OLEH
1707010148
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan APD
Responden kedua
Identifikasi responden
Nama : YL
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 57 thn
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : D3/S1
Masa kerja : >10 thn
Frekuensi penyemprotan : 1-2kali/bln
Penggunaan APD
Dari hasil wawancara kedua responden dapat diketahui bahwa pengetahuan pestisida
cukup baik dibuktikan dengan jawaban dari tiap responden yang benar, selain itu cara
penyimpanan pestisida yang dilakukan oleh responden juga cukup baik yaitu dengan
diletakan ditempat yang memiliki ventilasi yang cukup baik, tempat yamg terkunci, tidak
mudah dijangkau anak-anak, dan juga diberi tanda peringatan/bahaya. Selain itu cara
penangan pestisida pasca penyemprotan juga sudah baik yaitu dengan menanam wadah
bekas pestisida jauh dari sumber air, membersihkan alat semprot dengan air mengalir,
setelah menyemprot responden(penyemprot) akan langsung mandi dengan air bersih dan
sabun. Penggunaan APD oleh responden juga cukup lengkap yaitu seperti menggunakan
masker, topi, baju kerja, sarung tangan, dan sepatu saat bekerja.
2.3 Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya pestisida
a) Identifikasi resiko
Identifikasi risiko dampak kesehatan terhadap penggunaan pestisida di tempat kerja
diawali dengan melakukan identifikasi penggunaan pestisida pertanian, antara lain:
Frekuensi dan jumlah penggunaan pestisida
Jenis dan toksisitas pestisida berdasarkan label pada kemasan pestisida :
jenis pestisida, kegunaan, bahan aktif, tingkat bahaya, cara pakai, dan
penanganan keracunan
Tingkat pengetahuan, pemahaman, dan perilaku pengguna pestisida.
Pemantauan petugas kesehatan untuk mengidentifikasi risiko dapat
dilakukan melalui checklist.
b) Penggunaan pestisida yang aman dan sehat
c) Membaca label produk pestisida
d) Saat mengangkut dan menyimpan pestisida, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
Selalu menyimpan pestisida pada kemasan asli dengan melampirkan label.
Ikuti petunjuk penyimpanan yang terdapat pada label kemasan.
Pestisida harus disimpan di tempat kering, dingin dan gelap. Hindari
penyimpanan di tempat dengan temperatur suhu tinggi.
Menyimpan pestisida di rak-rak yang cukup kuat.
Memasang tanda peringatan pada pintu untuk mengindikasikan tempat
penyimpanan pestisida.
Tidak menaruh wadah pestisida di tempat yang terkena matahari secara
langsung.
Menyimpan pestisida diluar jangkauan anak kecil.
Jangan pernah menyimpan makanan dan pestisida bersamaan
Ketika mengangkut/ memindahkan pestisida, letakkan dengan baik dan
kencang agar tidak mudah bergerak/tumpah
Jangan mengangkut pestisida dalam keadaan bocor
Lindungi dari cuaca ekstrim misalnya panas matahari.
Jangan meletakkannya berdampingan dengan barang lain terutama makanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pestisida adalah salah satu kelompok bahan beracun berbahaya (B3) dan merupakan
persisten organik pollutants (Pops), yang seharusnya penggunaan dilakukan sesuai
prosedur yang sehat dan aman. Telah banyak bukti penelitian menunjukan adanya
gangguan kesehatan pada masyarakat akibat pemaparan pestisida, dari yang ringan
sampai berat hingga menimbulkan kematian. Populasi yang dapat dikategorikan
memiliki risiko terpapar pestisida adalah para pekerja sektor pertanian, orang yang
berada di lingkungan yang menggunakan pestisida, termasuk anak-anak yang bermain
dengan wadah pestisida, ternak dan produk makanan yang terkontaminasi pestisida. Pada
pekerja perempuan yang hamil dapat terpapar pestisida dari lingkungan yang pemakaian
pestisida sedang berlangsung maupun dari memakan makanan yang terkontaminasi/
mengandung residu pestisida.6,7 Pekerja perempuan hamil yang terpapar pestisida
terbukti berisiko memiliki anak yang menderita gangguan syaraf, gangguan
perkembangan hingga abortus. Sehingga dalam hal ini pengetahuan dan keterampilan
dari petani sangat diperlukan untuk menghindari keracunan ataupun kecelakaan kerja
lainnya pada petani saat bekerja.
Lampiran kuisioner hasil wawancara
Responden 1
Responden 2