Konsep Gaya
Salah satu cara yang mudah dalam mengukur gaya adalah dengan menggunakan perubahan
bentuk pegas.
Gambar 2. Sifat vektor dari gaya diuji dengan pegas berskala (Sumber: Serway, 2014)
Berdasarkan Gambar 2a di atas, pegas memanjang ketika gaya diberikan, dan penunjuk pada
skala menampilkan perpanjangan pegas. Perpanjangan pegas ini dikalibrasikan dengan gaya
acuan F1−→ sebagai gaya yang menghasilkan bacaan 1,00 cm. Pengukuran gaya lainnya akan
menunjukkan skala yang sesuai dengan kalibrasi yang dilakukan seperti yang ditampilkan oleh
Gambar 2b. Gambar 2c menunjukkan kombinasi dua gaya kolinier yang merupakan jumlah
masing-masing gaya. Sementara itu, untuk gaya-gaya yang tidak kolinier maka berlaku
penjumlahan gaya berupa penjumlahan vektor. Sebagai contoh pada Gambar 2d, gaya-gaya yang
bekerja pada benda saling tegak lurus sehingga sesuai penjumlahan vektor maka resultan
gayanya dapat ditentukan menggunakan persamaan ∣∣∣F→1∣∣∣=F21+F22−−−−−−−√
Singkatnya, total gaya yang bekerja pada suatu objek diberikan oleh penjumlahan vektor seluruh
gaya
F→total=∑Ni=1F→i=F→1+F→2+...+F→N
dimana ≡ bermakna "terdefinisi sebagai". Secara matematis, penjumlahan ini disebut
sebagai superposisi gaya.
Gravitasi
Tarikan suatu planet terhadap suatu objek pada atau di dekat permukaannya disebut sebagai gaya
gravitasi. Agen gaya gravitasinya adalah seluruh planet. Gravitasi bekerja pada seluruh objek
baik yang bergerak atau diam. Simbol gaya gravitasi adalah FG−→.
Benda yang diam di permukaan suatu planet, beratnya merupakan nilai FG dari gaya gravitasi.
Akan tetapi, berat dan gaya gravitasi tidaklah sama, demikian pula berat dan massa.
Gaya Pegas
Pegas melakukan gaya kontak yang paling lumrah. Pegas dapat mendorong (ketika tertekan) dan
menarik (ketika teregang). Pada peristiwa tertekan dan teregang, ekor vektor gaya ditempatkan
pada partikel pada diagram gaya.
Gambar 4. Penggambaran gaya pada sistem pegas
Ketika suatu tali atau kawat menarik suatu benda, ia melakukan gaya kontak yang disebut
sebagai gaya tegang tali/tegangan yang umumnya disimbolkan sebagai T→. Arah tegangan
selalu paralel dengan tali. Jika dilihat melalui mikroskop, tali terbuat dari atom-atom yang
tergabung akibat ikatan molekuler. Ikatan molekuler bukanlah hubungan yang kaku antar atom
tetapi lebih seperti pegas-pegas kecil yang saling bergandengan. Dengan demikian, tegangan
pada tali dan tegangan yang dialami objek pada ujung tali merupakan total gaya pegas yang
dilakukan oleh jutaan bahkan milyaran pegas mikroskopik.
Gaya Normal
Gaya yang dilakukan pada objek yang menekan permukaan dengan arah tegak lurus terhadap
permukaan. Ahli matematika merujuk pada garis yang tegak lurus permukaan
sebagai normal permukaan. Agar tetap mempertahankan istilah ini, gaya normal didefinisikan
sebagai gaya yang dilakukan oleh suatu permukaan terhadap suatu benda yang menekan
permukaan dan biasanya disimbolkan sebagai n→.
Gaya Gesek
Gaya gesek, seperti gaya normal, dilakukan oleh permukaan. Jika gaya normal tegak lurus
terhadap permukaan, gaya gesek selalu bersinggungan terhadap permukaan. Terdapat dua jenis
gaya gesek:
Gaya gesek kinetik yang disimbolkan sebagai fk→ muncul ketika benda bergeser di
permukaan yang "melawan gerak". Artinya, gaya gesek kinetik berarah berlawanan vektor
kecepatan v→.
Gaya gesek statis disimbolkan fs→ merupakan gaya yang mempertahankan benda diam
di permukaan dan mencegah gerak. Arah gaya gesek berlawanan dengan arah
objek akan bergerak jika tidak ada gesekan. Yakni, menunjuk ke arah yang dibutuhkan
untuk mencegah gerak.
Hukum 1 Newton
"Jika suatu benda tidak berinteraksi dengan benda lain, dapat diidentifikasi suatu kerangka acuan
dimana benda mengalami percepatan nol."
Lalu, bagaimana dengan Bumi? Silahkan didiskusikan di forum diskusi dengan menambah topik
baru.
Pernyataan Hukum 1 Newton tentang gerak yang lebih praktis adalah sebagai berikut.
"Dengan ketiadaan gaya eksternal dan ketika dilihat dari kerangka acuan inersia, suatu benda
yang diam tetap diam dan sebuah benda yang bergerak tetap bergerak dengan kecepatan konstan
(yakni, kelajuan konstan dalam suatu garis lurus)."
Dengan kata lain, ketika tidak ada gaya yang bekerja pada suatu benda, percepatan
bendanya tersebut adalah nol. Berdasarkan hukum pertama, dapat disimpulkan bahwa
sebarang objek terisolasi (yakni yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya) adalah diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan. Kecenderungan suatu benda melawan percobaan untuk
merubah kecepatannya disebut sebagai inersia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
sebuah objek yang dipercepat pasti mengalami suatu gaya. Sebaliknya, dari hukum pertama,
dapat didefinisikan gaya sebagai sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak suatu objek.