Anda di halaman 1dari 236

DAFTAR ISI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA
KUNJUNGAN
2. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21
TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN
SAAT KEDATANGAN
3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 2015 TENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA KUNJUNGAN
4. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42
TAHUN 2015 TENTANG CAP KEIMIGRASIAN
5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1186 TANGGAL 19 APRIL 2013


TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNA DI POS LINTAS BATAS
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1187 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1188 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI POS LINTAS BATAS
4. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1189 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1190 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNA DI POS LINTAS BATAS
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1191 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI POS LINTAS BATAS
7. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1192 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
8. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1193 TANGGAL 19 APRIL 2013
TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN
IMIGRASI
9. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.04-2531 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING DI
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
10. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2532 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI TEMPAT
PEMERIKSAAN IMIGRASI
11. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2533 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG DI TEMPAT
PEMERIKSAAN IMIGRASI
12. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2534 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI TEMPAT
PEMERIKSAAN IMIGRASI
13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-1039.UM.01.01 TANGGAL 13 JULI 2018
TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN
KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG
TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN
IMIGRASI
14. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-2631 TANGGAL 13 JULI 2018
TENTANG PELAKSANAAN EMBARKASI HAJI
15. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-1038.UM.01.01 TANGGAL 13 JULI 2018
TENTANG PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI
16. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-2635 TANGGAL 16 JULI 2018
TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN
KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG
TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN
IMIGRASI
17. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-3143 TANGGAL 23 AGUSTUS
2018 TENTANG PENGENAAN BIAYA BEBAN TERHADAP PENANGGUNG JAWAB ALAT ANGKUT
YANG MEMBAWA PENUMPANG YANG TIDAK MEMILKI DOKUMEN PERJALANAN, VISA
DAN/ATAU DOKUMEN KEIMIGRASIAN YANG SAH DAN BERLAKU
LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan.
Bebas Visa. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
BEBAS VISA KUNJUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan hubungan negara


Republik Indonesia dengan negara lain, perlu diberikan
kemudahan bagi orang asing warga negara dari negara,
pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan
entitas tertentu untuk masuk ke wilayah negara Republik
Indonesia yang dilaksanakan dalam bentuk pembebasan dari
kewajiban memiliki visa kunjungan dengan memperhatikan
asas timbal balik dan manfaat;
b. bahwa dalam rangka memberikan manfaat yang lebih dalam
peningkatan perekonomian pada umumnya dan peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada
khususnya, perlu untuk menyesuaikan jumlah negara,
pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan
entitas tertentu yang diberikan fasilitas pembebasan dari
kewajiban memiliki visa kunjungan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Bebas Visa Kunjungan;

www.peraturan.go.id
2016, No.44 -2-

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG BEBAS VISA
KUNJUNGAN.

Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
3. Penerima Bebas Visa Kunjungan adalah Orang Asing
warga suatu negara, pemerintah wilayah administratif
khusus suatu negara, dan entitas tertentu.
4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan
di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau
tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar Wilayah
Indonesia.
5. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing

www.peraturan.go.id
2016, No.44
-3-

untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan


menjadi dasar pemberian izin tinggal.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 2
(1) Bebas Visa kunjungan diberikan kepada Penerima Bebas
Visa Kunjungan dengan memperhatikan asas timbal balik
dan asas manfaat.
(2) Bebas Visa kunjungan tidak diberikan atas kunjungan
dalam rangka jurnalistik.

Pasal 3
(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa kunjungan untuk masuk wilayah
Indonesia.
(2) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat masuk ke Wilayah Indonesia melalui
Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu.
(3) Daftar negara, pemerintah wilayah administratif khusus
suatu negara, dan entitas tertentu yang menerima bebas
Visa kunjungan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.

Pasal 4
(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 diberikan izin tinggal kunjungan untuk
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
(2) Izin tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dapat diperpanjang masa berlakunya atau
dialihstatuskan menjadi izin tinggal lainnya.

www.peraturan.go.id
2016, No.44 -4-

Pasal 5
(1) Ketentuan mengenai tata cara masuk dan keluar Wilayah
Indonesia dan tujuan kedatangan bagi Penerima Bebas
Visa Kunjungan diatur dengan Peraturan Menteri.
(2) Ketentuan mengenai Tempat Pemeriksaan Imigrasi
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 6
Dalam keadaan tertentu yang berkaitan dengan keamanan
negara dan kesehatan masyarakat, Menteri dapat
menghentikan sementara bebas Visa kunjungan untuk
negara, pemerintah wilayah administratif khusus suatu
negara, dan entitas tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (3).

Pasal 7
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan
Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa
Kunjungan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2016, No.44
-5-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Maret 2016
September 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Maret 201623 S
eptember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd ttd.

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
2016, No.44 -6-

LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
BEBAS VISA KUNJUNGAN

DAFTAR NEGARA, PEMERINTAH WILAYAH ADMINSTRATIF KHUSUS SUATU


NEGARA, DAN ENTITAS TERTENTU YANG DIBERIKAN
BEBAS VISA KUNJUNGAN

NO. NAMA NEGARA NO NAMA NEGARA

1. Afrika Selatan 20. Belgia

2. Albania 21. Belize

3. Aljazair 22. Benin

4. Amerika Serikat 23. Bhutan

5. Andorra 24. Bolivia

6. Angola 25. Bosnia dan Herzegovina

7. Antigua dan Barbuda 26. Botswana

8. Arab Saudi 27. Brazil

9. Argentina 28. Brunei Darussalam

10. Armenia 29. Bulgaria

11. Australia 30. Burkina Faso

12. Austria 31. Burundi

13. Azerbaijan 32. Ceko

14. Bahama 33. Chad

15. Bahrain 34. Chili

16. Bangladesh 35. Denmark

17. Barbados 36. Dominika (Persemakmuran)

18. Belanda 37. Ekuador

19. Belarusia 38. El Salvador

www.peraturan.go.id
2016, No.44
-7-

NO NAMA NEGARA NO NAMA NEGARA

39. Estonia 63. Kanada

40. Fiji 64. Kazakhstan

41. Filipina 65. Kenya

42. Finlandia 66. Kepulauan Marshall

43. Gabon 67. Kepulauan Solomon

44. Gambia 68. Kiribati

45. Georgia 69. Komoro

46. Ghana 70. Korea Selatan

47. Grenada 71. Kosta Rika

48. Guatemala 72. Kroasia

49. Guyana 73. Kuba

50. Haiti 74. Kuwait

51. Honduras 75. Kyrgyzstan

52. Hongaria 76. Laos

53. Hongkong (SAR) 77. Latvia

54. India 78. Lebanon

55. Inggris 79. Lesotho

56. Irlandia 80. Liechtenstein

57. Islandia 81. Lithuania

58. Italia 82. Luxemburg

59. Jamaika 83. Macao (SAR)

60. Jepang 84. Madagaskar

61. Jerman 85. Makedonia

62. Kamboja 86. Maladewa

www.peraturan.go.id
2016, No.44 -8-

No. NAMA NEGARA No. NAMA NEGARA

87. Malawi 112. Paraguay

88. Malaysia 113. Perancis

89. Mali 114. Peru

90. Malta 115. Polandia

91. Maroko 116. Portugal

92. Mauritania 117. Puerto Rico

93. Mauritius 118. Qatar

94. Meksiko 119. Republik Dominika

95. Mesir 120. Romania

96. Moldova 121. Rusia

97. Monako 122. Rwanda

98. Mongolia 123. Saint Kitts dan Navis

99. Mozambik 124. Saint Lucia

100. Myanmar 125. Saint Vincent dan Grenadis

101. Namibia 126. Samoa

102. Nauru 127. San Marino

103. Nepal 128. Sao Tome dan Principe

104. Nikaragua 129. Selandia Baru

105. Norwegia 130. Senegal

106. Oman 131. Serbia

107. Palau 132. Seychelles

108. Palestina 133. Singapura

109. Panama 134. Siprus

110. Pantai Gading 135. Slovakia

111. Papua Nugini 136. Slovenia

www.peraturan.go.id
2016, No.44
-9-

No. NAMA NEGARA No. NAMA NEGARA

137. Spanyol 154. Turki

138. Sri Lanka 155. Turkmenistan

139. Suriname 156. Tuvalu

140. Swaziland 157. Uganda

141. Swedia 158. Ukraina

142. Swiss 159. Uni Emirat Arab

143. Taiwan 160. Uruguay

144. Tajikistan 161. Tiongkok

145. Tahta Suci Vatikan 162. Uzbekistan

146. Tanjung Verde 163. Vanuatu

147. Tanzania 164. Venezuela

148. Thailand 165. Vietnam

149. Timor Leste 166. Yordania

150. Togo 167. Yunani

151. Tonga 168. Zambia

152. Trinidad dan Tobago 169. Zimbabwe

153. Tunisia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.ttd ttd.

JOKO WIDODO

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat
Kedatangan. Perubahan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010
TENTANG
VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan hubungan di
bidang ekonomi, perdagangan, dan sosial antara
Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Papua
Nugini telah disepakati untuk memberlakukan
kebijakan visa kunjungan saat kedatangan kepada
warga negara Papua Nugini bagi pemegang paspor
kebangsaan berdasarkan asas manfaat, saling
menguntungkan, dan tidak menimbulkan gangguan
keamanan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang
Perubahan Kedelapan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat
Kedatangan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

www.peraturan.go.id
2015, No.1321 2

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang


Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa
Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 12) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 12
Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa
Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 825);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR
M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA
KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN.

www.peraturan.go.id
3 2015, No.1321

Pasal I
Ketentuan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan
Saat Kedatangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
12) yang telah beberapakali diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia:
a. Nomor M.HH-03.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 243);
b. Nomor M.HH-04.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 264);
c. Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2010 tenang Visa Kunjungan Saat Kedatangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 331);
d. Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1193);
e. Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 957);
f. Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 387);
g. Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06
Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 825),
diubah dengan menambah negara Papua Nugini dalam daftar warga
negara dari negara tertentu subjek visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal II
Warga negara dari negara Papua Nugini sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Menteri ini, hanya dapat masuk dan keluar wilayah
negara Republik Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi Soekarno
Hatta, di Jakarta, DKI Jakarta dan Ngurah Rai, di Denpasar, Bali.

www.peraturan.go.id
2015, No.1321 4

Pasal III
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Agustus 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
5 2015, No.1321

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .21 TAHUN .2015..
TENTANG
PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010
TENTANG
VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

DAFTAR WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU


SUBJEK VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

1. Afrika Selatan;
2. Aljazair;
3. AmerikaSerikat;
4. Argentina;
5. Australia;
6. Austria;
7. Bahrain;
8. Belgia;
9. Belanda;
10. Brazilia;
11. Bulgaria;
12. Ceko;
13. Cyprus;
14. Denmark;
15. Emirat Arab;
16. Estonia;
17. Fiji;
18. Finlandia;
19. Hongaria;
20. India;
21. Inggris;
22. Dihapus;
23. Irlandia;
24. Islandia;
25. Italia;
26. Jepang;
27. Jerman;
28. Dihapus;
29. Kanada;
30. Korea Selatan;
31. Kuwait;
32. Dihapus;

www.peraturan.go.id
2015, No.1321 6

33. Latvia;
34. Libya;
35. Liechtenstein;
36. Lithuania;
37. Luxemburg;
38. Maladewa;
39. Malta;
40. Meksiko;
41. Mesir;
42. Monako;
43. Norwegia;
44. Oman;
45. Panama;
46. Perancis;
47. Polandia;
48. Portugal;
49. Qatar;
50. Republik Rakyat Cina;
51. Rumania;
52. Rusia;
53. Saudi Arabia;
54. SelandiaBaru;
55. Slovakia;
56. Slovenia;
57. Spanyol;
58. Suriname;
59. Swedia;
60. Swiss;
61. Taiwan;
62. Timor Leste;
63. Tunisia;
64. Turki;
65. Yunani;
66. Andorra;
67. Belarusia;
68. Kroasia;
69. Seychelles; dan
70. Papua Nugini.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1475, 2015 KEMENKUMHAM. Bebas Visa Kunjungan.
Imigrasi. Tempat Pemeriksaan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA KUNJUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2)


Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas
Visa Kunjungan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015
tentang Bebas Visa Kunjungan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang
Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bebas Visa Kunjungan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 2

3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 84);
4. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Bebas Visa Kunjungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 133) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 217);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1473);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat TPI adalah
tempat pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas, atau
tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.
2. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah
keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang di
Perwakilan Republik Indonesia atau tempat lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang
Asing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi
dasar pemberian izin tinggal.
3. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia.
4. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Wilayah
Indonesia adalah seluruh Wilayah Indonesia serta zona tertentu yang
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian.
5. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh Orang Asing
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

www.peraturan.go.id
3 2015, No.1475

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata


yang dikunjungi dalam waktu sementara.
Pasal 2
(1) Daftar TPI tertentu sebagai tempat masuk Wilayah Indonesia bagi
Orang Asing warga negara dari negara tertentu yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa kunjungan dalam rangka Wisata
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden Nomor
104 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan, tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Daftar TPI sebagai tempat ke luar Wilayah Indonesia bagi Orang Asing
warga negara dari negara tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Daftar TPI sebagai tempat masuk atau ke luar Wilayah Indonesia bagi
Orang Asing warga negara dari negara tertentu yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa kunjungan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Bebas Visa Kunjungan tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Tempat
Pemeriksaan Imigrasi Tertentu Untuk Bebas Visa Kunjungan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1322), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 4

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal30 September 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
5 2015, No.1475

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN

DAFTAR TPI TERTENTU SEBAGAI TEMPAT MASUK KE WILAYAH INDONESIA


BAGI ORANG ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG
DIBEBASKAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN

DALAM RANGKA WISATA

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:


1. Hang Nadim, Batam;
2. Juanda, Surabaya;
3. Kualanamu, Medan;
4. NgurahRai, Bali; dan
5. SoekarnoHatta, Tangerang.
B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:
1. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;
2. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;
3. Batam Center, Batam;
4. Citra Tri Tunas, Batam;
5. Marina TelukSenimba, Batam;
6. Nongsa Terminal Bahari, Batam;
7. Sekupang, Batam;
8. Sri BintanPura, Tanjung Pinang; dan
9. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 6

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN

DAFTAR TPI SEBAGAI TEMPAT KE LUAR WILAYAH INDONESIA BAGI ORANG


ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG DIBEBASKAN DARI
KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN DALAM RANGKA WISATA

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:


1. AdiSucipto, Yogyakarta;
2. AdiSoemarmo, Surakarta;
3. Ahmad Yani, Semarang;
4. BandaraInternasional Lombok, Mataram;
5. Belitung, TanjungPandan;
6. Binaka, Sibolga;
7. El Tari, Kupang;
8. FransKaisiepo; Biak;
9. HalimPerdanaKusuma, DKI Jakarta;
10. Hang Nadim, Batam;
11. HuseinSastranegara, Bandung;
12. I GustiNgurahRai, Bali;
13. Juanda, Surabaya;
14. Kualanamu, Medan;
15. MaimunSaleh, Sabang;
16. Minangkabau, Padang;
17. Mopah, Merauke;
18. MozesKilangin, TembagaPura.
19. Pattimura, Ambon;
20. Polonia, Medan;
21. Sam Ratulangi, Manado;

www.peraturan.go.id
7 2015, No.1475

22. Sepinggan, Balikpapan;


23. Soekarno-Hatta, Banten;
24. Sultan Hasanuddin, Makassar;
25. Sultan IskandarMuda, Banda Aceh;
26. Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang;
27. Sultan SyarifKasim II, Pekanbaru;
28. Supadio, Pontianak; dan
29. Tarakan, Tarakan.

B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:
1. AchmadYani, Ternate;
2. Amamapare, Tembagapura;
3. Anggrek, Gorontalo;
4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;
5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;
6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;
7. Batam Centre, Batam;
8. BatuAmpar, Batam;
9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;
10. Belawan, Belawan;
11. Benete, Sumbawa Besar;
12. Belakang Padang, Belakang Padang;
13. Biak, Biak;
14. Boom Baru, Palembang;
15. CelukanBawang, Singaraja;
16. Citra Tri Tunas, Batam;
17. Ciwandan, Cilegon;
18. Dumai, Dumai;
19. DwiKora, Pontianak;
20. GunungSitoli, Sibolga;
21. Jambi, Jambi;
22. Jayapura, Jayapura;

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 8

23. Kabil, Batam;


24. Kendari, Kendari;
25. Kota Baru, Kota Baru;
26. Kuala Enok, Tembilahan;
27. Kuala Langsa, Aceh;
28. Kuala Tungkal, Jambi;
29. Kuala Tanjung, TanjungBalaiAsahan;
30. Lauren Say, Maumere;
31. Lembar, Mataram;
32. Lhokseumawe, Lhokseumawe;
33. Malahayati, Aceh;
34. Malundung, Tarakan;
35. Manado, Manado;
36. Marina TelukSenimba, Batam;
37. Marore, Tahuna;
38. Miangas, Tahuna;
39. Merauke, Merauke;
40. Nongsa Terminal Bahari, Batam;
41. Nusantara Pare-Pare, Pare-Pare;
42. Nusantara, Tahuna;
43. Padang Bai, Bali;
44. Panarukan, Panarukan;
45. PangkalBalam, Pangkal Pinang;
46. Panjang, Bandar Lampung;
47. Pantoloan, Palu;
48. Pasuruan, Pasuruan;
49. Pemangkat, Sambas;
50. Probolinggo, Probolinggo;
51. PulauBaai, Bengkulu;
52. Sabang, Aceh;
53. Samarinda, Samarinda;
54. Sampit, Sampit;

www.peraturan.go.id
9 2015, No.1475

55. Samudera, Bitung;


56. Sekupang, Batam;
57. SelatLampa, Ranai;
58. Semayang, Balikpapan;
59. Siak Sri Indrapura, Siak;
60. Sibolga, Sibolga;
61. Sintete, Sambas;
62. Soekarno-Hatta, Makassar;
63. Sorong, Sorong;
64. Sri Bayintan, Tanjung Pinang;
65. Sri BintanPura, Tanjung Pinang;
66. Sungai Guntung, Tembilahan;
67. TanjungBenoa, Denpasar;
68. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun;
69. TanjungEmas, Semarang;
70. TanjungGudang, Pangkal Pinang;
71. TanjungHarapan, SelatPanjang;
72. TanjungIntan, Cilacap;
73. TanjungKelian, Pangkal Pinang;
74. TanjungLontar, Kupang;
75. TanjungPandan, Bangka Belitung;
76. Tanjung Perak, Surabaya;
77. TanjungPriok, DKI Jakarta;
78. TanjungUban, TanjungUban;
79. Tanjung Wangi, Jember;
80. Tarempa, Tarempa;
81. TelukBayur, Padang;
82. TelukNibung, TanjungBalaiAsahan;
83. Tembilahan, Tembilahan;
84. Tri Sakti, Banjarmasin;
85. Tual, Tual;
86. Tunon Taka, Nunukan;

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 10

87. YosSudarso, Ambon; dan


88. YosSudarso, Cirebon.

C. TempatPemeriksaanImigrasi di PosLintas Batas:


1. Aruk, Sambas;
2. Entikong, Entikong;
3. Metamauk, Atambua;
4. Mota’ain, Atambua;
5. Nanga Badau, Sanggau;
6. Napan, Atambua; dan
7. Skouw, Jayapura.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
11 2015, No.1475

LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG
TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA
KUNJUNGAN

DAFTAR TPI SEBAGAI TEMPAT MASUK ATAU KE LUAR WILAYAH INDONESIA


BAGI ORANG ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG
DIBEBASKAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:


1. AdiSucipto, Yogyakarta;
2. AdiSoemarmo, Surakarta;
3. Ahmad Yani, Semarang;
4. BandaraInternasional Lombok, Mataram;
5. Belitung, TanjungPandan;
6. Binaka, Sibolga;
7. El Tari, Kupang;
8. FransKaisiepo; Biak;
9. HalimPerdanaKusuma, DKI Jakarta;
10. Hang Nadim, Batam;
11. HuseinSastranegara, Bandung;
12. I GustiNgurahRai, Bali;
13. Juanda, Surabaya;
14. Kualanamu, Medan;
15. MaimunSaleh, Sabang;
16. Minangkabau, Padang;
17. Mopah, Merauke;
18. MozesKilangin, TembagaPura.
19. Pattimura, Ambon;
20. Polonia, Medan;
21. Sam Ratulangi, Manado;

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 12

22. Sepinggan, Balikpapan;


23. Soekarno-Hatta, Banten;
24. Sultan Hasanuddin, Makassar;
25. Sultan IskandarMuda, Banda Aceh;
26. Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang;
27. Sultan SyarifKasim II, Pekanbaru;
28. Supadio, Pontianak; dan
29. Tarakan, Tarakan.

B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:
1. AchmadYani, Ternate;
2. Amamapare, Tembagapura;
3. Anggrek, Gorontalo;
4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;
5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;
6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;
7. Batam Centre, Batam;
8. BatuAmpar, Batam;
9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;
10. Belawan, Belawan;
11. Benete, Sumbawa Besar;
12. Belakang Padang, Belakang Padang;
13. Biak, Biak;
14. Boom Baru, Palembang;
15. CelukanBawang, Singaraja;
16. Citra Tri Tunas, Batam;
17. Ciwandan, Cilegon;
18. Dumai, Dumai;
19. DwiKora, Pontianak;
20. GunungSitoli, Sibolga;
21. Jambi, Jambi;
22. Jayapura, Jayapura;

www.peraturan.go.id
13 2015, No.1475

23. Kabil, Batam;


24. Kendari, Kendari;
25. Kota Baru, Kota Baru;
26. Kuala Enok, Tembilahan;
27. Kuala Langsa, Aceh;
28. Kuala Tungkal, Jambi;
29. Kuala Tanjung, TanjungBalaiAsahan;
30. Lauren Say, Maumere;
31. Lembar, Mataram;
32. Lhokseumawe, Lhokseumawe;
33. Malahayati, Aceh;
34. Malundung, Tarakan;
35. Manado, Manado;
36. Marina TelukSenimba, Batam;
37. Marore, Tahuna;
38. Miangas, Tahuna;
39. Merauke, Merauke;
40. Nongsa Terminal Bahari, Batam;
41. Nusantara Pare-Pare, Pare-Pare;
42. Nusantara, Tahuna;
43. Padang Bai, Bali;
44. Panarukan, Panarukan;
45. PangkalBalam, Pangkal Pinang;
46. Panjang, Bandar Lampung;
47. Pantoloan, Palu;
48. Pasuruan, Pasuruan;
49. Pemangkat, Sambas;
50. Probolinggo, Probolinggo;
51. PulauBaai, Bengkulu;
52. Sabang, Aceh;
53. Samarinda, Samarinda;
54. Sampit, Sampit;

www.peraturan.go.id
2015, No.1475 14

55. Samudera, Bitung;


56. Sekupang, Batam;
57. SelatLampa, Ranai;
58. Semayang, Balikpapan;
59. Siak Sri Indrapura, Siak;
60. Sibolga, Sibolga;
61. Sintete, Sambas;
62. Soekarno-Hatta, Makassar;
63. Sorong, Sorong;
64. Sri Bayintan, Tanjung Pinang;
65. Sri BintanPura, Tanjung Pinang;
66. Sungai Guntung, Tembilahan;
67. TanjungBenoa, Denpasar;
68. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun;
69. TanjungEmas, Semarang;
70. TanjungGudang, Pangkal Pinang;
71. TanjungHarapan, SelatPanjang;
72. TanjungIntan, Cilacap;
73. TanjungKelian, Pangkal Pinang;
74. TanjungLontar, Kupang;
75. TanjungPandan, Bangka Belitung;
76. Tanjung Perak, Surabaya;
77. TanjungPriok, DKI Jakarta;
78. TanjungUban, TanjungUban;
79. Tanjung Wangi, Jember;
80. Tarempa, Tarempa;
81. TelukBayur, Padang;
82. TelukNibung, TanjungBalaiAsahan;
83. Tembilahan, Tembilahan;
84. Tri Sakti, Banjarmasin;
85. Tual, Tual;
86. Tunon Taka, Nunukan;

www.peraturan.go.id
15 2015, No.1475

87. YosSudarso, Ambon; dan


88. YosSudarso, Cirebon.

C. TempatPemeriksaanImigrasi di PosLintas Batas:


1. Aruk, Sambas;
2. Entikong, Entikong;
3. Metamauk, Atambua;
4. Mota’ain, Atambua;
5. Nanga Badau, Sanggau;
6. Napan, Atambua; dan
7. Skouw, Jayapura.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1832, 2015 KEMENKUMHAM. Cap Keimigrasian. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
CAP KEIMIGRASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa cap keimigrasian merupakan sarana yang sangat


diperlukan untuk memberi tanda dan bukti atas
kelengkapan dokumen keimigrasian seseorang sehingga
dapat masuk dan keluar wilayah Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. bahwa cap keimigrasian memiliki spesifikasi dan
karakteristik tertentu yang mempresentasikan kegunaan,
isi, bentuk, ukuran sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan di bidang keimigrasian, serta dibakukan
dengan penempatannya dalam peraturan perundang-
undangan;
c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dan kebutuhan di bidang keimigrasian
sehingga perlu diganti;
d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -2-

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


tentang Cap Keimigrasian;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5254);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG CAP KEIMIGRASIAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Cap Keimigrasian adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan atau dokumen

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-3-

keimigrasian lainnya sebagai bentuk pengesahan


pelayanan dan pengawasan keimigrasian.
2. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
3. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat
TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,
bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai
tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia.
5. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk wilayah
Indonesia.
6. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan keluar wilayah
Indonesia.
7. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang izin
tinggal terbatas dan izin tinggal tetap untuk masuk
kembali ke wilayah Indonesia.
8. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -4-

9. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang


Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar
Negeri untuk berada di wilayah Indonesia.
10. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau
sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik
untuk mengangkut orang maupun barang.
11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
12. Unit Pelaksana Teknis Imigrasi yang selanjutnya disebut
UPT Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang
menjalankan fungsi keimigrasian di daerah kabupaten,
kota, atau kecamatan.

Pasal 2
Jenis Cap Keimigrasian terdiri atas:
a. cap Tanda Masuk;
b. cap Tanda Keluar;
c. cap penolakan izin masuk;
d. cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal; dan
e. cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian.

BAB II
CAP TANDA MASUK

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
Cap Tanda Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a terdiri atas:
a. cap Tanda Masuk Visa kunjungan;
b. cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan;
c. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan;
d. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata;
e. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas;
f. cap Tanda Masuk awak Alat Angkut;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-5-

g. cap Tanda Masuk perjalanan pebisnis Asia Pacific


Economic Cooperation;
h. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas;
i. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan;
j. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
yang juga berlaku sebagai Izin Masuk Kembali;
k. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan
bekerja saat berlibur;
l. cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, awak
Alat Angkut warga negara Indonesia, Orang Asing
pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry
permit, atau subjek kewarganegaraan ganda; dan
m. cap Tanda Masuk darurat.

Bagian Kedua
Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan

Pasal 4
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf a dibubuhkan sebagai tanda Orang
Asing yang bersangkutan masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa kunjungan.

Pasal 5
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISIT VISA”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -6-

Pasal 6
(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima kali tiga
centimeter).
(2) Format Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Ketiga
Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan Saat Kedatangan

Pasal 7
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dibubuhkan
sebagai tanda Orang Asing yang bersangkutan masuk ke
wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa kunjungan saat
kedatangan.

Pasal 8
Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 9
(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berbentuk segi

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-7-

empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima


centimeter kali tiga centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Keempat
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan

Pasal 10
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dibubuhkan sebagai
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke
wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.

Pasal 11
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. frasa “ NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 12
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -8-

(2) Format cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Bagian Kelima
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata

Pasal 13
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d dibubuhkan
sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang
masuk ke wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban
memiliki Visa dalam rangka kunjungan khusus wisata.

Pasal 14
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling sedikit
memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. frasa “TOURISM PURPOSE ONLY”;
d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
e. tanggal masuk;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
g. frasa “WORK PROHIBITED”;
h. frasa “NOT EXTENDABLE”;
i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
j. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 15
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 berbentuk segi
empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima
centimeter kali tiga centimeter).

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-9-

(2) Format cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus


wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Keenam
Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat
Diplomatik/Dinas

Pasal 16
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf e dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada
Orang Asing pemegang paspor diplomatik/dinas yang masuk
ke wilayah Indonesia dan dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa.

Pasal 17
Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal16
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “VISA EXEMPTION”;
c. frasa ” FOR DIPLOMATIC & SERVICE PASSPORT”;
d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
e. tanggal masuk;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 18
(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -10-

17 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm


(tiga koma lima centimeter kali tiga centimeter).
(2) Bentuk cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat
diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketujuh
Cap Tanda Masuk Awak Alat Angkut

Pasal 19
Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf f dibubuhkan sebagai pemberian Tanda
Masuk kepada Orang Asing yang sedang bertugas sebagai
nakhoda, kapten pilot, atau awak yang sedang bertugas di
Alat Angkut.

Pasal 20
Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “CREW VISIT”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “NOT EXTENDABLE”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 21
(1) Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-11-

(2) Format cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Kedelapan
Cap Tanda Masuk Kartu Perjalanan
Pebisnis Asia Pacific Economic Cooperation

Pasal 22
Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf g dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada
Orang Asing pemegang kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation.

Pasal 23
Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “ABTC PASS”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 60 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “WORK PROHIBITED”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 24
(1) Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific
Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3
cm (tiga koma lima centimeter kali tiga centimeter).

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -12-

(2) Format Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia


Pacific Economic Cooperation sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Kesembilan
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas

Pasal 25
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf h digunakan dalam rangka
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke
wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa tinggal terbatas.

Pasal 26
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY, SUBJECT
MUST APPLY FOR LIMITED STAY PERMIT AT LOCAL
IMMIGRATION OFFICE WITHIN 30 DAYS”;
f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 27
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3.5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-13-

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari


Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesepuluh
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan

Pasal 28
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i dibubuhkan
sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang
masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa
tinggal terbatas saat kedatangan.

Pasal 29
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 paling sedikit
memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “NO:...”;
f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 30
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 berbentuk segi
empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima
centimeter kali tiga centimeter).
(2) Format Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -14-

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesebelas
Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan
yang Juga Berlaku Sebagai Izin Masuk Kembali

Pasal 31
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf j dibubuhkan sebagai pemberian Tanda
Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia
dengan menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan
yang juga berlaku sebagai Izin Masuk Kembali.

Pasal 32
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “NO:...”;
f. frasa “ PERMITTED TO ENTER, STAY AND RE-ENTRY
FOR 30 DAYS SINCE DATE OF ARRIVAL”;
g. frasa “NOT EXTENDABLE”;
h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 33
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga
centimeter).

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-15-

(2) Format Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat


kedatangan sekaligus dengan Izin Masuk Kembali
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua Belas


Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas
Kemudahan Bekerja Saat Berlibur

Pasal 34
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja
saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf k
dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang
Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan
Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja saat berlibur.

Pasal 35
Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja
saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 paling
sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “LIMITED STAY PERMIT FOR WORK AND HOLIDAY
FACILITY”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR … MONTH
FROM DATE SHOWN ABOVE”;
f. frasa “PERMITTED TO WORK TEMPORARY IN THE FIELD
OF ...”
g. frasa “PERMITTED TO WORK FOR ANY ONE EMPLOYER
FOR THE MAXIMUM OF ... MONTH ONLY”;
h. frasa “NOT EXTENDABLE”;
i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -16-

j. frasa “SUBJECT: MOU WORK AND HOLIDAY VISA”; dan


k. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 36
(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan
bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 3,5 cm
(lima centimeter kali tiga koma lima centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas
kemudahan bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Ketiga Belas


Cap Tanda Masuk Untuk Warga Negara Indonesia, Orang
Asing Pemegang Visa Dinas/Diplomatik, Pemegang Re-entry
Permit, atau Subjek Kewarganegaraan Ganda

Pasal 37
Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry
permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf l dibubuhkan sebagai
pemberian Tanda Masuk kepada:
a. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa diplomatik atau Visa dinas;
b. warga negara Indonesia yang masuk ke wilayah Indonesia
melalui pemeriksaan imigrasi di TPI;
c. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan
menggunakan Izin Masuk Kembali; dan
d. anak berkewarganegaraan ganda yang menggunakan
paspor kebangsaan dan memiliki fasilitas Keimigrasian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-17-

Pasal 38
Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry
permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. kata “ARRIVAL”;
c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
f. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 39
(1) Cap Tanda Masuk untuk warga negara indonesia, Orang
Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, Pemegang re-
entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 berbentuk segi
enam dengan ukuran sisi-sisi 1,5 cm (satu koma lima
centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia,
Orang Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang
re-entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Bagian ke Empat Belas


Cap Tanda Masuk Darurat

Pasal 40
Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf m dibubuhkan sebagai tanda pemberian izin
masuk sekaligus sebagai izin tinggal darurat.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -18-

Pasal 41
Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “EMERGENCY PASS”;
c. nama TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI yang
memberikan Tanda Masuk;
d. tanggal masuk;
e. teks “ADMISSION FOR 30 DAYS SINCE DATE OF
ARRIVAL”;
f. frasa “NOT EXTENDABLE”;
g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan
h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 42
(1) Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 41 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3
cm (tiga koma lima kali tiga centimeter).
(2) Format cap Tanda Masuk darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

BAB III
CAP TANDA KELUAR

Pasal 43
Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b dibubuhkan sebagai Tanda Keluar bagi warga negara
Indonesia dan Orang Asing yang meninggalkan wilayah
Indonesia melalui TPI.

Pasal 44
Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-19-

b. kata “DEPARTURE”;
c. nama
d. yang memberikan Tanda Keluar;
e. tanggal keluar;
f. dasar hukum pemberian Tanda Keluar; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 45
(1) Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44 berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 3 cm x 3
cm x 3 cm (tiga kali tiga kali tiga centimeter).
(2) Format cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
CAP PENOLAKAN IZIN MASUK

Pasal 46
(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c dibubuhkan sebagai tanda penolakan
pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang:
a. namanya tercantum dalam daftar penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
berlaku;
c. memiliki dokumen keimigrasian yang palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -20-

g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana


transnasional yang terorganisasi;
h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk
ditangkap dari suatu negara asing;
i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah
Republik Indonesia; atau
j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.
(2) Penggunaan cap penolakan izin masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pencantuman
nomor register penolakan masuk.

Pasal 47
Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 paling sedikit memuat:
a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;
b. frasa “DENIED ENTRY”;
c. nama TPI yang menolak masuk;
d. tanggal penolakan;
e. kata “NO:…”;
f. dasar hukum penolakan masuk; dan
g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang
mengelilingi.

Pasal 48
(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 berbentuk lingkaran berdiameter 3 cm (tiga
centimeter).
(2) Format cap penolakan izin masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-21-

BAB V
CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 49
Cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, terdiri atas:
a. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan;
b. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali;
c. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali;
d. cap pemberian Izin Tinggal tetap;
e. cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas;
f. cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap;
g. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa;
h. cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang
Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi
tinggal di wilayah Indonesia;
i. cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau
meninggal dunia;
j. cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda;
k. cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang; dan
l. cap pemulangan.

Bagian Kedua
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan

Pasal 50
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a dibubuhkan

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -22-

sebagai tanda pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal


kunjungan.

Pasal 51
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 paling sedikit
memuat:
a. frasa “VISIT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 52
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
dan Sekaligus Izin Masuk Kembali

Pasal 53
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 huruf b dibubuhkan sebagai tanda pemberian atau
Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali.

Pasal 54
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 paling sedikit memuat:

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-23-

a. frasa “LIMITED STAY & RE-ENTRY”;


b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 55
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 berbentuk segi empat dengan
ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma
lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
terbatas dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Keempat
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
Perairan Sekaligus Izin Masuk Kembali

Pasal 56
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 huruf c dibubuhkan sebagai tanda
pemberian Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali
kepada nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di
wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 paling sedikit memuat:

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -24-

a. frasa “LIMITED STAY & RE-ENTRY FOR WORKER ON


VESSEL”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 58
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas
perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 57 berbentuk segi empat dengan
ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma
lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
terbatas perairan sekaligus izin masuk kembali
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Bagian Kelima
Cap Pemberian Izin Tinggal Tetap

Pasal 59
Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 huruf d dibubuhkan sebagai tanda pemberian
Izin Tinggal tetap.

Pasal 60
Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 paling sedikit memuat:
a. frasa “PERMANENT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-25-

Pasal 61
(1) Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 berbentuk segi empat dengan ukuran 4
cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima
centimeter).
(2) Format cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Keenam
Cap Izin Tinggal Tetap dengan Jangka Waktu Tidak Terbatas

Pasal 62
Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf e dibubuhkan
sebagai tanda pemberian Izin Tinggal tetap dengan jangka
waktu tidak terbatas.

Pasal 63
Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 paling sedikit
memuat:
a. frasa “PERMANENT STAY”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Date to Report: …”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 64
(1) Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Bentuk cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -26-

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketujuh
Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi
Pemegang Izin Tinggal Tetap

Pasal 65
Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf f
dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Masuk Kembali
bagi pemegang Izin Tinggal tetap.

Pasal 66
Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 paling
sedikit memuat:
a. frasa “RE- ENTERY PERMIT”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “should not leave Indonesia more than 1 (one) year
from the date of departure”;
f. frasa “Immigration Officer”; dan
g. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 67
(1) Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin
Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi
pemegang Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-27-

Bagian Kedelapan
Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Keadaan
Terpaksa

Pasal 68
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf g
dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Tinggal dalam
keadaan terpaksa.

Pasal 69
Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 paling
sedikit memuat:
a. frasa “VISIT STAY ON FORCE MAJEURE”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Valid Until”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran;
e. frasa “Immigration Officer”; dan
f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 70
(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal
keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesembilan
Cap Pengembalian Dokumen Keimigrasian bagi Pemegang Izin
Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap yang Tidak Lagi
Tinggal di Wilayah Indonesia

Pasal 71
Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -28-

di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49


huruf h dibubuhkan sebagai tanda:
a. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia
bagi pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap
yang meninggalkan Indonesia tanpa Izin Masuk Kembali
dan pemberian bukti bahwa dokumen kartu Izin Tinggal
terbatas atau kartu Izin Tinggal tetap tersebut telah
dikembalikan;
b. pemberian batas waktu meninggalkan Indonesia bagi
Orang Asing pemegang Izin Tinggal terbatas untuk
pekerja di perairan Indonesia yang meninggalkan
Indonesia tanpa Izin Masuk Kembali dan tidak
bersamaan dengan Alat Angkut;
c. pemberian batas waktu meninggalkan Indonesia bagi
Orang Asing pemegang izin kunjungan bebas Visa
kunjungan, karena suatu hal di luar kemampuannya
tidak dapat meninggalkan Indonesia setelah izin
kunjungannya berakhir;
d. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia
bagi Orang Asing yang pada saat ditolak perpanjangan
izin keimigrasiannya tersebut telah habis masa
berlakunya; dan
e. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia
bagi awak kapal asing yang ke luar wilayah Indonesia
tidak dengan kapalnya.

Pasal 72
Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal
di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
paling sedikit memuat:
a. frasa “RETURN OF IMMIGRATION DOCUMENT”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Document Returned: …”;
d. frasa “Should leave RI Territory within: ... days”;
e. tempat dan tanggal pengeluaran;
f. frasa “Immigration Officer”; dan
g. dasar hukum pengembalian dokumen keimigrasian.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-29-

Pasal 73
(1) Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang
Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi
tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 72 berbentuk segi empat dengan ukuran 4
cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima
centimeter).
(2) Format cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi
pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap
yang tidak lagi tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Kesepuluh
Cap Pencabutan Dokumen Keimigrasian bagi
Orang Asing yang Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
atau Meninggal Dunia

Pasal 74
Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal
dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf i
dibubuhkan sebagai tanda dilakukan pencabutan dokumen
keimigrasian yang dimiliki Orang Asing karena memperoleh
kewarganegaraan Indonesia atau meninggal dunia.

Pasal 75
Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal
dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 paling sedikit
memuat:
a. frasa “PENCABUTAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN”;
b. kata “NO:..”;
c. frasa “DOK. NO:...”;
d. kata “BERDASARKAN:...”;
e. kata “ALASAN:...”;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -30-

f. tempat dan tanggal pengeluaran; dan


g. frasa “Pejabat Imigrasi”.

Pasal 76
(1) Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing
yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau
meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 4 cm (lima
centimeter kali empat centimeter).
(2) Format cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi
Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia atau meninggal dunia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Kesebelas
Cap Pemberian Fasilitas Keimigrasian bagi
Anak Berkewarganegaraan Ganda

Pasal 77
Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 huruf j dibubuhkan sebagai tanda bahwa yang
bersangkutan merupakan subjek kewarganegaraan ganda
yang telah mendapatkan fasilitas keimigrasian sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 78
Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 paling sedikit memuat:
a. frasa “ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA”;
b. kata “NO.: ...”;
c. frasa “ Pemegang paspor ini adalah subyek Pasal 4 huruf
c, huruf d, huruf h, dan huruf i, serta Pasal 5, Pasal 21,

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-31-

dan Pasal 25 Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan
e. frasa “Kepala Kantor Imigrasi/Kepala Perwakilan RI”.

Pasal 79
(1) Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 78 berbentuk segi empat dengan ukuran 5
cm x 4 cm (lima centimeter kali empat centimeter).
(2) Format cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak
berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua Belas


Cap Daftar Awak Alat Angkut dan Penumpang

Pasal 80
Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 huruf k dibubuhkan sebagai tanda
pemberian pengesahan pemeriksaan keimigrasian bagi Orang
Asing dan warga negara Indonesia dari wilayah Indonesia
dengan menggunakan Alat Angkut.

Pasal 81
Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 paling sedikit memuat:
a. frasa “INDONESIA IMMIGRATION CLEARANCE”;
b. kata “CHECKED”;
c. kata “SHIP :…”;
d. kata “FLAG :...”;
e. kata “ARRIVAL :...”;
f. kata “DEPARTURE :...”;
g. kata “CREW :...WNA...WNI”;
h. kata “PASSENGER :…WNA...WNI”;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -32-

i. kata “AGENT :...”; dan


j. frasa “Immigration Officer”.

Pasal 82
(1) Cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 berbentuk segi
empat dengan ukuran 6 cm x 4 cm (enam centimeter kali
empat centimeter).
(2) Format cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga Belas


Cap Pemulangan

Pasal 83
Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
huruf l dibubuhkan sebagai tanda pemulangan Orang Asing
dari wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi
di Kantor Imigrasi.

Pasal 84
Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83
paling sedikit memuat:
a. kata “EXIT PASS”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)
days”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan
e. frasa “Immigration Officer”.

Pasal 85
(1) Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter);

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-33-

(2) Format cap pemulangan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VI
CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PENINDAKAN KEIMIGRASIAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 86
Cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e adalah cap
deportasi.

Bagian Kedua
Cap Deportasi

Pasal 87
Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
dibubuhkan sebagai pemberian tindakan administrasi
keimigrasian berupa pengusiran/deportasi Orang Asing dari
wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi di
kantor imigrasi atau di rumah detensi imigrasi.

Pasal 88
Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 paling
sedikit memuat:
a. kata “DEPORTATION”;
b. kata “NO:...”;
c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)
days”;
d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan
e. frasa “Immigration Officer”.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -34-

Pasal 89
(1) Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm
(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).
(2) Format Cap deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VII
STANDARDISASI CAP KEIMIGRASIAN

Pasal 90
(1) Standardisasi Cap Keimigrasian ditentukan oleh Direktur
Jenderal Imigrasi.
(2) Standardisasi Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. fitur pengaman;
b. desain;
c. bentuk dan ukuran; dan
d. warna tinta.

Pasal 91
(1) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. kode cap;
b. jenis huruf; dan
c. jenis angka.
(2) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk mempermudah pemeriksaan dan
mencegah pemalsuan.

Pasal 92
Desain Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
90 ayat (2) huruf b dibuat dengan memperhatikan fitur
pengaman.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-35-

Pasal 93
Bentuk dan ukuran Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 90 ayat (2) huruf c disesuaikan dengan jenis Cap
Keimigrasian.

Pasal 94
(1) Cap Keimigrasian menggunakan warna tinta yang
memiliki fitur pengaman.
(2) Warna tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. hijau;
b. merah; dan
c. biru.
(3) Warna tinta hijau digunakan untuk cap Tanda Masuk.
(4) Warna tinta merah digunakan untuk cap penolakan izin
masuk dan cap deportasi.
(5) Warna tinta biru digunakan untuk seluruh jenis Cap
Keimigrasian kecuali Cap Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).

BAB VIII
PENGELOLAAN CAP KEIMIGRASIAN

Pasal 95
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengelolaan Cap
Keimigrasian yang meliputi tahapan:
a. perencanaan;
b. pengadaan;
c. pendistribusian;
d. penggantian; dan
e. penghapusan.
(2) Pengelolaan Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan untuk menciptakan keseragaman
dan menghindari pemalsuan Cap Keimigrasian.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -36-

Pasal 96
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan perencanaan
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf a.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. menentukan standardisasi Cap Keimigrasian;
b. menginventarisasi kebutuhan Cap Keimigrasian; dan
c. menentukan jumlah Cap Keimigrasian yang akan
dibuat sesuai kebutuhan pada UPT Imigrasi.

Pasal 97
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengadaan Cap
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf b.
(2) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan
jasa.

Pasal 98
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pendistribusian
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
95 ayat (1) huruf c sesuai dengan kebutuhan UPT
Imigrasi.
(2) Dalam hal Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdapat kerusakan, Kepala UPT
mengembalikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi
untuk dilakukan penggantian.

Pasal 99
(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan penghapusan
Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
ayat (1) huruf e yang hilang atau rusak.
(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan pemberitahuan secara tertulis
dari Kepala UPT Imigrasi.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-37-

(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dituangkan dalam berita acara penghapusan Cap
Keimigrasian.
(4) Terhadap Cap Keimigrasian yang hilang, selain
dituangkan dalam berita acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), juga dilakukan pembatalan cap tersebut
dan diumumkan dalam sistem informasi manajemen
keimigrasian.
(5) Terhadap Cap Keimigrasian yang rusak, selain
dituangkan dalam berita acara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), juga dilakukan penggantian.

Pasal 100
(1) Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a, huruf b, dan huruf c hanya digunakan oleh
Pejabat Imigrasi yang diberi wewenang atau petugas
pemeriksa pendaratan yang ditunjuk.
(2) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan
yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas penggunaan Cap Keimigrasian.
(3) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan
penyalahgunaan Cap Keimigrasian, Kepala UPT Imigrasi
melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Imigrasi yang
diberi wewenang atau petugas pemeriksa pendaratan
yang ditunjuk.
(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan
dilaporkan kepada Direktur Jenderal Imigrasi.
(5) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melakukan
penyalahgunaan atau menghilangkan Cap Keimigrasian
dijatuhi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -38-

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 101
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun
2012 tentang Cap Keimigrasian, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 102
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada hari ke 180 (seratus
delapan puluh) terhitung sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-39-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2015
TENTANG
CAP KEIMIGRASIAN

FORMAT CAP KEIMIGRASIAN

A. CAP TANDA MASUK


1. CAP TANDA MASUK VISA KUNJUNGAN;
2. CAP TANDA MASUK VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN;
3. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN;
4. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN KHUSUS WISATA;
5. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN SINGKAT
DIPLOMATIK/DINAS;
6. CAP TANDA MASUK AWAK ALAT ANGKUT;
7. CAP TANDA MASUK PERJALANAN PEBISNIS ASIA PACIFIC ECONOMIC
COOPERATION;
8. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS;
9. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS SAAT KEDATANGAN;
10. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS SAAT KEDATANGAN
YANG JUGA BERLAKU SEBAGAI IZIN MASUK KEMBALI;
11. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS KEMUDAHAN
BEKERJA SAAT BERLIBUR;
12. CAP TANDA MASUK UNTUK WARGA NEGARA INDONESIA, AWAK
ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA, ORANG ASING
PEMEGANG VISA DINAS/DIPLOMATIK, PEMEGANG RE-ENTRY
PERMIT, ATAU SUBJEK KEWARGANEGARAAN GANDA; DAN
13. CAP TANDA MASUK DARURAT.

B. CAP TANDA KELUAR;

C. CAP PENOLAKAN IZIN MASUK

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -40-

D. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL:


1. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN;
2. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS
SEKALIGUS IZIN MASUK KEMBALI;
3. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS
PERAIRAN SEKALIGUS IZIN MASUK KEMBALI;
4. CAP PEMBERIAN IZIN TINGGAL TETAP;
5. CAP IZIN TINGGAL TETAP DENGAN JANGKA WAKTU TIDAK
TERBATAS;
6. CAP PEMBERIAN IZIN MASUK KEMBALI BAGI PEMEGANG IZIN
TINGGAL TETAP;
7. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KEADAAN
TERPAKSA;
8. CAP PENGEMBALIAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN BAGI PEMEGANG
IZIN TINGGAL TERBATAS DAN IZIN TINGGAL TETAP YANG TIDAK
LAGI TINGGAL DI WILAYAH INDONESIA;
9. CAP PENCABUTAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN BAGI ORANG ASING
YANG MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN INDONESIA ATAU
MENINGGAL DUNIA;
10. CAP FASILITAS KEIMIGRASIAN BAGI ANAK
BERKEWARGANEGARAAN GANDA;
11. CAP DAFTAR AWAK ALAT ANGKUT; DAN
12. CAP PEMULANGAN.

E. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PENINDAKAN KEIMIGRASIAN:


1. CAP DEPORTASI.

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-41-

A. CAP TANDA MASUK

1. Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan;

2. Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan Saat Kedatangan;

3. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan;

4. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata;

5. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat Diplomatik/Dinas;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -42-

6. Cap Tanda Masuk Awak Alat Angkut;

7. Cap Tanda Masuk Perjalanan Pebisnis Asia Pasific Economic


Cooperation;

8. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas;

9. Cap Tanda Masuk Visa Tingggal Terbatas Saat Kedatangan;

10. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan sekaligus
dengan Izin Masuk Kembali;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-43-

11. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat
Berlibur;

12. Cap Tanda Masuk untuk Warga Negara Indonesia, Awak Alat Angkut
Warga Negara Indonesia, Orang Asing Pemegang VISA
Dinas/Diplomatik, Pemegang Re-Entry Permit, atau Subjek
Kewarganegaraan Ganda;

13. Cap Tanda Masuk Darurat;

B. CAP TANDA KELUAR;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -44-

C. CAP PENOLAKAN IZIN MASUK;

D. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL;


1. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan;

2. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sekaligus Izin


Masuk Kembali;

3. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan sekaligus


Izin Masuk Kembali;

4. Cap Pemberian Izin Tinggal Tetap;

www.peraturan.go.id
2015, No.1832
-45-

5. Cap Izin Tinggal Tetap dengan Jangka Waktu Tidak Terbatas;

6. Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi Pemegang Izin Tinggal Tetap;

7. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Keadaan Terpaksa;

8. Cap Pengembalian Dokumen Keimigrasian Bagi Pemegang Izin Tinggal


Terbatas dan Izin Tinggal Tetap yang Tidak Lagi Tinggal di Wilayah
Indonesia;

9. Cap Pencabutan Dokumen Keimigrasian bagi Orang Asing yang


Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia atau Meninggal Dunia;

10. Cap Fasilitas Keimigrasian bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda;

ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA

NO: ........................................................

Pemegang paspor ini adalah subjek pasal 4


huruf c, d, h, dan l dan pasal 5, 21, 25 Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

www.peraturan.go.id
2015, No.1832 -46-

11. Cap Daftar Awak Alat Angkut dan Penumpang;

12. Cap Pemulangan;

E. Cap yang Digunakan untuk Penindakan Keimigrasian:


1. Cap Deportasi;

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar.
Wilayah Indonesia. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG
TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 Peraturan


Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan
Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -2-

2011 Tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 87);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR
WILAYAH INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian.
3. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat
TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,
bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai
tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-3-

4. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau


sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik
untuk mengangkut orang maupun barang.
5. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik,
pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot,
atau pengemudi Alat Angkut yang bersangkutan.
6. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.
7. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi
internasional lainnya untuk melakukan perjalanan
antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
8. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah Paspor
Republik Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor
Republik Indonesia.
9. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu.
10. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
selanjutnya disebut Simkim adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi
guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi
keimigrasian.
11. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
12. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -4-

elektronik, yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai


tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah
Indonesia.
13. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan keluar Wilayah
Indonesia.
14. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar
Negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
15. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah
Indonesia untuk waktu singkat dalam rangka kunjungan.
16. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah
Indonesia untuk jangka yang terbatas.
17. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing tertentu untuk bertempat tinggal dan
menetap di Wilayah Indonesia sebagai penduduk
Indonesia.
18. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang Izin
Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk
kembali ke Wilayah Indonesia.
19. Supernumery adalah suami, istri atau anak yang
merupakan keluarga dari nakhoda atau perwira Alat
Angkut laut yang ikut bersama dalam alat angkutnya
yang diperlakukan sebagai penumpang.
20. Supercargo adalah pemilik muatan atau kargo dalam Alat
Angkut laut yang bukan merupakan nahkoda atau awak
Alat Angkut laut yang diperlakukan sebagai penumpang.
21. Superintendent adalah Pengawas Alat Angkut laut yang
bukan merupakan nakhoda atau awak Alat Angkut laut
yang diperlakukan sebagai penumpang.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-5-

22. Tanda Menolak Masuk adalah tanda tertentu berupa cap


yang dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan atau Paspor
Kebangsaan yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai
tanda penolakan masuk ke Wilayah Indonesia.
23. Surat Keterangan Penolakan Masuk adalah surat yang
dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi yang memuat tentang alasan penolakan masuk
ke wilayah Indonesia.
24. Data Biometrik adalah data yang memuat identitas wajah
dan sidik jari pemegang Dokumen Perjalanan.
25. Pencegahan adalah larangan sementara terhadap orang
untuk keluar dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian atau alasan lain yang ditentukan oleh
Undang-Undang.
26. Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing
untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian.
27. Surat Tanda Penerimaan adalah surat yang dikeluarkan
oleh pejabat imigrasi kepada Orang Asing atau warga
negara Indonesia sebagai bukti penarikan Dokumen
Keimigrasian atau Dokumen Perjalanan.
28. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
29. Petugas Pemeriksa Pendaratan adalah pegawai imigrasi
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk
melakukan pemeriksaan terhadap orang yang masuk
atau keluar Wilayah Indonesia.
30. Konter Imigrasi adalah tempat dilakukan tahapan
pemeriksaan keimigrasian di area imigrasi.
31. Kartu Elektronik Sistem Perlintasan Keimigrasian adalah
kartu yang memuat data elektronik yang berisikan jati
diri dan data biometrik pemegangnya yang dapat

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -6-

digunakan sebagai verifikasi dalam proses pemeriksaan


keimigrasian.
32. Area Imigrasi adalah area terbatas yang hanya dapat
dilalui oleh penumpang atau awak Alat Angkut yang akan
keluar atau masuk Wilayah Indonesia atau pejabat dan
petugas yang berwenang.
33. Pas Lintas Batas adalah berupa kartu atau buku yang
berfungsi sebagai bukti identitas diri penduduk daerah
perbatasan sebagai Dokumen Perjalanan pengganti
Paspor dan Visa untuk melakukan lintas batas
tradisional pada daerah perbatasan antara Negara
Republik Indonesia dengan negara tetangga.
34. Penduduk Daerah Perbatasan adalah warga negara
Indonesia yang karena kelahiran, perkawinan, atau
pindah dari daerah lain yang bertempat tinggal secara
sah di daerah perbatasan.
35. Autogate adalah pintu perlintasan elektronik bagi warga
negara Indonesia atau Orang Asing tertentu dalam
pemeriksaan keluar atau masuk wilayah Indonesia.
36. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
37. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.

Pasal 2
(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat
Imigrasi di TPI.
(2) Dalam hal belum terdapat Pejabat Imigrasi pada TPI,
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Pendaratan yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Imigrasi.
(3) Petugas Pemeriksa Pendaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menjalankan tugas dan fungsi sesuai
dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pejabat Imigrasi
sepanjang menyangkut pemeriksaan orang yang masuk
atau keluar Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-7-

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini terdiri atas:
a. penanggung jawab Alat Angkut;
b. tata cara pemeriksaan masuk dan ke luar Wilayah
Indonesia;
c. peneraan cap pemeriksaan Keimigrasian;
d. tata cara penolakan masuk dan keluar Wilayah
Indonesia;
e. pembentukan TPI; dan
f. Area Imigrasi.

BAB II
PENANGGUNG JAWAB ALAT ANGKUT

Bagian Kesatu
Kewajiban dan Larangan bagi Penanggung Jawab Alat angkut

Pasal 4
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang dari luar
Wilayah Indonesia diwajibkan untuk:
a. sebelum kedatangan atau keberangkatan
memberitahukan rencana kedatangan atau
keberangkatan secara tertulis atauelektronik kepada
Pejabat Imigrasi dalam waktu paling lambat 6 (enam)
jam sebelum Alat Angkut reguler tiba dan paling
lambat 48 (empat puluh delapan) jam sebelum Alat
Angkut nonreguler tiba;
b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar awak
Alat Angkut yang ditandatanganinya kepada Pejabat
Imigrasi;
c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera
isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar Wilayah
Indonesia dengan membawa penumpang;
d. melarang setiap orang naik atau turun dari Alat
Angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi sebelum dan
selama dilakukan pemeriksaan Keimigrasian;

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -8-

e. melarang setiap orang naik atau turun dari Alat


Angkut yang telah mendapat penyelesaian
Keimigrasian selama menunggu keberangkatan;
f. membawa kembali keluar Wilayah Indonesia pada
kesempatan pertama setiap Orang Asing yang tidak
memenuhi persyaratan yang datang dengan Alat
Angkutnya;
g. menjamin bahwa Orang Asing yang diduga atau
dicurigai akan masuk Wilayah Indonesia secara
tidak sah untuk tidak turun dari Alat Angkutnya;
dan
h. menanggung segala biaya yang timbul sebagai akibat
pemulangan setiap penumpang dan/atau awak Alat
Angkutnya.
(2) Pemberitahuan kedatangan Alat Angkut militer negara
asing disampaikan oleh Markas Besar Tentara Nasional
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Penanggung Jawab Alat Angkut reguler wajib
menggunakan sistem informasi pemrosesan pendahuluan
data penumpang dan melakukan kerja sama dalam
rangka pemberitahuan data penumpang melalui Simkim.

Pasal 5
Penanggung Jawab Alat Angkut dilarang:
a. membawa penumpang internasional dan domestik dalam
satu Alat Angkut yang sama;
b. membawa orang yang tidak terdapat dalam daftar awak
Alat Angkut dan/atau daftar penumpang; dan
c. membawa orang yang tidak memiliki:
1. Dokumen Perjalanan dan/atau dokumen
Keimigrasian yang sah dan masih berlaku; dan
2. Visa kecuali Orang Asing warga negara dari negara
tertentu yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-9-

Bagian Kedua
Pengenaan Biaya Beban Terhadap
Penanggung Jawab Alat Angkut.

Paragraf 1
Umum

Pasal 6
Setiap Penanggung Jawab Alat Angkut yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
wajib membayar biaya beban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus

Pasal 7
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Seksi Unit disertai dengan
dokumen pendukung untuk dilakukan pemeriksaan.

Pasal 8
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 wajib dibuatkan berita acara pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pada
ayat (1) disampaikan kepada Kepala Bidang Pendaratan
dan Izin Masuk untuk dibuatkan berita acara pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan Keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -10-

Pasal 9
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Bidang
Pendaratan dan Izin Masuk.
(2) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat Angkut
dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak tanggal Keputusan ditandatangani.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditembuskan kepada bendahara penerima.

Pasal 10
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 wajib melakukan pembayaran biaya beban
ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 11
(1) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk melaporkan
pelaksanaan pengenaan biaya beban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 kepada Kepala Kantor Imigrasi
dengan melampirkan bukti pembayaran biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-11-

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang Keimigrasian.

Paragraf 3
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I dan Kelas II

Pasal 12
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas
Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk
dilakukan pemeriksaan.

Pasal 13
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 wajib dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat
(1) disampaikan kepada Kepala Seksi Lalintuskim untuk
dibuatkan berita acara pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.

Pasal 14
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu
Lintas Keimigrasian.
(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas Keimigrasian
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -12-

dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja


terhitung sejak tanggal keputusan ditandatangani.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditembuskan kepada bendahara penerima.

Pasal 15
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 wajib melakukan pembayaran biaya
beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 16
(1) Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian atau Kepala Seksi
Lalintuskim melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya
beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 kepada
Kepala Kantor dengan melampirkan bukti pembayaran
biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, Penanggung Jawab Alat Angkut
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang keimigrasian.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-13-

Paragraf 4
Pemeriksaan pada TPI
di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas Kelas III

Pasal 17
(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan
membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas
Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk
dilakukan pemeriksaan.

Pasal 18
(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 wajib dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat
(1) disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Informasi dan
Sarana Komunikasi untuk dibuatkan berita acara
pendapat.
(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa
pengenaan biaya beban.

Pasal 19
(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu
Lintas dan Status Keimigrasian.
(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut
dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal keputusan ditandatangani.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -14-

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


ditembuskan kepada Bendahara Penerima.

Pasal 20
(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 wajib melakukan pembayaran biaya
beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,
bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara
penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang
ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima
pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan
beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 21
(1) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya beban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 kepada Kepala
Kantor Imigrasi dengan melampirkan bukti pembayaran
biaya beban.
(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan
pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam 19, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keimigrasian.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-15-

BAB III
TATA CARA PEMERIKSAAN KEIMIGRASIAN
MASUK DAN KE LUAR WILAYAH INDONESIA

Bagian Kesatu
Pemeriksaan Keimigrasian Terhadap Orang Asing

Pasal 22
(1) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali
yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; dan
c. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.

(2) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, Orang Asing
yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa juga harus
memiliki tiket kembali atau tiket terusan ke negara lain.

Pasal 23
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang
masuk wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan;
b. melakukan wawancara;
c. memeriksa Visa;
d. memindai Dokumen Perjalanan;
e. mengambil Data Biometrik; dan
f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.
(2) Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, dikecualikan bagi Orang Asing yang dibebaskan
dari kewajiban memiliki Visa.
(3) Selain pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -16-

Tinggal Tetap juga dilakukan pemeriksaan Izin Masuk


Kembali.

Pasal 24
Pemeriksaan Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a meliputi pemeriksaan:
a. fitur pengaman;
b. keabsahan dan masa berlaku Dokumen Perjalanan; dan
c. foto serta identitas yang tertera pada Dokumen Perjalanan
sesuai dengan pemegangnya.

Pasal 25
Wawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
huruf b dilakukan untuk memastikan kesesuaian identitas
pemegang dengan data yang tertera pada Dokumen
Perjalanan.

Pasal 26
Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(1) huruf c bagi:
a. Visa yang diterbitkan di luar negeri, meliputi
pemeriksaan:
1. klasifikasi indeks Visa;
2. fitur pengaman Visa;
3. identitas pemegang Visa dengan data pemegang
yang tercantum dalam Dokumen Perjalanan; dan
4. masa berlaku Visa.
b. Visa yang diterbitkan di TPI pada saat kedatangan,
meliputi pemeriksaan:
1. bukti pembayaran Visa;
2. bukti pembayaran, indeks Visa dan Dokumen
Perjalanan dalam Simkim; dan
3. rekomendasi dari Direktur Jenderal, dalam hal
pemberian Visa saat kedatangan diterbitkan
berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-17-

Pasal 27
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf d dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data
Keimigrasian; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar
Penangkalan.

Pasal 28
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf e dilakukan dengan
mengambil dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.

Pasal 29
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf f dilakukan untuk
memastikan Orang Asing tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.

Pasal 30
Setiap Orang Asing yang keluar Wilayah Indonesia harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. memiliki Izin Masuk Kembali ke Wilayah Indonesia bagi
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap;
c. memiliki izin keluar bagi Orang Asing yang dikenai
tindakan administratif Keimigrasian;
d. memiliki izin kunjungan yang masih berlaku;
e. memiliki tanda bukti pengembalian dokumen;
f. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -18-

Pasal 31
Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang keluar
wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan;
b. melakukan wawancara;
c. memeriksa izin keluar atau Izin Masuk Kembali;
d. memindai Dokumen Perjalanan;
e. mengambil Data Biometrik;
f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 32
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan
masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau
Tanda Keluar pada Dokumen Perjalanan.

Bagian Kedua
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Warga Negara Indonesia

Pasal 33
Setiap warga negara Indonesia yang masuk atau keluar
Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan;
c. tercantum dalam daftar penumpang atau awak Alat
Angkut kecuali bagi kendaraan pribadi dan kendaraan
muatan barang.

Pasal 34
(1) Pemeriksaan keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia dilakukan dengan tahapan:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia;
b. melakukan wawancara;

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-19-

c. memindai Dokumen Perjalanan Republik Indonesia;


dan
d. memeriksa dalam daftar Pencegahan.
(2) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
dengan:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku DPRI; dan
b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada
DPRI dengan pemegangnya.
(3) Wawancarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan apabila diperlukan untuk memperoleh
keyakinan terhadap pemegang DPRI.
(4) Pemindaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang
DPRI;
b. merekam data perlintasan pemegang DPRI; dan
c. memverifikasi data pemegang DPRI dalam daftar
Pencegahan.

Pasal 35
(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam
pemeriksaan Keimigrasian, Petugas Pemeriksa
memberikan persetujuan masuk atau keluar dengan
menerakan Tanda Masuk atau Tanda Keluar pada DPRI.
(2) Persetujuan masuk atau keluar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan juga dalam sistem perlintasan
dengan Simkim, kecuali melalui TPI yang belum
dilengkapi dengan Simkim.

Pasal 36
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -20-

a. tidak memiliki DPRI dan/atau terdapat keraguan


terhadap status kewarganegaraan;
b. DPRI yang:
1. diduga palsu;
2. tidak sesuai dengan pemegangnya;
3. habis masa berlaku; dan/atau
4. rusak.
c. termasuk dalam daftar Pencegahan.

Pasal 37
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a pada saat
pemeriksaan keimigrasian masuk Wilayah Indonesia,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan lanjutan dengan meminta bukti lain yang
sah dan meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah
warga negara Indonesia.
(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga;
c. surat izin mengemudi;
d. akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah,
ijazah, atau surat baptis;
e. DPRI bagi yang pernah memiliki DPRI; dan/atau
f. dokumen pendukung lainnya yang dapat
memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas
status kewarganegaraan Indonesianya.
(3) Dalam rangka melengkapi bukti sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), yang bersangkutan dapat ditempatkan
dalam ruang detensi imigrasi atau rumah detensi
imigrasi.
(4) Dalam hal yang bersangkutan terbukti warga negara
Indonesia, Pejabat Imigrasi memberikan surat keterangan
pemberian Tanda Masuk.
(5) Dalam hal yang bersangkutan terbukti bukan warga
negara Indonesia, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk
menolak masuk ke wilayah Indonesia dan memberikan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-21-

surat keterangan penolakan masuk dan dimasukkan


dalam daftar Penangkalan.

Pasal 38
(1) Dalam hal terdapat permasalahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b angka 1 dan
angka 2, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.
(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai dasar untuk memberikan persetujuan atau
penolakan keluar Wilayah Indonesia.
(3) Dalam hal hasil pemeriksaan membuktikan terdapat
permasalahan Dokumen Perjalanan yang bersangkutan,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib menahan Dokumen
Perjalanan yang bersangkutan dan memberikan surat
tanda penerimaan.
(4) Dalam hal Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk tidak dapat
memberikan Tanda Keluar Wilayah Indonesia,
permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diteruskan kepada Pejabat Imigrasi yang berwenang
untuk mendapatkan keputusan.

Pasal 39
Setiap pemeriksaan Keimigrasian lanjutan terhadap
permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,
disertai dengan pengambilan data secara elektronik yang
meliputi:
a. Data Biometrik meliputi sidik jari dan foto; dan
b. identitas diri.

Pasal 40
(1) Dalam hal DPRI diduga palsu dan/atau tidak sesuai
dengan pemegangnya, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk
wajib melakukan pemeriksaan untuk memperoleh
keterangan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -22-

(2) Jika setelah dilakukan pemeriksaan DPRI terbukti palsu


dan/atau tidak sesuai dengan pemegangnya, Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk wajib:
a. membatalkan Dokumen Perjalanan yang
bersangkutan; dan
b. mengusulkan yang bersangkutan untuk dimasukkan
dalam daftar Pencegahan.

Pasal 41
(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah
Indonesia dengan menggunakan DPRI yang habis masa
berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi dapat langsung
memberikan Tanda Masuk.
(2) Setelah diberikan Tanda Masuk, DPRI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diserahkan kembali kepada yang
bersangkutan untuk memenuhi persyaratan penggantian
DPRI.
(3) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diterakan pada halaman DPRI yang
rusak, terhadap yang bersangkutan diberikan surat
keterangan pemberian Tanda Masuk.
(4) Format surat keterangan pemberian Tanda Masuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 42
(1) Dalam hal warga negara Indonesia yang masuk ke
Wilayah Indonesia terdapat dalam daftar Pencegahan,
Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.
(2) Jika hasil pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
termasuk dalam daftar Pencegahan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk melakukan penarikan DPRI yang bersangkutan
dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-23-

(3) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk menerakan Tanda Masuk


pada DPRI dan memberikan surat tanda penerimaan
penarikan DPRI kepada yang bersangkutan.
(4) Format surat tanda penerimaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Bagian Ketiga
Pemeriksaan Keimigrasian bagi
Anak Berkewarganegaraan Ganda

Pasal 43
Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau keluar
Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan atau daftar
Penangkalan; dan
c. memiliki fasilitas Keimigrasian jika menggunakan Paspor
Kebangsaan.

Pasal 44
(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia harus menggunakan Paspor
yang sama.
(2) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan menggunakan Paspor
Kebangsaan diperlakukan sebagai warga negara
Indonesia jika memiliki fasilitas Keimigrasian.

Pasal 45
(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk Wilayah
Indonesia dengan menggunakan Paspor Kebangsaan
dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa, Izin Tinggal,
dan Izin Masuk Kembali.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -24-

(2) Pembebasan dari kewajiban memiliki Visa, Izin Tinggal,


dan izin masuk kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan bagi anak berkewarganegaraan ganda
yang memiliki fasilitas Keimigrasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 46
Pemeriksaan Keimigrasian bagi anak berkewarganegaraan
ganda yang masuk ke Wilayah Indonesia dilakukan dengan
ketentuan:
a. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki
Paspor Kebangsaan serta fasilitas Keimigrasian,
dilakukan dengan tahapan dan tata cara yang sama
dengan pemeriksaan terhadap warga negara Indonesia.
b. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki
Paspor Kebangsaan dan tidak memiliki fasilitas
Keimigrasian, dilakukan dengan tahapan dan tata cara
yang sama dengan pemeriksaan terhadap Orang Asing.

Bagian Keempat
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Awak Alat Angkut

Pasal 47
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap awak Alat Angkut
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia dilakukan di
Area Imigrasi.
(2) Terhadap penumpang dan awak Alat Angkut transit,
tidak dilakukan pemeriksaan Keimigrasian.
(3) Pada saat transit, penumpang dan awak Alat Angkut
dapat turun dan berada di ruang transit atau tetap
berada di dalam Alat Angkut.

Pasal 48
(1) Awak Alat Angkut laut yang masuk ke Wilayah Indonesia
dengan Alat Angkutnya harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
yang sah dan masih berlaku;

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-25-

b. terdaftar dalam daftar awak kapal; dan


c. tidak masuk dalam daftar Pencegahan atau daftar
Penangkalan.
(2) Awak Alat Angkut transportasi lainnya yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia dengan Alat Angkutnya harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. terdaftar dalam daftar awak Alat Angkut, kecuali
bagi kendaraan pribadi dan kendaraan muatan
barang; dan
c. tidak masuk dalam daftar Pencegahan atau daftar
Penangkalan.

Pasal 49
(1) Awak Alat Angkut laut dapat menggunakan buku pelaut
sebagai pengganti Dokumen Perjalanan.
(2) Buku pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dianggap sebagai Dokumen Perjalanan jika:
a. negara yang mengeluarkan mengakui sebagai
Dokumen Perjalanan; atau
b. negara yang mengeluarkan telah mengadakan
perjanjian bilateral dengan Pemerintah Indonesia.

Pasal 50
Pemeriksaan Keimigrasian bagi awak Alat Angkut dilakukan
dengan mekanisme:
a. memeriksa:
1. Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk
awak Alat Angkut laut;
2. Dokumen Perjalanan dan/atau crew member
certificate untuk awak Alat Angkut udara; atau
3. Dokumen Perjalanan untuk awak Alat Angkut
lainnya.
b. memeriksa daftar awak Alat Angkut kecuali Alat Angkut
darat;
c. memindai Dokumen Perjalanan;
d. mengambil Data Biometrik; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -26-

e. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 51
(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi awak Alat Angkut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a,
dilakukan dengan:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen
Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk awak Alat
Angkut laut; dan
b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada
Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.
(2) Dalam hal terdapat keraguan dalam pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Imigrasi
dapat meminta crew member certificate.
(3) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk
masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.

Pasal 52
(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 huruf b dilakukan dengan
mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat
Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.
(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Alat Angkut.

Pasal 53
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf c, dilakukan dengan mengambil
dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-27-

Pasal 54
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf d dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.

Pasal 55
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 huruf e, dilakukan untuk
memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.
Pasal 56
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
terhadap awak Alat Angkut, Pejabat Pemeriksa menerakan
Tanda Masuk atau Tanda Keluar secara manual dan/atau
elektronik pada Dokumen Perjalanan.

Bagian Kelima
Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Nahkoda, Awak Kapal,
dan Tenaga Ahli Asing

Pasal 57
(1) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan
Alat Angkutnya untuk beroperasi di perairan Nusantara,
laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
yang sah dan masih berlaku;
b. terdaftar dalam daftar awak kapal; dan
c. tidak masuk dalam daftar Penangkalan.
(2) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas
kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan
Alat Angkutnya dan telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat masuk

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -28-

Wilayah Indonesia setelah mendapatkan Tanda Masuk


dari Petugas Pemeriksa di TPI.

Pasal 58
Pemeriksaan Keimigrasian bagi nahkoda, awak kapal, dan
tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apungnya, yang
datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di
perairan Nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dilakukan oleh Petugas
Pemeriksa dengan mekanisme:
a. memeriksa Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut
nahkoda,awak kapal, dan tenaga ahli asing;
b. memeriksa daftar awak kapal;
c. memindai Dokumen Perjalanan;
d. mengambil Data Biometrik; dan
e. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 59
(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi nakhoda, awak
kapal, atau tenaga ahli asing sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf a, dilakukan dengan:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen
Perjalanan; dan
b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada
Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.
(2) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk
masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.

Pasal 60
(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf b dilakukan dengan
mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat
Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.
(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Alat Angkut.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-29-

Pasal 61
Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf c dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan;
c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan
d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.

Pasal 62
(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 huruf d, dilakukan dengan mengambil
dan merekam foto wajah serta sidik jari.
(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang
bersangkutan belum terekam.

Pasal 63
Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf e dilakukan untuk
memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar
Penangkalan.

Pasal 64
(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam
pemeriksaan Keimigrasian terhadap nahkoda, awak
kapal, dan tenaga ahli asing, Petugas Pemeriksa
menerakan Tanda Masuk secara manual dan/atau
elektronik pada Dokumen Perjalanan dan/atau buku
pelaut.
(2) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.

Pasal 65
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Supernumerary,
Supercargo, dan Superintendent, dilakukan dengan tahapan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -30-

dan tata cara yang sama dengan pemeriksaan terhadap


penumpang.
(2) Dalam rangka pemeriksaan keimigrasian, Supernumerary,
Supercargo, dan Superintendent dimuat dalam daftar awak
Alat Angkut atau daftar penumpang dengan disertai
penjelasan atas statusnya.

Bagian Keenam
Pemeriksaan Keimigrasian bagi Pemegang
Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas

Pasal 66
Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia
melalui pos lintas batas wajib memiliki Pas Lintas Batas yang
sah dan masih berlaku.

Pasal 67
(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap setiap orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia melalui pos lintas
batas dilakukan dengan mekanisme:
a. memeriksa surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
b. memindai surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
c. memeriksa dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan.
(2) Dalam hal pemeriksaan daftar Pencegahan atau
Penangkalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan
Simkim, pemeriksaan Pencegahan atau Penangkalan
dilakukan secara manual.
(3) Pemeriksaan surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dilakukan untuk:
a. memastikan keabsahan dan masa berlaku surat
perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-31-

b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada


surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas
dengan pemegangnya.
(4) Pemindaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilakukan untuk:
a. membaca dan merekam data identitas pemegang;
b. merekam data perlintasan; dan
c. memverifikasi data pemegang dalam daftar
Pencegahan atau Penangkalan.
(5) Pemeriksaan dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
untuk memastikan tidak tercantum dalam daftar
Pencegahan atau Penangkalan.

Pasal 68
Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan
masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau
Tanda Keluar pada surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas.

Pasal 69
(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan
Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan
kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. tidak memiliki surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas;
b. terdapat keraguan terhadap status
kewarganegaraan;
c. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas
yang:
1) diduga palsu;
2) tidak sesuai dengan pemegangnya;
3) habis masa berlaku; dan/atau
4) rusak.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -32-

d. termasuk dalam daftar Pencegahan atau


Penangkalan.

Pasal 70
(1) Dalam hal orang yang masuk atau keluar Wilayah
Indonesia tidak memiliki surat perjalanan lintas batas
atau Pas Lintas Batas dan/atau terdapat keraguan
terhadap status kewarganegaraan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk wajib melakukan pemeriksaan lanjutan dengan
meminta bukti lain yang sah dan meyakinkan bahwa
yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia atau
warganegara dari negara yang berbatasan dengan
Indonesia.
(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga;
c. surat izin mengemudi;
d. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas
bagi yang pernah memiliki; dan/atau
e. dokumen pendukung lainnya yang dapat
memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas
status kewarganegaraan Indonesia.
(3) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
adalah warga negara Indonesia atau warga negara dari
negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat
Imigrasi memberikan surat keterangan pemberian Tanda
Masuk atau Tanda Keluar.
(4) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan
bukan warga negara Indonesia atau bukan warga negara
dari negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk menolak masuk atau keluar
wilayah Indonesia dan memberikan surat keterangan
penolakan masuk.

Pasal 71
(1) Dalam hal surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas
Batas diduga palsu dan/atau tidak sesuai dengan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-33-

pemegangnya, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib


melakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.
(2) Jika setelah dilakukan pemeriksaan surat perjalanan
lintas batas atau Pas Lintas Batas terbukti palsu
dan/atau tidak sesuai dengan pemegangnya, Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk wajib:
a. menarik surat perjalanan lintas batas atau Pas
Lintas Batas yang bersangkutan;
b. memberikan surat tanda penerimaan; dan
c. mengusulkan yang bersangkutan untuk
dimasukkan dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan.

Pasal 72
(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah
Indonesia melalui Pos Lintas Batas dengan menggunakan
surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas yang
habis masa berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi
dapat langsung memberikan Tanda Masuk setelah
dilakukan pemeriksaan.
(2) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dapat diterakan pada surat perjalanan
lintas batas atau Pas Lintas Batas yang rusak, terhadap
yang bersangkutan diberikan surat keterangan
pemberian Tanda Masuk.
(3) Surat keterangan pemberian Tanda Masuk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 73
(1) Sarana Transportasi Darat reguler dari luar wilayah
Indonesia yang tiba di Pos Lintas Batas yang telah
ditetapkan sebagai TPI, penumpang dan awaknya wajib
turun dari sarana transportasi darat untuk menuju
ruangan pemeriksaan Keimigrasian.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -34-

(2) Terhadap sarana transportasi darat nonreguler,


penumpang dan awaknya wajib turun dari sarana
transportasi darat menuju ruangan pemeriksaan
Keimigrasian, setelah mendapat izin dari Pejabat Imigrasi
di TPI.

Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang bukan TPI

Pasal 74
Dalam keadaan tertentu, pemeriksaan Keimigrasian dapat
dilakukan di tempat lain yang bukan TPI yang difungsikan
sebagai tempat pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan
persetujuan Direktur Jenderal.

Pasal 75
(1) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 berdasarkan permohonan yang diajukan
oleh Penanggung Jawab Alat Angkut atau Kepala Kantor
Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat berlabuh
atau masuk Wilayah Indonesia bagi Alat Angkut dengan
memuat alasan dan pertimbangan tempat yang
difungsikan sebagai TPI.
(2) Dalam hal diajukan kepada Kepala Kantor Imigrasi,
Kepala Kantor Imigrasi meneruskan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala
Divisi Keimigrasian untuk melakukan pengkajian
dan/atau pertimbangan lebih lanjut.
(3) Kepala Divisi Keimigrasian menyampaikan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah
dilakukan pengkajian dan/atau pertimbangan kepada
Direktur Jenderal.
(4) Direktur Jenderal memberikan keputusan setelah
menerima permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) untuk menyetujui atau menolak.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-35-

(5) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) untuk jangka waktu tertentu paling lama 6
(enam) bulan atau berdasarkan 1 (satu) kali permohonan
untuk 1 (satu) kali pemeriksaan Keimigrasian.

Pasal 76
Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk melakukan
pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74 wajib melaporkan pelaksanaan tugas kepada pejabat
yang berwenang.

Pasal 77
(1) Ketentuan pemeriksaan Keimigrasian terhadap
penumpang dan awak Alat Angkut, yang masuk dan
keluar wilayah Indonesia di tempat lain yang bukan TPI
sama seperti pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di
TPI.
(2) Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian di tempat yang
bukan TPI diberlakukan sama seperti peneraan Cap
Pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di TPI.

Pasal 78
Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang
bukan TPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan Simkim, pemeriksaan
Keimigrasian dilakukan secara manual.

Pasal 79
Ketentuan tentang kewajiban dan larangan bagi Penanggung
Jawab Alat Angkut yang masuk dan keluar Wilayah Indonesia
melalui TPI berlaku juga kepada Penanggung Jawab Alat
Angkut yang datang melalui tempat tertentu yang telah
mendapatkan persetujuan Direktur Jenderal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -36-

Pasal 80
(1) Pemeriksaan Keimigrasian dapat juga dilakukan di atas
Alat Angkut yang sedang dalam perjalanan dari luar
negeri menuju ke Wilayah Indonesia.
(2) Pemeriksaan Keimigrasian di atas Alat Angkut meliputi
pemeriksaan di atas Alat Angkut udara dan Alat Angkut
laut.
(3) Pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan terhadap warga negara Indonesia,
Orang Asing, dan awak Alat Angkut.

Pasal 81
Penanggung Jawab Alat Angkut wajib menyediakan ruangan
atau tempat khusus dan waktu yang cukup untuk melakukan
pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 80.

Pasal 82
(1) Dalam pelaksanaan pemeriksaan Keimigrasian di atas
Alat Angkut, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib
mempersiapkan kelengkapan peralatan yang diperlukan
dan pemutakhiran data Penangkalan sebelum
pelaksanaan tugas.
(2) Pejabat Imigrasi yang akan melakukan pemeriksaan
Keimigrasian di atas Alat Angkut, bergabung dengan Alat
Angkut tersebut dari pelabuhan atau bandara di luar
Wilayah Indonesia.

Pasal 83
(1) Jumlah Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk
melakukan pemeriksaan keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 82 paling sedikit 2 (dua) orang
atau disesuaikan dengan jumlah penumpang.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-37-

(2) Pejabat Imigrasi yang ditugaskan melaporkan


pelaksanaan tugas pemeriksaan Keimigrasian kepada
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk pada kesempatan pertama mendarat di TPI yang
meliputi data penumpang dan awak Alat Angkut, jumlah
penerbitan stiker dan jumlah penerimaan biaya Visa
Kunjungan Saat Kedatangan.

Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Keimigrasian Masuk dan Keluar Wilayah
Indonesia Secara Elektronik Dengan Menggunakan Mesin
Autogate

Pasal 84
(1) Dalam pemeriksaan Keimigrasian di TPI dapat dilakukan
secara elektronik dengan menggunakan mesin Autogate.
(2) Mesin Autogate sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan oleh warga negara Indonesia dan warga
negara asing tertentu.

Pasal 85
(1) Warga negara asing tertentu yang dapat diberikan
Electronic Information System for Immigration Card
merupakan warga negara asing pemegang:
a. Izin Tinggal Terbatas;
b. Izin Tinggal Tetap; dan
c. Visa kunjungan beberapa kali perjalanan.
(2) Elektronic Information System for Imigrasion Card
diberikan kepada warga negara asing tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan warga negara
Indonesia berdasarkan permohonan.

Pasal 86
Pemeriksaan Keimigrasian dengan menggunakan mesin
Autogate dilakukan dengan tahapan:
a. melakukan pemindaian Dokumen Perjalanan dan
boarding pass;

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -38-

b. pengambilan sidik jari dan foto pada mesin Autogate;


c. mesin Autogate merekam data kedatangan atau
keberangkatan yang berlaku sebagai Tanda Masuk atau
Tanda Keluar secara elektronik; dan
d. pintu mesin Autogate terbuka secara otomatis dan proses
pemeriksaan Keimigrasian dinyatakan selesai.

Pasal 87
Jika tahapan pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 86 telah dilakukan, mesin Autogate
secara otomatis melakukan verifikasi yang meliputi:
a. Data Biometrik yang tersimpan dalam kartu elektronik;
b. masa berlaku kartu elektronik;
c. daftar Pencegahan atau Penangkalan;
d. masa berlaku Paspor dan dokumen Keimigrasian atau
Izin Tinggalnya.

Pasal 88
(1) Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion
Card ditolak karena:
a. termasuk dalam daftar Pencegahan atau
Penangkalan;
b. Izin Tinggal di Indonesia melampaui batas yang
ditentukan;
c. Izin Masuk Kembali habis masa berlakunya;
d. Izin kunjungan telah habis masa berlakunya; atau
e. bukan pemegang Elektronic Information System for
Imigrasion Card yang sebenarnya.
(2) Tindakan Keimigrasian dapat dilakukan terhadap
Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion
Card sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 89
Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian secara elektronik dengan
menggunakan mesin Autogate tidak dapat dilaksanakan,
pemeriksaan dilakukan secara manual pada Konter Imigrasi.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-39-

Bagian Kedelapan
Pengenaan Biaya Beban Terhadap Orang Asing

Pasal 90
Pengenaan biaya beban terhadap Orang Asing di TPI
dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Petugas Pemeriksa pada Konter Imigrasi melaporkan
Orang Asing yang dikenakan kewajiban membayar biaya
beban kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk;
b. Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan pemeriksaan
terhadap Orang Asing yang dikenai biaya beban;
c. berdasarkan hasil pemeriksaan Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk memerintahkan Orang Asing untuk membayar
biaya beban dengan mengeluarkan surat perintah
membayar;
d. berdasarkan surat perintah membayar Orang Asing yang
bersangkutan melakukan pembayaran biaya beban
kepada bank persepsi/bendahara penerima
pengganti/petugas yang ditunjuk;
e. bank persepsi/bendahara penerima pengganti/petugas
yang ditunjuk mengeluarkan tanda bukti pembayaran;
f. jika pembayaran dilakukan di bank persepsi Orang
Asing menyampaikan tanda bukti pembayaran kepada
bendahara penerima pengganti/petugas yang ditunjuk;
g. dalam hal pembayaran biaya beban dilakukan melalui
bendahara penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk,
Bendahara Penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk
segera menyetorkan ke kas negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Orang Asing yang telah memiliki tanda bukti
pembayaran, diberikan tanda bertolak oleh Pejabat
Imigrasi.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -40-

Bagian Kesembilan
Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian

Pasal 91
(1) Cap Tanda Masuk berbentuk segi enam diberikan
kepada:
a. warga negara Indonesia;
b. anak berkewarganegaraan ganda; dan
c. Orang Asing pemegang Izin Masuk Kembali.
(2) Cap Tanda Keluar berbentuk segi tiga diberikan kepada
setiap orang yang meninggalkan Wilayah Indonesia.
(3) Tanda Masuk bagi Orang Asing selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan cap sesuai dengan jenis
Visa yang dimiliki.

Pasal 92
(1) Peneraan cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar
dilaksanakan oleh Petugas Pemeriksa jika dalam
pemeriksaan Keimigrasian tidak terdapat permasalahan.
(2) Cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterakan pada Dokumen
Perjalanan.

Pasal 93
(1) Petugas Pemeriksa yang ditunjuk bertanggung jawab
untuk menggunakan dan menyimpan cap pemeriksaan
Keimigrasian.

(2) Cap pemeriksaan Keimigrasian wajib disimpan pada


tempat penyimpanan yang telah ditentukan pada Area
Imigrasi di TPI.

Pasal 94
(1) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan
penyalahgunaan cap pemeriksaan Keimigrasian, Kepala
Unit Pelaksana Teknis Imigrasi melakukan pemeriksaan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-41-

terhadap Petugas Pemeriksa yang menyalahgunakan


dan/atau menghilangkan cap pemeriksaan Keimigrasian.
(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan
pendapat serta dilaporkan kepada Direktur Jenderal
melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
(3) Pejabat Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang merusak, menghilangkan dan/atau
menyalahgunakan cap pemeriksaan Keimigrasian dapat
dijatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 95
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa kunjungan diberikan Tanda Masuk yang
berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 96
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa Kunjungan Saat Kedatangan diberikan
Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan
untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 97
Orang Asing subyek bebas visa kunjungan yang masuk ke
wilayah Indonesia diberikan Tanda Masuk yang berlaku
sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari.

Pasal 98
Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, kapten pilot,
atau awak yang bertugas di Alat Angkut yang sedang berlabuh
atau berada di Wilayah Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, diberikan Tanda Masuk yang

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -42-

berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling


lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 99
Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, awak kapal, atau
tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apung, yang
datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di
perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, diberikan Tanda Masuk
yang berlaku sebagai Izin Tinggal untuk waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.

Pasal 100
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa tinggal terbatas diberikan Tanda Masuk
yang berlaku sebagai Izin Tinggal yang bersifat sementara
untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 101
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan diberikan
Izin Tinggal Terbatas untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari.

Pasal 102
Orang Asing pemegang kartu APEC Bussiness Travel Card
diberikan Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal
Kunjungan untuk waktu paling lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 103
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dalam keadaan
darurat, diberikan Tanda Masuk sebagai Izin Tinggal
Kunjungan untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 104
Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan
menggunakan Visa dinas atau Visa diplomatik dengan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-43-

maksud bertempat tinggal di Wilayah Indonesia diberikan


Tanda Masuk yang berlaku sebagai izin tinggal dinas yang
bersifat sementara untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari.

Bagian Kesepuluh
Penyelesaian Administrasi Pemeriksaan Keimigrasian
Masuk Wilayah Indonesia di TPI

Pasal 105
(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengadministrasian terhadap
pemeriksaan Keimigrasian yang telah selesai
dilaksanakan.
(2) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dengan mekanisme:
a. mencocokkan jumlah penumpang dan awak Alat
Angkut yang dimuat dalam daftar penumpang dan
awak Alat Angkut; dan
b. membubuhi cap Immigration Clearance pada daftar
penumpang dan daftar awak Alat Angkut yang
sudah ditandatangani nakhoda/agen sebanyak 4
(empat) lembar.
(3) Mendistribusikan daftar penumpang dan daftar awak Alat
Angkut yang telah di cap immigration clearance
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b kepada:
a. Penanggung Jawab Alat Angkut sebanyak 1 (satu)
lembar;
b. Kantor Imigrasi yang membawahi TPI sebanyak 1
(satu) lembar;
c. TPI sebanyak 1 (satu) lembar; dan
d. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
sebanyak 1 (satu) lembar.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -44-

BAB IV
PENOLAKAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA

Bagian Kesatu
Tata Cara Penolakan Masuk Wilayah Indonesia

Pasal 106
(1) Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk
masuk Wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing
tersebut:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan
masih berlaku;
c. memiliki dokumen Keimigrasian dan/atau Visa
palsu;
d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa;
e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam
memperoleh Visa;
f. menderita penyakit menular yang membahayakan
kesehatan umum;
g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana
transnasional yang terorganisasi;
h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk
ditangkap dari suatu negara asing;
i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah
Republik Indonesia; atau
j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.
(2) Pejabat Imigrasi juga dapat menolak Orang Asing masuk
ke Wilayah Indonesia dalam hal:
a. tidak tercantum dalam daftar awak Alat Angkut atau
daftar penumpang;
b. tidak memiliki biaya hidup yang cukup selama di
Indonesia;
c. membahayakan keamanan; atau
d. mengganggu ketertiban umum.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-45-

Pasal 107
(1) Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf e sampai
dengan huruf j dan ayat (2) huruf a, huruf c dan huruf d
dilakukan dengan menerakan cap penolakan Tanda
Masuk pada Dokumen Perjalanan.
(2) Cap penolakan Tanda Masuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diterakan dengan tinta berwarna merah.

Pasal 108
Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1) huruf b, huruf d dan ayat (2) huruf
b, dilakukan dengan memberikan surat keterangan
penolakan masuk tanpa menerakan cap Tanda Menolak
Masuk pada Dokumen Perjalanan.

Pasal 109
Orang Asing yang dikenai penolakan masuk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), huruf b sampai dengan
huruf j diusulkan untuk dimasukan dalam daftar
Penangkalan.

Pasal 110
Dalam hal adanya permintaan dari pejabat resmi negara
asing, Pejabat Imigrasi dapat menahan pengguna Dokumen
Perjalanan palsu atau dipalsukan paling lama 24 (dua puluh
empat) jam di Area Imigrasi dalam rangka menunggu
verifikasi.

Pasal 111
(1) Jika dalam pemeriksaan keimigrasian terhadap Orang
Asing terjadi permasalahan, Pejabat Imigrasi wajib
mengarahkan orang yang bersangkutan kepada Pejabat
Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan pemeriksaan.
(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terjadi dalam hal Pejabat Imigrasi menilai Orang Asing
tidak memenuhi persyaratan untuk masuk ke Wilayah

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -46-

Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.

Pasal 112
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap yang masuk kembali ke Wilayah Indonesia
dan izin masuk kembalinya telah habis masa berlaku,
maka izin tinggalnya berakhir.
(2) Terhadap Orang Asing yang izin masuk kembalinya telah
habis masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pejabat Imigrasi di TPI:
a. menarik Kartu Izin Tinggalnya untuk dikembalikan
kepada kantor imigrasi yang menerbitkan;
b. menulis keterangan tidak berlaku berupa frasa
“void” pada cap izin tinggalnya yang terdapat pada
Dokumen Perjalanan.
(3) Dalam hal penarikan izin tinggal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pejabat Imigrasi di TPI dapat memberikan
Tanda Masuk atau penolakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 113
Dalam hal jangka waktu Dokumen Perjalanan yang digunakan
kurang dari 6 (enam) bulan, Pejabat Imigrasi memberikan
surat keterangan penolakan masuk tanpa menerakan cap
tanda menolak masuk pada Dokumen Perjalanan.

Pasal 114
(1) Dalam hal Pejabat Imigrasi menolak Orang Asing,
Penanggung Jawab Alat Angkut wajib membawa kembali
keluar Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama ke
negara tempat keberangkatan terakhir.
(2) Orang Asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditempatkan dalam pengawasan sementara
menunggu proses pemulangan yang bersangkutan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-47-

Bagian Kedua
Tata Cara Penempatan Orang Asing yang Ditolak Masuk

Pasal 115
(1) Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada
kesempatan pertama, dapat ditempatkan pada ruang
detensi imigrasi di TPI.
(2) Dalam hal ruang detensi imigrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum ada, Orang Asing yang tidak dapat
dipulangkan pada kesempatan pertama dapat
ditempatkan di ruang pengawasan sementara atau di
ruang area transit.
(3) Dalam hal ruang pengawasan sementara atau di ruang
area transit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum
tersedia, Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada
kesempatan pertama dapat ditempatkan dalam ruangan
kantor imigrasi atau pos imigrasi.

Pasal 116
(1) Apabila ruangan atau tempat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 115 tidak ada, Orang Asing yang tidak dapat
dipulangkan pada kesempatan pertama dapat
ditempatkan ditempat lain atas persetujuan Kepala
Kantor Imigrasi.
(2) Penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan surat
pendetensian disertai dengan alasan pendetensian;
dan
b. Pejabat Imigrasi menunjuk petugas untuk
melakukan pengawasan deteni melalui surat
perintah.

Pasal 117
(1) Dalam hal penempatan Orang Asing sebagaimana
dimaksud dalam pasal 116 ayat (1) telah melebihi waktu
30 (tiga puluh) hari dan belum dapat dipulangkan,

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -48-

Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk dapat memindahkan yang


bersangkutan ke rumah detensi imigrasi.
(2) Ketentuan pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan ketentuan pemindahan deteni.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penolakan Keluar Wilayah Indonesia

Pasal 118
Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk keluar
wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas
permintaan pejabat yang berwenang;
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan; atau
d. masih mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus
diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 119
Pejabat Imigrasi dapat menolak Warga Negara Indonesia
untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal Warga Negara
Indonesia tersebut:
a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas
permintaan pejabat yang berwenang; atau
c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan.

BAB V
PEMBENTUKAN TPI

Bagian Kesatu
TPI

Pasal 120
(1) Setiap wilayah kerja kantor imigrasi dapat dibentuk TPI.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-49-

(2) Pembentukan TPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri.

Pasal 121
(1) Pembentukan TPI sebagaimana dimaksud dalam pasal
120 ayat (1) dilakukan berdasarkan usulan dari Kepala
Kantor Imigrasi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:
a. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status
pelabuhan internasional;
b. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan
c. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis,
atau Kementerian Luar Negeri, terkait dengan
pertimbangan keamanan.
(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri.
(4) Menteri memerintahkan Direktur Jenderal untuk
melakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui
ketersediaan Area Imigrasi dan fasilitas pendukungnya
sesuai dengan standar Area Imigrasi yang telah
ditentukan.

Pasal 122
(1) Atas perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121
ayat (4) Direktur Jenderal melakukan telahaan yang
memuat:
a. pertimbangan legalitas;
b. pertimbangan potensi dan kerawanan
keimigrasian; dan
c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,
demografi dan letak geografis.
(2) Setelah dilakukan penelahaan, Direktur Jenderal
menyampaikan rekomendasi kepada Menteri dengan
melampirkan telaahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -50-

(3) Menteri memberikan keputusan sesuai dengan


rekomendasi Direktur Jenderal.

Pasal 123
Menteri dapat mencabut penetapan suatu tempat sebagai TPI
dalam hal:
a. tempat tersebut dicabut statusnya sebagai perlintasan
keluar masuk Wilayah Indonesia oleh instansi terkait;
b. tidak memenuhi persyaratan sebagai TPI; dan
c. tidak terdapat perlintasan orang dalam jangka waktu 1
(satu) tahun terakhir.

Pasal 124
(1) Dalam hal tidak tersedianya sarana dan prasarana
pendukung sebagai TPI, Kepala Kantor Imigrasi
mengusulkan kepada pengelola bandar udara, pelabuhan
laut dan perbatasan darat untuk menyediakan sarana
dan prasarana pendukung sesuai dengan standard TPI.
(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak usul
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), standar Area
Imigrasi tidak dapat dipenuhi, Kepala Kantor Imigrasi
menyampaikan usulan Pencabutan Status TPI.

Bagian Kedua
Tempat Lain yang Difungsikan Sebagai TPI

Pasal 125
(1) Dalam keadaan tertentu tempat lain yang bukan TPI
dapat difungsikan sebagai tempat pemeriksaan
Keimigrasian yang bersifat sementara.
(2) Tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pelabuhan laut
b. pelabuhan umum; dan
c. pelabuhan khusus.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-51-

(3) Tempat lain yang difungsikan sebagai tempat


pemeriksaan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 126
(1) Penetapan tempat lain yang difungsikan sebagai tempat
pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan usulan dari
Kepala Kantor Imigrasi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:
a. permohonan dari pemerintah daerah atau
perusahaan;
b. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status
pelabuhan;
c. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan
d. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis
atau Kementerian Luar Negeri terkait dengan
pertimbangan keamanan.
(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Direktur Jenderal.
(4) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan peninjauan
lapangan untuk mengetahui ketersediaan Area Imigrasi
dan fasilitas pendukungnya sesuai dengan standar Area
Imigrasi yang telah ditentukan.

Pasal 127
(1) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan telahaan yang
memuat:
a. pertimbangan legalitas;
b. pertimbangan potensi dan kerawanan
Keimigrasian; dan
c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,
demografi dan letak geografis;
(2) Setelah dilakukan penelahaan, Pejabat Imigrasi yang
Ditunjuk menyampaikan rekomendasi kepada Direktur

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -52-

Jenderal dengan melampirkan telaahan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1).
(3) Direktur Jenderal menetapkan keputusan sesuai dengan
rekomendasi Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk.

Pasal 128
(1) Keputusan Direktur Jenderal harus mencantumkan
jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat
pemeriksaan keimigrasian.
(2) Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal,
difungsikannya tempat lain sebagai tempat pemeriksaan
keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dihentikan sebelum jangka waktu yang tercantum dalam
Keputusan Direktur Jenderal berakhir.
(3) Jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat
pemeriksaan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
(4) Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal.

Bagian Ketiga
Pos Lintas Batas

Pasal 129
(1) Penetapan suatu tempat sebagai Pos Lintas Batas oleh
Menteri dilakukan setelah tempat tersebut ditetapkan
dalam perjanjian lintas batas antara Pemerintah Republik
Indonesia dan pemerintah negara tetangga.
(2) Menteri menetapkan standardisasi Area Imigrasi pada Pos
Lintas Batas negara.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-53-

BAB VI
AREA IMIGRASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 130
Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dalam rangka
pelaksanaan fungsi Keimigrasian di TPI perlu ditetapkan
standardisasi Area Imigrasi.
Pasal 131
(1) Area Imigrasi, meliputi:
a. area keberangkatan; dan
b. area kedatangan.
(2) Area keberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan area yang dimulai dari tempat
antrean pemeriksaan Keimigrasian pada keberangkatan
sampai dengan Alat Angkut.
(3) Area kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan area dari Alat Angkut sampai dengan
konter pemeriksaan Keimigrasian pada kedatangan.
(4) Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi
pendukung Simkim.
(5) Standardisasi perangkat teknologi informasi pendukung
Simkim ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.
(6) Tata ruang Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua
Area Kedatangan pada Area Imigrasi

Pasal 132
(1) Area kedatangan meliputi:
a. ruang antrean penumpang;
b. konter pemeriksaan;
c. ruang utama; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -54-

d. ruang pendukung.
(2) Ruang antrean penumpang pada area kedatangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;
b. garis kuning pembatas antrian dengan konter
pemeriksaan;
c. layar monitor informasi pada masing-masing konter
pemeriksaan.
d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean
penumpang dengan area publik.
(3) Konter pemeriksaan pada area kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;
b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;
c. konter pemeriksaan Orang Asing;
d. konter pemeriksaan Autogate;
e. konter supervisor;
f. kaca pembatas yang membatasi antara Area Imigrasi
dengan area publik; dan
g. ruang atau konter pelayanan dan pembayaran Visa
on Arrival.
(4) Ruang utama pada area kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. ruang pemeriksaan lanjutan;
b. ruang kepala unit;
c. ruang server;
d. ruang wiring closet;
e. ruang kontrol;
f. ruang laboratorium forensik;
g. ruang deteni dan toilet deteni sesuai jenis kelamin;
h. ruang tata usaha;
i. toilet petugas;
j. loker penyimpanan cap Keimigrasian;
k. ruang pelayanan khusus bagi very importand person
dan orang berkebutuhan khusus; dan
l. meja untuk pengisian Dokumen Perjalanan, kartu
imigrasi dan pemberitahuan pabean.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-55-

(5) Ruang pendukung meliputi:


a. ruang istirahat;
b. ruang arsip;
c. ruang makan dan dapur; dan
d. ruang rapat.
(6) Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
dilengkapi dengan perabotan yang disediakan oleh
pengelola.
(7) Setelah konter supervisor harus terdapat pembatas kaca
antara Area Imigrasi dengan area publik.
(8) Ketersediaan pasokan listrik dan koneksitas jaringan
teknologi informasi tersendiri sangat diperlukan dalam
menunjang pemeriksaan keimigrasian di Area
Kedatangan.

Bagian Ketiga
Area Keberangkatan pada Area Imigrasi

Pasal 133
(1) Area keberangkatan meliputi:
a. ruang antrean penumpang;
b. konter pemeriksaan;
c. ruang utama; dan
d. ruang pendukung.
(2) Ruang antrean penumpang pada area keberangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;
b. garis kuning pembatas antrian dengan konter
pemeriksaan;
c. layar monitor informasi pada masing-masing konter
pemeriksaan; dan
d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean
penumpang dengan area publik.
(3) Konter pemeriksaan pada area keberangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;
b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -56-

c. konter pemeriksaan Orang Asing;


d. konter pemeriksaan Autogate;
e. konter pemeriksaan supervisor; dan
f. kaca pembatas antara ruang antrean penumpang
dengan Area Imigrasi menuju alat angkut.
(4) Ruang utama pada area keberangkatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. ruang pemeriksaan lanjutan;
b. ruang kepala bidang;
c. ruang sirkuit kabel;
d. ruang kontrol;
e. ruang tata usaha;
f. ruang tunggu sementara
g. toilet petugas;
h. ruang pelayanan khusus bagi very importand person
dan orang berkebutuhan khusus; dan
i. loker petugas.
(5) Ruang pendukung pada area keberangkatan, meliputi:
a. ruang istirahat;
b. ruang arsip;
c. ruang makan dan dapur; dan
d. ruang rapat.
(6) Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
dilengkapi dengan perabotan yang disediakan oleh
pengelola.
(7) Ketersediaan pasokan listrik dan koneksitas jaringan
teknologi informasi tersendiri sangat diperlukan dalam
menunjang pemeriksaan keimigrasian di area
keberangkatan.

Pasal 134
(1) Ruang antrean penumpang, konter pemeriksaan, dan
ruang utama wajib disediakan oleh pengelola bandara,
pelabuhan laut atau perbatasan.
(2) Ruang pendukung disediakan oleh pengelola dengan
menyesuaikan klasifikasi bandar udara, pelabuhan laut,
perbatasan darat, dan Pos Lintas Batas.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-57-

(3) Luas ruang antrean penumpang, ruang utama, dan ruang


pendukung dapat disesuaikan dengan kondisi bangunan
terminal atau pos lintas batas.
(4) Standardisasi konter pemeriksaan imigrasi terdiri dari
ukuran, bentuk, desain dan bahan.
(5) Standardisasi ruang utama dan ruang pendukung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri Ini.
(6) Standardisasi Konter Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.

Pasal 135
(1) Fasilitas pada area keberangkatan dan area kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 dan Pasal 134
wajib disediakan oleh pengelola bandar udara, pelabuhan
laut, atau Pos Lintas Batas.
(2) Perangkat teknologi informasi pendukung Simkim
disediakan oleh Direktorat Jenderal.
(3) Pengelola bandar udara, pelabuhan laut, atau pos lintas
batas harus menyediakan daya listrik yang cukup yang
menjamin koneksitas jaringan simkim pada Area Imigrasi
dengan pusat data Keimigrasian pada Direktorat
Jenderal.

Bagian Kedua
Tata Cara Penggeledahan di Area Imigrasi

Pasal 136
(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan penggeledahan
terhadap penumpang di Area Imigrasi.
(2) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan
Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.
(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan terhadap badan dan barang bawaan

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -58-

penumpang dan dapat dilanjutkan dengan proses


penyelidikan Keimigrasian.

Pasal 137
(1) Penggeledahan dilakukan oleh paling sedikit 1 (satu)
orang petugas dan disaksikan oleh 2 (dua) orang petugas
lainnya di ruang pemeriksaan lanjutan yang terdapat
pada Area Imigrasi.
(2) Ruang pemeriksaan lanjutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. memiliki penerangan yang cukup;
b. memiliki kamera closed circuit television; dan
c. memiliki perekam suara.
(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menggunakan alat bantu pendeteksi Dokumen
Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.
(4) Penggeledahan dilakukan berdasarkan surat perintah
yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi yang berwenang.
(5) Hasil penggeledahan dimuat dalam berita acara
penggeledahan yang ditandatangani oleh petugas yang
melakukan penggeledahan dan petugas saksi.
(6) Setelah menerima berita acara penggeledahan petugas
penggeledah, atasan petugas penggeledah membuat
berita acara pendapat yang memuat kesimpulan
penggeledahan dan usulan tindak lanjut kepada Pejabat
Imigrasi yang berwenang.
(7) Pejabat Imigrasi yang berwenang memberikan keputusan
terhadap hasil penggeledahan.

Pasal 138
(1) Penggeledahan yang dilakukan terhadap badan, meliputi:
a. badan dan anggota badan; dan
b. pakaian dan aksesoris yang dikenakan.
(2) Penggeledahan terhadap badan dan anggota badan wajib
dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin yang sama
dengan orang yang digeledah.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-59-

Pasal 139
Dalam hal petugas menduga terdapat Dokumen Perjalanan
dan/atau identitas diri yang disembunyikan di dalam bagian
tertentu barang bawaannya, dapat dilakukan pembukaan
secara paksa setelah mendapat persetujuan dari atasan
langsung.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 140
(1) Setiap Orang yang sedang menjalani pemeriksaan
Keimigrasian oleh Petugas Pemeriksa pada saat keluar
atau masuk Wilayah Indonesia wajib mematuhi tata tertib
pemeriksaan Keimigrasian.
(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain:
a. antri saat dilakukan pemeriksaan di Konter Imigrasi;
b. dilarang mengambil gambar, menggunakan telepon
genggam, menggunakan penutup kepala, dan
menggunakan kacamata hitam pada saat dilakukan
pemeriksaan di Konter Imigrasi; dan
c. mengikuti arahan Petugas Pemeriksa dalam rangka
menjaga ketertiban proses pemeriksaan.
(3) Terhadap pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang
Asing yang bersangkutan masuk ke Wilayah Indonesia.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 141
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengelola
tempat lain yang diberikan izin sebagai TPI yang telah
melakukan kegiatan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku
wajib mengajukan permohonan penetapan menurut ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -60-

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 142
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Petunjuk
Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 143
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-61-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2015
TENTANG
TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH
INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

A. SURAT TANDA PENERIMAAN

Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -62-

B. SURAT KETERANGAN TANDA MASUK

Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-63-

C. SURAT KETERANGAN PEMBERIAN TANDA MASUK

Ukuran Kertas:
14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -64-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-65-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -66-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-67-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -68-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-69-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -70-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-71-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -72-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-73-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -74-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-75-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -76-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-77-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -78-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-79-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -80-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834
-81-

www.peraturan.go.id
2015, No.1834 -82-

www.peraturan.go.id
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1186
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNA DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB
4. 2011 tentang Keimigrasian; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan
5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
6. M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
7. Keluar Wilayah Indonesia;
8. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan
Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.
9.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer
2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat
Kepala kantor Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk

kelengkapan
Konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas

Tidak Dalam pemeriksaan pas


Verifikasi
Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara pas lintas lintas batas dapat
pas lintas keabsahan
2. batas sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit dimintakan kartu
asing dengan pas lintas batas yang dimiliki batas pas lintas identitas sebagai data
batas dukung
Ya

Data
Menuliskan data warga negara asing pada buku perlintasan
3. Ouput Lantaskim Buku register 1 menit
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku
register

Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar Ya Hasil verifikasi
Daftar
4. Petugas loket
Cekal? Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik daftar
pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal pencegahan pencegahan

Tidak Apabila tidak disetujui


Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Ya Tidak Keputusan berangkat dilakukan
disetujui pas lintas penundaan penyelesaian
5. warga negara asing dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput
berangkat?
Lantaskim tunda
Wasdakim 10 menit atas ketidak keberangkatan dan
batas
konter sesuaian dikoordinasikan dengan
Kepala kantor imigrasi

Cap tanda Pas lintas batas yang telah


diterakan cap tanda keluar
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas keluar dan
6. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik dan paraf petugas
pas lintas batas batas paraf diserahkan kembali kepada
petugas warga negara asing

Daftar
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian Laporan Rekapitulasi kegiatan
penumpang 1 hari
7. Ouput Lantaskim Wasdakim kegiatan di dilaksanakan secara
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB dan buku
PLB manual
siskarinfo
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


Dasar Hukum :
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Pas Lintas Batas Bagi
Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkatan Keimigrasian Keberangkatan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNA di Pos Lintas
lintas dan pengaturan teknis asing (WNA) Batas (PLB)
Status dan Keimigrasian
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara asing pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal,
dan menerakan cap tanda keluar pada pas lintas batas yang dimiliki warga
negara asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas


Warga negara asing menyerahkan pas lintas batas kepada petugas konter;
2. Penerimaan pas lintas batas
a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas
lintas batas yang terdiri atas warga negara asing dan yang mengikuti;
b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:
a) nomor register
b) tempat dan tanggal pengeluaran
c) masa berlaku kartu
d) cap dan tanda tangan petugas Pos Lintas Batas yang
mengeluarkan;
(2) Kesesuaian data warga negara asing dan pengikut, meliputi:
a) nama
b) tempat dan tanggal lahir
c) jenis kelamin
d) pas foto
e) ciri-ciri khusus warga negara asing

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) Nomor register
(2) Tempat dan Tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar
pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal;
c. menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara asing.
2. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1187
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN
NAMA SOP IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3.Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4.Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
5.2011 tentang Keimigrasian;
6.Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
7. M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
8. Keluar Wilayah Indonesia;
9. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.
10.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Kelengkapan TPI yang berfungsi
Konter DPRI dan data DPRI sebagai PLB dapat
1. Menerima DPRI dan boarding pass Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dan boarding menggunakan pas
boading pass
pass lintas batas

Tidak Dalam pemeriksaan


Verifikasi DPRI dapat
Memeriksa identitas warga negara Indonesia yang DPRI sah?
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 1 menit keabsahan dimintakan kartu
disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki DPRI identitas sebagai
data dukung

Mengarahkan warga negara Indonesia yang diragukan Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi
Ya juga membuat
3. keabsahan DPRInya kepada pejabat imigrasi yang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 2 menit ketidak
rekapitulasi
ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian

Data hasil koreksi data pada


4. Melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia pindai Ouput Lantaskim Insarkom DPRI 1 menit pindai DPRI sistem bila perlu

warga negara
Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar Daftar Indonesia tidak dapat
5. Tangkal?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
ditolak masuk ke
penangkalan melalui sistem penangkalan
penangkalan
Indonesia

Mengarahkan warga negara Indonesia yang Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi
Daftar juga membuat
6. teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
penangkalan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Keputusan ditindaklanjuti pada
7. warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 10 menit atas ketidak SOP Penanganan
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI

Cap tanda DPRI yang telah


diterakan cap tanda
Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada masuk dan
8. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 30 detik masuk dan paraf
DPRI warga negara Indonesia paraf petugas diserahkan
petugas kembali kepada WNI

Daftar Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian penumpang dilaksanakan secara
9. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku
TPI
eletronik dan/atau
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN
WARGA NEGARA INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNI di Tempat
lintas dan pengaturan teknis Indonesia (WNI) Pemeriksaan
Status dan Keimigrasian Imigrasi (TPI)
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang lalu lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor


Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass warga negara Indonesia,
memeriksa boarding pass dan identitas warga negara Indonesia yang
disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia,
memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar penangkalan melalui
sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk
dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI dan boarding pass


Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI dan boarding pass kepada
petugas konter;
2. Penerimaan DPRI dan boarding pass kepada petugas konter
a. Petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan
nama warga negara Indonesia;
b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan DPRI, meliputi:
a) nomor DPRI
b) desain pengaman DPRI
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:
a) Nama
b) tempat dan tanggal Lahir
c) jenis kelamin
d) foto
e) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara
indonesia.

Langkah Utama : 1. Pemindaian DPRI dengan menggunakan sistem BCM


a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine
Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data
(1) nomor DPRI
(2) tipe DPRI
(3) negara yang mengeluarkan
(4) tanggal habis berlaku
(5) nama depan
(6) nama keluarga
(7) jenis kelamin
(8) tanggal lahir
(9) kewarganegaraan
b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:
(1) data DPRI
(2) data pergerakan terakhir penggunaan DPRI
(3) data penangkalan pada daftar cegah tangkal
2. Peneraan cap tanda masuk
Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI
yang dimiliki warga negara Indonesia.
3. Penyerahan DPRI
Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan
cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1188
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB
4. 2011 tentang Keimigrasian;
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan
5. Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
7. Keluar Wilayah Indonesia;
Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan
8. PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer
2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat
Kepala kantor Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk

Kesesuaian
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas

Tidak Dalam pemeriksaan


Verifikasi
pas lintas batas
Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara pas lintas
pas lintas keabsahan
2. batas sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit dapat dimintakan
Indonesia dengan pas lintas batas yang dimiliki batas pas lintas
kartu identitas
batas
Ya sebagai data dukung
Data
Menuliskan data warga negara Indonesia pada buku buku register 1 menit perlintasan
3. Ouput Lantaskim
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku
register

Memeriksa data warga negara Indonesia pada buku Ya Hasil verifikasi


daftar
4. Petugas
Cegah?loket Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik daftar
daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal pencegahan pencegahan

Apabila tidak disetujui


Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Ya Tidak Keputusan berangkat dilakukan
disetujui pas lintas penundaan penyelesaian
5. warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas Tidak
Petugas loket Ouput
berangkat?
Lantaskim tunda
Wasdakim atas ketidak keberangkatan dan
batas
konter sesuaian dikoordinasikan dengan
Kepala kantor imigrasi

Cap tanda Pas lintas batas yang telah


Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas diterakan cap tanda keluar
30 detik keluar dan
6. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim batas dan
paraf
dan paraf petugas
pas lintas batas paraf petugas diserahkan kembali kepada
petugas warga negara Indonesia

Laporan
Rekapitulasi kegiatan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian kegiatan di
7. Ouput Lantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari dilaksanakan secara
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB PLB
manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA INDONESIA
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan PLB Bagi Warga Negara
Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkatan Keimigrasian Keberangkatan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNI di Pos Lintas
lintas dan pengaturan teknis Indonesia (WNI) Batas (PLB)
Status dan Keimigrasian
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara Indonesia pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi
cekal, dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas


Warga negara Indonesia menyerahkan pas lintas batas kepada petugas
konter;
2. Penerimaan pas lintas batas
a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas
lintas batas yang terdiri atas warga negara Indonesia dan yang
mengikuti;
b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:
a) kode jenis
b) kode negara
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku kartu
e) kantor yang mengeluarkan
f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang
mengeluarkan
(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:
a) nama lengkap
b) tempat dan tanggal lahir
c) kewarganegaraan
d) jenis Kelamin
e) pas foto
f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara
Indonesia.
Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara Indonesia pengguna pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) Nomor register
(2) Kode desa perbatasan
(3) Tempat dan tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara Indonesia pada buku
daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal;
2. Peneraan cap tanda keluar
menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas yang
dimiliki warga negara Indonesia.
3. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara
Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.02-1189
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING DI TEMPAT
NAMA SOP PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;
2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
5. HAM; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Keimigrasian;
7. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
8. dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003
tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah
9. beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang
Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat
Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang
10. telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat
Kedatangan;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
11. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah
12. Indonesia;
Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border
13. Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Pemberian VKSK 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Dokjal, Visa, TPI yang berfungsi
Menerima dokumen perjalanan, Visa, vaucer VKSK, kelengkapan
vaucer VKSK,
Konter dokjal, kartu A/ sebagai PLB dapat
1. boarding pass, kartu A/D, dan tiket perjalanan kembali Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom tiket, boading 30 detik D, dan menggunakan pas
ke negara asal atau negara lain. pass, dan kartu
boarding pass lintas batas
A/D

Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan, Izin Tidak Dokumen Verifikasi Kartu A/D diisi oleh
Perjalanan, keabsahan dan
2. Tinggal, dan kelengkapan pengisian kartu A/D yang Dokjal sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit masa berlaku
Orang Asing sesuai
Izin Tinggal,
disesuaikan dengan data Orang Asing Dokim data pada Dokjal
dan kartu A/D
Ya
Kesesuaian
Ya Peraturan Presiden
Memeriksa apakah Orang Asing yang bersangkutan subyek Dokumen subyek
3. Petugas
BVKS?loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
Perjalanan
30 detik
negara
RI Nomor 43 Tahun
merupakan subyek dari negara BVKS 2011
BVKS
Tidak

Dokumen Verifikasi
Ya
memliki Visa keabsahan dan
4. Memeriksa Visa yang dimiliki oleh Orang Asing Petugas loket
Tidak
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Perjalanan 30 detik masa berlaku
dan Visa Visa

Ya
Ya Dokumen Kesesuaian
Peraturan Menteri
Memeriksa vaucer VKSK bagi Orang Asing yang Memiliki
subyek Perjalanan subyek
5. Petugas loket
vaucer
VKSK?
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
dan vaucer
30 detik
negara
Hukum dan HAM
merupakan subyek dari negara VKSK VKSK?
Nomor 9 Tahun 2012
VKSK VKSK
Tidak Tidak
Petugas Pembayaran stiker
Mengarahkan Orang Asing dari negara subyek VKSK ke Dokumen Bank VKSK sesuai
6. Petugas loket selesai
Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit
Peraturan Pemerintah
Bank Persepsi apabila belum memiliki VKSK Perjalanan menerima
Orang Asing Nomor 38 Tahun 2009
Dokumen
Kesesuaian
Memeriksa Izin Masuk Kembali yang dimiliki oleh Orang
Tidak Perjalanan
memiliki Izin penggunaan
7. Masuk Ouput Lantaskim Insarkom dan Izin 30 detik
Asing Kembali?
Masuk
Izin Masuk
Kembali
Kembali
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing bukan dari negara subyek Rekapitulasi juga membuat
Dokumen
8. VKSK, tidak memiliki Visa, atau Izin Masuk Kembali ke Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Tidak Dokumen
Hasil
Memeriksa tiket perjalanan kembali ke negara asal atau Memiliki tiket Perjalanan
9. kembali?
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit penelitian Ouput
negara lain dan boarding
masalah
pass
Ya
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang tidak dapat P/2 H/2 Rekapitulasi juga membuat
Dokumen
10. menunjukkan tiket perjalanan kembali ke negara asal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan
atau negara lain ke pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut

P/1 H/1
Data hasil
Melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Dokumen pindai koreksi data pada
11. Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit
Asing Perjalanan dokumen sistem bila perlu
perjalanan

Ya Hasil
Memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan Daftar
12. Petugas loket
tangkal? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit verifikasi
melalui sistem penangkalan
cekal
Tidak
Dokumen Stiker VKSK
Melakukan pemindaian vaucer VKSK, print out stiker perjalanan, yang diterkan
13. VKSK, pindai stiker VKSK, dan menerakan stiker VKSK Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom vaucer VKSK, 2 menit pada
pada dokumen perjalanan dan stiker dokumen
VKSK perjalanan
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam Rekapitulasi juga membuat
Daftar
14. daftar penangkalan kepada pejabat imigrasi yang Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
penangkalan
ditunjuk sesuaian permasalahan Orang
Asing
Penanganan
Dokumen Keputusan ditindaklanjuti pada
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap
15. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Perjalanan atas ketidak SOP Penanganan
Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konter dan tiket sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI

Dokumen Cap tanda dokjal yang telah diterakan


Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada selesai cap tanda masuk dan paraf
16. Ouput Lantaskim Wasdakim Perjalanan dan 30 detik masuk dan petugas diserahkan kembali
dokumen perjalanan dan kartu A/D Orang Asing kartu A/D paraf petugas kepada Orang Asing

Daftar Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian penumpang dilaksanakan secara
17. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku
TPI
eletronik dan/atau
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Dasar Hukum :
Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif
atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan HAM;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
6. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan
Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas
Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan
Singkat;
7. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun
2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa
Kunjungan Saat Kedatangan;
9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
10. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
11. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi


No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Orang Asing Orang Asing di
lintas dan pengaturan teknis Tempat
Status dan Keimigrasian Pemeriksaan
Keimigrasian pengamanan serta Imigrasi (TPI)
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan
boarding pass Orang Asing dan memeriksa boarding pass serta identitas Orang
Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan Izin Tinggal yang
dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing,
memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan melalui sistem Border
Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing.
Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan
penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan dan boarding pass


Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan dan boarding pass kepada
petugas konter;
2. Penerimaan dokumen perjalanan dan boarding pass oleh petugas konter
a. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan
pemeriksaan
(1) Keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:
a) nomor dokumen perjalanan
b) desain pengaman dokumen perjalanan
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Kesesuaian data Orang Asing dan pengikut, meliputi:
a) nama
b) tempat dan tanggal lahir
c) jenis kelamin
d) foto
e) tanda tangan atau cap jempol kanan
b. Petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan
nama Orang Asing;
3. Petugas konter memeriksa status Izin Keimigrasian yang digunakan Orang
Asing;
4. Petugas konter memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing subyek
pengguna Izin Masuk Kembali;

Langkah Utama : 1. Pemindaian dokumen perjalanan dengan menggunakan sistem BCM;


a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine
Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data
(1) nomor dokumen perjalanan
(2) tipe dokumen perjalanan
(3) negara yang mengeluarkan/organisasi internasional
(4) tanggal habis berlaku
(5) nama depan
(6) nama keluarga
(7) jenis kelamin
(8) tanggal lahir
(9) kewarganegaraan
b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:
(1) data dokumen perjalanan
(2) data pergerakan terakhir penggunaan dokumen perjalanan
(3) data penangkalan pada daftar cegah tangkal
2. Peneraan cap tanda masuk
Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada
dokumen perjalanan yang dimiliki Orang Asing;
3. Penyerahan dokumen perjalanan
Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan yang telah selesai
diberikan peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada Orang
Asing;
Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan
penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.02-1190
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WNA DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB
4. 2011 tentang Keimigrasian; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan
5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
6. M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
7. Keluar Wilayah Indonesia;
8. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan
Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.
9.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer
2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut

kelengkapan
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas

Tidak Dalam pemeriksaan


Verifikasi
pas lintas batas
Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara pas lintas
pas lintas keabsahan
2. batas sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit dapat dimintakan
asing dengan pas lintas batas yang dimiliki batas pas lintas
kartu identitas
Ya batas
sebagai data dukung
Data
Menuliskan data warga negara asing pada buku perlintasan koreksi data pada
4. Ouput Lantaskim Buku register 1 menit
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku sistem bila perlu
register

Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar Ya Hasil verifikasi
Daftar
5. Petugas loket
Tangkal? Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik daftar
penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal penangkalan penangkalan

Penanganan ketidak
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Tidak Keputusan sesuaian dilaksanakan
pas lintas 10 menit
7. warga negara asing dari hasil pemeriksaan petugas Tidak
Petugas loket
Setuju masuk
Ouput Lantaskim Wasdakim atas ketidak oleh Kepala Kantor
wil INAl? batas
konter sesuaian atau Pejabat yang
ditunjuk

Mengarahkan warga negara asing yang tidak disetujui WNA


Ya diserahkan ke Dilakukan tindakan
masuk ke wilayah Indonesia ke penanggung jawab alat pas lintas
8. Ouput Lantaskim Wasdakim
selesai 1 hari penanggung penolakan memasuki
angkut untuk dilakukan tindakan penolakan masuk batas jawab alat wilayah Indonesia
wilayah Indonesia angkut

Cap tanda Pas lintas batas yang


Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada telah diterakan cap
9. selesai Ouput pas lintas masuk dan
Lantaskim Wasdakim 30 detik tanda masuk dan paraf
pas lintas batas batas paraf petugas diserahkan
petugas kembali kepada WNA

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian Laporan


10. keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB Ouput Lantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari kegiatan di
PLB
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


Dasar Hukum :
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Pas Lintas Batas Bagi
Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNA di Pos
lintas dan pengaturan teknis asing (WNA) Lintas Batas
Status dan Keimigrasian (PLB)
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab
a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi


Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara asing pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal,
dan menerakan cap cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas
yang dimiliki warga negara asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas


Warga negara asing menyerahkan pas lintas batas kepada petugas konter;
2. Penerimaan pas lintas batas
a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas
lintas batas yang terdiri atas warga negara asing dan yang mengikuti;
b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:
a) kode jenis
b) kode negara
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku kartu
e) kantor yang mengeluarkan
f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang
mengeluarkan
(2) Kesesuaian data warga negara asing dan pengikut, meliputi:
a) nama lengkap
b) tempat dan Tanggal Lahir
c) kewarganegaraan
d) jenis Kelamin
e) pas foto
f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara asing.

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pengguna pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) nomor register
(2) kode desa perbatasan
(3) Tempat dan Tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar
penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal;
2. Peneraan cap tanda masuk
menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang
dimiliki warga negara asing.
3. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1191
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB
4. 2011 tentang Keimigrasian;
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan
5. Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
7. Keluar Wilayah Indonesia;
Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan
8. PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer
2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Keterangan
Kepala kantor
Petugas Konter imigrasi yang Tata Usaha imigrasi Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk

kelengkapan
konter pas lintas
1. Menerima pas lintas batas Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit data pas
batas
lintas batas

Tidak Dalam pemeriksaan pas


Verifikasi lintas batas dapat
Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara pas lintas
pas lintas keabsahan dimintakan kartu
2. batas sah?
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 1 menit
Indonesia dengan pas lintas batas yang dimiliki batas pas lintas identitas sebagai data
batas dukung
Ya

Data
Menuliskan data warga negara Indonesia pada buku perlintasan koreksi data pada
3. Ouput Lantaskim Buku register 1 menit
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB dalam buku sistem bila perlu
register

Ya Hasil warga negara Indonesia


Memeriksa data warga negara Indonesia pada buku Daftar
4. Petugas loket
tangkal? Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik verifikasi tidak dapat ditolak
daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal penangkalan
cekal masuk ke Indonesia

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Penanganan ketidak


Keputusan
pas lintas sesuaian dilaksanakan
5. warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas Tidak
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 10 menit atas ketidak oleh Kepala Kantor atau
batas
konter sesuaian Pejabat yang ditunjuk

Cap tanda Pas lintas batas yang


telah diterakan cap
Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas masuk dan
6. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim 30 detik tanda masuk dan paraf
pas lintas batas batas paraf petugas diserahkan
petugas kembali kepada WNI

Laporan Rekapitulasi kegiatan


Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian
7. Ouput Lantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari kegiatan di dilaksanakan secara
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB PLB manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA INDONESIA
DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


Dasar Hukum :
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan PLB Bagi Warga Negara
Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNI di Pos
lintas dan pengaturan teknis Indonesia (WNI) Lintas Batas
Status dan Keimigrasian (PLB)
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNI di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab
a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi


Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan
memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas
yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi
keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga
negara Indonesia pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi
cekal, dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas
batas yang dimiliki warga negara Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas


Warga negara Indonesia menyerahkan pas lintas batas kepada petugas
konter;
2. Penerimaan pas lintas batas
a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas
lintas batas yang terdiri atas warga negara Indonesia dan yang
mengikuti;
b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:
a) kode jenis
b) kode negara
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku kartu
e) kantor yang mengeluarkan
f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang
mengeluarkan
(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:
a) nama lengkap
b) tempat dan Tanggal Lahir
c) kewarganegaraan
d) jenis Kelamin
e) pas foto
f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara
Indonesia.
Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara Indonesia pengguna pas lintas batas
a. Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku
registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:
(1) Nomor register
(2) Kode desa perbatasan
(3) Tempat dan Tanggal pengeluaran;
b. Petugas konter memeriksa data warga negara Indonesia pada buku
daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal;
2. Peneraan cap tanda masuk
menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang
dimiliki warga negara Indonesia.
3. Penyerahan pas lintas batas
Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan
peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara
Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.01-1192
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI TEMPAT
NAMA SOP PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3.Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4.Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
5.2011 tentang Keimigrasian;
6.Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
7. M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
8. Keluar Wilayah Indonesia;
9. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.
10.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut

- TPI yang berfungsi


Konter kelengkapan sebagai PLB dapat
DPRI dan DPRI dan menggunakan pas lintas
1. Menerima DPRI dan boarding pass ke negara tujuan Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik batas
boading pass boarding
pass - SPLP tidak dapat
digunakan

Dalam pemeriksaan
Hasil DPRI dapat dimintakan
Memeriksa keabsahan DPRI yang dimiliki oleh warga Tidak verifikasi kartu identitas atau
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 1 menit dokumen pendukung
negara Indonesia DPRI sah? keabsahan
DPRI lain sebagai data
dukung

Mengarahkan warga negara Indonesia yang diragukan Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi
ya juga membuat
3. keabsahan DPRInya kepada pejabat imigrasi yang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 2 menit ketidak
rekapitulasi
ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian

Kesesuaian
memiliki Tidak data warga
4. Memeriksa boarding pass warga negara Indonesia Petugas loket
boarding Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik negara
pass?
Indonesia
WNI dterima
Mengarahkan warga negara Indonesia yang tidak oleh
5. memiliki boarding pass ke penanggung jawab alat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim selesai
Insarkom 2 menit penanggung
angkut jawab alat
angkut
Data hasil
pindai koreksi data pada
6. Melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia pindai Ouput Lantaskim Insarkom DPRI 2 menit dokumen sistem bila perlu
perjalanan

Memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar Hasil verifikasi


Ya Daftar
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
cekal melalui sistem cegah? pencegahan pencegahan

Mengarahkan warga negara Indonesia yang Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi
Daftar juga membuat
8. teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
pencegahan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Keputusan ditindaklanjuti pada
9. warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI atas ketidak SOP Penanganan
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
Cap tanda DPRI yang telah diterakan
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada cap tanda keluar dan paraf
10. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 30 detik keluar dan petugas diserahkan kembali
DPRI warga negara Indonesia paraf petugas kepada WNI

Daftar Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian penumpang dilaksanakan secara
11. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku eletronik dan/atau
TPI
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN
WARGA NEGARA INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Dasar Hukum :
Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkatan Keimigrasian Keberangkatan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan warga negara WNI di Tempat
lintas dan pengaturan teknis Indonesia (WNI) Pemeriksaan
Status dan Keimigrasian Imigrasi (TPI)
Keimigrasian pengamanan serta
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass ke negara tujuan dari warga
negara Indonesia dan memeriksa boarding pass dan identitas warga negara
Indonesia yang disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia,
memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar pencegahan melalui
sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda keluar
dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI dan boarding pass


Warga negara Indonesia menyerahkan paspor dan boarding pass kepada
petugas konter;
2. Penerimaan DPRI dan boarding pass oleh petugas konter
a. petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan
nama warga negara Indonesia;
b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan DPRI, meliputi:
a) nomor DPRI
b) desain pengaman DPRI
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia, meliputi:
a) nama
b) tempat dan tanggal lahir
c) jenis kelamin
d) foto
e) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara
Indonesia.

Langkah Utama : 1. Pemindaian DPRI dengan menggunakan sistem BCM


a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine
Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data
(1) nomor DPRI
(2) tipe DPRI
(3) negara yang mengeluarkan
(4) tanggal habis berlaku
(5) nama depan
(6) nama keluarga
(7) jenis kelamin
(8) tanggal lahir
(9) kewarganegaraan
b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:
(1) data DPRI
(2) data pergerakan terakhir penggunaan DPRI
(3) data cegah tangkal
2. Peneraan cap tanda keluar
Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada DPRI
yang dimiliki warga negara Indonesia.
3. Penyerahan DPRI
Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan
cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.03.02-1193
TGL. PEMBUATAN : 19 April 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 22 April 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEBERANGKATAN ORANG ASING DI TEMPAT
NAMA SOP PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;
2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
5. HAM; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Keimigrasian;
7. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
8. dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003
tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah
9. beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang
Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat
Pemeriksaan Imigrasi;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang
10. telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat
Kedatangan;
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
11. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah
12. Indonesia;
Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border
13. Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Kelengkapan
TPI yang berfungsi
Dokjal, IT, Dokjal, IT,
Menerima Dokumen Perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, Konter sebagai PLB dapat
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom kartu A/D, dan 30 detik kartu A/D,
menggunakan pas
dan boarding pass ke negara tujuan boading pass dan boarding
lintas batas
pass
Kartu A/D diisi oleh
Tidak Verifikasi
Memeriksa keabsahan Dokumen Perjalanan, Izin Dokjal dan IT
Orang Asing sesuai
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Dokjal dan IT 2 menit keabsahan
data pada Dokjal dan
Tinggal yang disesuaikan dengan identitas Orang Asing sah?
Dokjal dan IT
IT

Mengarahkan Orang Asing yang diragukan keabsahan Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi juga membuat
dan/atau telah melewati batas masa berlaku Dokumen
3. Ya Ouput Lantaskim Insarkom Data cekal 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan atau Izin Tinggal kepada pejabat imigrasi sesuaian permasalahan Orang
yang ditunjuk Asing

Kesesuaian
memiliki Tidak
4. Memeriksa boarding pass Orang Asing Petugas loket
boarding Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik data Orang
pass?
Asing
Orang Asing
dterima oleh
Mengarahkan Orang Asing yang tidak memiliki boarding
5. Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim selesai
Insarkom 2 menit penanggung
pass ke penanggung jawab alat angkut jawab alat
angkut

Kesesuaian
Memeriksa status Izin Tinggal yang digunakan Orang IT Kunjungan/
6. Petugas loket
VKSK/BVKS? Ouput Lantaskim Insarkom Dokjal dan IT 30 detik penggunaan
Asing IT
Tidak
Tidak Verifikasi Izin
Memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing memiliki Izin
Izin Masuk
7. Masuk
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
Kembali
30 detik Masuk
subyek pengguna Izin Masuk Kembali Kembali?
Kembali

Petugas Tata Usaha


Rekapitulasi juga membuat
Mengarahkan Orang Asing yang tidak memiliki Izin Dokumen
8. Ya
Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Masuk Kembali ke pejabat imigrasi yang ditunjuk Perjalanan permasalahan Orang
sesuaian
Asing
Data hasil
Melakukan pemindaian Dokumen Perjalanan Orang Dokumen pindai koreksi data pada
9. pindai Ouput Lantaskim Insarkom 2 menit
Asing Perjalanan dokumen sistem bila perlu
perjalanan

Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan Daftar
10. Petugas loket
cegah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
melalui sistem pencegahan pencegahan
Tidak
Petugas Tata Usaha
Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam Rekapitulasi juga membuat
P/2 H/2 Dokumen
11. daftar pencegahan kepada pejabat imigrasi yang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak rekapitulasi
Perjalanan permasalahan Orang
ditunjuk sesuaian
Asing
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut

H/1
Penanganan
P/1 Keputusan ditindaklanjuti pada
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap Dokumen
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konter Perjalanan
sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI

Cap tanda Dokumen perjalanan yang


telah diterakan cap tanda
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada Dokumen keluar dan
11. selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik keluar dan paraf petugas
dokumen perjalanan dan kartu A/D Orang Asing Perjalanan paraf diserahkan kembali kepada
petugas Orang Asing

Daftar Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian penumpang dilaksanakan secara
12. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku
TPI
eletronik dan/atau
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN
ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Dasar Hukum :
Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif
atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan HAM;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
6. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan
Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas
Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan
Singkat;
7. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun
2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa
Kunjungan Saat Kedatangan;
9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
10. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
11. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi


No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkatan Keimigrasian Keberangkatan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Orang Asing Orang Asing di
lintas dan pengaturan teknis Tempat
Status dan Keimigrasian Pemeriksaan
Keimigrasian pengamanan serta Imigrasi (TPI)
sesuai dengan teknis pelaksanaan
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan
boarding pass ke negara tujuan dari Orang Asing dan memeriksa boarding pass
dan identitas Orang Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan
Izin Tinggal yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing,
memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan melalui sistem BCM dan
menerakan cap tanda keluar pada dokumen perjalanan Orang Asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan dan boarding pass


Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan dan boarding pass kepada
petugas;
2. Penerimaan dokumen perjalanan dan boarding pass oleh petugas konter
a. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan
pemeriksaan
(1) Keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:
a) nomor dokumen perjalanan
b) desain pengaman dokumen perjalanan
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Kesesuaian data Orang Asing dan pengikut, meliputi:
a) nama
b) tempat dan tanggal lahir
c) jenis kelamin
d) foto
e) tanda tangan atau cap jempol kanan
b. petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan
nama Orang Asing;
3. Petugas konter memeriksa status Izin Keimigrasian yang digunakan Orang
Asing;
4. Petugas konter memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing subyek
pengguna Izin Masuk Kembali;

Langkah Utama : 1. Pemindaian dokumen perjalanan dengan menggunakan system Border


Control Management (BCM);
a. Petugas melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine
Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data:
(1) nomor dokumen perjalanan
(2) tipe dokumen perjalanan
(3) negara yang mengeluarkan
(4) tanggal habis berlaku
(5) nama depan
(6) nama keluarga
(7) jenis kelamin
(8) tanggal lahir
(9) kewarganegaraan
b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:
(1) data dokumen perjalanan
(2) data pergerakan terakhir penggunaan dokumen perjalanan
(3) data cegah tangkal
2. Peneraan cap tanda keluar
Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada
dokumen perjalanan yang dimiliki Orang Asing;
3. Penyerahan dokumen perjalanan
Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan yang telah selesai
diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada Orang
Asing
Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan
penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.04-2531
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG
NAMA SOP ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Tambahan
kelengkapan
dokjal, buku kelengkapan
Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut, Konter dokjal, buku
pelaut dan persyaratan bagi
1. dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
awak alat angkut
daftar awak
Asing daftar awak
alat angkut udara mengisi kartu
alat angkut
A/D
Dalam pemeriksaan
Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau dokumen Hasil verifikasi dokjal dapat dimintakan
Tidak perjalanan keabsahan kartu identitas atau
2. buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang Petugas loket
dokjal sah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dokjal dan/atau dokumen pendukung
dan/atau buku
Asing buku pelaut lain sebagai data
pelaut
dukung

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang dokumen Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya perjalanan juga membuat
3. diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
dan/atau buku rekapitulasi
buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
pelaut ketidaksesuaian

dokjal dan Kesesuaian


Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang awak alat Tidak data awak alat
4. Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik angkut Orang
Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut sesuai?
alat angkut Asing

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak dokjal, buku awak alat angkut
Orang Asing
pelaut dan
5. terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit dterima oleh
daftar awak penanggung
imigrasi yang ditunjuk alat angkut jawab alat angkut

Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada cegah? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
daftar pencegahan melalui sistem cekal pencegahan pencegahan

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
pencegahan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
dokumen
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
perjalanan
8. alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
dan/atau buku
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
pelaut
TPI

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada dokumen Cap tanda keluar dan
selesai Cap tanda
perjalanan paraf petugas bagi awak
9. dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik keluar dan
alat angkut udara
dan/atau buku paraf petugas
angkut Orang Asing pelaut diterakan pada kartu A/D

Daftar awak Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian alat angkutt dilaksanakan secara
10. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku eletronik dan/atau
TPI
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN
AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkata Keimigrasian Keberangkatan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan n awak alat awak alat angkut
lintas dan pengaturan teknis angkut Orang Orang Asing di
Status dan Keimigrasian Asing Tempat
Keimigrasian pengamanan serta Pemeriksaan
sesuai dengan teknis pelaksanaan Imigrasi (TPI)
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di


TPI
2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor


Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar
awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan
dokumen perjalanan dan buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data awak
alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar
pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan


Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan da/atau buku pelaut dan
daftar awak alat angkut;
2. Penerimaan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat
angkut kepada petugas konter
a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang
Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut;
b. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan
pemeriksaan
(1) keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:
a) nomor dokumen perjalanan
b) desain pengaman dokumen perjalanan
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:
a) data identitas awak alat angkut
b) masa berlaku buku pelaut
c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan
d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut
e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan


Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut Orang
Asing melalui sistem cekal
2. Peneraan cap tanda keluar
Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada
dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut
Orang Asing.
3. Penyerahan dokumen perjalanan
Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut
yang telah selesai diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas
kepada awak alat angkut Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.03-2532
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI
NAMA SOP TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut

kelengkapan
Konter DPRI, buku
DPRI, buku
Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat pelaut dan
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia daftar awak
daftar awak
alat angkut
alat angkut

Hasil Dalam pemeriksaan


DPRI dapat dimintakan
verifikasi
Memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut yang Tidak DPRI dan kartu identitas atau
2. Petugas loket
DPRI sah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit keabsahan dokumen pendukung
dimiliki oleh awak alat angkut warga negara Indonesia buku pelaut DPRI dan lain sebagai data
buku pelaut dukung

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya DPRI dan juga membuat
3. yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
buku pelaut rekapitulasi
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga DPRI dan Kesesuaian
awak alat Tidak
4. negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik data awak alat
sesuai? angkut WNI
angkut alat angkut

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia DPRI, buku awak alat angkut
pelaut dan WNI dterima oleh
5. yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit penanggung
daftar awak
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk alat angkut
jawab alat angkut

Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut warga negara cegah? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
Indonesia pada daftar pencegahan melalui sistem cekal pencegahan pencegahan

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. yang teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
pencegahan rekapitulasi
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
DPRI dan/atau
8. alat angkut warga negara Indonesia dari hasil Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
buku pelaut
pemeriksaan petugas konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada Peneraan cap tanda
Cap tanda
DPRI dan/atau keluar dan paraf petugas
9. DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik keluar dan
pada dokjal hanya bagi
buku pelaut paraf petugas
negara Indonesia awak alat angkut laut

Daftar awak Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian alat angkut dilaksanakan secara
10. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku eletronik dan/atau
TPI
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN
AWAK ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keberangkatan Keimigrasian Keberangkata
bidang lalu bimbingan, Pengaturan awak alat n awak alat
lintas dan pengaturan teknis angkut warga angkut WNI di
Status dan Keimigrasian negara Tempat
Keimigrasian pengamanan serta Indonesia (WNI) Pemeriksaan
sesuai dengan teknis pelaksanaan Imigrasi (TPI)
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor


Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari
awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan
buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut
warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada
daftar pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan
paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI


Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI, buku pelaut dan daftar awak
alat angkut;
2. Penerimaan DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut kepada petugas
konter
a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga
negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut;
b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan DPRI, meliputi:
a) nomor DPRI
b) desain pengaman DPRI
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:
a) data identitas awak alat angkut
b) masa berlaku buku pelaut
c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan
d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut
e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan


Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut warga
negara Indonesia melalui sistem cekal
2. Peneraan cap tanda keluar
Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada DPRI
dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut warga negara
Indonesia.
3. Penyerahan DPRI
Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan
cap tanda masuk dan paraf petugas kepada awak alat angkut warga negara
Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.04-2533
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG
NAMA SOP ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
Tambahan
kelengkapan
dokjal, buku kelengkapan
Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut, Konter dokjal, buku
pelaut dan persyaratan bagi
1. dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
awak alat angkut
daftar awak
Asing daftar awak
alat angkut udara mengisi kartu
alat angkut
A/D
Dalam pemeriksaan
Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau dokumen Hasil verifikasi dokjal dapat dimintakan
Tidak perjalanan keabsahan kartu identitas atau
2. buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang Petugas loket
dokjal sah? Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit
dokjal dan/atau dokumen pendukung
dan/atau buku
Asing buku pelaut lain sebagai data
pelaut
dukung

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang dokumen Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
ya perjalanan juga membuat
3. diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
dan/atau buku rekapitulasi
buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
pelaut ketidaksesuaian

dokjal dan Kesesuaian


Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang awak alat Tidak data awak alat
4. Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik angkut Orang
Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut sesuai?
alat angkut Asing

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak dokjal, buku awak alat angkut
Orang Asing
pelaut dan
5. terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit dterima oleh
daftar awak penanggung
imigrasi yang ditunjuk alat angkut jawab alat angkut

Ya Hasil verifikasi
Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada Tangkal? Daftar
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
daftar penangkalan melalui sistem cekal penangkalan penangkalan

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada pejabat Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
penangkalan rekapitulasi
imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
dokumen
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
perjalanan
8. alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
dan/atau buku
konter sesuaian Ketidaksesuaian di
pelaut
TPI

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada dokumen Cap tanda masuk dan
selesai Cap tanda
perjalanan paraf petugas bagi awak
9. dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik masuk dan
alat angkut udara
dan/atau buku paraf petugas
angkut Orang Asing pelaut diterakan pada kartu A/D

Daftar awak Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian alat angkutt dilaksanakan secara
10. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku eletronik dan/atau
TPI
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN
AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan awak alat awak alat angkut
lintas dan pengaturan teknis angkut Orang Orang Asing di
Status dan Keimigrasian Asing Tempat
Keimigrasian pengamanan serta Pemeriksaan
sesuai dengan teknis pelaksanaan Imigrasi (TPI)
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor


Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar
awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan
dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data
awak alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar
pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf
petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan


Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan da/atau buku pelaut dan
daftar awak alat angkut;
2. Penerimaan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat
angkut kepada petugas konter
a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang
Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut;
b. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan
pemeriksaan
(1) keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:
a) nomor dokumen perjalanan
b) desain pengaman dokumen perjalanan
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:
a) data identitas awak alat angkut
b) masa berlaku buku pelaut
c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan
d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut
e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan


Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut Orang
Asing melalui sistem cekal
2. Peneraan cap tanda keluar
Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada
dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut
Orang Asing.
3. Penyerahan dokumen perjalanan
Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut
yang telah selesai diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas
kepada awak alat angkut Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.03-2534
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI
NAMA SOP TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan
Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Border Control Management.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Pejabat Penanggung Keterangan
Petugas Konter Tata Usaha Bank Imigrasi yang jawab Alat Kelengkapan Waktu Output
ditunjuk Angkut
DPRI, buku kelengkapan
DPRI, buku
Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat Konter pelaut dan
1. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit pelaut dan
angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia daftar awak daftar awak
alat angkut alat angkut

Tidak Hasil Dalam pemeriksaan


verifikasi DPRI dapat dimintakan
Memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut yang DPRI sah? DPRI dan kartu identitas atau
2. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 1 menit keabsahan
dimiliki oleh awak alat angkut warga negara Indonesia buku pelaut dokumen pendukung
DPRI dan lain sebagai data
buku pelaut dukung

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Ya DPRI dan juga membuat
3. yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
buku pelaut rekapitulasi
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga DPRI dan Kesesuaian
awak alat Tidak
4. negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat Petugas loket
angkut list Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom daftar awak 10 detik data awak alat
sesuai? angkut WNI
angkut alat angkut

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia DPRI, buku awak alat angkut
pelaut dan WNI dterima oleh
5. yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut Ya
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit penanggung
daftar awak
kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk alat angkut
jawab alat angkut

Ya warga negara
Memeriksa data awak alat angkut warga negara Hasil verifikasi
Tangkal? Daftar Indonesia tidak dapat
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik daftar
ditolak masuk ke
Indonesia pada daftar penangkalan melalui sistem cekal penangkalan penangkalan
Indonesia

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia Petugas Tata Usaha
Rekapitulasi
Daftar juga membuat
7. yang teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada Tidak Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit ketidak
penangkalan rekapitulasi
pejabat imigrasi yang ditunjuk sesuaian
ketidaksesuaian
Penanganan
Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak Keputusan ditindaklanjuti pada
DPRI dan/atau
8. alat angkut warga negara Indonesia dari hasil Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom atas ketidak SOP Penanganan
buku pelaut
pemeriksaan petugas konter sesuaian Ketidaksesuaian di
TPI
Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada Cap tanda Peneraan cap tanda masuk
DPRI dan/atau dan paraf petugas pada
9. DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga selesai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 30 detik masuk dan dokjal hanya bagi awak alat
buku pelaut paraf petugas
negara Indonesia angkut laut

Daftar awak Rekapitulasi kegiatan


Laporan
Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian alat angkut dilaksanakan secara
10. Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim 1 hari kegiatan di
keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI dan buku eletronik dan/atau
TPI
siskarinfo manual
IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN
AWAK ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun
2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03
Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control
Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kedatangan Keimigrasian Kedatangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan awak alat awak alat
lintas dan pengaturan teknis angkut warga angkut WNI di
Status dan Keimigrasian negara Tempat
Keimigrasian pengamanan serta Indonesia (WNI) Pemeriksaan
sesuai dengan teknis pelaksanaan Imigrasi (TPI)
peraturan pelaksanaan tugas di bidang
perundang- tugas di bidang Lalu Lintas
undangan yang Lalu Lintas dan Keimigrasian.
berlaku Status
Keimigrasian;
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor


Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi
Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari
awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan
buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut
warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada
daftar penangkalan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan
paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI


Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI, buku pelaut dan daftar awak
alat angkut;
2. Penerimaan DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut kepada petugas
konter
a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga
negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut;
b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan
(1) Keabsahan DPRI, meliputi:
a) nomor DPRI
b) desain pengaman DPRI
c) tempat dan tanggal pengeluaran
d) masa berlaku
e) cap dinas
(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:
a) data identitas awak alat angkut
b) masa berlaku buku pelaut
c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan
d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut
e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar penangkalan


Petugas konter memeriksa daftar penangkalan data awak alat angkut warga
negara Indonesia melalui sistem cekal
2. Peneraan cap tanda masuk
Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI
dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut warga negara
Indonesia.
3. Penyerahan DPRI
Petugas konter menyerahkan DPRI dan/atau buku pelaut yang telah selesai
diberikan peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada awak alat
angkut warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan


penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.
NOMOR SOP : IMI-1039.UM.01.01
TGL. PEMBUATAN : 13 JULI 2018
TGL. REVISI / REVISI KE :
TGL. EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH Direktur Jenderal Imigrasi,

Ronny F. Sompie
NIP. 19610917 201508 1 001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG
DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN
NAMA SOP MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI
DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT
PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Perubahan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme autogate
atas Peraturan Pemerintah Nmor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan 6. Memiliki kemampuan untuk berkordinasi dengan instansi terkait
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 7. Memiliki kemampuan untuk memeriksa dokumen perjalanan dan boarding pass
4 Peraturan Pemerintah 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia;
6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 Tata
Cara Pemeriksaan Masuk Dan Keluar Wilayah Indonesia Di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi
KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1 Standard Operational Prosedur Hit and Alert Interpol 1. Komputer/printer /scanner
2. Jaringan internet dan BCM serta SIMKIM
3 Kamera/mesin finger print
4 Sistem Autogate
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian kedatangan Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asing di TPI akan terhambat dan menyebabkan
ketidakpastian dalam Prosedur Kedatangan Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Disimpan sebagai data elektronik dan manual
Asing yang menggunakan fasilitas autogate yang terintegrasi dengan Border Control
Management (BCM)
DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA
INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI DENGAN
SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
KASUBSI LALINTUSKIM

Masuk dalam
Daftar
Interpol
1. Menghubungi Person in Charge Interpol;
2. Melakukan Standard Operational
Procedure Hit and Alert Interpol
1 2 3 yang sudah disepakati bersama;

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/


PENUMPANG PETUGAS SPV KASUBSI LALINTUSKIM
IMIGRASI

Masuk
dalam
BERMASALAH Daftar Cekal
1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap
yang bersangkutan;
2.Penarikan Paspor bagi WNI;
Penumpang mempersiapkan 1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan Melakukan verifikasi kembali data 3.Menyerahkan yang bersangkutan ke
dokumen perjalanan, boarding pass dokumen dengan data biometrik yang tersimpan dokumen perjalanan terhadap bidang/seksi pengawasan dan penindakan
dan/atau tiket perjalanan kembali dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki penumpang pada sistem yang keimigrasian untuk ditindaklanjuti
ke negara asal atau negara lain 2.Verifikasi Data Cekal; terintegrasi dengan BCM
3.Verifikasi Data Interpol I24/7.
KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
KASUBSI LALINTUSKIM
Melanggar
Aturan
Keimigrasian

1.Mengumpulkan semua dokumen yang


Tidak ditemukan hal hal yang dapat dimiliki oleh yang bersangkutan untuk
Hasil verifikasi sesuai dan tidak dijadikan barang bukti;
Penumpang dapat melanjutkan berupa pelanggaran / tindak pidana
termasuk data cekal maupun 2.Berkoordinasi dengan bidang/seksi
proses CIQ keimigrasian
interpol pengawasan dan penindakan
keimigrasian untuk ditindaklanjuti;
3.Menyerahkan yang bersangkutan ke
bidang/seksi pengawasan dan
penindakan keimigrasian berserta barang
bukti
NOMOR SOP : IMI-1038.UM.01.01
TGL. PEMBUATAN : 13 JULI 2018
TGL. REVISI / REVISI KE :
TGL. EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH Direktur Jenderal Imigrasi,

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Ronny F. Sompie


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI NIP. 19610917 201508 1 001
DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian kepada jemaah haji di debarkasi
3 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur administratif penyelesaian keimigrasian kepada jemaah haji di debarkasi
4 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian para jemaah haji
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah diubah 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Peraturan Pelaksanaan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme penyusunan laporan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian jemaah haji di debarkasi
5 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana Paspor;
6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 42 Tahun 2015 tentang
Cap Keimigrasian;
7 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;
KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1 SOP Pemeriksaan Keimigrasian di TPI 1. Komputer/printer /scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3 Kamera/mesin finger print
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian pada jemaah haji di
debarkasi haji akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan
Disimpan sebagai data elektronik dan manual
Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegara
DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI

1 2 3 4 5
BANDARA JEMAAH HAJI KONTER IMIGRASI JEMAAH HAJI ASRAMA DEBARKASI
DEBARKASI HAJI

Jemaah Haji tiba Jemaah Haji Petugas imigrasi 1. Jemaah Haji Jemaah Haji
di Tanah Air turun dari melakukan menerima persiapan
pesawat dan pemeriksaan paspor yang pulang
diarahkan keimigrasian telah selesai
menuju konter kedatangan dilakukan
imigrasi Jemaah Haji (entry pemeriksaan;
data perlintasan, 2. Menuju
pemeriksaan Data Asrama Haji
Cekal dan peneraan dengan
Tanda Masuk) menggunakan
bus yang sudah
disediakan
NOMOR SOP : IMI-UM.01.01-2635
TGL. PEMBUATAN : 16 Juli 2018
TGL. REVISI / REVISI KE :
TGL. EFEKTIF :
DISAHKAN OLEH Direktur Jenderal Imigrasi,

Ronny F. Sompie
NIP. 19610917 201508 1 001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING
DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA
NAMA SOP DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG
TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT
DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI
2 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif
3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan 3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Perubahan 5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme autogate
atas Peraturan Pemerintah Nmor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan 6. Memiliki kemampuan untuk berkordinasi dengan instansi terkait
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 7. Memiliki kemampuan untuk memeriksa dokumen perjalanan dan boarding pass
4 Peraturan Pemerintah 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia;
5 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 Tata
Cara Pemeriksaan Masuk Dan Keluar Wilayah Indonesia Di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi
KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1 Standard Operational Prosedur Hit and Alert Interpol 1. Komputer/printer /scanner
2. Jaringan internet dan BCM serta SIMKIM
3 Kamera/mesin finger print
4 Sistem Autogate
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keberangkatan Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asing di TPI akan terhambat dan menyebabkan
ketidakpastian dalam Prosedur keberangkatan Warga Negara Indonesia dan Warga Disimpan sebagai data elektronik dan manual
Negara Asing yang menggunakan fasilitas autogate yang terintegrasi dengan Border
Control Management (BCM)
DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA
INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER
CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI
KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
KASUBSI LALINTUSKIM

Masuk dalam
Daftar
Interpol
1. Menghubungi Person in Charge Interpol;

1 2 3
2. Melakukan Standard Operational Procedure Hit
and Alert Interpol yang sudah disepakati bersama;

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/


PENUMPANG KASUBSI LALINTUSKIM

PETUGAS SPV
BERMASALAH IMIGRASI Masuk
dalam
Daftar Cekal 1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap yang
bersangkutan;
Penumpang mempersiapkan 2.Penarikan Paspor bagi WNI;
1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan 3.Menyerahkan yang bersangkutan berserta
dokumen perjalanan, boarding pass Melakukan verifikasi kembali data
dokumen dengan data biometrik yang tersimpan Paspor ke Bidang/Seksi Wasdakim untuk
dan/atau tiket perjalanan kembali dokumen perjalanan terhadap
dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki ditindaklanjuti
ke negara asal atau negara lain penumpang pada sistem yang
2.Verifikasi Data Cekal;
terintegrasi dengan BCM KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/
3.Verifikasi Data Interpol I24/7. KASUBSI LALINTUSKIM
Melanggar
Aturan
Tidak ditemukan hal hal yang dapat Keimigrasian
Hasil verifikasi sesuai dan tidak membatalkan keberangkatan 1.Mengumpulkan semua dokumen yang dimiliki oleh
termasuk data cekal maupun interpol diberangkatkan dengan menerakan cap yang bersangkutan untuk dijadikan barang bukti;
dan penginputan dalam sistem oleh 2.Berkoordinasi dengan bidang/seksi pengawasan dan
petugas spv penindakan keimigrasian untuk ditindaklanjuti;
3.Menyerahkan yang bersangkutan ke bidang/seksi
pengawasan dan penindakan keimigrasian berserta
barang bukti;
4.Pengenaan tindakan administrasi keimigrasian
berupa biaya beban;

Penumpang menuju gate keberangkatan sesuai dengan penerbangannya WNA yang telah membayar biaya beban sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku diperbolehkan meninggalkan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai