Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No.

1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

PANDANGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP PEMBIARAN ORANG DENGAN


STATUS “STATELESS” DI INDONESIA
(STUDI KASUS: DANKO NIZAR ZLAVIC)

Mochammad Ryanindityo
Dosen Tetap pada Politeknik Imigrasi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Jl. Raya Gandul Nomor 4, Gandul-Cinere, Kota Depok, Jawa Barat
Telepon 081285747246, e-mail: ryanindityo@gmail.com

Agung Sulistyo Purnomo


Dosen Tetap pada Politeknik Imigrasi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Jl. Raya Gandul Nomor 4, Gandul-Cinere, Kota Depok, Jawa Barat
Telepon 08157071700, e-mail: theagungpurnomofitsystem@gmail.com

Abstrak
Negara Indonesia bukan merupakan negara yang meratifikasi Konvensi PBB Tahun 1954 mengenai Status
Orang-orang Tanpa Kewarganegaraan maupun Konvensi PBB Tahun 1961 tentang Upaya untuk Mengurangi
Jumlah Orang-orang Tanpa Kewarganegaraan sehingga tidak mengenali istilah orang-orang tanpa
kewarganegaraan atau lazim dikenal dengan istilah “stateless”. Oleh karena itu, penanganan orang-orang
tanpa kewarganegaraan dilaksanakan oleh jajaran Imigrasi Indonesia sebagaimana penanganan imigran ilegal
lainnya. Salah satu contoh kasus orang tanpa kewarganegaraan ini adalah Danko Nizar Zlavic, yang dikenakan
Tindakan Administratif Keimigrasian berupa detensi selama sekitar lima belas tahun dengan alasan tidak
memiliki dokumen perjalanan maupun Izin Tinggal yang sah dan masih berlaku di Indonesia karena tidak
adanya pengakuan kewarganegaraan oleh perwakilan negaranya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab perwakilan negara Zlavic tidak mengakui kewarganegaraannya dan mengetahui sejauh
mana kasus yang menimpa Zlavic tersebut jika dipandang dari sudut pandang Hak Asasi Manusia.
Kata kunci : Hak Asasi Manusia, Orang-orang Tanpa Kewarganegaraan, Keimigrasian

Abstract
The Republic of Indonesia is not a country that ratifies the 1954 Convention relating to the Status of Stateless
Persons nor the 1961 Convention on the Reduction of Statelessness, therefore Indonesia does not recognize
the term “stateless persons”. As a result, the treatment of stateless persons are carried out by the Indonesian
Immigration as like any other illegal immigrants. One example of this stateless persons case is the case of
Danko Nizar Zlavic, who was detained for more than fifteen years on the grounds of not having a valid travel
document and/ or stay permit in Indonesia due to the absence of citizenship recognition or verification by his
foreign representative in Indonesia. This research aims to determine the cause of the foreign representative
not acknowledging or recognizing Zlavic as its citizen and to view the case of Zlavic from a human rights
perspective.
Keywords : Human Rights, Stateless, Immigration.

PENDAHULUAN pertumbuhan pesat penduduk dunia, kesenjangan


Setiap orang asing yang masuk dan berada di ekonomi yang semakin lebar, bertambahnya
Indonesia tidak selalu melalui jalur resmi. pengangguran, konflik atau perang, kemiskinan,
Perkembangan migrasi manusia saat ini ditambah bencana alam dan lainnya.1
dengan adanya pengetatan terhadap pola legal Diantara para imigran ilegal yang masuk ke
migration telah berdampak pada meningkatnya Indonesia adalah orang-orang yang tidak memiliki
jumlah imigran ilegal yang masuk ke Indonesia. kewarganegaraan atau yang selanjutnya disebut
Ada beragam faktor yang memicu migrasi ilegal dengan istilah “stateless”. Orang-orang
atau “illegal migration” tersebut, antara lain “stateless” ini dianggap sebagai imigran ilegal

1Mary Crock and Ben Saul, Future Seekers-Refugees and


The Law in Australia (NSW-Australia: The Federation Press,
2002).

93
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

karena masuk dan berada di wilayah Indonesia Tidak adanya pengakuan kewarganegaraan
tanpa memiliki dokumen kependudukan, dokumen orang asing tersebut akan berdampak pada
perjalanan, maupun dokumen keimigrasian yang ketidakjelasan dan ketidakpastian hukum terkait
sah dan masih berlaku. keberadaan orang tersebut di Indonesia, karena di
Di dalam artikel 1, Konvensi PBB mengenai satu sisi orang tersebut bukan merupakan seorang
Status Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhak untuk
Tahun 1954, ditegaskan bahwa seseorang yang tinggal di Indonesia, sementara di sisi lain orang
tidak memiliki kewarganegaraan atau selanjutnya tersebut juga bukan merupakan seorang Warga
dikenal dengan istilah “stateless” adalah seseorang Negara Asing (WNA) yang dapat dipulangkan atau
yang tidak dianggap warganegara oleh negara dideportasi kembali ke negara asalnya.
manapun di dalam hukum nasionalnya. Salah satu contoh kasus ini adalah Danko
Namun negara Indonesia bukan merupakan Nizar Zlavic, yang di detensi di Rumah Detensi
negara yang meratifikasi Konvensi PBB Tahun Imigrasi Jakarta sejak tahun 2002 karena tidak
1954 tersebut maupun Konvensi PBB Tahun 1961 memiliki dokumen perjalanan maupun Izin
tentang Upaya untuk Mengurangi Jumlah Orang- Tinggal yang sah dan masih berlaku di Indonesia.
Orang Tanpa Kewarganegaraan, sehingga Hingga Danko Nizar Zlavic meninggal dunia pada
pemerintah negara Indonesia tidak mengenali tahun 2017 masih berstatuskan sebagai seorang
istilah orang-orang “stateless” dan tidak terikat deteni karena status kewarganegaraannya belum
oleh kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diketahui secara pasti.
tertuang dalam konvensi tersebut untuk Kasus Danko Nizar Zlavic menjadi titik
menanganinya. Dalam pada itu, maka penanganan tolak pembahasan dalam tulisan ini. Karena
orang-orang tanpa kewarganegaraan di Indonesia sebagai seorang manusia, Zlavic memiliki hak-hak
dilaksanakan oleh jajaran Imigrasi Indonesia yang selanjutnya dimanifestasikan sebagai hak
sebagaimana penanganan imigran ilegal lainnya. asasi manusia, dan sebagai salah satu hak sipilnya
Mekanisme hukum bagi orang-orang tanpa (civil rights) Zlavic berhak untuk memperoleh
kewarganegaraan yakni orang asing yang tidak kebangsaan atau kewarganegaraan (rights to
memiliki dokumen perjalanan dan atau Izin nationality).
Tinggal di Indonesia tersebut sesuai dengan Berdasarkan uraian diatas maka
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang permasalahan yang hendak dibahas dalam tulisan
Keimigrasian adalah bahwa mereka ditempatkan ini adalah: Mengapa perwakilan negara Zlavic
dalam pendetensian sementara menunggu proses tidak mengakui status kewarganegaraannya?
verifikasi oleh perwakilan negaranya di Indonesia Bagaimana pandangan Hak Asasi Manusia
guna pengambilan tindakan lebih lanjut. terhadap kasus yang menimpa Zlavic? Adapun
Verifikasi atau pengakuan kewarganegaraan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui
ini penting bagi orang tersebut guna memperoleh mengapa perwakilan negara Zlavic tidak mengakui
hak-hak dan segala bentuk bantuan yang kewarganegaraannya dan mengetahui sejauh mana
diperlukan baginya yang dapat diberikan oleh kasus yang menimpa Zlavic tersebut jika
negaranya. Namun pada kenyataannya, tidak dipandang dari sudut pandang Hak Asasi Manusia.
semua orang asing yang di detensi tersebut pada
akhirnya di verifikasi atau diakui METODE PENELITIAN
kewarganegaraannya oleh perwakilan negaranya. 1. Pendekatan
Sehingga sebagaimana dimaksud dalam pasal 85 Jenis pendekatan yang digunakan adalah
ayat (2), Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, penelitian kualitatif yaitu dengan memberikan
Tentang Keimigrasian maka detensi dapat gambaran, menjelaskan, memberikan
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 pemahaman mendalam, dan kemudian
(sepuluh) tahun karena deportasi tidak dapat menganalisis permasalahan yang diteliti.
dilakukan mengingat orang tersebut tidak memiliki 2. Metode Pengumpulan Data
dokumen perjalanan yang sah. Selanjutnya, Metode pengumpulan data yang dilakukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (3), adalah dengan mengidentifikasi, dan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang mengumpulkan data yang memiliki keterkaitan
Keimigrasian, bahwa apabila jangka waktu 10 dengan penelitian (yakni melalui studi
(sepuluh) tahun tersebut terlampaui, maka deteni kepustakaan) yang dapat memberikan
tersebut diberikan izin untuk berada di luar Rumah penjelasan serta menjawab permasalahan
Detensi Imigrasi dengan menetapkan kewajiban penelitian.
melapor secara periodik. 3. Teknik Analisa Data

94
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

Data yang telah diidentifikasi dan dipatuhi (rechtssouvereigniteit) dan menjadikan


dikumpulkan melalui studi kepustakaan akan hukum tersebut sebagai alat untuk mewujudkan
diolah dan dianalisis secara kualitatif dan ide, cita-cita, dan harapan perwujudan nilai-nilai
dijelaskan secara deskriptif, melalui penjelasan keadilan kemanusiaan yang hanya akan ada jika
maupun uraian tentang keadaan yang HAM dihormati.4
sebenarnya terjadi. Oleh karena setiap manusia dilahirkan
dengan hak-hak yang bersifat bebas dan asasi,
PEMBAHASAN maka terbentuknya negara dan penyelenggaraan
1. Konsep Hak Asasi Manusia dalam Negara negara tidak boleh mengurangi arti atau makna
Hukum hak-hak manusia yang asasi tersebut.5 Dalam pada
Secara konseptual, Hak Asasi Manusia atau itu, maka penghormatan dan perlindungan terhadap
selanjutnya disingkat “HAM” merupakan suatu HAM adalah pilar yang sangat penting bagi setiap
hak yang secara alami telah dimiliki oleh setiap negara hukum.6
manusia sejak berada dalam kandungan, praktis Dinamika HAM berkembang seiring dengan
dikatakan karena dirinya adalah seorang manusia. perkembangan hukum internasional dan hubungan
Qamar menjelaskan bahwa Hak Asasi Manusia internasional dan pertama kali hak asasi manusia
merupakan hak yang secara kodrati dimiliki oleh secara resmi dilindungi secara universal dalam
manusia sebagai pemberian oleh Tuhan Yang bentuk “Universal Declaration of Human Rights”
Maha Esa untuk hidup, mempertahankan hidup dan atau disingkat UDHR (Deklarasi Universal Hak
perikehidupannya di dunia.2 Asasi Manusia atau disingkat DUHAM) yang
Berdasarkan sumbernya, hak manusia dapat memuat hak dan kebebasan fundamental manusia.
dibedakan menjadi dua yaitu: (i) HAM (mensen Di dalam pembukaan UDHR telah tertuang
rechten) yang merupakan hak yang diperoleh aspirasi seluruh masyarakat dunia untuk menikmati
setiap manusia sebagai seorang manusia yang kebebasan berbicara atau menyatakan pendapat,
bersumber dari Tuhan, dan (ii) hak dasar (grond kepercayaan, bebas dari rasa takut, dan bebas untuk
rechten) yang merupakan hak yang diperoleh menyatakan keinginan serta dasar dari kebebasan,
setiap manusia karena ia merupakan warga negara keadilan, dan perdamaian dunia itu sendiri adalah
dari suatu negara yang bersumber dari negara atau penghormatan terhadap martabat manusia.7 UDHR
pemerintah.3 Jadi, ada hak yang secara alami merupakan pengejawantahan seluruh umat
diperoleh sebagai akibat seseorang adalah manusia manusia di dunia untuk menyuarakan kebebasan
dari Tuhan dan ada juga hak yang diperoleh HAM.
seseorang yang diberikan sebagai akibat dirinya UDHR berbentuk deklarasi (declaration)
merupakan warga negara dari suatu negara. dan bukan perjanjian internasional (international
Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan treaty) dengan maksud agar UDHR digunakan
dua aspek yang saling berkaitan satu sama lain dan sebagai pedoman prinsip-prinsip HAM dan
keduanya saling melengkapi. Adanya hukum di berdasarkan piagam PBB maka setiap negara
dalam suatu negara adalah untuk menjamin setiap terikat secara moral untuk mendukung dan
orang memperoleh apa yang menjadi haknya menghormati UDHR.8
dengan perimbangan setiap orang juga taat dalam UDHR terdiri dari pembukaan dan beberapa
melaksanakan apa yang telah menjadi pasal, yang didalamnya diatur dua kategori HAM
kewajibannya sebagai seorang warga negara. yaitu hak-hak sipil dan politik serta hak-hak
Dapat dikatakan bahwa hukum yang baik akan ekonomi, sosial dan budaya.9 Hak-hak yang diatur
menjamin penghormatan dan penghargaan dan dilindungi dalam UDHR sesungguhnya telah
terhadap HAM, dan sebaliknya adanya mencakup “broad spectrum” kehidupan manusia,
penghormatan dan penghargaan terhadap HAM artinya adalah bahwa hak-hak yang dijamin
tersebut mengindikasikan bahwa hukum telah perlindungannya dalam UDHR tersebut secara
berjalan dengan baik. Di dalam suatu negara, garis besar telah mencakupi hampir seluruh
hukum memiliki kedudukan tertinggi untuk dimensi kehidupan manusia. Hak-hak sipil dan
2 Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Human Rights (1948): 11,
Demokrasi: Human Rights in Democratiche Rechstaat, ed. http://www.unic.org.in/items/Other_UniversalDeclarationOf
Ihsan, 1st ed. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013). HumanRights.pdf%5Cnhttp://www.ohchr.org/.
3 Ibid. 8 LG Saraswati et al., Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum,
4 Ibid. Kasus, ed. Rocky Gerung, 1st ed. (Depok: Filsafat UI Press,
5 Ibid. 2006).
6 Ibid. 9 Ibid.
7 United Nations, “United Nations Universal Declaration of

Human Rights 1948,” Office of the High Comissioner for

95
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

politik yang diatur dalam UDHR, antara lain adalah terdapat 2 (dua) buah hukum internasional yang
hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mengatur mengenai orang-orang tanpa
mencari suaka, hak untuk memiliki kewarganegaraan, yakni: Konvensi Tahun 1954
kewarganegaraan, sampai dengan hak politik tentang Status Orang tanpa Kewarganegaraan dan
berupa ikut serta dalam kegiatan pemerintah Konvensi Tahun 1961 tentang Upaya untuk
negara.10 Sedangkan untuk hak-hak ekonomi, Mengurangi Jumlah Orang-Orang Tanpa
sosial dan budaya yang diatur dalam UDHR antara Kewarganegaraan. Dalam pada itu, maka telah
lain adalah hak untuk memperoleh pekerjaan yang tersedia instrument legal yang menjamin hak setiap
layak dan tanpa didasari oleh bentuk diskriminasi individu atas suatu status kewarganegaraan. Selain
apapun, hak untuk memperoleh pendidikan, hingga itu, telah menjadi kewajiban setiap negara
hak untuk bermasyarakat.11 (khususnya negara pihak) untuk mentaati
Pengakuan dan penghormatan terhadap hak- ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam
hak sebagaimana yang dijabarkan di dalam UDHR instrument-instrumen hukum internasional tersebut
tersebut hanya akan terwujud bila ada peran aktif khususnya untuk melindungi orang-orang tanpa
dari setiap individu dan pemerintah negara. Martin kewarganegaraan dan untuk melakukan
Rex menjelaskan dalam artikelnya “Human naturalisasi dan asimilasi terhadap mereka secepat
Rights: Constitutional and International” bahwa mungkin.15
UDHR dapat menjadi HAM yang aktif bila 3. Sekilas Kasus Danko Nizar Zlavic
memenuhi syarat:12 Kasus Danko Nizar Zlavic bermula dari
(1) Merupakan cara bertindak atau Zlavic yang dikenakan Tindakan Keimigrasian
diperlakukan yang dibenarkan bagi semua berupa karantina (istilah untuk “detensi” saat itu)
orang dengan ukuran menguntungkan bagi di Bali karena tidak dapat memperlihatkan
setiap orang dan bagi semua dan mungkin dokumen perjalanan atau dokumen
dibenarkan oleh ukuran moral lain; (2) keimigrasiannya sebagaimana dimaksud dalam
sebagai cara bertindak dan diperlakukan pasal 39, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
yang dapat dibenarkan, ia mempunyai tentang Keimigrasian (sebelum diubah menjadi
pengakuan institusional yang otoritatif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
(sesuai hukum atau diatur oleh lembaga Keimigrasian) saat itu. Selanjutnya pada tanggal 29
sosial dan ekonomi); dan (3) Dipelihara November 2002, Zlavic dipindahkan ke Rumah
dengan perilaku yang menyesuaikan dan Detensi Imigrasi Jakarta dan ditempatkan di sana
ditunjang oleh pemerintah. hingga Zlavic meninggal dunia pada tahun 2017.
2. PBB dan Peranannya terhadap Orang Penempatan Zlavic sebagai deteni di dalam
dengan Status Tanpa Kewarganegaraan Rumah Detensi Imigrasi pada tahun 2002 telah sah
Perkembangan hukum internasional secara hukum karena Zlavic berada di wilayah
(khususnya hak asasi manusia) telah membawa Indonesia tanpa memiliki dokumen perjalanan
pengaruh terhadap kedaulatan negara, yakni dalam maupun dokumen keimigrasian yang sah dan
masalah kewarganegaraan dan perlindungan masih berlaku di Indonesia, sebagaimana dimaksud
terhadap mereka yang tidak memiliki dalam Pasal 44 Ayat (1), Undang-Undang Nomor
kewarganegaraan.13 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian:
UNHCR didirikan oleh PBB pada tanggal 14 Setiap orang asing yang berada di Wilayah
Desember 1950 yang pada awalnya bertugas untuk Indonesia dapat ditempatkan di Karantina
memberikan perlindungan internasional dan Imigrasi:
bantuan kemanusiaan. Namun seiring berjalannya a. Apabila berada di Wilayah Indonesia
waktu, tugas UNHCR tersebut berkembang yang tanpa memiliki izin keimigrasian yang
meliputi penanganan pengungsi yang kembali ke sah; atau
negara asalnya dan juga menangani orang tanpa b. Dalam rangka menunggu proses
kewarganegaraan (stateless).14 pengusiran atau deportasi ke luar
Hak atas kewarganegaraan telah dinyatakan wilayah Indonesia.
secara tegas di dalam pasal 15 UDHR, dan telah

10 Ibid. (Refugees and Human Rights), Volume 9. (Boston: Brill


11 Ibid. Academic Pub, 2005).
12 David A. Reidy and Mortimer N.S. Sellers, eds., Universal 14 Agita Chici Rosdiana and Bagas Jaya Putra, Kajian

Human Rights: Moral Order in a Divided World (Rowman & Stateless Person Terhadap Hak Asasi Manusia, 2017.
15 Ibid.
Littlefield Publishers, 2005).
13 Tang Lay Lee, Statelessness, Human Rights and Gender:

Irregular Migrant Workers from Burma in Thailand

96
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

Saat di detensi, pihak Rumah Detensi 2. pekerjaan; atau;


Imigrasi Jakarta telah melaksanakan tugasnya 3. perubahan alamat.
dengan memberitahukan kepada pihak perwakilan Pemberian izin bagi deteni dengan status
negara di Indonesia dan mengupayakan untuk kewarganegaraan yang belum jelas sehingga belum
memverifikasi kewarganegaraan Zlavic. Dugaan dapat dipulangkan atau dideportasi ke negara
awal saat itu adalah bahwa Zlavic merupakan asalnya untuk berada di luar Rumah Detensi
seorang warga negara Kroasia karena didasarkan Imigrasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan
atas pengakuannya sendiri. Namun pihak kesempatan baginya menjalani kehidupan
perwakilan negara Kroasia tidak mengakui Zlavic sebagaimana hak dasar manusia dengan tetap
sebagai salah seorang warga negaranya karena melakukan pengawasan melalui kewajiban
tidak adanya data dukung ataupun bukti tertulis melapor secara periodik.
yang menyatakan bahwa Zlavic adalah seorang Selama kurun waktu tersebut, pihak
Warga Negara Kroasia. Rumah Detensi Imigrasi tetap mengupayakan
Selanjutnya, pihak Rumah Detensi proses verifikasi kewarganegaraan Zlavic dan agar
Imigrasi Jakarta berupaya untuk memverifikasi Zlavic dapat di deportasi ke negara asalnya.
kewarganegaraan Zlavic ke perwakilan negara Untuk meminimalisir dampak negatif yang
Bosnia dan Herzegovina, namun tetap tidak mungkin dapat timbul sebagai akibat deteni yang
menemui hasil. Selain itu, pihak Rumah Detensi diberikan izin di luar Rumah Detensi Imigrasi
Imigrasi Jakarta juga telah berupaya untuk tersebut, maka diperlukan penjaminan baginya.
berkoordinasi dengan pihak terkait, yaitu Namun dalam kasus yang dialami oleh Zlavic,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United tidak ada pihak yang mau bertanggung jawab
Nations High Commisioner for Refugees terhadap keberadaan maupun kegiatan Zlavic
(UNHCR) mengenai status Zlavic, namun upaya diluar Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. Sehingga
tersebut juga tidak menemui hasil. sebagai tindakan pengamanan, Zlavic ditempatkan
Setelah mendekam di dalam Rumah kembali di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta dan
Detensi Imigrasi Jakarta selama lebih dari 10 selama kurun waktu tersebut, pihak Rumah Detensi
(sepuluh) tahun tanpa adanya kepastian status Imigrasi Jakarta terus berkoordinasi dengan pihak
kewarganegaraan berakibat kepada Zlavic yang perwakilan negara dan UNHCR guna penentuan
belum dapat dideportasi ke negara asalnya. status kewarganegaraan Zlavic.
Sehingga Zlavic dapat dikeluarkan dari Rumah Namun pada tahun 2017 Zlavic menderita
Detensi Imigrasi dan memberikannya izin untuk sakit dan meninggal dunia saat menjalani rawat
berada di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan inap akibat sakit yang dideritanya dengan masih
ketetapan kewajiban melapor secara periodik. berstatuskan sebagai seorang deteni dan status
Ketentuan ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal kewarganegaraan yang masih belum diketahui.
85 Ayat (3), Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 4. Kasus Danko Nizar Zlavic dalam Pandangan
tentang Keimigrasian: Hak Asasi Manusia
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang Dalam kasus Zlavic, pihak Imigrasi telah
ditunjuk dapat mengeluarkan Deteni dari berupaya untuk memverifikasi kewarganegaraan
Rumah Detensi Imigrasi apabila jangka Zlavic melalui perwakilan-perwakilan negara di
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat Indonesia dan berkoordinasi dengan pihak
(2) terlampaui dan memberikan izin UNHCR agar Zlavic dapat diidentifikasi dan
kepada Deteni untuk berada di luar Rumah dicarikan solusi bagi status kewarganegaraannya.
Detensi Imigrasi dengan menetapkan Namun hal tersebut tidak menemui hasil karena
kewajiban melapor secara periodik. pihak perwakilan negara Kroasia dan Bosnia dan
Selanjutnya, dalam Pasal 221 Ayat (1), Herzegovina tidak mengakui Zlavic sebagai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor warganegaranya dengan alasan tidak adanya data
31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan dukung ataupun bukti tertulis yang menguatkan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pihak UNHCR juga tidak dapat berbuat banyak
Keimigrasian ditegaskan bahwa: dan belum dapat melakukan proses resettlement
Deteni yang mendapatkan izin berada di baginya.
luar Rumah Detensi Imigrasi wajib Yang ingin disoroti dalam tulisan ini
melaporkan: adalah bukan kepada lamanya jangka waktu
a. keberadaannya secara periodik setiap 1 pendetensian Zlavic, namun lebih kepada mencari
(satu)bulan; dan akar permasalahan yang menyebabkan Zlavic
b. setiap perubahan mengenai: didetensi dalam waktu yang cukup lama tersebut.
1. status sipil;

97
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

Tidak adanya pihak yang memverifikasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dan mengakui status kewarganegaraan Zlavic serta 1945, juga diatur dalam pasal 26 Undang-Undang
pembiaran Zlavic dengan status tanpa Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
kewarganegaraan atau stateless yang Selanjutnya ketentuan mengenai kewarganegaraan
menyebabkan Zlavic mendekam selama sekitar Republik Indonesia itu sendiri telah di elaborasi di
lima belas tahun sebagai seorang deteni hingga dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
Zlavic meninggal dunia tersebut yang memiliki Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
implikasi mendalam terhadap Hak Asasi Manusia. Namun Zlavic tidak termasuk ke dalam subjek atau
Kondisi stateless akan menyebabkan kategori yang dapat menjadi Warga Negara
kesulitan karena kewarganegaraan merupakan sebagaimana dimaksud di dalam Undang-Undang
syarat praktis seseorang dalam proses politik, Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
yudisial dan juga untuk memperoleh hak-hak Republik Indonesia tersebut.
ekonomi, sosial dan budaya.16 Pihak terkait lainnya dalam kasus Zlavic,
Tanpa adanya status kewarganegaraan atau yaitu UNHCR seharusnya memiliki peran penting
dokumen kependudukan apapun maka seseorang untuk membantu Zlavic, karena salah satu tugas
tidak dapat memperoleh pelayanan kesehatan, UNHCR adalah untuk menangani “statelessness”.
pendidikan, pekerjaan, maupun untuk bepergian. Upaya yang ditempuh UNHCR dalam menangani
Orang dengan status stateless sangat rentan permasalahan orang-orang tanpa kewarganegaraan
terhadap pendetensian dalam jangka waktu yang dibagi dalam empat kategori:19 (i) Identifikasi
tidak terbatas jika memasuki suatu negara secara (yakni penyusunan strategi dengan
tidak sah dan tidak ada negara yang mau menerima mengidentifikasi penyebab statelessness,
mereka bila dipulangkan.17 karakteristik penduduk dan masalah yang
Pentingnya status kewarganegaraan bagi dihadapi); (ii) Pencegahan (dengan memberikan
seseorang merupakan salah satu hak yang diatur nasihat hukum kepada pemerintah negara agar
dalam Pasal 15 UDHR yang berbunyi: hukum domestiknya selaras dengan standar
(1) Everyone has the right to nationality; internasional); (iii) Pengurangan Jumlah (dengan
(2) No one shall be arbitrarily deprived of memberikan solusi yakni mengakuisisi sebuah
his nationality nor denied the right to kewarganegaraan, yang umumnya merupakan
change his/ her nationality. negara dimana seseorang yang stateless memiliki
Jadi, setiap orang, tanpa terkecuali hubungan atau keterikatan yang paling kuat
memiliki hak atas sebuah kewarganegaraan dan dengannya); (iv) perlindungan (yaitu memberikan
tidak ada yang boleh dengan sewenang-wenang jaminan atas perlindungan HAM seseorang hingga
mencabut kewarganegaraan seseorang ataupun orang tersebut memperoleh kewarganegaraan).
menolak hak seseorang untuk mengganti Dengan adanya tugas dan tanggung jawab
kewarganegaraannya. UNHCR tersebut, maka seharusnya UNHCR yang
Hak untuk menjadi bagian dari sebuah nantinya akan mengidentifikasi Zlavic dan
komunitas merupakan “rights to have rights” yaitu kemudian mendesak pihak perwakilan negara
hak untuk memperoleh hak-hak.18 Dengan dimana Zlavic memiliki ikatan atau hubungan yang
memberikan seseorang (dalam hal ini Zlavic) paling erat untuk diverifikasi kewarganegaraannya
kewarganegaraannya, maka hak-hak dasar sebagai atau setidaknya dapat dibantu dicarikan solusi
seorang warga negara secara langsung akan kewarganegaraannya melalui sebuah proses
diperoleh dari negaranya dan Zlavic akan dapat resettlement.
memperoleh segala bentuk bantuan yang
diperlukan baginya dari negara tersebut. Dengan KESIMPULAN
kata lain, dengan adanya kewarganegaraan akan Pihak Imigrasi (dalam hal ini Rumah
terdapat kepastian hukum dan akan menimbulkan Detensi Imigrasi Jakarta) telah melaksanakan tugas
hubungan timbal balik yang jelas antara Zlavic sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
dengan negaranya. berlaku. Walaupun Indonesia bukan merupakan
Di Indonesia sendiri, pentingnya hak atas negara yang meratifikasi Konvensi PBB Tahun
kewarganegaraan selain telah diatur dalam 1954 tentang Status of Stateless Persons maupun
konstitusi negara, yakni dalam Pasal 28D, ayat 4, Konvensi PBB Tahun 1961 tentang Upaya untuk

16 David Weissbrodt, The Human Rights of Non-Citizens, 1st 18 Hannah Arendt, The Origins of Totalitarianism, 2nd ed.
ed. (Oxford University Press, 2008). (New York: Meridian Books, 1958).
17 Christopher Richter, “Statelessness in Australian Refugee 19 UNHCR, “How UNHCR Helps Stateless People,”

Law: The (Renewed) Case for Complementary Protection,” https://www.unhcr.org/stateless-people.html.


The University of Queensland Law Journal (2005).

98
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

Mengurangi Jumlah Orang-Orang Tanpa Permasalahan orang tanpa status kewarganegaraan


Kewarganegaraan, pemerintah Indonesia melalui ini umumnya dijumpai di daerah perbatasan
Rumah Detensi Imigrasi telah berupaya untuk negara. Contohnya adalah permasalahan orang
memenuhi hak asasi manusia Zlavic antara lain tanpa status kewarganegaraan di daerah perbatasan
adalah dengan berupaya untuk memverifikasi negara antara Indonesia dengan Filipina, yakni di
status kewarganegaraannya. daerah provinsi Sulawesi Utara (Indonesia) dengan
Selain itu, pihak Rumah Detensi Imigrasi provinsi Saranggani dan Balut (Filipina).
Jakarta telah berkoordinasi dengan pihak Permasalahan orang tanpa status kewarganegaraan
perwakilan negara dan UNHCR di Indonesia agar di daerah tersebut telah muncul sejak sekitar dua
Zlavic dapat dicarikan solusi bagi status abad yang lalu, namun dengan upaya Pemerintah
kewarganegaraannya. Namun pihak perwakilan Indonesia maka perlahan masalah tersebut data
negara Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina tidak teratasi. Langkah yang ditempuh oleh pihak
mengakui kewarganegaraan Zlavic dengan alasan perwakilan negara Indonesia (yakni melalui
tidak adanya data dukung atau bukti yang Konsulat Jenderal Indonesia) di Davao,Filipina
menguatkan. Lamanya jangka waktu pendetensian adalah dengan melakukan registrasi dan
Zlavic di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta konfirmasi kewarganegaraan bagi warga yang
disebabkan karena tidak ada pihak yang mengakui memiliki keturunan Indonesia atau lazim dikenal
kewarganegaraan Zlavic. Pembiaran Zlavic dengan dengan istilah “Persons of Indonesia Descent”
status tanpa kewarganegaraan atau stateless atau disingkat PIDs disana. Penentuan status
tersebut yang berimplikasi terhadap Hak Asasi kewarganegaraan Indonesia disana dilaksanakan
Manusia-nya, karena hak atas sebuah melalui assessment oleh tim khusus dan
kewarganegaraan merupakan salah satu hak dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan pemberian
kebebasan yang fundamental bagi manusia yang suatu surat yang menegaskan status
diatur secara universal dalam UDHR sehingga kewarganegaraan Republik Indonesia.20
secara moral negara-negara pihak terikat untuk Selanjutnya berdasarkan surat tersebut, mereka
menegakkan dan menghormatinya. yang terkonfirmasi dapat diberikan Dokumen
Perjalanan Republik Indonesia untuk dapat pulang
SARAN kembali ke tanah air bagi yang ingin kembali atau
Agar pihak perwakilan negara asing di dokumen perjalanan tersebut dapat digunakan
Indonesia dapat membangun sebuah metode atau sebagai dasar untuk memperoleh Izin Tinggal dari
skema untuk dapat menidentifikasi dan Pemerintah Filipina bagi mereka yang memilih
mengkonfirmasi warga negaranya. Selain itu untuk tetap tinggal di Filipina.
disarankan agar pihak UNHCR dapat lebih pro- Jadi dari upaya yang dilakukan pemerintah
aktif dalam menangani orang-orang yang tidak Indonesia tersebut dapat dijadikan contoh acuan
memiliki kewarganegaraan atau stateless karena skema yang dapat diadopsi oleh pihak perwakilan
merupakan salah satu tugasnya dan agar dibangun negara asing di Indonesia untuk menangani
sebuah skema yang dapat membantu orang-orang permasalahan orang tanpa status kewarganegaraan.
dengan status stateless tersebut untuk dapat
direlokasi ke negara yang mau menerimanya dan DAFTAR KEPUSTAKAAN
akhirnya memperoleh kewarganegaraan melalui Buku:
proses resettlement dalam waktu yang tidak terlalu Arendt, Hannah. The Origins of Totalitarianism.
lama dan prosedur yang tidak terlalu sulit. 2nd ed. New York: Meridian Books, 1958.
Negara Indonesia menjamin hak atas Crock, Mary, and Ben Saul. Future Seekers-
kewarganegaraan sebagai salah satu hak Refugees and The Law in Australia. NSW-
konstitusional yang diatur di dalam Undang- Australia: The Federation Press, 2002.
Undang Dasar 1945. Di dalam Pasal 28 D, Lee, Tang Lay. Statelessness, Human Rights and
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa: Gender: Irregular Migrant Workers from
Setiap orang berhak atas status Burma in Thailand (Refugees and Human
kewarganegaraan. Rights). Volume 9. Boston: Brill Academic
Permasalahan orang tanpa status Pub, 2005.
kewarganegaraan bukan merupakan suatu hal yang Qamar, Nurul. Hak Asasi Manusia Dalam Negara
baru dihadapi oleh Pemerintah Indonesia. Hukum Demokrasi: Human Rights in

20Dewi Anggrayni, “KJRI Davao Selesaikan Persoalan https://indonesiantoday.id/2019/06/25/kjri-davao-selesaikan-


Status Kewarganegaraan Keturunan WNI Di Mindanao persoalan-status-kewarganegaraan-keturunan-wni-di-
Selatan,” last modified 2019, accessed August 15, 2019, mindanao-selatan/.

99
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622-4828

Democratiche Rechstaat. Edited by Ihsan. 1st


ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Reidy, David A., and Mortimer N.S. Sellers, eds.
Universal Human Rights: Moral Order in a
Divided World. Rowman & Littlefield
Publishers, 2005.
Richter, Christopher. “Statelessness in Australian
Refugee Law: The (Renewed) Case for
Complementary Protection.” The University
of Queensland Law Journal (2005).
Rosdiana, Agita Chici, and Bagas Jaya Putra.
Kajian Stateless Person Terhadap Hak Asasi
Manusia, 2017.
Saraswati, LG, Taufik Basari, Donny Gahral
Adian, Singkop Boas Boangmanalu, Eko
Wijayanto, Haryatmoko, Gadis Arivia,
Irianto Wijaya, and Rocky (ed.) Gerung. Hak
Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus. Edited
by Rocky Gerung. 1st ed. Depok: Filsafat UI
Press, 2006.
Weissbrodt, David. The Human Rights of Non-
Citizens. 1st ed. Oxford University Press,
2008
Sumber lain:
Anggrayni, Dewi. “KJRI Davao Selesaikan
Persoalan Status Kewarganegaraan
Keturunan WNI Di Mindanao Selatan.” Last
modified 2019. Accessed August 15, 2019.
https://indonesiantoday.id/2019/06/25/kjri-
davao-selesaikan-persoalan-status-
kewarganegaraan-keturunan-wni-di-
mindanao-selatan/.
UNHCR. “How UNHCR Helps Stateless People.”
https://www.unhcr.org/stateless-people.html.
United Nations. “United Nations Universal
Declaration of Human Rights 1948.” Office of
the High Comissioner for Human Rights
(1948): 11.
http://www.unic.org.in/items/Other_Univers
alDeclarationOfHumanRights.pdf%5Cnhttp:
//www.ohchr.org/.

100

Anda mungkin juga menyukai