya di word. Ketika saya kirim totalnya bisa 32 Mb, isinya? Foto tugas semua!
Belum lagi tugas-tugas saya yang lain membuat video, membuat poster, dsb. Sehingga
selain memakan waktu, kuota saya juga ikut termakan.
6. Bosan
Saya akui, saya benci belajar dalam satu ruangan yang berisik. Tapi saya juga seorang yang
hyperaktif kadang-kadang. Ketika saya belajar tatap muka, kalau saya bosan, saya masih
bisa mengobrol dengan teman saya (walaupun ini gak baik ya). Kalau saya tidak paham,
saya bisa berdiskusi dan membuat saya lebih bergairah belajar lagi. Berbanding kalau
dirumah, kalau tidak paham ya google atau gak youtube lagi.
7. Nilai anjlok
Tidak heran jika nilai saya anjlok, sudah saya tidak paham, gairah belajar saya pun ikut turun.
Berbeda sekali jika di sekolah, saya bisa rebutan maju ke depan buat jawab soal, ikut
ngumpul nanya teman yang paham materi, maupun datang pagi-pagi buat ngerjain pr
First, my point of view.
Certainly not!