Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP

INSOMNIA PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI


RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK

Widiyanto*, Herman**, Parliani***


*
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura
(widiyanto0501@gmail.com) **Dosen Program Studi Keperawatan Universitas
Tanjungpura (herman@ners.untan.ac.id) ***Dosen STIK Muhammadiyah
Pontianak (parliani@stikmuhptk.ac.id)

ABSTRAK

Latar Belakang : Pada tahun 2013 sebanyak 22.115 pasien yang menjalani
hemodialisis. Hemodialisis merupakan terapi alternatif pasien gagal ginjal kronik
yang dilakukan selama seumur hidup, yang mengakibatkan perubahan biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Selama proses hemodialisis pasien mengalami
gangguan tidur insomnia. Insomnia dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan
non farmakologi, salah satu terapi non farmakologi yaitu dengan teknik relaksasi
yang efektif dan mudah digunakan untuk mengatasi insomnia. Relaksasi benson
merupakan kombinasi relaksasi dengan sistem kepercayaan individu kepada
Tuhan dengan berbicara berulang kali secara reguler.
Tujuan : Mengetahui pengaruh teknik relaksasi benson terhadap insomnia pada
pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi
eksperimen menggunakan pendekatan pre test dan post test dengan control group
design. Teknik sampling yang digunakan yaitu non probability sampling dengan
pendekatan consecutive sampling. Penelitian dilakukan selama 10 hari (24 April –
3 Mei 2018) dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Instrumen
yang digunakan yaitu Pittsburgh Insomnia Rating Scale-20 Item Version
(PIRS_20) dan standar prosedur operasional relaksasi benson. Analisis data
menggunakan paired t-test, Wilcoxon dan Independent Sample t-test.
Hasil : Karakteristik responden adalah rentang umur 46-55 tahun (37,5%),
perempuan (59,4%), pendidikan SMA (50%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(43,8%), status menikah (87,5%) dan telah lama menjalani hemodialisis (46,9%).
Analisis bivariat dengan uji Independent Sample t-test skor insomnia pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapatkan nilai p= 0,000 (<0,05).
Kesimpulan : Terdapat pengaruh teknik relaksasi benson terhadap insomnia pada
pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak.

Kata Kunci: Insomnia, Hemodialisis, Relaksasi Benson


THE EFFECT OF BENSON RELAXATION TECHNIQUE
AGAINST INSOMNIA IN PATIENTS WHO UNDERGOING
HEMODIALYSIS IN YARSI GENERAL HOSPITAL PONTIANAK

Widiyanto*, Herman**, Parliani***

*Student of Nursing Program of University of Tanjungpura


(widiyanto0501@gmail.com) **Lecturer of Nursing Program of Tanjungpura
University (herman@ners.untan.ac.id) ***Lecturer of STIK Muhammadiyah
Pontianak (parliani@stikmuhptk.ac.id)

ABSTRACT

Background: In 2013, there are 22,115 patients undergoing hemodialysis.


Hemodialysis is an alternative therapy of chronic renal failure patients which is
carried out during lifetime, it caused in biological, psychological, social and
spiritual changes. During hemodialysis process the patient have sleep disoder
insomnia. Insomnia can be treated with pharmacological and non
pharmacological therapies, one of the non farmacological therapy is relaxation
technique were effectives and easy to use against insomnia. Benson relaxation is
a combination of relaxation with an individual belief system to God by speaking
regularly.
Objective: To find the effect of benson relaxation technique against insomnia in
patients who undergoing hemodialysis at Yarsi General Hospital Pontianak.
Method: This research is quantitative research with quasi experimental design
using pre and post test approach with control group design. The sampling
technique used is non probability sampling with consecutive sampling approach.
The study was conducted for 10 days (April 24 till May 3, 2018) and obtained a
total sample of 32 respondents. The instruments used are Pittsburgh Insomnia
Rating Scale-20 Item Version (PIRS_20) and standard operational procedures of
benson relaxation. Data analysis using paired t-test, Wilcoxon and Independent
Sample t-test.
Results: Respondents characteristics were 46-55 years old (37,5%), female
(59,4%), SHS graduated (50%), Do-housewife (43,8%). Married (87,5%) and has
long undergone hemodialysis (46,9%). Bivariate analysis with Independent
Sample t-test insomnia score in control group and treatment group obtained a
value of p = 0,000 (<0,05)
Conclusion: There is an effect of benson relaxation technique against sleep
disorder insomnia in patients undergoing hemodialysis at Yarsi General Hospital
Pontianak.

Keywords: Insomnia, Hemodialysis, Benson Relaxation


PENDAHULUAN Pasien gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik merupakan selalu ketergantungan pada
fenomena masalah penyakit ginjal hemodialisis seumur hidup, hal ini
yang kehilangan fungsi progresif mengakibatkan terjadinya perubahan
yang berkembang selama berbulan- dalam kehidupan pasien, diantaranya
bulan atau bertahun-tahun[1]. perubahan biologis, psikologis, sosial
Didefinisikan sebagai gagal ginjal dan spiritual[7].
kronis jika pernah didiagnosis Ketergantungan pasien
menderita penyakit gagal ginjal terhadap mesin hemodialisis
kronis (minimal sakit selama 3 bulan merupakan stressor yang
berturut-turut) oleh dokter[2]. mengakibatkan depresi pada pasien
Data secara global hemodialisis dengan angka kejadian
menunjukkan lebih dari 500 juta mencapai 15-69% yang dapat
orang mengalami gagal ginjal kronik, mempengaruhi fisik pasien sehingga
sekitar 1,5 juta orang mengalami timbul fatigue dan gangguan tidur
penyakit gagal ginjal kronik[3]. serta kejadian yang paling sering
Prevalensi gagal ginjal kronis terjadi dan paling terkenal adalah
berdasarkan pernah didiagnosis insomnia[8].
dokter di Indonesia sebesar 0,2 % [2]. Pasien yang hemodialisis
Diperkirakan bahwa terdapat 70.000 dalam waktu lama memiliki resiko
penderita gagal ginjal di Indonesia, 2,477 kali untuk mengalami
angka ini akan terus meningkat insomnia dibandingkan pasien yang
sekitar 10% setiap tahun[4]. Angka baru menjalani hemodialisis
kejadian gagal ginjal kronis di Rosdiana, 2014). Insomnia ditandai
Kalimantan Barat prevalensi pada oleh beberapa gejala yaitu kesulitan
umur > 15 tahun sebesar 0,2 %[2]. tidur (insomnia awitan tidur), sulit
Teknik pengobatan penyakit tidur malam, bangun pagi serta
gagal ginjal kronis selama ini diakui kualitas tidur yang buruk[9].
dapat meningkatkan fungsi ginjal Mengatasi gangguan tidur
adalah transplantasi atau cangkok pasien hemodialisis dengan terapi
ginjal, peritoneal dialisis (PD) dan farmakologi yaitu dengan
hemodialisis (HD). Namun, diantara menggunakan obat-obatan sedangkan
ketiga terapi tersebut, paling banyak terapi non farmakologis yang sering
dilakukan oleh masyarakat yang digunakan adalah teknik relaksasi[8].
dilakukan hemodialisis[5]. Relaksasi dibagi menjadi 4 macam
Hemodialisis adalah salah satu yaitu relaksasi otot (Progressive
terapi pengganti fungsi ginjal yang muscle relaxation), meditasi
utama dalam pengeluaran zat-zat (attention-foccusing exercises),
yang tidak dibutuhkann oleh tubuh. relaksasi perilaku
Prinsip penggunaan terapi (behavioral relaxation
hemodialisis sebagai pengganti kerja training) dan relaksasi pernafasan
ginjal dalam proses menyaring, (diaphragmatic
membuang sisa-sisa metabolisme, breathing)[10]. Salah satu teknik
kelebihan cairan dan membantu relaksasi pernafasan yang mudah
menyeimbangkan unsur kimia dalam dilakukan adalah relaksasi benson[11].
tubuh serta menjaga tekanan darah[6]. Relaksasi benson merupakan
intervensi perilaku kognitif dengan
teknik relaksasi pasif dengan tidak Berdasarkan fenomena diatas,
menggunakan tegangan otot. peneliti tertarik untuk melakukan
Relaksasi benson merupakan penelitian tentang “Pengaruh Teknik
pengembangan metode respon Relaksasi Benson terhadap Insomnia
relaksasi dengan melibatkan faktor pada pasien yang menjalani
keyakinan pasien, yang dapat Hemodialisis di Rumah Sakit Umum
menciptakan suatu lingkungan Yarsi Pontianak”.
internal sehingga dapat membantu
pasien mencapai kondisi kesehatan BAHAN DAN METODE
dan kesejahteraan lebih tinggi[12]. Penelitian ini merupakan
Relaksasi benson sebagai metode penelitian kuantitatif dengan desain
manajemen stres secara subyektif quasi eksperimental menggunakan
menurunkan kecemasan, gangguan pendekatan pre test and post test
mood, tubuh tidak nyaman dan with control group design dengan
aktivitas sistem saraf otonom serta menggunakan kuesioner Pittsburgh
setidaknya hal itu dapat Insomnia Rating Scale-20 Item
mempengaruhi kualitas tidur dengan Version dan Standar Operasional
waktu yang dibutuhkan untuk Prosedur Benson[14].
tertidur, latency sleep-onset, dan Penelitian ini dilakukan di
frekuensi bangun yang dikurangi Ruang Unit Hemodialisa Rumah
dengan terapi relaksasi benson[13]. Sakit Umum Yarsi Pontianak pada
Berdasarkan hasil studi tanggal 24 April-3 Mei 2018. Sampel
pendahuluan yang penulis lakukan di penelitian sebanyak 32 responden.
Unit Hemodialisis Rumah Sakit Pengambilan sampel menggunakan
Umum Yarsi Pontianak selama Consecutive Sampling sesuai dengan
Januari 2018 bahwa jumlah pasien kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel
yang menjalani hemodialisis independen dalam penelitian ini
sebanyak 835 pada tahun 2017. adalah terapi relaksasi benson
Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak sedangkan variabel dependen dalam
merupakan rumah sakit dengan penelitian ini adalah insomnia.
akreditasi paripurna sehingga pasien Analisa univariat dalam
hemodialisis di rumah sakit ini penelitian ini berdasarkan data
mendapatkan pelayanan unggulan karakteristik dari responden yaitu
serta dapat melayani kartu jaminan usia, jenis kelamin, pendidikan,
kesehatan nasional. Hasil studi pekerjaan, status perkawinan dan
pendahuluan yang didapat melalui lama menjalani hemodialisis serta
informasi kepala ruangan yang pre-test dan post-test. Analisis
mengatakan bahwa sebagian pasien bivariat menggunakan uji Paired t-
mengalami gangguan kualitas tidur. test dengan nilai p>0,05 karena
Hasil observasi dan wawancara pada distribusi data normal dengan skor
5 pasien yang sedang menjalani insomnia kelompok perlakuan dan
hemodialisis didapatkan hasil semua kelompok kontrol.
pasien sulit tidur di malam hari,
sering bangun dimalam hari, HASIL
kenyamanan tidur menurun serta Tabel 4.1 Karakteristik Responden
terkadang mengalami mimpi buruk. Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan
dan Lamanya Hemodialisis di Ruang Unit
Hemodialisa RSU Yarsi Pontianak (n= 32)
perlakuan dan 43,8% pada kelompok
kontrol. Status perkawinan terbanyak
Perlakuan Kontrol yaitu menikah sebanyak 87,5% pada
Karakteristik f % f %
kelompok perlakuan dan 87,5% pada
Usia
25 – 35 tahun 1 6,2 3 18,8
kelompok kontrol, sedangkan lama
36 – 45 tahun 6 37,5 5 31,2 menjalani hemodialisa yaitu di atas satu
46 – 55 tahun 7 43,8 5 31,2 tahun sebanyak 43,8% pada kelompok
56 – 65 tahun 2 12,5 3 18,8 perlakuan dan 50% pada kelompok
Jenis kelamin kontrol.
Laki – laki 6 37,5 7 43,8
Perempuan 10 62,5 9 56,2
Tabel 4.2 Statistik deskriptif skala insomnia
Pendidikan yang menjalani Hemodialisis
SD 1 6,2 3 18,8 perlakuan dan kontrol di Unit pada kelompok
Hemodialisa
SLTP 0 0 2 12,5 Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak.
SMA 8 50 8 50 Skala Perlakuan Kontrol
PT 7 43,8 3 18,8 Insomn Pre-Post Post-Post
Pekerjaan ia f % f % f % f %
PNS 2 12,5 0 0 Ringan 0 0 8 50 0 0 1 6,2
Swasta 6 37,5 5 31,2 Sedang 8 50 8 50 9 56,2 8 50
Guru 0 0 1 6,2 Berat 8 50 0 0 7 43,8 7 43,8
Wiraswasta 0 0 2 12,5 Sumber: Data Primer (2018)
IRT 7 43,8 7 43,8 Berdasarkan tabel 4.2
Pensiunan 1 6,2 0 0% didapatkan bahwa skala insomnia
Petani 0 0 1 6,2
Status
sedang dan berat masing-masing
Perkawinan yaitu 50% pada pre-test kelompok
Belum Menikah 2 12,5 2 12,5 perlakuan, sedangkan skala insomnia
Menikah 14 87,5 14 87,5 ringan dan sedang masing-masing
Lama HD yaitu 50% pada post-test kelompok
<1 tahun 6 37,5 6 37,5
1 tahun 3 18,8 2 12,5 perlakuan. Skala insomnia sedang
>1 tahun 7 43,8 8 50 yaitu 56,2% pada pre-test kelompok
Sumber: Data Primer (2018) kontrol, sedangkan skala insomnia
Berdasarkan tabel 4.1 dapat sedang yaitu 50% pada post-test
diketahui bahwa usia pasien kelompok kontrol.
Hemodialisa Rumah Sakit Umum
Yarsi Pontianak mayoritas di rentang Tabel 4.3 Distribusi Hasil Uji Beda Skor
Insomnia Sebelum dan Sesudah Perlakuan
usia 46-55 tahun yaitu 43,8% pada pada Kelompok Perlakuan di Unit
kelompok perlakuan dan 31,2% pada Hemodialisa Rumah Sakit Umum Yarsi
kelompok kontrol. Sebagian besar Pontianak
responden berjenis kelamin Variabel Skor Mean SD p Value
perempuan yaitu 62,5% pada Sebelum 40,44 6,196
Sesudah 22,94 6,836 0,000
kelompok perlakuan dan 56,2% pada
Sumber: paired t-test
kelompok kontrol. Pendidikan
terakhir responden terbanyak yaitu Berdasarkan tabel 4.3
SMA sebanyak 50% pada kelompok didapatkan nilai rata-rata skor
perlakuan dan 50% pada kelompok insomnia sebelum dilakukan terapi
kontrol. Pekerjaan responden Benson yaitu 40,44 dan sesudah
terbanyak yaitu Ibu Rumah Tangga dilakukan terapi Benson yaitu 22,94
sebanyak 43,8% pada kelompok didapatkan nilai pvalue = 0,000
terdapat pengaruh terapi relaksasi Berdasarkan hasil penelitian
benson pada kelompok perlakuan yang telah dilakukan pada pasien
pasien yang menjalani hemodialisis yang menjalani hemodialisis
di Rumah Sakit Umum Yarsi didapatkan bahwa pasien yang
Pontianak. mengalami insomnia terbanyak yaitu
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Uji Beda Skor
pada rentang usia 46-55 tahun atau
Insomnia Sebelum dan Sesudah pada lansia awal sebanyak 37,5%. Hal
Kelompok Kontrol di Unit Hemodialisa tersebut disebabkan penurunan
Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak fungsi organ ginjal karena
Variabel Skor Mean SD p Value pertambahan usia, karena usia diatas
Sebelum 40,50 6,733 40 tahun akan terjadi penurunan laju
Sesudah 38,31 8,154 0,188
Sumber : paired t-test filtrasi glomerulus secara progresif
Berdasarkan tabel 4.4 hingga usia 70 tahun sehingga
didapatkan nilai rata-rata skor mengalami insomnia dengan gejala
insomnia pre-test yaitu 40,50 dan kesulitan tidur, mudah terbangun di
post-test yaitu 38,31 didapatkan nilai malam hari dan susah memulai tidur
pvalue = 0,188 tidak terdapat kembali.
pengaruh pada kelompok kontrol Pola tidur normal mulai berubah
pasien yang menjalani hemodialisis sesuai pertambahan usia, hal ini
di Rumah Sakit Umum Yarsi terjadi karena reduksi saraf yang
Pontianak. mempengaruhi gelombang tidur
NREM III dan IV serta berkurangnya
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Uji Perbedaan pengeluaran substansi melantonin
Skor Insomnia pada Kelompok Perlakuan yang memperburuk kualitas tidur
dan Kelompok Kontrol di Unit Hemodialisa sejalan dengan bertambahnya usia[15].
Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak
Kelompok Mean SD p Value
Berdasarkan hasil penelitian
Perlakuan 22,94 6,836
yang telah dilakukan pada pasien
Kontrol 38,31 8,154 0,000 yang menjalani hemodialisis
Sumber : Independent sample t-test didapatkan bahwa jenis kelamin
Berdasarkan tabel 4.5 antara responden sebagian besar adalah
kelompok perlakuan dan kelompok perempuan sebanyak 59,4%. Hal ini
kontrol diperoleh pvalue 0,000 disebabkan karena jumlah pasien
artinya dapat disimpulkan bahwa ada sebagian besar berjenis kelamin
pengaruh teknik relaksasi benson perempuan, walaupun demikian
terhadap insomnia pada pasien yang selisih dengan jenis kelamin laki-laki
menjalani hemodialisis di Rumah sebanyak 9,4%. Hal ini menunjukkan
Sakit Umum Yarsi Pontianak. bahwa setiap penyakit dapat
menyerang jenis kelamin laki-laki
PEMBAHASAN maupun perempuan, karena tidak ada
1. Karakteristik Responden literatur yang menyatakan bahwa
Berdasarkan Usia, Jenis jenis kelamin merupakan patokan
Kelamin, Pendidikan, yang menyebabkan seseorang
Pekerjaan, Status Perkawinan mengalami gagal ginjal kronik.
dan Lamanya Hemodialisis Pada perempuan mengalami fase
penurunan kualitas tidur disebabkan
karena terjadi penurunan pada
hormon progesteron dan estrogen Berdasarkan hasil penelitian
yang memiliki reseptor di yang telah dilakukan pada pasien
hipotalamus,sehingga mempengaruhi yang menjalani hemodialisis
irama sirkadian dan pola tidur secara didapatkan bahwa responden Ibu
langsung. Sehingga secara psikologis Rumah Tangga (IRT) lebih banyak
dapat meningkatkan kecemasan, sebanyak 43,8%. Hal ini disebabkan
gelisah dan emosi yang tidak karena sebagian mereka tidak
terkontrol akibat penurunan hormon mampu untuk melakukan suatu
estrogen yang menyebabkan pekerjaan sehingga mereka lebih
gangguan tidur[16]. Pada laki-laki fokus atau patuh dalam menjalani
dapat disebabkan dari pola gaya terapi hemodialisis, jika dihubungkan
hidup dan pola makan yang dengan jenis kelamin menyatakan
mempunyai kebiasaan merokok, jumlah kelamin perempuan lebih
mengkonsumsi kopi mendominasi karena aktivitas
dan mereka sudah terbatas.
mengkonsumsi alkohol sehingga Berdasarkan hasil penelitian
banyak responden mengalami gagal yang telah dilakukan pada pasien
ginjal dikarena memiliki riwayat yang menjalani hemodialisis
hipertensi[17]. didapatkan bahwa status menikah
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 87,5%. Berdasarkan hasil
yang telah dilakukan pada pasien penelitian dapat dilihat bahwa
yang menjalani hemodialisis responden yang didampingi keluarga
didapatkan bahwa sebagian besar lebih merasakan ketenangan ketika
responden berpendidikan SMA hendak melakukan hemodialisis. Hal
sebanyak 50%. Menurut pengamatan ini dikarenakan adanya dorongan
peneliti kepada responden bahwa di motivasi dari keluarga dan
ruang unit Hemodialisis Rumah Sakit lingkungan yang sangat berperan
Yarsi Pontianak pendidikan sangat penting yang mempengaruhi faktor
berpengaruhi bagaimana responden psikologi responden.
mengatahui penyakitnya. Berdasarkan hasil penelitian
Pendidikan memiliki peranan yang telah dilakukan pada pasien
penting pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis
kronik karena mereka mempunyai didapatkan bahwa mayoritas
pengetahuan yang luas sehingga responden yang menjalani
memungkinkan penderita mengontrol hemodialisis lebih dari satu tahun
dirinya dalam mengatasi masalah sebanyak 46,9%. Hal ini dapat
yang dihadapi, percaya diri, disebabkan responden sudah sejak
berpengalaman dan paham mengatasi lama di diagnosa sebagai penderita
kejadian serta mudah mengerti gagal ginjal kronik, tingginya
tentang informasi yang disampaikan kejadian insomnia dapat disebabkan
oleh petugas kesehatan. Individu semakin progresifnya gejala dan
dengan berpendidikan dapat penyakit yang mendasari terapi
meningkatkan kesejahteraan hemodialisis atau munculnya
kesehatan dirinya, meningkatkan komplikasi lainnya seperti
kepatuhan dan sepanjang individu kardiovaskuler dan neurologi
tersebut dapat menempatkan sehingga semakin lama menjalani
pendidikannya dengan baik[18].
terapi hemodialisis akan semakin menjalankan hemodialisis, sehingga
turun kualitas tidur pasien. relaksasi benson membantu
2. Skor Insomnia Sebelum meningkat kenyamanan kualitas tidur
Relaksasi Benson responden dimalam hari. Insomnia
Pada penelitian ini kelompok yang dialami responden sangat
perlakuan diberikan teknik relaksasi menganggu aktivitas responden di
benson. Sebelum dilakukannya malam dan siang hari, sehingga
intervensi relaksasi benson beberapa aktivitas responden kurang
responden dilakukan pengukuran produktif sehingga merasakan
skor insomnia. Berdasarkan hasil kecemasan.
pengukuran skor insomnia (pre-test) Penurunan skor insomnia yang
dengan hasil rata-rata 40,44 dan dialami kelompok perlakuan
skala insomnia sedang sebanyak 50% dikarenakan responden melakukan
serta skala insomnia berat sebanyak relaksasi benson sesuai standar
50%. operasional prosedur yang diinstruksi
Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, responden merasakan
didapatkan responden merasakan kondisi semakin nyaman dan rileks
susah memulai tidur di malam hari, setelah mencoba menerapkan
kurang mendapatkan tidur yang relaksasi benson, bukan hanya
nyenyak di malam hari, terbangun di kualitas tidur yang menjadi nyaman
tengah malam kemudian susah tidur tetapi tingkat kepercayaan semakin
hingga pagi hari, terbangun karena meningkat, stres dan kecemasan
ingin ke toilet, tidak dapat bernafas menurun serta relaksasi ini sangat
dengan nyaman, mimpi buruk, bermanfaat karena murah dan mudah
tekanan batin, suasana kamar yang untuk dilakukan dirumah.
tidak nyaman dan lainnya yang 4. Pengaruh Relaksasi Benson
menurut responden menganggu tidur Terhadap Skor Insomnia
dimalam hari. Berdasarkan hasil penelitian,
3. Skor Insomnia Sesudah responden yang mengalami insomnia
Relaksasi Benson sebelum diberikan teknik relaksasi
Berdasarkan hasil pengukuran benson mengalami susah tidur di
skor insomnia (post-test) dengan malam hari, sulit untuk kembali
hasil rata-rata 22,94 dan skala tidur, badan terasa capek, susah
insomnia ringan sebanyak 50% serta konsentrasi, tubuh terasa tidak ada
skala insomnia sedang sebanyak tenaga, mood terganggu, perilaku
50%. Hasil penelitian pada kelompok tidak menentu, pekerjaan
perlakuan menunjukkan pvalue 0,000 kapasitasnya menurun, kurang
melalui uji paired t-test mendapatkan tidur nyenyak di
menyimpulkan bahwa ada pengaruh malam hari, sering terbangun
teknik relaksasi benson terhadap dimalam hari kemudian susah tidur
pasien gagal ginjal yang menjalani hingga pagi hari, terbangun karena
hemodialisis di Rumah Sakit Umum ingin ke toilet, tidak bernafas dengan
Yarsi Pontianak. nyaman, mimpi buruk dan terbangun
Hasil penelitian didapatkan dimalam hari disebabkan oleh
bahwa insomnia yang dirasakan kecemasan dan depresi serta
semakin meningkat ketika tidak kelelahan.
Berdasarkan hasil penelitian efektif. Fungsi tersebut akan
bahwa setelah diberikan teknik menyebabkan gangguan anggota
relaksasi benson selama tujuh tubuh seperti gastrointenstinal,
malam, responden merasa perlahan hematologi, saraf, endokrin,
lebih nyaman untuk memulai tidur, kardiovaskuler dan sistem organ
frekuensi bangun malam dan susah lainnya. Hal tersebut juga
kembali tidur perlahan menurun, mempengaruhi kualitas tidur pasien,
perasaan lebih tenang, konsentrasi untuk mengatasi tersebut
semakin terjaga, tubuh terasa segar diperlukannya hemodialisis.
dan responden perlahan puas Bersihan ureum kreatinin yang
terhadap tidurnya. Hal ini disebabkan berkurang setelah melakukan
karena relaksasi benson melibatkan hemodialisis ini sebagai faktor
faktor keyakinan agama yang dianut lainnya pasien merasa lebih nyaman
sehingga mempercepat terjadinya dan mudah untuk tidur. Kepatuhan
rileks dan santai serta manfaat yang pasien mengikuti jadwal
didapat dari respon relaksasi benson. hemodialisis rutin dapat membuat
Berdasarkan hasil penelitian pasien dalam kondisi nyaman karena
bahwa terdapat faktor lain yang bersihan ureum kreatinin, tetapi
mempengaruhi sehingga terjadi dalam penelitian juga masih
penurunan skor insomnia. Beberapa ditemukan pasien susah untuk tidur
faktor biologi, psikologi dan dialisis dimalam hari pasca hemodialisis.
yang peneliti amati adalah pasien Saat menjalani hemodialisis setiap
yang tingkat religius tinggi, jumlah pasien memiliki frekuensi yang
uream kreatinin pasien yang berbeda- berbeda terkait lamanya hemodialisis
beda, frekuensi lamanya hemodialisis perharinya, hal ini dapat
perhari pasien dan kepatuhan mempengaruhi bersihan uream
responden melakukan hemodialisis. kreatinin, dengan proses hemodialisis
Pasien yang menjalani yang berbeda tersebut terdapat
hemodialisis sebagian besar memiliki kemungkinan bersihan ureum kreatin
aktivitas keagamaan atau komunitas juga berbeda.
agama yang memberikan dukungan Pasien gagal ginjal kronik yang
sosial sehingga meningkatkan coping menjalani hemodialisis secara
yang efektif terhadap respon stress signifikan mengalami gangguan tidur
yang menyebabkan insomnia. insomnia hal ini disebabkan oleh
Coping agama berkaitan dengan toksin uremia menumpuk dalam
psikologi pasien yang menyebabkan darah, tujuan hemodialisis yaitu
kebahagian serta mengurangi membuang sisa-sisa metabolisme
keadaan kecemasaan, stress dan dalam tubuh seperti ureum, kreatinin
depresi. dan sisa metabolisme yang lain, oleh
Peningkatan kadar ureum karena itu diperlukannya terapi
kreatinin karena fungsi ginjal pengganti ginjal. Teknik pengobatan
mengalami penurunan 15%. Uream penyakit gagal ginjal kronis selama
kreatinin yang menumpuk ini diakui dapat meningkatkan fungsi
disebabkan keseimbangan asam basa, ginjal adalah transplantasi atau
hormonal dan ekskresi sampah sisa cangkok ginjal, peritoneal dialisis
metabolisme fungsi ginjal yang tidak (PD) dan hemodialisis (HD). Namun,
diantara ketiga terapi tersebut, paling clock of the body karena perannya
banyak dilakukan oleh masyarakat dalam mengatur semua fungsi tubuh
yang dilakukan hemodialisis[19]. yang berhubungan dengan ritme
Pasca pasien melakukan sirkadian termasuk core body
hemodialisis, kondisi pasien menjadi temperature, sekresi hormon, fungsi
hipoglikemi sehingga asupan nutrisi kardio-pulmoner, ginjal,
dalam darah menurun kemudian gastrointestinal, dan fungsi
merangsang hipotalamus. Hal neurobehavioral. Mekanisme
tersebut merangsang kelenjar pineal molekuler dasar dimana neuron pada
yang terletak di pusat otak sebuah SCN mengatur dan mempertahankan
kelenjar yang berukuran sekitar satu ritmenya adalah melalui
centimeter, melekat pada ujung autoregulatory feedback loop yang
posterior dan third ventricle di otak, mengatur produk gen sirkadian
hormon yang dihasilkan dan melalui proses transkripsi, translasi,
disekresikan adalah hormon dan posttranslasi yang kompleks.
melatonin yang berfungsi sebagai Penyesuaian antara ritme sirkadian
anti oksidan dan mengontrol tidur. internal 24 jam dengan kondisi
Melatonin disintesis dari tryptophan lingkungan dipengaruhi oleh
melalui 5-hidoksilasi oleh beberapa faktor terutama cahaya,
tryptophan-5-hydroxylase menjadi 5- aktivitas fisik dan sekresi hormon
hydroxytryptophan, kemudian melatonin oleh kelenjar pineal[20].
mengalami dekarboksilasi oleh Peningkatan kadar orexin plasma
aromatic aminoacid decarboxylase (neuropeptida yang meningkatkan
menjadi 5-hydroxy tryptamine kesadaran) dan peradangan
(serotonin). Di kelenjar pineal, sistematik juga dapat berkontribusi
serotonin mengalami N-asetilasi oleh pada tidur yang buruk di antara
N-acetyl transferase (NAT) menjadi pasien gagal ginjal kronik. Irama
N-acetylserotonin, kemudian hormon melatonin yang terganggu
mengalami O-metilasi oleh pada pasien gagal ginjal kronik
hydoxyindole-O-methyl transferase menjadi tingkat keparahan insomnia
(HIOMT) menjadi melatonin (N- sehingga insomnia semakin
acetyl-5- methoxytryptamine). memburuk[21].
Melatonin disekresikan langsung ke Relaksasi benson merupakan
dalam sirkulasi dan didistribusikan teknik latihan nafas dengan latihan
ke seluruh tubuh. Melatonin juga nafas yang benar dan teratur
disekresikan ke dalam cairan sehingga tubuh merasa lebuh rileks,
cerebrospinal melalui pineal recess, perasaan rileks akan mempengaruhi
mencapai konsentrasi yang lebih proses pikir yang diteruskan ke
tinggi dibandingkan melatonin pada hipotalamus untuk menghasilkan
serum[20]. Corticotropin Releasing Factor
Sleep-wake cycle pada manusia (CRF). Selanjutnya CRF merangsang
mengikuti ritme sirkadian yang kelenjar pituitary untuk
diatur oleh suprachiasmatic nucleus meningkatkan produksi
(SCN) yang terletak di hipotalamus Proopioidmelanocortin (POMC)
anterior pada otak. SCN sering sehingga produksi enkephalin oleh
disebut sebagai master circadian medulla adrenal meningkat. Kelenjer
pituitary juga menghasilkan β didapatkan bahwa relaksasi benson
endorphin sebagai nuerotransmitter efektif menurunkan tingkat insomnia
yang dapat mempengaruhi suasana pasien penyakit gagal ginjal kronik
hati menjadi rileks dan menimbulkan yang menjalani hemodialisis (p=
perasaan senang hingga kebutuhan 0,002).
tidur akan terpenuhi[22]. Relaksasi Penelitian Rambod (2013)
benson akan mengaktifkan saraf mengenai The Effect of Benson’s
parasimpatik dan menstimulasi Relaxation Technique on the Quality
penurunan aktivitas tubuh serta of Sleep of Iranian Hemodialysis
memungkinkan berkurangnya Patients: A Randomized Trial
produksi hormon stres dan kortisol menunjukkan hasil posttest, hasil
yang kemudian memberi efek ANCOVA menunjukkan perbedaan
ketenangan. Selain itu teknik yang signifikan antara kelompok
relaksasi benson dapat digunakan intervensi dan kelompok kontrol
untuk manajemen stres, mengurangi mengenai nilai rata-rata dari PSQI
tekanan psikologi, mengurangi global (F=14,85, P <0,0001).
gangguan tidur dan meningkatkan Penelitian ini menyatakan perbedaan
kesehatan[23]. yang signifikan mengenai perubahan
Hasil penelitian ini sejalan rata-rata kualitas tidur, latesi tidur,
dengan Elsa (2014) mengenai gangguan tidur, disfungsi siang hari,
“Pengaruh Relaksasi Benson penggunaan obat tidur dan memulai
Terhadap Skor Kualitas Tidur Pasien tidur sebelum dan setelah diberikan
yang Mendapatkan Terapi teknik relaksasi benson selama 8
Hemodialisis di Unit Hemodialisis minggu.
RSUP Dr. M. Djamil Padang” Pada penelitian Mahdevi (2013),
didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 Implementing Benson’s Relaxation
menggunakan uji statistik Friedman Training in Hemodialysis Patients:
sehingga dapat disimpulkan bahwa Change in Perceived Stress, Anxiety
terdapat pengaruh teknik relaksasi and Depression menunjukkan bahwa
benson terhadap skor kualitas tidur terdapat perbedaan yang signifikan
pasien yang mendapatkan terapi dengan nilai pvalue 0,001, sehingga
hemodialisis di Unit Hemodialisis relaksasi benson dapat mengurangi
RSUP Dr. M. Djamil Padang. stres dan tingkat kecemasan pasien
Penelitian Sulistyaningsih hemodialisis yang bisa memberikan
(2016) mengenai Benson’s lebih banyak ketenangan bagi pasien
Relaxation Therapy to Decrease the yang menjalani hemodialisis.
Level of Patient’s Insomnia with
Chronic Kidney Disease to Those SIMPULAN
Who Undergo Hemodialysis 1. Responden pada penelitian ini
mengatakan bahwa hasil uji statistik mayoritas berjenis kelamin
menggunakan Marginal Homogenity perempuan sebanyak 59,4%,
terdapat perbedaan tingkat insomnia rentang usia terbanyak yaitu 46-
sebelum dan setelah dilakukan 55 tahun sebanyak 37,5%,
relaksasi benson pada kelompok pendidikan sebagian besar adalah
perlakuan (p= 0,000). Hasil uji SMA sebanyak 50%, pekerjaan
statistik dengan Chi Square sebagian besar IRT sebanyak
43,8%, status perkawinan Hasil dari penelitian ini bagi
mayoritas sudah menikah pasien dapat digunakan sebagai
sebanyak 87,5% dan sebagian terapi non farmakologi dalam
responden telah menjalani meningkatkan kualitas tidur pasien
hemodialisis lebih dari satu tahun yang mengalami insomnia yang
sebanyak 46,9%. sedang menjalani hemodialisis.
2. Rata-rata skor insomnia pre-test Hasil penelitian ini bagi
pada kelompok perlakuan yaitu peneliti selanjutnya dapat dijadikan
40,44, hasil post-test yaitu 22,94 bahan referensi riset yang berbasis
didapatkan nilai pvalue= 0,000 evidance based sehingga dapat
terdapat pengaruh terapi relaksasi meningkatkan penelitian selanjutnya
benson pada kelompok perlakuan. terkait teknik relaksasi benson pada
3. Rata-rata skor insomnia pre-test pasien insomnia yang sedang
pada kelompok kontrol yaitu menjalani hemodialisis. Peneliti
40,50, hasil post-test yaitu 38,31 selanjutnya diharapkan lebih cermat
didapatkan nilai pvalue= 0,188 dalam hal mengawasi dan
tidak terdapat pengaruh pada mengontrol responden selama
kelompok kontrol. penelitian. Selain itu peneliti juga
4. Terdapat pengaruh teknik harus melakukan pengkajian lebih
relaksasi benson terhadap dalam terkait hasil laboratorium, diet
insomnia pada pasien yang nutrisi pasien, suasana lingkungan
menjalani hemodialisis di Rumah pasien dan keadaan psikologi pasien
Sakit Umum Yarsi Pontianak sehingga peneliti melakukan
dengan p value 0,000 (<0,05) penelitian dapat berjalan lebih
maksimal.
SARAN
Hasil dari penelitian ini bagi KEPUSTAKAAN
institusi pendidikan dapat disajikan 1. deWit, Susan C., Dallerd, Carol
sebagai bahan informasi atau Vreeland and Stromberg, Holly
referensi dalam perkuliahan berbasis K. Medical-Surgical Nursing;
evidence based untuk melakukan Concepts & Pratice Third
asuhan keperawatan pada pasien Edition. St. Louis, Missouri:
hemodialisis yang mengalami Elsevier, 2013.
gangguan tidur insomnia. 2. Riset Kesehatan Dasar
Hasil dari penelitian ini bagi (Riskesdas). Badan Penelitian
rumah sakit dapat dijadikan sebagai dan Pengembangan Kesehatan
masukan bagi tenaga keperawatan Kementerian, 2013.
dalam memberikan asuhan 3. World Health Organisation.
keperawatan berupa teknik relaksasi Global Status Report on
benson untuk meningkatkan kualitas Noncommunicable Diseases,
tidur pasien yang mengalami 2014.
insomnia khususnya yang menjalani 4. Perkumpulan Nefrologi
hemodialisis di ruang unit Indonesia (PERNEFRI). 7th
hemodialisa Rumah Sakit Umum Report of Indonesian Renal
Yarsi Pontianak. Registry, 2014.
5. Ekantari, F. Hubungan Antara Penurunan Tingkat Stres Lansia
Lama Hemodialisis Dan Faktor di Unit Rehabilitasi Sosial
Komorbiditas Dengan Kematian Wening Wardoyo Ungaran.
Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Jurnal Keperawatan Jiwa 2013
Rsud Dr. Moewardi (Doctoral November; Volume 1 (2).
dissertation, Universitas 11. Pratiwi, Laras., Yesi Hasnell &
Muhammadiyah Surakarta), Juniar Ernawaty. Pengaruh
2012. Teknik Relaksasi Benson dan
6. Ramatillah, D. L., Lukas, S., & Murottal Al-Qur’an Terhadap
Hastuti, T. Analisis Interaksi Tekanan Darah pada Penderita
Obat Pada Penyakit Ginjal Tahap Hipertensi Primer. JOM 2014
V (On Hemodialisa) Berdasarkan Oktober; Vol 2 (2).
Resep Di Instalasi Farmasi 12. Suep, Cecep Triwibowo.
Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Relaksasi Benson Dapat
Selama Januari-Juni 2013. Jurnal Menurunkan Nyeri Paska Trans-
Farmasi Higea 2017; 6(1): 87-89. Urethral Resection of the
7. Fitriyani, E. N., Winarti, S. A., Prostate (TURP). The
& Sunarsih, S. Konsep Diri Soedirman Journal of Nursing
dengan Kejadian Depresi pada 2016 Juli; Volume 11 (2).
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang 13. Rambod, Masoume., Nasrin
Menjalani Hemodialisa di Pourali Mohammadi, Nilofar
RSUD Panembahan Senopati Pasyar, Forough Rafii &
Bantul. Jurnal Ners dan Farkhondeh Sharif. The Effect
Kebidanan Indonesia 2014; 2(3): of Benson’s Relaxation
122-127. Technique on the Quality of
8. Elsa, H. Pengaruh Teknik Sleep of Iranian Hemodialysis
Relaksasi Benson Terhadap Skor Patient: A Randomized Trial.
Kualitas Tidur Pasien Yang Complementary Therapies In
Mendapatkan Terapi Medicine 2013; 21: 577-584.
Hemodialisis Di Unit 14. Dharma, Kusuma Kelana.
Hemodialisis Rsup Dr. M. Metodologi Penelitian
Djamil Padang. (Doctoral Keperawatan: Pedoman
dissertation, Andalas Melaksanakan dan Menerapkan
University), 2014. Hasil Penelitian. Jakarta: CV
9. Al Jahdali, H. H., Khogeer, H. Trans Info Media, 2015
A., Al-Qadhi, W. A., Baharoon, 15. Black, J.M dan Hawks, J.H.
S., Tamim, H., Al-Hejaili, F. F., Medical Surgical Nursing. New
... & Al-Sayyari, A. A. Insomnia Yok: Elsevier, 2005.
in chronic renal patients on 16. Khasanah, K., & Handayani, W.
dialysis in Saudi Arabia. Journal Kualitas Tidur Lansia Balai
of Circadian Rhythms 2010; Rehabilitasi Sosial “MANDIRI”
8(1): 7. Semarang. Jurnal Keperawatan
10. Aryana, Kadek Oka & Dwi Diponegoro 2012; 1(1): 189-
Novitasari. Pengaruh Tehnik 196.
Relaksasi Benson Terhadap 17. Alfiyanti, N. E., Setyawan, D.,
& Kusuma, M. A. B. Pengaruh
Relaksasi Otot Progresif Hemodialysis. Indonesian
Terhadap Tingkat Depresi pada Nursing Journal Of Education
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang And Clinic (Injec) 2016; 1(1):
Menjalani Hemodialisis di Unit 61-65.
Hemodialisa RS Telogorejo
Semarang. Karya Ilmiah S1 Ilmu
Keperawatan, 2015.
18. Melastuti, E., Nafsiah, H., &
Fachrudin, A. Gambaran
Karakteristik Pasien
Hemodialisis di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida
2018; 4(2): 518-525.
19. Ekantari, F. Hubungan Antara
Lama Hemodialisis Dan Faktor
Komorbiditas Dengan Kematian
Pasien Gagal Ginjal Kronik Di
Rsud Dr. Moewardi (Doctoral
dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta),
2012.
20. Iswari, N. L. P. A. M., &
Wahyuni, A. A. S. Melatonin
Dan Melatonin Receptor
Agonist Sebagai Penanganan
Insomnia Primer Kronis. e-
Jurnal Medika Udayana 2013;
2(4): 680-694.
21. Hanly, Patrick J., et al. Sleep
Disorder in End Stage Renal
Disease, 2016.
22. Rahayu, K. I. N. Perbedaan
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan
Tidur Pada Lansia Sebelum dan
Sesudah Pemberian Teknik
Relaksasi Benson di Panti Sosial
Lanjut Usia Pare Kabupaten
Kediri Tahun 2012. Jurnal Ilmu
Kesehatan 2015; 4(1): 31-35.
23. Sulistyaningsih, D. R., &
Melastuti, E. The Effectiveness
Of Benson’s Relaxation Therapy
To Decrease The Level Of
Insomnia On Chronic Kidney
Disease Patients Undergoing

Anda mungkin juga menyukai