Anda di halaman 1dari 4

5.

Berapa Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu


Pada umumnya pendekatan untuk memahami perilaku manusia dapat dikelompokkan
dalam tiga macam, seperti yang diungkapkan oleh Miftah Thoha dalam bukunya “Perilaku
Organisasi” (1992), yaitu:
- Pendekata Kognitif
- Pendekatan Penguatan (Reinforcement)
- Pendekatan Psikoanalitis.

Pendekatan kognitif
Ulric Neisser, mengartikan “Cognition” sebagai suatu aktivitas untuk mengetahui,
misalnya kegiatan untuk mencapai yang dikehendaki, pengaturannya dan penggunaannya
pengetahuan.
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan didalam perilaku
manusia meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti misalnya berfikir, mengetahui,
memahami, dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharapan.
Menurut teori ini, semua prilaku itu tersusun secara teratur, dimana individu mengatur
pengalamannya kedalam aktivitas untuk mengetahui (cignition) yang kemudian membawanya
kedalam susunan kognitifnya (cognitive structure) dan susunan ini menentukan jawaban (respon)
seseorang.
Dalam membahas teori ini, ada tiga hal yang perlu diketahui, yaitu : Elemen Kognitif,
Struktur dan fungsi kognitif.

Elemen Kognitif
Teori ini percaya bahwa perilaku seseorang itu disebabkan adanya suatu rangsangan
(stimulus), yaitu suatu objek pisik yang mempengaruhi seseorang dalam banyak cara’
Jadi elemen kognitif terdiri dari: stimulus, kognitif dan respon. Hal ini dapat digambarkan
sbb :

STIMULUS (rangsangan)----------KOGNITIF------------RESPON
Proses perilaku menurut Teori kognitif, yaitu : Seseorang mengetahui adanya stimulus
(rangsangan), kemudian memprosesnya kedalam kognisi, dan pada akhirnya kognisi
menghasilkan suatu jawaban (respon) yang disebut prilaku.

Pendekatan Penguatan (Reinforcement)


Secara konsepsional, Reinforcement (penguatan) mempunyai hubungan yang erat dengan
proses psikologi yang lainnya yaitu motivasi, sehingga ada yang cenderung menyamakan antara
reinforcement (penguatan) dengan motivasi (dorongan)’
Apa bedanya Reinforcement dengan Motivasi ?
Motivasi sebagai dasar dari proses psikologi adalah sangat luas dan komplek
dibandingkan dengan reinforcement, dimana kebutuhan yang merupakan pusat perhatian dari
motivasi berlandaskan pada kognitif dan kebutuhan tersebut merupakan pernyataan didalam diri
setiap orang yang sulit diamati.
Sedangkan Reinforcement berdasarkan secara natural ada pada lingkungan, dimana
reinforcement mempunyai suatu penguatan yang berasal dari luar (eksternal), dari peristiwa-
peristiwa yang ada dalam lingkungan. Jadi jelasnya, Motivasi adalah suatu penjelasan mengenai
perilaku yang berasal dari dalam dan reinforcement berasal dari luar.

Apa bedanya pendekatan kognitif dengan pendekatan reinforcement ?


Dalam konsepsi kognitif terdapat kognisi, yaitu pertama ada stimulus (rangsangan)
kemudian terjadi kognisi dan akhirnya menghasilkan suatu respon yang disebut perilaku.
Sedangkan dalam konsepsi penguatan hanya stimulus dan respon.. Dimana menurut
reinforcement, stimulus adalah sesuatu yang terjadi untuk merubah perilaku seseorang, yang
dapat berupa benda phisik (materi) dan dapat diukur serta diamati. Stimulus dapat merubah
perilaku yang berupa perubahan positif (perubahan membawa kesenangan) ataupun perubahan
negatif (menimbulkan kesengsaraan). Didalam konsepsi reinforcement (penguatan) terdapat atau
menganggap adanya suatu penguatan (reinforcer), yaitu penguat dari perilaku. Penguatan bisa
berupa penguatan positip atau negatif . Penguatan positif adalah suatu hasil dari suatu respon
yang dapat menguatkan adanya asosiasi dan stimulus, atau penguatan positif dapat meyebabkan
perilaku (respon) tersebut cenderung untuk diulang, misalnya bila respon seseorang terhadap
stimulus meyenangkan, maka respon (perilaku) berikutnya cenderung sama atau berusaha untuk
mengulang. Penguatan negatif adalah suatu hasil yang dapat merubah kekuatan perhubungan
antara suatu respon dan stimulus yang menghasilkannya, atau penguat negatif cenderung
meyebabkan perilaku berikutnya berubah (perilaku sebelumnya tidak diulang).

Pendekatan psikoanalitis
Pendekatan psikoanalitis menerangkan bahwa perilaku manusia dikuasai oleh
personalitasnya atau kepribadiannya. Pendekatan ini dipelopori oleh seorang psikolog yaitu
Sigmund Freud.

Kepribadian dan susunannya.


Kepribadian dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dinamis dan memberikan dasar
dari semua perilaku. Sigmund Freud berpendapat bahwa sebagai sebuah sistem, kepribadian itu
terdiri dari tiga sub- sistem atau aspek, yaitu:

- Das Es (the id), yaitu aspek biologis.

- Das Ich (the ego), yaitu aspek psikologis.

- Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.


Berkaitan dengan pendapat Sigmund Freud tersebut diatas, bahwa apa yang disebut dengan Id,
Ego dan Super Ego cenderung sama dengan istilah Nafsu, Akal dan Iman (moral), dimana
ketiganya merupakan sub-sistem diri manusia yang perwujudannya mempengaruhi perilaku
manusia itu sendiri. Ketiga sub-sistem (Nafsu, Akal dan Moral) tersebut saling berhubungan dan
saling saling mempengaruhi atau berusaha muncul mendominasi perilaku manusia.
“Nafsu” yang diidentikkan dengan “Id”, bertujuan untuk selalu berusaha mencari atau
memberikan kepuasan pada diri manusia. Usaha pemuasan itu biasanya sering dilakukan dengan
segala cara tanpa perhitungan baik atau buruk, yang penting kebutuhan terpuasakan, sehingga
aktivitas nafsu ini sering disebut aktivitas ketidak sadaran pada diri manusia. Nafsu ini mencakup
napsu amarah, asmara, nafsu makan dan lain-lain.
“Akal” yang diidentikan dengan “Ego” , merupakan sumber kesadaran yang penuh
dengan berbagai pertimbangan baik, buruk, menguntungkan atau tidak menguntungkan. Akal ini
sering berusaha mencari jalan untuk memenuhi aktivitas nafsu dengan berbagai pertimbangan
yang dianggap baik atau buruk.
Sedangkan “Iman” yang bisa juga disebut “Moral” identik dengan “Super Ego”. Iman
atau Moral ini yang menilai aktivitas Akal dan Nafsu dengan ukuran baik-buruk, dosa-pahala
dan berusaha mendukung kalau aktivitas itu baik atau berpahala serta mencegah bila aktivitas itu
buruk atau mendapat dosa. Iman itu ada disetiap jiwa manusia yang merupakan pemberian
Tuhan, dimana bersinar-tidaknya atau kuat-tidaknya dalam hati (jiwa) manusia tergantung pada
usaha tiap diri manusia dalam mendekatkan diri pada Tuhan yang telah memberi atau
menciptakannya. Di dalam ajaran Islam disebutkan bahwa setiap manusia yang lahir dalam
keadaan suci dan membawa iman. Iman itu diberikan Tuhan sejak manusia ada di dalam
kandungan, dimana seperti diterangkan dalam Al-Qur’an bahwa sebelum “Roh” ditiupkan
kedalam “janin” didalam kandungan, Allah S.W.T berfirman”Apakah Aku ini Tuhanmu ?”
setelah Roh tersebut menjawab atau mengakui dan menerima, maka Allah meniupkan atau
menghidupkannya. Dengan ditiupkannya Roh tersebut ditanamkan pula berbagai hal yang
dikatakan sebagai pembawaan manusia yaitu salah satunya Iman.

Anda mungkin juga menyukai