Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu. Ada pun makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Sel.
Kami berharap dengan disusunnya makalah “Sintesis Protein Prokariot dan Eukariot” ini
dapat membantu kita untuk mengetahui dan memahami mengenai apa, kapan, dan
bagaimana sintesis protein prokariot dan eukariot tersebut.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih kurang dari kata sempurna,
untuk itu dengan senang hati kami menerima berbagai saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan di masa mendatang. Kami mengucapkan terima kasih kepada blm isi , selaku
dosen mata kuliah Biologi Sel yang telah membimbing, serta berbagai pihak yang telah
kami jadikan sebagai referensi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami serta para pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sintesis protein merupakan materi pembelajaran yang kompleks karena dalam konsep ini
mempelajari proses atau mekanisme tubuh yang abstrak dan rumit di dalam tubuh.
Sintesis protein merupakan proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang
nantinya akan dibuat DNA yang proses pembentukannya berbentuk partikel protein. Pada
sel prokariotik, proses sintesis protein terjadi di sitoplasma. Sementara itu, pada sel
eukariotik, proses ini berawal di nukleus untuk membuat transkrip (mRNA). Tahapan
sintesis protein di sel ini berlanjut saat mRNA menuju ribosom untuk diterjemahkan
menjadi molekul protein polipeptida. Sintesis protein sendiri memiliki tujuan yaitu
untuk menghasilkan berbagai macam produk protein seperti enzim-enzim
pencernaan,hormone, dan lain sebagainya. Sintesis protein memiliki tahapan-tahapan
dalam dalam proses pembentukkan protein yang akan kita bahas pada bab-bab
selanjutnya.
Dalam proses trankripsi di sintesis protein pasti akan melibatkan DNA sebagai media
untuk suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat akan terjadi
proses transkripsi berjalan, biasanya akan ada signal dari luar akan kebutuhan suatu
protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. Asam nukleat dan
protein merupakan senyawa polimer utama yang terdapat pada sel. Asam nukleat
berfungsi menyimpan dan mentransmisikan informasi genetik dalam sel. Sel
mempunyai dua jenis molekul asam nukleat yaitu DNA (asam deoksiribonukleat) dan
RNA (asam ribonukleat). DNA menyimpan informasi genetik yang spesifik untuk
setiap individu dan spesies tertentu, yang akan diwariskan ke generasi berikutnya.
Semua sel menggunakan sistem dimana informasi yang terdapat dalam DNA di copy
menjadi RNA dan kemudian dirubah menjadi protein oleh mesin molekul yang
disebut ribosom. Pada tingkat molekul, sel-sel memiliki lebih banyak kesamaan
daripada perbedaan.
Dalam sel-sel prokariotik, sintesi RNA dibantu oleh sejenis polimerasi RNA,
sedangkan pada sel-sel eukariotik ditemukan beberapa jenis polymerase. Sehingga
dalam pengendalian sintesis protein pada sel prokariotik tergantung pada pengaturan
kegitan satu jenis enzim tersebut agar dapat memastikan mRNA yang mana perlu
ditranskripsikan (Subowo,1995).
Proses trankripsi sintesi protein prokariotik
Tahap traskripsi pada sel prokariotik berlangsung di sitoplasma. Sel prokariotik hanya
memerlukan satu enzim RNA polymerase untuk melakukan tahap ini.
1. Inisiasi (permulaan )
Proses inisiasi dimulai dengan menempelnya RNA polymerase di
promoter. RNA polimerase dpaat tertempel langsung dengan DNA di bagian
promoter tanpa adanya bentuk ikatan dengan protein lain. Dalam proses
ini, yang berperan untuk menemukan bagian promoter suatu gen yang
memiliki struktur khas adalah subunit σ. Struktur khas ini dapat berupa suatu
kelompok ikatan hydrogen antara kedua untaian DNA pada posisi -35
dan -10, yang dapat digunakan sebagai tempat RNA polimerase untuk
menempel.
Elongasi (Pemanjangan)
Pada proses Elongasi, RNA polymerase bergerak di sepanjang DNA yang
menyebabkan heliks ganda terurai, melepaskan sekitar 10-20 nukleotida DNA
bersamaan untuk dipasangkan dengan nukleotida RNA. Enzim
memberikan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA yang dalam proses
untuk tumbuh saat bergerak sepanjang heliks ganda. Untai DNA dari ujung
3’ ke ujung 5’ mwnjadi cetakan untuk proses transkripsi DNA menjadi
messenger RNA (mRNA) oleh RNA polymerase, sehingga mRNA dapat
terbentuk dimulai dari ujung 5’ ke ujung 3’.Saat proses berlanjut, molekul
RNA yang baru disintesis di belakang RNA polimerase terkelupas dari
cetakan DNA-nya, dan membentuk kembali heliks ganda DNA. Beberapa
molekul RNA polimerase dapat mentranskripsi sebuah gen tunggal secara
bersamaan dengan saling berurutan. Hal ini digambarkan dengan skema
sebagai berikut.
• DNA Pengkode (DNA non-template) : 5’ -ATG GTC CTT TAC TTG TCT
GTA TTT- 3’
• DNA cetakan (DNA template) : 3’ -TAC CAG GAA ATG AAC AGA CAT
AAA -5’
• RNA hasil transkripsi (mRNA) : 5’ -AUG GUC CUU UAC UUG UCU
GUA UUU -3’
Banyaknya molekul polimerase yang secara bersamaan mentranskripsi satu
gen tunggal meningkatkan jumlah mRNA yang ditranskripsi darinya, yang
dapat membantu sel untuk membuat protein yang dikodekan dalam
jumlah besar.
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika
RNA polymerase tiba pada
terminator,
yaitu komponen DNA yang
berfungsi menghentikam
transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis
terminator transkripsi pada
prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak
membutuhkan protein rho
(rho-dependent
terminator)
Dipengaruhi oleh adanya
urutan nukelotida tertentu
pada bagian
terminator. Biasa ditemukan
pada urutan DNA yang
banyak
mengandung basa GC, diikuti
urutan yang banyak
mengandung basa
AT dan urutan ekor poli A.
Komplemen sinyal terminasi
tersebut
menyebabkan produk RNA
membuat struktur berbentuk
loop yang
berakhir dengan urutan poli U
pada ujung 3’. Hal ini
mengakibatkan
RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan
proses sintesis
diakhiri.
• Terminator yang m
Terminasi (pengakhiran)
Terjadinya terminasi, ketika RNA polymerase tiba pada terminator, yaitu
komponen DNA yang berfungsi menghentikam transkripsi (kodon
terminasi). Ada dua jenis terminator transkripsi pada prokariotik, yaitu :
• Terminator yang tidak membutuhkan protein rho (rho-dependent
terminator) Dipengaruhi oleh adanya urutan nukelotida tertentu pada
bagian terminator. Biasa ditemukan pada urutan DNA yang banyak
mengandung basa GC, diikuti urutan yang banyak mengandung basa AT dan
urutan ekor poli A. Komplemen sinyal terminasi tersebut menyebabkan
produk RNA membuat struktur berbentuk loop yang berakhir dengan
urutan poli U pada ujung 3’. Hal ini mengakibatkan RNA polymerase menjadi
berkurang kecepatannya dan proses sintesis diakhiri.
Terminator yang membutuhkan protein rho (rho-independent terminator)
Penghentian proses transkripsi yang membutuhkan protein rho hanya
ditemukan di daerah jeda yang berada di dekat promoter. Terminator yang
bergantung pada protein rho tersusun dari urutan berulang-balik. Namun, tidak
ditemukan rangkaian basa T di daerah yang memerlukan faktor rho. Faktor rho
mengikuti pergerakan RNA polymerase sampai berhenti di terminator.
Selanjutnya, transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan yang disebabkan oleh
distabilisasi ikatan RNA-DNA.
Pada proses translasi, tRNA akan membawa setiap asam amino kepada ribosom. Untuk setiap
asam amino, setidaknya akan ada satu macam tRNA. Namun, ada juga beberapa asam amino
yang memiliki lebih dari satu macam tRNA. Setiap tRNA yang membawa asam amino
memiliki sekuens khas yang biasa disebut antikodon. Antikodon sendiri merupakan
sekuens komplemen dari sekuens kodon pada mRNA. Komplementasi basa dari setiap 20
sekuens kodon dan antikodon memiliki fungsi menjamin setiap asam amino yang akan
ditambahkan dalam untai protein yang sedang dibentuk. Mekanisme Translasi pada Sel
Prokariotik
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida pada mRNA menjadi rangkaian
asam amino yang menyusun suatu polipeptida, dengan kata lain translasi merupakan
sintesis polipeptida menggunakan informasi yang terdapat pada mRNA. Translasi pada
prokariotik sama halnya dengan eukariot, terjadi pada sitoplasma dan terbagi menjadi tiga
tahapan yaitu tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi.
1. Tahap inisiasi
pada tanslasi sel prokariot dimulai pada kode AUG yang akan mengkode asam amino
formil-metionin dan diawali dengan IF-2 membawa tRNA f-met bergabung untuk
membentuk bakal kompleks. tRNA f-met ini langsung masuk menuju ribosom site-
P. Pada sisi lainnya, ribosom sub-unit kecil dengan melibatkan IF-3, bergabung
bersama mRNA dan membentuk bakal kompleks lainnya. Kemudian IF-1 dan
GTP bergabung bersamaan dengan seluruh bakal kompleks sebelumnya dan
membentuk bakal kompleks inisiasi. Kompleks inisiasi belum terbentuk karena
ribosom sub-unit besar belum bergabung. Selanjutnya, IF-3 dilepaskan dari bakal
kompleks inisiasi agar ribosom sub-unit besar dapat bergabung ke bakal kompleks
inisiasi. Pada GTP terjadi peristiwa pemecahan menjadi GDP dan gugus fosfat.
Peristiwa pemecahan GTP tersebut terjadi bersamaan dengan lepasnya IF-1 dan IF-2
dari bakal kompleks inisiasi sekaligus menandakan terbentuknya kompleks inisiasi.
Dengan terbentuknya kompleks inisiasi, maka proses tahap inisiasi pada translasi
dinyatakan selesai. Selain itu, terdapat peristiwa yang terjadi saat pembentukan
bakal kompleks kedua, yaitu terbentuknya suatu sekuens yang disebut sekuens
shine-dalgarno yang terletak di depan kodon start. Sekuens ini terbentuk akibat
adanya interaksi antara sekuens rRNA penyusun ribosom sub-unit kecil dengan
mRNA.
2. Elongasi
Pada tahap ini, penambahan asam amino dilakukan satu per satu ke asam amino
sebelumnya. Proses ini diawali dengan masuknya tRNA aminoasil ke ribosom site-A
setelah terlebih dahulu membentuk kompleks dengan EF-tu (Elongation Factor Tu)
yang membawa GTP. Setelah kompleks antara tRNA aminoasil dan EF-Tu memasuki
ribosom site-A, EF-Tu yang membawa GTP akan memisahkan diri dan berubah
menjadi GDP. Kemudian, dengan peran EF-Ts, GDP yang dibawa EF-Tu diubah
kembali menjadi GTP agar EF-Tu yang membawa GTP tersebut dapat kembali
membentuk kompleks dengan tRNA aminoasil lainnya dan membawa tRNA
aminoasil tersebut masuk ke ribosom site-A. Saat tRNA aminoasil pertama
menempati ribosom site-A, asam amino yang menempel pada tRNA di ribosom site-P
berpindah dan menempel dengan asam amino yang menempati ribosom site-A.
Perpindahan tersebut menyebabkan terbentuknya ikatan peptida sehingga tRNA
pada site-P tidak membawa asam amino. Proses ini dilanjutkan masuknya EF-g
yang membawa GTP ke ribosom. GTP ini berperan dalam peristiwa
berpindahnya ribosom sepanjang tiga basa mRNA yang disebut translokasi.
Dengan berpindahnya ribosom ke ujung 3` mRNA, maka tRNA yang ada pada site-P
pun berpindah menuju site-E dan tRNA yang terletak di site-A berpindah ke ribosom
site-P. Pada ribosom site-A yang telah kosong, terjadi lagi peristiwa awal
elongasi yaitu masuknya kompleks tRNA dan EF-tu yang membawa GTP.
Kemudian, rantai polipeptida yang menempel pada tRNA yang terletak di
ribosom site-P akan terlepas lalu berpindah dan menempel pada asam amino yang
menempel pada tRNA di ribosom site-A dan kembali membentuk ikatan peptida. Di
sisi lainnya, tRNA yang tidak membawa asam amino pada ribosom. site-E terlepas
dari ribosom sehingga ribosom site-E pun kosong. Keadaan ribosom site-E yang
kosong menyebabkan terjadinya kembali peristiwa translokasi.
3. Terminasi Terminasi terjadi saat salah satu kodon stop (UAA, UAG, UGA)
di mRNA mencapai site-A. Pada tahap ini, terdapat suatu protein yang disebut RF
(release factor). RF pada sel prokariot terbagi menjadi dua, yaitu RF-1 dan RF-2. RF-
1 akan mengenali kodon UAA dan UAG, sedangkan RF-2 akan mengenali
kodon UAA dan UGA. Ketika ribosom bertemu salah satu kodon stop, maka salah
satu RF akan mengenalinya dan masuk ke ribosom site-A dan memutus rantai kodon.
Setelah ribosom site-A terisi, tRNA pada site-E pun terlepas. Selanjutnya, rantai
polipeptida yang menempel pada tRNA di ribosom site-P terlepas saat akan berpindah
menuju ribosom site-A. Hal ini disebabkan tidak adanya tRNA pada ribosom site-
A yang diisi oleh RF. Kemudian, ribosom kembali melakukan translokasi yang
menyebabkan lepasnya tRNA terakhir pada ribosom tersebut. RF dan tRNA terlepas
dari ribosom pada saat yang bersamaan. Proses terakhir pada tahap terminasi
adalah berpisahnya ribosom sub-unit besar, sub-unit kecil, dan mRNA yang
sebelumnya membentuk suatu kompleks dengan hidrolisis dari dua molekul GTP,
sekaligus.
Translasi eukariotik
Translasi adalah penerjemahan kode genetik pada RNAd oleh ribosom menghasilkan
polipeptida. Translasi terjadi melalui 3 tahapan, seperti transkripsi yaitu, inisiasi, elongasi,
dan terminasi.
Inisiasi (Permulaan)
Setiap tiga basa nitrogen pada RNAd akan membentuk kodon. Setiap kodon akan
mengkode suatu jenis asam amino tertentu.
Urutan kodon pada RNAd inilah yang nantinya berperan menentukan jenis asam amino
yang akan ditambahkan selama proses penyusunan polipeptida. Untuk mengetahui jenis-jenis
asam amino yang dikode oleh pada masing-masing kodon dapat diamati pada table berikut.
Misalkan, kodon yang tersusun oleh basa nitrogen UUU akan diterjemahkan sebagai
asam amino finilalanin, kodon USU diterjemahkan sebagai asam amino Serin dan
sebagainya.
Terdapat 4 kodon yang berbeda fungsinya dengan kodon yang lain, yang pertama adalah
start kodon AUG. selain berfungsi mengkode asam amino metionin, AUG juga berperan
sebagai kodon pertama yang memulai proses translasi .
Sementara kodon UAA, UAG, dan UGA disebut sebagai stop kodon karena memicu
berakhirnya proses transasi. Kodon stop disebut juga nonsense atau kodon tidak bermakna
karena tidak mengkode jenis asam amino apapun.
Translasi diawali dengan ribosom subunit kecil berikatan pada RNAd dibagian start
kodon yaitu AUG.
Setiap asam amino dibawa menuju ribosom oleh RNAt yang bersifat spesifik setiap RNAt
memiliki urutan tiga basa nitrogen yang bersifat komplemen dengan kodon yang mengkode
asam amino yang dibawa. Asam amino akan berikatan dengan RNAt yang memiliki urutan
basa nitrogen komplemen dengan kodon yang mengkodenya. Urutan basa nitrogen
komplemen pada RNAt disebut anti kodon.
Misalkan, AUG adalah kodon yang mengkode asam amino metionin. Maka metionin
akan dibawa oleh RNAt yang memiliki anti kodon UAS. Dengan demikian, makan anti
kodon RNAt akan dapat berikatan dengan kodon pada RNAd. Setelah start kodon berikatan
dengan anti kodon spesifiknya, ribosom unit besar kemudia berikatan untuk membentuk
kompleks translasi.
Elongasi (Pemanjangan)
Ribosom unit besar memilki 3 ruangan yang disebut situs E, P, dan A. Selama elongasi
ribosom akan membaca kodon-kodon yang berada di ditus A. Asam amino yang memiliki
anticodon yang sesuai. Apabila kodon berikutnya adalah UUU maka fenilalanin akan dibawa
oleh RNAt yang memiliki anticodon AAA. RNAt tersebut kemudian memasuki situs A. Pada
tahap berikutnya, asam amino yang berada disitus P akan terputus dari RNAt nya, lalu
berikatan dengan asamamino yang berada di situs A. Ketika ribosom bergeser, RNAt yang
tidak membawa asam amino berpindah ke situs E, kemudian akan keluar dari Kompleks
translasi. RNAt yang mengikat asam amino berpindah dari situs A ke situs P sehingga situs A
menjadi kosong. Karena situs A kosong maka RNAt yang selanjutnya dapat masuk membawa
asam amino yang sesuai dengan kodon pada situs A. Asam amino dari situs P akan berikatan
dengan asam amino disitus A, kemudian ribosom bergeser kembali demikianseterusnya
sehingga proses ini akan menghasilkan rantai asam amino.
Terminasi (Pengakhiran)
Tahap terminasi transkripsi akan terjadi apabila ribosom mencapai stop kodon. Faktor
pelepas akan berikatan pada stop kodondi situs A memicu polipeptida disitus P terlepas dan
kompleks translasi terurai.
Dengan demikian, maka selesailah proses translasi. Polipeptida yang dihasilkan dari
transkripsi dan translasi ini, kemudian akan diproses menjadi sebuah protein tertentu.