Anda di halaman 1dari 13

TELAAH KURIKULUM TAHUN 1964

NAMA : Khairunnisa

NIM : A1C418050

Kelas : Regule B 2018

Dosen Pengampu :

1. Prof. Dr. Drs. Aprizal Lukman, M.Pd.


2. Dr. Dra. Evita Anggereini, M.Si.
3. Prof. Dr. Dra. Asni Johari, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, hal ini telah tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1
ayat 19. Kurikulum merupakan alat pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum,
penyelenggaraan pendidikan tidak akan berjalan. Begitu pula sebaliknya, ketika
kurikulum yang telah tersusun sedemikian rupa tidak akan memiliki makna apabila
tidak digunakan dalam proses pendidikan. Hal ini menjadi dasar bahwa kurikulum
memiliki pengaruh yang krusial dalam penyelenggaraan pendidikan.

Perkembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang terjadi pada awal


kemerdekaan tidak lantas terlepas begitu saja dari situasi politik, ekonomi, sosial
budaya yang ada. Meski tidak dipungkiri, pada awal kemerdekaan situasi ekonomi
bangsa Indonesia dan beberapa sektor lain sempat mengalami kemacetan. Keadaan
ekonomi yang seperti ini juga menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun dan
penyelenggaraan pendidikan.

Kurikulum yang digunakan pada awal kemerdekaan yakni Rencana Pelajaran


1947, kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelajaran Terurai 1952, serta lebih
disempurnakan menjadi Kurikulum Rencana Pendidikan 1964. Di penghujung era
Presiden Soekarno. Kurikulum kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964.
Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang
bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah
membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem
solving) (Asri,2017:196).

Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan dalam cara-cara pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan
pemahaman filsafat pada saat itu. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
sektor pendidikan pada awal kemerdekaan merupakan sebuah kajian yang menarik
untuk lebih dipahami. Mengingat hampir 70 tahun Indonesia telah merdeka dan
pendidikan memiliki pengaruh yang besar dalam mengisi kemerdekaan tersebut hingga
saat ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Landasan pengembangan Kurikulum 1964?


2. Bagaimana tujuan pendidikan kurikulum 1964?
3 Apa saja pokok pokok pikiran kurikulum 1964?
4 Bagaimana rencana pendidikan untuk TK dan SD tahun 1964?
5 Bagaimana penyelenggaraan pendidikan kurikulum 1964?
6. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum 1964?
1.3. Tujuan
            Dari rumusan masalah diatas tujuan dari makalah diatas adalah :
1. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum 1964
2. Mengetahui tujuan pendidikan kurikulum 1964
3. Mengetahui pokok pokok pikiran kurikulum 1964
4. Mengetahui rencana pendidikan TK dan SD kurikulum 1964
5. Mengetahu penyelenggaraan pendidikan kurikulum 1964
6.. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 1964
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan pengembangan kurikulum 1964

Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang
pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan
yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar
pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang merdeka dan
berkepribadian memiliki sendiri suatu gambaran manusia yang diinginkan, manusia
yang dicita-citakan dan bagaimana sifat-sifatnya. Dokumen Rencana Pendidikan ini
sepenuhnya dipengaruhi oleh Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1964.

Pada tahun 1964 terjadi perubahan kurikulum. Pendidikan ideologi yang


difokuskan pada Manipol-USDEK, Nasakom, dan semangat revolusi. Mata pelajaran
Kewarganegaraan yang meliputi materi sejarah, ilmu bumi, dan kewargaan negara
(nama baru civics) menjadi penting untuk mengembangkan pendidikan ideologi dan
dimasukkan dalam struktur kurikulum dengan nama Perkembangan Moral. Pendidikan
semakin dianggap penting untuk menanamkan jiwa revolusioner dan Nasakom.
Kurikulum harus berubah untuk lebih menghasilkan generasi revolusioner yang berjiwa
Nasakom (S. Hamid Hasan. 2010: 17).

Kurikulum 1964 tidak bertahan lama. Situasi politik mengalami perubahan pesat
dan terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama G.30.S/PKI. Pada tanggal 11 Maret
1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang
memberikan wewenang kepada Mayjen Soeharto untuk mengamankan ajaran Panglima
Besar Revolusi. Dengan kewenangan yang dimilikinya, Mayjen Soeharto kemudian
membubarkan PKI, sesuai dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura). Manipol-USDEK
dan Nasakom tidak lagi menjadi ideologi negara. Revolusi menemukan titik akhir
perjalanannya. 

2.2 Tujuan pendidikan kurikulum 1964

Tujuan  pendidikan pada kurikulum  tahun 1964  dijabarkan  bahwa Pendidikan di


Indonesia akan  “membentuk manusia Pancasila yang bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan-tujuan Revolusi Nasional sebagaimana sudah digariskan oleh
pemimpin besar Revolusi Bung Karno” (RP 1964 hal 12). Dan sebagai dampak dari hal
tersebut, maka untuk pendidikan TK  maksud dan tujuannya diarahkan kepada
“Mendidik dan membentuk kebiasaan sesuai dengan sifat-sifat manusia sosialis
Indonesia.”.

Melalui tujuan tersebut, sifat yang terutama harus dikembangkan  meliputi:


Gotong royong, Susila dan budi luhur, Menghormati hak orang lain, Kesopanan, Hidup
Sehat, Mengembangkan daya cipta, fantasi, keberanian berbicara, Mengenal dan taat
kepada peraturan yang berlaku, Disiplin dan menghargai waktu, Hidup hemat,
sederhana dan jujur. Jika dilihat dari  tujuan TK yang diharapkan pada Kurikulum ini
maka penekanannya adalah pada kesiapan mental anak,  pemupukan budi pekerti yang
luhur dan memperluas  pengalaman, pembentukan kebiasaan dan kecekatan yang
diperlukan untuk anak dalam kehidupannya sehari-hari.  Sedangkan pada pendidikan
dasar (SD) lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang
disesuaikan dengan perkembangan anak.

2.3 Pokok pokok pikiran kurikulum 1964

Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa,


karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut
Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan
moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada
saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional
praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak (Yulianti,2016:5).
Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin. Selain
itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada hari Sabtu,
siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan
permainan, sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia
pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II
tahun 1960.
1. Pendidikan sebagai pembina Manusia Indonesia Baru yang berakhlak tinggi.
2. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan.
3. Pendidikan sebagai lembaga pengembang Kebudayaan Nasional.
4. Pendidikan sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan, teknik dan
fisik/mental.
5. Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor
bagi kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10 – 100 menjadi huruf A, B, C, dan D.
Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap menggunakan skor 10 – 100. Kurikulum 1964
bersifat separatesubject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima
kelompok bidang studi (Pancawardhana). Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum
1964 adalah sebagai berikut.
I. Pengembangan Moral
1. Pendidikan kemasyarakatan
2. Pendidikan agama/budi pekerti
II Perkembangan kecerdasan
1. Bahasa Daerah
2. Bahasa Indonesia
3. Berhitung
4. Pengetahuan Alamiah
III Pengembangan emosional atau Artistik
1. Pendidikan kesenian
IV Pengembangan keprigelan (keterampilan)
Pendidikan keprigelan
V Pengembangan jasmani
Pendidikan jasmani/Kesehatan

Pancawardhana ini membentuk manusia yang harmonis jasmani dan rokhaninya.


Pendidikan Pancawardhana untuk mengembangkan berbagai aspek kemanusiaan
seorang peserta didik. Peserta didik diharapkan menjadi sesorang yang cinta tanah air,
memiliki moral yang dinyatakan sebagai moral nasional/internasional/keagamaan,
cerdas, memiliki rasa keindahan, trampil, dan sehat jasmani. Prinsip-prinsip
menyangkut hampir seluruh aspek kepribadian manusia. Konsekuensi Pancawardhana
dalam dunia pendidikan sangat jelas. Kurikulum harus diarahkan untuk
mengembangkan kualitas yang dinyatakan dalam Pancawardhana dalam semangat
Manipol-USDEK (Wahyuni,2015:235).

Pendidikan berarti pula mengembangkan kecekatan, keprigelan, agar anak sebagai


menusia mempunyai potensi-potensi tertentu menghargai dan cakap menggunakan
tangannya. Kecekatan yang diperlukan untuk memperoleh kesadaran bekerja harus
dipupuk sejak dini. Dengan menghasilkan karya manusia sehingga dapat memiliki sifat
rajin, teliti, tekun dan sebagainya yang bernilai bagi hidup anak. Selain itu, Pendidikan
juga berarti mengembangkan kecekatan, keprigelan secara harmonis karena aspek-aspek
itu saling mengisi, saling melengkapi dan saling menyempurnakan (Herlina dan Yuke
Indrati, 2010: 38).

Selain berpedoman pada aliran Rekonstruksionisme, Perennialisme dan


Esensialisme, kurikulum dalam kurun waktu 1947-1964 juga dipengaruhi oleh aliran
Progresivisme. Aliran ini merupakan aliran filsafat yang menghendaki adanya
perubahan dalam cara-cara pembelajaran yang menekankan siswa aktif dalam belajar
tersebut (Anik Ghufron, 2008: 07).

2.4 Rencana Pendidikan untuk TK dan SD tahun 1964.

Isi Rencana Pendidikan untuk TK tahun 1964 menekankan 3 hal yaitu: 


1)   Pengembangan dan pemupukan sifat-sifat termasuk pembentukan kebiasaan-
kebiasaan, sebagai manusia Pancasila 
2)  Memperkembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan anak-anak dan
masyarakat di dalam usaha mencipatakan masyarakat adil dan makmur 
3)  Memberikan pengetahuan yang akademis dan fungsional yang memungkinkan anak-
anak dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi 
Ketiga hal tesebut di atas, pada kurikulum 1964 diperinci menjadi tujuan- tujuan
khusus yang harus dicapai pada waktu dan tingkat/kelas tertentu. Struktur rencana
Pendidikan tahun 1964 ini dibedakaan menjadi 3 jenis Rencana Pendidikan  yang
masing-masing mempunyai karakteristik tertentu. Ketiga jenis Rencana Pendidikan
tersbut: 
1)    Jenis RP yang menekankan pada mata pelajaran yang diajarkan. Mata pelajaran
ini didasarkan secara kaku menurut disiplin ilmu. Ilmu bumi dipisahkan dari sejarah
dan kewarganegara. Ilmu alam dipisahkan dari ilmu hewan dan ilmu tumbuh-
tumbuhan dll. RP ini lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan daripada
perkembangan anak. Teknik mengajar dan mendidik yang dilakukan guru
disamaartikan dengan teknik menyampaikan ilmu pengetahuan.  
2)    RP untuk jenis yang kedua menekankan pada anak dan minatnya. Isi dan
struktur RP ditentukan berdasarkan kebutuhan anak. Kebutuhan ini ditentukan oleh
minat anak. Pendidik tidak boleh dan tidak dapat menyusun RP sebelum mengetahui
minat dan apa yang dikehendaki oleh anak anak tersebut.
3)    Jenis RP yang ketiga adalah RP yang mementingkan 3 faktor yaitu, bahan
pelajaran yang diajarkan, anak didik yang berkembang, dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan keperluan masyarakat yang menentukan isi bahan pelajaran
dan arah kenapa anak didik harus berkembang yang selaras dengan filasafat dan
dasar negara.

Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional


praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak. pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang
SD.
2.5 Penyelenggaraan Pendidikan 

1. Sistem Penyajian 

Pada  tujuan Kurikulum1964 menitik beratkan pada pembentukan manusia


Pancasila dan dapat mengembangkan berbagi sifat seperti kekeluargaan, gotong royong
dsb. Fungsi Penyelenggaraan pendidikan di Taman kanak- kanak adalah sebagai alat
untuk menyusun masyarakat Sosial Indonesia di mana setiap anak dapat
mengembangkan bakatnya agar hasilnya dapat disumbangkan kembali untuk
kebahagiaan masyarakat. Sehubungan dengan hal tesebut, maka dalam
penyelenggaraan  pendidikan perlu memperhatikan bahwa  “ belajar” pada anak dengan 
melakukan  permainan-permainan. 

Oleh  karena itu,  tidak mungkin disediakan daftar mainan yang sama yang dapat
digunakan anak untuk setiap minggunya. Setiap anak juga membutuhkan jenis
permainan yang berbeda.  Oleh karena itu, para guru atau pendidik perlu
mempersiapkan terlebih dahulu suatu perencanaan yang dapat dipertanggung jawabkan
terutama dalam hal pemilihan permainan-permainan tersebut, penyusunan rencana
tersebut harus didasarkan pada hasil observasi, organisasi, dan penyesuaian pada hal-hal
yang kita amati pula pada saat itu.  

Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin. Selain
itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnya, pada hari Sabtu,
siswa diberi kebebasan berlatih kegitan di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan
permainan, sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia
pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II
tahun 1960 (Muhammedi,2016:54).
2.  Bentuk Pengelompokkan dan Lama Pendidikan 

Bentuk pengelompokkan anak menurut Kurikulum 1964  dibagi menurut umur,


yaitu: Kelas TK bagi anak yang berumur kurang dari 5 tahun  b.  Kelas persiapan bagi
anak yang lebih dari 5 tahun. Pada masa peralihan  pemerintah telah menyiapkan
rambu-rambu  dan contoh agar memudahkan guru melaksanakan kurikulum ini. Slah
satu contoh yang disiapkan pada masa perlaihan adalah “daftar kesibukan yang
terpimpin” yang disusun secara harian dan  digunakan untuk setiap pengelompokkan
anak yaitu pada kelas persiapan, kelas Taman kanak- kanak A dan B. 

3. Perencanaan Kegiatan Sebagai persiapan guru untuk melaksanakan kegiatan di TK

Perlu disiapkan terlebih dahulu perencanaan kegiatannya. Untuk Kurikulum 1964


perencanaan tersebut disebut  “perencanaan  permainan sehari-hari”.  Rencana harian
yang disusun guru ditulis di papan tulis dan setiap hari diganti. Contoh: rencana harian
pada Kurikulum 1964 adalah Perencanaan yang disiapkan guru ini bersifat luwes dan
kegiatannya juga fleksibel sehingga kegiatan dapat dilakukan di dalam maupun di luar
ruangan. Untuk kegiatan di luar disiapkan bermacam-macam alat permainan yang dapat
digunakan untuk kegiatan motorik yang memungkinkan anak untuk dapat bergerak
bebas dan untuk kegiatan yang bersifat tenang yang berupa berbagai sarana  permainan
konstruksi maupun fantasi seperti bak pasir, bak air, menggambar, melukis dengan
telapak dan jari.

Dapat pula disediakan ban-ban mobil bekas, beberapa peti kosong yang dapat
digunakan anak untuk bermain rumah-rumahan, ataupun peti dengan papan maupun
tempurung kelapa untuk anak melatih keseimbangannya. Untuk kegiatan di dalam
disiapkan sudut-sudut yang tetap yaitu sudut membangun, perpustakaan, sudut boneka,
sudut keluarga, dan untuk anak dapat membuat sesuatu dari bahan alam atau bahan sisa
disiapkan pada beberapa meja/kursi. Kegiatan-kegiatan dapat dilakukan di atas tikar
sehingga dalam kelas tidak perlu banyak disiapkan meja atau kursi sehingga
menghalangi gerak anak.  

Pengaturan penggunaan sudut kegiatan setiap harinya berbeda-beda sehingga guru


perlu menyusunnya dalam prencanaan dengan baik. Misalnya pada sudut keluarga pada
hari senin disiapkan berbagai sarana “masak-masakan”, hari lainnya sarana bemain
“tamu-tamuan” dst. Pada susudt membangn pada hari senin disiapkan sarana agar anak
dapat menciptakan suatu kota lengkap dengan rumahnya. Yang dipentingkan guru
menyiapkan berbagai sarananya agar anak aktif melakukan kegiatan.

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1964

1. Kelebihan kurikulum 1964


Bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana  (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Perubahan struktur
kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1964 merupakan perwujudan
dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama.

2. Kekurangan kurikulum 1964


Masih sentralistik (sistem masih diatur oleh pusat/pemerintah) jadi tiap
satuan pendidikan tidak dapat mengatur sistem pendidikannya secara mandiri.
Jumlah pelajarannya hanya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1964 sebagai
kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. 
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada
siswa di setiap jenjang pendidikan.

 
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penyusunan kurikulum ini agar bangsa yang merdeka dan berkepribadian


memiliki dan dicita-citakan . dilakukan untuk membentuk manusia Pancasila yang
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan-tujuan Revolusi nasional. yang menitik
beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian
dikenal dengan istilah Pancawardhana. Pendidikan untuk TK membentukan kebiasaan-
kebiasaan, sebagai manusia Pancasila,

mencipatakan masyarakat adil dan makmur, memungkinkan anak-anak dapat


melanjutkan pendidikannya ke sekolah-sekolah yang lebih tinggi. diselenggarakan
melalui sistem Penyajian, bentuk pengelompokkan dan lama Pendidikan , pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD, namun masih sentralistik (sistem masih diatur oleh
pusat/pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Anik Ghufran.2008. Filsafat Pengembang Kurikulum, Fondasia Majalah Ilmiah Fondasi


Pendidikan.Fakultas Ilmu Pendidikan.1(9).ISSN 1412-2316.

Asri Muhammad. 2017.Dinamika kurikulum Indonesia. Jurnal Program Studi PGMI.


4(2):193-202.ISSN: 2442-366.

Hamid Hasan, S.2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Herlina & Yuke Indrati. (2010). Sejarah Perkembangan Kurikulum Taman Kanak-
kanak di Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta : Kementerian Pendidikan
Nasional.

Muhammedi. 2016. Perubahan kurikulum di Indonesia: studi kritis tentang upaya


menemukan kurikulum pendidikan islam yang ideal. RAUDHAH. 4(1):49-70.
ISSN: 2338 – 2163.

Wahyuni Fitri.2015. Kurikulum dari masa ke masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia). Al-Adabiya.10 (2): 231-242.

Yulianti dan Nury yuniasih.2016.Buku ajar telaah kurikulum dan aplikasinya dalam
proses belajar mengajar.Malang: CV Media Sutra Atiga.

Anda mungkin juga menyukai