1. A) Yaitu mengenai pengajuan permohonan pengujian UU No.7 Tahun 2004
tentang sumber daya air terhadap UUD 1945 Sebab dari pengajuan ini adalah dikarenakan UU No.7 Tahun 2004 mengandung muatan penguasaan dan monopoli sumber-sumber daya air yang bertentangan dengan prinsip dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hasil dari putusan MK ialah : a) UU No.7 tahun 2004 tentang sumber daya air dinyatakan bertentangan dengan UU 1945 b) UU No. 7 tahun 2004 dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat
B) – Semua jenis peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan
sebagai pelaksanaan dari undang-undang sumber daya air dan peraturan pelaksanaan (pemerintah) yang telah dibatalkan secara hukum menjadi tidak memiliki kekuatan mengikat sepanjang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar pembatasan pengelolaan sumber daya air - berbagai jenis perizinan yang telah diterbitkan berdasarkan undang-undang sumber daya air harus diakui legalitasnya sampai berakhirnya masa berlakunya izin 2. A) Hukum air termasuk kedalam ruang lingkup hukum agraria dalam arti luas yaitu sumber daya alam yang ada dalam pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 : Bumi, Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
B) UU No. 17 tahun 2019 tentang sumber daya air
3. - Dalam hal apabila cara penggunaanya dilakukan dengan mengubah kondisi
alami sumber air - Penggunaanya untuk pertanian rakyat diluar system irigasi yang sudah ada
4. - Penggunaan sumber daya air dilarang terkecuali untuk tujuan kemanusiaan
- Pengecualian yang dimaksud diatas harus memiliki persyaratan telah dapat dipenuhinya kebutuhan penggunaan sumber daya air diwilayah sungai yang bersangkutan serta daerah sekitarnya
5. A) Pasal 46 ayat (1) UU No.17 tahun 2019
B) -Tidak mengganggu, tidak mengesampingkan, dan tidak meniadakan hak rakyat atas air - Perlindungan negara terhadap hak rakyat atas air - kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia C) - sumber daya air sebagai media - air dan daya air sebagai materi - sumber air sebagai media dan/atau - air, sumber air, dan/atau daya air sebagai media dan materi 6. TERAPAN “Apakah Undang-undang No.17 tahun 2019 tentang sumber daya air sudah mengakomodir keputusan MK No. 85/PUU-XI/2013”
Dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUUXII/2013
yang membatalkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air . Akhirnya berlakulah kembali Undang-Undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan. Dalam konteks substansi hukum yang menjadi permasalahan ialah faktor pluralism hukum yang memberikan ruang bagi terjadinya disharmoni hukum, hal ini mengakibatkan tidak sejalannya antara konstitusi dengan peraturan dibawahnya yakni dalam level Undang-undang dan peratruan lain dibawahnya. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XI/2013, yang menjadi pokok permasalahan ialah adanya pengaturan yang bertentangan dengan UUD NRI 1945, yakni adanya konsep hak guna air yang memungkin-kan pihak swasta mengelola sumber daya air, sedangkan dalam UUD NRI 1945 Pasal 33 telah jelas diatur bahwa bumi dan air dan kekayaan yang ada didalamnya dikuasai oleh negara serta digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahterann rakyat, maka dari itu dalam Putusan Nomor Mahkamah Konstitusi berpendapat : “Menurut pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD NRI 1945 Menegaskan bahwa pemaknaan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikusai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran. Mengamanatkan bahwa air adalah salah satu unsur yang sangat penting dan mendasar dalam hidup dan kehidupan manusia atau menguasai hajad hidup orang banyak, maka untuk itu air haruslah dikuasai oleh negara.
Penafsiran-penafsiran lain terkait undang-undang sumber daya air sebagai
pengujian terhadap UUD NRI 1945 terdapat pada Pasal 6 ayat (1) sampai (4), pasal 7 ayat (1) dan (2), dan pasal 9 ayat (1) sampai (3), dalam pasal tersebut terdapat inkonsistenti baik antar UU SDA dengan UUD NRI 1945 maupun pengaturan antar pasal dalam UU SDA itu sendiri. Seperti pada pasal 6 yakni tentang pengelolaan.
Lahirnya UU No.17 tahun 2019 merupakan “jawaban dari mahkamah
konstitusi” No.85/PUU-XI/2013 yang membatalkan UU SDA tahun 2004. Pertimbangan hukum putusan mahkamah konstitusi tersebut menjelaskan bahwa setiap pengushaan air tidak boleh mengganggu dan meniadakan hak rakyat, karena pada dasarnya air selain dikuasai negara juga ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.1