Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH

Topic:
Kelompok 2 :
Etnographic Research
Penelitian Etnografi Kadek Gita Amdika Putri/2081611019
Ni Putu Eka Kartika Putri/2081611020
Ni Wayan Diah Puspita Sari /2081611024

Introduction
Pada bab ini, kita akan mempelajari penelitian etnografi yaitu penelitian untuk mempelajari kebudayaan,
dari apa yang spesifik dari penelitian etnografi, bagaimana prosesnya, apa saja prinsip terkait metodologi dalam
jenis penelitian ini, bagaimana cara kerja lapangan, bagaimana cara menganalisa dan interpretasi materi
penelitian dan bagaimana cara menulis dan mengevaluasi penelitian etnografi.

Mind Map [Peta Konsep]

Melakukan
Penelitian Prinsip penelitian
Etnografis metodologi
etnografis

Mengidentifikasi
Proses Menganalisa dan Menulis dan
spesifikasi
penelitian
penelitian menginterpretasi mengevaluasi
etnografi data etnografis etnografis
etnografis

Etnografi sebagai Sebuah Penelitian tentang Budaya dan Pemahaman Budaya

Etnografi merujuk pada metodologi riset yang dikembangkan untuk mempelajari budaya dan pemahaman
budaya. Akar historis penelitian etnografi ada pada penelitian antropologi. Peneliti berada di antara partisipan
dengan tujuan memahami budaya dibagikan orang-orang.Saat ini, penelitian etnografi dapat dilakukan dimana
saja, termasuk organisasi formal, informal, tempat perbelanjaan dll.

Perspektif Emic : Peneliti etnografi ingin memperoleh perspektif emic atau sudut pandang orang dalam
atas kejadian dalam budaya. Sudut pandang emic ini merupakan bagian dari tradisi penelitian antropologi, yang
sangat berbeda dengan perspektif etic yang biasa digunakan dalam penelitian. Namun, beberapa peneliti
etnografi mengklaim bahwa perlu untuk mengkombinasikan perpsektif emic dan etic dalam penelitian.

Perhatian terhadap bahasa dan retorik: Seperti riset kualitatif lainnya, etnografi juga sangat memperhatikan
bahasa dan retorik dalam kaitannya dengan budaya. Apa yang dikatakan seseorang dan apa yang mereka tidak
katakan membuat sebuah makna dan nilai dalam kehidupan sosial.

Page | 1
Beberapa versi dari penelitian etnografi : Terdapat debat yang masih berlangsung tentang apa yang
dapat dikatakan sebagai penelitian etnografi dan bagaimana merepresentasikan lapangan (Van Maanen, 1995),
sehingga muncul banyak versi dari penelitian etnografi. Antara lain:
 Critical Ethnography & Feminist Ethnography, yaitu didasari oleh critical theory dan feminist theory
 Autoethnography, merujuk pada perspektif pribadi dan reflektif peneliti yang dibawa ke dalam
pekerjaannya
 Virtual Ethnography, mengacu pada pendekatan penelitian etnografi yang dilakukan dalam pengaturan
online (Internet)
 Current Ethnography, pendekatan yang mensyaratkan peneliti untuk mobile karena peneliti akan meneliti
orang-orang pada tempat fisik.

Penelitian etnografi yang terkait bisnis : Penelitian – penelitian terkait manajemen dan organisasi yang
fokus pada bagaimana setting pekerjaan berkaitan dengan situasi dan tindakan sehari – hari melahirkan
metodologi spesifik yang disebut etnografi organisasi.
Etnografi organisasi memberikan deskripsi yang mendalam pada topik yang luas dalam manajemen dan
organisasi, seperti: aksi manajemen, budaya organisasi, praktek sumber daya manusia, emosi pekerja, dan
gangguan seksual.

PROSES PENELITIAN ETNOGRAFI


 Peneliti dapat memilih situs lapangan terlebih dahulu, setelah itu membuat pertanyaan riset atau
sebaliknya. Namun, apapun pilihannya, berhati-hatilah agar pertanyaan penelitian menyentuh sesuatu
yang penting tentang kehidupan sosial dan budaya di lapangan yang diminati.
 Setelah memilih situs lapangan yang potensial, peneliti perlu bernegosiasi tentang akses, termasuk
mendapatkan ijin mengunjungi situs untuk tujuan riset.
 Peneliti biasanya memulai dengan observasi kemudian dilengkapi dengan data lainnya, seperti
wawancara dan dokumen
 Peneliti terlibat dalam observasi partisipan. Untuk memfasilitasi proses ini, peneliti harus belajar
bagaimana berinteraksi dengan orang – orang di lapangan dan bagaimana caranya membuat catatan
yang berguna dan reliabel terkait dengan detil yang terjadi di lapangan.
 Etnografi tertulis yang lengkap biasanya menambahkan debat teori, sehingga teori sangat penting bagi
penelitian etnografi.

PRINSIP METODOLOGI PENELITIAN ETNOGRAFI

a. Naturalisme
Menurut naturalisme, tujuan penelitian adalah untuk menangkap sifat objektif dari tindakan manusia yang
terjadi secara alami. Argumennya adalah bahwa ini hanya dapat dicapai melalui kontak langsung dan
intensif, bukan melalui apa yang dilakukan orang dalam lingkungan eksperimental dan buatan, atau
dengan apa yang dikatakan orang dalam wawancara.
b. Pemahaman
Argumen yang bertentangan dengan naturalisme mensyaratkan bahwa peneliti dapat menjelaskan objek
penelitian, peneliti mempelajari sesuatu yang benar-benar asing bagi peneliti. Penting bagi peneliti
mempelajari budaya kelompok peneliti sebelum dapat memberikan penjelasan untuk tin dakan para
anggotanya.
c. Induksi
Ahli etnografi mendukung proses penelitian berbasis induktif dan berbasis penemuan yang berfokus
pada 'interpretasi lokal'. Jika peneliti mendekati komunitas dengan seperangkat model teoritis, konsep

Page | 2
atau proposisi yang telah ditentukan, mereka mungkin gagal untuk menemukan sifat khas dan
kontekstual dari komunitas tersebut.

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN ETNOGRAFI

a. Menentukan apakah etnografi merupakan desain yang paling tepat digunakan untuk mempelajari
permasalahan riset yang dimaksud. Etnografi sangat tepat digunakan jika kebutuhannya adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana kelompok kebudayaan berjalan dan untuk mengeksplorasi berbagai
keyakinan, bahasa, perilaku, dan persoalan yang mereka hadapi misalnya masalah kekuasaan,
perlawanan, dan dominasi.
b. Mengidentifikasi dan menentukan suatu kelompok berkebudayaan sama yang hendak dipelajari.
Biasanya, kelompok ini adalah kelompok yang para anggotanya telah hidup bersama dalam waktu yang
lama, sehingga bahasa, pola perilaku, dan sikap mereka telah terbentuk menjadi pola yang dapat dilihat.
c. Etnografer harus menemukan satu atau lebih individu yang dapat mempersilahkan peneliti masuk
kedalam kelompok tersebut yaitu gatekeeper atau informan penting.
d. Menyusun rangkaian aturan atau teori tentang bagaimana kelompok berkebudayaan sama tersebut
berjalan sebagai hasil akhir dari analisis ini. Hasil akhimya adalah potret kebudayaan yang holistik dari
kelompok tersebut vang mencakup pandangan dari para partisipan dan juga pandangan dari peneliti.

MELAKUKAN PENELITIAN ETNOGRAFI

a. Memilih Situs Lapangan


Penelitian etnografi sering dimulai dengan memilih situs lapangan, kemudian membuat pertanyaan
penelitian panduan yang sesuai dengan situs tertentu. Kerja lapangan etnografi biasanya dimulai dengan
observasi partisipan, yang kemudian dilengkapi dengan data lain.
b. Pengamatan Partisipan
Pengamatan partisipan adalah metode pengumpulan data sentral dalam penelitian etnografi.
Tantangannya adalah untuk menggabungkan partisipasi dan pengamatan dengan cara yang
memungkinkan pemahaman situs sebagai orang dalam sambil menggambarkannya kepada orang luar.
c. Wawancara Etnografi
Studi etnografi dapat secara terpusat didasarkan pada naratif terbuka, atau wawancara riwayat hidup,
yang juga dapat disebut 'wawancara etnografi'. Ahli etnografi melengkapi apa yang mereka pelajari
melalui observasi partisipan dengan mewawancarai orang-orang yang dapat membantu mereka
memahami kelompok atau kelompok yang mereka teliti.
d. Dokumen Situs
Peneliti dapat menggunakan dokumen situs untuk mempelajari tentang masalah umum yang mungkin
mempengaruhi situs lapangan, atau mereka dapat memberi tahu peneliti bagaimana peserta studi
mempresentasikan diri mereka kepada orang lain. Dokumen situs menyediakan informasi demografis dan
dokumentasi peristiwa bersejarah.
e. Catatan Lapangan
Saran umum adalah bahwa catatan lapangan harus ditulis baik selama tinggal di lapangan atau sesegera
mungkin setelah meninggalkan lokasi lapangan.
f. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data Etnografi
Analisis melibatkan wawasan kreatif dan perhatian yang cermat terhadap tujuan studi peneliti. Pada
beberapa tahap proses penelitian, peneliti berhenti mengumpulkan data dan mengalihkan perhatian
secara lebih penuh dan sistematis ke analisis.

Page | 3
PENULISAN DAN EVALUASI PENELITIAN ETNOGRAFI

a. Menggunakan Bentuk Naratif


Laporan penelitian etnografi yang menarik dan dapat dibaca memberikan deskripsi yang cukup untuk
memungkinkan pembaca memahami analisis, dan analisis yang memadai untuk memungkinkan pembaca
memahami interpretasi dan penjelasan yang disajikan. Pastikan bahwa poin yang peneliti sajikan sebagai
bukti didasarkan pada data peneliti. Untuk memahami penelitian, pembaca perlu melihat jalur dari
deskripsi, analisis dan interpretasi, hingga hasil dan kesimpulan dalam laporan penelitian.
b. Memposisikan Diri dalam Teks
Karena proses penelitian etnografi dan bukti yang disajikan melibatkan peneliti secara intensif, yang
terbaik adalah menggunakan formulir orang pertama saat menulis laporan penelitian. Penulisan etnografi
paling baik digambarkan sebagai menggugah, deskriptif dan hidup. Ini adalah tulisan akademis, tetapi
juga membutuhkan kreativitas dalam memberikan adegan, pemandangan, bau, perasaan, pengalaman,
dan orang-orang yang hidup seperti mungkin.

TANTANGAN ETNOGRAFI

a. Peneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari sistem sosial budaya,
dan konsep yang biasanya diekplorasi oleh mereka yang sedang mempelajari kebudayaan.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi cukup lama.
c. Narasinya ditulis dalam pendekatan literer, hamper seperti penuturan cerita yang mungkin akan
membatasi audiensi dari karya tersebut.
d. Terdapat kemungkinan peneliti menjadi pribumi atau terancam gagal dalam studi tersebut.

DAFTAR REFERENSI

Paivi Eriksson dan Anne Kovalainen. 2008. Qualitative Methods in Business Research. London: SAGE
Publications Ltd.

Page | 4
RINGKASAN REVIEW ARTIKEL
Artikel yang digunakan sebagai reviu:
Sujoko, Efferin dan Trevor Hopper. (2007). Management control, culture and ethnicity in a Chinese Indonesian
company. Accounting, Organizations and Society. 32. 223–262. doi:10.1016/j.aos.2006.03.009
1. Area of Interest
Penelitian ini berada pada ranah Akuntansi Manajemen, lebih spesifik pada Management Control System
(MCS). Peneliti memiliki keinginan untuk mempelajari aspek sosial budaya dalam MCS pada perusahaan
yang dimiliki oleh etnis China di Indonesia, terlebih lagi para pekerjanya mayoritas adalah warga pribumi.

2. Phenomena
Etnis China di Indonesia memiliki mayoritas perusahaan privat domestic di Indonesia, walaupun
merupakan etnis minoritas. Selain itu, Etnis China di Indonesia juga mengalami diskriminasi dan penindasan
politik.
Indonesia, negara yang memiliki banyak suku bangsa memandang etnis sebagai sumber identitas
kelompok dan dapat menjadi sumber dari tindakan. Dalam budaya Tionghoa terdapat dasar budaya yang
dinamakan “Konfusianisme”, penerapan budaya tersebut di perusahaan Indonesia cukup menarik diteliti,
terlebih lagi di perusahaan Indonesia banyak mempekerjakan warga pribumi, maka terdapat aspek interaksi
antara budaya yang juga menarik bagi peneliti.

3. Theoritical Foundation, Research Gap, and Research Question (Statement)


Fondasi Teori : Studi ini menggunakan metode etnografi, dikombinasikan dengan metode grounded
theory. Untuk mendefinisikan MCS, peneliti menggunakan Model Merchant (1998). Model Merchant ini
membedakan 3 (tiga) tipe kontrol yaitu hasil, tindakan dan personel.

Research Gap : Ada minat yang cukup besar tentang apakah budaya nasional menghasilkan sistem
kendali yang berbeda. Namun, penelitian ini diliputi oleh teori dan kontroversi metodologis dan hasil yang
tidak konsisten dan bermasalah. Bhimani (1999) mengemukakan dua pendekatan konseptual utama yang
digunakan hingga saat ini, yaitu structural contingency dan culture based ideational theories, perlu dilengkapi
dengan teori efek sosial, sosiologi kelembagaan baru, dan sejarah akuntansi 'baru'.

Pertanyaan riset : Pertanyaan riset diungkapkan secara eksplisit, yaitu “How does the socio-cultural
environment of Chinese Indonesian businessmen influence the design and operation of their company’s MCS.
Is it a consequence of Confucian values, Javanese values, ethnic differences, state threats, or best business
practice?”

4. Methodology
Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan menggunakan pendekatan etnik. Peneliti
sebelumnya terlibat dengan MCS dan mempelajari kultur Cina (p.232). Model penelitian berasal dari ulasan
budaya, etnisitas, dan MCS. Penelitian cenderung observasi partisipan 'moderat' daripada penelitian
'tindakan' untuk menyeimbangkan partisipasi dan observasi, jadilah orang dalam dan orang luar dan
mencegah dilusi partisipasi analisis kritis (p.234).

5. Data and Method


Data yang digunakan yaitu data primer berupa hasil observasi dan wawancara, serta data sekunder
berupa dokumen-dokumen terkait. Wawancara lebih lanjut diadakan dengan lima pengusaha Cina dari yang

Page | 5
lain perusahaan, empat pengusaha pribumi yang berurusan dengan bisnis Cina, dan Islam pribumi intelektual
(p.234).

6. Findings
Preferensi pemilik Cina mengendalikan perilaku melalui kontrol personel dan perilaku, adanya partisipasi
anggaran yang rendah, pola sentralisasi, kontrol subyektif daripada objektif, dan untuk sementara beberapa
bonus terkait dengan hasil dan penggunaan bonus kelompok belum terjelaskan. Tidak dapat dipastikan
apakah manajer Cina menunjukkan orientasi jangka panjang mengenai perencanaan dan penghar gaan
(p.223).

7. Conclusions
Budaya Indonesia secara umum dan di dalam perusahaan Teman beragam, dan budaya Tiongkok
bukanlah kesatuan. Keterbatasan studi akuntansi statis yang mengabaikan bagaimana dan mengapa budaya
berinteraksi secara dinamis. Studi akuntansi gagal menghubungkan nilai kembali ke sosialisasi atau
meneruskan aksi (p.256).

8. Recomemendations
Studi yang didasarkan pada etnografi dapat mengidentifikasi isu dan konsep dari bawah ke atas untuk
meningkatkan survei karena menawarkan detail yang lebbih lengkap serta tidak dapat ditangkap oleh survei
atau studi laboratorium.

9. Further Researches
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teori dan metode trianggulasi ini dan menghindari keistimewaan
kuantitatif daripada kualitatif atau etik atas emik. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan kebudayaan
etnis lain agar dapat dibandingkan hasilnya dengan penelitian ini.

Page | 6

Anda mungkin juga menyukai