Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOLOGI SEL

SINTESIS PROTEIN PADA PROKARIOT DAN EUKARIOT

1. NI KOMANG PUJA PERTIWI (113)


2. SHIENDY AYU PUSPITA (114)
3. NI PUTU AYU WIDYA ANGGRENI (115)
4. SANTHA LEONA ADHITIYA RIZKY (116)
5. I KOMANG WAHYU SUYOGA (117)
6. NI KADEK DWI TARISA ARTIKADEWI (118)
7. AYU KADE SALBHITA PINATIH (119)
8. NI MADE HENING PUJI RAHAYU (120)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu. Ada pun makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Sel.
Kami berharap dengan disusunnya makalah “Sintesis Protein Prokariot dan Eukariot” ini
dapat membantu kita untuk mengetahui dan memahami mengenai apa, kapan, dan
bagaimana sintesis protein prokariot dan eukariot tersebut.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih kurang dari kata sempurna,
untuk itu dengan senang hati kami menerima berbagai saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan di masa mendatang. Kami mengucapkan terima kasih kepada blm isi , selaku
dosen mata kuliah Biologi Sel yang telah membimbing, serta berbagai pihak yang telah
kami jadikan sebagai referensi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami serta para pembaca.

Denpasar, 16 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sintesis protein merupakan materi pembelajaran yang kompleks karena dalam konsep ini
mempelajari proses atau mekanisme tubuh yang abstrak dan rumit di dalam tubuh.
Sintesis protein merupakan proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang
nantinya akan dibuat DNA yang proses pembentukannya berbentuk partikel protein. Pada
sel prokariotik, proses sintesis protein terjadi di sitoplasma. Sementara itu, pada sel
eukariotik, proses ini berawal di nukleus untuk membuat transkrip (mRNA). Tahapan
sintesis protein di sel ini berlanjut saat mRNA menuju ribosom untuk diterjemahkan
menjadi molekul protein polipeptida. Sintesis protein sendiri memiliki tujuan yaitu
untuk menghasilkan berbagai macam produk protein seperti enzim-enzim
pencernaan,hormone, dan lain sebagainya. Sintesis protein memiliki tahapan-tahapan
dalam dalam proses pembentukkan protein yang akan kita bahas pada bab-bab
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sintesis protein ?
2. Bagaimana proses transkripsi pada sintesis protein sel prokariotik beserta komponen
dan fungsinya?
3. Bagaimana proses translasi pada sintesis protein sel prokariotik beserta
komponen dan fungsinya?
4. Bagaimana proses transkripsi pada sintesis protein sel eukariotik beserta komponen
dan fungsinya?
5. Bagaimana proses translasi pada sintesis protein sel eukariotik beserta komponen
dan fungsinya?
6. Apa saja perbedaan sintesis protein pada sel prokariotik dan eukariotik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sintesis protein
2. Untuk mengetahui proses-proses pada Sintesis Protein pada prokarioktik dan
eukariotik.
1.4 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis dan mahasiswa dengan materi pembelajaran
Sintesis Protein pada prokariotik dan eukariotik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode-kode genetik. Proses sintesis protein dibagi menjadi dua tahap
yaitu transkripsi, dan translasi. Transkripsi adalah DNA mencetak mRNA di dalam
nucleus, sedangkan translasi adalah penerjemahan informasi genetik berupa urutan
basa nitrogen menjadi asam amino (Sinta Sasika, 2012). Sintesis protein terjadi pada
sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sintesis protein pada sel prokariotik terjadi secara bersambung yang artinya thap
tranlasi dapat dilakukan meskipun tahap tranksripsi belum selesai. Hal ini disebabkan
oleh tidak adanya inti sel di dalam sel prokariotik sehingga kedua tahap tersebut
dilakukan di sitoplasma

Dalam proses trankripsi di sintesis protein pasti akan melibatkan DNA sebagai media
untuk suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat akan terjadi
proses transkripsi berjalan, biasanya akan ada signal dari luar akan kebutuhan suatu
protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. Asam nukleat dan
protein merupakan senyawa polimer utama yang terdapat pada sel. Asam nukleat
berfungsi menyimpan dan mentransmisikan informasi genetik dalam sel. Sel
mempunyai dua jenis molekul asam nukleat yaitu DNA (asam deoksiribonukleat) dan
RNA (asam ribonukleat). DNA menyimpan informasi genetik yang spesifik untuk
setiap individu dan spesies tertentu, yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.
Semua sel menggunakan sistem dimana informasi yang terdapat dalam DNA di copy
menjadi RNA dan kemudian dirubah menjadi protein oleh mesin molekul yang
disebut ribosom. Pada tingkat molekul, sel-sel memiliki lebih banyak kesamaan
daripada perbedaan.

Dalam sel-sel prokariotik, sintesi RNA dibantu oleh sejenis polimerasi RNA,
sedangkan pada sel-sel eukariotik ditemukan beberapa jenis polymerase. Sehingga
dalam pengendalian sintesis protein pada sel prokariotik tergantung pada pengaturan
kegitan satu jenis enzim tersebut agar dapat memastikan mRNA yang mana perlu
ditranskripsikan (Subowo,1995).
Proses trankripsi sintesi protein prokariotik
Tahap traskripsi pada sel prokariotik berlangsung di sitoplasma. Sel prokariotik hanya
memerlukan satu enzim RNA polymerase untuk melakukan tahap ini.
1. Inisiasi (permulaan )
Proses inisiasi dimulai dengan menempelnya RNA polymerase di
promoter. RNA polimerase dpaat tertempel langsung dengan DNA di bagian
promoter tanpa adanya bentuk ikatan dengan protein lain. Dalam proses
ini, yang berperan untuk menemukan bagian promoter suatu gen yang
memiliki struktur khas adalah subunit σ. Struktur khas ini dapat berupa suatu
kelompok ikatan hydrogen antara kedua untaian DNA pada posisi -35
dan -10, yang dapat digunakan sebagai tempat RNA polimerase untuk
menempel.

Pada E. coli, terdapat dua jenis urutan promoter yakni 5'-TTGACA-3' (-


35box) dan 5'-TATAAT-3' (-10 box atau Pribnow box). Pada awal proses
pengikatan RNA polymerase dengan promoter, RNA Polimerase masih
belum terikat dengan kuat dan struktur dari promoter dalam keadaan
kompleks promoter tertutup (closed promoter complex). Dalam bentuk ini,
enzim polymerase menutupi sekitar 60 pasangan basa dari untai ganda, mulai
dari posisi depan (upstream) -35 box menuju ke arah -10 box. Setelah RNA
polymerase menempel pada bagian promoter, rantai DNA mulai terbuka
dan akan membentuk (open promoter complex) yaitu struktur yang
terbentuk akibat pemutusan ikatan hydrogen ataupun terbukanya pilinan
untai ganda DNA

Elongasi (Pemanjangan)
Pada proses Elongasi, RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA yang
menyebabkan heliks ganda terurai, melepaskan sekitar 10-20 nukleotida DNA
bersamaan untuk dipasangkan dengan nukleotida RNA. Enzim
memberikan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA yang dalam proses
untuk tumbuh saat bergerak sepanjang heliks ganda. Untai DNA dari ujung
3’ ke ujung 5’ mwnjadi cetakan untuk proses transkripsi DNA menjadi
messenger RNA (mRNA) oleh RNA polymerase, sehingga mRNA dapat
terbentuk dimulai dari ujung 5’ ke ujung 3’.Saat proses berlanjut, molekul
RNA yang baru disintesis di belakang RNA polimerase terkelupas dari
cetakan DNA-nya, dan membentuk kembali heliks ganda DNA. Beberapa
molekul RNA polimerase dapat mentranskripsi sebuah gen tunggal secara
bersamaan dengan saling berurutan. Hal ini digambarkan dengan skema
sebagai berikut.
• DNA Pengkode (DNA non-template) : 5’ -ATG GTC CTT TAC TTG TCT
GTA TTT- 3’
• DNA cetakan (DNA template) : 3’ -TAC CAG GAA ATG AAC AGA CAT
AAA -5’
• RNA hasil transkripsi (mRNA) : 5’ -AUG GUC CUU UAC UUG UCU
GUA UUU -3’
Banyaknya molekul polimerase yang secara bersamaan mentranskripsi satu
gen tunggal meningkatkan jumlah mRNA yang ditranskripsi darinya, yang
dapat membantu sel untuk membuat protein yang dikodekan dalam
jumlah besar.

Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika RNA polymerase tiba pada terminator, yaitu
komponen DNA yang berfungsi menghentikam transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis terminator transkripsi pada prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak membutuhkan protein rho (rho-dependent
terminator) Dipengaruhi oleh adanya urutan nukelotida tertentu pada
bagian terminator. Biasa ditemukan pada urutan DNA yang banyak
mengandung basa GC, diikuti urutan yang banyak mengandung basa AT dan
urutan ekor poli A. Komplemen sinyal terminasi tersebut menyebabkan
produk RNA membuat struktur berbentuk loop yang berakhir dengan
urutan poli U pada ujung 3’. Hal ini mengakibatkan RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan proses sintesis diakhiri.
Terminator yang membutuhkan protein rho (rho-independent terminator)
Penghentian proses transkripsi yang membutuhkan protein rho hanya
ditemukan di daerah jeda yang berada di dekat promoter. Terminator yang
bergantung pada protein rho tersusun dari urutan berulang-balik. Namun, tidak
ditemukan rangkaian basa T di daerah yang memerlukan faktor rho. Faktor rho
mengikuti pergerakan RNA polymerase sampai berhenti di terminator.
Selanjutnya, transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan yang disebabkan oleh
distabilisasi ikatan RNA-DNA.

Proses Translasi Pada Sintesis Protein Sel Prokariotik


Komponen Translasi pada Sel Prokariotik Gambar 2.2 Ribosom pada translasi (Sumber:
Campbell, 2020) Translasi merupakan suatu proses untuk mensisntesis protein oleh
ribosom. Protein yang disintesis ditentukan oleh informasi genetik yang terkandung
dalam molekul mRNA. Informasi genetik yang terkandung dalam mRNA tersebut
dinamakan kodon tripet. Dinamakan kodon tripet karena informasi genetic tersebut
tersusun dari tiga nukleotida yang letaknya berdampingan. Didalam suatu untai mRNA,
kodon tripet dibaca dari ujung 5’ kearah ujung 3’. Sedangkan, asam amino yang
membrntuk protein (yang disebut polipeptida) berlangsung dari ujung N (ujung amino)
kearah ujung C (ujung karbonil). Dalam suatu proses sintesis protein, terdapat 4
komponen yang membentuk kompleks translasi, yaitu: ribosom, mRNA, aminoasil tRNA,
dan protein-protein faktor translasi. Fungsi dari empat komponen tersebut, antara lain:
• Ribosom berfungsi untuk membantu mengkatalis dalam pembentukan ikatan peptida.
• mRNA berfungsi untuk membawa informasi genetic terkait protein yang telah
disintesis. • Aminoasil tRNA berfungsi untuk membawa asam amino dalam
pembentukan untai polipeptida (protein yang disintesisi).
• Protein-protein faktor translasi berfungsi untuk membantu ribosom dala setiap tahap proses
translasi.

Pada proses translasi, tRNA akan membawa setiap asam amino kepada ribosom. Untuk setiap
asam amino, setidaknya akan ada satu macam tRNA. Namun, ada juga beberapa asam amino
yang memiliki lebih dari satu macam tRNA. Setiap tRNA yang membawa asam amino
memiliki sekuens khas yang biasa disebut antikodon. Antikodon sendiri merupakan
sekuens komplemen dari sekuens kodon pada mRNA. Komplementasi basa dari setiap 20
sekuens kodon dan antikodon memiliki fungsi menjamin setiap asam amino yang akan
ditambahkan dalam untai protein yang sedang dibentuk. Mekanisme Translasi pada Sel
Prokariotik

Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida pada mRNA menjadi rangkaian
asam amino yang menyusun suatu polipeptida, dengan kata lain translasi merupakan
sintesis polipeptida menggunakan informasi yang terdapat pada mRNA. Translasi pada
prokariotik sama halnya dengan eukariot, terjadi pada sitoplasma dan terbagi menjadi tiga
tahapan yaitu tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi.

1. Tahap inisiasi
pada tanslasi sel prokariot dimulai pada kode AUG yang akan mengkode asam amino
formil-metionin dan diawali dengan IF-2 membawa tRNA f-met bergabung untuk
membentuk bakal kompleks. tRNA f-met ini langsung masuk menuju ribosom site-
P. Pada sisi lainnya, ribosom sub-unit kecil dengan melibatkan IF-3, bergabung
bersama mRNA dan membentuk bakal kompleks lainnya. Kemudian IF-1 dan
GTP bergabung bersamaan dengan seluruh bakal kompleks sebelumnya dan
membentuk bakal kompleks inisiasi. Kompleks inisiasi belum terbentuk karena
ribosom sub-unit besar belum bergabung. Selanjutnya, IF-3 dilepaskan dari bakal
kompleks inisiasi agar ribosom sub-unit besar dapat bergabung ke bakal kompleks
inisiasi. Pada GTP terjadi peristiwa pemecahan menjadi GDP dan gugus fosfat.
Peristiwa pemecahan GTP tersebut terjadi bersamaan dengan lepasnya IF-1 dan IF-2
dari bakal kompleks inisiasi sekaligus menandakan terbentuknya kompleks inisiasi.
Dengan terbentuknya kompleks inisiasi, maka proses tahap inisiasi pada translasi
dinyatakan selesai. Selain itu, terdapat peristiwa yang terjadi saat pembentukan
bakal kompleks kedua, yaitu terbentuknya suatu sekuens yang disebut sekuens
shine-dalgarno yang terletak di depan kodon start. Sekuens ini terbentuk akibat
adanya interaksi antara sekuens rRNA penyusun ribosom sub-unit kecil dengan
mRNA.
2. Elongasi
Pada tahap ini, penambahan asam amino dilakukan satu per satu ke asam amino
sebelumnya. Proses ini diawali dengan masuknya tRNA aminoasil ke ribosom site-A
setelah terlebih dahulu membentuk kompleks dengan EF-tu (Elongation Factor Tu)
yang membawa GTP. Setelah kompleks antara tRNA aminoasil dan EF-Tu memasuki
ribosom site-A, EF-Tu yang membawa GTP akan memisahkan diri dan berubah
menjadi GDP. Kemudian, dengan peran EF-Ts, GDP yang dibawa EF-Tu diubah
kembali menjadi GTP agar EF-Tu yang membawa GTP tersebut dapat kembali
membentuk kompleks dengan tRNA aminoasil lainnya dan membawa tRNA
aminoasil tersebut masuk ke ribosom site-A. Saat tRNA aminoasil pertama
menempati ribosom site-A, asam amino yang menempel pada tRNA di ribosom site-P
berpindah dan menempel dengan asam amino yang menempati ribosom site-A.
Perpindahan tersebut menyebabkan terbentuknya ikatan peptida sehingga tRNA
pada site-P tidak membawa asam amino. Proses ini dilanjutkan masuknya EF-g
yang membawa GTP ke ribosom. GTP ini berperan dalam peristiwa
berpindahnya ribosom sepanjang tiga basa mRNA yang disebut translokasi.
Dengan berpindahnya ribosom ke ujung 3` mRNA, maka tRNA yang ada pada site-P
pun berpindah menuju site-E dan tRNA yang terletak di site-A berpindah ke ribosom
site-P. Pada ribosom site-A yang telah kosong, terjadi lagi peristiwa awal
elongasi yaitu masuknya kompleks tRNA dan EF-tu yang membawa GTP.
Kemudian, rantai polipeptida yang menempel pada tRNA yang terletak di
ribosom site-P akan terlepas lalu berpindah dan menempel pada asam amino yang
menempel pada tRNA di ribosom site-A dan kembali membentuk ikatan peptida. Di
sisi lainnya, tRNA yang tidak membawa asam amino pada ribosom. site-E terlepas
dari ribosom sehingga ribosom site-E pun kosong. Keadaan ribosom site-E yang
kosong menyebabkan terjadinya kembali peristiwa translokasi.
3. Terminasi Terminasi terjadi saat salah satu kodon stop (UAA, UAG, UGA)
di mRNA mencapai site-A. Pada tahap ini, terdapat suatu protein yang disebut RF
(release factor). RF pada sel prokariot terbagi menjadi dua, yaitu RF-1 dan RF-2. RF-
1 akan mengenali kodon UAA dan UAG, sedangkan RF-2 akan mengenali
kodon UAA dan UGA. Ketika ribosom bertemu salah satu kodon stop, maka salah
satu RF akan mengenalinya dan masuk ke ribosom site-A dan memutus rantai kodon.
Setelah ribosom site-A terisi, tRNA pada site-E pun terlepas. Selanjutnya, rantai
polipeptida yang menempel pada tRNA di ribosom site-P terlepas saat akan berpindah
menuju ribosom site-A. Hal ini disebabkan tidak adanya tRNA pada ribosom site-
A yang diisi oleh RF. Kemudian, ribosom kembali melakukan translokasi yang
menyebabkan lepasnya tRNA terakhir pada ribosom tersebut. RF dan tRNA terlepas
dari ribosom pada saat yang bersamaan. Proses terakhir pada tahap terminasi
adalah berpisahnya ribosom sub-unit besar, sub-unit kecil, dan mRNA yang
sebelumnya membentuk suatu kompleks dengan hidrolisis dari dua molekul GTP,
sekaligus.

Proses trankripsi pads sel eukariotik


Transkripsi adalah penyalinan kode genetik pada DNA yang menghasilkan RNAd, proses
ini terjadi di dalam nukleus. Transkripsi melalui 3 tahapan proses, yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Penjelasan yaitu sebagai berikut:
Inisiasi (Permulaan)
Proses inisiasi dimulai ketika RNA polimerase menempel pada promotor gen. promotor
mencakup titik awal (start point). Fungsi promotor untuk menentukan tempat dimulainya
transkripsi dan menentukan satu rantai DNA yang akan digunakan sebagai cetakan.
Elongasi (Pemanjangan)
Elongasi terjadi saat RNA polimerase membuka untai ganda DNA. RNA polimerase
selanjutnya akan menyusun nukleotida-nukleotida RNA membentuk rantai RNAd.

Penyusunan nukleotida RNA terjadi sebagai berikut:


- Salah satu utas DNA pada sebuah gen akan berperan sebagai cetakan untuk Menyusun
nukleotida RNA. Utas ini disebut utas pencetak atau template.
- Nukleotida RNA kemudian akan disusun membentuk rantai RNAd berdasarkan
urutan basa nitrogen pada DNA pencetak. Utas RNAd yang dihasilkan nantinya
memiliki urutan basa nitrogen yang merupakan komplemen dari urutan basa nitrogen
pada DNA pencetak
- Misalkan, apabila pada DNA pencetak terdapat basa nitrogen Timin maka nukleotida
RNA yang tercetak adalah basa nitrogen Adenin
- Basa nitrogen Guanin akan mencetak Sitosin
- Adenin akan mencetak Urasil demikian seterusnya.
Terminasi (Pengakhiran)
Proses transkripsi akan berhenti setelah sampai pada terminator, yakni urutan DNA yang
berfungsi menghentikan transkripsi.

Translasi eukariotik
Translasi adalah penerjemahan kode genetik pada RNAd oleh ribosom menghasilkan
polipeptida. Translasi terjadi melalui 3 tahapan, seperti transkripsi yaitu, inisiasi, elongasi,
dan terminasi.
Inisiasi (Permulaan)
Setiap tiga basa nitrogen pada RNAd akan membentuk kodon. Setiap kodon akan
mengkode suatu jenis asam amino tertentu.
Urutan kodon pada RNAd inilah yang nantinya berperan menentukan jenis asam amino
yang akan ditambahkan selama proses penyusunan polipeptida. Untuk mengetahui jenis-jenis
asam amino yang dikode oleh pada masing-masing kodon dapat diamati pada table berikut.

Misalkan, kodon yang tersusun oleh basa nitrogen UUU akan diterjemahkan sebagai
asam amino finilalanin, kodon USU diterjemahkan sebagai asam amino Serin dan
sebagainya.
Terdapat 4 kodon yang berbeda fungsinya dengan kodon yang lain, yang pertama adalah
start kodon AUG. selain berfungsi mengkode asam amino metionin, AUG juga berperan
sebagai kodon pertama yang memulai proses translasi .
Sementara kodon UAA, UAG, dan UGA disebut sebagai stop kodon karena memicu
berakhirnya proses transasi. Kodon stop disebut juga nonsense atau kodon tidak bermakna
karena tidak mengkode jenis asam amino apapun.
Translasi diawali dengan ribosom subunit kecil berikatan pada RNAd dibagian start
kodon yaitu AUG.

Setiap asam amino dibawa menuju ribosom oleh RNAt yang bersifat spesifik setiap RNAt
memiliki urutan tiga basa nitrogen yang bersifat komplemen dengan kodon yang mengkode
asam amino yang dibawa. Asam amino akan berikatan dengan RNAt yang memiliki urutan
basa nitrogen komplemen dengan kodon yang mengkodenya. Urutan basa nitrogen
komplemen pada RNAt disebut anti kodon.

Misalkan, AUG adalah kodon yang mengkode asam amino metionin. Maka metionin
akan dibawa oleh RNAt yang memiliki anti kodon UAS. Dengan demikian, makan anti
kodon RNAt akan dapat berikatan dengan kodon pada RNAd. Setelah start kodon berikatan
dengan anti kodon spesifiknya, ribosom unit besar kemudia berikatan untuk membentuk
kompleks translasi.
Elongasi (Pemanjangan)
Ribosom unit besar memilki 3 ruangan yang disebut situs E, P, dan A. Selama elongasi
ribosom akan membaca kodon-kodon yang berada di ditus A. Asam amino yang memiliki
anticodon yang sesuai. Apabila kodon berikutnya adalah UUU maka fenilalanin akan dibawa
oleh RNAt yang memiliki anticodon AAA. RNAt tersebut kemudian memasuki situs A. Pada
tahap berikutnya, asam amino yang berada disitus P akan terputus dari RNAt nya, lalu
berikatan dengan asamamino yang berada di situs A. Ketika ribosom bergeser, RNAt yang
tidak membawa asam amino berpindah ke situs E, kemudian akan keluar dari Kompleks
translasi. RNAt yang mengikat asam amino berpindah dari situs A ke situs P sehingga situs A
menjadi kosong. Karena situs A kosong maka RNAt yang selanjutnya dapat masuk membawa
asam amino yang sesuai dengan kodon pada situs A. Asam amino dari situs P akan berikatan
dengan asam amino disitus A, kemudian ribosom bergeser kembali demikianseterusnya
sehingga proses ini akan menghasilkan rantai asam amino.

Terminasi (Pengakhiran)
Tahap terminasi transkripsi akan terjadi apabila ribosom mencapai stop kodon. Faktor
pelepas akan berikatan pada stop kodondi situs A memicu polipeptida disitus P terlepas dan
kompleks translasi terurai.
Dengan demikian, maka selesailah proses translasi. Polipeptida yang dihasilkan dari
transkripsi dan translasi ini, kemudian akan diproses menjadi sebuah protein tertentu.

Perbedaan Sintesis Protein pada Prokariotik dan Eukariotik


Perbedaan dalam Struktur dan Fungsi Gen Berdasarkan struktur dan fungsinya, gen
pada DNA prokariotik jauh lebih sederhana dibandingkan gen yang terdapat pada
DNA eukariotik. Pada umumnya, genom organisme prokariotik hanya tersusun atas
satu kromosom yang besar berbentuk DNA sirkular, sedangkan genom eukariotik
tersusun dari kromosom linier yang jumlahnya bervariasi. Genom prokariotik
hanya mengandung sedikit intron, yaitu bagian yang tidak menyandi kode genetik
(non-coding sequence), sedangkan genom eukariotik didominasi oleh bagian intron,
yakni sekitar 90%. Struktur dari gen prokariotik sangatlah sederhana
dibandingkan gen pada eukariotik karena hanya terdiri dari coding sequence
(bagian yang menyandi) dan promoter (bagian regulator pengendali ekspresi gen).
Bagian promoter sering kali berupa pengulangan sekuens nukleotida TATA yang
biasanya disebut kotak TATA atau TATA box. Struktur gen eukariotik lebih
kompleks dan ukurannya lebih besar karena sebagian besar dari mereka bersifat
diskontinyu yang artinya bagian-bagian penyandi sering kali terpisah oleh bagian-
bagian yang tidak menyandi. Bagian yang menyandi disebut ekson dan bagian yang
tidak menyandi disebut intron. Umumnya, intron memisahkan ekson menjadi
bagian-bagian yang memiliki perbedaan fungsi. Pada gen eukariotik, bagian ekson
biasanya berukuran lebih kecil daripada intron. Pasangan basa dari sekuens
intron dapat mencapai kurang lebih 20.000 basepairs dan memiliki beberapa
karakter yang menjadi ciri khas, yakni sebagian besar intron diawali oleh sekuens GT
atau GU (pada RNA) dan diakhiri oleh sekuens AG. Intron hanya sedikit ditemukan
pada gen prokariotik. Hal ini disebabkan oleh tingkat evolusi dari suatu organisme.
Semakin tinggi tingkat evolusinya, maka semakin tinggi pula proporsi gen yang
memiliki intron.

Perbedaan Waktu dan Lokasi Sintesis Protein


Proses translasi gen pada prokariotik dapat dilakukan sebelum proses transkripsi
selesai secara sempurna dan keduanya bisa terlaksana secara bersamaan. Akan
tetapi, pada eukariotik, translasi gen hanya dapat dilakukan setelah proses transkripsi
selesai dan kedua proses tersebut tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Selain
itu, proses transkripsi dan translasi organisme prokariotik terjadi di sitoplasma karena
organisme tersebut tidak memiliki membran inti sel dan nukleus, melainkan hanya
memiliki nukleoid. Berbeda dengan organisme eukariotik yang telah memiliki
inti sel dengan membran yang membatasi keduanya sehingga proses transkripsi
terjadi di dalam inti sel (nukleus), dilanjut dengan proses translasi yang terjadi di
sitoplasma.
Perbedaan pada Proses Transkripsi
Sintesis RNA dengan cetakan untai basa nukleotida dari DNA disebut proses
transkripsi. Pada proses ini dihasilkan rantai tunggal RNA yang sekuensnya
melengkapi nukleotida dari salah satu rantai DNA. Template strand adalah
sebutan bagi rantai DNA ini dan coding strand adalah sebutan bagi rantai
pasangannya. Arah pembacaan DNA template pada proses transkripsi adalah dari
3’ → 5’, sedangkan pada sintesis RNA adalah dari 5’→ 3’. Proses transkripsi pada
prokariotik lebih sederhana apabila dibandingkan dengan eukariotik. Pada
prokariotik, proses transkripsi hanya membutuhkan satu jenis enzim RNA
polimerase yang berperan melakukan sintesis mRNA, tRNA, dan rRNA. Namun,
pada eukariotik dibutuhkan tiga jenis kompleks enzim RNA polimerase, yaitu
RNA polimerase I, RNA polimerase II, serta RNA polimerase III. RNA
polimerase I berperan dalam melakukan sintesis tiga jenis rRNA, yaitu 18S, 5.8S,
dan 28S, RNA polimerase II berperan dalam melakukan sintesis mRNA, dan
RNA polimerase III melakukan sintesis tRNA dan 5S rRNA.

Mekanisme Translasi pada Sel


Prokariotik
Translasi adalah proses
penerjemahan urutan
nukleotida pada mRNA
menjadi rangkaian asam amino
yang menyusun suatu
polipeptida, dengan kata
lain translasi merupakan
sintesis polipeptida
menggunakan informasi yang
terdapat pada mRNA.
Translasi pada prokariotik
sama halnya dengan eukariot,
terjadi pada sitoplasma dan
terbagi menjadi tiga tahapan
yaitu tahap inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Elongasi Pada tahap
ini, penambahan asam amino dilakukan satu per satu ke asam amino sebelumnya. Proses
ini diawali dengan masuknya tRNA aminoasil ke ribosom site-A setelah terlebih dahulu
membentuk kompleks dengan EF-tu (Elongation Factor Tu) yang membawa GTP. Setelah
kompleks antara tRNA
Elongasi Pada tahap ini, penambahan asam amino dilakukan satu per satu ke asam
amino sebelumnya. Proses ini diawali dengan masuknya tRNA aminoasil ke ribosom site-A
setelah terlebih dahulu membentuk kompleks dengan EF-tu (Elongation Factor Tu) yang
membawa GTP. Setelah kompleks antara tRNA
Elongasi Pada tahap ini, penambahan asam amino dilakukan satu per satu ke asam
amino sebelumnya. Proses ini diawali dengan masuknya tRNA aminoasil ke ribosom site-A
setelah terlebih dahulu membentuk kompleks dengan EF-tu (Elongation Factor Tu) yang
membawa GTP. Setelah kompleks antara
DNA pada promoter prokariotik ditempeli RNA polimerase tanpa memiliki
protein khusus dalam ikatannya, sedangkan pada eukariotik dibutuhkan tempat
menempelnya RNA polimerase bernama transkripsi faktor yang berupa protein
khusus. Regulasi ekspresi gen pada proses transkripsi prokariotik dan eukariotik
memiliki perbedaan. Regulasi ekspresi gen sendiri adalah tempat fungsi dan struktur
sel dikontrol serta menjadi dasar morfogenesis, diferensiasi sel adaptabilitas, dan
fleksibilitas setiap makhluk hidup. Meskipun regulasi ekspresi gen terjadi pada
kedua jenis sel, regulasi ini bersifat lebih kompleks pada eukariotik. Hal utama yang
membedakan regulasi transkripsi prokariotik dan eukariotik adalah transkripsi
pada prokariotik tidak dapat dimulai karena sekuens operator prokariotik
diduduki oleh protein represor, sedangkan sekuens promoter pada eukariotik lebih
terekspos dan dikenal serta diikat oleh RNA polimerase karena adanya protein-
protein yang meregulasi transkripsi yang memudahkan aktivitas RNA polimerase
melalui perubahan posisi nukleosom atau densitas. Transkripsi pada sel bakteri dapat
dimulai oleh RNA polimerase, kecuali diblok atau dihalangi oleh protein represor.
Transkripsi pada eukariotik dihalangi oleh penggabungan nukleosom dan DNA,
kecuali terdapat protein regulator lain. Sekuens promoter akan diekspos oleh protein
ini melalui perubahan posisi nukleosom (densitas) atau memudahkan penempatan
RNA polimerase II pada situs awal transkripsi (Sumber: Griffiths et al, 2016) Pada
prokariotik, posisi dasar (ground state) gen adalah on, yaitu siap memulai transkripsi.
Akan tetapi, hambatan pada proses transkripsi akan terjadi jika terdapat protein
represor. Posisi dasar (ground state) gen eukariotik adalah off yang artinya tidak siap
memulai transkripsi. Perubahan posisi off menjadi on memerlukan protein regulator.
Perbedaan lainnya adalah adanya satu sistem operon promoter yang
mengorganisasi gen prokariotik yang menjadi pengendali untuk seluruh gen
struktural, sedangkan eukariotik tidak memiliki sistem operon tersebut. Prokariotik
memiliki sifat ekspresi gen mRNA berupa polisistronik yang mengandung lebih
dari satu rangkaian kodon (sistron) polipeptida yang berbeda dalam satu transkripnya,
sedangkan eukariotik memiliki sifat ekspresi gen mRNA berupa monosistronik yang
satu macam produk ekspresi gennya dikode oleh satu transkrip dan satu rangkaian
kodon untuk satu jenis polipeptida dibawa oleh satu mRNA. Pada prokariotik tidak
terjadi proses splicing karena mRNA yang dihasilkan dari proses transkripsi tidak
memiliki intron, kecuali pada Archaea tertentu. Proses splicing eukariotik dilakukan
karena terdapat intron dan ekson yang saling berjajar pada mRNA hasil transkripsi
yang nantinya akan diterjemahkan. Prokariotik juga tidak melakukan proses
capping dan polidenilasi sehingga hasil sintesis dari RNA polimerase dapat
langsung melanjutkan perjalanan ke proses translasi. Sebaliknya, eukariotik
memerlukan tambahan gugus Methyl pada ujung 5’ yang disebut capping dan gugus
Poly-A Tail pada ujung 3’ yang disebut polidenilasi sebelum melanjutkan perjalanan
ke proses translasi. Hal ini disebabkan transkripsi eukariotik yang terjadi di nukleus.
Perbedaan pada Proses Translasi
Proses translasi pada organisme prokariotik dimulai secara langsung di permulaan
kodon, sedangkan proses translasi pada eukariotik menggunakan proses tidak
langsung untuk menemukan permulaan titik kodon dan juga faktor-faktor
translasinya. Ukuran subunit kecil ribosom prokariotik adalah 30S dengan
keberadaan rRNA sejumlah 16S serta subunit besarnya adalah 40S dengan
rRNA sebanyak 23S dan 5S, sedangkan ukuran subunit kecil ribosom eukariotik
adalah 40S dengan rRNA sejumlah 18S serta subunit besarnya adalah 60S
dengan rRNA sebanyak 28S, 5.8S, dan 5S. Terdapat perbedaan inisiator serta faktor
release pada prokariotik dan eukariotik. Inisiator prokariotik adalah IF1, IF2, IF3, dan
GTP dengan faktor release berupa RF 1 yang mengenali tempat berhentinya kodon 5’-
UAA-3’& 5’-AG-3’, RF 2 yang mengenali 5’-UAA-3’ & 5’-UGA-3’, dan RF 3
yang merangsang pelepasan RF 1, sedangkan inisiator eukariotik adalah eIF4A,
eIF4E, dan eIF4G dengan faktor release berupa eRF1 dan eRF3 yang mengenali
kodon stop

Anda mungkin juga menyukai