Nama : Chandra Wijayanti

NIM : 200332862009

Tugas 2 – Vektor Ekspresi

Vektor yang digunakan untuk ekspresi fragmen DNA kloning dalam inang sel disebut sebagai
vektor ekspresi. Vektor-vektor ini sering kali direkayasa untuk memuat regulasi urutan yang
bertindak sebagai promotor dan/atau penyempurna wilayah dan prospekuntuk transkripsi gen
penyisipan yang efisien. Vektor ekspresi digunakan untuk teknik biologi molekuler seperti
itusebagai mutagenesis yang diarahkan ke situs. Tujuan dari vektor ekspresi yang dirancang
dengan baik adalah untuk menghasilkan sejumlah besar RNA messenger yang stabil, dan dalam
ekstensi, protein. Vektor ekspresi adalah alat dasar untuk bioteknologi dan produksi protein.
Digunakan misalnya untuk menghasilkan protein, misalnya insulin. Vektor ekspresi harus
memiliki element ekspresi seperti: Promotor, RBS, terminator, start codon.
Ekpresi dari vektor menyebabkan segmen DNA dapat ditranslasikan di sel inang. Berikut tipe
vektor dan inang yang sesuai:
 Bakteri: plasmid, faga.
 Yeast: plasmid, YACs
 Sel serangga: Baculovirus, plasmid
 Mamalia: SV40, Vaccinia virus, Adenovirus, Retrovirus, CHO, dan HEK293
Vektor Design
Vektor ekspresi mamalia umum.
MCS dan SMG (Selectable Marker Gene) berada di bawah kontrol promotor eukariotik (p),
polyadenylation (pa), dan urutan terminal (TT).
Sebuah intron (I) meningkatkan produksi heterologous protein.
Untuk hasil terbaik, gen yang diinginkan harus dilengkapi urutan kontrol.
Sebuah gen yang diinginkan dapat dipasang dengan berbagai urutan itu meningkatkan dan
memfasilitasi sekresi dan pemurnian.
A Urutan Kozak (K), urutan spesifik yang mengelilingi Kodon start AUG, urutan sinyal (S), tag
afinitas protein (T) untuk pemurnian, situs pembelahan proteolitik (P), dan berhentikodon (SC).
UTR 5 'dan 3' meningkatkan efisiensi terjemahan danberkontribusi pada stabilitas mRNA.

Aplikasi Vektor Ekspresi

1. Pembangunan perpustakaan ekspresi.
2. Analisis fungsi gen pada tingkat protein.
3. Produksi protein secara komersial.
4. Produksi antibodi.
5. Untuk studi protein secara in vivo.