Anda di halaman 1dari 17

Percobaan 5

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK DASAR

ANALISIS KATION GOLONGAN III

OLEH:
KELOMPOK 3

Nama Pratikan
Chandra Wijayanti (160332605899)*
Dwi Radon Olivia (160332605840)
Eka Wulandari (160332605823)
Janis Khafidzul Luthfi (160332605849)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
A. Judul Percobaan
Analisis Kation Golongan III

B. Tujuan
1. Memisahkan kation-kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III
2. Memisahkan kation-kation Mn, Al, Fe dan Cr sebagai kation golongan IIIA
3. Memisahkan kation-kation Ni, Co, dan Zn sebagai kation golongan IIIB
4. Mengidentifikasi kation-kation golongan IIIA dan golongan IIIB dengan pereaksi
spesifik

C. Dasar Teori
Analisa kualitatif adalah suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat
atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang
dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimianya. Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur. Yang kemudian diperuntukkan untuk menganalisa komponen atau jenis zat yang ada
dalam suatu larutan. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal
(satu kation dan satu anion) atau zat majemuk atau campuran (lebih dari kation dan anion)
memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis,
tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat atau cair maka perlu dicari pelarut yang
sesuai.
Analisis kualitatif kation secara sistematis telah berkembang cukup lama. Penggolongan
kation telah dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius pada tahun 1897, yang dikenal dengan
metoda H2S. Beberapa modifikasi telah dilakukan untuk memudahkan pemisahan dan
pengidentifikasian kation-kation dalam suatu sampel.
Penggolongan dan pemisahan kation didasarkan pada kemampuan kation membentuk
suatu endapan (yang memenuhi nilai Ksp). Tahapan di dalam penggolongan dan pemisahan
kation adalah uji pendahuluan, pemisahan golongan, pemisahan kation dalam satu golongan,
dan uji identifikasi.
Kation golongan III umumnya tidak bereaksi dengan HCl maupun H2S dalam suasana
asam mineral. Namun kation- kation pada golongan ini dapat membentuk endapan dengan
pereaksi (NH4)2S dalam suasana netral atau ammoniakal.
Kation-kation yang masuk ke dalam golongan III adalah Mn(II), Al(III), Fe(III), Cr(III),
Ni(II), Co(II), dan Zn(II). Kation golongan III dibedakan menjadi kation golongan IIIA dan
kation golongan IIIB. Kation golongan IIIA (Mn2+, Al3+, Fe3+, Cr3+) diendapkan sebagai
hidrok- sida, sedangkan kation golongan IIIB (Ni2+, Co2+, Zn2+) dapat diendapkan sebagai
sulfida dalam suasana amoniakal. Filtrat dari pemisahan golongan II dipanaskan terlebih
dahulu untuk menghilangkan kelebihan H2S-nya. Penambahan air brom terhadap filtrate atau
sentrat dari pemisahan golongan II berguna untuk mengubah kation Mn 2+ menjadi bentuk
anionnya menjadi MnO4- yang berwarna violet atau ungu. Setelah filtrat atau sentrat bebas
dari pengaruh HCl, H2S, dan fosfat, lalu ditambah dengan perekasi NH 4OH berlebih sehingga
diperoleh endapan yang sukar larut dan tidak membentuk senyawa kompleks pada kelebihan
NH3-nya. Endapan ini merupakan endapan kation golongan IIIA yang terdiri atas; Mn(OH) 2
(merah daging), MnO4- (ungu atau violet), Al(OH)3 (putih), Fe(OH)3, dan Cr(OH)3 (hijau
kebiruan). Sedangkan untuk kation golongan IIIB dapat diperoleh dari filtrate atau sentrat
hasil pemisahan kation golongan IIIA ditambah lagi dengan NH4OH sehingga bersifat basa,
kemudian dialiri gas H2S pada PH larutan sekitar 10 dan konsentrasi anion S2- dapat diketahui
sebagai berikut:

K1K2 = 10-21 = (H+)2 (S2-) = (10-10)2 (S2-)


(H2S) 0,01

Jadi (S2-) = 10-3 mol

Dengan konsentrasi S2- yang cukup besar ini dapatlah digunakan untuk mengendapkan
kation-kation Ni2+, Co2+ dan Zn2+ sebagai endapan sulfidanya. Pengendapan kation golongan
IIIB ini makin sempurna bila diberikan suasana larutan buffer ammonium (campuran NH4OH
6 M berlebih dan sedikit kristal dari NH4Cl) sehingga terbentuklah endapan dari NiS (hitam),
CoS (hitam), dan ZnS (putih).
Syarat pengendapan golongan III adalah sampel harus bebas dari senyawa organik
(seperti format, asetat, oksalat, dan sitrat), fosfat, borat dan silikat. Apabila dalam sampel asli
ditemukan anion-anion tersebut, maka anion harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu analisis.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi (10buah)
2. Rak tabung reaksi
3. Pembakar spiritus
4. Kaki tiga
5. Kawat kasa
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur 10mL
8. Corong
9. Kertas saring
Bahan
1. Kristal ammonium tiosianat (NH4SCN)
2. Larutan DMG 1%
3. Asam format (HCOOH)
4. Ammonia (NH4OH) 6M
5. Asam klorida (HCl)
6. Ammonium molibdat
7. Kalium klorat (KclO3)
8. Natrium metaborat (NaBO3)
9. Natrium asetat (CH3COONa)
10. Peroksida (H2O2) 3%
11. Asam asetat (CH3COOH)
12. Amonium klorida (NH4Cl)
13. Kristal natrium florida (NaF)
D. Langkah Kerja
Langkah Kerja dan Pengamatan
No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
Pemisahan Kation
1. Filtrat dari pemisahan golongan II

Bila terdapat ion H2PO4-


Berwarna biru
-Ditambahkan 4-5 tetes HCOOH
Tidak ada perubahan setelah
-Dipanaskan pemanasan
-Ditambahkan NH4OH 6M sambil
diaduk hingga terjadi endapan Terbentuk endapan
-Diuapkan campuran hingga volume
tinggal 5mL
-Ditambahkan dengan 1mL HCl 6M Endapan hilang, warna kembali biru
dan ammonium molibdat tetes demi ketika ditambahkan HCl.
Ketika ditambahkan ammonium
tetes
molibdat terbentuk endapan putih.
-Diaduk hingga terjadi endapan yang Filtrat berwarna biru tua
sempurna dan dibuang
Hasil

Bila tidak terdapat ion H2PO4-

-Filtrat diasamkan dengan 0,5mL


Tidak ada perubahan
dan HCl 6M
-Didihkan hingga tidak ada lagi gas Saat diuapkan menghasilkan bau

H2S yang tertinggal


-Ditambahkan lagi 1mL HNO3 15M
-Diuapkan sampai kering. Residu di Residu berwarna hijau
larutkan dengan air suling Larutan berwarna hijau
-Ditambah lagi dengan 1mL HNO3
15M sedikit KClO3 padat
-Dididihkan hingga larutan tinggal
1mL
-Dipisahkan endapan dengan
centrifuge
Hasil
Tidak terbentuk endapan MnO2
Disaring; filtrat berwarna hijau
Residu; berwarna kuning
Endapan terbentuk dari 1.b

-Ditambahkan 2mL HNO3 6M dan


2.
beberapa tetes NaNO3 0,1M
Endapan berwarna kuning
-Dipanaskan menjadi larutan jernih
Larutan berwarna kuning
-Dipanaskan dengan sedikit NaBiO3
padat
Larutan berwarna kuning kecoklatan
-Dipanaskan lagi dalam penangas air
-Residu yang berupa NaBiO3 dalam
Dipanaskan tidak berwana ungu
larutan segera dipisahkan dan dibuang

Hasil

Filtrat dari pemisahan 1b


-Filtrat ditambah air suling hingga
3.
volume 10mL
-Ditambahkan lagi 4-5tetes HCOOH
-Dipanaskan
-Ditambahkan NH4OH
-Diaduk hingga terbentuk endapan
Terbentuk endapan berwarna putih
-Diuapkan hingga larutan tinggal
Larutan berwarna biru muda pucat
5mL
-Ditambahkan lagi dengan NH4OH
6M sampai endapan sempurna
Terbentuk endapan hijau dan putih
-Disaring dan dicuci endapan dengan
air 2x pencucian
Endapan hjau dan filtrat tidak
Hasil
berwarma

Filtrat pemisahan dari 6.3

-Digunakan untuk analisis IIIB dan

Hasil
V
4.

Endapan dari no.3


-Endapan dijadikan suspensi dengan
hati-hati hingga mendidih

5. -Dibiarkan beberapa saat setekah


dingin endapan di cuci dan disaring
-Filtrat hasil penyaringan digunakan
untuk percobaan selanjutnya

Hasil

Endapan pada no.5

-Dilarutkan dalam 1mL HCl 0,1M


-Tabung 1 ditambahkan 1tetes
6. [Fe(CN)6]
-Tabung 2 ditambahkan 1tetes
KCNS 0,1M
Menghasilkan larutan berwarna biru
Hasil kehitaman
Menghasilkan larutan berwarna merah
Filtrat dan penyaringan no.5 kekuningan
-Filtrat diuapkan hingga 2mL Terdapat Fe3+
-Dinetralkan dengan HCl 6M
-Dibuat alkalis dengan menambah
7.
NH4OH 6M

Hasil

Endapan putih gelatin

-Endapan dicuci dengan air suling


-Ditambahkan 1mL HCl 6M
8. -Dipanaskan
-Residu dibuang
-Larutan di uapkan hingga tinggal
0,25mL
-Diteteskan pada pelat tetes
-Ditambahkan setetes alumunium 0,1%
-Ditambahkan 2tetes CH3COONa dan
2tetes CH3COOH

Hasil

Filtrat dari pemisahan no.8

-Diasamkan dengan beberapa H2SO4


3M
-Ditambahkan 1mL eter dan 5tetes
9.
H2O2 3% lalu di kocok.

Hasil

Pemisahan dan Identifikasi kation


golongan IIIB

Filtrat dari hasil pemisahan golongan


IIIA

-Ditambahkan seujung sendok kecil


(0,5g) kristal NH4Cl
7. -Dibuat alkalis dengan memberi
1
NH4OH 6M berlebih
-Laruran dibagi menjadi 2bagian
Larutan I
-Dijenuhkan dengan gas H2S
2menit
-Ditambahkan Na2S
-Dipanaskan dalam pemanas air
hingga timbul koagulasi dan
mengendap
-Dipisahkan dan dicuci endapan
dengan 1-2mL air dingin
-Dipisahkan dan di cuci endapan
dengan 1-2mL air dingin untuk
analisis kation golongan IV dan V

Hasil

Larutan II
-Ditambahkan 10-15tetes
lar.titrioselamida 1M
-Dipanaskan dalam penangan air
selama 10menit
-Dipisah dan dicuci endapan 2x
dengan 1-2mL air dingin
-Filtrat hasil pemisahan dipakai
untuk analisis kation

Hasil
Endapan no.7.1a
dan 7.1b
-Ditambahkan endapan 0,5mL HCl
12M
-Dididihkan selama 2-3menit residu di
7. buang
2 -Ditambahkan NaOH 6M, di kocok
hingga alkalis
-Ditambahkan dengan 2-3tetes H2O2
5%
-Dikocok dengan kuat sambil
dipanaskan hingga mendidih selama
1menit
-Dicuci suspensi dalam tabung reaksi
-Dipisahkan
-Endapan dicuci 2x dengan air hangat
-Filtrat hasil pemisahan dipakai untuk
analisis kation selanjutnya

Hasil
Endapan no.7.2

-Dilarutkan endapan menggunakan


0,5mL HCl 12M
-Dipanaskan larutan
-Didinginkan
7.
3 -Diencerkan hingga 2mL
-Larutan dibagi menjadi 2 bagian
Larutan I dari no 7.3
-Ditambahkan Kristal NaF sedikit
dikocok hingga menjadi pekat
-Ditambahkan 0,5mL campuran
amilalkohol dan 1-2 g kristal
NaCNS

Hasil

Larutan II dari no 7.3


-Ditambahkan tetes demi tetes
NH4OH 6M sambil dikocok
-Ditambah dengan kristal
CH3COONa
-Ditambah beberapa tetes DMG
1%
-Bila tidak terbentuk endapan
larutan di asamkan dengan
CH3COOH 6M
-Ditambahkan tetes demi tetes
NH4OH 6M sambil dikocok
Hasil
Filtrat dari hasil no.7.2
-Diuapkan hingga volume 2mL
-Dibagi 2 bagian

Bagian I
-Ditambahkan H2S atau Na2S

Hasil
7. Bagian II
4
-Ditambahkan CH3COOH 6M
-Ditambahkan beberapa tetes
K4[Fe(CN)6] 0,1M

Hasil

Identifikasi Kation
Aluminium, Al3+
1mL
- larutan garam
Ditambahkan aluminium
ke dalam 4 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan ammonia
-Tabung 2 ditambahkan kalium
hidroksida
-Tabung 3 ditambahkan natrium fosfat
Endapan larut dalam KOH berlebih
-Tabung 4 ditambahkan sedikit NaOH
1. Terbentuk endapan putih
dan ditambahkan asam asetat

Hasil
Kromium, Cr3+
1mL
- larutan kromium
Ditambahkan sulfat
ke dalam 4 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan ammonia
-Tabung 2 ditambahkan kalium asetat
dan ditambahkan ammonium kloridan
dan besi (III) klorida Terbentuk endapan hijau abu-abu

-Tabung 3 ditambahkan NaOH

2. -Tabung 4 ditambahkan natrium fosfat


Larut dalam alkali berlebih terjadi ion
Hasil
kromit berwarna hijau
Besi, Fe3+
Endapan hijau amorf
1mL
- larutan FeCl
Ditambahkan ke3 dalam 5 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan NaOH
-Tabung 2 ditambahkan alkali asetat
-Tabung 3 ditambahkan CoCl2 dan HCl
pekat
-Tabung 4 ditambahkan kalium
ferosianida Larutan coklat
-Tabung 5 ditambahkan kalium
triosianat

Hasil Endapan biru


3.
Mangan, Mn2+

1mL
- larutan MnSO
Ditambahkan ke dalam
4 5 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan NaOH
-Tabung 2 ditambahkan ammonia
-Tabung 3 ditambahkan natrium
karbonat
-Tabung 4 ditambahkan ammonium
sulfida
-Tabung 5 ditambahkan natrium fosfat

Hasil
Nikel, Ni2+

1mL
- larutan NiSO
Ditambahkan ke dalam
4 4 tabung reaksi
4.
-Tabung 1 ditambahkan NaOH
-Tabung 2 ditambahkan ammonium
sulfida
-Tabung 3 ditambahkan
dimetilgilioksin dan sedikit NH4OH dan
dipanaskan
-Tabung 4 ditambahkan kalium sianida
Endapan putih
Hasil
Kobalt, Co2+
Endapan merah daging
1mL
- larutan kobalt
Ditambahkan klorida
ke dalam 5 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan NaOH
5. -Tabung 2 ditambahkan ammonia Ketika ditambahkan dimetilgilioksi
-Tabung 3 ditambahkan ammonium terjadi endapan merah
sulfida
-Tabung 4 ditambahkan ammonium
tiosianat pekat
-Tabung 5 ditambahkan
dimetilgilioksin

Hasil
Seng, Zn2+
1mL
- larutan seng
Ditambahkan ke sulfat
dalam 3 tabung reaksi
-Tabung 1 ditambahkan NaOH
-Tabung 2 ditambahkan natrium fosfat
-Tabung 3 ditambahkan kalium
ferosianida
6.
Hasil

7.
E. Pembahasan dan Analisis Data
1. Uji kation pada sampel A
Pada percobaan kelima, pratikan akan menganalis sebuah sampel yang di duga
mengandung kation golonga IIIA Mn2+, Al3+, Fe3+, dan Cr3+ . Pertama, praktika mengambil
sampel A dan di tempatkan pada gelas kimia. Kemudian sampel ditambahkan 4-5tetes
HCOOH dan dipanaskan. Saat proses pemanasan tidak terjadi perubahan. Setelah proses
pemanasan dilakukan dengan penambahan NH4OH terbentuk endapan. Kemudian di
uapkan kembali hingga volume tinggal 5mL. Saat penambahan HCl setelah diamati
ternyata tidak ada endapan yang terbentuk karena sampel terebut mengandung kation
golongan III, dimana kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida.
Kation golongan IIIA + HCl
Ketika di tambahkan ammonium molibdat terbentuk endapan putih.
Ketika sampel diasamkan dengan 0,5mL HCl 6M tidak terbentuk endapan. Dan
ditambahkan 1mL HNO3, dan di uapkan sampai kering residu dilarutkan dalam 1mL air
suling. Dari proses penguapan didapat residu berwarna hijau dan larutan berwarna hujau.
Setelah di pisahkan dengan centrifuge, diamati bahwa tidak ada nya endapan MnO 2 yang
terbentuk. Dan hasil filtrat berwarna hijau dan residu berwa kuning.
Residu berwana kuning yang di peroleh ditambahkan dengan HNO3 sehingga larutan
berwana kuning. Dan dilakukan pemanasan untuk mengubah larutan menjadi jernih.
Namun, ketika proses pemanasan hasil yang di peroleh larutan tidak dapat berubah
menjadi jernih. Larutan kuning yang di peroleh disaring, dan di dapatkan filtrat tidak
berwarna. Dengan penambahan NaBiO3 larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. Dan
saat dipanaskan tidak mengubah larutan menjadi ungu atau violet.
Dengan penambahan sedikit NaBiO3 padat dan ketika dipanaskan lagi di dalam penangas
air maka larutan akan memberikan warna ungu atau violet dari MnO 4- yang menunjukkan
adanya ion Mn2+ dalam sampel. Tetapi dalam percobaan ini tidak ditemukan ion Mn 2+
dalam sampel.
Percobaan selanjutnya uji identifikasi kation golongan IIIA yaitu Fe3+, Al3+, dan Cr3+
dengan menggunakan larutan NH4OH, untuk membentuk endapan Fe(OH)3, Al(OH)3, dan
Cr(OH)3 sesuai dengan persamaan reaksi:
Fe3+(aq) + 3OH-(aq) Fe(OH)3 (s)
Al3+(aq) + 3OH-(aq) Al(OH)3 (s)
Cr3+(aq) + 3OH-(aq) Cr(OH)3 (s)
Sebelum di tambahkan NH4OH harus ditambahkan dulu dengan HCOOH atau asam
format agar larutan tetap dalam keadaan netral. Pada percobaan yang dilakukan, endapan
sangat sulit terbentuk sehingga harus menambahkan NH4OH berlebih karena keadaan
larutan sangat asam. Kemudian, endapan dijadikan suspensi dan filtratnya digunakan
untuk uji identifikasi Fe3+, Al3+, dan Cr3+.
Endapan Fe(OH)3 dilarutkan dengan 1mL HCl 6M dan setelah larut dibagi menjadi 2
bagian. Bagian 1 ditambahkan 1 tetes K4[Fe(CN)6] sehingga meghasilkan larutan berwarna
biru kehitaman pada percobaan. Untuk bagian 2 ditambahkan 1tetes KCNS 0,1M sehingga
menghasilkan larutan berwarna merah kekuningan. Sehingga, keduanya menunjukkan
adanya ion Fe3+ dalam sampel.
Namun, dalam uji pemisahan kation pratikan hanya menemukan 1 kation. Kemungkinan
yang terjadi saat dilakukan penyaringan filtrat, filtrat masih dalam keadaan panas sehingga
kemungkinan kation yang lain ikut larut. Dan prosedur kerja yang dilakukan belum selesai
karena, waktu yang di gunakan untuk percobaan telah habis.
2. Uji kation pada sampel B
Pada percobaan kelima, pratikan akan menganalis sebuah sampel yang di duga
mengandung kation golonga IIIB Ni2+, Co2+, dan Zn2+. Filtrat yang diperoleh dari hasil
pemisahan kation golongan IIIA diduga mengandung kation-kation golongan IIIB.
Dengan uji identifikasi dengan melakukan, pemberian seujung sendok NH 4Cl dan NH4OH
6M dalam suasana alkalis untuk mengetahui larutan tersebut sudah alkalis dapat dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus ke dalam larutan tersebut. Setelah itu, larutan
ditambahkan dengan 15tetes larutan thioasetamida 1M dan dipanaskan dalam penangas air
selama 10menit. Pada saat pemanasan larutan berubah dari tidak berwarna menjadi
berwarna hitam dan terdapat endapan hitam. Diduga endapan tersebut adalah CoS.
Berdasarkan dasar teori, endapan yang diperoleh CoS adalah endapan hitam. Hal ini
membuktikan sampel terdapat kation golongan IIIB yaitu Co2+. Kemudian dipisahkan
filtrat dan endapannya. Setelah endapan dan filtrat terpisah, ditambahkan 0,5mL HCl
pekat pada endapan dan dipanaskan hingga mendidih selama 3menit. Kemudian,
ditambahkan NaOH 6M dan dikocok hingga alkalis. Setelah itu, ditambahkan dengan
3tetes H2O2 3% dikocok saat pemanasan sampai mendidih selama 1menit. Setelah diamati
pada larutan tidak terdapat endapan, tetapi terdapat endapan berupa koloid yang berwarna
putih kehitaman. Berdasarkan teori, seharusnya diperoleh endapan berwarna hijau pucat
Ni(OH)2. Percobaan ini membuktikan bahwa di dalam sampel tidak terdapat ion Ni 2+.
Selanjutnya, pada larutan yang berupan koloid tersebut disaring untuk mendapatkan
filtratnya, pada filtrat tersebut dibagi menjadi 2bagian. Bagian 1 ditambahkan dengan
Na2S. Namun, tidak terdapat endapan berwarna putih. Menurut teori, akan terbentuk
endapan berwarna putih yang merupakan ion Zn2+. Sehingga membuktikan bahwa sampel
tidak terdapat ion Zn2+. Bagian 2 ditambahkan CH3COOH 6M dalam suasana asam.
Kemudian ditambahkan 3tetes K4[Fe(CN)6] 0,1M. Tidak terbentuk endapan berwarna
putih. Menurut teori, akan terbentuk endapan berwarna putih kelabu dari K 2Zn[Fe(CN)6]2-
yang merupakan adanya ion Zn2+ pada sampel.
F. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk mengidentifikasi kation golongan III perlu dipastikan terlebih dahulu ada
tidaknya ion orthophosphat.
2. Identifikasi kation golongan III. Kation golongan IIIA yaitu Mn2+, Al3+, Fe3+, dan Cr3+
dan kation golongan IIIB yaitu Ni2+, Co2+, dan Zn2+.
3. Pada analisis kation Mn2+ digunakan HNO3 dan KClO4 yang bertujuan untuk
mengubah Mn2+ menjadi MnO2.
4. Pada analisis kation Al3+ digunakan NH4OH untuk mendapatkan endapan gelatin
Al(OH)3.
5. Pada analisis kation Fe3+ digunakan pelarutan dengan HCl 6M.
6. Pada analisis kation Cr3+ digunakan larutan hidrogen peroksida untuk membentuk
endapan CrO42-.
7. Namun, dalam uji pemisahan kation pratikan hanya menemukan 1 kation dalam
sampel, yaitu kation Fe3+. Kemungkinan yang terjadi saat dilakukan penyaringan
filtrat, filtrat masih dalam keadaan panas sehingga kemungkinan kation yang lain ikut
larut. Dan prosedur kerja yang dilakukan belum selesai karena, waktu yang di
gunakan untuk percobaan telah habis.
8. Pada analisis kation Ni2+ menggunakan kristal NH4Cl, larutan NH4OH, dan larutan
thioasetimida yang dipanaskan akan menghasilkan endapan hitam. Kemudian
diberikan pereaksi spesifik dari larutan dimetilglioksin (DMG 1%) sehingga timbul
warna merah cerah.
9. Pada analisis kation Co2+ menggunakan kristal NH4Cl, larutan NH4OH, dan larutan
thioasetimida yang dipanaskan akan menghasilkan endapan hitam. Kemudian
diberikan penambahan kristal NaF dan campuran amilalkohol dari kristal NaCNS
yang akan menimbulkan warna biru jika terdapat ion Co2+.
10. Pada analisis kation Zn2+ menggunakan kristal NH4Cl, larutan NH4OH, dan larutan
thioasetimida yang dipanaskan akan menghasilkan endapan putih. Kemudian
diberikan penambahan CH3COOH dan K4[Fe(CN)6] akan membentuk
K2Zn[Fe(CN)6]2-.
11. Pada percobaan ini pratika hanya menemukan 1 kation dalam sampel yaitu Co2+.

G. Rujukan
Hidayat Rizki. 2015. Identifikasi Kation Golongan III. http://kidut-
theory.blogspot.co.id/2015/09/identifikasi-kation-golongan-iii-.html?
m=1#axzz4uEQGjv3E. Diakses pada tanggal 1 Oktober2017 pukul 12.35 WIB.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka

H. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai