Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No.

1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

DIALEKTIKA PENERAPAN PENDETENSIAN PADA PROSES


PENYIDIKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP KASUS OAC CS.
(STUDI KANTOR IMIGRASI KELAS II NON TPI BEKASI)
Dialectics of Detention Implementation in the Immigration Investigation Process of OAC Cs Case
(Study of Bekasi Immigration Office)

Yasser Bagas Sentono


Politeknik Imigrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

M. Alvi Syahrin
Politeknik Imigrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Abstrak
Pendetensian merupakan bagian dari tindakan adiministratif keimigrasian yang dilakukan oleh
seorang Pejabat Imigrasi berdasarkan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Sedangkan
penahanan merupakan bagian dari proses peradilan tindak pidana yang dilakukan oleh seorang PPNS
keimigrasian berdasarkan hukum acara pidana. Pendetensian dan penahanan merupakan dua hal yang
berbeda. Belum ada peraturan yang secara khusus mengatur masalah tersebut, sehingga pelaksanaan
keduanya seringkali menimbulkan perdebatan. Dalam pelaksanaan proses penyidikan OAC cs.
dijumpai beberapa kendala, yaitu belum adanya peraturan yang mengatur masalah pelaksanaan
pendetensian pada proses penyidikan. Pelaksanaan pendetensian pada OAC cs merupakan bagian dari
diskresi seorang Pejabat Imigrasi dikarenakan pelaksanaan penahanan tidak dapat dilakukan karena
ancaman hukumannya dibawah 5 (lima) tahun. Lamanya masa pendetensian tidak mengurangi dari
masa tahanan dari pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa. Pada hakikatnya pendetensian memiliki
tujuan yang sama dengan penahan yaitu membatasi kebebasan dari subjeknya dengan berada di suatu
tempat tertentu menurut peraturan perundang-undangan.
Kata Kunci: Pendentensian; Penyidikan; Keimigrasian; Kasus OAC Cs

Abstrak
Detention is part of the administrative immigration action carried out by an Immigration Officer
based on Law no. 6 of 2011 concerning Immigration. Meanwhile, detention is part of the criminal
justice process carried out by an immigration PPNS based on the criminal procedure law. Detention
and detention are two different things. There are no regulations that specifically regulate this issue,
so the implementation of both often creates debate. In the implementation of the OAC cs investigation
process. There are several obstacles, namely the absence of regulations governing the implementation
of detention problems in the investigation process. The implementation of detention at the OAC cs is
part of the discretion of an Immigration Officer because the implementation of detention cannot be
carried out because the threat of a sentence of less than 5 (five) years. The length of the detention
period does not reduce the length of detention of the sentence imposed on the defendant. In essence,
detention has the same purpose as detention, namely to limit the freedom of the subject by being in a
certain place according to statutory regulations.
Keywords: Detention; Investigation; Immigration; OAC Cs Case

PENDAHULUAN berdasarkan atas hukum ditandai dengan setiap


Indonesia merupakan negara hukum perbuatan atau tindakan seseorang, kelompok,
sebagaimana yang tercantum pada Undang- maupun pemerintah dalam berbangsa dan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia bernegara harus didasarkan pada ketentuan
Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3). Negara hukum yang berlaku. Artinya, hukum harus

61
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

dijadikan sebagai jalan keluar dalam menyebut tindakan tersebut dengan istilah
penyelesaian masalah- masalah yang pendetensian. Disebutkan pada Pasal 83 ayat
berkenaan dengan perorangan maupun (1) UUK, PI berwenang melakukan
kelompok, baik masyarakat maupun negara. pendetensian jika OA tersebut:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 a. Berada di Wilayah Indonesia tanpa
Tahun 2011 tentang Keimigrasian (selanjutnya memiliki Izin Tinggal yang sah atau
disebut UUK) dijelaskan bahwa salah satu dari memiliki Izin Tinggal yang tidak
fungsi Keimigrasian adalah penegak hukum. berlaku lagi;
Untuk melaksanakan fungsi Keimigrasian, b. Berada di Wilayah Indonesia tanpa
pemerintah menetapkan kebijakan memiliki dokumen perjalanan yang
Keimigrasian yang dilaksanakan oleh Menteri sah;
Hukum dan Hak Asasi Manusia. c. Dikenai Tindakan Administratif
Dalam rangka penegakan hukum di bidang Keimigrasian berupa pembatalan izin
Keimigrasian, keseluruhan aturan hukum tinggal karena melakukan perbuatan
Keimigrasian diperuntukan bagi Warga Negara yang bertentangan dengan peraturan
Indonesia (WNI) dan orang asing (selanjutnya perundang-undangan atau menggangu
disebut OA). Hal tersebut dimaksudkan untuk keamanan dan ketertiban umum;
membuat efek jera kepada pelanggar aturan d. Menunggu pelaksanaan deportasi;
Keimigrasian. Penegakan hukum Keimigrasian atau
ini sangat penting, karena Keimigrasian e. Menunggu keberangkatan keluar
berhubungan erat dengan kedaulatan suatu Wilayah Indonesia karena ditolak
negara (Iman Santoso, 2004). pemberian tanda masuk.
Terdapat 2 (dua) tindakan hukum yang Pada hakikatnya dengan melakukan
dapat dikenakan kepada pelanggarnya yang pendetensian, maka hak-hak dari seoarang
diatur oleh undang-undang yaitu Tindakan deteni ada yang dibatasi, ditempatkan pada
Administratif Keimigrasian (selanjutnya suatu tempat yang mana hak kebebasan untuk
disebut TAK) dan tindak pidana keimigrasian bergerak dicabut.
(selanjutnya disebut TPK). Sedangkan serangkaian perbuatan yang
TAK adalah sanksi administratif yang melanggar TPK diatur pada Pasal 113 sampai
ditetapkan Pejabat Imigrasi (selanjutnya dengan Pasal 136 UUK. Yang dimana
disebut PI) terhadap OA di luar proses Penyidikan TPK dilakukan berdasarkan hukum
peradilan. Selanjutnya TAK di atur di dalam acara pidana.
Pasal 75 UUK dapat berupa: Dalam hal ini Penyidik Pegawai Negeri
a. Pencantuman dalam daftar Sipil (PPNS) Keimigrasian diberi wewenang
Pencegahan dan Penangkalan; sebagai penyidik TPK, yang dimana memiliki
b. Pembatasan, perubahan, atau wewenang pada Pasal 106 UUK sebagai
pembatalan izin tinggal; berikut:
c. Larangan untuk berada di satu atau a. Menerima laporan tentang adanya
beberapa tempat tertentu di Wilayah TPK;
Indonesia; b. Mencari keterangan dan alat bukti;
d. Keharusan untuk bertempat tinggal di c. Melakukan tindakan pertama di
suatu tempat tertentu di Wilayah tampat kejadian;
Indonesia; d. Melarang setiap orang meninggalkan
e. Pengenaan biaya beban; dan atau atau memasuki tempat kejadian
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia. perkara untuk kepentingan
Menurut penjelasan Pasal 75 huruf d UUK penyidikan;
yang dimaksudkan dengan keharusan untuk e. Memanggil, memeriksa,
bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di menggeledah, menangkap, atau
Wilayah Indonesia adalah penempatan di menahan seseorang yang disangka
Rumah Detensi Imigrasi, Ruang Detensi melakukan TPK;
Imigrasi, atau tempat lain. Sering kita f. Menahan, memeriksa, dan menyita

62
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Dokumen Perjalanan; detensi Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI


g. Menyuruh berhenti orang yang Bekasi (Kanim Bekasi) dikarenakan menurut
dicurigai atau tersangka dan kebiasaan bahwa jika seorang warga negara
memeriksa identitas dirinya; Nigeria sulit untuk diminta kehadirannya pada
h. Memeriksa atau menyita surat, saat proses penyidikan. Namun menurut
dokumen, atau benda yang ada KUHAP yang bersangkutan tidak dapat
hubungannya dengan TPK; dikenakan penahanan dikarenakan ancaman
i. Memanggil seseorang untuk diperiksa hukumannya dibawah 5 tahun maka
dan didengar keterangannya sebagai diperlukannya pendetensian. Pada saat
tersangka atau saksi; pelaksanaan koordinasi dengan Kejaksaan,
j. Mendatangkan ahli yang diperlukan Jaksa Penuntut Umum meminta untuk
dalam hubungannya dengan ditambahkan TPK Pasal 119 ayat (1) UUK
pemeriksaan perkara; yang ancaman pidananya 5 (lima) tahun
k. Melakukan pemeriksaan di tempat penjara dan denda Rp500.000.000 dengan
tertentu yang diduga terdapat surat, alasan agar proses penahanan mudah
dokumen, atau benda lain yang ada dilaksanakan. Disisi lain berdasarkan Pasal
hubungannya dengan TPK; 208 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 31
l. Mengambil foto dan sidik jari Tahun 2013, penempatan OA dalam ruang
tersangka; detensi imigrasi hanya untuk jangka waktu
m. Meminta keterangan dari masyarakat paling lama 30 hari.
atau sumber yang berkompeten; Berdasarkan uraian tersebut, maka
n. Melakukan penghentian penyidikan; rumusan masalah yang dibahas dalam
dan/atau penelitian ini sebagai berikut:
o. Mengadakan tindakan lain menurut 1. Apakah pelaksanaan pendetensian
hukum. pada proses TPK atas nama OAC cs.
Dalam melakukan tindakan hukum dalam telah sesuai dengan kaidah hukum
rangka penegakan hukum Keimigrasian, acara pidana?
penyidik tak jarang melakukan tindakan 2. Apakah kendala yang dihadapi pada
hukum lain yaitu melakukan pendetensian pelaksanaan pendetensian dalam TPK
dengan alasan tidak memiliki izin tinggal yang atas nama OAC cs.?
sah dan berlaku. Direktorat Jenderal Imigrasi
(Ditjenim) yang melakukan fungsi penegakan METODE PENELITIAN
hukum berupaya untuk mencapai tujuan 1. Pendekatan
hukum itu sendiri agar dapat menghadirkan Jenis pendekatan yang digunakan adalah
rasa keadilan, kepastian, serta manfaat tersebut penelitian hukum normatif empiris yang
bagi masyarakat. Terkadang terjadi pandangan bersifat kualitatif. Maksudnya adalah
berbeda mengenai tindakan hukum lain penelitian yang menggambarkan, menjelaskan,
(pendetensian) diluar yang tercantum pada menganalisis, serta mengembangkan
KUHAP serta terdapat kendala yang dihadapi permasalahan hukum terkait.
dalam pemberian tindakan lain tersebut. 2. Metode Pengumpulan Data
Dalam melihat hal tersebut, peneliti Pengumpulan bahan-bahan hukum
menemukan persoalan seperti yang telah dilakukan dengan mengidentikasi dan
disebutkan. Dua OA yang diduga menginventarisasi peraturan perundang-
berkebangsaan Nigeria atas nama OAC CS. undangan dan data lapangan, meneliti bahan
yang melakukan TPK Pasal 116 Jo. Pasal 71 pustaka (tulisan dan hasil karya ilmiah), dan
huruf b dengan ancaman pidana kurungan sumber-sumber bahan hukum lainnya yang ada
paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling relevansinya dengan isu hukum dalam
banyak Rp25.000.000. Namun pada proses penelitian ini.
penyidikan, tersangka juga dikenakan tindakan 3. Teknik Analisa Data
lain yaitu Tindakan Administratif Teknik analisa isu hukum (legal issue)
Keimigrasian berupa pendetensian di ruang dalam penelitian ini menggunakan logika

63
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

berpikir campuran. Maksudnya penalaran pembatalan izin tinggal;


(hukum) yang merupakan gabungan dari pola c. Larangan untuk berada di satu atau
berpikir induktif (inductive) dan deduktf beberapa tempat tertentu di Wilayah
(deductive ) dalam persoalan hukum faktual Indonesia;
yang konkrit. Proses yang terjadi dalam logika d. Keharusan untuk bertempat tinggal
berpikir campuran adalah abstraksi (hukum), di suatu tempat tertentu di Wilayah
nilai-nilai hukum, asas-asas hukum, konsep- Indonesia;
konsep hukum, dan norma-norma hukum yang e. Pengenaan biaya beban; dan atau
dirumuskan secara umum dalam aturan-aturan f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
hukum positif, kemudian dikonkritisasi Menurut penjelasan Pasal 75 huruf d UUK
(dijabarkan) dan diterapkan guna penyelesaian yang dimaksudkan dengan keharusan untuk
persoalan hukum konkrit yang dihadapi.. bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di
Wilayah Indonesia adalah penempatan di
PEMBAHASAN Rumah Detensi Imigrasi, Ruang Detensi
A. Pelaksanaan Pendetensian OAC cs. Imigrasi, atau tempat lain. Sering kita
Dikaitkan Dengan Kaidah Hukum menyebut tindakan tersebut dengan istilah
Acara Pidana pendetensian. Yang dimaksud dengan Rumah
1. Pendetensian Detensi Imigrasi adalah unit pelaksana teknis
Berdasarkan UUK, Ditjen Imigrasi yang menjalankan fungsi keimigrasian sebagai
memiliki catur fungsi yang merupakan bagian tempat penampungan sementara bagi OA yang
dari urusan pemerintahan negara dalam dikenai TAK, sedangkan Ruang Detensi
memberikan pelayanan keimigrasian, Imigrasi adalah tempat penampungan
penegakan hukum, keamanan Negara, dan sementara bagi OA yang dikenai TAK yang
fasilitator pembangunan kesejateraan berada di Direktorat Jenderal Imigrasi dan
masyarakat. Kantor Imigrasi atau Tempat Pemeriksaan
Dalam rangka penegakan hukum di Imigrasi. Penempatan OA di Ruang Detensi
bidang Keimigrasian, keseluruhan aturan Imigrasi untuk jangka waktu paling lama 30
hukum Keimigrasian diperuntukan bagi (tiga puluh) hari, dan apabila dalam waktu 30
Warga Negara Indonesia (WNI) dan OA. Hal (tiga puluh) hari terlampaui maka OA dapat
tersebut dimaksudkan untuk membuat efek ditempatkan pada Rumah Detensi Imigrasi.OA
jera kepada pelanggar aturan Keimigrasian. penghuni Rumah Detensi Imigrasi dan Ruang
Penegakan hukum Keimigrasian ini sangat Detensi Imigrasi yang telah mendapatkan
penting, karena Keimigrasian berhubungan keputusan pendetensian dari PI disebut deteni.
erat dengan kedaulatan suatu negara (Iman Disebutkan pada Pasal 83 ayat (1) UUK, PI
Santoso, 2004). Terdapat 2 (dua) tindakan berwenang melakukan pendetensian jika OA
hukum yang dapat dikenakan kepada tersebut:
pelanggarnya yang diatur oleh undang- a. Berada di Wilayah Indonesia tanpa
undang yaitu memiliki Izin Tinggal yang sah atau
TAK dan TPK. memiliki Izin Tinggal yang tidak
TAK adalah sanksi administratif yang berlaku lagi;
ditetapkan PI terhadap OA di luar proses b. Berada di Wilayah Indonesia tanpa
peradilan. PI adalah pegawai yang telah memiliki dokumen perjalanan yang
melalui pendidikan khusus keimigrasian dan sah;
memiliki keahlian teknis keimigrasian serta c. Dikenai Tindakan Administratif
memiliki wewenang untuk melaksanakan Keimigrasian berupa pembatalan izin
tugas dan tanggung jawab berdasarkan UUK. tinggal karena melakukan perbuatan
Selanjutnya TAK di atur di dalam Pasal 75 yang bertentangan dengan peraturan
UUK dapat berupa: perundang-undangan atau
a. Pencantuman dalam daftar menggangu keamanan dan ketertiban
Pencegahan dan Penangkalan; umum;
b. Pembatasan, perubahan, atau d. Menunggu pelaksanaan deportasi;

64
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

atau c. Dilakukan pemindahan deteni; atau


e. Menunggu keberangkatan keluar d. Dilakukan pengeluaran sementara
Wilayah Indonesia karena ditolak deteni.
pemberian tanda masuk. Yang dimaksud dengan pemindahan
Pendetensian terhadap OA yang telah deteni meliputi pemindahan dari Ruang
mendapatkan keputusan pendetensian Detensi Imigrasi ke Rumah Detensi Imigrasi,
dilakukan sampai OA tersebut dideportasi dari antar Rumah Detensi Imigrasi, dari Rumah
wilayah Indonesia. Namun jika pelaksanaan Detensi Imigrasi ke tempat lain, dari tempat
deportasi belum dapat dilaksanakan, proses lain ke Rumah Detensi Imigrasi, atau dari
pendetensian dapat dilakukan dalam jangka tempat lain ke tempat lain. Sedangkan yang
waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun. Deteni dimaksud dengan “tempat lain” menurut
dapat dikeluarkan dari Rumah Detensi penjelasan pada Peraturan Pemerintah Nomor
Imigrasi jika jangka waktu yang diberikan 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan
selama 10 (sepuluh) tahun terlampaui dan UUK, antaralain dapat berupa rumah, asrama,
memberikan izin kepada deteni untuk berada atau tempat penginapan yang digunakan
di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan sebagai tempat penampungan sementara.
menetapkan kewajiban melapor secara Yang dimaksud dengan pengeluaran
periodik namun dengan tetap dilakukan sementara bagi deteni dapat dilakukan bagi
pengawasan oleh PI dan mengupayakan OA deteni keluarga, deteni yang sakit, deteni yang
tersebut dilakukan deportasi. akan melahirkan. Untuk pengeluaran
Dalam hal kapasitas penempatan OA di sementara bagi deteni yang sakit atau deteni
Ruang Detensi Imigrasi melebihi kapasitas yang akan melahirkan dilaksanakan oleh
(over capacity) atau dengan prisip efektivitas Kepala Rumah Deteni Imigrasi atau Kepala
dan efesiensi, OA dapat langsung ditempatkan Kantor Imigrasi sedangkan untuk pengeluaran
di Rumah Detensi Imigrasi tanpa harus sementara bagi deteni keluarga dapat
ditempatkan di Ruang Detensi Imigrasi dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
terlebih dahulu. PI juga memiliki wewenang dari Direktur Jenderal Imigrasi. Kepala Rumah
untuk menempatkan OA dalam Rumah Detensi Imigrasi atau Kepala Kantor Imigrasi
Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi wajib melaporkan pelaksanaan pengeluaran
jika terdapat keraguan terhadap status sementara bagi deteni kepada Direktur
kewarganegaraannya pada saat masuk wilayah Jenderal Imigrasi dan Kepala Kantor Wilayah
Indonesia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Dalam hal penegakan hak asasi manusia, sesuai dengan domisili Unit Pelaksana Teknis
PI dapat menempatkan OA di tempat lain (UPT).
selain dalam Rumah Detensi Imigrasi atau Deteni yang telah melampaui jangka
Ruang Detensi Imigrasi jika OA tersebut waktu pendetensian di Rumah Deteni Imigrasi
dalam keadaan sakit, akan melahirkan, atau selama 10 (sepuluh) tahun dapat diberikan izin
masih anak-anak. Namun pelaksanaan berada di luar Rumah Deteni Imigrasi, namun
penempatan OA di tempat lain tersebut dapat di dalam masa pemberian izin berada di luar
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Rumah Deteni Imigrasi harus tetap
dari Direktur Jenderal Imigrasi. mengupayakan untuk dilakukan
Pada hakikatnya dengan melakukan pendeportasian kepada deteni tersebut.
pendetensian, maka hak-hak dari seoarang Didalam pelaksanaannya deteni yang
deteni ada yang dibatasi, ditempatkan pada mendapat izin berada di luar Rumah Deteni
suatu tempat yang mana hak kebebasan untuk Imigrasi diharuskan melaporkan
bergerak dicabut. Menteri atau PI yang keberadaannya secara periodik setiap 1 (satu)
ditunjuk dapat mengeluarkan deteni dari bulan dan setiap perubahan mengenai status
Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi sipil, pekerjaan, dan alamat kepada Kepala
Imigrasi, dalam hal: Rumah Detensi Imigrasi atau Kepala Kantor
a. Terlampauinya masa pendetensian; Imigrasi setempat. Izin berada di luar Rumah
b. Dilakukan pendeportasian deteni; Deteni Imigrasi dapat dicabut jika deteni tidak

65
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

memenuhi kewajibannya tersebut. i. Memanggil seseorang untuk diperiksa


dan didengar keterangannya sebagai
2. Tindak Pidana Keimigrasian (TPK) tersangka atau saksi;
Serangkaian perbuatan yang melanggar j. Mendatangkan ahli yang diperlukan
TPK diatur pada Pasal 113 sampai dengan dalam hubungannya dengan
Pasal 136 UUK. Yang dimana Penyidikan pemeriksaan perkara;
TPK dilakukan berdasarkan Kitab Hukum k. Melakukan pemeriksaan di tempat
Acara Pidana (KUHAP). Menurut R. Abdoel tertentu yang diduga terdapat surat,
Djamali hukum acara pidana yang disebut juga dokumen, atau benda lain yang ada
hukum pidana formal mengatur cara hubungannya dengan TPK;
pemerintah menjaga kelangsungan l. Mengambil foto dan sidik jari
pelaksanaan hukum pidana material (Djamali, tersangka;
2010). m. Meminta keterangan dari
Penyidikan adalah serangkaian tindakan masyarakat
penyidik dalam hal dan menurut cara yang atau sumber yang berkompeten;
diatur dalam KUHAP untuk mencari serta n. Melakukan penghentian penyidikan;
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu dan/atau
membuat terang tentang tindak pidana yang o. Mengadakan tindakan lain menurut
terjadi dan guna menemuka tersangkanya. hukum.
Sedangkan yang disebutkan penyidik adalah Yang dimaksud dengan tersangka adalah
pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau seorang yang karena perbuatannya atau
pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang keadaannya, berdasarkan bukti permulaan
diberi wewenang khusus oleh undang-undang patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
untuk melakukan penyidikan yang selanjutnya Seorang PPNS juga memiliki wewenang untuk
disebut Penyidik Pegawai Negeri Sipil menggeledah, menyita, menangkap, serta
(PPNS). menahan sesuai dengan peraturan perundang-
Dalam hal ini PPNS Keimigrasian diberi undangan. Penggeledahan dibagi menjadi 2
wewenang sebagai penyidik TPK, yang (dua) yaitu penggeledahan rumah dan
dimana memiliki wewenang pada Pasal 106 penggeledahan badan. Penggeledahan rumah
UUK sebagai berikut: adalah tindakan penyidik untuk memasuki
a. Menerima laporan tentang adanya rumah tempat tinggal dan tempat tertutup
TPK; lainnya untuk melakukan tindakan
b. Mencari keterangan dan alat bukti; pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau
c. Melakukan tindakan pertama di penangkapan dalam hal dan cara yang diatur
tampat kejadian; dalam perturan perundang-undangan.
d. Melarang setiap orang meninggalkan Sedangkan penggeledahan badan adalah
atau memasuki tempat kejadian tindakan penyidik untuk mengadakan
perkara untuk kepentingan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka
penyidikan; untuk mencari benda yang diduga keras ada
e. Memanggil, memeriksa, pada badannya atau dibawanya, serta untuk
menggeledah, menangkap, atau disita.
menahan seseorang yang disangka Penyitaan adalah serangkaian tindakan
melakukan TPK; penyidik untuk mengambil alih dan atau
f. Menahan, memeriksa, dan menyita menyimpan dibawah penguasaan benda
Dokumen Perjalanan; bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
g. Menyuruh berhenti orang yang tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian
dicurigai atau tersangka dan dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan.
memeriksa identitas dirinya; Penangkapan merupakan suatu tindakan
h. Memeriksa atau menyita surat, penyidik berupa pengekangan sementara
dokumen, atau benda yang ada waktu kebebasan tersangka atau terdakwa
hubungannya dengan TPK; apabila terdapat cukup bukti untuk

66
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

kepentingan penyidikan atau penuntutan atau Atas dasar informasi tersebut, petugas
peradilan dalam hal serta menurut cara yang mempersiapkan segala yang diperlukan dalam
diatur dalam peraturan perundang-undangan. rangka pengawasan keimigrasian ke
Penahanan merupakan bentuk berbeda Apartemen Grand Center Point Bekasi mulai
dengan pendetensian. Jika pendetensian seperti dari mempersiapkan Surat Perintah Tugas,
yang telah dijelaskan adalah bentuk dari TAK brifieng anggota, sampai dengan
yang dimana hanya OA dengan permasalahan mempersiapkan sarana prasarana yang
keimigrasian menurut Undang-Undang yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan
dapat dikenakan, sedangkan penahan menurut keimigrasian. Berdasarkan Surat Perintah
KUHAP adalah penempatan tersangka atau Kepala Kanim Bekasi No.W.11.IMI.IMI.8-
terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik, atau GR.03.02-01.28 tanggal 12 Februari 2019
penuntut umum atau hakim dengan tentang Kegiatan Pengawasan Keimigrasian,
penetapannya, dalam hal serta menurut cara 10 (sepuluh) orang petugas Seksi Intelijen dan
yang diatur. Penidakan Keimigrasian (Inteldakim) Kanim
Di dalam peradilan, hakim tidak boleh Bekasiberangkat sekitar pukul 20.00 WIB ke
menjatuhkan pidana kepada tersangaka kecuali Apartemen Grand Center Point Bekasi.
dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti Setelah Setelah sampai, petugas langsung
yang sah. Berdasarkan KUHAP terdapat 5 melakukan pengawasan tertutup disekitaran
(lima) alat bukti yang sah, antara lain: lokasi dan berkoordinasi dengan petugas
a. keterangan saksi; keamanan dan pengurus apartemen
b. keterangan ahli; sehubungan dengan keberadaan OA yang
c. surat, petunjuk; diduga overstay di lokasi Apartemen Grand
d. keterangan terdakwa. Center Point Bekasi.
Namun berdasarkan UUK, terdapat 2 Sekitar pukul 21.00 WIB petugas mulai
(dua) tambahan alat bukti yang sah didalam masuk kedalam masing-masing tower
TPK yaitu: apartemen dengan membuat 2 (dua) tim yang
a. Alat bukti lain berupa informasi yang didampingi oleh security serta pengurus
diucapkan dikirimkan, dan diterima apartemen. Setelah mendatangi kamar-kamar
atau disimpan secra elektronik atau yang diduga menjadi tempat tinggal bagi OA
yang serupa; dan yang diduga overstay, sekitar pukul 23.00 WIB
b. Keterangan tertulis dari PI yang petugas pun juga menyisir lokasi-lokasi
berwenang. disekitaran Apartemen Grand Center Point
PPNS Keimigrasian dapat melaksanakan Bekasi.
kerja sama dalam penyelidikan dan penyidikan Dari hasil penyisiran, seorang petugas
TPK dengan lembaga penegak hukum dalam mendapati 2 (dua) orang OA yang diduga
negeri dan negara lain sesuai ketentuan bersal dari benua Afrika sedang berjalan-jalan
peraturan perundang-undangan atau di sekitaran tempat parkir Apartemen Grand
berdasakan perjanjian internasional yang telah Center Point Bekasi. Petugas kemudian
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. memanggil dan memberhentikan 2 (dua) orang
OA tersebut dan langsung melakukan
3. Kasus OAC cs1 pemeriksaan singkat dengan yang
Selasa, 12 Februari 2019, Kanim Bekasi bersangkutan. Melihat sedang melakukan
mendapatkan informasi mengenai keberadaan pemeriksaan, 2 (dua) petugas lain datang untuk
OA yang diduga berada di Wilayah Indonesia membantu melakukan pemeriksaan. Ketika
dengan izin tinggal yang telah habis masa petugas sedang melakukan pemeriksaan
berlakunya (overstay) di Apartemen Grand terhadap 2 (dua) orang OA yang mengaku
Center Point Bekasi, Jalan Ahmad Yani No. bernama OAC dan CCE ini, mereka tidak dapat
20, Marga Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. memperlihatkan dan menyerahkan dokumen

1Dirangkum berdasarkan Berkas Perkara OAC cs. Nomor


W.11.IMI.IMI.8-GR.02.01-1409

67
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

perjalanan (paspor) dan izin tinggal yang paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda
dimilikinya. Kepala Seksi Intelijen dan paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh
Penindakan Keimigrasian (Inteladakim) lima juta rupiah).”
memerintahkan kepada 2 (dua) petugas lain Pasal 71 huruf b menyatakan: “Setiap OA
untuk membawa OAC cs. ke Kanim Bekasi yang berada di Wilayah Indonsia wajib
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen
mengenai keberadaan dan kegiatan yang Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya
bersangkutan. Sekitar pukul 00.30 WIB apabila diminta oleh PI yang bertugas dalam
petugas selesai melaksanakan pengawasan rangka pengawasan Keimigrasian.”
keimigrasian di Apartemen Grand Center Point Berdasarkan hasil musyawarah, Kepala
Bekasi dengan membawa total 10 OA yang Kanim Bekasi memeritahkan kasus OAC cs.
diduga melakukan pelanggaran keimigrasian untuk dilanjutkan ke tahap penyidikan dan
ke Kanim Bekasi untuk dilakukan pemeriksaan menunjuk Kepala Sub Seksi Intelijen
lebih lanjut. Keimigrasian selaku penyidik. Berdasarkan
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Surat Perintah Penyidikan Nomor
petugas, diketahui tiga OA telah overstay dan W.11.IMI.IMI8-GR.02.02-1171 tanggal 26
tujuh OA lain tidak dapat menunjukan paspor April 2019 dan Surat Perintah Tugas Nomor
kepada petugas dengan alasan beragam mulai W.11.IMI.IMI.8- GR.02.01-1172 tanggal 26
dari hilang sampai dengan di pegang oleh April 2019, Seksi Inteldakim memulai proses
penjamin/sponsor mereka. Dengan alasan penyidikan.
tersebut petugas memberikan kesempatan Selama proses penyidikan, kedua
untuk dapat menghadirkan paspor mereka tersangka OAC cs. tidak dilakukan penahanan
dalam waktu 1x24 jam. Selama waktu tersebut dikarenakan ancaman pidana penjara di bawah
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor 5 (lima) tahun seperti yang dinyatakan pada
Nomor W.11.IMI.IMI.8.454.GR.02.03 Tahun Pasal 21 ayat (4) huruf a KUHAP. Namun
2019 10 OA tersebut di tempatkan di ruang kedua tersangka dikenakan TAK berupa
detensi Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI pendetensian di ruang detensi Kanim Bekasi.
Bekasi. Di dalam proses penyidikan
Selama kurun waktu yang diberikan, lima menghadirkan 3 (tiga) orang saksi dari petugas
dari tujuh OA dapat menghadirkan paspor Kanim Bekasi dan seorang Ahli dari Direktorat
kepada petugas untuk diperiksa. Seluruhnya Sistem Informasi dan Teknologi Keimigrasian
dalam kondisi sudah overstay di Indonesia. untuk mengetahui kewarganegraan yang
Dua OA yaitu OAC cs. yang menurut hasil bersangkutan melalui data perlintasan dari
pemeriksaan mengaku berkewarganegaraan OAC cs. Selama pemeriksaan terhadap OAC
Nigeria masih belum dapat menghadirkan cs. juga dihadirkan Penerjemah untuk
paspornya untuk diperiksa oleh petugas sampai memudahkan petugas dalam memeriksa yang
dengan waktu yang diberikan. bersangkutan.
Selama proses pelaksanaan TAK kepada Selama proses penyidikan, Penyidik
sepuluh OA tersebut, Seksi Inteldakim Kanim berserta anggota juga melakukan koordinasi
Bekasi melakukan musyawarah untuk dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Di dalam
kelanjutan kasus dari OAC cs. apakah akan koordinasinya, Jaksa meminta Penyidik untuk
dilanjutkan ke arah TAK berupa deportasi dan menambahkan Pasal 119 ayat (1) UUK dengan
dibuatkan Travel Certificate untuk dilakukan alasan agar proses administrasi di Kejaksaan
proses penyidikan. lebih mudah sekaligus dapat melakukan
Berdasarkan fakta-fakta dan alat bukti, penahanan terhadap tersangka. Atas dasar
OAC cs. Sudah cukup bukti untuk dilanjutkan tersebut penyidik melakukan perbaikan
ke tahap penyidikan dengan kasus melanggar dengan menambahkan Pasal 119 ayat (1) UUK
Pasal 71 huruf b Jo pasal 116 yang menyatakan di dalam berkas perkara.
bahwa: “setiap OA yang tidak melakukan Setelah pelimpahan berkas perkara kepada
kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Jaksa Penuntut Umum dan dinyatakan sudah
Pasal 71 dipidana dengan pidana kurungan lengkap ditandai dengan Surat Pemberitahuan

68
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Hasil Penyidikan Perkara Pidana dari penyidikan TPK yang salah satunya adalah
Kejaksaan Negeri Kota Bekasi Nomor: B- “mengadakan tindakan lain menurut hukum”.
2731/M.2.17/Eku.2/07/2019 tanggal 30 Juli Dalam hal ini adalah TPK kasus OAC cs.
2019. Penyidik juga melakukan pelimpahan yang dimana tersangka pada saat itu dikenakan
tersangka dengan mengeluarkan OAC cs. dari tindakan hukum lain diluar KUHAP yaitu
Ruang Detensi Kanim Bekasidan TAK berupa pendetensian selama proses
menyerahkannya kepada Jaksa Penuntut penyidikan berlangsung. Setelah pelimpahan
Umum. Setelah pelimpahan, tersangka kepada penuntut umum barulah dilakukan
ditempatkan di Lembaga Pemasyaratakan proses penahan kepada OAC cs. selama proses
(Lapas) Kelas II A Bekasi sampai dengan penuntutan samapai dengan proses penjatuhan
proses persidangan. hukuman.
Dalam sidang yang dilaksanakan di Berhubungan dengan hal tersebut, peneliti
Pengadilan Negeri Bekasi Kelas 1A Khusus melakukan wawancara langsung dengan
yang digelar dalam 4 (empat) kali sidang, Penyidik TPK kasus OAC cs. Berdasrakan
diputuskan bahwa OAC cs. bersalah dengan hasil wawancara, Penyidik menyampaikan
menjatuhkan kepada tersangka pidana bahwa pelaksaan pendetensian kepada OAC cs
kurangan selama 3 (tiga) bulan dipotong di ruang detensi Kanim Bekasi dilakukan
dengan masa penahan yang dilakukan oleh sebelum Surat Perintah Dimulainya
penuntut umum selama 20 (dua puluh) hari Penyidikan (SPDP) dikeluarkan pada 26 April
ditambah penahanan yang dilakukan oleh 2019 dengan alasan yang bersangkutan berada
hakim selama 30 (tiga puluh) hari. diwilayah Indonesia tanpa memiliki dokumen
perjalanan atau paspor yang sah, dan ketika
4. Pelaksanaan Pendetensian OAC cs dilakukan pengecekan data perlintasan OAC cs
Dikaitkan dengan Kaidah Hukum terbukti sudah tinggal melebihi masa berlaku
Acara Pidana izin tinggalnya (overstay) di wilayah
Ditjenim dalam menjalankan fungsi Indonesia.
penegakkan hukum berupaya untuk mencapai Setelah bukti permulaan yang cukup,
tujuan hukum itu sendiri agar dapat barulah proses penyidikan dimulai. Pada saat
menghadirkan rasa keadilan, kepastian, serta proses penyidikan OAC cs tidak dilakukan
manfaat tersebut bagi masyarakat. Terkadang penahanan dikarenakan pada mulanya pasal
terjadi pandangan berbeda mengenai tindakan yang disangkakan kepada tersangka yaitu
hukum lain diluar yang tercantum pada Pasal 116 jo Pasal 71 huruf b hanya pidana
KUHAP. kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau
Dalam melakukan upaya hukum dalam pidana denda paling banyak Rp 25.000.000
rangka penegakkan hukum Keimigrasian, yang notabene tidak masuk dalam unsur pasal
seorang PI diamanatkan oleh undang-undang di dalam KUHAP yang dimana penahanan
dapat melakukan 2 (dua) tindakan hukum yang hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau
berbeda yaitu TAK dan Penyidikan. Di dalam terdakwa yang melakukan tindak pidana yang
prosesnya, tak jarang terjadi kedua tindakan diancam dengan pidana penajara lima tahun
hukum tersebut dilakukan dalam satu perkara. atau lebih.
Proses penyidikan terhadap pelaku Alun menambahkan bahwa pada saat
pelanggaran keimigrasian dilakukan pemeriksaan tingkat lanjut, Penyidik
berdasarkan ketentuan dalam KUHAP sebagai menemukan hal-hal yang setelah dipelajari
lex generalis dan UUK sebagai lex spesialis ternyata masuk ke dalam unsur-unsur pasal
(Syahrin, 2018). PPNS keimigrasian lain yaitu Pasal 119 ayat (1) UUK bahwa setiap
melakukan penyidikan TPK berdasarkan OA yang masuk dan/atau berada di wilayah
KUHAP yang jelas berbeda proses dan tujuan Indonesia yang tidak memiliki dokumen
dari pada pemberian TAK terhadap pelanggar perjalanan dan visa yang sah dan masih
peraturan Keimigrasian. Namun Pada UUK berlaku dengan pidana penjara paling lama 5
dijabarkan mengenai wewenang seorang (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
PPNS keimigrasian dalam melakukan Rp 5.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang

69
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

karenanya tersangka dapat dilakukan tenang Keimigrasian.


penahanan. Ditambah lagi dengan diterimanya berkas
Atas dasar hal tersebut, Penyidik perkara OAC cs oleh Kejaksaan yang dimana
menuangkan ke dalam berkas perkara yang mengetahui adanya pelaksanaan pendetensian
kemudian dikirimkan kepada JPU. Yang dalam proses penyidikannya ditandai dengan
dimana setelah membaca berkas perkara dan dikeluarkannya surat pemberitahuan (P21)
menelaah, JPU setuju dengan apa yang oleh Kejaksaan Negeri Kota Bekasi. Hal ini
tertuang pada berkas perkara ditandai dengan secara tidak langsung memberikan pengertian
dikeluarkannya surat P21 30 Juli 2019. bahwa pelaksanaan pendetensian dapat
Sehingga dalam proses tahap 2 (dua) dilakukan dalam proses penyidikan bilamana
penyidikan, tersangka dan alat bukti pelaksanaan penahan tidak dapat dilakukan
diserahkan kepada pihak kejaksaan yang dikarenakan peraturan perundang-undangan.
selanjutnya diputuskan tersangka untuk Peneliti juga melakukan wawancara
dilakukan penahanan. dengan Dosen Tetap Fakultas Hukum
Pada saat sidang putusan, OAC cs dijatuhi Universitas Pancasila yaitu Rocky Marbun. Di
hukuman kurungan selama 3 (tiga) bulan dan dalam wawancaranya, ia menyampaikan
hanya dipotong dengan masa penahan yang berkaitan dengan PPNS terdapat pada Pasal 7
dilakukan oleh penuntut umum selama 20 (dua ayat (2) KUHAP yang mengatur mengenai
puluh) hari ditambah penahanan yang pola kerja PPNS selain mengikuti KUHAP,
dilakukan oleh hakim selama 30 (tiga puluh) PPNS juga mengikuti undang-undang yang
hari tanpa memotong masa pendetensian yang membentuknya, jika PPNS keimigrasian
dikenakan kepada tersangka. Menurut berarti tunduk kepada UUK.
Penyidik, pendetensian sama-sama membatasi Perlu diketahui konsep dari pendetensian,
hak asasi manusia yaitu kebebasan untuk apakah detensi itu masuk dalam upaya paksa
bergerak kemana saja hal inilah yang belum atau tidak. Jika detensi masuk dalam upaya
diatur didalam peraturan perundang-undangan. paksa maka harus tunduk kepada KUHAP,
Peneliti juga melakukan wawancara namun jika detensi dipahami sebagai upaya
dengan Kepala Seksi Penyidikan Wilayah I administratif dari Imigrasi maka akan tunduk
Ditjenim. Di dalam wawancaranya, ia kepada UUK. Jika pendetensian yang
menyampaikan bahwa belum pernah ada kasus dilakukan sebagai upaya administratif, maka
TPK yang dilakukan pra peradilan terkait pendetensian bukan merupakan bagian dari
pendetensian. Dan kalaupun ada yang penyidikan tindak pidana.
mengajukan pra peradilan tidak akan diterima Rocky menambahakan tidak ada aturan
karena pendetensian bukan objek praperadilan yang mengatur mengenai pelaksanaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 pendetensian didalam KUHAP, karena
KUHAP. Pendetensian merupakan bagian dari pelaksanaan pendetensian diatur diluar
TAK yang dimana menurut UUK yang dimana KUHAP yaitu UUK. sepanjang
pengajuan keberatan dari pelaksanaan TAK nomenklaturnya pendetensian, tidak akan ada
diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM masalah dengan KUHAP dan yang terpeting
Republik Indonesia dengan tidak menunda untuk pelaksanaan pendetensian bukan
pelaksanaan TAK tersebut. dilakukan oleh seorang PPNS keimigrasian.
Ia menambahkan pelaksanaan KUHAP memperboleh tindakan lain didalam
pendetensian berdasarkan hukum acara pidana penyidikan selama pelaksanaannya diatur
dapat dilaksanakan oleh PPNS keimigrasian didalam undang-undang induknya. Serta
sebagaimana kewenangan PPNS yang diatur terdapat kendala mengenai siapa yang
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf j KUHAP. Namun melakukan pendetensian tersebut.
terdapat kendala berupa belum diatur secara Kewenangan dari seorang PPNS adalah untuk
tegas di dalam KUHAP mengenai proses melakukan suatu tindakan penyidikan bukan
pendetensian dalam TPK, hanya dengan tindakan administrative, karena pendetensian
menggunakan penafsiran luas dari pasal 106 merupakan ranah dari administratif bukan
huruf o Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 penyidikan.

70
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Hukum Acara Pidana pada hakikatnya hukum acara pidana. Begitu pula pada kasus
adalah mengekang hak asasi manusia. Oleh TPK OAC cs. Sedangkan untuk pelaksanaan
karena itu, di satu sisi negara diberi pendetensian OAC cs. dilaksanakan
kewenangan untuk mengambil segala tindakan berdasarkan UUK.
dalam rangka penegakan hukum, akan tetapi di Pada UUK tidak dijelaskan secara
sisi yang lain kewenangan itu harus dibatasi terperinci mengenai pelaksanaan pendetensian
oleh undang-undang secara ketat. Demikian (TAK) pada proses penyidikan, yang hanya
pula setiap warga negara yang berurusan adalah salah satu wewenang dari PPNS
dengan hukum dapat melakukan gugatan keimigrasian yaitu mengadakan tindakan lain
terhadap tindakan sewenang-wenang aparat menurut hukum yang tertera pada Pasal 106
penegak hukum sepanjang gugatan tersebut huruf o UUK. Namun tidak secara gamblang
secara expresiv verbis tertuang dalam undang- dijelaskan yang dimaksud dengan tindakan
undang (Eddy, 2008). lain menurut hukum tersebut apakah termasuk
Pada hakikatnya pelaksanaan dari pengenaan TAK terhadap tersangka atau
pendetensian merupakan kekuasaan diskresi tidak.
seorang PI yang dimana memperlihatkan Di dalam KUHAP juga menyebutkan
fungsinya dalam hal menyelesaikan berbagai salah satu dari kewenangan seorang penyidik
permasalahan pelik yang membutuhkan pada Pasal 7 huruf j menyebutkan mengadakan
penanganan secara cepat atau menyelesaikan tindakan lain menurut hukum yang
soal-soal genting yang timbul dengan bertanggung jawab. Hal ini yang dapat menjadi
sekonyong-konyong dan yang peraturan dasar dikresi dari seorang PI sekaligus PPNS
penyelesainnya belum ada (Munaf, 2018). keimigrasian dalam melakukan pendetensian
Seperti yang disebutkan pada Undang- pada proses penyidikan. Kedua hal tersebut
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang yang membuat penafsiran luas terhadap makna
adminstrasi pemerintahan bahwa dari pasal-pasal tersebut hingga timbulnya
menggunakan diskresi sesuai dengan diskresi didalam proses penyidikan berupa
tujuannya merupakan salah satu hak yang pendetensian.
dimiliki oleh pejabat pemerintahan dalam Seperti yang disebutkan pada Undang-
mengambil keputusan dan/atau tindakan, Undang Nomor 30 Tahun 2014 bahwa
dalam hal ini pengambilan keputusan menggunakan diskresi sesuai dengan
pendetensian oleh PI pada proses penyidikan tujuannya merupakan salah satu hak yang
dikarenakan pelaksanaan penahanan tidak dimiliki oleh pejabat pemerintahan dalam
dapat dilakukan dikarenakan peraturan mengambil keputusan dan/atau tindakan.
perundang-udangan. Dalam hal ini pengambilan keputusan
pendetensian oleh PI pada proses penyidikan
B. Kendala Pelaksanaan Pendetensian dikarenakan pelaksanaan penahanan tidak
dalam TPK OAC cs. dapat dilakukan dikarenakan peraturan
1. Tidak Terdapat Peraturan yang perundang-undangan.
Mengatur Mengenai Pelaksaan Di dalam kasus OAC cs penyidik merasa
Pendetensian Pada Proses TPK perlu melakukan pendetensian dikarenakan
Indonesia sebagai Negara hukum yang ancaman tindak pidana yang dilakukan OAC
menjunjung tinggi asas kepastian hukum yang cs dibawah 5 (lima) tahun sehingga tidak bisa
mengutamakan landasan ketentuan peraturan dilakukan penahanan dan juga unsur pasal
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan untuk dilakukan pendetensian yaitu berada di
dalam setiap kebijakan penyelenggaran wilayah Indonesia tanpa memiliki dokumen
pemerintahan seperti yang tercantum pada perjalanan (paspor) yang sah sudah terpenuhi.
Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2014 Hal tersebut tentunya bertentangan
tentang Administrasi Pemerintahan. dengan teori tujuan hukum yang dikemukakan
Proses peradilan TPK mulai dari oleh Gustav Radbruch yang dimana salah satu
penyidikan, penuntutan, sampai dengan dari tujuan hukum adalah kepastian. Kepastian
persidangan semua dilakukan berdasarkan hukum akan menjamin seseorang melakukan

71
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

perilaku sesuai dengan ketentuan hukum yang terhadap terdakwa. Dari penjatuhan pidana
berlaku, sebalinya tanpa ada kepastian hukum kurungan kepada OAC cs yaitu selama 3 (tiga)
maka seseorang tidak memiliki ketentuan baku bulan dan hanya dipotong dengan masa
dalam menjalankan perilaku (Susanto, 2014). penahan yang dilakukan oleh penuntut umum
2. Masa Pendetensian Tidak Mengurangi selama 20 (dua puluh) hari ditambah
Dari Pidana yang Dijatuhkan penahanan yang dilakukan oleh hakim selama
Pelaksanaan pendetensian merupakan 30 (tiga puluh) hari tanpa memotong masa
bagian dari TAK yang mana diatur di dalam pendetensian yang dikenakan kepada
UUK yang merupakan hal berbeda dengan tersangka.
proses penyidikan TPK yang dilakukan
berdasarkan hukum acara pidana. Di dalam PENUTUP
hukum acara pidana jelas disebutkan unsur- Pendetensian merupakan bagian dari TAK
unsur apa saja yang dapat mengurangi masa yang merupakan tindakan yang hanya bisa
tahanan dari pidana yang dijatuhkan yaitu dilakukan oleh seorang PI seperti yang
adalah penagkapan dan penahanan. diamanatkan oleh UUK. Sedangkan
Dengan diadakan penahanan terhadap penyidikan merupakan bagian dari proses
seseorang tersangka/terdakwa diharapkan peradilan tindak pidana dalam hal ini TPK yang
pemeriksaan atas dirinya dapat berjalan lancar, dilakukan oleh seorang PPNS keimigrasian
karena dengan penahan itu seseorang yang pelaksanaannya berdasarkan hukum acara
tersangka/terdakwa akan lebih mudah pidana. TAK dan TPK merupakan 2 (dua) hal
diperiksa bila sewaktu-waktu diperlukan, serta yang berbeda yang dimana proses dan tujuan
sangat kecil kemungkinan barang bukti yang dari masing-masing tindakan tersebut berbeda.
berkaitan dengan kejahatan yang dilakukannya Belum ada peraturan yang secara khusus
itu dimusnahkan (Abbon, 2018). mengatur masalah tersebut. Sehingga
Masa penangkapan dan penahanan pelaksanaan pendetensian tidak mempengaruhi
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang jalanannya proses peradilan. Pada kasus OAC
dijatuhkan. Namun dari 3 (tiga) jenis penahan cs, pelaksanaan TPK tidak diatur di dalam
diantaranya penahan rumah tahanan negara, hukum acara pidana, namun PPNS
penahanan rumah, penahanan kota dikenakan keimigrasian memiliki wewenang seperti yang
pengurangan yang berbeda. Untuk penahanan diamanatkan pada Pasal 7 ayat (1) huruf j
kota pengurangan masa tahanannya seperlima KUHAP dimana penyidik memiliki wewenang
dari jumlah lamanya waktu penahanan dan untuk mengadakan tindakan lain menurut
untuk penahanan rumah dikurangi sepertiga hukum yang bertanggung jawab dan dengan
dari jumlah lamanya waktu penahanan. Hal ini dikeluarkan putusan pidana oleh hakim
disebabkan pendetensian merupakan hal yang walaupun dengan adannya tindakan lain berupa
berbeda dengan penahanan dan juga tidak pendetensian serta di ayat (2) menyebutkan
diatur terkait pengurangan masa tahanan yang dimana seorang PPNS mempunyai wewenang
disebabkan oleh pendetensian. Maka lamanya sesuai dengan undang-undang yang menjadi
masa pendetensian tidak mengurangi dari masa dasar hukumnya.
tahanan dari pidana yang dijatuhkan. Dalam pelaksanaan proses TPK OAC cs.
Padahal pada hakikatnya pendetensian dijumpai beberapa kendala yang pertama
memiliki tujuan yang sama dengan penahan adalah belum adanya peraturan yang mengatur
yaitu membatasi kebebasan dari subjeknya masalah pelaksanaan pendetensian pada proses
dengan berada di suatu tempat tertentu TPK, yang dimana pelaksanaan pendetensian
menurut peraturan perundang- undangan. Hal pada OAC cs merupakan bagian dari diskresi
tersebut akan erat kaitannya dengan hak asasi seorang PI dikarenakan pelaksanaan penahanan
manusia dalam hal ini yaitu tersangka. Dimana tidak dapat dilakukan karena ancaman
hak atas kebebasan dan kemerdekaan individu hukuman bagi OAC cs. dibawah 5 (lima) tahun.
warga negara dikesampingkan dengan tidak Lamanya masa pendetensian tidak mengurangi
diaturnya terkait masalah lamanya masa dari masa tahanan dari pidana yang dijatuhkan
pendetensian terhadap jatuhan hukuman kepada terdakwa, yang dimana pada

72
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

hakikatnya pendetensian memiliki tujuan yang 1981 tentang Hukum Acara Pidana, LN
sama dengan penahan yaitu membatasi Tahun 1981.
kebebasan dari subjeknya dengan berada di Indonesia. Undang-Undang Nomor 14
suatu tempat tertentu menurut peraturan Tahun 2014 tentang Administrasi
perundang-undangan. Pemerintahan, LN Tahun 2014.
Hasil wawancara dengan Alun Prahutama
DAFTAR PUSTAKA Rujito selaku Penyidik kasus TPK atas
nama OAC cs. pada hari Rabu, 2
Adji, O. S. (1966). Prasarana Dalam September 2020 Pukul 20.00 WIB di
Indonesia Negara Hukum. Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI
Simposium UI Jakarta. Bekasi
Djamali, A. (2010). pengantar hukum Hasil wawancara dengan Mulyadi selaku
Indonesia. PT. Raja Grafindo Presda. Kasi Penyidikan Wilayah I Direktorat
Eddy, O. . H. (2008). Asas-Asas Pengawasan dan Penindakan
Dalam Hukum Acara Pidana. Keimigrasian pada Direktorat Jenderal
Yogyakarta. Imigrasi pada hari Rabu, 9 September
Iman Santoso, M. (2004). Perspektif 2020 di Pengadilan Negeri Bekasi Kelas
Imigrasi : Dalam Pembangunan 1A Khusus.
Ekonomi dan Ketahanan Nasional. Hasil wawancara melalui aplikasi Zoom
Munaf, Y. (2018). Diskresi Sebagai dengan Rocky Marbun selaku dosen tetap
Kebebasan Bertindak Pemerintah. Fakultas Hukum Universitas Pancasila
Mustaghfirin, H. (2011). Sistem Hukum pada hari Selasa, 15 September 2020 Pukul
Barat, Sistem Hukum Adat, dan Sistem 13.30 WIB
Hukum Islam, Menuju Sebagai Sistem
Hukum Nasional Sebuah Ide Yang
Harmoni. Jurnal Dinamika Hukum,
11(Edsus).
https://doi.org/10.20884/1.jdh.2011.11.e
dsus.265
Soekanto, S. (2004). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta
Raja Grafindo Persada.
Susanto, N. A. (2014). Dimensi
Aksiologis dari Putusan Kasus
“ST.” Komisi Yudisial Republik
Indonesia.
Syahrin, M. A. (2018). Penerapan
Wewenang Penyidik Pegawai Negeri
Sipil dalam Melakukan Penyidikan
TPK. Seminar Hukum Nasional, 4(1),
25–49.
Waluyo, B. (2008). Penelitian Hukum Dalam
Praktek. Sinar Grafika.
Abbon, T. (2018). Penahanan dan
Penangguhan Penahanan Dalam
Teori dan Praktek. 4(Universitas
Kristen Indonesia), 34–38.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian, LN Tahun
2011.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

73

Anda mungkin juga menyukai