ORANG ASING DI KOTA PALU YANG DIATUR DALAM UU NOMOR 6 TAHUN 2011
pada tanggal 17 April 2017, Kepala seksi Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian, bapak Sunaryo mengatakan bahwa : ”Orang asing yang datang ke Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di kota Palu mengalami peningkatan hingga 100 persen pertahun, pada tahun 2014 hingga 2016 jumlah orang asing yang datang berkunjung mencapai 1.000 (seribu) Orang“ Pada dewasa ini khususnya di kota Palu pada tahun 2014 sampai dengan 2016, terjadi Penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan orang asing yaitu penyalahgunaan visa kunjungan dan Melebihi batas waktu Izin tinggal (overstay). Menurut M. Iman Santoso, keberadaan orang asing yang tinggal melebihi dari batas waktu izin tinggal yang diberikan dan menyalahgunakan visa kunjungan untuk bekerja akan mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban nasional, dimana Negara mengharapkan kedatangan orang asing akan memberikan dampak positif bagi pembangunan, namun yang terjadi mereka malah melanggar ketentuan ketentuan yang diatur dalam pasal 34 sampai dengan pasal 38 undang- undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian. Penyalahgunan Izin tinggal orang asing belum dilakukan secara Maksimal karena pada faktanya walaupun telah merujuk pada undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, mengenai tata cara pelaksanaan penegakan Hukum melalui tindakan keimigrasian, belum sepenuhnya dilaksanakan. Didalam proses Penindakan Keimigrasian terdapat dua cara jika warga Negara asing tersebut menyalahgunakan Izin Tinggal, pertama tindakan Administratif dan kedua tindakan Projustitia. Upaya Penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan izin tinggal
A. Proses tindakan administrative
Merujuk pada Pasal 75 ayat 1, Undang-undang No.6 tahun 2011 penyalahgunaan visa kunjungan dan Overstay yang dilakukan oleh Orang Asing maka Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan . Tindakan Administratif Keimigrasian adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan Tindakan Administratif Keimigrasian dapat berupa : 1) Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan; 2) Pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal; 3) Larangan untuk berada disatu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia; 4) Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia; 5) Pengenaan biaya beban; dan/atau 6) Deportasi dari Wilayah Indonesia. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang asing dari Wilayah Indonesia.
Orang asing yang melakukan Overstay dikenakan sanksi menurut pasal
124 ayat (b) undang-undang keimigrasian No. 6 tahun 2011, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 25.000.000, (dua puluh lima juta rupiah). B. Proses tindakan hukum pidana Orang asing yang melalukan penyalahgunaan visa kunjungan dapat di pidana sebagai mana yang disebutkan pada pasal 122 undang-undang No.6 tahun 2011 tentang keimigrasian bahwa : “Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) : 1. Setiap orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan makud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya; 2. Setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada orang asing menyalahgunkan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya”. C. Alur pendeportasian Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang asing dari Wilayah Indonesia. Secara tehnis, Proses Pendeportasian terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut : 1) Kepala Kantor Imigrasi mengeluarkan Surat Perintah Administratif (Deportasi) 2) Kepala kantor menerbitkan Surat Perintah pengawalan untuk pemulangan Deteni yang dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk. 3) Petugas Imigrasi yang ditunjuk mengkoordinasi kepada pihak Imigrasi di bandara, lalu orang asing tersebut diserahkan kepada Petugas bandara keberangkatan Internasional atau biasa disebut Tempat pemeriksaan Imigrasi (TPI).
Outline Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemberian Dokumen Palsu Oleh Warga Negara Asing Untuk Memperoleh Izin Tinggal Ditinjau Dari Undang