Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMAD WIRA FERDIAN

NIM : 010001600226

PENEGAKAN HUKUM PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL


ORANG ASING DI KOTA PALU YANG DIATUR DALAM UU
NOMOR 6 TAHUN 2011

pada tanggal 17 April 2017, Kepala seksi Pengawasan dan Penindakan


Keimigrasian, bapak Sunaryo mengatakan bahwa : ”Orang asing yang datang ke
Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di kota Palu mengalami peningkatan hingga
100 persen pertahun, pada tahun 2014 hingga 2016 jumlah orang asing yang
datang berkunjung mencapai 1.000 (seribu) Orang“
Pada dewasa ini khususnya di kota Palu pada tahun 2014 sampai dengan 2016,
terjadi Penyalahgunaan izin tinggal yang dilakukan orang asing yaitu
penyalahgunaan visa kunjungan dan Melebihi batas waktu Izin tinggal (overstay).
Menurut M. Iman Santoso, keberadaan orang asing yang tinggal melebihi dari
batas waktu izin tinggal yang diberikan dan menyalahgunakan visa kunjungan
untuk bekerja akan mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban nasional,
dimana Negara mengharapkan kedatangan orang asing akan memberikan
dampak positif bagi pembangunan, namun yang terjadi mereka malah melanggar
ketentuan ketentuan yang diatur dalam pasal 34 sampai dengan pasal 38 undang-
undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian.
Penyalahgunan Izin tinggal orang asing belum dilakukan secara Maksimal karena
pada faktanya walaupun telah merujuk pada undang-undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian, mengenai tata cara pelaksanaan penegakan Hukum
melalui tindakan keimigrasian, belum sepenuhnya dilaksanakan. Didalam proses
Penindakan Keimigrasian terdapat dua cara jika warga Negara asing tersebut
menyalahgunakan Izin Tinggal, pertama tindakan Administratif dan kedua
tindakan Projustitia.
Upaya Penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan izin tinggal

A. Proses tindakan administrative


Merujuk pada Pasal 75 ayat 1, Undang-undang No.6 tahun 2011
penyalahgunaan visa kunjungan dan Overstay yang dilakukan oleh Orang
Asing maka Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif
keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang
melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan
keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak
menaati peraturan perundang-undangan . Tindakan Administratif
Keimigrasian adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi
terhadap Orang Asing di luar proses peradilan Tindakan Administratif
Keimigrasian dapat berupa :
1) Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan;
2) Pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal;
3) Larangan untuk berada disatu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah
Indonesia;
4) Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah
Indonesia;
5) Pengenaan biaya beban; dan/atau 6) Deportasi dari Wilayah Indonesia.
Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang asing dari Wilayah
Indonesia.

Orang asing yang melakukan Overstay dikenakan sanksi menurut pasal


124 ayat (b) undang-undang keimigrasian No. 6 tahun 2011, dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,
(dua puluh lima juta rupiah).
B. Proses tindakan hukum pidana
Orang asing yang melalukan penyalahgunaan visa kunjungan dapat di
pidana sebagai mana yang disebutkan pada pasal 122 undang-undang No.6
tahun 2011 tentang keimigrasian bahwa : “Dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) :
1. Setiap orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan makud dan tujuan pemberian
izin tinggal yang diberikan kepadanya;
2. Setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada
orang asing menyalahgunkan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan
kepadanya”.
C. Alur pendeportasian
Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang asing dari Wilayah
Indonesia. Secara tehnis, Proses Pendeportasian terdiri atas beberapa bagian
yaitu sebagai berikut :
1) Kepala Kantor Imigrasi mengeluarkan Surat Perintah Administratif (Deportasi)
2) Kepala kantor menerbitkan Surat Perintah pengawalan untuk pemulangan
Deteni yang dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk.
3) Petugas Imigrasi yang ditunjuk mengkoordinasi kepada pihak Imigrasi di
bandara, lalu orang asing tersebut diserahkan kepada Petugas bandara
keberangkatan Internasional atau biasa disebut Tempat pemeriksaan Imigrasi
(TPI).

Anda mungkin juga menyukai