Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH PEWARGANEGARAAN (NATURALISASI) SAMPAI BELA NEGARA

Guru Pengajar :

Pak Andreas Anabuni

Oleh:

 Yosafat Sutanto/2023724872/VIC

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


PEWARGANEGARAAN (NATURALISASI)
PENDAHULUAN

Pewarganegaraan, atau sering disebut juga naturalisasi, merujuk pada proses perolehan
kewarganegaraan oleh individu yang tidak dilahirkan sebagai warga negara suatu negara tertentu.
Di Indonesia, proses pewarganegaraan ini diatur oleh undang-undang dan memiliki persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi oleh calon penerima naturalisasi.

Naturalisasi merupakan cara bagi seseorang untuk memperoleh hak-hak dan kewajiban sebagai
warga negara Indonesia, serta menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Proses ini melibatkan
beberapa tahapan, termasuk pengajuan permohonan, evaluasi, pemeriksaan, dan penetapan
keputusan oleh instansi yang berwenang.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima naturalisasi, seperti umur
minimal, tingkat pendidikan, lama tinggal di Indonesia, kemampuan berbahasa Indonesia, dan
bukti kecakapan moral. Selain itu, calon penerima naturalisasi juga harus melepaskan atau
mencabut kewarganegaraan asal mereka.

Pewarganegaraan melalui naturalisasi memiliki peran penting dalam memperkaya


keanekaragaman budaya, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Dengan menerima warga negara baru,
Indonesia dapat mengakui dan menghormati kontribusi mereka dalam membangun bangsa dan
menjaga persatuan serta kesatuan.

Meskipun proses naturalisasi bisa menjadi sarana untuk memperoleh kewarganegaraan


Indonesia, keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah dan instansi yang berwenang.
Mereka akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk hukum, kebijakan, dan kepentingan
negara dalam menentukan kelulusan calon penerima naturalisasi.

Pewarganegaraan atau naturalisasi merupakan suatu upaya untuk menciptakan keterpaduan


dan integrasi masyarakat yang beragam di Indonesia. Dalam menerima warga negara baru,
Indonesia berupaya memastikan bahwa proses ini dilakukan secara adil, transparan, dan sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Dengan demikian, pewarganegaraan atau naturalisasi memiliki peran penting dalam


membangun bangsa yang inklusif, saling menghormati, dan menghargai keanekaragaman di
Indonesia.
1. Pengertian Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Naturalisasi merupakan sebuah proses perubahan status warga negara asing menjadi warga
negara sebuah negara. Dalam naturalisasi harus mendahulukan beberapa syarat yang ditetapkan
dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan.

Hukum naturalisai pada setiap negara tidak sama. Di negara Indonesia, masalah seperi ini telah
diatur pada Undang-Undang No. 12 tahun 2006.

Untuk mendapatkan naturalisasi adalah dengan mengajukan permohonan kepada HAM dan
Menteri Hukum perantara Kedubes RI atau Kantor Pengadilan setempat. Apabila disetujui, maka
harus mengucapkan janji setia dihadapan Pengadilan Negeri.

Istilah naturalisasi di Indonesia sudah seringkali kita dengar, misalnya adalah para pemain
sepak bola. Warga negara yang mendapatkan naturalisasi di Indonesia karena karirnya dibidang
sepak bola antara lain Kim Kurniawan, Raphael Maitimo, Serginho van Dijk Stefano Lilipaly,
Diego Michiels, Christian Gonzales, Essien dan lainnya.

2. Jenis Pewarganegaraan

Secara umum, ada dua jenis naturalisasi yakni naturalisasi biasa dan naturalisasi istimewa.

a) Naturalisasi Biasa

Naturalisasi biasa merupakan jenis naturalisasi yang dijalankan untuk mendapatkan status
kewarganegaraan untuk warga negara asing sebagaimana pada umumnya. Naturalisai biasa ini
berdasarkan pada Undang-Undang No. 12 tahun 2006 pasal 9. Adapun syarat-syarat yang harus
terpenuhi dengan naturalisasi biasa ini antara lain:

 Usia minimal pemohon yaitu 18 tahun atau telah menikah


 Pemohon telah berdomisili di Wilayah Indonesia minimal 5 tahun secara berturut-turut
atau 10 tahun tidak berturut-turut.
 Pemohon telah dinyatakan sehat jasmani dan sehat rohani.
 Pemohon dapat berbahasa Indonesia dan juga mengakui Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan dasar negara Pancasila.
 Pemohon tidak pernah dipidana penjara atau melakukan tindak pidana dengan ancaman
satu tahun atau lebih
 Pemohon tidak dizinkan berkewarganegaraan ganda apabila nanti mendapat
kewarganegaraan Indonesia.
 Pemohon mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap
 Melakukan pembayaran uang pewarganegaraan kepada Kas Negara.

Contoh naturalisasi biasa antara lain. Wanita dengan kewarganegaraan asing yang menikah
dengan pria Indonesia. Maka wanita itu harus mengikuti status kewarganegaraan sang suami
seperti yang telah diatur. Perubahan status kewarganegaraan wanita itu disebut dengan naturalisai
biasa.

b) Naturalisasi Istimewa

Dalam ketetapan Undang-Undang Negara Republik Indonesia mengenai kewarganegaraan


dijelaskan juga terdapat pemberian kewarganegaraan Indonesia kepada orang asing dengan
istimewa.

Ini artinya orang yang diberikan status istimewa sebagai warga negara itu tidak harus
mengajukan permohonan secara khusus untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia (tidak
harus melengkapi banyak persyaratan seperti naturalisasi biasa).

Naturalisasi istimewa biasa didapat untuk warga negara asing yang sudah berjasa kepada
Negara KEsatuan Republik Indonesia (NKRI). Naturalisasi istimewa ini diberikan secara langsung
oleh presiden dengan persetujuan DPR dan diatur pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 pasal
20.

Contoh naturalisasi istimewa antara lain proses naturalisasi yang dilakukan oleh Christian
Gonzales karena sudah berjasa memberikan gol kemenangan untuk Indonesia pada pertandingan
sepak bola.

3. Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan

Pada umumnya, naturalisai melalui beberapa proses, yaitu:


 Mengajukan permohonan yang dibuat secara tertulis kepada presiden dengan perantara
Menteri.
 Berkas permohonan dilengkapi dengan persyaratan dan disampaikan kepada pejabat
terkait.
 Menteri akan meneruskan proses permohonan kepada presiden paling lama tiga bulan
sejak surat permohonan tersebut diterima.
 Adanya biaya sesuai dengan ketetapan pemerintah.
 Mengucapkan janji atau sumpah jika permohonan diterima.
 Tidak hadrinya tanpa alasan yang jelas dapat berakibat atas dibatalkannya proses
naturalisasi menurut keputusan presiden.
 Sumpah diucapkan di depan pejabat
 Pembuatan berita acara jalannya sumpah oleh presiden
 Berita acara disampaikan kepada menteri selambat-lambatnya 14 hari.
 Melakukan penyerahan dokumen imigrasi oleh pemohon paling lama 14 setelah
pengucahan sumpah atau janji.
4. Akibat Pewarganegaraan

Berikut ini adalah beberapa akibat dari naturalisasi yaitu:

 Seorang perempuan asing yang kawin dengan seorang warga Negara RI memperoleh
kewarganegaraan RI. Pada umumnya kewarganegaraan RI yang diperoleh oleh seorang
suami dengan sendirinya berlaku terhadap istrinya. Sebaliknya, jika seorang suami
kehilangan kewarganegaraan RI, maka dengan sendirinya istrinya kehilangan
kewarganegaraan itu
 Anak yang berumur 18 tahun dan belum kawin, yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan RI turut
memperoleh kewarganegaraan RI.
 Kewarganegaraan RI yang diperoleh oleh seorang Ibu berlaku juga untuk anak-
anaknya yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya, tidak anak
itu belum berumur 18 tahun atau belum kawin.
KESIMPULAN

Pewarganegaraan atau naturalisasi merupakan proses yang penting dalam memperoleh


kewarganegaraan Indonesia bagi individu yang tidak dilahirkan sebagai warga negara Indonesia.
Melalui proses ini, mereka memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari masyarakat Indonesia,
dengan semua hak dan kewajiban yang melekat padanya.

Proses naturalisasi melibatkan persyaratan dan tahapan tertentu yang harus dipenuhi oleh calon
penerima naturalisasi. Persyaratan tersebut mencakup aspek usia, tingkat pendidikan, kemampuan
berbahasa Indonesia, lama tinggal di Indonesia, dan kecakapan moral. Selain itu, calon penerima
naturalisasi juga harus melepaskan atau mencabut kewarganegaraan asal mereka.

Pewarganegaraan melalui naturalisasi tidak hanya memberikan manfaat bagi individu yang
memperoleh kewarganegaraan baru, tetapi juga bagi Indonesia sebagai negara. Dengan menerima
warga negara baru, Indonesia dapat memperkaya keanekaragaman budaya, ekonomi, dan
sosialnya. Mereka juga dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan menjaga persatuan
serta kesatuan.

Meskipun demikian, keputusan akhir mengenai pewarganegaraan tetap berada di tangan


pemerintah dan instansi yang berwenang. Mereka memiliki tanggung jawab untuk
mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk hukum, kebijakan, dan kepentingan negara, dalam
menentukan kelulusan calon penerima naturalisasi.

Pewarganegaraan atau naturalisasi merupakan upaya yang penting dalam membangun bangsa
yang inklusif, saling menghormati, dan menghargai keanekaragaman. Melalui proses ini,
Indonesia menegaskan komitmen untuk menciptakan keterpaduan dan integrasi masyarakat yang
beragam, serta memastikan bahwa semua individu memiliki hak yang sama dalam menjadi warga
negara Indonesia.

Dengan demikian, pewarganegaraan atau naturalisasi memainkan peran penting dalam


membentuk identitas bangsa yang kuat dan harmonis. Semoga proses pewarganegaraan di
Indonesia terus dilakukan dengan adil, transparan, dan sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan
hukum yang berlaku, demi terciptanya kehidupan berbangsa yang berkelanjutan dan berkeadilan.
KONSTITUSIONALISME
PENDAHULUAN

Konstitusionalisme merujuk pada prinsip-prinsip dan sistem yang menegaskan kekuasaan dan
batasan-batasan pemerintah berdasarkan konstitusi negara. Di Indonesia, konstitusionalisme
merupakan fondasi penting dalam menjaga keadilan, supremasi hukum, serta perlindungan hak
asasi manusia.

Pada dasarnya, konstitusionalisme menekankan pentingnya konstitusi sebagai hukum tertinggi


yang mengatur tata cara pemerintahan, pembagian kekuasaan, serta hak dan kewajiban warga
negara. Konstitusi menjadi landasan yang mengikat pemerintah dan menjamin perlindungan hak-
hak individu, melalui pembatasan kekuasaan dan mekanisme checks and balances.

Di Indonesia, konstitusi yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi ini
mengamanatkan adanya sistem demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, serta
perlindungan hak-hak warga negara. Prinsip-prinsip konstitusionalisme juga tercermin dalam
sistem peradilan yang independen dan lembaga-lembaga negara yang saling mengawasi.

Konstitusionalisme memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas, keadilan, dan ketertiban
dalam masyarakat. Dengan menempatkan konstitusi sebagai landasan utama, negara dapat
mencegah penyalahgunaan kekuasaan, melindungi hak-hak individu, serta menjamin
pemerintahan yang adil dan transparan.

Namun, konstitusionalisme bukan sekadar pernyataan dalam teori, melainkan sebuah


komitmen yang harus diimplementasikan secara nyata. Penting bagi negara dan warga negara
untuk menghormati dan menjalankan konstitusi dengan sungguh-sungguh, serta melibatkan
partisipasi aktif dalam memperkuat prinsip-prinsip konstitusionalisme.

Dengan demikian, konstitusionalisme menjadi landasan yang kuat dalam membangun sistem
pemerintahan yang demokratis, adil, dan bertanggung jawab di Indonesia. Dengan menjunjung
tinggi konstitusi dan menghormati prinsip-prinsip konstitusionalisme, Indonesia dapat terus
bergerak menuju kehidupan berbangsa yang berkeadilan dan demokratis.

1. Gagasan tentang Konstitusionalisme


konstitusionalisme adalah paham bernegara yang betumpu pada perlindungan HAM disertai
dengan pembatasan atas kekuasaan negara yang didistribusikan kepada lembaga-lembaga negara
untuk melindungi HAM tersebut. Sebagai negara yang menangut konstitusionalisme maka di
dalam berbagai konstitusi yang pernah dan sedang berlaku di Indonesia selalu ada penekanan pada
perlindungaan HAM dan sistem pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Berikut
akan diuraikan hal tersebut dengan memfokuskan pembahasan padan UUD NRI 1945 sebagai
UUD hasil amandemen yang sedang berlaku sekarang ini.

2. Negara Konstitusional

Negara konstitusional adalah suatu negara yang melindungi dan menjamin terselenggaranya
hak-hak asasi manusia dan hak-hak sipil lainnya serta membatasi kekuasaan pemerintahannya
secara berimbang antara kepentingan penyelenggara negara dan warga negaranya. Pembatasan
yang termaksud tertuang di dalam suatu konstitusi. Jadi bukan semata-mata karena negara yang
dimaksud telah memiliki konstitusi.

3. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Sebagai konstitusi negara Indonesia, UUD 1945 mengandung pengertian sebagai berikut:

 Bersifat mengikat.
 UUD 1945 berisi norma-norma, kaidah, aturan, atau ketentuan yang harus dilakukan
dan ditaati oleh semua komponen negara.
 UUD 1945 berfungsi sebagai huukum tertinggi sehingga dijadikan pedoman hukum
bagi setiap peraturan perundangan di bawahnya.
 Setiap tindakan dan kebijakan pemerintah harus sesuai dan berpedoman pada UUD
1945.
4. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil. Dimana sistem presidensil atau
disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif.

Untuk disebut sebagai sistem presidensial, setidaknya bentuk pemerintahan harus memiliki
tiga unsur yaitu:
 Presiden yang dipilih rakyat
 Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
 Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki kedudukan yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, kedudukan presiden bisa
dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil
presiden akan menggantikan posisinya.

KESIMPULAN

Konstitusionalisme merupakan prinsip yang penting dalam menjaga keadilan, supremasi


hukum, serta perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Konstitusionalisme menempatkan
konstitusi sebagai hukum tertinggi yang mengatur tata cara pemerintahan, pembagian kekuasaan,
serta hak dan kewajiban warga negara.

Dalam kerangka konstitusionalisme, Undang-Undang Dasar 1945 menjadi pijakan yang


mengamanatkan sistem demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, serta
perlindungan hak-hak warga negara. Prinsip-prinsip konstitusionalisme tercermin dalam sistem
peradilan yang independen dan lembaga-lembaga negara yang saling mengawasi.

Penerapan konstitusionalisme memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas, keadilan, dan
ketertiban dalam masyarakat. Dengan menjadikan konstitusi sebagai landasan utama, negara dapat
mencegah penyalahgunaan kekuasaan, melindungi hak-hak individu, serta menjamin
pemerintahan yang adil dan transparan.

Namun, konstitusionalisme tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
seluruh warga negara. Penting bagi setiap individu untuk menghormati dan mematuhi konstitusi,
serta berpartisipasi aktif dalam memperkuat prinsip-prinsip konstitusionalisme.

Dalam menerapkan konstitusionalisme, perlu kesadaran kolektif untuk menjunjung tinggi


konstitusi sebagai pijakan dalam kehidupan berbangsa. Dengan menghormati dan mengamalkan
prinsip-prinsip konstitusionalisme, Indonesia dapat membangun sistem pemerintahan yang
demokratis, adil, dan bertanggung jawab.

Melalui konstitusionalisme, Indonesia dapat terus bergerak maju dalam memperkuat


supremasi hukum, melindungi hak-hak individu, serta membangun masyarakat yang berkeadilan
dan demokratis. Konstitusionalisme menjadi dasar yang kuat untuk mencapai tujuan bersama
dalam membangun negara yang sejahtera, harmonis, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
DEMOKRASI dan PELAKSANAANNYA di INDONESIA
PENDAHULUAN

Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan berada pada rakyat, yang
diwujudkan melalui partisipasi aktif, pemilihan umum, dan pengambilan keputusan kolektif. Di
Indonesia, demokrasi telah menjadi landasan penting dalam menjalankan pemerintahan yang adil,
transparan, dan bertanggung jawab.

Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam
menjalankan demokrasi. Negara ini telah mengadopsi sistem demokrasi parlementer-presidensial
dengan prinsip-prinsip demokrasi yang tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia melibatkan partisipasi warga negara dalam pemilihan


umum, di mana rakyat memiliki hak suara untuk memilih perwakilan mereka di lembaga legislatif,
eksekutif, dan kepala daerah. Selain itu, kebebasan berpendapat, kebebasan pers, serta kebebasan
berserikat dan berkumpul juga menjadi pijakan utama dalam menjalankan demokrasi.

Meskipun demokrasi di Indonesia telah mengalami kemajuan, masih terdapat tantangan yang
perlu dihadapi. Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah pemenuhan hak asasi manusia,
penghindaran praktik korupsi, ketimpangan sosial dan ekonomi, serta pengembangan partisipasi
politik yang lebih inklusif.

Pemerintah dan masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab bersama dalam memperkuat
dan menjaga demokrasi. Partisipasi aktif masyarakat, pemenuhan hak asasi manusia, transparansi,
akuntabilitas, serta pengembangan lembaga dan mekanisme demokrasi yang efektif merupakan
langkah penting untuk mewujudkan demokrasi yang berkelanjutan.

Demokrasi di Indonesia bukan hanya sekadar sistem pemerintahan, tetapi juga merupakan
komitmen untuk membangun masyarakat yang inklusif, berkeadilan, dan menghargai
keanekaragaman. Melalui pelaksanaan demokrasi yang baik, Indonesia dapat terus bergerak maju
dalam mencapai tujuan bersama dalam membangun negara yang sejahtera dan demokratis bagi
seluruh warganya.

Dengan demikian, demokrasi dan pelaksanaannya memiliki peran penting dalam menjaga
kestabilan politik, perlindungan hak-hak warga negara, serta pembangunan yang berkelanjutan di
Indonesia. Melalui partisipasi aktif dan kesadaran kolektif, negara ini dapat terus memperkuat
fondasi demokrasi dan menjalankan pemerintahan yang berdasarkan kehendak rakyat.

1. Pengertian dan Makna Demokrasi

Menurut C.F. Strong demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas rakyat berusia
dewasa turut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin
pemerintahan mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya.

Menurut Haris Soche Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan rakyat, karenanya dalam
kekuasaan pemerintahan terdapat porsi bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur,
mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain atau badan yang bertanggung
jawab memerintah.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna rakyat
atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk
berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.

2. Jenis-Jenis Demokrasi

Kekuasaan tertinggi negara demokrasi dimiliki oleh rakyat, entah dari mana rakyat tersebut
berasal dan latar belakangnya. Semua warga negara dianggap sama tanpa melihat latar belakang
dan asal rakyat tersebut. Sehingga, dalam suatu negara demokrasi semua warga negara dianggap
memiliki kesetaraan. Berikut ini macam-macam demokrasi yang perlu kamu ketahui:

a. Demokrasi Parlementer

Demokrasi Parlementer adalah demokrasi yang memberi lebih banyak kekuatan kepada
legislatif atau disebut juga dengan demokrasi parlementer. Pihak eksekutif memperoleh hak
kekuasaan atas demokrasinya hanya dari legislatif, yaitu parlemen.

Kepala negaranya juga berbeda dari kepala pemerintahan, dan keduanya memiliki tingkat
kekuasaan yang berbeda-beda. Namun, dalam kebanyakan kasus, presiden adalah raja yang lemah
(Inggris) atau pemimpin resmi (India).

b. Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung atau demokrasi murni merupakan jenis demokrasi dimana rakyatlah yang
memiliki kekuasaan secara langsung tanpa perwakilan, perantara atau majelis parlemen.
Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas dalam politik.

Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu, peraturan tersebut
kemudian akan ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan suara pada suatu masalah dan
menentukan nasib negaranya sendiri.

c. Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung adalah ketika rakyat dapat memilih siapa yang akan mewakili suara
mereka di parlemen. Demokrasi ini merupakan bentuk demokrasi paling umum di seluruh dunia.
Penekanannya terletak pada perlindungan hak-hak tidak hanya pada mayoritas rakyat di negara
bagian, tapi juga minoritas.

Dengan memilih perwakilan yang lebih berkualitas, minoritas kemudian akan dapat
menyuarakan keluhannya dengan cara yang lebih efisien.

d. Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang saat ini berlaku di Tanah Air Indonesia.
Demokrasi yang bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berasaskan musyawarah
mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh masyarakat atau warga Negara seperti yang
tercantum pada kelima sila Pancasila.

Seperti yang kita ketahui, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
memiliki makna kristalisasi berbagai pengalaman hidup bangsa Indonesia yang telah membentuk
sikap, watak, perilaku, tata nilai, pandangan fisafat, moral, serta etika yang telah melahirkannya.

e. Demokrasi Presidensial

Di bawah sistem demokrasi presidensial, presiden dipilih secara langsung oleh warga negara.
Presiden dan cabang eksekutif pemerintah kemudian tidak bertanggung jawab kepada legislatif,
tetapi, tidak dapat membubarkan legislatif secara sepenuhnya.

Dalam demokrasi presidensial, kepala negara adalah kepala pemerintahan. Negara-negara


seperti Amerika Serikat, Argentina, dan Sudan telah menggunakan jenis demokrasi ini.
Pada buku yang berjudul Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi dari Sarah
Nuraini Siregar ingin menjelaskan mengenai dinamika serta efektivitas kinerja sistem demokrasi
presidensial Indonesia yang terjadi dari satu masa ke masa lainnya.

f. Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal dalam demokrasi yang menggunakan sistem politik dengan paham
memberikan kebebasan individu. Demokrasi liberal juga dapat dikatakan sebagai demkorasi yang
mengutamakan memberikan perlindungan hak individu dari kuasa pemerintah dengan catatan
sesuai hukum konstitusional.

Oleh sebab itu, dalam demokrasi liberal, setiap dalam mengambil sebuah keputusan akan
diambil melalui keputusan mayoritas. Hal ini dilakukan agar setiap kebijakan yang telah dibuat
tidak melanggar hak-hak dari setiap individu.

3. Nilai-Nilai Demokrasi

Nilai-nilai demokrasi di Indonesia adalah sebagai berikut:

a) Demokrasi harus dilaksanakan dengan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa

Poin ini adalah poin yang sangat penting sekaligus menjadi pembeda antara demokrasi di
Indonesia dengan demokrasi di negara lain. Di Indonesia, setiap wakil rakyat yang terpilih untuk
mengemban amanat nasional nantinya tidak hanya akan bertanggung jawab kepada rakyat saja.
Akan tetapi segala perbuatannya juga dipertanggungjawabkan pula di hadapan Tuhan Yang Maha
Esa di hari kiamat kelak. Begitu juga dengan rakyat selaku pemegang kekuasaan tertinggi juga
harus mempertanggungjawabkan apa yang pernah ia lakukan di hadapan Tuhan.

Untuk itu dalam melakukan demokrasi hendaknya antara pemerintah dan rakyat harus sama-
sama sadar bahwa hukum yang berlaku bukan hanya hukum buatan manusia saja (hukum fiqh),
tapi juga hukum Tuhan (hukum syariat) sehingga semua bisa diniatkan hanya semata-mata agar
mendapatkan rahmat Tuhan, bukan malah berbuat tindakan tidak terpuji seperti korupsi, menyuap
dan sebagainya.

b) Demokrasi harus dilaksanakan sesuai nilai kemanusiaan yang adil serta beradab
Demokrasi harus mampu menjamin dan memberikan perlindungan hak asasi manusia sehingga
seorang warga negara tidak boleh berbuat dzalim kepada warga negara lain. Jika demikian, maka
yang timbul adalah rasa saling menghormati, menghargai dan toleransi. Misalnya saat pemilu tidak
boleh ada unsur paksaan kepada orang lain.

c) Demokrasi harus dilaksanakan untuk menjalin persatuan dan kesatuan bangsa

Pelaksanaan demokrasi tidak boleh sampai merusak persatuan dan kesatuan bangsa, misalnya
demonstrasi sambil merusak fasilitas umum, melakukan propaganda agar calonnya menang dalam
pemilu, membuat gerakan separatis agar aspirasinya didengar oleh pemerintah dan sebagainya.

d) Demokrasi harus dilaksanakan berdasarkan prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Satu lagi poin penting yang menjadi ciri khas nilai-nilai demokrasi di Indonesia yaitu setiap
permasalahan yang ada harus diputuskan dalam sebuah musyawarah yang diwakilkan oleh wakil-
wakil rakyat dalam keadaan hikmat dan penuh kebijaksanaan. Dari musyawarah ini kemudian akan
dihasilkan sebuah keputusan bersama. Oleh karena hasilnya merupakan keputusan bersama, maka
tidak ada kelompok oposisi di Indonesia.

e) Demokrasi harus dilaksanakan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

Sebuah budaya politik yang diarahkan untuk menjunjung nilai-nilai kebaikan, kejujuran,
kebenaran dan keadilan akan mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.

4. Demokrasi dan Pelaksanaannya di Indonesia

Berikut adalah pelaksanaan demokrasi di Indonesia:

1. Demokrasi Parlementer atau Liberal (1945–1959)

Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-1949).
Lalu dilanjutkan pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949
dan UUDS 1950. Pada masa demokrasi parlementer, kehidupan politik dan pemerintahan tidak
stabil. Dengan demikian program pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan berkelanjutan.
Secara yudiris, demokrasi ini berakhir pada 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali
UUD 1945.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik pada masa demokrasi
parlementer. Berikut karakteristik utama pada era demokrasi terpimpin.

a. Sistem kepartaian kacau. Adanya partai politik bukan untuk mempersiapkan diri dalam
rangka mengisi jabatan politik di pemerintah, tetapi menjadi elemen penopang dari
tarik ulur kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan Darat, dan Partai Komunis
Indonesia.
b. Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong membuat peranan lembaga
legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah.
c. Hak dasar manusia juga menjadi sangat lemah.
d. Kebebasan pers berkurang, beberapa surat kabar dan majalah dilarang terbit oleh
pemerintah.
e. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah.

3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1965-1998)

Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami
oleh bangsa Indonesia. Demokrasi ini berlaku setelah masa demokrasi parlementer dan demokrasi
terpimpin. Maksud demokrasi Pancasila, yaitu dalam menggunakan hak-hak demokrasi harus
disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Selain itu, demokrasi Pancasila menjamin persatuan dan kesatuan bangsa,
mengutamakan musyawarah, serta harus dimanfatkan untuk mewujudkan keadilan sosial.

Namun, dalam praktik demokrasi Pancasila tetap ada penyimpangan di dalamnya, seperti:

a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur.


b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil.
c. Kurangnya kebebasan mengemukakan pendapat.
4. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Reformasi (1998-sekarang)

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila, tetapi
aturan pelaksanaannya berbeda. Terdapat empat perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari
masa orde baru ke reformasi. Berikut pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi:

a. Pemilihan umum lebih demokratis


b. Partai politik lebih mandiri
c. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
d. Konsep trias politika (Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom penuh.

KESIMPULAN

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang mendasarkan kekuasaan pada rakyat. Di


Indonesia, demokrasi telah menjadi pijakan penting dalam menjalankan pemerintahan yang adil,
transparan, dan bertanggung jawab. Melalui partisipasi aktif, pemilihan umum, dan pengambilan
keputusan kolektif, demokrasi memungkinkan rakyat untuk berperan serta dalam menentukan
masa depan negara.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia melibatkan pemilihan umum, kebebasan berpendapat,


kebebasan pers, serta kebebasan berserikat dan berkumpul. Tantangan masih ada, seperti
pemenuhan hak asasi manusia, penghindaran korupsi, ketimpangan sosial dan ekonomi, serta
pengembangan partisipasi politik yang lebih inklusif.

Pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam memperkuat dan
menjaga demokrasi. Partisipasi aktif, pemenuhan hak asasi manusia, transparansi, akuntabilitas,
serta pengembangan lembaga dan mekanisme demokrasi yang efektif adalah langkah penting
menuju demokrasi yang berkelanjutan.

Demokrasi bukan hanya sistem pemerintahan, tetapi juga komitmen untuk membangun
masyarakat yang inklusif, berkeadilan, dan menghargai keanekaragaman. Melalui pelaksanaan
demokrasi yang baik, Indonesia dapat terus maju dalam mencapai tujuan bersama dalam
membangun negara yang sejahtera dan demokratis.

Dengan menjaga dan memperkuat demokrasi, Indonesia dapat membangun stabilitas politik,
perlindungan hak-hak warga negara, serta pembangunan yang berkelanjutan. Partisipasi aktif dan
kesadaran kolektif merupakan kunci untuk memastikan demokrasi tetap hidup dan berfungsi
dengan baik di Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan yang ada, penting bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, saling menghormati perbedaan, serta
berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, demokratis, dan berkeadilan bagi semua.
NEGARA HUKUM
PENDAHULUAN

Negara hukum merupakan konsep penting dalam sistem pemerintahan yang mendasarkan
kekuasaan dan tindakan pemerintah pada hukum. Di Indonesia, negara hukum menjadi prinsip
dasar yang menjamin keadilan, supremasi hukum, serta perlindungan hak asasi manusia.

Pada dasarnya, negara hukum menempatkan hukum sebagai landasan utama dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip ini menekankan pentingnya kepastian hukum,
kesetaraan di hadapan hukum, serta perlindungan hak-hak individu.

Di Indonesia, prinsip negara hukum tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945. Negara ini
menetapkan bahwa hukum merupakan sumber yang tertinggi dan harus dijunjung tinggi oleh
seluruh lembaga pemerintah dan warga negara. Selain itu, Indonesia memiliki sistem peradilan
yang independen, yang bertugas menegakkan hukum dan memberikan keadilan kepada seluruh
warga negara.

Pelaksanaan negara hukum di Indonesia melibatkan proses legislasi, penegakan hukum, serta
perlindungan hak-hak asasi manusia. Negara hukum memiliki tanggung jawab untuk membuat
undang-undang yang adil, konsisten, dan dapat diakses oleh semua warga negara. Selain itu,
lembaga penegak hukum memiliki peran penting dalam menegakkan hukum dengan adil,
transparan, dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan.

Negara hukum bukan hanya sekadar konsep teoritis, melainkan komitmen yang harus
diimplementasikan secara nyata. Penting bagi pemerintah dan warga negara Indonesia untuk
mematuhi hukum, menghormati hak-hak asasi manusia, dan berpartisipasi dalam membangun
masyarakat yang berkeadilan dan berdasarkan aturan hukum.

Dengan menjunjung tinggi prinsip negara hukum, Indonesia dapat membangun pemerintahan
yang adil, transparan, dan bertanggung jawab. Negara hukum menjadi landasan yang kuat dalam
menciptakan ketertiban, perlindungan hak-hak warga negara, serta pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia.

Melalui pelaksanaan yang baik dan komitmen bersama, negara hukum dapat memberikan
jaminan bahwa setiap individu, tanpa memandang status atau kedudukan, dapat hidup dalam
masyarakat yang berkeadilan, di mana hak-hak mereka diakui dan dilindungi dengan adil dan
setara.

1. Pengertian Negara Hukum

Pada dasarnya, negara hukum memiliki konsep the rule of law yang berarti negara dalam
menjalankan fungsinya harus berdasarkan asas hukum. Maka, setiap anggota atau yang termasuk
dalam warga negara, harus taat dan mengakui supremasi hukum itu sendiri. Namun, konsep dari
negara hukum tidak hanya terbatas pada hal tersebut. Negara hukum juga memiliki konsep
nomocracy yang secara etimologis berasal dari kata nomos yang bermakna norma dan kratien yang
memiliki arti kekuasaan. Karena itu, istilah dari nomokrasi dapat dimaknai bahwa hukum menjadi
dasar dari setiap tindakan pemerintah maupun rakyat, yang menjadi bagian dari negara yang utuh.
Hal itu memaknai bahwa yang menjadi pemimpin sesungguhnya dari negara adalah hukum itu
sendiri. Dia membawahi setiap dari elemen elemen kenegaraan.

2. Ciri-Ciri Negara Hukum

Menurut Albert Venn Dicey, negara hukum harus memenuhi tiga ciri-ciri berikut.

1) Supremacy of law berarti hukum memiliki tempat tertinggi dalam suatu negara dan setiap
orang wajib mematuhinya.
2) Equality before the law memiliki makna bahwa setiap orang tanpa memandang status dan
latar belakang, sama di depan hukum. Selain itu, setiap orang memiliki hak yang sama dan
setara untuk mengakses hukum tersebut.
3) Due process of law bermakna bahwa setiap orang yang diperhadapkan dengan proses
pengadilan, dijamin hak-haknya sebagai manusia.

Di Indonesia, negara hukum dapat memenuhi syaratnya apabila memenuhi ciri-ciri berikut.

a. Hukum secara keseluruhan bersumber dari Pancasila.


b. Harus berkedaulatan pada rakyat.
c. Sistem pemerintahan yang berdasar pada konstitusi.
d. Setiap orang dijamin memiliki persamaan di depan hukum.
e. Ada lembaga hukum negara yang tidak dapat diintervensi dalam pelaksanaan tugasnya.
f. Ada Majelis Permusyawaratan Rakyat. (OL-14)
3. Tujuan Negara Hukum

Tujuan dari negara Indonesia telah diatur dalam alinea 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, meliputi:

a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

Tujuan pertama ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia
yang heterogen (beraneka ragam). Artinya, berusaha mempersatukan bangsa sehingga dapat
mengatasi adanya perbedaan suku, agama, dan ras.

Tujuan melindungi segenap bangsa Indonesia, sebenarnya merupakan tujuan kemanusiaan


yang universal. Hal ini tidak berlaku hanya pada seluruh warga Indonesia saja tetapi juga pada
warga negara asing yang tengah berada dalam wilayah hukum negara Indonesia.

Seluruh rakyat Indonesia harus bersatu dalam upaya melindungi serta mempertahankan
wilayah negara Indonesia sebagai suatu negara kesatuan. Oleh sebab itu, kita sebagai warga negara
Indonesia harus bersikap tegas terhadap segala tindakan yang menghalangi dan menghambat
tujuan negara Indonesia tersebut.

b. Memajukan kesejahteraan umum

Dalam tujuan kedua yakni tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum ini mengupayakan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga segi
spiritual.

Kesejahteraan ekonomi yang sesuai dengan ajaran agama pasti akan membawa keselamatan
dan kebahagiaan dalam hidup di dunia serta akhirat.

Selain itu, tujuan ini disesuaikan dengan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam Pancasila, yakni
sila kelima, nilai keadilan sosial. Hal tersebut karena keberadaan kesejahteraan tidak akan berjalan
tanpa adanya keadilan.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa

Tujuan ketiga yakni tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya menjadi tugas
utama negara, tetapi juga rakyatnya. Rakyat Indonesia harus turut aktif dalam upaya mencerdaskan
diri dengan sekolah.
Bangsa Indonesia diharapkan mampu menjadi bangsa yang cerdas, mampu memahami teori
kenegaraan sehingga sadar akan kehidupan bernegara, memiliki kesadaran hukum yang tinggi, dan
memahami bahwa kepentingan umum harus didahulukan terlebih dahulu daripada kepentingan
pribadi.

Selain itu, bangsa Indonesia juga diharapkan memahami sejarah negara ini. Ingat pernyataan
bijak mengenai “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah
bangsanya sendiri”.

Sebagai rakyat, juga harus menyadari bahwa kekuasaan tertinggi di negara kita ini adalah
berada di tangan rakyat sehingga untuk memilih pemimpin negara beserta wakil rakyatnya, harus
benar-benar memahami kebutuhan rakyatnya.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan


keadilan sosial
4. Prinsip-Prinsip Negara Hukum

Prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting Negara Hukum menurut “The International
Commission of Jurists” itu adalah:

a. Negara harus tunduk pada hukum.


b. Pemerintah menghormati hak-hak individu.
c. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
5. Macam-Macam Negara Hukum

Berikut ini ialah beberapa jenis negara hukum:

 Negara Hukum Liberal

Pada negara hukum liberal, warga negara serta pejabat yang pemegang kekuasaan harus patuh
pada hukum yang berlaku sebagai peraturan negara yang diakui semua warga negara. Dalam hal
ini, hukum yang berlaku sudah disepakati oleh para pemegang kekuasaan. Namun, dalam hal ini
warga negara bersifat pasif dan tidak ada yang dapat dilakukan selain patuh pada peraturan yang
berlaku.

 Negara Hukum Formal


Negara hukum formal memiliki ciri bahwa hukum yang berlaku sudah melalui proses
kesepakatan antara rakyat dengan pemerintah dalam negara hukum. Dalam negara hukum formal,
tugas serta wewenang pemerintah dibatasi oleh undang – undang yang berlaku. Negara hukum
formal bisa disebut dengan negara hukum yang menerapkan demokrasi. Ciri – ciri dalam negara
hukum formal sama sejalan dengan ciri – ciri negara hukum yang umum di Indonesia.

 Negara Hukum Material

Jika dalam negara hukum liberal penguasa politik memiliki kekuasaan lebih dalam hal
penetapan serta pelaksanaan hukum, negara hukum material juga memberikan akses lebih pada
penguasa politik terhadap hukum yang berlaku. Sebenarnya konsep negara hukum material ini
hampir mirip dengan konsep negara hukum formal yang lebih dikembangkan. Pengembangan
tersebut diwujudkan dengan tindakan penguasa yang harus berdasar UU. Namun, dalam hal
mendesak, para pejabat politik diperbolehkan melanggar hukum demi kepentingan umum warga
negara.

KESIMPULAN

Negara hukum merupakan prinsip yang penting dalam menjaga keadilan, supremasi hukum,
dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Prinsip ini menegaskan bahwa hukum harus
menjadi landasan utama dalam menjalankan pemerintahan dan mengatur kehidupan
bermasyarakat.

Pelaksanaan negara hukum di Indonesia melibatkan proses legislasi yang adil, penegakan
hukum yang transparan, serta perlindungan hak-hak asasi manusia yang menyeluruh. Prinsip
negara hukum tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan diwujudkan melalui sistem
peradilan yang independen.

Negara hukum bukanlah hanya sebuah konsep, melainkan sebuah komitmen yang harus
dijalankan dengan sungguh-sungguh. Penting bagi seluruh warga negara dan lembaga pemerintah
untuk mematuhi hukum, menghormati hak asasi manusia, dan berpartisipasi aktif dalam
membangun masyarakat yang berkeadilan.

Dengan menjunjung tinggi prinsip negara hukum, Indonesia dapat menciptakan pemerintahan
yang adil, transparan, dan bertanggung jawab. Negara hukum menjadi dasar yang kuat dalam
menciptakan ketertiban, perlindungan hak-hak warga negara, serta pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan yang ada, penting bagi negara dan masyarakat Indonesia untuk
terus memperkuat prinsip negara hukum, meningkatkan aksesibilitas terhadap hukum, dan
melibatkan warga negara dalam proses pembuatan kebijakan yang adil dan berkeadilan.

Dengan demikian, negara hukum memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang
berkeadilan, di mana hak-hak setiap individu diakui dan dilindungi dengan adil dan setara. Melalui
kesadaran kolektif dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia dapat terus maju
dalam membangun negara yang berdasarkan prinsip negara hukum, sehingga semua warga negara
dapat hidup dalam kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan.
WAWASAN NUSANTARA
PENDAHULUAN

Wawasan Nusantara adalah konsep penting yang menggambarkan pandangan strategis dan
kebijakan dalam menjaga, mempertahankan, dan mengelola wilayah kepulauan Indonesia. Konsep
ini menekankan pentingnya persatuan, kesatuan, dan keutuhan bangsa Indonesia, serta kebijakan
yang berlandaskan kearifan lokal, keberagaman budaya, serta keterkaitan antarwilayah.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari ribuan pulau dengan
kekayaan alam, sumber daya, serta keragaman budaya yang melimpah. Wawasan Nusantara
memandang Indonesia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, di mana setiap wilayah
dan elemen budaya saling berhubungan dan saling mendukung.

Pada dasarnya, Wawasan Nusantara bertujuan untuk memperkuat persatuan dan keutuhan
bangsa Indonesia, serta mengelola kekayaan alam dan sumber daya dengan cara yang
berkelanjutan. Konsep ini juga mengakui pentingnya keberagaman budaya dan mempromosikan
nilai-nilai keadilan, demokrasi, serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Wawasan Nusantara juga menggarisbawahi pentingnya menghormati hak-hak masyarakat


adat, menjaga lingkungan hidup, dan membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan
alam. Dalam implementasinya, konsep ini melibatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat,
dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengelola potensi dan tantangan yang ada di wilayah
kepulauan Indonesia.

Dengan menjalankan Wawasan Nusantara, Indonesia berupaya membangun kesadaran


kolektif dan identitas nasional yang kuat, serta menghargai keanekaragaman dan potensi yang
dimiliki oleh setiap pulau, daerah, dan kelompok masyarakat di seluruh Indonesia.

Melalui penerapan Wawasan Nusantara, Indonesia berupaya mencapai pembangunan yang


berkelanjutan, menjaga keamanan dan stabilitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
seluruh kepulauan Indonesia.

Dalam rangka memperkuat Wawasan Nusantara, penting bagi seluruh warga negara Indonesia
untuk mengenali, menghargai, dan berpartisipasi aktif dalam membangun negara yang bersatu,
berdaulat, serta berkeadilan sosial. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Wawasan
Nusantara, Indonesia dapat terus maju dalam membangun bangsa yang berlandaskan persatuan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Pengertian wawasan nusantara secara etimologi berasal dari bahasa Jawa wawas yang berarti
pandangan, nusa yang berarti kesatuan kepulauan dan antara yang bermakna dua samudera.

Jadi pengertian secara umum dari Wawasan nusantara adalah cara pandang atau cara melihat
kesatuan kepulauan yang terletak diantara (Asia dan Australia) juga dua samudera (Hindia dan
Pasifik).

Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya tujuan nasional.

Sementara pengertian Wawasan Nusantara menurut dokumen ketetapan MPR tahun 1999
menyatakan:

“Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri dan lingkungan
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dengan tujuan mencapai tujuan nasional.”

2. Fungsi Wawasan Nusantara

Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan Nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah. Kedudukan Wawasan Nusantara sendiri berada
dalam Hirarki Paradigma Sosial, dimulai dari:

Dalam mewujudkan nasionalisme yang tinggi itu bukanlah hal yang mudah, dimana dengan
adanya globalisasi saat ini mengakibatkan liberalisasi serta dominasi pasar bebas. Buku berjudul
Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia: Sebuah Tantangan yang dibuat oleh M. Azzam
Manan berupaya mencari sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Hirarki I = Landasan Ideologi atau Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusionalnya UUD 1945

Hirarki III = Landasan Visional adalah Wawasan Nusantara

Hirarki IV = Landasan Konsepsional merupakan Ketahanan Nasional

Hirarki V = Landasan Operasional adalah GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)

Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi utama dari wawasan
nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara.
Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi ke dalam 4 kategori, yaitu:

Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan geopolitik Negara
Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta segenap wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas wilayah Indonesia


agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.

Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial politik, kesatuan
politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan sosial ekonomi.

Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang peranan penting dalam
perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta pertahanan keamanan nasional.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah prinsip dasar negara Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa persatuan, identitas nasional, dan integrasi di antara keragaman budaya dan
masyarakat Indonesia.

Wawasan nusantara memiliki dua tujuan utama, diantaranya:

 Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional dalam era
globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Kemudian turut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan
sosial, dengan sikap saling menghormati. Bangsa Indonesia harus terus-menerus
mengamankan dan menjaga kepentingan nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di
semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan
keamanan demi tercapainya tujuan nasional yang tertera dalam UUD 1945.
 Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan kesatuan di segenap
aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Bangsa Indonesia
harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah faktor-faktor penyebab
timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus mengupayakan terjaganya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
4. Kedudukan Wawasan Nusantara

Konsep Wawasan Nusantara memiliki posisi yang signifikan dalam lanskap politik dan sosial
Indonesia. Ini adalah salah satu prinsip dasar negara Indonesia dan dianggap sebagai visi dan misi
nasional. Gagasan tersebut telah digunakan sebagai kerangka pembangunan nasional dan politik
luar negeri sejak awal. Hal tersebut juga merupakan salah satu prinsip utama yang menjadi
pedoman dalam proses pengambilan keputusan pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan
pembangunan daerah dan keutuhan wilayah.

Wawasan Nusantara telah dimasukkan dalam konstitusi Indonesia dan dianggap sebagai
prinsip dasar negara. Termasuk dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai sarana untuk
memajukan persatuan dan kesatuan bangsa di antara keragaman budaya dan masyarakat Indonesia.

Selain itu, juga dianggap sebagai asas politik luar negeri Indonesia, yaitu kerangka hubungan
negara dengan negara lain di kawasan, khususnya dengan negara kepulauan lainnya. Prinsip
tersebut juga dijadikan dasar kebijakan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)
Indonesia.

Secara keseluruhan, Wawasan Nusantara memegang posisi penting dalam lanskap politik dan
sosial Indonesia karena berfungsi sebagai prinsip panduan untuk pembangunan negara dan
kebijakan luar negeri.

5. Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara atau nasional. Dengan kata lain,
hakikat wawasan Nusantara adalah menjaga keutuhan nusantara secara menyeluruh dalam ruang
lingkup nusantara demi kepentingan bangsa dan negara.
Mengutip dalam buku Wawasan Nusantara (2012) karya Sri Widayati, hakikat wawasan
nusantara adalah penjabaran dari Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup, ideologi bangsa
Indonesia berdasarkan pengalaman sejarah, kondisi geografi, dan kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia.

Setiap warga negara dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh
serta menyeluruh, semata-mata demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Hal tersebut juga
mencakup produk yang dihasilkan oleh lembaga negara yang wajib untuk selalu berada dalam
lingkup dan juga demi kepentingan bangsa Indonesia. Serta, yang terpenting tanpa
mengesampingkan kepentingan daerah, golongan dan individu.

Dengan begitu, hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan serta kesatuan wilayah nasional,
atau persatuan bangsa serta wilayah. Hal ini juga disebutkan oleh Garis Besar Haluan Negara atau
GBHN, bahwa hakikat wawasan Nusantara adalah diwujudkan dengan pernyataan, bahwa
kepulauan nusantara ialah sebagai satu kesatuan ekonomi, politik, sosial budaya, serta pertahanan
keamanan.

6. Unsur-Unsur Wawasan Nusantara

Unsur-unsur dasar wawasan nusantara terdiri atas:

1. Wadah (contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam
budaya.

2. Isi wawasan nusantara (content)

Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi menyangkut dua hal yaitu:

 Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya,


pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan.
 Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
3. Tata laku wawasan nusantara (conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari:

 Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
 Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

KESIMPULAN

Wawasan Nusantara merupakan konsep yang penting dalam menjaga persatuan, keutuhan, dan
keberagaman bangsa Indonesia. Konsep ini mengakui nilai-nilai kearifan lokal, keragaman
budaya, serta keterkaitan antarwilayah di kepulauan Indonesia.

Melalui Wawasan Nusantara, Indonesia berupaya membangun persatuan dan kesatuan yang
kokoh, menjaga lingkungan hidup, serta mengelola sumber daya dengan cara yang berkelanjutan.
Konsep ini juga menekankan pentingnya menghormati hak-hak masyarakat adat, mempromosikan
nilai-nilai keadilan, demokrasi, serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam praktiknya, implementasi Wawasan Nusantara melibatkan kerjasama antara


pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan saling berkolaborasi,
Indonesia dapat mengoptimalkan potensi dan mengatasi tantangan yang ada di wilayah kepulauan
yang luas dan beragam.

Wawasan Nusantara memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kesadaran kolektif
dan identitas nasional yang kuat, serta membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan
alam. Dengan menjalankan konsep ini, Indonesia dapat mencapai pembangunan yang
berkelanjutan, menjaga stabilitas dan keamanan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
seluruh kepulauan Indonesia.

Seluruh warga negara Indonesia memiliki peran yang penting dalam memperkuat Wawasan
Nusantara. Dengan mengenali, menghargai, dan berpartisipasi aktif dalam membangun negara
yang bersatu, berdaulat, dan berkeadilan sosial, Indonesia dapat terus maju dalam mewujudkan
visi Wawasan Nusantara.
Melalui penerapan nilai-nilai Wawasan Nusantara, Indonesia dapat memperkuat persatuan
bangsa, melestarikan budaya, dan membangun masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Dengan memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan, Indonesia dapat terus berkembang
sebagai negara yang maju dan bermartabat di mata dunia.

Dalam menghadapi masa depan, penting bagi seluruh warga negara Indonesia untuk menjaga
semangat Wawasan Nusantara, mengatasi perbedaan, dan bekerja sama dalam menghadapi
tantangan yang ada. Dengan menghormati nilai-nilai Wawasan Nusantara, Indonesia dapat
menjadi negara yang kokoh, sejahtera, dan berdaya saing di tingkat global.
OTONOMI DAERAH
PENDAHULUAN

Otonomi daerah merupakan konsep penting dalam sistem pemerintahan Indonesia yang
memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengelola urusan pemerintahan di
tingkat lokal. Konsep ini bertujuan untuk memperkuat partisipasi masyarakat, meningkatkan
efisiensi pemerintahan, serta memajukan pembangunan di tingkat daerah.

Otonomi daerah muncul sebagai respons terhadap keberagaman geografis, budaya, dan
kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia. Konsep ini memberikan keleluasaan kepada daerah
untuk mengambil keputusan yang lebih tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokalnya.

Dalam kerangka otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam mengelola
keuangan, mengatur pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sektor-
sektor penting lainnya. Hal ini memberikan peluang bagi daerah untuk menyesuaikan kebijakan
dengan kebutuhan dan potensi lokal, sehingga pembangunan dapat dilakukan dengan lebih akurat
dan efektif.

Selain itu, otonomi daerah juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. Dengan melibatkan masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan, diharapkan kebijakan yang dihasilkan dapat lebih relevan,
responsif, dan mendukung perkembangan daerah.

Namun, penting juga diingat bahwa otonomi daerah bukan berarti pemisahan atau pemecahan
negara. Indonesia tetap merupakan negara kesatuan yang didasarkan pada prinsip Bhinneka
Tunggal Ika, yakni persatuan dalam keberagaman.

Otonomi daerah merupakan instrumen penting dalam memajukan daerah-daerah di Indonesia,


mengurangi kesenjangan pembangunan antardaerah, serta memperkuat keberlanjutan
pembangunan nasional. Melalui otonomi daerah, diharapkan tercipta pemerintahan yang lebih
responsif, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat lokal.

Dalam mengimplementasikan otonomi daerah, penting bagi pemerintah pusat, pemerintah


daerah, dan masyarakat untuk bekerja sama secara sinergis. Kerjasama ini melibatkan koordinasi,
komunikasi, serta kesepahaman dalam mengambil keputusan yang saling menguntungkan bagi
seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan menjalankan otonomi daerah secara baik dan bertanggung jawab, diharapkan
Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang berdaulat, berkeadilan, dan sejahtera. Otonomi
daerah menjadi landasan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
pelayanan publik, dan memperkuat pemerintahan yang berbasis pada kepentingan masyarakat di
tingkat lokal.

1. Pengertian Otonomi Daerah

Secara etimologi, istilah otonomi berasal dari bahasa Latin. Kata otonomi berasal dari kata
“autos” yang memiliki arti “sendiri”, kata kedua berasal dari kata “nomos” yang memiliki arti
“Aturan”.

Berdasarkan etimologi otonomi memiliki arti pengaturan sendiri, memerintah sendiri atau
mengatur. Otonomi daerah dan daerah otonom adalah dua hal yang berbeda. Dalam makna sempit,
otonomi memiliki arti mandiri.

Dalam makna luas memiliki arti berdaya. Maka dari itu, otonomi daerah adalah kemandirian
suatu daerah. Kemandirian tersebut berkaitan dengan pembuatan dan keputusan mengenai hal-hal
penting yang ada di daerahnya sendiri.

Selain itu, dapat juga dikatakan bahwa otonomi daerah adalah sebuah kewenangan otonomi
daerah. Kewenangan tersebut untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat
setempatnya. Hal ini didasari oleh pelaksanaannya sendiri, dan berdasarkan aspirasi dari
masyarakat.

Otonomi daerah berjalan sesuai dengan peraturan undang-undang. Sedangkan arti dari daerah
otonomi adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum. Kesatuan tersebut memiliki batas daerah
tertentu.

Daerah tersebut memiliki wewenang untuk mengatur daerahnya. Selain itu, terdapat pula
wewenang untuk mengurus kepentingan masyarakatnya. Hal ini juga didasari oleh aspirasi
masyarakat di dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada salah satu hal yang menjadi aspek penting dari otonomi daerah. Hal tersebut adalah
pemberdayaan masyarakat. Hal ini akan membuat mereka memiliki hak untuk berpartisipasi.
Seperti dalam proses perencanaan, proses pelaksanaan, proses penggerakan dan proses
pengawasan. Proses-proses tersebut akan terjadi dalam pengelolaan pemerintah daerah. Hal
tersebut digunakan dalam penggunaan sumber daya pengelola serta memberi pelayanan yang
prima kepada public atau masyarakat.

Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Tujuan Otonomi Daerah

Beberapa tujuan dari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

 Bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada para masyarakat.


 Bertujuan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang didasari oleh
demokrasi.
 Bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat.
 Bertujuan untuk mewujudkan pemerataan daerah.
 Bertujuan untuk memelihara hubungan yang serasi dan baik. Hubungan yang dimaksud
adalah antara pusat dan daerah. Selain itu, menjalin hubungan baik antar daerah dalam
rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
 Bertujuan untuk mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
 Bertujuan untuk menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas. Serta meningkatkan
peran masyarakat dan mengembangkan peran juga fungsi dari pihak DPRD.
3. Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah

Adapun prinsip otonomi daerah adalah sebagai berikut:

a. Prinsip otonomi seluas-luasnya

Prinsip otonomi seluas luasnya memiliki arti bahwa suatu daerah akan diberikan sebuah
wewenang. Kewenangan tersebut dipakai untuk mengatur serta mengurus urusan rumah tangganya
sendiri. Kewenangan ini juga membuat daerah dapat mengatur pemerintahannya sendiri.
Akan tetapi, harus tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Seperti ketika sebuah
hal menjadi kewenangan pemerintah pusat. Maka pemerintah daerah harus mengikuti aturan dari
undang-undang tersebut.

b. Prinsip otonomi nyata

Berdasarkan prinsip otonomi nyata, suatu daerah akan diberikan sebuah wewenang.
Kewenangan tersebut digunakan untuk menangani urusan-urusan dari pemerintahan. Urusan
tersebut didasarkan dari sebuah tugas, wewenang serta kewajiban.

Ketiga hal tersebut secara nyata sudah ada dan memiliki potensi untuk terus bertumbuh. Selain
itu, memiliki potensi untuk terus berkembang. Serta hidup sesuai dengan potensi dari daerah
tertentu.

c. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab

Prinsip otonomi daerah yang bertanggung jawab ini memiliki makna dalam suatu sistem
penyelenggaraan pemerintahan. Prinsip ini harus disesuaikan serta diperhatikan. Mengenai tujuan
dan maksud dari pemberian otonomi.

Tujuan-tujuan yang akan dicapai menurut prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah
mampu dan dapat memberdayakan daerahnya masing-masing. Ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat yang luas.

4. Syarat-Syarat Pembentukan Otonomi Daerah di Indonesia

Daerah dibentuk berdasarkan syarat-syarat sebagai berikut:

 kemampuan ekonomi;
 potensi daerah;
 sosial budaya;
 sosial politik;
 jumlah penduduk;
 luas daerah;
 pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah.
5. Asas-Asas Otonomi Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengenai Pemerintah Daerah, terdapat
3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Asas-asas tersebut antara lain adalah asas desentralisasi, asas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

a. Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah sebuah penyerahan wewenang. Penyerahan tersebut dilakukan oleh
pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk
mengurus daerahnya tersebut secara mandiri. Hal ini berdasarkan dari asas otonom.

b. Asas Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah sebagian urusan dari pemerintahan yang menjadi wewenang
pemerintah pusat pada gubernur. Hal tersebut karena gubernur adalah wakil dari pemerintah pusat.
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat pada instansi vertikal di sebuah wilayah tertentu,
dan/atau pada gubernur dan walikota atau bupati sebagai penanggung jawab dari urusan
pemerintahan umum.

c. Tugas Pembantuan

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau
dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi.

6. Bentuk dan Susunan Pemerintah Daerah


Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi 34 daerah provinsi yang dipimpin oleh
gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat. Provinsi kemudian dibagi lagi menjadi kabupaten
atau kota. Kabupaten dipimpin oleh seorang bupati dan kota dipimpin oleh seorang wali kota.
Bagir Manan dalam buku berjudul Menyongsong Fajar Otonomi Daerah (2002) menyebutkan
bahwa pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD.

Kepala Daerah dan jajarannya bukan alat kekuasaan sentralisme yang menampakkan diri
sebagai pengaruh dengan simbol-simbol dan tingkah laku ototarian. Melainkan sebagai
penyelenggara pemerintahan yang bertanggung jawab dan harus tunduk pada pengawasan publik
untuk mewujudkan kesejahteraan umum.

Sehingga dalam pemerintahan daerah, kepala negara baik bupati dan wali kota bekerja sama
dengan DPRD. DPRD bertugas untuk mengawasi keputusan, kebijakan, peraturan, dan rencana
kerja yang diambil kepala daerah juga meminta laporan pertanggung jawaban kepala daerah.

Berikut perangkat daerah kabupaten atau kota:

Perangkat daerah kabupaten atau kota terdiri atas sekretaris daerah, secretariat DPRD,
inspektorat, dinas, badan, dan kecamatan. Kecamatan kemudian dibagi lagi menjadi kelurahan.
Berikut penjelasannya:

 Sekretariat Daerah

Kepala daerah baik wali kota dan bupati, melakukan tugas pemerintahan dibantu oleh
secretariat daerah. Sekretariat daerah bertugas membantu kepala daerah dalam penyusunan
kebijakan dan pengoordinasin administratif terhadap pelaksaan tugas perangkat daerah serta
pelayanan administratif.

 Sekretariat DPRD

Tidak hanya kepala daerah yang memiliki secretariat, DPRD juga memiliki sekretariatnya
sendiri. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 215
ayat (2), sekretaris DPRD mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan


b. Menyelenggarakan administrasi keuangan
c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD
d. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga agli yang diperlukan oleh DPRD dala
melaksanakan fungsnya sesuai kebutuhan.
 Inspektorat

Inspektorat daerah berfungsi untuk membantu kepala daerah dalam membina dan mengawasi
pelaksaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

 Dinas
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana, menyebutkan bahwa fungsi
dinas adalah:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya


b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
 Badan

Badan bertugas menjalankan fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah meliputi


perencanaan, keuangan, kepegawaian, pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan, dan
fungsi lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

 Kecamatan

Wilayah kabupaten atau kota dibagi lagi menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk dan luas
wilayah minimal. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang secara langsung bertanggung
jawab kepada kepala daerah yaitu bupati atau wali kota.

 Kelurahan

Kecamatan kemudian dibagi lagi menjadi beberapa wilayaj kelurahan. Kelurahan dipimpin
oleh lurah yang bertanggung jawab langsung pada camat wilayahnya berada.

Keseluruhan perangkat daerah tersebut bekerja sama untuk mewujudkan kedamaian,


keselarasan, juga kemakmuran hidup masyarakat di wilayahnya.

KESIMPULAN

Otonomi daerah merupakan konsep penting dalam sistem pemerintahan Indonesia yang
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola urusan pemerintahan di
tingkat lokal. Konsep ini bertujuan untuk memperkuat partisipasi masyarakat, meningkatkan
efisiensi pemerintahan, serta memajukan pembangunan di tingkat daerah.
Dalam konteks otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam mengelola
sumber daya dan mengambil keputusan yang lebih tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
lokal. Hal ini memberikan peluang bagi daerah untuk mengembangkan potensi dan mewujudkan
kepentingan masyarakat secara lebih efektif.

Otonomi daerah juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan,


sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan, diharapkan tercipta pemerintahan
yang lebih akuntabel, transparan, dan mendekatkan diri kepada rakyat.

Namun, pelaksanaan otonomi daerah juga menghadapi tantangan dan perlu diiringi dengan
kapasitas yang memadai, pengawasan yang ketat, serta koordinasi yang baik antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Dibutuhkan komitmen bersama untuk memastikan bahwa otonomi
daerah berjalan sejalan dengan kepentingan nasional dan menjaga persatuan serta integritas
negara.

Melalui otonomi daerah yang baik, diharapkan tercipta pemerintahan yang lebih efektif dan
responsif dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Pembangunan dapat berjalan secara inklusif,
merata, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia, sehingga mengurangi kesenjangan
antardaerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan global dan perkembangan dinamis di era modern, otonomi
daerah menjadi instrumen penting dalam memperkuat pemerintahan yang berbasis pada kebutuhan
lokal. Dengan mengoptimalkan potensi daerah dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan,
Indonesia dapat mencapai pembangunan yang merata dan berkelanjutan di seluruh nusantara.

Kesuksesan otonomi daerah bergantung pada komitmen bersama untuk memperkuat tata
kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta membangun kerjasama
yang sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian, otonomi daerah
akan berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
KETAHANAN NASIONAL
PENDAHULUAN

Ketahanan nasional adalah konsep penting dalam menjaga keutuhan, keamanan, dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Konsep ini mengacu pada kemampuan suatu negara untuk
menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar, serta menjaga
keberlanjutan pembangunan nasional.

Ketahanan nasional mencakup aspek keamanan, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan
hidup, dan pertahanan. Konsep ini melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat, termasuk
pemerintah, militer, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil dalam menjaga dan
memperkuat ketahanan bangsa.

Dalam konteks Indonesia, ketahanan nasional juga mencerminkan keberagaman dan kesatuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep ini mengakui pentingnya menjaga persatuan
dan kesatuan di tengah keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa yang ada di Indonesia.

Ketahanan nasional juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan, pelestarian lingkungan hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini melibatkan
upaya untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, keadilan sosial, serta akses terhadap pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur bagi seluruh rakyat Indonesia.

Melalui konsep ketahanan nasional, Indonesia berupaya untuk membangun pertahanan yang
tangguh, mampu mengatasi berbagai ancaman baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, konsep
ini juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik, mengedepankan supremasi hukum,
serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan berserikat.

Implementasi ketahanan nasional membutuhkan kerjasama dan koordinasi yang baik antara
pemerintah, masyarakat, dan semua stakeholder terkait. Dengan saling bekerja sama, Indonesia
dapat menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di tingkat nasional maupun global.

Ketahanan nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga merupakan
tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia. Dengan menjaga semangat gotong royong, rasa
kebangsaan, serta rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, Indonesia dapat memperkuat
ketahanan nasional dan mewujudkan cita-cita sebagai negara yang berdaulat, mandiri, dan
bermartabat di mata dunia.
Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, penting bagi Indonesia untuk terus
meningkatkan ketahanan nasional dalam segala aspek kehidupan. Dengan menjaga keutuhan,
menjalin kerjasama yang erat, dan membangun kekuatan dalam semua sektor, Indonesia dapat
melangkah maju sebagai negara yang stabil, sejahtera, dan berdaya saing di tingkat global.

1. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan keteguhan hati untuk
memperjuangkan kepentingan nasional. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu negara,
yang mencakup keuletan dan semangat untuk menghadapi segala tantangan dan hambatan yang
mengancam identitas, integritas, serta kehidupan berbangsa negara.

Kondisi dan situasi suatu negara selalu menghadapi berbagai perkembangan dan perubahan,
sehingga Ketahanan Nasional harus dipertahankan dan dibangun agar dapat beradaptasi dengan
keadaan. Jika dilihat secara luas, terdapat tiga “wajah” dari Ketahanan, yaitu:

 Sebagai kondisi dinamis yang merujuk pada situasi nyata yang ada di lingkungan
masyarakat dan dapat diamati dengan pancaindra manusia.
 Sebagai konsep pengaturan dan penyelenggaraan negara, yang membutuhkan aspek
kesejahteraan dan keamanan.
 Sebagai metode berpikir, yaitu pertahanan nasional dapat dijadikan pendekatan khas untuk
membedakan dengan metode berpikir lainnya. Dalam hal ini, Ketahanan memandang gatra
sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
2. Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional

Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa perpecahan dapat melemahkan perjuangan mengusir


penjajah. Bangsa Indonesia mengalami penjajahan cukup lama karena belum adanya kesatuan dan
persatuan.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia belum luput dari
berbagai gejolak dan ancaman dari dalam maupun luar negeri yang membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Dengan posisi dan kondisi geografis, potensi sumber kekayaan alam,
serta besarnya jumlah penduduk, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan
pengaruh negara-negara adikuasa. Perjuangan bangsa Indonesia pada akhirnya mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan terhadap ancaman dari luar (Agresi Militer
Belanda I & II) dan dari dalam (gerakan separatis seperti DI/TII).

Kemampuan bangsa Indonesia mempertahankan negara untuk tetap berdiri merupakan bukti
bahwa bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam mengatasi setiap bentuk ancaman. Keuletan dan ketangguhan untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi negara perlu dibina secara berkelanjutan. Hal
inilah yang melahirkan konsep ketahanan nasional. Ketahanan nasional diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa, prasarat bagi negara, juga diperlukan dalam menghadapi segala
tantangan maupun ancaman. Pada hakikatnya, ketahanan nasional adalah kemampuan dan
ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan
negara. Ketahanan nasional memungkinkan tetap berjalannya pembangunan nasional dalam
rangka mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Selain itu, segala bentuk ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan yang timbul baik dari dalam maupun luar akan tertangkal oleh ketahanan
nasional.

3. Asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional merupakan tata laku yang berdasar pada nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, serta Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut antara lain:

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Asas yang pertama adalah kebutuhan yang paling mendasar dan wajib dipenuhi untuk individu
ataupun masyarakat dan juga kelompok. Dengan begitu, kesejahteraan dan juga keamanan adalah
asa di dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa adanya kesejahteraan dan juga keamanan, maka
sistem kehidupan nasional tidak akan bisa berlangsung. Pada dasarnya, kesejahteraan dan
keamanan adalah nilai intrinsik yang ada di dalam sistem kehidupan nasional itu sendiri.
Kesejahteraan ataupun keamanan harus selalu ada, berdampingan dengan kondisi apapun. Di
dalam kehidupan nasional, tingkat keamanan dan kesejahteraan nasional yang bisa dicapai adalah
salah satu tolok ukur keberhasilan ketahanan nasional.

b. Asas Mawas Kedalam dan Mawas ke Luar


Sistem kehidupan nasional adalah perpaduan seluruh aspek kehidupan bangsa yang saling
berkomunikasi. Selain itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Dalam proses interaksi itu, bisa timbul berbagai dampak, baik berupa sifat yang positif ataupun
negatif. Dengan begitu, dibutuhkan sikap mawas, baik itu kedalam ataupun keluar.

 Mawas Kedalam

Mawas ke dalam bertujuan untuk menumbuhkan hakikat, sifat, dan juga kondisi kehidupan
nasional itu sendiri yang berdasar pada nilai-nilai kemandirian yang proporsional guna
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang tangguh dan ulet.

 Mawas Keluar

Mawas ke luar memiliki tujuan untuk bisa mengantisipasi dan juga berperan serta dalam
mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri. Tak hanya itu saja, tapi juga bertujuan untuk
menerima kenyataan dengan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.

c. Asas Kekeluargaan

Asas yang satu ini bersikap keadilan, kesamaan, kebersamaan, gotong royong, tenggang rasa,
dan juga tanggung jawab di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam
hal itu, hidup dengan asas kekeluargaan telah diakui adanya perbedaan. Kenyataan real tersebut
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat
destruktif atau tidak merusak.

d. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu

Sistem kehidupan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa dalam bentuk persatuan
dan perpaduan yang simbang, selaras, serta serasi pada seluruh aspek kehidupan nasional,
berbangsa, dan bernegara. Ketahanan nasional sendiri mencakup ketahanan seluruh aspek
kehidupan secara menyeluruh, utuh, dan terpadu.

4. Sifat Ketahanan Nasional

Ini adalah beberapa sifat ketahanan nasional yang perlu dipahami, antara lain:

 Mandiri
Memiliki keyakinan pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta didasarkan pada identitas, kepribadian
bangsa, dan integritas. Kemandirian tersebut menjadi prasyarat untuk menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.

 Dinamis

Bersifat dinamis dan bisa meningkat atau menurun bergantung pada kondisi dan situasi bangsa
serta negara, serta kondisi lingkungan sekitar. Hal tersebut sesuai dengan hakikat bahwa segala
sesuatu di dunia ini akan selalu berubah. Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan harus
diorientasikan ke masa depan dan dinamika di dalamnya diarahkan untuk mencapai kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.

 Manunggal

Memiliki sifat integratif, yang berarti terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,
selaras, dan serasi di antara semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Wibawa

Sebagai hasil pandangan yang integratif, dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya
tangkal yang dimiliki suatu negara, maka semakin besar kewibawaannya.

 Konsultasi dan Kerja Sama

Indonesia tidak mengedepankan sikap konfrontatif dan antagonis. Bangsa Indonesia juga tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik saja, melainkan lebih pada sifat konsultatif dan kerja
sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

5. Fungsi Ketahanan Nasional

Salah satu aspek dari ketahanan nasional adalah doktrin dasar nasional yang perlu dipahami
untuk memastikan terciptanya pola pikir, pola tindakan, pola sikap, dan pola kerja yang
menyatukan langkah bangsa dalam skala internasional, lokal, dan multidisiplin.

Konsep doktrin ini diperlukan agar tidak ada cara berpikir yang terpaku pada pembangunan
secara terpisah-pisah, yang dapat menyebabkan pemborosan waktu, sumber daya, dan energi yang
bahkan berpotensi mengganggu pembangunan nasional di seluruh sektor dan program cita-cita
nasional. Ketahanan juga berfungsi sebagai landasan utama pembangunan nasional, yaitu sebagai
arah dan pedoman.

Namun, dalam perkembangannya, ketahanan nasional masih menghadapi berbagai tantangan


yang dapat mengancam Indonesia, baik dari dalam negeri maupun dari luar. Indonesia telah
mengalami berbagai peristiwa yang dapat digolongkan sebagai ancaman, seperti gerakan
separatisme dan terorisme, seperti:

 GAM (Gerakan Aceh Merdeka)


 Organisasi Papua Merdeka (OPM)
 dan terorisme.
6. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional

Berikut ini beberapa unsur ketahanan nasional, di antaranya:

 Ketahanan Nasional Pancagatra

Sosial Pancagatra didasarkan pada hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, alam sekitarnya,
dan dirinya sendiri. Hal ini mencakup lima bidang atau aspek kehidupan nasional yang disingkat
menjadi Ipoleksosbudhankam. Konsep dasar dari kelima aspek ini digunakan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan, hambatan, ancaman, dan
gangguan.

 Ketahanan Aspek Ideologi

Sebuah bangsa memerlukan filsafat hidup sebagai pedoman dalam perjuangan


mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat hidup ini termasuk dalam
filsafat praktis yang merupakan ideologi, pandangan dunia, dan pandangan hidup yang menjadi
dasar untuk mencapai cita-cita nasional. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan hal ini
adalah ideologi.

7. Konsepsi Ketahanan Nasional


Konsepsi ketahanan nasional adalah sebuah pedoman yang digunakan untuk meningkatkan
daya tahan bangsa dan mengembangkan kekuatan nasional dengan menggunakan pendekatan
kesejahteraan tanpa melepaskan unsur keamanan di dalamnya.

Pedoman yang digunakan dalam konsepsi ketahanan dasar nasional adalah Astagatra.
Astagatra merupakan suatu perangkat hubungan yang saling berkaitan dalam membentuk perilaku
masyarakat.

Kesejahteraan dan keamanan memang berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan. Sebab dalam
prakteknya, penyelenggaraan kesejahteraan ini membutuhkan keamanan dan sebaliknya.

Kesejahteraan dan keamanan ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan nasional karena
keberlangsungan suatu negara ditentukan oleh hal tersebut.

Kesejahteraan ini dimaksudkan sebagai kemampuan bangsa untuk mewujudkan kemakmuran


bangsa yang adil dan merata bagi rakyatnya.

Sementara keamanan merupakan kemampuan untuk melindungi dan menjaga nilai-nilai yang
dianut terhadap ancaman, gangguan, dan hambatan. yang datang dari pihak internal maupun
eksternal.

Tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional ini biasanya dijadikan tolok ukur dalam
mencapai kesuksesan ketahanan nasional.

8. Keberhasilan Ketahanan Nasional

Keberhasilan ketahanan nasional Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor. Kondisi


kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah
kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nasional.

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga


negara Indonesia, yaitu:
1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga negara
Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh
tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.

Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadar serta
peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional
Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu kebijakan umum dari
pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

KESIMPULAN

Ketahanan nasional merupakan landasan penting dalam menjaga keutuhan, keamanan, dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Konsep ini melibatkan semua aspek kehidupan bangsa, termasuk
keamanan, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan pertahanan.

Ketahanan nasional mengandalkan partisipasi aktif dan kesadaran kolektif dari seluruh elemen
masyarakat, mulai dari pemerintah, militer, sektor swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil.
Dalam menghadapi ancaman dan tantangan, kerjasama yang sinergis dan koordinasi yang baik
antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan.

Ketahanan nasional juga mewakili semangat keberagaman dan persatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Konsep ini mengakui pentingnya menjaga persatuan di
tengah perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa yang ada di negara ini.

Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu menjunjung tinggi supremasi hukum,
menjaga stabilitas politik, serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan berserikat dalam
upaya memperkuat ketahanan nasional. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,
pelestarian lingkungan hidup, dan pemberdayaan ekonomi juga menjadi fokus penting dalam
menjaga kesejahteraan masyarakat.

Ketahanan nasional juga mengharuskan Indonesia untuk menjadi aktor global yang tangguh
dan berperan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tingkat regional maupun internasional.
Dalam konteks globalisasi yang terus berkembang, Indonesia perlu menjalin kerjasama yang erat
dengan negara-negara lain, berkontribusi pada isu-isu global, dan mempromosikan nilai-nilai
perdamaian dan keadilan.

Dengan menjaga semangat gotong royong, rasa kebangsaan, dan rasa tanggung jawab terhadap
bangsa dan negara, Indonesia dapat memperkuat ketahanan nasional dan mencapai visi sebagai
negara yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat. Melalui upaya bersama, Indonesia dapat
menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri, menjaga keberlanjutan pembangunan,
serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Ketahanan nasional adalah tanggung jawab kita semua. Dengan memahami pentingnya
ketahanan nasional dan berperan aktif dalam menjaganya, kita dapat membangun Indonesia yang
kuat, aman, sejahtera, dan bermartabat di tengah dinamika global.
BELA NEGARA
PENDAHULUAN

Bela Negara adalah konsep yang penting dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan keutuhan
bangsa Indonesia. Konsep ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dan kesadaran kolektif dari
seluruh elemen masyarakat dalam melindungi, mempertahankan, dan memajukan negara.

Bela Negara meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk pertahanan, keamanan, politik,
sosial, budaya, dan ekonomi. Konsep ini mendorong setiap warga negara untuk memiliki rasa
tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, serta siap sedia untuk berkontribusi dalam menjaga
stabilitas dan kemajuan nasional.

Dalam Bela Negara, partisipasi dan keterlibatan masyarakat sangat penting. Setiap warga
negara diharapkan memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga persatuan, toleransi, dan
semangat gotong royong dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin
timbul.

Bela Negara juga melibatkan penguatan pertahanan negara, baik dalam aspek militer maupun
non-militer. Selain menjaga kedaulatan wilayah, konsep ini juga menekankan pentingnya
pembangunan nasional, kesejahteraan rakyat, serta pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan.

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong semangat Bela Negara dengan
menyediakan pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta
menciptakan kebijakan yang mendukung pembangunan dan pertahanan nasional.

Bela Negara juga berhubungan erat dengan nilai-nilai patriotisme, kecintaan terhadap tanah
air, serta pengabdian kepada negara. Dengan semangat Bela Negara, diharapkan setiap warga
negara mampu menjadi agen perubahan positif, menjunjung tinggi supremasi hukum, serta
menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam rangka memperkuat kedaulatan negara.

Dalam menghadapi perubahan dinamis dan tantangan global, Bela Negara menjadi prinsip
yang relevan dan penting dalam membangun Indonesia yang kuat dan sejahtera. Konsep ini
mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk berperan aktif dalam memajukan bangsa,
melindungi nilai-nilai kebangsaan, dan menjaga keutuhan negara di tengah dinamika dunia.
Dengan semangat Bela Negara, diharapkan setiap warga negara memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap bangsa dan negara, menjaga persatuan, dan berkontribusi dalam pembangunan
nasional. Melalui upaya bersama, Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang adil, berdaulat,
dan bermartabat di mata dunia.

1. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah kesadaran dan tindakan warga negara yang diterapkan karena cinta mereka
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 untuk memastikan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam pembelaan
negara, dan peraturan-peraturan terkait pembelaan ditentukan oleh undang-undang. Konsep bela
negara melibatkan sikap berkorban dan berbakti pada negara.

Rentang bela negara sangat luas, mulai dari hal-hal halus hingga hal-hal keras, mulai dari
membangun hubungan baik antar warga negara sampai bersama-sama mempertahankan negara
dari ancaman musuh bersenjata. Ini termasuk bersikap dan bertindak demi kebaikan bangsa dan
negara.

Proses pembelaan negara di Indonesia sudah teratur secara formal melalui undang-undang,
terutama Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 30. Dalam pasal tersebut, dijelaskan
bahwa membela bangsa adalah kewajiban seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

Melaksanakan kewajiban ini merupakan bentuk sikap dan perilaku warga negara dalam
menunjukkan rasa cinta dan loyalitas mereka terhadap negara dan bangsa.

Konsep bela negara sangat luas, mulai dari hal-hal halus hingga tindakan keras seperti
membentuk hubungan baik antar warga negara hingga mempertahankan negara dari ancaman
pihak asing. Dalam konsep bela negara, terkandung filosofi tentang cara bersikap dan bertindak
yang terbaik untuk negara dan bangsa.

2. Unsur Dasar dan Dasar Hukum Bela Negara

Berikut unsur dasar bela negara:

 Cinta Tanah Air;


 Kesadaran Berbangsa dan Bernegara;
 Keyakinan pada Pancasila sebagai Ideologi Negara;
 Kesiapan Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
 Kemampuan Awal Bela Negara.

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan yang berhubungan dengan Wajib Bela Negara, di
antaranya adalah:

 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional
 Undang-Undang No.29 Tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat
 Undang-Undang No.20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988, Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang
Pemisahan TNI dengan POLRI
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI
 Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3
 Undang-Untang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
 Undang-Undang No.56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.

Untuk membangun kesadaran dan memperkuat konsep pembelaan negara dalam masyarakat,
salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menciptakan lagu Mars Bela Negara yang
diciptakan oleh seorang musisi nasionalis Indonesia, Dharma Oratmangun.

Sebagai tambahan, untuk mempertahankan kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen
untuk memperingatinya, yaitu Hari Bela Negara. Hari Bela Negara adalah sebuah hari yang
ditetapkan untuk memperingati kesadaran dan tanggung jawab setiap warga negara Indonesia
dalam membela negara.

Hari ini dipilih tanggal 19 Desember dan ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006. Tujuan dari
penetapan hari Bela Negara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kesatuan masyarakat
dalam membela negara, serta memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme bagi generasi muda.

3. Makna Bela Negara


Makna bela negara bagi keamanan negara sangat penting dan strategis. Bela negara bukan
hanya mencakup proses pembelaan fisik terhadap ancaman keamanan negara dari pihak asing,
tetapi juga mencakup sikap dan perilaku warga negara yang bertanggung jawab dalam memelihara
dan mempertahankan keamanan negara.

Bela negara memerlukan partisipasi aktif dan kesadaran seluruh warga negara untuk berbakti
pada negara dan bersedia berkorban untuk membela negara. Ini meliputi aspek-aspek seperti
peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan, dan
lain sebagainya. Semua hal ini sangat berpengaruh pada stabilitas dan keamanan negara.

Selain itu, bela negara juga mencakup tanggung jawab warga negara dalam memelihara
kerukunan dan persatuan bangsa. Ini memastikan bahwa tidak ada kelompok atau individu yang
melakukan aksi yang merugikan stabilitas dan keamanan negara.

Bela negara juga menjadi dasar bagi seluruh warga negara untuk bekerja sama dan bekerja
untuk kepentingan bersama, sehingga dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi keamanan
negara.

4. Manfaat Bela Negara

Berikut ini merupakan fungsi dan tujuan bela negara.

1) Mempertahankan Negara dari Berbagai Ancaman

Bela negara dalam konteks militer akan sangat berguna untuk melindungi negara. Negara yang
tidak memiliki serdadu-serdadu yang siap untuk membela negara, maka akan rentan untuk
diancam dan diserang oleh negara asing.

2) Menjaga Keutuhan Wilayah Negara

Selain mempertahankan negara, menjaga keutuhan wilayah negara juga merupakan fungsi bela
negara. Negara akan dicaplok wilayah dan budayanya jika warga negara tidak memiliki jiwa untuk
membela negaranya.

3) Menjalankan Kewajiban sebagai Warga Negara


Sebagai warga negara yang baik, membela negara adalah hal yang wajib. Hal itu karena
kewajiban untuk membela negara sudah diatur dalam UUD 1945. Maka dari itu, setiap warga
negara haruslah memiliki jiwa untuk membela negara.

4) Melestarikan Budaya

Bela negara juga berkaitan erat dengan budaya. Sebagai warga negara, kita harus melestarikan
budaya sebagai bentuk membela negara. Hal ini supaya budaya negara tidak diakui oleh negara
lain.

5) Menjaga Identitas dan Integritas Bangsa dan Negara

Fungsi dan tujuan bela negara terakhir adalah untuk menjaga identitas dan integritas bangsa
dan negara. Sebuah negara harus memiliki warga negara yang siap untuk membela negara. Hal itu
akan membuat negara tetap memiliki integritas dan identitas yang kuat. Jika warga negara tidak
bersedia membela negara, maka integritas negara akan terkikis.

KESIMPULAN

Bela Negara merupakan panggilan kepada setiap warga negara Indonesia untuk memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Konsep ini menekankan pentingnya
partisipasi aktif, kesadaran kolektif, serta semangat patriotisme dalam menjaga kedaulatan,
keamanan, dan kemajuan negara.

Melalui semangat Bela Negara, setiap warga negara diharapkan dapat menjadi agen perubahan
positif dalam berbagai aspek kehidupan. Kontribusi dalam bidang politik, sosial, budaya, ekonomi,
dan pertahanan menjadi bagian penting dari upaya menjaga stabilitas dan kemajuan nasional.

Partisipasi aktif masyarakat dalam Bela Negara membantu meningkatkan keberdayaan bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang mungkin muncul. Dalam situasi yang
dinamis, sikap waspada, persatuan, dan gotong royong menjadi kunci untuk memperkuat persatuan
dan menjaga keutuhan negara.

Bela Negara tidak hanya berkaitan dengan aspek militer semata, tetapi juga meliputi upaya
memperkuat pertahanan non-militer, seperti pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,
pembangunan ekonomi yang inklusif, serta pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini,
pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan pendidikan, pelatihan, serta menciptakan
kebijakan yang mendukung semangat Bela Negara.

Kesadaran akan pentingnya Bela Negara juga terkait erat dengan nilai-nilai patriotisme,
kecintaan terhadap tanah air, serta pengabdian kepada negara. Dalam mengimplementasikan
konsep ini, setiap warga negara diharapkan menjunjung tinggi supremasi hukum, menjaga
stabilitas politik, serta mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.

Bela Negara bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga merupakan
tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan memahami pentingnya Bela Negara dan
berperan aktif dalam melaksanakannya, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk
mencapai cita-cita sebagai negara yang adil, berdaulat, sejahtera, dan bermartabat.

Melalui semangat Bela Negara, Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang berdaya saing,
menjaga stabilitas politik, memperkuat pertahanan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam menghadapi perubahan dunia yang terus bergerak, semangat Bela Negara menjadi landasan
yang kuat dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
DAFTAR REFERENSI

 https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/08/pengertian-naturalisasi-proses-syarat-
jenis-jenis-terlengkap.html
 https://pakdosen.co.id/naturalisasi-adalah/
 https://pusdik.mkri.id/index.php?page=web.Download2&id=881#:~:text=Secara%20sing
kat%20bisa%20pula%20dikatakan,negara%20untuk%20melindungi%20HAM%20terseb
ut.
 https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/04/120740479/penetapan-uud-1945-
sebagai-konstitusi-
negara?page=all#:~:text=Pengertian%20UUD%201945%20sebagai%20konstitusi%20ne
gara&text=Bersifat%20mengikat.,setiap%20peraturan%20perundangan%20di%20bawah
nya.
 https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Sistem_presidensial
 https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/
 https://www.siswapedia.com/nilai-nilai-yang-melandasi-demokrasi-di-indonesia/
 https://kumparan.com/kabar-harian/merunut-pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-
1x1ajSbH6p4/full
 https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/557910/pengertian-negara-hukum-
konsep-dan-ciri
 https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-negara/#Tujuan_Negara
 https://www.pn-
gunungsitoli.go.id/assets/image/files/Konsep_Negara_Hukum_Indonesia.pdf
 https://duniapendidikan.co.id/negara-hukum/
 https://www.gramedia.com/literasi/wawasan-nusantara/
 https://pasla.jambiprov.go.id/wawasan-nusantara-pengertian-tujuan-dan-
kedudukan/#:~:text=Wawasan%20Nusantara%20adalah%20prinsip%20dasar,keragaman
%20budaya%20dan%20masyarakat%20Indonesia.
 https://www.liputan6.com/hot/read/5061873/hakikat-wawasan-nusantara-adalah-
persatuan-bangsa-dan-kesatuan-wilayah
 https://www.dictio.id/t/apa-saja-unsur-unsur-dasar-wawasan-nusantara/50438/2
 https://www.gramedia.com/literasi/otonomi-daerah/#Pengertian_Otonomi_Daerah
 https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/43351/PP%20No.129%20TH%202000.pdf
 https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/19/120000569/struktur-pemerintah-
daerah?page=all
 https://pasla.jambiprov.go.id/ketahanan-nasional-pengertian-fungsi-ciri-dan-
contoh/#Pengertian_Ketahanan_Nasional
 https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/02/140000579/latar-belakang-ketahanan-
nasional?page=all
 https://www.gramedia.com/literasi/ketahanan-nasional/#Asas-asas_Ketahanan_Nasional
 https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/ketahanan-nasional-adalah/
 https://www.psychologymania.com/2013/01/keberhasilan-ketahanan-nasional.html
 https://pasla.jambiprov.go.id/pengertian-bela-negara-dan-
pentingnya/#Dasar_Hukum_Bela_Negara
 https://pasla.jambiprov.go.id/bela-negara-adalah-unsur-sifat-dan-nilai-
nilainya/#Unsur_Dasar_Bela_Negara
 https://www.merdeka.com/trending/manfaat-bela-negara-kenali-pengertian-fungsi-dan-
tujuannya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai