Anda di halaman 1dari 4

Nama : Devi Nur Melati F.

(17030204056) / Problematika U 2017

Tugas Problematika dan Inovasi Pendidikan Biologi

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dengan hakikat sebagai sains yang proses
pembelajarannya tidak lepas dari praktikum dan berpikir. Biologi sebagai bagian dari sains
terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu biologi sebagai proses, produk, dan sikap.
Membelajarkan biologi idealnya mencakup ketiga aspek tersebut. Belajar biologi bukan sekedar
proses transfer ilmu dari guru kepada siswa, tetapi merupakan sebuah proses untuk mencari,
menemukan secara aktif, dan berbagi pengetahuan sehingga terjadi peningkatan pemahaman
(Widyasari et al, 2013).

Pembelajaran biologi yang ideal berakibat pada berkembangnya keterampilan proses


sains (KPS) siswa, tumbuhnya sikap ilmiah, serta meningkatnya hasil belajar. Melakukan
kegiatan sains yang dilandasi oleh pengembangan sikap ilmiah menjadikan belajar menjadi
bermakna. Konsep yang diperoleh melalui pengalaman akan mengendap dalam memori jangka
panjang. Kenyataannya, pembelajaran biologi masih berorientasi pada produk bukan proses.
Keberhasilan pembelajaran hanya diukur dari seberapa banyak konsep-konsep yang mampu
dihapalkan oleh siswa (Widyasari et al, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reeves (2006) menunjukkan bahwa pembelajaran
biologi yang dijumpai di sekolah umumnya lebih mengedepankan pengetahuan daripada
keterampilan dan sikap. Siswa hanya menerima infomasi dari guru, shingga kurang terlibat
dalam proses pembelajaran. Kurangnya partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
dapat mengakibatka siswa lebih mengutamakan kemampuan menghafal dan mengingat, sehingga
hasil belajar kurang optimal. Zaini (2010) menjelaskan bahwa kemampuan mengingat dengan
menemukan konsepnya sendiri dapat bertahan lebih lama daripada mendengarkan dari orang
lain.

Proses menemukan konsep dilakukan melalui kegiatan penyelidikan dan percobaan yang
mampu melatih keterampilan proses peserta didik. Keterampilan proses sains menekankan pada
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengomunikasikan pengetahuan yang telah
diperoleh. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang menggunakan daya pikir dan
kreasi untuk memperoleh pengetahuan dan menerapkannya (Hosnan, 2014). Menurut
Permendikbud No. 104 Tahun 2014, pada kurikulum 2013 dikembangkan dua jenis keterampilan
proses sains yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi
(integrated skills). Keterampilan proses dasar adalah keterampilan-keterampilan dasar yang
meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
dan mengomunikasikan (Dimyati dan Mudjiono, 2013). Sedangkan pada keterampilan proses
terintegrasi mencakup keterampilan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengidentifikasi variabel, merancang penelitian, melakukan percobaan, memperoleh dan
menyajikan data, menganalisis data, dan meyimpulkan (Dimyati dan Mudjiono, 2013). Tahapan
pada keterampilan proses terintegrasi ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
sehingga dapat memudahkan pemahaman konsep-konsep yang rumit (Victoria, 2016).

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran biologi didasarkan dari proses
yang berjalan dalam pembelajaran dan jika siswa belum memahami proses yang ada dalam
biologi maka siswa tidak akan mampu berpikir dalam pemahaman konsep dan
mengaplikasikannya pada kehidupan. Salah satu metode yang dapat menjadikan siswa aktif dan
paham terhadap konsep yang ada adalah metode penemuan terbimbing atau Guided Discovery.
Guided discovery menekankan pada kemampuan siswa untuk memperoleh ilmu dengan
memahami suatu konsep yang berorientasi pada keterampilan proses, selain itu metode ini
membuat siswa belajar secara aktif.

Model Guided discovery learning menganut paham konstruktivisme yang menekankan


pemahaman konsep belajar melalui peran aktif siswa (Hamalik, 2003). Berdasarkan pernyataan
Alfieri dkk (2011) yakni proses penemuan menggunakan metode penemuan terbimbing (Guided
discovery) lebih efektif untuk meningkatkan penemuan konsep siswa daripada penemuan murni,
selain itu bimbingan guru bertujuan bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami tujuan
dan prosedur kegiatan pembelajaran (Ratumanan, 2009).

Peserta didik yang belum terbiasa menggunakan keterampilan prosesnya secara mandiri
membutuhkan bimbingan dari guru, sehingga diperlukan LKPD berbasis penemuan terbimbing
atau guided discovery. Kegiatan dengan menggunakan metode pembelajaran guided discovery
ini akan memberikan bimbingan kepada peserta didik berupa petunjuk baik lisan atau tulisan
melalui guru. Metode guided discovery memiliki langkah kegiatan pembelajaran yaitu orientasi,
merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, pembuktian data, dan menarik
kesimpulan untuk membangun konsep pengetahuan melalui bimbingan (Djamarah dan Zain,
2013).

Materi Fotosintesis pada Kurikulum 2013 termuat dalam KD 3.2 Menjelaskan proses
metabolisme sebagai reaksi enzimatis dalam makhluk hidup dan KD 4.2 Menyusun laporan hasil
percobaan tentang mekanisme kerja enzim, fotosintesis, dan respirasi anaerob. Materi ini
menuntut peserta didik untuk mampu memahami proses metabolisme dan menyusun laporan
hasil percobaan. Hal ini tidak bisa dicapai jika pembelajaran dilakukan tanpa adanya kegiatan
praktikum. Materi fotosintesis bersifat abstrak sehingga diperlukan adanya praktikum untuk
membantu siswa dalam memahami materi tersebut.

Pada beberapa sekolah terdapat sekolah yang belum mengadakan praktikum biologi yang
dijalankan khususnya pada materi fotosintesis, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan
fasilitas yang kurang memadai, hal ini juga menyebabkan banyak siswa kesulitan dalam
memahami konsep biologi terutama pada materi fotosintesis. Hal-hal yang terjadi di atas
menandakan belum tercapainya KD 4.2 yang menuntut siswa untuk dapat menyusun laporan
hasil percobaan tentang mekanisme kerja enzim, fotosintesis, dan respirasi anaerob, sehingga
diperlukan penguatan pemahaman konsep fotosintesis menggunakan praktikum sederhana yang
tidak memerlukan fasilitas maupun alat khusus untuk melakukannya, agar sekolah yang tidak
memiliki fasilitas memadai tetap dapat melakukan praktikum tersebut dengan waktu yang
terbatas, selain itu praktikum fotosintesis juga dapat membantu tercapainya KD 4.2. Siswa yang
belum terbiasa dalam melakukan praktikum ataupun menggunakan keterampilan proses secara
mandiri akan membutuhkan bimbingan dari guru, sehingga diperlukan penerapan LKPD berbasis
penemuan terbimbing atau guided discovery. Pemantapan konsep berbasis penemuan terbimbing
atau guided discovery diketahui dapat membantu siswa dalam memahami konsep fotosintesis
dan dapat membantu dalam mengingat konsep fotosintesis dalam memori jangka panjang, hal ini
dikarenakan pengetahuan yang didapatkan dari penemuan siswa sendiri dapat menjadi
pembelajaran yang bermakna dan dapat diingat oleh siswa tersebut.

Berdasarkan permasalahan dan beberapa penelitian yang telah diuraikan, perlu adanya
penelitian penerapan perangkat pembelajaran dalam bentuk LKPD berbasis guided discovery
dengan judul “Penerapan LKPD Berbasis Guided Discovery untuk Melatihkan Keterampilan
Proses Sains Terintegrasi pada Materi Fotosintesis Kelas XII SMA”.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka diambil penelitian dengan judul “Penerapan LKPD
Guided Discovery untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi pada Materi
Fotosintesis Kelas XII SMA”. Penelitian tersebut dilakukan untuk membantu ketercapaian KD
4.2 pada sekolah yang belum memiliki labolatorium IPA ataupun sekolah yang memiliki fasilitas
terbatas, sehingga praktikum fotosintesis dengan alat sederhana dan dilaksanakan di luar ruangan
dapat membantu mengatasi hal tersebut, serta untuk siswa yang belum terbiasa melakukan
kegiatan praktikum akan dibimbing oleh guru melalui model belajar penemuan terbimbing atau
biasa disebut Guided Discovery.

Judul penelitian yang diambil berada di posisi kuadran dua atau dapat di katakan bahwa
judul penelitian yang diambil dikarenakan adanya kesalahan pada proses/tahap-tahap
pembelajaran sehingga KD 4.2 tidak tercapai, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Penerapan LKPD Guided Discovery untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
pada Materi Fotosintesis Kelas XII SMA” untuk mengatasi permasalahan yang ada di beberapa
sekolah saat ini.

Anda mungkin juga menyukai