Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG RESIKO PENDARAHAN IBU HAMIL DIBAWAH UMUR 20

TAHUN

Disusun Oleh :

RIBKA SISVA YERTI PANJAITAN

Dosen Pengampu :

SUCI NANDA TARIGAN, M.KEB

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA


INDONESIA MEDAN

T/A : 2019-2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...

BAB I ENDAHULUAN……………………………………………………………………

A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

A. Pengertian………………………………………………………………………….
B. Pendarahan Tinggi…………………………………………………………………
C. Mengalami Preeklamsia……………………………………………………………
D. Resiko Abortus Lebih Besar………………………………………………………
E. Bayi Lahir Prematur………………………………………………………………
F. Mengalami Kelainan Atau Cacat Bawaan Pada Bayi…………………………….
G. Dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya
melahirkan di usia muda………………………………………………………….
H. Penanganan……………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

Kesimpulan………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Puju syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa saya limpahkan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “RESIKO PENDARAHAN IBU
HAMIL DIBAWAH UMUR 20 TAHU”

Saya juga mengucapkan trima kasih yang sebesar-besarnya kepada mam Suci Tarigan selaku
dosen mata kuliah, yang sudah memberi kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas
ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat bermamfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga
wawasan tentang “RESIKO PENDARAHAN IBU HAMIL DIBAWAH UMUR 20 TAHU”.

Saya pun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu< saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khusus nya bagi para
pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Medan, 20 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini banyak sekali menemui kejadian atau kasus kehamilan pada remaja putri,bahkan
kasus tersebut paling banyak dialami pada saat para remaja putri belum menikah alias hamil di
luar nikah. Padahal, kehamilan di usia muda memiliki resiko yang tinggi , tidak hanya merusak
masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatannya.
Kehamilan di bawah umur memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat
dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
(Ubaydillah, 2000). Mengapa beresiko untuk kesehatan? , Di karenakan perempuan yang belum
dewasa, memiliki organ reproduksi yang belum kuat untuk berhubungan intim dan melahirkan,
sehingga gadis dibawah umur memiliki resiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal
akibat melahirkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam kasus ini
adalah :’’bagaimana gambaran kehamilan remaja terhadap resiko pendarahan/komplikasi
kehamilan’.

C. Tujuan Penelitian

Guna mengetahui gambaran kehamilan terhadap resiko komplikasi kehamilan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Faktanya angka perkawinan dini di Indonesia masih tercatat tinggi. Penyebabnya


beragam. Ada yang dikarenakan faktor ekonomi, dan ada pula yang atas dasar suka-sama suka,
di mana dua belah pihak keluarga tidak mempermasalahkan hal tersebut. Bahkan dimasa
pandemi ini, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional mencatat adanya lonjakan angka
pernikahan dini di Indonesia, terhitung sejak Maret hingga sekarang. Data tersebut membuktikan
bahwa, meskipun pemerintah sudah merevisi ulang peraturan mengenai batasan minimal
perkawinan melalui UU Nomor 19 Tahun 2020, namun praktik perkawinan dini masih saja
marak terjadi, apalagi karena faktor ekonomi. Dari perkawinan dini tersebut, lalu muncul lah
berbagai masalah, terutama yang menyangkut tentang kehamilan. Selain mempengaruhi fisik,
hamil di bawah usia 20 tahun juga ternyata mampu menyerang mental wanita yang
menjalaninya.

Perdarahan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian maternal dan mengakibatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi. Hal ini masih menjadi masalah kesehatan di
negara maju terlebih di negara berkembang. Perdarahan di Indonesia masih menduduki
peringkat pertama sebagai penyebab kematian maternal.

Berikut Macam-macam Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun, :

B. Pendarahan tinggi
Risiko hamil di bawah usia 20 tahun yang pertama tentu saja ialah meningkatnya persentase
pendarahan saat melahirkan. Ketidaksiapan rahim dalam mengandung janin di usia belia,
menjadi faktor utama penyebab masalah tersebut. Pada wanita yang belum berusia di atas 20
tahun, biasanya memiliki mulut rahim yang tidak elastis. Sehingga risiko robekan saat terpaksa
dibuka lebar sewaktu melahirkan juga turut menyebabkan masalah kontraksi, yang akibatnya
berujung pada risiko pendarahan.

C. Mengalami preeklamsia
Risiko hamil di bawah usia 20 tahun lainnya adalah meningkatnya masalah preeklamsia. Kondisi
ini terjadi akibat adanya komplikasi.

Selain mengalami tekanan darah tinggi, preeklamsia juga seringnya muncul dengan gejala-
gejala, seperti:

- Sakit kepala berat


- Nyeri di bagian perut kanan atas
- Sesak napas
- Pusing
- Lemas
- Mual dan muntah.

Apabila tidak segera ditangani, preeklamsia yang dialami oleh wanita hamil di bawah usia 20
tahun bisa berujung pada kondisi eklamsia, yang mengancam nyawa sang ibu dan janinya.

D. Risiko abortus lebih besar

Ada banyak faktor yang membuat pasangan belia menikah, salah satunya tentu karena pihak
perempuan sudah “berbadan dua” alias hamil. kehamilan di usia yang tergolong muda ini
pastinya membuat si bumil tidak siap akan keadannya. Sehingga, besar kemungkinan baginya
untuk melakukan segala cara agar bisa menggugurkan janin yang ada dalam kandungannya
tersebut. Jika dilakukan tanpa pemahaman yang lebih, aborsi bukan hanya mengancam nyawa
sang ibu namun juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada bayi. Terlebih jika ia
mampu bertahan dalam kandungan, yang justru saat lahir bayi akan mengalami kondisi cacat
bawaan.

E. Bayi lahir premature

Pemahaman yang kurang mengenai masa kehamilan juga termasuk dalam risiko hamil di bawah
usia 20 tahun. Sehingga, besar kemungkinan bagi sang bayi untuk lahir dalam keadaan prematur.
Kondisi tersebut biasanya dialami karena alat reproduksi sang ibu yang masih kurang matang
dan minimnya keperdulian untuk menjaga kehamilan. Alhasil, kebutuhan akan gizi dan nutrisi
bagi bayi masih di bawah rata-rata. Kalaupun sang bayi bisa lahir secara prematur, namun
kondisi ini sangat berisiko bagi kesehatan sang bayi. Mulai dari mengalami gangguan pernapasa,
penglihatan, hingga tumbuh kembangnya.

F. Mengalami kelainan atau cacat bawaan pada bayi

Risiko hamil di bawah usia 20 tahun berikutnya adalah bayi mengalami kelainan atau cacat
bawaan. Kurangnya pengetahuan seputar janin, membuat bumil tidak mendapat perawatan yang
tepat selama masa kehamilannya. Selain itu, sel telur pada bumil yang masih berusia 20 tahun ke
bawah juga dinilai jadi salah satu faktor bayi terlahir cacat. Sebab di usia belia, sel telur pada
perempuan cenderung belum sempurna sehingga berdampak pada fisik anaknya kelak.

G. Dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya
melahirkan di usia muda

1) Kesiapan Menerima Kehamilan Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran


sebagai ibu adalah menerima kehamilan.
2) Kesiapan sebagai Seorang Ibu Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan
secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah
suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi konsekuensinya
adalah wanita tersebut harus siap memasuki suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan
memberi perawatan

3) Cemas Melahirkan Tidak Normal Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu
dihubungkan dengan kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan
menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan

4) Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan Efek psikologis pada kehamilan remaja putri
adalah ibu takut mengalami terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan, infeksi
pada masa kehamilan, kurang darah, dan lain-lain

5) Perubahan Fisiologis Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk
menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh seperti ibu merasa
tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi pada dirinya, takut suaminya
selingkuh (

6) Emosi Masih Labil Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji
kembali perubahan peran dan hubu ngan sosialnya

7) Khawatir Bayi Lahir Prematur

8) Khawatir Berhubu ngan Seksual

9) Peran Dukungan Keluarga

10) Sosial Ekonomi

H. Penanganan

1) Peningkatan suplementassi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki sistem distribusi dan
monitoring secara terintegrasi dengan program lainnya seperti pelayanan ibu hamil

2) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan


pelayanan secara maksimal

3) Penganturan konsumsi makanan Penambahan kebutuhan untuk memperbaiki jaringan tubuh


dengan mengkonsumsi gizi seimbang. Bahan makanan yang terdapat dalam tiap kelompok bahan
makanan sebagai seumber energi atau tenaga yaitu padi-padian, tepung, umbi-umbian, sagu,
pisang. Sumber pengtur sayur-sayuran, buah,buahan. Sumber zat pembangun yaituikan, daging,
telur, susu, kacang-kacangan, dan olahannya yaitu tahu, tempe.
4) Istirahat yang cukup

5) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan
ditandai dengan ssentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat
badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Masa tubuh sangat
sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makan yang dikonsumsi.

6) Pemberian makanan tambahan (PMT) Pemberian makanan tambahan yang tinggi kalori dan
tinggi protein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil tapi sering, pada faktanya memang
berhasil menekan angka kejadian BBLR di indonesia.penambahan 200-450 kalori dan 12-20
gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi
janin.

7) Apabila terjadi atau timbu masalah medis maka hal yang perlu dilakukan menurut Saifudin
(2007):

a).Rujuk atau konsultasi

b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

c) Minum tablet besi atau tambah darah Ibu hamil stiap hari harus minum satu tambah
darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu ke 20

d) Periksa kehamilan secara teratur Setiap wnaita hamil menghadapi resiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara
teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi.
Pelayanan prenatal yang dilakukan yaitu minimal antenatal care 4 kali dengan ditambah
kunjungan rumah bila ada komplikasi olrh bidan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kehamilan yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami


pendarahan atau kelahiran prematur. Semakin awal bayi dilahirkan, semakin besar pula risiko
terjadinya gangguan tumbuh kembang, cacat bawaan lahir, hingga gangguan fungsi pernapasan
dan pencernaan pada bayi
DAFTAR PUSTAKA

Afriliandhani, Briana Elvira. 2014. Resiko Kehamilan Usia Muda Terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak. Makalah tidak diterbitkan. Malang: Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineke Cipta

Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan RI. 2005 Profil Kesehatan Indonesia 1999. Jakarta: Pusat Data Kesehatan
Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 1999. Jakarta: Pusat Data
Kesehatan Jakarta.

Dinkes Ponorogo, 2015. Laporan Jumlah Persalinan Usia Dini di Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai