Anda di halaman 1dari 11

EKUITAS

DI SUSUN :

1. Selpia Wulan Dari (A1C118141)


2. Tia Mawaddah (A1C118145)
3. Wahyuni (A1C118147)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
PEMBAHASAN

Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :

“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.

1. Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas
dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran
dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran tambahan dan
komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas Pemegang Saham

Modal Setoran Laba Lain-lain


ditahan

Modal Yuridis Modal setoran


lain

a.Penerbitan saham baru a.Premium modal saham a.Laba rugi


b.Kapitalisasi laba b.Penjualan saham treasuri b.Dividen
ditahan c. Penyerapan defisit c. Rekapitalisasi
c. Dividen saham d.Deklarasi dividen d.defisit
d.Konversi obligasi atau likuidasi e.koreksi
saham istimewa e.Restrukturisasi kapital f. perubahan
e.Stock subscriptions f. Revaluasi aset akuntansi

Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya

1) Modal Setoran;
2) Modal Yuridis;

TEORI AKUNTANSI 2
3) Modal Setoran Lain;
4) Modal Bentukan atau Laba Ditahan;
5) Laba atau rugi (dari statement laba rugi);
6) Dividen;
7) Rekapitalisasi;
8) Defisit;
9) Koreksi;
10) Perubahan akuntansi.
2. Tujuan Penyajian Ekuitas

Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan
penyajian informasi tersebut kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya,
tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen
(Suwardjono 2005).

Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas
pemegang saham tersebut minimal adalah :

1) Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.


2) Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal
setoran kepada pemegang saham.
3) Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.
3. Modal Setoran Dan Laba Ditahan

Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun
ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba
tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan
demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus
digabungkan dengan modal setoran (Suwardjono 2005). Terdapat beberapa komponen
yang membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:

a) Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham;


b) Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen;
c) Jumlah rupiah yang timbul akibat revaluasi aset fisis tertentu;
d) Jumlah rupiah donasi dari pihak non-pemegang saham;

TEORI AKUNTANSI 3
e) Sumber lainnya.

Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indicator daya melaba sehingga laba
ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya
ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting
secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap
dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat
ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu,
laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian dividen.

o Modal Yuridis

Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus
ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan
terhadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus
mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan untuk
menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal”
yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.

o Modal Setoran Lain

Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah
penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat
digunakan sebagai sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak sebagian pun dari
jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal setoran kecuali
jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan proses kapitalisasi
yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah ini.

4. Perubahan Modal Setoran

Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan
secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi
operasi. Dalam kenaikan modal setoran, pembedaan ini bermanfaat untuk mencegah
memperlakukan kenaikan akibat modal sebagai laba sehingga timbul kesan adanya

TEORI AKUNTANSI 4
jumlah yang tersedia untuk pembagian dividen (Suwardjono 2005). Berbagai sumber
yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah :

a) Pemesanan saham;
b) Obligasi terkonversi atau berhak-tukar;
c) Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar;
d) Dividen saham;
e) Hak beli saham;
f) Opsi saham;
g) Waran;
h) Saham treasuri.

Sedangkan tujuan utama modal setoran lain, dalam Suwardjono telah disebutkan bahwa
untuk membedakan secara tegas perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan
akibat transaksi modal. Pembedaan ini bertujuan untuk mencegah memperlakukan
akibat kenaikan transaksi modal sebagai laba. Berbagai sumber yang dapat mengubah
modal setoran yaitu pemesanan saham, obligasi terkonversi, saham istimewa, dividen
saham, hak beli saham dan saham treasuri.

5. Perubahan Laba Ditahan

Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode
berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :

a) Penyesuaian periode-lalu;
b) Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya;
c) Pengaruh perubahan akuntansi;
d) Kuasi-reorganisasi.
6. Penyajian Modal Pemegang Saham

Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami
defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi.

Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan :

a) Urutan penyerapan rugi;


b) Pendapatan kotor;

TEORI AKUNTANSI 5
c) Laba bersih;
d) Laba ditahan;
e) Premium modal saham;
f) Modal saham.

Urutan menerima distribusi asset :

a) Karyawan dan pemerintah;


b) Kreditor berjaminan;
c) Kreditor tak berjaminan;
d) Pemegang saham prioritas;
e) Pemegang saham biasa.

Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :

a) Karyawan dan pemerintah;


b) Kreditor berjaminan;
c) Kreditor tak berjaminan;
d) Pemegang saham prioritas;
e) Pemegang saham biasa.
7. Perincian Laba Ditahan

Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan


langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :

a) Perincian atas dasar sumber;


b) Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
o Definisi ekuitas secara sintatik

Ekuitas atau modal (equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan

kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Karena ekuitas mengandung

unsur pemilikan (ownership), untuk organisasi non-profit ekuitas disebut sebagai asset

bersih (net-assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan.

TEORI AKUNTANSI 6
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan

kewajiban yang ada dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan

tersebut.

o Definisi ekuitas secara sematik

Jika dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan

“utang” perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang

saham dapat dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan

pemegang saham.

Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisis dan konseptual antara manajemen dan

pemilik. Ekuitas pemegang saham (ekuitas) menggambarkan hubungan yuridis antara

perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua

komponen penting yaitu :

1. Modal setoran;

2. Laba ditahan.

Modal setoran dipecah menjadi modal yuridis dan modal setoran lain. Ekuitas

didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas asset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan semantic

karena keperluan untuk mempertahankan atrikulasi statement keuangan. Ekuitas

mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi non-bisnis ekuitas

sering disebut sebagai asset bersih.

Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal yaitu atas penyelesaian klaim, hak

penggunaan asset dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar

TEORI AKUNTANSI 7
konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan

yang terpisah dari manajemen.

Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan

suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya, sedangkan laba

ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan asset,

modal setoran merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan

asset, modal setoran merupakan perubahan asset dalam rangka pendanaan (transaksi

modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan asset dalam rangka produksi

(transaksi operasi).

Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukkan oleh

keseluruhan dana yang disetor (modal disetor) tanpa memperhatikan adanya modal

yuridis atau modal saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak

lain. Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis.

Akan tetapi, secara konseptual modal yurudis dan modal setoran lain harus ditotal

untuk menunjukkan modal setoran yang harus dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi

akuntansi, yang mendasarkan diri ada konsep dasar substansi diatas bentuk, ekuitas

pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara ekonomik tertanam dalam

perseroan termasuk laba ditahan.

Modal setoran dapat bertambah karena :

1. Pemesanan saham;

2. Konversi status obligasi;

3. Konversi status saham istimewa;

4. Dividen saham;

5. Hak beli saham.

TEORI AKUNTANSI 8
Transaksi yang menyangkut hal-hal tersebut merupakan transaksi modal sehingga dapat

melibatkan laba ditahan.

Modal setoran dapat berkurang karena saham treasuri. Masalah yang berkaitan dengan

saham treasuri adalah :

1. Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap mempengaruhi modal setoran dan

laba ditahan;

2. Pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual

kembali.

Dua konsep dapat diterapkan dalam transaksi treasuri yaitu :

1. Konsep satu transaksi

Konsep ini disebut juga dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang

dibayarkan dianggap seakan-akan merupakan kos pembelian saham trasuri.

Disebut satu transaksi karena pembelian saham treasuri dan penjualannya

kembali dianggap satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan dianggap

sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan

transaksi saham treasuri tersebut.

2. Konsep dua transaksi

Dengan konsep ini, pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap

sebagai likuidasi ekuitas pemegang saham. Sedangkan penjualan kembali saham

treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru. Konsep ini disebut pendekatan

nominal (par-value approach) karena harga penarikan atau penjualan kembali

ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya, baik dalam penarikan atau

penjualan, dikompensasi ke modal setoran lain (excess of paid-in capital over par

TEORI AKUNTANSI 9
stock atau agio saham) seluruhnya atau sebatas porsi modal setoran lain mula-

mula dan selisihnya dikompensasi ke laba ditahan.

Beberapa pos yang menjadi potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan dilaporkan

sebagai penyesuai laba ditahan adalah :

1. Penyesuaian periode lalu;

2. Koreksi kesalahan;

3. Pengaruh perubahan akuntansi.

Secara umum, perubahan akibat ketiga komponen pertama dilakukan sebagai transaksi

operasi sehingga dilaporkan dalam statement laba-rugi.

1. Kuasi-reorganisasi

Kuasi-reorganisasi akan mempengaruhi laba ditahan secara langsung. Kuasi-

reorganisasi dilakukan apabila terdapat deficit yang cukup besar tetapi perusahaan

masih berjalan baik dan mempunyai prospek yang baik pula. Hal ini dilakukan

untuk mengatasi keadaan yang disebut bangkrut secara teknis sehingga

perusahaan bebas dari kemungkinan bangkrut atau failit secara hukum yang

mengarah ke likuidasi.

Penyusun kembali struktur ekuitas pemegang saham melalui kuasi-reorganisasi

menempatkan perusahaan dalam posisi baru berdiri (fresh start). Statement

keuangan untuk tahun terjadinya kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan

rincian jumlah yang membentuk struktur modal yang baru. Laba ditahan sebelum

reorganisasi tidak dapat diteruskan lagi untuk laba ditahan dalam neraca setelah

reorganisasi harus dibeli mulai tanggal terbentuknya (tanggal reorganisasi).

Kuasi-reorganisasi hanya dapat dilakukan jika syarat-syarat tertentu dipenuhi.

TEORI AKUNTANSI 10
2. Laba komprehensif

Pemisahan yang tegas antara transaksi operasi (non-pemilik) dan transaksi

pemilik yang berakibat pemisahan secara tegas antara modal setoran dan laba

ditahan mempunyai konsekuensi bahwa segala perubahan yang berkaitan dengan

operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statement laba-rugi. Hal ini menjadi

landasan penyajian laba dengan :

a. Pendekatan semua termasuk

Pendekatan ini hanya memasukkan ke dalam statement laba-rugi pos-pos

operasi yang dianggap berkaitan dengan tahun berjalan dan penggunaan

asset (sumber ekonomik) untuk mencapai tujuan utama. Pendekatan ini

menekankan makna periode sekarang atau berjalan (current) dan operasi

dalam arti sempit.

b. Pendekatan kinerja sekarang

Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas antara transaksi operasi

dalam arti luas dan transaksi modal. Dengan kata lain, yang diperhitungkan

sebagai laba dan disajikan melalui statement laba-rugi adalah pos akibat

transaksi non-pemilik. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar

kontinuitas usaha yang mengandung statement laba-rugi merupakan

penggalan aliran operasi (pendapatan dan biaya) dalam jangka panjang.

REFRENSI :

Suwardjono.2014.Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan, Ed 3.Bpfe.Yogyakarta

TEORI AKUNTANSI 11

Anda mungkin juga menyukai