PERATURAN PERUNDANG-UNDANG
1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA
KUNJUNGAN
2. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21
TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN
SAAT KEDATANGAN
3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 2015 TENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA KUNJUNGAN
4. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42
TAHUN 2015 TENTANG CAP KEIMIGRASIAN
5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
www.peraturan.go.id
2016, No.44 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG BEBAS VISA
KUNJUNGAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
3. Penerima Bebas Visa Kunjungan adalah Orang Asing
warga suatu negara, pemerintah wilayah administratif
khusus suatu negara, dan entitas tertentu.
4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan
di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau
tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar Wilayah
Indonesia.
5. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
www.peraturan.go.id
2016, No.44
-3-
Pasal 2
(1) Bebas Visa kunjungan diberikan kepada Penerima Bebas
Visa Kunjungan dengan memperhatikan asas timbal balik
dan asas manfaat.
(2) Bebas Visa kunjungan tidak diberikan atas kunjungan
dalam rangka jurnalistik.
Pasal 3
(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa kunjungan untuk masuk wilayah
Indonesia.
(2) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat masuk ke Wilayah Indonesia melalui
Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu.
(3) Daftar negara, pemerintah wilayah administratif khusus
suatu negara, dan entitas tertentu yang menerima bebas
Visa kunjungan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.
Pasal 4
(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 diberikan izin tinggal kunjungan untuk
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
(2) Izin tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dapat diperpanjang masa berlakunya atau
dialihstatuskan menjadi izin tinggal lainnya.
www.peraturan.go.id
2016, No.44 -4-
Pasal 5
(1) Ketentuan mengenai tata cara masuk dan keluar Wilayah
Indonesia dan tujuan kedatangan bagi Penerima Bebas
Visa Kunjungan diatur dengan Peraturan Menteri.
(2) Ketentuan mengenai Tempat Pemeriksaan Imigrasi
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 6
Dalam keadaan tertentu yang berkaitan dengan keamanan
negara dan kesehatan masyarakat, Menteri dapat
menghentikan sementara bebas Visa kunjungan untuk
negara, pemerintah wilayah administratif khusus suatu
negara, dan entitas tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (3).
Pasal 7
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan
Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 8
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No.44
-5-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Maret 2016
September 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Maret 201623 S
eptember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd ttd.
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
2016, No.44 -6-
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
BEBAS VISA KUNJUNGAN
www.peraturan.go.id
2016, No.44
-7-
www.peraturan.go.id
2016, No.44 -8-
www.peraturan.go.id
2016, No.44
-9-
153. Tunisia
ttd.ttd ttd.
JOKO WIDODO
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat
Kedatangan. Perubahan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1321 2
www.peraturan.go.id
3 2015, No.1321
Pasal I
Ketentuan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan
Saat Kedatangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
12) yang telah beberapakali diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia:
a. Nomor M.HH-03.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 243);
b. Nomor M.HH-04.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 264);
c. Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tenang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 331);
d. Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1193);
e. Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 957);
f. Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 387);
g. Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 825),
diubah dengan menambah negara Papua Nugini dalam daftar warga
negara dari negara tertentu subjek visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal II
Warga negara dari negara Papua Nugini sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Menteri ini, hanya dapat masuk dan keluar wilayah
negara Republik Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi Soekarno
Hatta, di Jakarta, DKI Jakarta dan Ngurah Rai, di Denpasar, Bali.
www.peraturan.go.id
2015, No.1321 4
Pasal III
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Agustus 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
5 2015, No.1321
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .21 TAHUN .2015..
TENTANG
PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010
TENTANG
VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN
1. Afrika Selatan;
2. Aljazair;
3. AmerikaSerikat;
4. Argentina;
5. Australia;
6. Austria;
7. Bahrain;
8. Belgia;
9. Belanda;
10. Brazilia;
11. Bulgaria;
12. Ceko;
13. Cyprus;
14. Denmark;
15. Emirat Arab;
16. Estonia;
17. Fiji;
18. Finlandia;
19. Hongaria;
20. India;
21. Inggris;
22. Dihapus;
23. Irlandia;
24. Islandia;
25. Italia;
26. Jepang;
27. Jerman;
28. Dihapus;
29. Kanada;
30. Korea Selatan;
31. Kuwait;
32. Dihapus;
www.peraturan.go.id
2015, No.1321 6
33. Latvia;
34. Libya;
35. Liechtenstein;
36. Lithuania;
37. Luxemburg;
38. Maladewa;
39. Malta;
40. Meksiko;
41. Mesir;
42. Monako;
43. Norwegia;
44. Oman;
45. Panama;
46. Perancis;
47. Polandia;
48. Portugal;
49. Qatar;
50. Republik Rakyat Cina;
51. Rumania;
52. Rusia;
53. Saudi Arabia;
54. SelandiaBaru;
55. Slovakia;
56. Slovenia;
57. Spanyol;
58. Suriname;
59. Swedia;
60. Swiss;
61. Taiwan;
62. Timor Leste;
63. Tunisia;
64. Turki;
65. Yunani;
66. Andorra;
67. Belarusia;
68. Kroasia;
69. Seychelles; dan
70. Papua Nugini.
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1475, 2015 KEMENKUMHAM. Bebas Visa Kunjungan.
Imigrasi. Tempat Pemeriksaan. Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 2
www.peraturan.go.id
3 2015, No.1475
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal30 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
5 2015, No.1475
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 6
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN
www.peraturan.go.id
7 2015, No.1475
B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:
1. AchmadYani, Ternate;
2. Amamapare, Tembagapura;
3. Anggrek, Gorontalo;
4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;
5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;
6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;
7. Batam Centre, Batam;
8. BatuAmpar, Batam;
9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;
10. Belawan, Belawan;
11. Benete, Sumbawa Besar;
12. Belakang Padang, Belakang Padang;
13. Biak, Biak;
14. Boom Baru, Palembang;
15. CelukanBawang, Singaraja;
16. Citra Tri Tunas, Batam;
17. Ciwandan, Cilegon;
18. Dumai, Dumai;
19. DwiKora, Pontianak;
20. GunungSitoli, Sibolga;
21. Jambi, Jambi;
22. Jayapura, Jayapura;
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 8
www.peraturan.go.id
9 2015, No.1475
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 10
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
11 2015, No.1475
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 12
B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:
1. AchmadYani, Ternate;
2. Amamapare, Tembagapura;
3. Anggrek, Gorontalo;
4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;
5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;
6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;
7. Batam Centre, Batam;
8. BatuAmpar, Batam;
9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;
10. Belawan, Belawan;
11. Benete, Sumbawa Besar;
12. Belakang Padang, Belakang Padang;
13. Biak, Biak;
14. Boom Baru, Palembang;
15. CelukanBawang, Singaraja;
16. Citra Tri Tunas, Batam;
17. Ciwandan, Cilegon;
18. Dumai, Dumai;
19. DwiKora, Pontianak;
20. GunungSitoli, Sibolga;
21. Jambi, Jambi;
22. Jayapura, Jayapura;
www.peraturan.go.id
13 2015, No.1475
www.peraturan.go.id
2015, No.1475 14
www.peraturan.go.id
15 2015, No.1475
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1832, 2015 KEMENKUMHAM. Cap Keimigrasian. Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG CAP KEIMIGRASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Cap Keimigrasian adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan atau dokumen
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-3-
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -4-
Pasal 2
Jenis Cap Keimigrasian terdiri atas:
a. cap Tanda Masuk;
b. cap Tanda Keluar;
c. cap penolakan izin masuk;
d. cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal; dan
e. cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian.
BAB II
CAP TANDA MASUK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Cap Tanda Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a terdiri atas:
a. cap Tanda Masuk Visa kunjungan;
b. cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan;
c. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan;
d. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata;
e. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas;
f. cap Tanda Masuk awak Alat Angkut;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-5-
Bagian Kedua
Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan
Pasal 4
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf a dibubuhkan sebagai tanda Orang
Asing yang bersangkutan masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa kunjungan.
Pasal 5
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISIT VISA”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -6-
Pasal 6
(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima kali tiga
centimeter).
(2) Format Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Ketiga
Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan Saat Kedatangan
Pasal 7
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dibubuhkan
sebagai tanda Orang Asing yang bersangkutan masuk ke
wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa kunjungan saat
kedatangan.
Pasal 8
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 9
(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berbentuk segi
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-7-
Bagian Keempat
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan
Pasal 10
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dibubuhkan sebagai
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke
wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.
Pasal 11
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. frasa “ NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 12
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -8-
Bagian Kelima
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata
Pasal 13
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d dibubuhkan
sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang
masuk ke wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban
memiliki Visa dalam rangka kunjungan khusus wisata.
Pasal 14
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling sedikit
memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. frasa “TOURISM PURPOSE ONLY”;
d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
e. tanggal masuk;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
g. frasa “WORK PROHIBITED”;
h. frasa “NOT EXTENDABLE”;
i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
j. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 15
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 berbentuk segi
empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima
centimeter kali tiga centimeter).
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-9-
Bagian Keenam
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat
Diplomatik/Dinas
Pasal 16
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf e dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada
Orang Asing pemegang paspor diplomatik/dinas yang masuk
ke wilayah Indonesia dan dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa.
Pasal 17
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal16
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. frasa ” FOR DIPLOMATIC & SERVICE PASSPORT”;
d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
e. tanggal masuk;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 18
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -10-
Bagian Ketujuh
Cap Tanda Masuk Awak Alat Angkut
Pasal 19
Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf f dibubuhkan sebagai pemberian Tanda
Masuk kepada Orang Asing yang sedang bertugas sebagai
nakhoda, kapten pilot, atau awak yang sedang bertugas di
Alat Angkut.
Pasal 20
Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “CREW VISIT”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “NOT EXTENDABLE”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 21
(1) Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-11-
Bagian Kedelapan
Cap Tanda Masuk Kartu Perjalanan
Pebisnis Asia Pacific Economic Cooperation
Pasal 22
Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf g dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada
Orang Asing pemegang kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation.
Pasal 23
Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “ABTC PASS”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 60 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 24
(1) Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3
cm (tiga koma lima centimeter kali tiga centimeter).
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -12-
Bagian Kesembilan
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas
Pasal 25
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf h digunakan dalam rangka
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke
wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa tinggal terbatas.
Pasal 26
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY, SUBJECT
MUST APPLY FOR LIMITED STAY PERMIT AT LOCAL
IMMIGRATION OFFICE WITHIN 30 DAYS”;
f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 27
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3.5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-13-
Bagian Kesepuluh
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan
Pasal 28
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i dibubuhkan
sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang
masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa
tinggal terbatas saat kedatangan.
Pasal 29
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 paling sedikit
memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “NO:...”;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 30
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 berbentuk segi
empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima
centimeter kali tiga centimeter).
(2) Format Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -14-
Bagian Kesebelas
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan
yang Juga Berlaku Sebagai Izin Masuk Kembali
Pasal 31
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf j dibubuhkan sebagai pemberian Tanda
Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia
dengan menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan
yang juga berlaku sebagai Izin Masuk Kembali.
Pasal 32
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “NO:...”;
f. frasa “ PERMITTED TO ENTER, STAY AND RE-ENTRY
FOR 30 DAYS SINCE DATE OF ARRIVAL”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 33
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-15-
Pasal 34
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja
saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf k
dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang
Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan
Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja saat berlibur.
Pasal 35
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja
saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 paling
sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT FOR WORK AND HOLIDAY
FACILITY”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR … MONTH
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “PERMITTED TO WORK TEMPORARY IN THE FIELD
OF ...”
g. frasa “PERMITTED TO WORK FOR ANY ONE EMPLOYER
FOR THE MAXIMUM OF ... MONTH ONLY”;
h. frasa “NOT EXTENDABLE”;
i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -16-
Pasal 36
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan
bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 3,5 cm
(lima centimeter kali tiga koma lima centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas
kemudahan bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 37
Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry
permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf l dibubuhkan sebagai
pemberian Tanda Masuk kepada:
a. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa diplomatik atau Visa dinas;
b. warga negara Indonesia yang masuk ke wilayah Indonesia
melalui pemeriksaan imigrasi di TPI;
c. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Izin Masuk Kembali; dan
d. anak berkewarganegaraan ganda yang menggunakan
paspor kebangsaan dan memiliki fasilitas Keimigrasian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-17-
Pasal 38
Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry
permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. kata “ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
f. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 39
(1) Cap Tanda Masuk untuk warga negara indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, Pemegang re-
entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 berbentuk segi
enam dengan ukuran sisi-sisi 1,5 cm (satu koma lima
centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia,
Orang Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang
re-entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 40
Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf m dibubuhkan sebagai tanda pemberian izin
masuk sekaligus sebagai izin tinggal darurat.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -18-
Pasal 41
Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “EMERGENCY PASS”;
c. nama TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI yang
memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. teks “ADMISSION FOR 30 DAYS SINCE DATE OF
ARRIVAL”;
f. frasa “NOT EXTENDABLE”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 42
(1) Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3
cm (tiga koma lima kali tiga centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
BAB III
CAP TANDA KELUAR
Pasal 43
Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b dibubuhkan sebagai Tanda Keluar bagi warga negara
Indonesia dan Orang Asing yang meninggalkan wilayah
Indonesia melalui TPI.
Pasal 44
Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-19-
b. kata “DEPARTURE”;
c. nama
d. yang memberikan Tanda Keluar;
e. tanggal keluar;
f. dasar hukum pemberian Tanda Keluar; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 45
(1) Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44 berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 3 cm x 3
cm x 3 cm (tiga kali tiga kali tiga centimeter).
(2) Format cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
CAP PENOLAKAN IZIN MASUK
Pasal 46
(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c dibubuhkan sebagai tanda penolakan
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang:
a. namanya tercantum dalam daftar penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
berlaku;
c. memiliki dokumen keimigrasian yang palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -20-
Pasal 47
Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “DENIED ENTRY”;
c. nama TPI yang menolak masuk;
d. tanggal penolakan;
e. kata “NO:…”;
f. dasar hukum penolakan masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.
Pasal 48
(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 berbentuk lingkaran berdiameter 3 cm (tiga
centimeter).
(2) Format cap penolakan izin masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-21-
BAB V
CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 49
Cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, terdiri atas:
a. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan;
b. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali;
c. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali;
d. cap pemberian Izin Tinggal tetap;
e. cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas;
f. cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap;
g. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa;
h. cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang
Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi
tinggal di wilayah Indonesia;
i. cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau
meninggal dunia;
j. cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda;
k. cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang; dan
l. cap pemulangan.
Bagian Kedua
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 50
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a dibubuhkan
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -22-
Pasal 51
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 paling sedikit
memuat:
a. frasa “VISIT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.
Pasal 52
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Ketiga
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
dan Sekaligus Izin Masuk Kembali
Pasal 53
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 huruf b dibubuhkan sebagai tanda pemberian atau
Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali.
Pasal 54
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 paling sedikit memuat:
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-23-
Pasal 55
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 berbentuk segi empat dengan
ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma
lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
terbatas dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Keempat
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
Perairan Sekaligus Izin Masuk Kembali
Pasal 56
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 huruf c dibubuhkan sebagai tanda
pemberian Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali
kepada nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di
wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 57
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 paling sedikit memuat:
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -24-
Pasal 58
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 57 berbentuk segi empat dengan
ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma
lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
terbatas perairan sekaligus izin masuk kembali
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Bagian Kelima
Cap Pemberian Izin Tinggal Tetap
Pasal 59
Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 huruf d dibubuhkan sebagai tanda pemberian
Izin Tinggal tetap.
Pasal 60
Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 paling sedikit memuat:
a. frasa “PERMANENT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-25-
Pasal 61
(1) Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 berbentuk segi empat dengan ukuran 4
cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima
centimeter).
(2) Format cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Keenam
Cap Izin Tinggal Tetap dengan Jangka Waktu Tidak Terbatas
Pasal 62
Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf e dibubuhkan
sebagai tanda pemberian Izin Tinggal tetap dengan jangka
waktu tidak terbatas.
Pasal 63
Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 paling sedikit
memuat:
a. frasa “PERMANENT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Date to Report: …”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.
Pasal 64
(1) Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Bentuk cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -26-
Bagian Ketujuh
Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi
Pemegang Izin Tinggal Tetap
Pasal 65
Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf f
dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Masuk Kembali
bagi pemegang Izin Tinggal tetap.
Pasal 66
Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 paling
sedikit memuat:
a. frasa “RE- ENTERY PERMIT”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “should not leave Indonesia more than 1 (one) year
from the date of departure”;
f. frasa “Immigration Officer”; dan
g. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.
Pasal 67
(1) Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi
pemegang Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-27-
Bagian Kedelapan
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Keadaan
Terpaksa
Pasal 68
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf g
dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Tinggal dalam
keadaan terpaksa.
Pasal 69
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 paling
sedikit memuat:
a. frasa “VISIT STAY ON FORCE MAJEURE”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.
Pasal 70
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Kesembilan
Cap Pengembalian Dokumen Keimigrasian bagi Pemegang Izin
Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap yang Tidak Lagi
Tinggal di Wilayah Indonesia
Pasal 71
Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -28-
Pasal 72
Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal
di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
paling sedikit memuat:
a. frasa “RETURN OF IMMIGRATION DOCUMENT”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Document Returned: …”;
d. frasa “Should leave RI Territory within: ... days”;
e. tempat dan tanggal pengeluaran;
f. frasa “Immigration Officer”; dan
g. dasar hukum pengembalian dokumen keimigrasian.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-29-
Pasal 73
(1) Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang
Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi
tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 berbentuk segi empat dengan ukuran 4
cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima
centimeter).
(2) Format cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi
pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap
yang tidak lagi tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Kesepuluh
Cap Pencabutan Dokumen Keimigrasian bagi
Orang Asing yang Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
atau Meninggal Dunia
Pasal 74
Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal
dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf i
dibubuhkan sebagai tanda dilakukan pencabutan dokumen
keimigrasian yang dimiliki Orang Asing karena memperoleh
kewarganegaraan Indonesia atau meninggal dunia.
Pasal 75
Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal
dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 paling sedikit
memuat:
a. frasa “PENCABUTAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN”;
b. kata “NO:..”;
c. frasa “DOK. NO:...”;
d. kata “BERDASARKAN:...”;
e. kata “ALASAN:...”;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -30-
Pasal 76
(1) Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau
meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 4 cm (lima
centimeter kali empat centimeter).
(2) Format cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi
Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia atau meninggal dunia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Bagian Kesebelas
Cap Pemberian Fasilitas Keimigrasian bagi
Anak Berkewarganegaraan Ganda
Pasal 77
Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 huruf j dibubuhkan sebagai tanda bahwa yang
bersangkutan merupakan subjek kewarganegaraan ganda
yang telah mendapatkan fasilitas keimigrasian sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 78
Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 paling sedikit memuat:
a. frasa “ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA”;
b. kata “NO.: ...”;
c. frasa “ Pemegang paspor ini adalah subyek Pasal 4 huruf
c, huruf d, huruf h, dan huruf i, serta Pasal 5, Pasal 21,
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-31-
Pasal 79
(1) Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 78 berbentuk segi empat dengan ukuran 5
cm x 4 cm (lima centimeter kali empat centimeter).
(2) Format cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 80
Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 huruf k dibubuhkan sebagai tanda
pemberian pengesahan pemeriksaan keimigrasian bagi Orang
Asing dan warga negara Indonesia dari wilayah Indonesia
dengan menggunakan Alat Angkut.
Pasal 81
Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 paling sedikit memuat:
a. frasa “INDONESIA IMMIGRATION CLEARANCE”;
b. kata “CHECKED”;
c. kata “SHIP :…”;
d. kata “FLAG :...”;
e. kata “ARRIVAL :...”;
f. kata “DEPARTURE :...”;
g. kata “CREW :...WNA...WNI”;
h. kata “PASSENGER :…WNA...WNI”;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -32-
Pasal 82
(1) Cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 berbentuk segi
empat dengan ukuran 6 cm x 4 cm (enam centimeter kali
empat centimeter).
(2) Format cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 83
Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
huruf l dibubuhkan sebagai tanda pemulangan Orang Asing
dari wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi
di Kantor Imigrasi.
Pasal 84
Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83
paling sedikit memuat:
a. kata “EXIT PASS”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)
days”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan
e. frasa “Immigration Officer”.
Pasal 85
(1) Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter);
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-33-
BAB VI
CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PENINDAKAN KEIMIGRASIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 86
Cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e adalah cap
deportasi.
Bagian Kedua
Cap Deportasi
Pasal 87
Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
dibubuhkan sebagai pemberian tindakan administrasi
keimigrasian berupa pengusiran/deportasi Orang Asing dari
wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi di
kantor imigrasi atau di rumah detensi imigrasi.
Pasal 88
Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 paling
sedikit memuat:
a. kata “DEPORTATION”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)
days”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan
e. frasa “Immigration Officer”.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -34-
Pasal 89
(1) Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format Cap deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB VII
STANDARDISASI CAP KEIMIGRASIAN
Pasal 90
(1) Standardisasi Cap Keimigrasian ditentukan oleh Direktur
Jenderal Imigrasi.
(2) Standardisasi Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. fitur pengaman;
b. desain;
c. bentuk dan ukuran; dan
d. warna tinta.
Pasal 91
(1) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. kode cap;
b. jenis huruf; dan
c. jenis angka.
(2) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk mempermudah pemeriksaan dan
mencegah pemalsuan.
Pasal 92
Desain Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
90 ayat (2) huruf b dibuat dengan memperhatikan fitur
pengaman.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-35-
Pasal 93
Bentuk dan ukuran Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 90 ayat (2) huruf c disesuaikan dengan jenis Cap
Keimigrasian.
Pasal 94
(1) Cap Keimigrasian menggunakan warna tinta yang
memiliki fitur pengaman.
(2) Warna tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. hijau;
b. merah; dan
c. biru.
(3) Warna tinta hijau digunakan untuk cap Tanda Masuk.
(4) Warna tinta merah digunakan untuk cap penolakan izin
masuk dan cap deportasi.
(5) Warna tinta biru digunakan untuk seluruh jenis Cap
Keimigrasian kecuali Cap Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
BAB VIII
PENGELOLAAN CAP KEIMIGRASIAN
Pasal 95
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengelolaan Cap
Keimigrasian yang meliputi tahapan:
a. perencanaan;
b. pengadaan;
c. pendistribusian;
d. penggantian; dan
e. penghapusan.
(2) Pengelolaan Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan untuk menciptakan keseragaman
dan menghindari pemalsuan Cap Keimigrasian.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -36-
Pasal 96
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan perencanaan
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf a.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. menentukan standardisasi Cap Keimigrasian;
b. menginventarisasi kebutuhan Cap Keimigrasian; dan
c. menentukan jumlah Cap Keimigrasian yang akan
dibuat sesuai kebutuhan pada UPT Imigrasi.
Pasal 97
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengadaan Cap
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf b.
(2) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan
jasa.
Pasal 98
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pendistribusian
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
95 ayat (1) huruf c sesuai dengan kebutuhan UPT
Imigrasi.
(2) Dalam hal Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdapat kerusakan, Kepala UPT
mengembalikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi
untuk dilakukan penggantian.
Pasal 99
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan penghapusan
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf e yang hilang atau rusak.
(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan pemberitahuan secara tertulis
dari Kepala UPT Imigrasi.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-37-
Pasal 100
(1) Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a, huruf b, dan huruf c hanya digunakan oleh
Pejabat Imigrasi yang diberi wewenang atau petugas
pemeriksa pendaratan yang ditunjuk.
(2) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan
yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas penggunaan Cap Keimigrasian.
(3) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan
penyalahgunaan Cap Keimigrasian, Kepala UPT Imigrasi
melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Imigrasi yang
diberi wewenang atau petugas pemeriksa pendaratan
yang ditunjuk.
(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan
dilaporkan kepada Direktur Jenderal Imigrasi.
(5) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melakukan
penyalahgunaan atau menghilangkan Cap Keimigrasian
dijatuhi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -38-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 101
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun
2012 tentang Cap Keimigrasian, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 102
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada hari ke 180 (seratus
delapan puluh) terhitung sejak tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-39-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
CAP KEIMIGRASIAN
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -40-
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-41-
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -42-
10. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan sekaligus
dengan Izin Masuk Kembali;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-43-
11. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat
Berlibur;
12. Cap Tanda Masuk untuk Warga Negara Indonesia, Awak Alat Angkut
Warga Negara Indonesia, Orang Asing Pemegang VISA
Dinas/Diplomatik, Pemegang Re-Entry Permit, atau Subjek
Kewarganegaraan Ganda;
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -44-
www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-45-
6. Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi Pemegang Izin Tinggal Tetap;
NO: ........................................................
www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -46-
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar.
Wilayah Indonesia. Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR
WILAYAH INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian.
3. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat
TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,
bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai
tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-3-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -4-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-5-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -6-
Pasal 2
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat
Imigrasi di TPI.
(2) Dalam hal belum terdapat Pejabat Imigrasi pada TPI,
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Pendaratan yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Imigrasi.
(3) Petugas Pemeriksa Pendaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menjalankan tugas dan fungsi sesuai
dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pejabat Imigrasi
sepanjang menyangkut pemeriksaan orang yang masuk
atau keluar Wilayah Indonesia.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-7-
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini terdiri atas:
a. penanggung jawab Alat Angkut;
b. tata cara pemeriksaan masuk dan ke luar Wilayah
Indonesia;
c. peneraan cap pemeriksaan Keimigrasian;
d. tata cara penolakan masuk dan keluar Wilayah
Indonesia;
e. pembentukan TPI; dan
f. Area Imigrasi.
BAB II
PENANGGUNG JAWAB ALAT ANGKUT
Bagian Kesatu
Kewajiban dan Larangan bagi Penanggung Jawab Alat angkut
Pasal 4
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia diwajibkan untuk:
a. sebelum kedatangan atau keberangkatan
memberitahukan rencana kedatangan atau
keberangkatan secara tertulis atauelektronik kepada
Pejabat Imigrasi dalam waktu paling lambat 6 (enam)
jam sebelum Alat Angkut reguler tiba dan paling
lambat 48 (empat puluh delapan) jam sebelum Alat
Angkut nonreguler tiba;
b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar awak
Alat Angkut yang ditandatanganinya kepada Pejabat
Imigrasi;
c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera
isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar Wilayah
Indonesia dengan membawa penumpang;
d. melarang setiap orang naik atau turun dari Alat
Angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi sebelum dan
selama dilakukan pemeriksaan Keimigrasian;
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -8-
Pasal 5
Penanggung Jawab Alat Angkut dilarang:
a. membawa penumpang internasional dan domestik dalam
satu Alat Angkut yang sama;
b. membawa orang yang tidak terdapat dalam daftar awak
Alat Angkut dan/atau daftar penumpang; dan
c. membawa orang yang tidak memiliki:
1. Dokumen Perjalanan dan/atau dokumen
Keimigrasian yang sah dan masih berlaku; dan
2. Visa kecuali Orang Asing warga negara dari negara
tertentu yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-9-
Bagian Kedua
Pengenaan Biaya Beban Terhadap
Penanggung Jawab Alat Angkut.
Paragraf 1
Umum
Pasal 6
Setiap Penanggung Jawab Alat Angkut yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
wajib membayar biaya beban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Pasal 7
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Seksi Unit disertai dengan
dokumen pendukung untuk dilakukan pemeriksaan.
Pasal 8
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 wajib dibuatkan berita acara pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pada
ayat (1) disampaikan kepada Kepala Bidang Pendaratan
dan Izin Masuk untuk dibuatkan berita acara pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan Keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -10-
Pasal 9
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Bidang
Pendaratan dan Izin Masuk.
(2) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat Angkut
dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak tanggal Keputusan ditandatangani.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditembuskan kepada bendahara penerima.
Pasal 10
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 wajib melakukan pembayaran biaya beban
ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk melaporkan
pelaksanaan pengenaan biaya beban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 kepada Kepala Kantor Imigrasi
dengan melampirkan bukti pembayaran biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-11-
Paragraf 3
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I dan Kelas II
Pasal 12
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas
Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk
dilakukan pemeriksaan.
Pasal 13
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 wajib dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat
(1) disampaikan kepada Kepala Seksi Lalintuskim untuk
dibuatkan berita acara pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.
Pasal 14
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu
Lintas Keimigrasian.
(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas Keimigrasian
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -12-
Pasal 15
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 wajib melakukan pembayaran biaya
beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
(1) Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian atau Kepala Seksi
Lalintuskim melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya
beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 kepada
Kepala Kantor dengan melampirkan bukti pembayaran
biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, Penanggung Jawab Alat Angkut
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang keimigrasian.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-13-
Paragraf 4
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas Kelas III
Pasal 17
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas
Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk
dilakukan pemeriksaan.
Pasal 18
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 wajib dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat
(1) disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Informasi dan
Sarana Komunikasi untuk dibuatkan berita acara
pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.
Pasal 19
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu
Lintas dan Status Keimigrasian.
(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut
dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal keputusan ditandatangani.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -14-
Pasal 20
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 wajib melakukan pembayaran biaya
beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
(1) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya beban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 kepada Kepala
Kantor Imigrasi dengan melampirkan bukti pembayaran
biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam 19, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keimigrasian.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-15-
BAB III
TATA CARA PEMERIKSAAN KEIMIGRASIAN
MASUK DAN KE LUAR WILAYAH INDONESIA
Bagian Kesatu
Pemeriksaan Keimigrasian Terhadap Orang Asing
Pasal 22
(1) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali
yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; dan
c. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.
Pasal 23
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang
masuk wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan;
b. melakukan wawancara;
c. memeriksa Visa;
d. memindai Dokumen Perjalanan;
e. mengambil Data Biometrik; dan
f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.
(2) Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, dikecualikan bagi Orang Asing yang dibebaskan
dari kewajiban memiliki Visa.
(3) Selain pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -16-
Pasal 24
Pemeriksaan Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a meliputi pemeriksaan:
a. fitur pengaman;
b. keabsahan dan masa berlaku Dokumen Perjalanan; dan
c. foto serta identitas yang tertera pada Dokumen Perjalanan
sesuai dengan pemegangnya.
Pasal 25
Wawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
huruf b dilakukan untuk memastikan kesesuaian identitas
pemegang dengan data yang tertera pada Dokumen
Perjalanan.
Pasal 26
Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(1) huruf c bagi:
a. Visa yang diterbitkan di luar negeri, meliputi
pemeriksaan:
1. klasifikasi indeks Visa;
2. fitur pengaman Visa;
3. identitas pemegang Visa dengan data pemegang
yang tercantum dalam Dokumen Perjalanan; dan
4. masa berlaku Visa.
b. Visa yang diterbitkan di TPI pada saat kedatangan,
meliputi pemeriksaan:
1. bukti pembayaran Visa;
2. bukti pembayaran, indeks Visa dan Dokumen
Perjalanan dalam Simkim; dan
3. rekomendasi dari Direktur Jenderal, dalam hal
pemberian Visa saat kedatangan diterbitkan
berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-17-
Pasal 27
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf d dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data
Keimigrasian; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 28
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf e dilakukan dengan
mengambil dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.
Pasal 29
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf f dilakukan untuk
memastikan Orang Asing tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 30
Setiap Orang Asing yang keluar Wilayah Indonesia harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. memiliki Izin Masuk Kembali ke Wilayah Indonesia bagi
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap;
c. memiliki izin keluar bagi Orang Asing yang dikenai
tindakan administratif Keimigrasian;
d. memiliki izin kunjungan yang masih berlaku;
e. memiliki tanda bukti pengembalian dokumen;
f. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -18-
Pasal 31
Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang keluar
wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan;
b. melakukan wawancara;
c. memeriksa izin keluar atau Izin Masuk Kembali;
d. memindai Dokumen Perjalanan;
e. mengambil Data Biometrik;
f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.
Pasal 32
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan
masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau
Tanda Keluar pada Dokumen Perjalanan.
Bagian Kedua
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Warga Negara Indonesia
Pasal 33
Setiap warga negara Indonesia yang masuk atau keluar
Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan;
c. tercantum dalam daftar penumpang atau awak Alat
Angkut kecuali bagi kendaraan pribadi dan kendaraan
muatan barang.
Pasal 34
(1) Pemeriksaan keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia;
b. melakukan wawancara;
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-19-
Pasal 35
(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam
pemeriksaan Keimigrasian, Petugas Pemeriksa
memberikan persetujuan masuk atau keluar dengan
menerakan Tanda Masuk atau Tanda Keluar pada DPRI.
(2) Persetujuan masuk atau keluar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan juga dalam sistem perlintasan
dengan Simkim, kecuali melalui TPI yang belum
dilengkapi dengan Simkim.
Pasal 36
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -20-
Pasal 37
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a pada saat
pemeriksaan keimigrasian masuk Wilayah Indonesia,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan lanjutan dengan meminta bukti lain yang
sah dan meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah
warga negara Indonesia.
(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga;
c. surat izin mengemudi;
d. akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah,
ijazah, atau surat baptis;
e. DPRI bagi yang pernah memiliki DPRI; dan/atau
f. dokumen pendukung lainnya yang dapat
memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas
status kewarganegaraan Indonesianya.
(3) Dalam rangka melengkapi bukti sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), yang bersangkutan dapat ditempatkan
dalam ruang detensi imigrasi atau rumah detensi
imigrasi.
(4) Dalam hal yang bersangkutan terbukti warga negara
Indonesia, Pejabat Imigrasi memberikan surat keterangan
pemberian Tanda Masuk.
(5) Dalam hal yang bersangkutan terbukti bukan warga
negara Indonesia, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk
menolak masuk ke wilayah Indonesia dan memberikan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-21-
Pasal 38
(1) Dalam hal terdapat permasalahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b angka 1 dan
angka 2, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.
(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai dasar untuk memberikan persetujuan atau
penolakan keluar Wilayah Indonesia.
(3) Dalam hal hasil pemeriksaan membuktikan terdapat
permasalahan Dokumen Perjalanan yang bersangkutan,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib menahan Dokumen
Perjalanan yang bersangkutan dan memberikan surat
tanda penerimaan.
(4) Dalam hal Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk tidak dapat
memberikan Tanda Keluar Wilayah Indonesia,
permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diteruskan kepada Pejabat Imigrasi yang berwenang
untuk mendapatkan keputusan.
Pasal 39
Setiap pemeriksaan Keimigrasian lanjutan terhadap
permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,
disertai dengan pengambilan data secara elektronik yang
meliputi:
a. Data Biometrik meliputi sidik jari dan foto; dan
b. identitas diri.
Pasal 40
(1) Dalam hal DPRI diduga palsu dan/atau tidak sesuai
dengan pemegangnya, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk
wajib melakukan pemeriksaan untuk memperoleh
keterangan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -22-
Pasal 41
(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah
Indonesia dengan menggunakan DPRI yang habis masa
berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi dapat langsung
memberikan Tanda Masuk.
(2) Setelah diberikan Tanda Masuk, DPRI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diserahkan kembali kepada yang
bersangkutan untuk memenuhi persyaratan penggantian
DPRI.
(3) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diterakan pada halaman DPRI yang
rusak, terhadap yang bersangkutan diberikan surat
keterangan pemberian Tanda Masuk.
(4) Format surat keterangan pemberian Tanda Masuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 42
(1) Dalam hal warga negara Indonesia yang masuk ke
Wilayah Indonesia terdapat dalam daftar Pencegahan,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.
(2) Jika hasil pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
termasuk dalam daftar Pencegahan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk melakukan penarikan DPRI yang bersangkutan
dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-23-
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Keimigrasian bagi
Anak Berkewarganegaraan Ganda
Pasal 43
Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau keluar
Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan atau daftar
Penangkalan; dan
c. memiliki fasilitas Keimigrasian jika menggunakan Paspor
Kebangsaan.
Pasal 44
(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia harus menggunakan Paspor
yang sama.
(2) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan menggunakan Paspor
Kebangsaan diperlakukan sebagai warga negara
Indonesia jika memiliki fasilitas Keimigrasian.
Pasal 45
(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk Wilayah
Indonesia dengan menggunakan Paspor Kebangsaan
dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa, Izin Tinggal,
dan Izin Masuk Kembali.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -24-
Pasal 46
Pemeriksaan Keimigrasian bagi anak berkewarganegaraan
ganda yang masuk ke Wilayah Indonesia dilakukan dengan
ketentuan:
a. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki
Paspor Kebangsaan serta fasilitas Keimigrasian,
dilakukan dengan tahapan dan tata cara yang sama
dengan pemeriksaan terhadap warga negara Indonesia.
b. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki
Paspor Kebangsaan dan tidak memiliki fasilitas
Keimigrasian, dilakukan dengan tahapan dan tata cara
yang sama dengan pemeriksaan terhadap Orang Asing.
Bagian Keempat
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Awak Alat Angkut
Pasal 47
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap awak Alat Angkut
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia dilakukan di
Area Imigrasi.
(2) Terhadap penumpang dan awak Alat Angkut transit,
tidak dilakukan pemeriksaan Keimigrasian.
(3) Pada saat transit, penumpang dan awak Alat Angkut
dapat turun dan berada di ruang transit atau tetap
berada di dalam Alat Angkut.
Pasal 48
(1) Awak Alat Angkut laut yang masuk ke Wilayah Indonesia
dengan Alat Angkutnya harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
yang sah dan masih berlaku;
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-25-
Pasal 49
(1) Awak Alat Angkut laut dapat menggunakan buku pelaut
sebagai pengganti Dokumen Perjalanan.
(2) Buku pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dianggap sebagai Dokumen Perjalanan jika:
a. negara yang mengeluarkan mengakui sebagai
Dokumen Perjalanan; atau
b. negara yang mengeluarkan telah mengadakan
perjanjian bilateral dengan Pemerintah Indonesia.
Pasal 50
Pemeriksaan Keimigrasian bagi awak Alat Angkut dilakukan
dengan mekanisme:
a. memeriksa:
1. Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk
awak Alat Angkut laut;
2. Dokumen Perjalanan dan/atau crew member
certificate untuk awak Alat Angkut udara; atau
3. Dokumen Perjalanan untuk awak Alat Angkut
lainnya.
b. memeriksa daftar awak Alat Angkut kecuali Alat Angkut
darat;
c. memindai Dokumen Perjalanan;
d. mengambil Data Biometrik; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -26-
Pasal 51
(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi awak Alat Angkut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a,
dilakukan dengan:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen
Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk awak Alat
Angkut laut; dan
b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada
Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.
(2) Dalam hal terdapat keraguan dalam pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Imigrasi
dapat meminta crew member certificate.
(3) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk
masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.
Pasal 52
(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 huruf b dilakukan dengan
mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat
Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.
(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Alat Angkut.
Pasal 53
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf c, dilakukan dengan mengambil
dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-27-
Pasal 54
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf d dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.
Pasal 55
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 huruf e, dilakukan untuk
memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 56
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
terhadap awak Alat Angkut, Pejabat Pemeriksa menerakan
Tanda Masuk atau Tanda Keluar secara manual dan/atau
elektronik pada Dokumen Perjalanan.
Bagian Kelima
Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Nahkoda, Awak Kapal,
dan Tenaga Ahli Asing
Pasal 57
(1) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan
Alat Angkutnya untuk beroperasi di perairan Nusantara,
laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
yang sah dan masih berlaku;
b. terdaftar dalam daftar awak kapal; dan
c. tidak masuk dalam daftar Penangkalan.
(2) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan
Alat Angkutnya dan telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat masuk
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -28-
Pasal 58
Pemeriksaan Keimigrasian bagi nahkoda, awak kapal, dan
tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apungnya, yang
datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di
perairan Nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dilakukan oleh Petugas
Pemeriksa dengan mekanisme:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
nahkoda,awak kapal, dan tenaga ahli asing;
b. memeriksa daftar awak kapal;
c. memindai Dokumen Perjalanan;
d. mengambil Data Biometrik; dan
e. memeriksa dalam daftar Penangkalan.
Pasal 59
(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi nakhoda, awak
kapal, atau tenaga ahli asing sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf a, dilakukan dengan:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen
Perjalanan; dan
b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada
Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.
(2) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk
masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.
Pasal 60
(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf b dilakukan dengan
mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat
Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.
(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Alat Angkut.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-29-
Pasal 61
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf c dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.
Pasal 62
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf d, dilakukan dengan mengambil
dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.
Pasal 63
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf e dilakukan untuk
memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 64
(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam
pemeriksaan Keimigrasian terhadap nahkoda, awak
kapal, dan tenaga ahli asing, Petugas Pemeriksa
menerakan Tanda Masuk secara manual dan/atau
elektronik pada Dokumen Perjalanan dan/atau buku
pelaut.
(2) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Pasal 65
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Supernumerary,
Supercargo, dan Superintendent, dilakukan dengan tahapan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -30-
Bagian Keenam
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Pemegang
Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas
Pasal 66
Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
melalui pos lintas batas wajib memiliki Pas Lintas Batas yang
sah dan masih berlaku.
Pasal 67
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap setiap orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia melalui pos lintas
batas dilakukan dengan mekanisme:
a. memeriksa surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
b. memindai surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
c. memeriksa dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan.
(2) Dalam hal pemeriksaan daftar Pencegahan atau
Penangkalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan
Simkim, pemeriksaan Pencegahan atau Penangkalan
dilakukan secara manual.
(3) Pemeriksaan surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dilakukan untuk:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku surat
perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-31-
Pasal 68
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan
masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau
Tanda Keluar pada surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas.
Pasal 69
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. tidak memiliki surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
b. terdapat keraguan terhadap status
kewarganegaraan;
c. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas
yang:
1) diduga palsu;
2) tidak sesuai dengan pemegangnya;
3) habis masa berlaku; dan/atau
4) rusak.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -32-
Pasal 70
(1) Dalam hal orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia tidak memiliki surat perjalanan lintas batas
atau Pas Lintas Batas dan/atau terdapat keraguan
terhadap status kewarganegaraan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk wajib melakukan pemeriksaan lanjutan dengan
meminta bukti lain yang sah dan meyakinkan bahwa
yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia atau
warganegara dari negara yang berbatasan dengan
Indonesia.
(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga;
c. surat izin mengemudi;
d. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas
bagi yang pernah memiliki; dan/atau
e. dokumen pendukung lainnya yang dapat
memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas
status kewarganegaraan Indonesia.
(3) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
adalah warga negara Indonesia atau warga negara dari
negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat
Imigrasi memberikan surat keterangan pemberian Tanda
Masuk atau Tanda Keluar.
(4) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
bukan warga negara Indonesia atau bukan warga negara
dari negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk menolak masuk atau keluar
wilayah Indonesia dan memberikan surat keterangan
penolakan masuk.
Pasal 71
(1) Dalam hal surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas
Batas diduga palsu dan/atau tidak sesuai dengan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-33-
Pasal 72
(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah
Indonesia melalui Pos Lintas Batas dengan menggunakan
surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas yang
habis masa berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi
dapat langsung memberikan Tanda Masuk setelah
dilakukan pemeriksaan.
(2) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diterakan pada surat perjalanan
lintas batas atau Pas Lintas Batas yang rusak, terhadap
yang bersangkutan diberikan surat keterangan
pemberian Tanda Masuk.
(3) Surat keterangan pemberian Tanda Masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 73
(1) Sarana Transportasi Darat reguler dari luar wilayah
Indonesia yang tiba di Pos Lintas Batas yang telah
ditetapkan sebagai TPI, penumpang dan awaknya wajib
turun dari sarana transportasi darat untuk menuju
ruangan pemeriksaan Keimigrasian.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -34-
Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang bukan TPI
Pasal 74
Dalam keadaan tertentu, pemeriksaan Keimigrasian dapat
dilakukan di tempat lain yang bukan TPI yang difungsikan
sebagai tempat pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan
persetujuan Direktur Jenderal.
Pasal 75
(1) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 berdasarkan permohonan yang diajukan
oleh Penanggung Jawab Alat Angkut atau Kepala Kantor
Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat berlabuh
atau masuk Wilayah Indonesia bagi Alat Angkut dengan
memuat alasan dan pertimbangan tempat yang
difungsikan sebagai TPI.
(2) Dalam hal diajukan kepada Kepala Kantor Imigrasi,
Kepala Kantor Imigrasi meneruskan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
Divisi Keimigrasian untuk melakukan pengkajian
dan/atau pertimbangan lebih lanjut.
(3) Kepala Divisi Keimigrasian menyampaikan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah
dilakukan pengkajian dan/atau pertimbangan kepada
Direktur Jenderal.
(4) Direktur Jenderal memberikan keputusan setelah
menerima permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) untuk menyetujui atau menolak.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-35-
Pasal 76
Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk melakukan
pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74 wajib melaporkan pelaksanaan tugas kepada pejabat
yang berwenang.
Pasal 77
(1) Ketentuan pemeriksaan Keimigrasian terhadap
penumpang dan awak Alat Angkut, yang masuk dan
keluar wilayah Indonesia di tempat lain yang bukan TPI
sama seperti pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di
TPI.
(2) Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian di tempat yang
bukan TPI diberlakukan sama seperti peneraan Cap
Pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di TPI.
Pasal 78
Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang
bukan TPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan Simkim, pemeriksaan
Keimigrasian dilakukan secara manual.
Pasal 79
Ketentuan tentang kewajiban dan larangan bagi Penanggung
Jawab Alat Angkut yang masuk dan keluar Wilayah Indonesia
melalui TPI berlaku juga kepada Penanggung Jawab Alat
Angkut yang datang melalui tempat tertentu yang telah
mendapatkan persetujuan Direktur Jenderal.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -36-
Pasal 80
(1) Pemeriksaan Keimigrasian dapat juga dilakukan di atas
Alat Angkut yang sedang dalam perjalanan dari luar
negeri menuju ke Wilayah Indonesia.
(2) Pemeriksaan Keimigrasian di atas Alat Angkut meliputi
pemeriksaan di atas Alat Angkut udara dan Alat Angkut
laut.
(3) Pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan terhadap warga negara Indonesia,
Orang Asing, dan awak Alat Angkut.
Pasal 81
Penanggung Jawab Alat Angkut wajib menyediakan ruangan
atau tempat khusus dan waktu yang cukup untuk melakukan
pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 80.
Pasal 82
(1) Dalam pelaksanaan pemeriksaan Keimigrasian di atas
Alat Angkut, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib
mempersiapkan kelengkapan peralatan yang diperlukan
dan pemutakhiran data Penangkalan sebelum
pelaksanaan tugas.
(2) Pejabat Imigrasi yang akan melakukan pemeriksaan
Keimigrasian di atas Alat Angkut, bergabung dengan Alat
Angkut tersebut dari pelabuhan atau bandara di luar
Wilayah Indonesia.
Pasal 83
(1) Jumlah Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk
melakukan pemeriksaan keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 82 paling sedikit 2 (dua) orang
atau disesuaikan dengan jumlah penumpang.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-37-
Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Keimigrasian Masuk dan Keluar Wilayah
Indonesia Secara Elektronik Dengan Menggunakan Mesin
Autogate
Pasal 84
(1) Dalam pemeriksaan Keimigrasian di TPI dapat dilakukan
secara elektronik dengan menggunakan mesin Autogate.
(2) Mesin Autogate sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan oleh warga negara Indonesia dan warga
negara asing tertentu.
Pasal 85
(1) Warga negara asing tertentu yang dapat diberikan
Electronic Information System for Immigration Card
merupakan warga negara asing pemegang:
a. Izin Tinggal Terbatas;
b. Izin Tinggal Tetap; dan
c. Visa kunjungan beberapa kali perjalanan.
(2) Elektronic Information System for Imigrasion Card
diberikan kepada warga negara asing tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan warga negara
Indonesia berdasarkan permohonan.
Pasal 86
Pemeriksaan Keimigrasian dengan menggunakan mesin
Autogate dilakukan dengan tahapan:
a. melakukan pemindaian Dokumen Perjalanan dan
boarding pass;
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -38-
Pasal 87
Jika tahapan pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 86 telah dilakukan, mesin Autogate
secara otomatis melakukan verifikasi yang meliputi:
a. Data Biometrik yang tersimpan dalam kartu elektronik;
b. masa berlaku kartu elektronik;
c. daftar Pencegahan atau Penangkalan;
d. masa berlaku Paspor dan dokumen Keimigrasian atau
Izin Tinggalnya.
Pasal 88
(1) Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion
Card ditolak karena:
a. termasuk dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan;
b. Izin Tinggal di Indonesia melampaui batas yang
ditentukan;
c. Izin Masuk Kembali habis masa berlakunya;
d. Izin kunjungan telah habis masa berlakunya; atau
e. bukan pemegang Elektronic Information System for
Imigrasion Card yang sebenarnya.
(2) Tindakan Keimigrasian dapat dilakukan terhadap
Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion
Card sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 89
Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian secara elektronik dengan
menggunakan mesin Autogate tidak dapat dilaksanakan,
pemeriksaan dilakukan secara manual pada Konter Imigrasi.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-39-
Bagian Kedelapan
Pengenaan Biaya Beban Terhadap Orang Asing
Pasal 90
Pengenaan biaya beban terhadap Orang Asing di TPI
dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Petugas Pemeriksa pada Konter Imigrasi melaporkan
Orang Asing yang dikenakan kewajiban membayar biaya
beban kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk;
b. Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan pemeriksaan
terhadap Orang Asing yang dikenai biaya beban;
c. berdasarkan hasil pemeriksaan Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk memerintahkan Orang Asing untuk membayar
biaya beban dengan mengeluarkan surat perintah
membayar;
d. berdasarkan surat perintah membayar Orang Asing yang
bersangkutan melakukan pembayaran biaya beban
kepada bank persepsi/bendahara penerima
pengganti/petugas yang ditunjuk;
e. bank persepsi/bendahara penerima pengganti/petugas
yang ditunjuk mengeluarkan tanda bukti pembayaran;
f. jika pembayaran dilakukan di bank persepsi Orang
Asing menyampaikan tanda bukti pembayaran kepada
bendahara penerima pengganti/petugas yang ditunjuk;
g. dalam hal pembayaran biaya beban dilakukan melalui
bendahara penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk,
Bendahara Penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk
segera menyetorkan ke kas negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Orang Asing yang telah memiliki tanda bukti
pembayaran, diberikan tanda bertolak oleh Pejabat
Imigrasi.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -40-
Bagian Kesembilan
Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian
Pasal 91
(1) Cap Tanda Masuk berbentuk segi enam diberikan
kepada:
a. warga negara Indonesia;
b. anak berkewarganegaraan ganda; dan
c. Orang Asing pemegang Izin Masuk Kembali.
(2) Cap Tanda Keluar berbentuk segi tiga diberikan kepada
setiap orang yang meninggalkan Wilayah Indonesia.
(3) Tanda Masuk bagi Orang Asing selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan cap sesuai dengan jenis
Visa yang dimiliki.
Pasal 92
(1) Peneraan cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar
dilaksanakan oleh Petugas Pemeriksa jika dalam
pemeriksaan Keimigrasian tidak terdapat permasalahan.
(2) Cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterakan pada Dokumen
Perjalanan.
Pasal 93
(1) Petugas Pemeriksa yang ditunjuk bertanggung jawab
untuk menggunakan dan menyimpan cap pemeriksaan
Keimigrasian.
Pasal 94
(1) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan
penyalahgunaan cap pemeriksaan Keimigrasian, Kepala
Unit Pelaksana Teknis Imigrasi melakukan pemeriksaan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-41-
Pasal 95
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa kunjungan diberikan Tanda Masuk yang
berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari.
Pasal 96
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa Kunjungan Saat Kedatangan diberikan
Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan
untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 97
Orang Asing subyek bebas visa kunjungan yang masuk ke
wilayah Indonesia diberikan Tanda Masuk yang berlaku
sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari.
Pasal 98
Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, kapten pilot,
atau awak yang bertugas di Alat Angkut yang sedang berlabuh
atau berada di Wilayah Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, diberikan Tanda Masuk yang
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -42-
Pasal 99
Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, awak kapal, atau
tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apung, yang
datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di
perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, diberikan Tanda Masuk
yang berlaku sebagai Izin Tinggal untuk waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.
Pasal 100
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa tinggal terbatas diberikan Tanda Masuk
yang berlaku sebagai Izin Tinggal yang bersifat sementara
untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 101
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan diberikan
Izin Tinggal Terbatas untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari.
Pasal 102
Orang Asing pemegang kartu APEC Bussiness Travel Card
diberikan Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal
Kunjungan untuk waktu paling lama 60 (enam puluh) hari.
Pasal 103
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dalam keadaan
darurat, diberikan Tanda Masuk sebagai Izin Tinggal
Kunjungan untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 104
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa dinas atau Visa diplomatik dengan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-43-
Bagian Kesepuluh
Penyelesaian Administrasi Pemeriksaan Keimigrasian
Masuk Wilayah Indonesia di TPI
Pasal 105
(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengadministrasian terhadap
pemeriksaan Keimigrasian yang telah selesai
dilaksanakan.
(2) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dengan mekanisme:
a. mencocokkan jumlah penumpang dan awak Alat
Angkut yang dimuat dalam daftar penumpang dan
awak Alat Angkut; dan
b. membubuhi cap Immigration Clearance pada daftar
penumpang dan daftar awak Alat Angkut yang
sudah ditandatangani nakhoda/agen sebanyak 4
(empat) lembar.
(3) Mendistribusikan daftar penumpang dan daftar awak Alat
Angkut yang telah di cap immigration clearance
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b kepada:
a. Penanggung Jawab Alat Angkut sebanyak 1 (satu)
lembar;
b. Kantor Imigrasi yang membawahi TPI sebanyak 1
(satu) lembar;
c. TPI sebanyak 1 (satu) lembar; dan
d. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
sebanyak 1 (satu) lembar.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -44-
BAB IV
PENOLAKAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
Bagian Kesatu
Tata Cara Penolakan Masuk Wilayah Indonesia
Pasal 106
(1) Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk
masuk Wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing
tersebut:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;
c. memiliki dokumen Keimigrasian dan/atau Visa
palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;
g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana
transnasional yang terorganisasi;
h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk
ditangkap dari suatu negara asing;
i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah
Republik Indonesia; atau
j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.
(2) Pejabat Imigrasi juga dapat menolak Orang Asing masuk
ke Wilayah Indonesia dalam hal:
a. tidak tercantum dalam daftar awak Alat Angkut atau
daftar penumpang;
b. tidak memiliki biaya hidup yang cukup selama di
Indonesia;
c. membahayakan keamanan; atau
d. mengganggu ketertiban umum.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-45-
Pasal 107
(1) Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf e sampai
dengan huruf j dan ayat (2) huruf a, huruf c dan huruf d
dilakukan dengan menerakan cap penolakan Tanda
Masuk pada Dokumen Perjalanan.
(2) Cap penolakan Tanda Masuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diterakan dengan tinta berwarna merah.
Pasal 108
Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) huruf b, huruf d dan ayat (2) huruf
b, dilakukan dengan memberikan surat keterangan
penolakan masuk tanpa menerakan cap Tanda Menolak
Masuk pada Dokumen Perjalanan.
Pasal 109
Orang Asing yang dikenai penolakan masuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), huruf b sampai dengan
huruf j diusulkan untuk dimasukan dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 110
Dalam hal adanya permintaan dari pejabat resmi negara
asing, Pejabat Imigrasi dapat menahan pengguna Dokumen
Perjalanan palsu atau dipalsukan paling lama 24 (dua puluh
empat) jam di Area Imigrasi dalam rangka menunggu
verifikasi.
Pasal 111
(1) Jika dalam pemeriksaan keimigrasian terhadap Orang
Asing terjadi permasalahan, Pejabat Imigrasi wajib
mengarahkan orang yang bersangkutan kepada Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan pemeriksaan.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terjadi dalam hal Pejabat Imigrasi menilai Orang Asing
tidak memenuhi persyaratan untuk masuk ke Wilayah
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -46-
Pasal 112
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap yang masuk kembali ke Wilayah Indonesia
dan izin masuk kembalinya telah habis masa berlaku,
maka izin tinggalnya berakhir.
(2) Terhadap Orang Asing yang izin masuk kembalinya telah
habis masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pejabat Imigrasi di TPI:
a. menarik Kartu Izin Tinggalnya untuk dikembalikan
kepada kantor imigrasi yang menerbitkan;
b. menulis keterangan tidak berlaku berupa frasa
“void” pada cap izin tinggalnya yang terdapat pada
Dokumen Perjalanan.
(3) Dalam hal penarikan izin tinggal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pejabat Imigrasi di TPI dapat memberikan
Tanda Masuk atau penolakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 113
Dalam hal jangka waktu Dokumen Perjalanan yang digunakan
kurang dari 6 (enam) bulan, Pejabat Imigrasi memberikan
surat keterangan penolakan masuk tanpa menerakan cap
tanda menolak masuk pada Dokumen Perjalanan.
Pasal 114
(1) Dalam hal Pejabat Imigrasi menolak Orang Asing,
Penanggung Jawab Alat Angkut wajib membawa kembali
keluar Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama ke
negara tempat keberangkatan terakhir.
(2) Orang Asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditempatkan dalam pengawasan sementara
menunggu proses pemulangan yang bersangkutan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-47-
Bagian Kedua
Tata Cara Penempatan Orang Asing yang Ditolak Masuk
Pasal 115
(1) Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada
kesempatan pertama, dapat ditempatkan pada ruang
detensi imigrasi di TPI.
(2) Dalam hal ruang detensi imigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum ada, Orang Asing yang tidak dapat
dipulangkan pada kesempatan pertama dapat
ditempatkan di ruang pengawasan sementara atau di
ruang area transit.
(3) Dalam hal ruang pengawasan sementara atau di ruang
area transit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum
tersedia, Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada
kesempatan pertama dapat ditempatkan dalam ruangan
kantor imigrasi atau pos imigrasi.
Pasal 116
(1) Apabila ruangan atau tempat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 115 tidak ada, Orang Asing yang tidak dapat
dipulangkan pada kesempatan pertama dapat
ditempatkan ditempat lain atas persetujuan Kepala
Kantor Imigrasi.
(2) Penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan surat
pendetensian disertai dengan alasan pendetensian;
dan
b. Pejabat Imigrasi menunjuk petugas untuk
melakukan pengawasan deteni melalui surat
perintah.
Pasal 117
(1) Dalam hal penempatan Orang Asing sebagaimana
dimaksud dalam pasal 116 ayat (1) telah melebihi waktu
30 (tiga puluh) hari dan belum dapat dipulangkan,
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -48-
Bagian Ketiga
Tata Cara Penolakan Keluar Wilayah Indonesia
Pasal 118
Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk keluar
wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas
permintaan pejabat yang berwenang;
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan; atau
d. masih mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus
diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 119
Pejabat Imigrasi dapat menolak Warga Negara Indonesia
untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal Warga Negara
Indonesia tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas
permintaan pejabat yang berwenang; atau
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan.
BAB V
PEMBENTUKAN TPI
Bagian Kesatu
TPI
Pasal 120
(1) Setiap wilayah kerja kantor imigrasi dapat dibentuk TPI.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-49-
Pasal 121
(1) Pembentukan TPI sebagaimana dimaksud dalam pasal
120 ayat (1) dilakukan berdasarkan usulan dari Kepala
Kantor Imigrasi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:
a. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status
pelabuhan internasional;
b. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan
c. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis,
atau Kementerian Luar Negeri, terkait dengan
pertimbangan keamanan.
(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri.
(4) Menteri memerintahkan Direktur Jenderal untuk
melakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui
ketersediaan Area Imigrasi dan fasilitas pendukungnya
sesuai dengan standar Area Imigrasi yang telah
ditentukan.
Pasal 122
(1) Atas perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121
ayat (4) Direktur Jenderal melakukan telahaan yang
memuat:
a. pertimbangan legalitas;
b. pertimbangan potensi dan kerawanan
keimigrasian; dan
c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,
demografi dan letak geografis.
(2) Setelah dilakukan penelahaan, Direktur Jenderal
menyampaikan rekomendasi kepada Menteri dengan
melampirkan telaahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -50-
Pasal 123
Menteri dapat mencabut penetapan suatu tempat sebagai TPI
dalam hal:
a. tempat tersebut dicabut statusnya sebagai perlintasan
keluar masuk Wilayah Indonesia oleh instansi terkait;
b. tidak memenuhi persyaratan sebagai TPI; dan
c. tidak terdapat perlintasan orang dalam jangka waktu 1
(satu) tahun terakhir.
Pasal 124
(1) Dalam hal tidak tersedianya sarana dan prasarana
pendukung sebagai TPI, Kepala Kantor Imigrasi
mengusulkan kepada pengelola bandar udara, pelabuhan
laut dan perbatasan darat untuk menyediakan sarana
dan prasarana pendukung sesuai dengan standard TPI.
(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak usul
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), standar Area
Imigrasi tidak dapat dipenuhi, Kepala Kantor Imigrasi
menyampaikan usulan Pencabutan Status TPI.
Bagian Kedua
Tempat Lain yang Difungsikan Sebagai TPI
Pasal 125
(1) Dalam keadaan tertentu tempat lain yang bukan TPI
dapat difungsikan sebagai tempat pemeriksaan
Keimigrasian yang bersifat sementara.
(2) Tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pelabuhan laut
b. pelabuhan umum; dan
c. pelabuhan khusus.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-51-
Pasal 126
(1) Penetapan tempat lain yang difungsikan sebagai tempat
pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan usulan dari
Kepala Kantor Imigrasi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:
a. permohonan dari pemerintah daerah atau
perusahaan;
b. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status
pelabuhan;
c. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan
d. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis
atau Kementerian Luar Negeri terkait dengan
pertimbangan keamanan.
(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Direktur Jenderal.
(4) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan peninjauan
lapangan untuk mengetahui ketersediaan Area Imigrasi
dan fasilitas pendukungnya sesuai dengan standar Area
Imigrasi yang telah ditentukan.
Pasal 127
(1) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan telahaan yang
memuat:
a. pertimbangan legalitas;
b. pertimbangan potensi dan kerawanan
Keimigrasian; dan
c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,
demografi dan letak geografis;
(2) Setelah dilakukan penelahaan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk menyampaikan rekomendasi kepada Direktur
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -52-
Pasal 128
(1) Keputusan Direktur Jenderal harus mencantumkan
jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat
pemeriksaan keimigrasian.
(2) Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal,
difungsikannya tempat lain sebagai tempat pemeriksaan
keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dihentikan sebelum jangka waktu yang tercantum dalam
Keputusan Direktur Jenderal berakhir.
(3) Jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat
pemeriksaan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
(4) Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal.
Bagian Ketiga
Pos Lintas Batas
Pasal 129
(1) Penetapan suatu tempat sebagai Pos Lintas Batas oleh
Menteri dilakukan setelah tempat tersebut ditetapkan
dalam perjanjian lintas batas antara Pemerintah Republik
Indonesia dan pemerintah negara tetangga.
(2) Menteri menetapkan standardisasi Area Imigrasi pada Pos
Lintas Batas negara.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-53-
BAB VI
AREA IMIGRASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 130
Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dalam rangka
pelaksanaan fungsi Keimigrasian di TPI perlu ditetapkan
standardisasi Area Imigrasi.
Pasal 131
(1) Area Imigrasi, meliputi:
a. area keberangkatan; dan
b. area kedatangan.
(2) Area keberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan area yang dimulai dari tempat
antrean pemeriksaan Keimigrasian pada keberangkatan
sampai dengan Alat Angkut.
(3) Area kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan area dari Alat Angkut sampai dengan
konter pemeriksaan Keimigrasian pada kedatangan.
(4) Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi
pendukung Simkim.
(5) Standardisasi perangkat teknologi informasi pendukung
Simkim ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.
(6) Tata ruang Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Kedua
Area Kedatangan pada Area Imigrasi
Pasal 132
(1) Area kedatangan meliputi:
a. ruang antrean penumpang;
b. konter pemeriksaan;
c. ruang utama; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -54-
d. ruang pendukung.
(2) Ruang antrean penumpang pada area kedatangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;
b. garis kuning pembatas antrian dengan konter
pemeriksaan;
c. layar monitor informasi pada masing-masing konter
pemeriksaan.
d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean
penumpang dengan area publik.
(3) Konter pemeriksaan pada area kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;
b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;
c. konter pemeriksaan Orang Asing;
d. konter pemeriksaan Autogate;
e. konter supervisor;
f. kaca pembatas yang membatasi antara Area Imigrasi
dengan area publik; dan
g. ruang atau konter pelayanan dan pembayaran Visa
on Arrival.
(4) Ruang utama pada area kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. ruang pemeriksaan lanjutan;
b. ruang kepala unit;
c. ruang server;
d. ruang wiring closet;
e. ruang kontrol;
f. ruang laboratorium forensik;
g. ruang deteni dan toilet deteni sesuai jenis kelamin;
h. ruang tata usaha;
i. toilet petugas;
j. loker penyimpanan cap Keimigrasian;
k. ruang pelayanan khusus bagi very importand person
dan orang berkebutuhan khusus; dan
l. meja untuk pengisian Dokumen Perjalanan, kartu
imigrasi dan pemberitahuan pabean.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-55-
Bagian Ketiga
Area Keberangkatan pada Area Imigrasi
Pasal 133
(1) Area keberangkatan meliputi:
a. ruang antrean penumpang;
b. konter pemeriksaan;
c. ruang utama; dan
d. ruang pendukung.
(2) Ruang antrean penumpang pada area keberangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;
b. garis kuning pembatas antrian dengan konter
pemeriksaan;
c. layar monitor informasi pada masing-masing konter
pemeriksaan; dan
d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean
penumpang dengan area publik.
(3) Konter pemeriksaan pada area keberangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;
b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -56-
Pasal 134
(1) Ruang antrean penumpang, konter pemeriksaan, dan
ruang utama wajib disediakan oleh pengelola bandara,
pelabuhan laut atau perbatasan.
(2) Ruang pendukung disediakan oleh pengelola dengan
menyesuaikan klasifikasi bandar udara, pelabuhan laut,
perbatasan darat, dan Pos Lintas Batas.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-57-
Pasal 135
(1) Fasilitas pada area keberangkatan dan area kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 dan Pasal 134
wajib disediakan oleh pengelola bandar udara, pelabuhan
laut, atau Pos Lintas Batas.
(2) Perangkat teknologi informasi pendukung Simkim
disediakan oleh Direktorat Jenderal.
(3) Pengelola bandar udara, pelabuhan laut, atau pos lintas
batas harus menyediakan daya listrik yang cukup yang
menjamin koneksitas jaringan simkim pada Area Imigrasi
dengan pusat data Keimigrasian pada Direktorat
Jenderal.
Bagian Kedua
Tata Cara Penggeledahan di Area Imigrasi
Pasal 136
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan penggeledahan
terhadap penumpang di Area Imigrasi.
(2) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan
Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.
(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan terhadap badan dan barang bawaan
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -58-
Pasal 137
(1) Penggeledahan dilakukan oleh paling sedikit 1 (satu)
orang petugas dan disaksikan oleh 2 (dua) orang petugas
lainnya di ruang pemeriksaan lanjutan yang terdapat
pada Area Imigrasi.
(2) Ruang pemeriksaan lanjutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. memiliki penerangan yang cukup;
b. memiliki kamera closed circuit television; dan
c. memiliki perekam suara.
(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menggunakan alat bantu pendeteksi Dokumen
Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.
(4) Penggeledahan dilakukan berdasarkan surat perintah
yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi yang berwenang.
(5) Hasil penggeledahan dimuat dalam berita acara
penggeledahan yang ditandatangani oleh petugas yang
melakukan penggeledahan dan petugas saksi.
(6) Setelah menerima berita acara penggeledahan petugas
penggeledah, atasan petugas penggeledah membuat
berita acara pendapat yang memuat kesimpulan
penggeledahan dan usulan tindak lanjut kepada Pejabat
Imigrasi yang berwenang.
(7) Pejabat Imigrasi yang berwenang memberikan keputusan
terhadap hasil penggeledahan.
Pasal 138
(1) Penggeledahan yang dilakukan terhadap badan, meliputi:
a. badan dan anggota badan; dan
b. pakaian dan aksesoris yang dikenakan.
(2) Penggeledahan terhadap badan dan anggota badan wajib
dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin yang sama
dengan orang yang digeledah.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-59-
Pasal 139
Dalam hal petugas menduga terdapat Dokumen Perjalanan
dan/atau identitas diri yang disembunyikan di dalam bagian
tertentu barang bawaannya, dapat dilakukan pembukaan
secara paksa setelah mendapat persetujuan dari atasan
langsung.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 140
(1) Setiap Orang yang sedang menjalani pemeriksaan
Keimigrasian oleh Petugas Pemeriksa pada saat keluar
atau masuk Wilayah Indonesia wajib mematuhi tata tertib
pemeriksaan Keimigrasian.
(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain:
a. antri saat dilakukan pemeriksaan di Konter Imigrasi;
b. dilarang mengambil gambar, menggunakan telepon
genggam, menggunakan penutup kepala, dan
menggunakan kacamata hitam pada saat dilakukan
pemeriksaan di Konter Imigrasi; dan
c. mengikuti arahan Petugas Pemeriksa dalam rangka
menjaga ketertiban proses pemeriksaan.
(3) Terhadap pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang
Asing yang bersangkutan masuk ke Wilayah Indonesia.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 141
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengelola
tempat lain yang diberikan izin sebagai TPI yang telah
melakukan kegiatan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku
wajib mengajukan permohonan penetapan menurut ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini.
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -60-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 142
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Petunjuk
Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 143
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-61-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG
TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH
INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -62-
Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-63-
Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -64-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-65-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -66-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-67-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -68-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-69-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -70-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-71-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -72-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-73-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -74-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-75-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -76-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-77-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -78-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-79-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -80-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-81-
www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -82-
www.peraturan.go.id
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1186
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat
Kepala kantor Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk
kelengkapan
Konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas
Data
Menuliskan data warga negara asing pada buku perlintasan
3. Ouput Lantaskim Buku register 1 menit
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku
register
Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar Ya Hasil verifikasi
Daftar
4. Petugas loket
Cekal? Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik daftar
pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal pencegahan pencegahan
Daftar
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian Laporan Rekapitulasi kegiatan
penumpang 1 hari
7. Ouput Lantaskim Wasdakim kegiatan di dilaksanakan secara
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB dan buku
PLB manual
siskarinfo
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara asing pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal,
dan menerakan cap tanda keluar pada pas lintas batas yang dimiliki warga
negara asing.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) Nomor register
(2) Tempat dan Tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar
pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal;
c. menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara asing.
2. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara asing
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Kelengkapan TPI yang berfungsi
Konter DPRI dan data DPRI sebagai PLB dapat
1. Menerima DPRI dan boarding pass Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dan boarding menggunakan pas
boading pass
pass lintas batas
warga negara
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar Daftar Indonesia tidak dapat
5. Tangkal?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
ditolak masuk ke
penangkalan melalui sistem penangkalan
penangkalan
Indonesia
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass warga negara Indonesia,
memeriksa boarding pass dan identitas warga negara Indonesia yang
disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia,
memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar penangkalan melalui
sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk
dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat
Kepala kantor Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk
Kesesuaian
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas
Laporan
Rekapitulasi kegiatan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian kegiatan di
7. Ouput Lantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari dilaksanakan secara
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB PLB
manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA INDONESIA
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara Indonesia pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi
cekal, dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara Indonesia.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Dokjal, Visa, TPI yang berfungsi
Menerima dokumen perjalanan, Visa, vaucer VKSK, kelengkapan
vaucer VKSK,
Konter dokjal, kartu A/ sebagai PLB dapat
1. boarding pass, kartu A/D, dan tiket perjalanan kembali Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom tiket, boading 30 detik D, dan menggunakan pas
ke negara asal atau negara lain. pass, dan kartu
boarding pass lintas batas
A/D
Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan, Izin Tidak Dokumen Verifikasi Kartu A/D diisi oleh
Perjalanan, keabsahan dan
2. Tinggal, dan kelengkapan pengisian kartu A/D yang Dokjal sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit masa berlaku
Orang Asing sesuai
Izin Tinggal,
disesuaikan dengan data Orang Asing Dokim data pada Dokjal
dan kartu A/D
Ya
Kesesuaian
Ya Peraturan Presiden
Memeriksa apakah Orang Asing yang bersangkutan subyek Dokumen subyek
3. Petugas
BVKS?loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
Perjalanan
30 detik
negara
RI Nomor 43 Tahun
merupakan subyek dari negara BVKS 2011
BVKS
Tidak
Dokumen Verifikasi
Ya
memliki Visa keabsahan dan
4. Memeriksa Visa yang dimiliki oleh Orang Asing Petugas loket
Tidak
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Perjalanan 30 detik masa berlaku
dan Visa Visa
Ya
Ya Dokumen Kesesuaian
Peraturan Menteri
Memeriksa vaucer VKSK bagi Orang Asing yang Memiliki
subyek Perjalanan subyek
5. Petugas loket
vaucer
VKSK?
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
dan vaucer
30 detik
negara
Hukum dan HAM
merupakan subyek dari negara VKSK VKSK?
Nomor 9 Tahun 2012
VKSK VKSK
Tidak Tidak
Petugas Pembayaran stiker
Mengarahkan Orang Asing dari negara subyek VKSK ke Dokumen Bank VKSK sesuai
6. Petugas loket selesai
Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit
Peraturan Pemerintah
Bank Persepsi apabila belum memiliki VKSK Perjalanan menerima
Orang Asing Nomor 38 Tahun 2009
Dokumen
Kesesuaian
Memeriksa Izin Masuk Kembali yang dimiliki oleh Orang
Tidak Perjalanan
memiliki Izin penggunaan
7. Masuk Ouput Lantaskim Insarkom dan Izin 30 detik
Asing Kembali?
Masuk
Izin Masuk
Kembali
Kembali
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing bukan dari negara subyek Rekapitulasi juga membuat
Dokumen
8. VKSK, tidak memiliki Visa, atau Izin Masuk Kembali ke Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Tidak Dokumen
Hasil
Memeriksa tiket perjalanan kembali ke negara asal atau Memiliki tiket Perjalanan
9. kembali?
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit penelitian Ouput
negara lain dan boarding
masalah
pass
Ya
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang tidak dapat P/2 H/2 Rekapitulasi juga membuat
Dokumen
10. menunjukkan tiket perjalanan kembali ke negara asal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan
atau negara lain ke pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
P/1 H/1
Data hasil
Melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Dokumen pindai koreksi data pada
11. Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit
Asing Perjalanan dokumen sistem bila perlu
perjalanan
Ya Hasil
Memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan Daftar
12. Petugas loket
tangkal? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit verifikasi
melalui sistem penangkalan
cekal
Tidak
Dokumen Stiker VKSK
Melakukan pemindaian vaucer VKSK, print out stiker perjalanan, yang diterkan
13. VKSK, pindai stiker VKSK, dan menerakan stiker VKSK Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom vaucer VKSK, 2 menit pada
pada dokumen perjalanan dan stiker dokumen
VKSK perjalanan
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam Rekapitulasi juga membuat
Daftar
14. daftar penangkalan kepada pejabat imigrasi yang Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
penangkalan
ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Penanganan
Dokumen Keputusan ditindaklanjuti pada
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap
15. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Perjalanan atas ketidak SOP Penanganan
Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konter dan tiket sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan
boarding pass Orang Asing dan memeriksa boarding pass serta identitas Orang
Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan Izin Tinggal yang
dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing,
memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan melalui sistem Border
Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing.
Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan
penanganan ketidaksesuaian di TPI.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
kelengkapan
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas
Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar Ya Hasil verifikasi
Daftar
5. Petugas loket
Tangkal? Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik daftar
penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal penangkalan penangkalan
Penanganan ketidak
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Tidak Keputusan sesuaian dilaksanakan
pas lintas 10 menit
7. warga negara asing dari hasil pemeriksaan petugas Tidak
Petugas loket
Setuju masuk
Ouput Lantaskim Wasdakim atas ketidak oleh Kepala Kantor
wil INAl? batas
konter sesuaian atau Pejabat yang
ditunjuk
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara asing pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal,
dan menerakan cap cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara asing.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pengguna pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) nomor register
(2) kode desa perbatasan
(3) Tempat dan Tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar
penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal;
2. Peneraan cap tanda masuk
menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang
dimiliki warga negara asing.
3. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara asing
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Keterangan
Kepala kantor
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk
kelengkapan
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas
Data
Menuliskan data warga negara Indonesia pada buku perlintasan koreksi data pada
3. Ouput Lantaskim Buku register 1 menit
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku sistem bila perlu
register
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara Indonesia pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi
cekal, dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas
batas yang dimiliki warga negara Indonesia.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Dalam pemeriksaan
Hasil DPRI dapat dimintakan
Memeriksa keabsahan DPRI yang dimiliki oleh warga Tidak verifikasi kartu identitas atau
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 1 menit dokumen pendukung
negara Indonesia DPRI sah? keabsahan
DPRI lain sebagai data
dukung
Kesesuaian
memiliki Tidak data warga
4. Memeriksa boarding pass warga negara Indonesia Petugas loket
boarding Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik negara
pass?
Indonesia
WNI dterima
Mengarahkan warga negara Indonesia yang tidak oleh
5. memiliki boarding pass ke penanggung jawab alat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim selesai
Insarkom 2 menit penanggung
angkut jawab alat
angkut
Data hasil
pindai koreksi data pada
6. Melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia pindai Ouput Lantaskim Insarkom DPRI 2 menit dokumen sistem bila perlu
perjalanan
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass ke negara tujuan dari warga
negara Indonesia dan memeriksa boarding pass dan identitas warga negara
Indonesia yang disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia,
memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar pencegahan melalui
sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda keluar
dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Kelengkapan
TPI yang berfungsi
Dokjal, IT, Dokjal, IT,
Menerima Dokumen Perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, Konter sebagai PLB dapat
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom kartu A/D, dan 30 detik kartu A/D,
menggunakan pas
dan boarding pass ke negara tujuan boading pass dan boarding
lintas batas
pass
Kartu A/D diisi oleh
Tidak Verifikasi
Memeriksa keabsahan Dokumen Perjalanan, Izin Dokjal dan IT
Orang Asing sesuai
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Dokjal dan IT 2 menit keabsahan
data pada Dokjal dan
Tinggal yang disesuaikan dengan identitas Orang Asing sah?
Dokjal dan IT
IT
Kesesuaian
memiliki Tidak
4. Memeriksa boarding pass Orang Asing Petugas loket
boarding Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik data Orang
pass?
Asing
Orang Asing
dterima oleh
Mengarahkan Orang Asing yang tidak memiliki boarding
5. Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim selesai
Insarkom 2 menit penanggung
pass ke penanggung jawab alat angkut jawab alat
angkut
Kesesuaian
Memeriksa status Izin Tinggal yang digunakan Orang IT Kunjungan/
6. Petugas loket
VKSK/BVKS? Ouput Lantaskim Insarkom Dokjal dan IT 30 detik penggunaan
Asing IT
Tidak
Tidak Verifikasi Izin
Memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing memiliki Izin
Izin Masuk
7. Masuk
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
Kembali
30 detik Masuk
subyek pengguna Izin Masuk Kembali Kembali?
Kembali
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan Daftar
10. Petugas loket
cegah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
melalui sistem pencegahan pencegahan
Tidak
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam Rekapitulasi juga membuat
P/2 H/2 Dokumen
11. daftar pencegahan kepada pejabat imigrasi yang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan permasalahan Orang
ditunjuk sesuaian
Asing
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
H/1
Penanganan
P/1 Keputusan ditindaklanjuti pada
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Dokumen
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konter Perjalanan
sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan
boarding pass ke negara tujuan dari Orang Asing dan memeriksa boarding pass
dan identitas Orang Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan
Izin Tinggal yang dimiliki.
Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing,
memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan melalui sistem BCM dan
menerakan cap tanda keluar pada dokumen perjalanan Orang Asing.
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Tambahan
kelengkapan
dokjal, buku kelengkapan
Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut, Konter dokjal, buku
pelaut dan persyaratan bagi
1. dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
awak alat angkut
daftar awak
Asing daftar awak
alat angkut udara mengisi kartu
alat angkut
A/D
Dalam pemeriksaan
Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau dokumen Hasil verifikasi dokjal dapat dimintakan
Tidak perjalanan keabsahan kartu identitas atau
2. buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang Petugas loket
dokjal sah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dokjal dan/atau dokumen pendukung
dan/atau buku
Asing buku pelaut lain sebagai data
pelaut
dukung
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang dokumen Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya perjalanan juga membuat
3. diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
dan/atau buku rekapitulasi
buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
pelaut ketidaksesuaian
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak dokjal, buku awak alat angkut
Orang Asing
pelaut dan
5. terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit dterima oleh
daftar awak penanggung
imigrasi yang ditunjuk alat angkut jawab alat angkut
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada cegah? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
daftar pencegahan melalui sistem cekal pencegahan pencegahan
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
pencegahan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
dokumen
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
perjalanan
8. alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
dan/atau buku
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
pelaut
TPI
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada dokumen Cap tanda keluar dan
selesai Cap tanda
perjalanan paraf petugas bagi awak
9. dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik keluar dan
alat angkut udara
dan/atau buku paraf petugas
angkut Orang Asing pelaut diterakan pada kartu A/D
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penyelesaian keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di TPI
Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar
awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan
dokumen perjalanan dan buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data awak
alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.
Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar
pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
kelengkapan
Konter DPRI, buku
DPRI, buku
Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat pelaut dan
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia daftar awak
daftar awak
alat angkut
alat angkut
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya DPRI dan juga membuat
3. yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
buku pelaut rekapitulasi
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga DPRI dan Kesesuaian
awak alat Tidak
4. negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik data awak alat
sesuai? angkut WNI
angkut alat angkut
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia DPRI, buku awak alat angkut
pelaut dan WNI dterima oleh
5. yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit penanggung
daftar awak
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk alat angkut
jawab alat angkut
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut warga negara cegah? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
Indonesia pada daftar pencegahan melalui sistem cekal pencegahan pencegahan
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. yang teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
pencegahan rekapitulasi
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
DPRI dan/atau
8. alat angkut warga negara Indonesia dari hasil Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
buku pelaut
pemeriksaan petugas konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada Peneraan cap tanda
Cap tanda
DPRI dan/atau keluar dan paraf petugas
9. DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik keluar dan
pada dokjal hanya bagi
buku pelaut paraf petugas
negara Indonesia awak alat angkut laut
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari
awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan
buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut
warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.
Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada
daftar pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan
paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Tambahan
kelengkapan
dokjal, buku kelengkapan
Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut, Konter dokjal, buku
pelaut dan persyaratan bagi
1. dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
awak alat angkut
daftar awak
Asing daftar awak
alat angkut udara mengisi kartu
alat angkut
A/D
Dalam pemeriksaan
Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau dokumen Hasil verifikasi dokjal dapat dimintakan
Tidak perjalanan keabsahan kartu identitas atau
2. buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang Petugas loket
dokjal sah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dokjal dan/atau dokumen pendukung
dan/atau buku
Asing buku pelaut lain sebagai data
pelaut
dukung
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang dokumen Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya perjalanan juga membuat
3. diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
dan/atau buku rekapitulasi
buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
pelaut ketidaksesuaian
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak dokjal, buku awak alat angkut
Orang Asing
pelaut dan
5. terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit dterima oleh
daftar awak penanggung
imigrasi yang ditunjuk alat angkut jawab alat angkut
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada Tangkal? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
daftar penangkalan melalui sistem cekal penangkalan penangkalan
Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
penangkalan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
dokumen
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
perjalanan
8. alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
dan/atau buku
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
pelaut
TPI
Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada dokumen Cap tanda masuk dan
selesai Cap tanda
perjalanan paraf petugas bagi awak
9. dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik masuk dan
alat angkut udara
dan/atau buku paraf petugas
angkut Orang Asing pelaut diterakan pada kartu A/D
A. DATA KEGIATAN
1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI
Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar
awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan
dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data
awak alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.
Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar
pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
DPRI, buku kelengkapan
DPRI, buku
Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat Konter pelaut dan
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia daftar awak daftar awak
alat angkut alat angkut
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Ya DPRI dan juga membuat
3. yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
buku pelaut rekapitulasi
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga DPRI dan Kesesuaian
awak alat Tidak
4. negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik data awak alat
sesuai? angkut WNI
angkut alat angkut
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia DPRI, buku awak alat angkut
pelaut dan WNI dterima oleh
5. yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit penanggung
daftar awak
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk alat angkut
jawab alat angkut
Ya warga negara
Memeriksa data awak alat angkut warga negara Hasil verifikasi
Tangkal? Daftar Indonesia tidak dapat
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
ditolak masuk ke
Indonesia pada daftar penangkalan melalui sistem cekal penangkalan penangkalan
Indonesia
Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. yang teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
penangkalan rekapitulasi
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
DPRI dan/atau
8. alat angkut warga negara Indonesia dari hasil Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
buku pelaut
pemeriksaan petugas konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada Cap tanda Peneraan cap tanda masuk
DPRI dan/atau dan paraf petugas pada
9. DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik masuk dan dokjal hanya bagi awak alat
buku pelaut paraf petugas
negara Indonesia angkut laut
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari
awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan
buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut
warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.
Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada
daftar penangkalan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan
paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Ronny F. Sompie
NIP. 19610917 201508 1 001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG
DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN
NAMA SOP MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI
DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT
PEMERIKSAAN IMIGRASI
Masuk dalam
Daftar
Interpol
1. Menghubungi Person in Charge Interpol;
2. Melakukan Standard Operational
Procedure Hit and Alert Interpol
1 2 3 yang sudah disepakati bersama;
Masuk
dalam
BERMASALAH Daftar Cekal
1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap
yang bersangkutan;
2.Penarikan Paspor bagi WNI;
Penumpang mempersiapkan 1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan Melakukan verifikasi kembali data 3.Menyerahkan yang bersangkutan ke
dokumen perjalanan, boarding pass dokumen dengan data biometrik yang tersimpan dokumen perjalanan terhadap bidang/seksi pengawasan dan penindakan
dan/atau tiket perjalanan kembali dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki penumpang pada sistem yang keimigrasian untuk ditindaklanjuti
ke negara asal atau negara lain 2.Verifikasi Data Cekal; terintegrasi dengan BCM
3.Verifikasi Data Interpol I24/7.
KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
KASUBSI LALINTUSKIM
Melanggar
Aturan
Keimigrasian
1 2 3 4 5
BANDARA JEMAAH HAJI KONTER IMIGRASI JEMAAH HAJI ASRAMA DEBARKASI
DEBARKASI HAJI
Jemaah Haji tiba Jemaah Haji Petugas imigrasi 1. Jemaah Haji Jemaah Haji
di Tanah Air turun dari melakukan menerima persiapan
pesawat dan pemeriksaan paspor yang pulang
diarahkan keimigrasian telah selesai
menuju konter kedatangan dilakukan
imigrasi Jemaah Haji (entry pemeriksaan;
data perlintasan, 2. Menuju
pemeriksaan Data Asrama Haji
Cekal dan peneraan dengan
Tanda Masuk) menggunakan
bus yang sudah
disediakan
NOMOR SOP : IMI-UM.01.01-2635
TGL. PEMBUATAN : 16 Juli 2018
TGL. REVISI / REVISI KE :
TGL. EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH Direktur Jenderal Imigrasi,
Ronny F. Sompie
NIP. 19610917 201508 1 001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING
DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA
NAMA SOP DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG
TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
Masuk dalam
Daftar
Interpol
1. Menghubungi Person in Charge Interpol;
1 2 3
2. Melakukan Standard Operational Procedure Hit
and Alert Interpol yang sudah disepakati bersama;
PETUGAS SPV
BERMASALAH IMIGRASI Masuk
dalam
Daftar Cekal 1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap yang
bersangkutan;
Penumpang mempersiapkan 2.Penarikan Paspor bagi WNI;
1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan 3.Menyerahkan yang bersangkutan berserta
dokumen perjalanan, boarding pass Melakukan verifikasi kembali data
dokumen dengan data biometrik yang tersimpan Paspor ke Bidang/Seksi Wasdakim untuk
dan/atau tiket perjalanan kembali dokumen perjalanan terhadap
dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki ditindaklanjuti
ke negara asal atau negara lain penumpang pada sistem yang
2.Verifikasi Data Cekal;
terintegrasi dengan BCM KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
3.Verifikasi Data Interpol I24/7. KASUBSI LALINTUSKIM
Melanggar
Aturan
Tidak ditemukan hal hal yang dapat Keimigrasian
Hasil verifikasi sesuai dan tidak membatalkan keberangkatan 1.Mengumpulkan semua dokumen yang dimiliki oleh
termasuk data cekal maupun interpol diberangkatkan dengan menerakan cap yang bersangkutan untuk dijadikan barang bukti;
dan penginputan dalam sistem oleh 2.Berkoordinasi dengan bidang/seksi pengawasan dan
petugas spv penindakan keimigrasian untuk ditindaklanjuti;
3.Menyerahkan yang bersangkutan ke bidang/seksi
pengawasan dan penindakan keimigrasian berserta
barang bukti;
4.Pengenaan tindakan administrasi keimigrasian
berupa biaya beban;
Penumpang menuju gate keberangkatan sesuai dengan penerbangannya WNA yang telah membayar biaya beban sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku diperbolehkan meninggalkan Indonesia