OLEH :
CICILIA A. GAGI
1707010148
Pada umumnya penilaian paparan bahan kimia terhadap manusia adalah dengan cara
pemantauan lingkungan. Telah diketahui bahwa untuk mengevaluasi suatu paparan bahan
kimia terhadap manusia, tergantung dari faktor sifat fisikokimia suatu bahan, higiene manusia
itu sendiri serta beberapa faktor biologi antara lain umur dan jenis kelamin. Untuk
mempelajari kandungan bahan kimia di dalam tubuh manusia dan efek biologi dari bahan
kimia tersebut dipakai metode pemantauan biologi (biological monitoring). Keuntungan dari
pemakaian metode ini adalah terkaitnya bahan kimia secara sistematik yang dapat dipakai
untuk memperkirakan risiko yang terjadi. Secara umum tujuan dari kegiatan pemantauan
biologi adalah sama dengan pemantauan ambien yaitu mencegah terjadinya paparan bahan
kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik secara akut maupun kronis.
Biomonitoring adalah pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air kemih, untuk
mengetahui metabolisme kimiawi. Kapasitas ini adalah kunci dari fungsi inti untuk
efektivitas sebuah laboratorium kesehatan masyarakat. Tanpa biomonitoring, diagnosis dan
pengobatan terhadap paparan bahan kimia dapat tertunda.
Biomonitoring adalah alat yang penting untuk pencegahan penyakit. Ketika hal ini
dikombinasikan dengan usaha penelusuran penyakit, biomonitoring memungkinkan petugas
kesehatan masyarakat untuk mengerti dengan lebih baik apa, dimana dan kapan keterpaparan
terjadi, hal inilah yang dikaitkan dengan faktor-faktor lingkungan.
Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui
dan ditentukan. Indikator biologis dalam hal ini merupakan petunjuk ada-tidaknya kenaikan
keadaan lingkungan dari garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau kandungan
senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman, atau suatu hasil dari
hewan (susu, keju) atau tanaman (buah, umbi). Indikator biologis dapat ditentukan dari
hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran lingkungan sebelum sampai kepada
manusia.
Untuk mengukur bahan kimia atau metabolik umumnya digunakan media biologi.
Media biologi yang sering dipakai adalah urine, darah, udara alveolus. Sedangkan media
biologi yang jarang dipakai untuk pengukuran bahan kimia atau metabolik adalah ASI,
lemak, air liur, rambut, kuku, gigi dan plasenta. Pada umumnya urine dipakai sebagai media
untuk mengukur bahan kimia anorganik dan organik yang mudah larut dalam air. Darah
dipakai sebagai media untuk sebagian besar bahan kimia anorganik dan organik yang sukar
dilakukan biotransformasi, sedangkan udara alveolus dipakai untuk bahan yang mudah
menguap.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran suatu parameter dan waktu
pengambilan sampel adalah:
b) Kondisi paparan
c) Parameter toksokinetik: distribusi, biotransformasi dan eliminasi
e) Gangguan kesehatan
Sebagai contoh adalah Cadmium dalam darah merupakan logam berat yang secara umum
dapat mengganggu kesehatan. Tetapi cadmium dalam urine merupakan indikator yang baik
terakumulasinya logam berat tersebut di dalam ginjal. Berdasarkan selektifitas dari
pemeriksaan bahan kimia atau metabolitnya, maka pemeriksaan dapat bersifat selektif dan
non selektif. Pemeriksaan yang selektif untuk bahan-bahan kimia tunggal sedangkan
pemeriksaan non selektif untuk gabungan bahan kimia. Pemantauan biologi dapat pula berisi
gas invasife dan non invasife. Pemeriksaan invasife memerlukan misalnya sampel darah dan
sampel jaringan, sedangkan yang non invasife hanya memerlukan sampel urine, udara
alveolus dan kuku.
Selain uji pengukuran bahan kimia atau metabolit di dalam media biologi ada tes lain yang
termasuk uji biologi yaitu:
a) Uji yang didasarkan pada tidak adanya kelainan biologi, contoh: pengukuran aktifitas
eritrosit cholinesterase
b) Uji pengukuran bahan kimia yang terikat pada molekul sasaran, contoh: uji karboksi
haemoglobin pada masyarakat sekitar industri
MACAM BIOMONITORING
1. Biomonitoring Logam
Akumulasi zat organik pada beberapa spesies mamalia merupakan bio indikator yang
potensial untuk mendeteksi pencemaran lingkungan. Beberapa zat organik yang
dipakai indikator antara lain:
a) Perubahan non protein sulfhidril pada sel liver dari tikus sebagai indikator
terpapar oleh pestisida.
b) Meningkatnya bilirubin pada tikus, menunjukkan adanya paparan oleh Tri
Nitro Toluen (TNT).
c) Terdapatnya hubungan antara pencemaran lingkungan dengan Poly
Chlorinated Bifenil (PCB), dioxin, dan furan pada manusia.
d) Terdapatnya dioxin, furan, PCB, DDE, dan lindane pada telur burung sebagai
indikator tercemarnya lingkungan oleh zat organik
e) Terakumulasinya PCB, pestisida, dan bahan antropogenik pada tubuh ikan
sebagai indikator tercemarnya ekosistem perairan
f) Meningkatnya aktifitas Mixed Function Oxidase (MFO) pada ikan di sungai
yang tercemar oleh bahan organik, PAH, Dioxin, dan PCB.
g) Aktivitas Xenobiotik – DNA adduct, Cytochrome P 450 induksi dan oryl
hidrokarbon hidroksilase pada ikan dipakai sebagai biomarker pencemaran
pantai oleh PCB dan DDT.
h) Mengurangnya komunitas phytoplankton dapat dipakai sebagai biomonitoring
pencemaran pestisida dalam perairan.
3. Biomonitoring Limbah Cair
Ada beberapa studi toksisitas yang dipakai untuk menilai buangan limbah cair antara
lain pemakaian bakteri dan pemakaian invertebrata. Limbah pabrik kertas yang
mengandung bahan kimia pemutih dilakukan studi memakai biota air misalnya ikan.
Cara baru untuk menilai kualitas air laut yang terkontaminasi oleh bahan kimia
pemutih adalah dengan cara bio assay antara lain: uji inhibisi pertumbuhan algae dan
uji larva biota air.
Perubahan ambien atmosfer oleh adanya bahan pencemar udara akan dapat
mempengaruhi kehidupan tanaman. Daun pinus jarum dapat dipakai sebagai indikator
pencemaran alifatik hidrokarbon. Dengan pemeriksaan gas kromatografi ditemukan
bahwa kadar hidrokarbon lebih tinggi pada daun pohon pinus yang berumur tua.
Tanaman tingkat rendah antara lain lichen parmalia sulcata dapat sebagai indikator
pencemaran udara. Dengan demikian maka lichen dapat dipakai sebagai biomonitor
untuk pencemar udara.
5. Biomonitoring Asidifikasi
Perairan yang mempunyai pH rendah akan bersifat asam. Keasaman perairan dapat
dideteksi dengan memakai biomarker biota yang hidup dalam perairan tersebut.
Dalam keadaan pH rendah (pH=3), maka logam besi dan manganese akan terdeteksi
dalam perairan. Efek perairan dengan pH rendah, logam yang toksis dan Dissolve
Organic Carbon (DOC) terhadap hewan amfibi akan menyebabkan terlambatnya
metamorfosa, menurunnya daya tahan dan menurunnya berat badan hewan amfibi.
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan lingkungan dibagi menjadi 8 tipe (Carley, 1984 dalam Suratmo 2004), yaitu:
1) Inspeksi
Pemantauan ini biasanya dilakukan oleh pemerintah atau suatu tim untuk menilai atau
mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari suatu kebijaksanaan atau program.
Pemantauan ini melihat ratio masukan dan keluaran atau kepuasan dalam mencapai
sasaran dan tujuan.
Pemantauan evaluasi proyek uga dilakukan oleh pemerintah atau suatu tim terhadap
proyek yang biasanya dibiayai dana bantuan internasional. Penilaian keberhasilan atau
kegagalan dari proyek bantuan ini tidak hanya dilihat dari untung dan rugi proyej
tetapi juga menyangkut analisis sosial dan lingkungan.
Perjanjian dan kontrak disini merupakan perjanjian yang diadakan antara pemerintah
dengan suatu industri. Pemantauan ini lebih memfokuskan pada penampilan dari
industri dalam manfaat dari adanya industri tersebut, perburuhan, manfaat kursus,
keluaran dalam bidang sosial dan budaya serta konsultasi dengan masyarakat.
Prosedur pendekatan ilmiah merupakan hal yang sangat penting dan harus diikuti dalam
melaksanakan pemantauan dampak lingkungan dari suatu proyek atau suatu aktivitas
manusia. Dasar dari pemantauan adalah mengukur dampak yang telah diduga atau perubahan
lingkungan yang telah diduga dalam Andal. Hasil pemantauan pendugaan dampak
lingkungan harus menjawab:
a. Dengan sudah adanya pendugaan dampak pada suatu komponen lingkungan, maka
dapat disusun suatu rumusan masalahnya.
c. Pahami keadaan variasi-variasi yang ada di alam untuk menetapkan waktu dan tempat
pengukuran indikator ekologi yang akan menunjukkan adanya perubahan lingkungan.
d. Susun desain pengambilan contoh sehingga dapat memenuhi syarat untuk analisis
statistik dan dapat digunakan untuk uji hipotesis.
Tidak semua komponen lingkungan dapat dipantau dengan prosedur tersebut karena
tidak semua dampak lingkungan dapat diuji dengan prosedur tersebut, sehingga prosedur lain
banyak diperkenalkan saat ini, khususnya untuk aspek sosial, misalnya kuisioner (menyusun
suatu daftar pertanyaan yang kemudian akan dijawab oleh responden, metode ini termasuk
studi langsung. Tidak semua komponen harus dipantau secara intensif dan komprehensif
seperti prosedur tersebut. Pada umumnya komponen yang dikenai pemantauan yang intensif
adalah komponen yang:
b. dampak yang tidak diketahui secara jelas sejauh mana dampaknya akan terjadi.
c. Perubahan lingkungan atau dampak dari suatu aktivitas masih merupakan suatu
percobaan (Suratmo, 2004).
Prioritas komponen atau dampak yang harus dipantau biasanya diletakkan pada dampak yang
dianggap paling penting bagi pengambilan Keputusan atau instansi yang bertanggung jawab.
oleh karena itu dianjurkan menggunakan biomonitoring system untuk mengukur kualitas
lingkungan alam dan untuk digunakan dalam rangka program pengendalian kualitas
lingkungan oleh industri yaitu dengan meletakkan alat pengukur (sensor) di tempat-tempat
yang kritis dalam sistem alam yang bersangkutan (Suratmo, 2004).
RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Uraian tentang jenis dampak penting dan dampak lainnya yang akan dipantau,
misalnya berupa pencemaran udara oleh SO4 dan NO3 akibat penggunaan bahan
bakar minyak berkadar sulfur tinggi.
Uraian tentang faktor lingkungan yang dipantau, yang dapat dilakukan terhadap
sumber dampak lingkungan akibat yang akan ditimbulkan oleh dampak tersebut
terhadap lingkungan. Misalnya, pencemaran oleh SO4 dan NO3 , pemantauan sumber
dampaknya dapat dilakukan terhadap kandungan sulfur dan nitrogen dalam bahan
bakar, sedangkan pemantauan akibat dapat dilakukan dengan cara mengukur kadar
keasaman air dalam badan perairan sebagai akibat pencemaran gas tersebut.
Uraian tentang tolok ukur yang akan dipantau, dapat meliputi aspek biogeofisik aspek
sosial-ekonomi dan sosial-budaya.
d. Lokasi
Uraian tentang lokasi yang tepat untuk memantau dampak dengan melampirkan peta
berskala memadai yang memuat lokasi dan tapak pemantauan.
e. Periode Pemantauan