Anda di halaman 1dari 5

Referat

Bill Gates : We Won't Back To Normal Until A Vaccine Has Gotten Out To
The Entire World

DISUSUN OLEH:

Ahmad Nurhadi Hidayat 1102016011

PEMBIMBING:

dr. Ferryal Basbeth, Sp.F DFM

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 16 – 28 NOVEMBER 2020
Bill Gates: Kita Tidak Akan Kembali ke "Normal" hingga Vaksin Telah
Tersebar ke Seluruh Dunia

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini di Fox News (diposting di bawah), Bill Gates
menyatakan bahwa segala sesuatunya tidak akan kembali normal hingga kita memiliki vaksin
yang telah kita sebarkan ke seluruh dunia. Bukan rahasia lagi bahwa Bill Gates itu
pendukung besar vaksin, dan pemain utama dalam mengembangkannya. Ia akan
menghabiskan miliaran dolar untuk membantu mengembangkan vaksin.

Beberapa perusahaan telah memulai uji klinis dan pengujian vaksin untuk virus corona.
Forbes melaporkan bahwa tahap kedua uji coba vaksin baru pada manusia dari Moderna
mungkin dimulai musim semi ini. Salah satu pendiri dan ketua Moderna, Noubar Afeyan,
mengatakan kepada CNBC bahwa, meskipun sulit untuk menentukan jadwal perkembangan
vaksin, “Kami berharap bahwa uji coba fase dua dilaksanakan pada musim semi ini.

Saat ini, setidaknya vaksin virus corona tampaknya paling disoroti dan menjadi prioritas.
Tapi itu bukan satu-satunya solusi yang menarik perhatian. Potensi lain seperti penggunaan
obat-obatan, dan terapi jangka pendek saat ini tampaknya menjanjikan.

Misalnya, Medicine in Drug Discovery, of Elsevier, baru-baru ini menerbitkan artikel tentang
IVC dosis tinggi dan dini dalam pengobatan dan pencegahan Covid-19. Artikel tersebut
ditulis oleh Dr. Richard Cheng, MD, PhD, seorang spesialis anti penuaan bersertifikat AS,
dari Shanghai, Cina. Dr Cheng bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat sebagai perwira
(Mayor) dan juga dokter Angkatan Darat. Dalam artikel tersebut, dia menunjukkan
bagaimana "VC intravena dosis tinggi juga telah berhasil digunakan dalam pengobatan 50
pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat di China."

Baru-baru ini artikel New York Post juga mengangkat topik, "Pasien virus korona yang sakit
parah di Rumah Sakit terbesar di New York diberi vitamin C dalam dosis besar"

Dr. Anthony Cardillo, spesialis UGD dan CEO Mend Urgent Care, telah meresepkan
kombinasi zinc dan hidroksikloroquine pada pasien yang mengalami gejala parah COVID-19.
Dalam sebuah wawancara dengan KABC-TV, Cardillo mengatakan:
“Semua pasien yang saya resepkan, keadaannya dalam kondisi yang sangat parah, sangat
sakit dan dalam 8 hingga 12 jam kemudian, mereka terbebas dari gejala yang menyertainya.
Jadi, secara klinis saya melihat sebuah resolusi.”

Vladimir Zelenko, seorang praktisi keluarga bersertifikat di New York, mengatakan dalam
sebuah wawancara , bahwa campuran Hydroxychloroquine, Zinc Sulfate dan Azithromycin
menunjukkan hasil fenomena yang efektif pada sejumlah 900 pasien virus corona yang
dirawat.

Di New Jersey, Dokter telah menyerukan perawatan Hydroxychloroquine untuk COVID-19,


dan Di Prancis, sebuah penelitian besar menunjukkan kombinasi Hydroxychloroquine dan
Azithromycin efektif dalam mengobati COVID-19.

Pada tanggal 22 Maret, The New York Times melaporkan bahwa setidaknya ada sekitar 69
obat atau senyawa yang mungkin efektif dalam mengobati virus corona.

Jadi, seperti yang kita lihat, jenis informasi ini mengapa ini tidak dieksplorasi sebanyak
vaksin ? Mengapa vaksin nampaknya menjadi satu-satunya solusi dalam kasus ini ? Ini
adalah pertanyaan penting untuk ditanyakan pada diri kita sendiri.

Apakah Orang Akan Menggunakan Vaksin ?

Dalam salah satu video Youtube yang diunggah oleh Fox News, terdapat kurang lebih 6000
suka, dan 9000 tidak suka. Ini menunjukkan betapa ragu-ragunya orang-orang ketika harus
mempercayai perusahaan farmasi besar serta vaksin yang mereka produksi. Dalam sebuah
artikel yang baru-baru ini saya terbitkan berjudul,“Terkait dengan penggunaan Vaksin
Corona virus baru-baru ini, Apakah anda akan menggunakannya ? dan apakah Ini wajib ?”
mayoritas komentar hanya menyatakan "tidak" setelah kami mempostingnya di Facebook.

Ini memperlihatkan adanya keraguan yang telah berkembang terhadap vaksin, terutama
selama beberapa tahun terakhir. Menurut organisasi seperti American Medical Association
dan Organisasi Kesehatan Dunia, keragu-raguan vaksin adalah salah satu ancaman terbesar
bagi kesehatan global. Beberapa pembicara terkenal di KTT Keamanan Vaksin Global
Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini juga menyoroti fakta bahwa para ilmuwan dan
dokter sekarang skeptis tentang penggunaan vaksin. Hal ini dibahas dalam penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal Ebio Medicine:
Selama dua dekade terakhir beberapa kontroversi vaksin telah muncul di berbagai negara,
termasuk Prancis, menimbulkan kekhawatiran tentang efek samping yang parah, yang mulai
mengikis kepercayaan otoritas kesehatan, ahli, dan sains (Larson et al., 2011). Kedua dimensi
ini merupakan inti dari keragu-raguan terhadap vaksin yang diamati pada populasi umum.
VH didefinisikan sebagai penundaan dalam penerimaan vaksinasi, atau penolakan, atau
bahkan penerimaan dengan keraguan tentang keamanan dan manfaatnya, dengan semua
perilaku dan sikap yang berbeda-beda ini sesuai dengan konteks, vaksin, dan profil pribadi,
terlepas dari ketersediaan layanan vaksin (Grup, 2014, Larson et al., 2014, Dubé et al., 2013).
VH menghadirkan tantangan bagi dokter yang harus menangani kekhawatiran pasien mereka
tentang vaksin dan memastikan cakupan vaksinasi yang memuaskan.

Hal lain yang menjadi tren, dan masalah, bukan hanya kepercayaan pada penyedianya tetapi
juga kepercayaan terhadap penyedia layanan kesehatan, saat ini para profesi kesehatan mulai
goyah dan mulai mempertanyakan vaksin dan keamanan vaksin itu sendiri. Itu menjadi
masalah besar, karena hingga saat ini orang paling tepercaya adalah penyedia layanan
kesehatan.

Penting untuk bertanya mengapa orang, ilmuwan, dan dokter semakin mempertanyakan
keamanan vaksin. Media massa utama mulai melabeli orang dan dalam beberapa kasus, sains,
sebagai "anti-vax". Sangat jarang melihat kekhawatiran terhadap vaksin diangkat, ditangani
dan didiskusikan, dan dibantah. Sekali lagi, tampaknya yang ada hanyalah ejekan dan ujaran
kebencian. Pada akhirnya, Anda akan berpikir mempertanyakan keamanan vaksin hanya
untuk kepentingan semua orang, dan ejekan serta membuat orang merasa bodoh karena
mempertanyakan keamanan vaksin adalah sebuah strategi.

Kelihatannya jumlah ilmuwan dan dokter yang mempertanyakan keamanan vaksin terus
bertambah. Sejumlah ilmuwan dan dokter telah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak
percaya bahwa vaksin itu wajib, atau seaman yang dipasarkan, menerima banyak penolakan
dan penyensoran. Platform seperti Collective Evolution mengalami pemotongan dan
distribusi platform media sosial mereka sepenuhnya. Physicians for Informed Consent adalah
salah satu dari banyak contoh. Karena semua serangan dan penyensoran atas kemampuan kita
untuk membahas masalah keamanan vaksin, Asosiasi Dokter & Ahli Bedah Amerika
menuntut Rep. Adam Schiff untuk "menyensor debat vaksin".

Pada akhirnya, kita harus bertanya pada diri sendiri mengapa semua ini terjadi ? Jika
semuanya begitu terpotong, hitam dan putih, apakah semua ini akan terwujud ? Orang-orang
tidak bodoh, dan sangat janggal bahwa 'kekuatan yang ada' terus mengejek mereka yang
mengemukakan kekhawatiran tentang keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai