DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
MULIA OKTAVIANI
SI-KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya dengan
baik.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar
praktik kebidanan dengan bahan kajian preeklamsia-eklamsia. Tidak lupa saya
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Saya menyadari bahwa makalah saya
masih jauh dari kata sempurna,untuk itu saya sangat menerima kritikan dan saran
dari pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab dari tingginya mortalitas dan morbiditas ibu bersalin
adalah hipertensi yang karena tidak di tangani dengan benar berujung pada
preeklsamsia dan eklamsia. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 %
penyulit kehamilan. Oleh karena itu, ditekankan bahwa pengetahuan tentang
pengelolaan sindroma preeklamsi ringan dengan hipertensi, odema dan protein
urine harus benar–benar dipahami dan ditangani dengan benar oleh semua tenaga
medis. (Prof. dr.H. Muh.Dikman Angsar, SpOG, tahun 2005). Preeklampsia
adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh
kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir
secara eksklusif merupakan penyakit pada multipara. Biasanya terdapat pada
wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau
pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun.
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. Pre eklampsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada
yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
2. Eklampsia
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan
ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik, biasanya pada pasien yang telah
menderita preeklampsia. (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut gangguan
hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005. Eklampsia adalah
kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan
kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah
menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 ).
1. Eklampsia gravidarum
2. Eklampsia parturientum
· Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
3. Eklampsia puerperium
· Kejadian jarang 10 %
· Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis,
tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.
· Mata melotot
· Mulut berbuih
d. Tingkat koma
Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian
menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan
eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran
darah ke rahim.
1. Pre-Eklampsia
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada penderita
yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai
alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan
air dan coogulasi intravaskulaer. Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan
sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasmusini yang menimbulkan berbagai gejala
yang menyertai preeklamsi.Sebab pre eklamasi belum diketahui :
a. Vasospasmus menyebabkan :
· Hypertensi
· Pada otak (sakit kepala, kejang)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu:
· Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
· Molahidatidosa
· Diabetes mellitus
· Kehamilan ganda
· Hidrocepalus
· Obesitas
2. Eklampsia
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi banyak teori
yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:
a. Teori Genetik
Eklamsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering ditemukan pada
anak wanita dari ibu penderita pre eklamsia.
b. Teori Imunologik
Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin yang merupakan benda asing
karena ada faktor dari suami secara imunologik dapat diterima dan ditolak oleh
ibu.Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila janin dianggap bukan benda asing,. dan rahim
tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga terjadi modifikasi respon
imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada eklamsia terjadi penurunan atau kegagalan dalam
adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap berjalan.
Kejadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan iskhemia utero placenta menimbulkan
bahan vaso konstriktor yang bila memakai sirkulasi, menimbulkan bahan vaso konstriksi
ginjal. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan produksi renin angiotensin dan
aldosteron.Renin angiotensin menimbulkan vasokonstriksi general, termasuk oedem pada
arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar yang meningkatkan sensitifitas
terhadap angiotensin vasokonstriksi selanjutnya akan mengakibatkan hipoksia kapiler dan
peningkatan permeabilitas pada membran glumerulus sehingga menyebabkan proteinuria
dan oedem lebih jauh.
Faktor yang dihasilkan oleh ishkemia placenta adalah radikal bebas. Radikal bebas
merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat reaktif dan
berumur pendek. Ciri radikal bebas ditandai dengan adanya satu atau dua elektron dan
berpasangan. Radikal bebas akan timbul bila ikatan pasangan elektron rusak. Sehingga
elektron yang tidak berpasangan akan mencari elektron lain dari atom lain dengan
menimbulkan kerusakan sel.Pada eklamsia sumber radikal bebas yang utama adalah
placenta, karena placenta dalam pre eklamsia mengalami iskhemia. Radikal bebas akan
bekerja pada asam lemak tak jenuh yang banyak dijumpai pada membran sel, sehingga
radikal bebas merusak sel Pada eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada kehamilan
normal, dan produksi radikal bebas menjadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan
juga menurun.
Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah, melindungi pembuluh darah agar
tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan menghindari pengaruh vasokonstriktor.
Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat adanya peroksidase lemak
adalah sel endotel pembuluh darah.Kerusakan endotel ini sangat spesifik dijumpai pada
glumerulus ginjal yaitu berupa “ glumerulus endotheliosis “. Gambaran kerusakan
endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan diagnosa pasti adanya pre eklamsia.
f. Teori Trombosit
Placenta pada kehamilan normal membentuk derivat prostaglandin dari asam arakidonik
secara seimbang yang aliran darah menuju janin. Ishkemi regio utero placenta
menimbulkan gangguan metabolisme yang menghasilkan radikal bebas asam lemak tak
jenuh dan jenuh. Keadaan ishkemi regio utero placenta yang terjadi menurunkan
pembentukan derivat prostaglandin (tromboksan dan prostasiklin), tetapi kerusakan
trombosit meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding 7 : 1 dengan
prostasiklin yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan terjadi kerusakan pembuluh
darah karena gangguan sirkulasi.
Kebutuhan kalsium ibu hamil ± 2 - 2½ gram per hari. Bila terjadi kekurangan-kekurangan
kalsium, kalsium ibu hamil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin,
kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot
sehingga menimbulkan sebagai berikut : dengan dikeluarkannya kalsium dari otot dalam
waktu yang lama, maka akan menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung yang
mengakibatkan menurunnya strike volume sehingga aliran darah menurun. Apabila
kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan konstriksi sehingga
terjadi vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
B. PATOFISIOLOGI
1. Pre-Eklampsia
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan hemoragik
sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada
kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari
preeklamsia, enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola
dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symtom visual skotama dan
pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta
peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus
pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Edema paru dihubungkan dengan
edema umum yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis
kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
2. Eklampsia
Pada eklampsia terjadi spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
Pada biopsi ginjal ditemukan spasmus yang hebat dari arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka
tekanan darah dengan sendirinya akan naik sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan
tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin disebabkan
oleh retensi air dan garam,proteinuriamungkin disebabkan oleh spasmus Arteriola
sehingga terjadi perubahan glomerulus. Perubahan pada organ-organ:
Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah
otak. Edema terjadi pada otak yang dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan
pada visus. Bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal kurang. Hal ini menyebabkan
filfrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam
dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan
lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
Kematian wanita pada pre-eklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan oleh edema paru.
Ini disebabkan oleh adanya dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires
pnemonia. Kadang-kadang ditemukan abses paru.
e. Perubahan pada mata
Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus pembuluh darah. Pada eklampsi dapat
terjadi ablasio retina disebabkan edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat
yang merupakan salah satu indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain yang
dapat menunjukkan arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi eklampsi adalah
adanya: skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
g. Pada pre-eklampsi berat dan pada eklampsi : kadar gula darah naik sementara
asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan
ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat organik
dioksidasi sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk
bikarbonat natrikus. Dengan begitu cadangan alkali dapat kembali pulih normal.
1. Tanda Pre-Eklampsia
Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi, gejala
preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :
· Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam
tubuh
· Nyeri perut
· Pusing
· Udem
· Hipertensi
· Proteinuria
3) Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
5) Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni >
3 g / L)
10) Koma
2. Tanda Eklampsia
Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi digolongkan menjadi
kasus antepartum, intrapartum dan post partum, adapun tanda dan gejalanya sebagai
berikut:
a. Eklamsia ringan
1. Pre-Eklampsia
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
a. Pada ibu
1) Eklamsia
2) Solusio plasenta
5) HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
6) Ablasio retina
b. Pada janin
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
2. Eklampsi
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan
bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia berat dan
eklampsia :
a. Solutio Plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre
eklampsia.
b. Hipofibrinogemia
c. Hemolisis
Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan plasma darah yang tidak
berwarna menjadi merah.
d. Perdarahan Otak
e. Kelainan Mata
f. Edema Paru
g. Nekrosis Hati
h. Sindrome Help
i. Kelainan Ginjal
j. Komplikasi lain:
· Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania
· Prematuritas
· Dismaturitas dan kematian janin intro uteri.
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda sedini
mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit
tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre
eklampsia kalau ada faktor-faktor peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat
istirahat dan tidur, ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
karbohidrat, tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
b. Penanganan
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan penanganan
obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal
yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar
uterus. Setelah persalinan berakhir jarang terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup
matur lebih baik hidup diluar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut
tidak selalu dapat dicapai pada penanganan preeklampsia, terutama bila janin masih
sangat prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat menunggu
selama mungkin, agar janin lebih matur. Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan:
b) Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu
dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg
e) Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti
hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5 –
10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9
maks. 30 mg / hari
f) Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
g) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu
h) Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat jalan,
peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien
menunjukkan preeklampsia berat.
a) Berkan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra dindikasi)
c) Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan berat badan
seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi gejala.
d) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan:
induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
f. Syarat pemberian Mg So4 adalah: reflek patela (+), diurese 100cc dalam 4 jam yang
lalu, respirasi 16 permenit dan harus tersedia antidotumnya: kalsium lukonas 10% ampul
10cc.
g. Infus detroksa 5 % dan ringer laktat Obat antihipertensif: injeksi katapres 1 ampul IM
dan selanjutnya diberikan tablet katapres 3x½ tablet sehari
d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah
matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
4. Penatalaksanaan eklampsia
b) Saat membawa ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk mencegah
kejang-kejang selama dalam perjalanan. Dalam hal ini dapat diberikan pethidin 100 mg
atau luminal 200mg atau morfin 10mg.
5. Pencegahan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pre Eklampsia
a. Pemeriksaan Laboratorium
· Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr% )
e. Radiologi
1) Ultrasonografi
2) Kardiotografi
2. Eklampsia
B. Saran
Diharapkan kepadamahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang
penyakit pre-eklampsia dan Eklampsia serta untuk pencegahannya.
Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan
diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit
tersebut beserta asuhan keperawatannya.
Dalam penyusunan makalah kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah kurang
dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik
DAFTAR PUSTAKA