Rahmi Nurmadinisia-Fkik PDF
Rahmi Nurmadinisia-Fkik PDF
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat
Disusun Oleh
Rahmi Nurmadinisia
108101000040
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi saya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Rahmi Nurmadinisia
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI MASYARAKAT
Skripsi, Januari 2013
ABSTRAK
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program
tersebut bertujuan untuk menanggulangi masalah KEK ibu hamil serta tercapainya
peningkatan status gizi yang baik pada ibu hamil dan mengurangi prevalensi Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR). Program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan salah
satu program rutin di bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi yang terdapat di Dinas Kesehatan Kota Depok. Program PMT
untuk Ibu Hamil KEK ini sudah berjalan sejak tahun 2009. Namun, hingga saat ini
belum diketahui seberapa besar dampak yang dihasilkan dari program PMT terhadap
ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui apakah program PMT yang dilakukan sudah efektif
dilakukan dalam mencegah terjadinya BBLR yang dilihat berdasarkan input, proses
maupun output dari program PMT.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diperkaya dengan
penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif instrumen yang digunakan adalah alat
perekam, pedoman wawancara dan lembar observasi. Sedangkan untuk penelitian
kuantitatif instrumen yang digunakan berupa laporan monitoring PMT Ibu Hamil KEK
serta data kohort Ibu Hamil. Informan utama dalam penelitian ini adalah staf gizi
penanggung jawab program PMT di Kota Depok dan Ibu hamil KEK yang didapatkan
dari laporan monitoring program. Sedangkan informan pendukung dalam penelitian ini
adalah staf gizi yang bekerja di wilayah Puskesmas Kota Depok.
ii
Hasil penelitian menunjukkan dari segi input, semua komponen yang
dibutuhkan untuk program ini sudah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Komponen yang berpengaruh terhadap efektifitas program PMT ibu hamil KEK di
Kota Depok adalah data, sumber daya dan sasaran. Sedangkan dari segi proses,
seluruh komponen baik dari pelaksanaan maupun pengawasan telah sesuai dengan apa
yang direncanakan. Namun, konsep perencanaan masih belum memasukkan
komponen-komponen penting untuk dapat melihat keefektifan program secara
spesifik. Prosentase efektifitas program PMT ibu hamil KEK penambahan berat badan
yang sesuai dengan usia kehamilan adalah sebesar 65 % hamil KEK yang
mendapatkan PMT berat badannya bertambah sesuai dengan usia kehamilan bayi yang
dikandungnya, 32% pertambahan berat badan kurang dari usia kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bagi Dinas Kesehatan Kota
Depok mencantumkan penambahan karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan
program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan penambahan berat badan ibu hamil
maupun berat bayi ketika lahir selain itu juga diperlukan pengawasan dan penilaian
output secara rutin setiap program PMT telah selesai dilaksanakan. Untuk puskesmas
yang ada di Kota Depok format laporan yang digunakan sebaiknya selalu mengacu
pada format yang telah ditetapkan. Serta untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar
penelitian lebih lanjut dapat melihat kaitan antara program PMT dengan berat bayi
yang dilahirkan oleh ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT tersebut dan juga
penelitian sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan sehingga dapat
tergambar secara lebih aktual program PMT ibu hamil KEK yang terjadi di lapangan.
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
SPECIALISATION NUTRITION SOCIETY
Thesis, January 2013
ABSTRACT
iv
maternal in Depok is data, resources and goals. In terms of supplementary feeding
Programme for cronically malnourished process, all components of both the
implementation and supervision in accordance with what is planned. However, the
concept is still planning to enter the critical components to be able to see the
effectiveness of specific activities. Percentage effectiveness of Programme for
pregnant CED to weight gain according to the gestational age is 65% women who get
supplementary feeding for cronically malnourished maternal gaining weight
according to gestational age fetuses, 32% less than the weight gain of pregnancy.
Based on these results it is advisable for Depok City Health Department
include the addition of maternal characteristics listed in the report of activities
supplementary feeding for pregnant croncally malnourished associated with maternal
weight gain and birth weight of the baby when it is also necessary monitoring and
regular assessment of the output of each programme supplementary feeding has
completed. For health centers in the city of Depok report format used should always
refer to the pre-defined format. And to further research it is expected that further
research could look at the link between the activities of programme for weight infants
born to pregnant women who get that supplementary feeding and also research should
be conducted in conjunction with the implementation so that it can be better reflected
actual events supplementary feeding for pregnant cronically malnourished happened
field.
Reference : 36 (1988-2012)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
vi
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
16431
Telepon : 0857-15709760
0821-10098848
Email : rahminurmadinisia@gmail.com
mimie_file@yahoo.co.id
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
a. 1995 – 2001 : SDN Depok IV
b. 2001 – 2004 : SMPN 2 Depok
c. 2004 – 2008 : SMAKBo ( Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor )
d. 2008 - 2012 : Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester 9,
viii
Pengalaman Organisasi :
a. Intra :
- Dokter Kecil SDN Depok IV Depok
- Pengurus PMR SMPN 2 Depok
- Koordinator Acara dalam Seminar Profesi Gizi Kesehatan Masyarakat
b. Ekstra :
- Pengurus MZS Nur Assyabaab Kampung Sawah Depok
Pengalaman Bekerja:
a. Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan Kalbe Farma, Tbk. Cikarang
b. Guru privat dan Pengajar di Bimbingan Belajar GAMA 88 Nusantara Depok
c. Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) menentukan masalah dan akar
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pondok Jagung, Tangerang
Selatan, Banten pada tahun 2010.
d. Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) menentukan solusi masalah yaitu
berupa “Kehamilan Sehat untuk Generasi Masa Depan” di Kelurahan Pondok
Jagung, Kecamatan Pondok Jagung, Tangerang Selatan, Banten pada tahun
2011.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Saya yang Bersangkutan
Rahmi Nurmadinisia
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya yang telah diberikan kepada penulis, berupa nikmat kesehatan dan kemudahan
penelitian ini. Shalawat beserta salam tak lupa senantiasa tercurah kepada Nabi Besar
1. Keluarga tercinta, Bapak Riswandi dan Mama Nurlis. Orang tua penulis atas
cinta kasih yang tidak terhingga yang telah mendidik dan membesarkan penulis
hingga saat ini serta Kakakku Rahmadia Mirza dan Adikku tersayang Riyandi
3. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku kepala Program Studi Kesehatan
x
4. Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM. MMA. selaku pembimbing pertama skripsi
5. Ibu Ir. Febrianti M.Si selaku pembimbing kedua skripsi sekaligus dosen
6. dr. Hj. Dewi Damayanti, selaku pembimbing lapangan dan juga Kepala Bidang
7. Ibu Aisyah sebagai staf gizi penanggung jawab program PMT ibu hamil KEK
8. Seluruh staf gizi yang ada di Puskesmas Kota Depok yang telah bekerjasama
dengan baik dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini, khususnya
9. Niswah Afifah, selaku teman terbaik seperjuangan kuliah, terima kasih karena
10. Hendra Darmansyah, terima kasih karena tak pernah jenuh menemani,
harus dipenuhi dalam mencapai hidup yang bermanfaat. You are my spirit.
xi
11. Sahabat Civitas Kesehatan Masyarakat 2008 baik Gizi maupun K3, khususnya
Aresh, Dhea, Rini, Farha, Titi, Via, Nadya, Astri dan Linda semoga
12. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan hasil laporan penelitian ini. Semoga laporan ini
PENULIS
xii
DAFTAR ISI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 12
A. Efektifitas Program ...................................................................................................... 12
B. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ....................................................................... 15
1. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan.................................................................... 15
2. Persyaratan Pemberian Makanan Tambahan ............................................................ 16
3. Pengelolaan PMT Ibu Hamil ..................................................................................... 18
C. KEK (Kekurangan Energi Kronis) ............................................................................... 22
1. Pengertian KEK ........................................................................................................ 22
2. Indikator KEK ........................................................................................................... 22
3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan KEK Ibu Hamil ...................................... 23
4. Pengumpulan Data Bumil KEK ................................................................................ 24
5. Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data Bumil KEK ........................................ 24
6. Analisis dan Penyajian Data Bumil KEK ................................................................. 25
7. Penentuan Status Prevalensi Bumil KEK ................................................................. 26
8. Tindak Lanjut ............................................................................................................ 27
9. Dampak KEK ............................................................................................................ 27
10. Pencegahan dan Penanganan Bumil KEK 27
D. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) ............................................................................... 28
E. Kaitan antara Ibu hamil yang mengalami KEK dengan BBLR .................................... 29
F. Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan .............................................................. 30
G. Kerangka Teori ............................................................................................................. 33
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .......................................... 34
A. Kerangka Pikir.............................................................................................................. 34
B. Definisi Istilah .............................................................................................................. 39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 41
A. Desain Penelitian .......................................................................................................... 41
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 41
1. Lokasi Penelitian ....................................................................................................... 41
xiv
2. Waktu Peneltian ........................................................................................................ 42
C. Informan Penelitian (Pendekatan Kualitatif) ................................................................ 48
1. Informan Utama ........................................................................................................ 42
2. Informan Pendukung ................................................................................................. 42
D. Populasi dan Sampel Penelitian (Pendekatan Kuantitatif) ........................................... 43
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 44
F. Pengumpulan Data ........................................................................................................ 44
1. Pendekatan Kualitatif ................................................................................................ 44
2. Pendekatan Kuantitatif .............................................................................................. 46
G. Validasi Data ................................................................................................................ 47
H. Pengolahan Data ........................................................................................................... 48
1. Pendekatan Kualitatif ................................................................................................ 48
2. Pendekatan Kuantitatif .............................................................................................. 49
I. Analisis Data .................................................................................................................. 50
BAB V HASIL ................................................................................................................. 52
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian.......................................................................... 52
1. Batas-Batas Wilayah ................................................................................................. 52
2. Demografi Dinkes Kota Depok ................................................................................. 53
B. Gambaran Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok .......................................... 57
1. Input .......................................................................................................................... 58
a. Data ....................................................................................................................... 58
b. Sumber Daya Manusia .......................................................................................... 60
c. Sarana dan Prasarana ............................................................................................. 62
d. Dana ...................................................................................................................... 62
e. Materi .................................................................................................................... 64
f. Sasaran ................................................................................................................... 67
2. Proses ........................................................................................................................ 70
a. Perencanaan Program PMT ................................................................................... 70
b. Pelaksanaan Program PMT ................................................................................... 77
xv
c. Pengawasan dan Penilaian Program PMT............................................................. 77
3. Output........................................................................................................................ 80
C. Gambaran Prosentase Efektifitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok....... 82
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Administrasi
5.4 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia di 68
Kota Depok
5.5 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan paritas 68
di Kota Depok
5.6 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan jarak 69
5.7 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia 69
5.9 Contoh Format Laporan Monitoring Program PMT pada Ibu Hamil 81
5.8 Prosentase Efektifitas Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok 82
xvii
DAFTAR BAGAN
Nomor Halaman
2.1 Kerangka Teori 33
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bidang gizi adalah “Gizi 1000 Hari”. Program ini bertujuan untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya penerapan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak
Program ini dimulai dengan memperhatikan status gizi pada ibu hamil,
karena kehidupan anak dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu. Asupan gizi
yang tidak kuat pada ibu hamil selain membahayakan kesehatan ibu, juga akan
gizi dalam waktu yang lama pada ibu hamil akan menyebabkan ibu hamil
Kondisi KEK pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu
dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir
rendah, keguguran, kelahiran prematur dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir.
Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama
Manifestasi dari masalah KEK pada ibu hamil dapat terjadi karena
kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia
1
2
kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi
kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika
zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan
mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai
Albugis (2008) yaitu jumlah konsumsi energi dan jarak kehamilan. Angka
prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS, Riset Kesehatan Dasar,
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, salah satu dampak dari KEK
adalah BBLR. Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010
menunjukkan angka kematian bayi yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab
utama angka kematian bayi karena BBLR. Data BBLR menurut Riskesdas tahun
2010 yaitu sebesar 11,1 %. Persentase tersebut masih belum memenuhi target
pemerintah dalam program Indonesia sehat 2010 yaitu hanya sebesar 7%.
(RPJMN) 2010-2014 yang berkaitan dengan masalah KEK pada ibu hamil yaitu
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup.
Target ini juga sangat terkait dengan status kesehatan dan gizi ibu hamil serta
3
penurunan angka balita pendek menjadi 32% yang merupakan manifestasi dari ibu
BBLR adalah salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita KEK dan
akan mempunyai status gizi yang buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi
Menurut WHO dan BPN (2007), setiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai
selanjutnya pada masa remaja. Remaja dengan berat dan tinggi yang kurang
berakibat pada calon ibu dengan tubuh kecil. Remaja dengan keadaan tersebut juga
menikah pada usia muda. Dengan keadaan tubuh yang belum siap maupun ibu
dengan tubuh kecil akan mempunyai resiko terhadap BBLR. Peningkatan status gizi
perlu dilakukan pada setiap titik sehingga mampu memberikan dampak pada
berdasarkan pertambahan berat badan selama hamil, didapatkan bahwa berat badan
lahir mempunyai korelasi positif dengan kenaikan berat badan ibu selama hamil.
Makin besar kenaikan berat badan ibu, makin besar berat badan bayi yang
dilahirkan, tetapi korelasi ini tampaknya pada ibu yang berbadan kurus “under
weight”, korelasi menjadi kurang nyata pada ibu yang lebih gemuk (Marsianto,
1997).
4
Ountsted bersama Scott juga meneliti di Inggris bahwa status gizi di ukur
berdasarkan tinggi badan, berat badan, indeks berat badan dan tinggi badan serta
penambahan berat badan selama hamil. Didapatkan bahwa ibu-ibu yang pendek dan
ringan melahirkan bayi-bayi yang lebih kecil dibandingkan dengan ibu-ibu yang
tinggi dan berat ibu-ibu yang tergolong tidak gemuk dengan pertambahan berat
badan selama hamil rendah, atau tidak naik atau turun, melahirkan bayi-bayi dengan
peningkatan gizi pada ibu hamil, ibu hamil dengan gizi yang baik, proses persalinan
pun akan lancar dan BBLR akan kemungkinan kecil terjadi. Selain itu, ibu yang
sehat akan dapat merawat serta memberikan makan bayinya dengan lebih baik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
status gizi ibu hamil yaitu dengan memberikan makanan tambahan. Program PMT
bagi ibu hamil bertujuan untuk menambah asupan gizi ibu hamil sehingga
Berdasarkan studi yang dilaporkan di Gambia pada tahun 1983 ibu hamil
kurang gizi yang mendapatkan PMT berat lahir bayinya meningkat 224 gram, dan
menurunkan prevalensi BBLR dari 19,7-6,4%. Begitu juga dengan studi yang
dilakukan di Pakistan pada tahun 1991 ibu hamil dengan status gizi kurang yang
dibanding dengan kontrol, hanya sebanyak 0,27 gram per minggu serta berat bayi
yang dilahirkan ibu yang mendapatkan PMT yaitu 3566 gram lebih besar dibanding
Depok pada tahun 2012, KEK pada ibu hamil merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menjadi perhatian utama di Kota Depok. Prevalensi ibu hamil KEK
berjumlah sekitar 15,89% dan masih menjadi masalah untuk Kesehatan Masyarakat
yang mempunyai ambang batas diatas 10%. Prevalensi ibu hamil yang masih
Upaya untuk meningkatkan status gizi ibu selama hamil dalam menangani
masalah KEK adalah PMT. Bentuk PMT dapat berupa PMT pabrikan maupun PMT
program PMT dalam bentuk PMT pabrikan. Program ini diprioritaskan pada ibu
hamil KEK dari terutama di wilayah kabupaten/kota yang mengalami rawan gizi
(Kemenkes, 2010).
Kota Depok, program PMT untuk ibu hamil sudah dilakukan sejak tahun 2009.
Dana dari program PMT ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Kota Depok. Program PMT dilaksanakan di semua Puskesmas yang berada
di wilayah kerja Dinkes Kota Depok dan dilakukan selama 90 hari secara terus
menerus dan tidak terputus dengan prioritas sasaran ibu hamil KEK dengan
Suatu program dapat dikatakan efektif apabila telah tercapai dan sesuai
dengan yang direncanakan. Efektivitas sering disebut sebagai evaluasi dari outcome
dalam hubungannya dengan tujuan. Evaluasi program gizi dilakukan untuk menilai
6
kemajuan program dan hasil yang dicapai dalam upaya peningkatan gizi masyarakat
evaluasi secara umum untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,
dinilai. Dalam hal ini, dikatakan sebagai efektivitas dan untuk mempelajari guna
Program PMT untuk ibu hamil di Dinkes Kota Depok belum dapat dilihat
efektivitas program PMT apakah sudah sesuai dengan kriteria agar dapat mencegah
resiko terjadinya BBLR hal ini diakibatkan belum adanya data berat bayi lahir yang
dicantumkan pada laporan program PMT. Pada saat ini Dinkes Kota Depok hanya
lebih lanjut dengan menggunakan data sekunder yang telah dilaporkan di Dinkes
Kota Depok. Dalam hal ini efektivitas program PMT diukur berdasarkan
pendekatan sistem berupa input, proses, dan output. Output dari program PMT
dilihat berdasarkan pertambahan kenaikan berat badan ibu selama diberikan PMT.
B. Rumusan Masalah
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil adalah
program PMT yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kasus KEK ibu hamil
serta tercapainya peningkatan status gizi yang baik pada ibu hamil dan mengurangi
7
prevalensi BBLR. Program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan salah satu
Keluarga dan Gizi yang terdapat di Dinas Kesehatan Kota Depok. Program PMT
untuk Ibu Hamil KEK ini sudah berjalan sejak tahun 2009. Prevalensi KEK di Kota
Depok pada tahun 2010 meningkat menjadi 15,89% dibanding tahun 2009 yaitu
sebesar 14,85%. Hingga saat ini, Dinkes belum melakukan evaluasi dampak untuk
dapat diketahui apakah program PMT yang dilakukan telah memberikan perubahan
didapatkan bahwa berat badan bayi lahir mempunyai korelasi positif dengan
kenaikan berat badan ibu selama hamil. Data pertambahan berat badan yang
digunakan diambil dari laporan monitoring program PMT pada tahun 2011. Hal ini
dikarenakan format laporan yang berbeda pada dua tahun sebelumnya dan format
yang cukup lengkap untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang terkait dengan
Oleh karena itu, perlu diketahui apakah program PMT yang dilakukan sudah
efektif dilakukan dalam mencegah terjadinya BBLR yang dilihat berdasarkan input,
proses maupun output dari program PMT, maka penulis tertarik melakukan
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota Depok ?
2. Bagaimanakah gambaran input yang dibutuhkan dari program PMT untuk ibu
3. Bagaimanakah gambaran proses yang terjadi dari program PMT untuk ibu hamil
4. Bagaimanakah gambaran output dari program PMT untuk ibu hamil KEK di
Kota Depok?
5. Berapakah prosentase efektivitas program PMT pada ibu hamil KEK di Kota
Depok?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota
Depok.
b. Untuk mengetahui gambaran input yang dibutuhkan dari program PMT untuk
c. Untuk mengetahui gambaran proses yang yang terjadi program PMT untuk
d. Untuk mengetahui gambaran output dari program PMT untuk ibu hamil
E. Manfaat Penelitian
KEK dan juga BBLR bagi pihak yang terkait antara lain:
sebagai upaya untuk mengatasi KEK pada ibu hamil dan BBLR di Kota
Depok.
3. Bagi Peneliti
energi kronis dan juga dapat menerapkan dan mengimplementasikan ilmu yang
penelitian pada ibu hamil KEK yang berhubungan dengan status BBLR di masa
penelitian sebelumnya di tempat tersebut mengenai program PMT pada ibu hamil
KEK dengan status BBLR yang dilihat dari kenaikan BB ibu hamil.
Sasaran penelitian adalah Penanggung Jawab Program PMT Ibu Hamil KEK
di dinkes Kota Depok, Petugas Puskesmas yang berperan dalam program PMT ibu
Hamil, yaitu Petugas Gizi dan Bidan KIA. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar peran program PMT untuk ibu hamil KEK terhadap
prevalensi status BBLR di Kota Depok yang dilihat berdasarkan kenaikan berat
badan ibu selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang
pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan energi kronis di kota
Depok yang dilihat menggunakan pendekatan sistem komponen input, proses dan
11
output. Selain itu, dalam pengumpulan dan pengolahan salah satu datanya juga
output dari program PMT tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari
wawancara mendalam dengan staf gizi di Dinkes yang bertanggung jawab pada
program PMT ibu hamil KEK serta telaah dokumen dan pengumpulan data
sekunder. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah laporan
program PMT Ibu hamil KEK di Dinkes Kota Depok dan data sekunder dari
kohort Ibu serta lembar status pemeriksaan ibu hamil dari Puskesmas yang ada di
Kota Depok.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Program
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong
(2007:4), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini
sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab
dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses
program.
dalam satu kelompok yang sama secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk
mencapai tujuan dan sasaran. Program yang baik akan menuntun pada hasil-hasil
yang diinginkan. Oleh karena itu, penetapan program dilakukan dengan melihat
kebijakan yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran serta visi dan misi.
dalam kasus manapun penting untuk membedakan penyelesaian program dari yang
Efektivitas harus diukur menurut salah satu di antara tiga cara, yaitu :
Apabila suatu program telah tercapai dan telah sesuai dengan yang
direncanakan bisa dikatakan efektif. Efektivitas sering disebut sebagai evaluasi dari
mungkin, tujuan yang telah dicapai harus diukur. Kalau tidak mungkin, harus
betapapun subjektif dan impresionistik analisis itu, sampai suatu cara pengukuran
yang lebih tepat dapat dibuat. Penilaian efektivitas seharusnya juga harus mencakup
yang bersangkutan mengenai efek dari program, dinas atau lembaga (Ningrum,
2006).
target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil
pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil
pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka
yaitu :
sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Dimensi input adalah terdiri dari 6 M yaitu: Men, Money, Material,
dengan rencana.
program penanganan KEK pada ibu hamil yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi pada ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan berdasarkan Standar
kota untuk penanggulangan ibu hamil KEK adalah PMT pada ibu hamil. Tambahan
energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah 300 kkal dan 17 g
1. Tujuan PMT
Tujuan PMT pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
selama kehamilan sehingga dapat mencegah kekurangan gizi dan akibat yang
ditimbulkan.
g. Cukup cairan
2. Persyaratan PMT
a. Dapat diterima
hal bentuk, rasa, dan biasa dikonsumsi sehari-hari. Salah satu sifat ibu hamil
adalah cepat bosan dengan makanan yang sama bila disajikan berulangkali.
Ibu hamil mempunyai kecendrungan mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena
itu, bentuk dan rasa makanan hendaknya dibuat bervariasi dan disesuaikan
b. Mudah dibuat
gizi ibu hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan
kelompok sasaran lainnya. Disamping jumlah zat gizi yang cukup, makanan
tambahan ibu hamil juga harus memiliki daya cerna yang baik. Daya cerna
yang baik dapat dicapai dengan teknik pengolahan makanan yang benar.
d. Terjangkau
rendah dengan tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan, dan
17
selera. Untuk itu, sebaiknya bahan baku yang digunakan dapat dan mudah
e. Mudah didapat
dengan bahan makanan yang tersedia di lokasi ibu hamil berada. Dengan
potensi pertanian. Bahan baku hasil pertanian setempat lebih murah harganya
dan relatif lebih mudah untuk diperoleh sehingga dengan biaya yang terbatas
f. Aman
keracunan makanan yang masih tinggi di masyarakat. Oleh karena itu, perlu
memasak bahan makanan dan cara penyajian. Selain harus bergizi lengkap
dan seimbang makanan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman bagi
kesehatan. Makanan aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan
(halal).
18
1. Persiapan
b. Menyiapkan data ibu hamil (Gakin dan non Gakin) berdasarkan data dari
Puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan
3. Mekanisme Distribusi
dibuat Puskesmas.
dengan membuat Surat Bukti Barang Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang
Ekspedisi (BAE).
1) Ibu hamil dari keluarga miskin dan ibu hamil yang beresiko KEK
diprioritaskan pada Ibu hamil KEK dari keluarga miskin dan ibu hamil
KEK.
4. Cara Pengangkutan
non pangan yang berbau tajam dan bahan berbahaya (pestisida, bahan
menyebabkan kontaminasi.
5. Cara Penyimpanan
a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu, dan bebas dari
b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan
d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar
adalah 12 karton.
kabupaten/kota setempat.
e. Evaluasi
lembar untuk arsip, provinsi, dan pusat). Masalah yang ditemui dan
1. Pengertian
2. Indikator
Bumil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran (LILA) < 23.5 cm
Parameter yang digunakan adalah jumlah bumil KEK dan prevelensi bumil KEK.
23
Jumlah bumil KEK di hitung setiap bulan untuk intervensi, sedangkan prevelensi
Cara menghitung :
(Depkes, 2008).
kesehatan yang adekuat, tingginya fertilitas dan beban kerja yang tinggi.
asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. Yang sering terjadi
tingkat rumah tangga, distribusi didalam rumah tangga yang tidak proporsional
d. Kehamilan yang terlalu jauh jarak dengan jarak kehamilan sebelumnya (lebih
Tabel 2.1
Pengumpulan Data KEK
pada Ibu Hamil ditiap Tingkatan Administrasi
Indikator Tingkat Sumber Data Lokasi Pengumpul Waktu
Data
Bumil Desa/Kelurahan Buku bantu, Posyandu, Bidan Setiap
KEK SIP, Kohort Polindes, bulan
Ibu Poskesdes
a. Data bumil KEK di desa dan Puskesmas dicatat setiap bulan oleh bidan di
desa atau bidan di puskesmas pada kohort ibu dan buku KIA.
b. Setiap kasus bumil KEK yang ditemukan, dilaporkan oleh bidan di desa ke
Puskesmas.
25
c. Bidan desa dan di puskesmas menjumlah kasus bumil KEK setiap bulan pada
d. Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan bidan Puskesmas membuat distribusi kasus
f. TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA membuat grafik PWS GIZI bumil
binaan.
g. Data direkap setiap bulan oleh TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA untuk
i. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondisi setiap wilayah
Data yang sudah diolah dianalisis secara sederhana dan disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, dan peta menurut wilayah dan waktu atau berdasarkan faktor
Analisis dalam bentuk peta dapat dilakukan setiap bulan maupun setiap
tahun lalu.
8. Tindak Lanjut
lapangan mengacu pada besaran dan penyebab masalah yang terjadi untuk
27
perencanaan program perbaikan gizi bumil KEK pada wilayah tersebut (Depkes,
2008).
9. Dampak KEK
mengalami KEK. WUS yang KEK berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dan
akan menyebabkan anak tersebut dikemudian hari akan terkena malnutrisi atau
kapasitas mental anak menurun dan tampilan fisik yang buruk adalah
akan berdampak pada kehamilannya bahkan risiko kematian ibu atau janin yang
Peningkatan variasi dan jumlah makanan juga menjadi salah satu upaya
pencegahan KEK. Kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda
dan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap,
maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi diperlukan konsumsi
makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan
mereka harus ditambah. Mengurangi beban kerja pada ibu hamil. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang berat pada wanita hamil akan
BBLR adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gr (sampai dengan 2499 gr). Keadaan bayi BBLR ditentukan oleh BB ibu,
yang dibedakan menurut faktor dari bayi ( jenis kelamin, genetik, ras, dan keadaan
plasenta), dan faktor dari ibu (umur ibu, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan, berat
badan sebelum hamil, dan penambahan berat badan selama hamil), serta faktor
Faktor predisposisi terjadinya BBLR juga dibedakan atas faktor ibu, yaitu
merokok dan kehamilan yang tidak diinginkan, yang lain faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler dan kehamilan ganda serta faktor janin yang meliputi kelainan
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat
selama kehamilan. Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi tersebut diperlukan
dan payudara), perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. KEK merupakan
masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil di Indonesia selain terjadi pada ibu
hamil di Indonesia selain defisiensi kalsium dan zat besi (Depkes RI, 2005, Brown,
2005).
untuk kehamilan yang normal perlu tambahan 80000 kalori selama masa kehamilan
(280 hari). Hal ini berarti perlu tambahan energi sebanyak kurang lebih 300 kkal
setiap hari selama hamil. Karbohidrat merupakan sumber energi utama (50-65%)
dari total energi yang dibutuhkan tubuh, sisanya dari konsumsi lemak (20-25%) dan
protein (15-20%). Bila konsumsi energi berlebih maka akan disimpan dalam bentuk
jaringan dibawah kulit dalam bentuk glikogen yang disimpan di hati, ketika asupan
energi kurang maka cadangan energi yang disimpan tidak mencukupi yang terlihat
berkurangnya ukuran LILA ibu hamil (Gibson 1990, Worthington dan William,
sedikit, kemudian pada trimester kedua dan ketiga kebutuhan energi lebih tinggi dan
selalu meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester kedua
ketiga energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Untuk
kkal sehari, 350 kkal pada trimester kedua dan ketiga (Geissler, 2005). Kebutuhan
nutrisi atau kalori yang tidak terpenuhi berpengaruh pada kesehatan ibu hamil dan
fenomena biologis yang unik dan kompleks yang mendukung fungsi pertumbuhan
dan perkembangan janin. Penambahan berat badan tidak hanya dipengaruhi oleh
perubahan fisiologi ibu dan metabolisme, tetapi juga oleh metabolisme plasenta.
Fungsi plasenta sebagai organ endokrin, penghalang dan pengangkut zat antara
sirkulasi ibu dan janin. Perubahan dalam homeostasis ibu dapat memodifikasi
strukutur dan fungsi plasenta dan dengan demikian berdampak pada laju
Pola penambahan BB pada umumnya lebih tinggi pada trimester kedua dan
berat badan berdasarkan IMT. Pedoman IOM terbaru dari yang diterbitkan pada
tahun 1990. Pada pedoman 2009, kategori IMT didasarkan pada cut off point WHO
31
selain itu pedoman baru lebih spesifik dan rekomendasi penambahan berat badan
relatif menguntungkan bagi ibu yang obesitas. Dari beberapa penelitian menemukan
bahwa untuk setiap kenaikan 1 kg BB ibu, berat lahir akan bertambah 16,7-22,6
gram.
Berdasarkan hasil dari 2 penelitian di Inggris (>3800 ibu hamil), Hytten dan
Leicth (1971) mencoba menetapkan batasan total dan rata-rata pertambahan BB ibu
hamil primigravida adalah 0-10 minggu (0,065 kg/minggu), 10-20 minggu (0,335
kg/minggu), 20-30 minggu (0,45 kg/minggu), dan 30-4- minggu (0,335 kg/minggu)
plasenta 5%, cairan amnion 6%, ekspansi volume darah 6%, pertumbuhan uterus
dan payudara 11%, peningkatan cairan ekstra seluler 13 % dan peningkatan lemak
tubuh 25-27%.
dengan menggunakaen dan pola kenaikan BB ibu hamil dari Hytten dan Leicht yang
menganggap pola kenaikan setiap ibu hamil dianggap sama yaitu 0-10 minggu
selama hamil adalah 11,85 kg. Estimasi ini memerlukan 2 kali pengukuran BB ibu
ibu. Bila bb ibu pada kunjungan antenatal pertama <47 kg maka kemungkinan akan
melahirkan BBLR adalah 1,73 kali lebih besar dibanding ibu yang bb nya> sama
32
resiko melahirkan bayi BBLR 1,85 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu
Kenaikan BB untuk ibu sehat berusia 25-35 tahun adalah 11-15 kg.
Kenaikan pada 10 minggu pertama kehamilan adalah sedikit ini disebabkan karena
pertumbuhan uterus dan ekspansi darah ibu. Pada saat ini berat janin hanya 0,17 ons
tetapi pada saat akhir kehamilan pertumbuhan janin mempunyai porsi yang lebih
besar.
33
G. Kerangka Teori
INPUT
1. SDM
a. Pelaksana Program
2. Dana
3. Materi
4. Waktu
5. Sarana dan Prasarana
6. Metode
7. Sasaran Program
i. Umur Ibu
ii. Usia Kandungan
iii. Jarak Kelahiran
iv. Paritas
v. Pertambahan Berat
Badan
PROSES
1. Perencanaan Program PMT Efektivitas Program
2. Pelaksanaan Program PMT PMT
3. Pengawasan Program PMT
OUTPUT
Laporan Program PMT
Pertambahan Berat Badan
BAB III
A. Kerangka Pikir
efektivitas program PMT Ibu Hamil KEK terhadap status BBLR di Kota Depok.
penelitian ini dengan mengadopsi teori dari Terry dan Siagian tentang analisis
keberhasilan program PMT serta Baker dan Tower untuk melihat risiko BBLR
baik dari input yang dibutuhkan pada program PMT, proses yang terjadi pada
program PMT serta output yang dinilai berdasarkan pertambahan berat badan ibu
yang didapat dari Laporan Monitoring Program PMT Ibu Hamil KEK. Karakteristik
Ibu yang didapat dari laporan output dari program PMT ibu hamil KEK yang
mendapatkan PMT adalah usia ibu, umur kehamilan, paritas, jarak kelahiran, dan
berat badan selama kehamilan. Untuk melihat efektivitas dari pendekatan sasaran
pendekatan kuantitatif.
biologis yang unik dan kompleks yang mendukung fungsi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti sekali bagi
35
kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein
(status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil dan suplai
nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi retardasi perkembangan janin
hubungan antara kenaikan berat badan pada ibu hamil terhadap berat bayi lahir,
didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p value (0,000) dengan derajat
kepercayaan 95%. Selain itu, Pudjiadi (2002) juga mengungkapkan terdapat asosiasi
yang positif antara berat badan lahir bayi dengan berat badan ibu. Mengacu pada
penelitian sebelumnya, variabel penambahan berat badan dapat menjadi salah satu
prediktor untuk mengetahui apakah bayi tersebut mengalami BBLR atau tidak.
Sehingga dalam penelitian ini, untuk mengukur keefektifan program PMT ibu hamil
penambahan berat badan ibu hamil KEK yang mendapat PMT apakah sudah sesuai
1. Umur Ibu
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun). Pada
fisiologinya belum optimal. Semakin muda umur ibu hamil, maka anak yang
umur 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini
sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan atau penyakit
akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang
2. Usia Kehamilan
yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang secara normal yaitu 37-40
14-15 dan menjadi 10 gram pada minggu ke 20. Kecepatan tumbuh sebesar 30-
35 gram sehari berlangsung pada minggu ke 32-34, dan berubah menjadi 230
3. Paritas
(jumlah kelahiran) dan abortus (jumlah keguguran). Sedang dalam arti khusus
yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila
37
seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Tingkat pertumbuhan janin
jaringan epitel pada arteri spiral sehingga memudahkan gizi dapat ditransfer
4. Jarak Kelahiran
Berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena
jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk
salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang
INPUT
1. SDM
2. Dana
3. Materi
4. Sarana dan Prasarana
5. Sasaran (Market)
i. Umur Ibu
ii. Usia Kandungan
iii. Jarak Kelahiran
iv. Paritas
v. Pertambahan Berat
Badan
PROSES
1. Perencanaan Program PMT Efektivitas Program
2. Pelaksanaan Program PMT PMT Ibu Hamil KEK
3. Pengawasan dan Penilaian
Program PMT Ibu Hamil
KEK
OUTPUT
Laporan Program PMT Ibu Hamil
KEK
2. Perencanaan Penetapan pengarahan yang resmi dan Wawancara Mendalam Informasi mengenai Penanggung Jawab
Program penetapan berbagai hambatan yang dan Telaah Dokumen ketersediaan pembuatan Program PMT Ibu Hamil
diperkirakan ada dalam menjalankan program perencanaan dan KEK GAKIN Dinkes
PMT guna dipakai sebagai adanya dokumen Kota, Kerangka Acuan
pedoman dalam program perencanaan Kerja PMT Ibu Hamil
PMT program KEK Gakin
3. Pelaksanaan Bentuk implementasi dari perencanaan Wawancara Mendalam Informasi mengenai Penanggung Jawab
Program program PMT untuk mencapai tujuan yang dan Telaah Dokumen kesesuaian antara Program PMT Ibu Hamil
telah ditetapkan Perencanaan program KEK GAKIN Dinkes
yang telah dibuat dengan Kota, Petugas gizi
pelaksanaan program di Puskesmas, Kerangka
lapangan Acuan Kerja PMT Ibu
Hamil KEK Gakin
4. Penilaian Bentuk program untuk menemukan, menilai Wawancara Mendalam Informasi mengenai hasil Penanggung Jawab
Program hasil yang dicapai dari perencanaan program yang dicapai dari program Program PMT Ibu Hamil
PMT yang telah dilaksanakan di KEK GAKIN Dinkes
lapangan Kota, Petugas gizi
Puskesmas
5. Pengawasan Upaya memelihara program agar sesuai Wawancara Mendalam Informasi mengenai Penanggung Jawab
Program dengan tujuan program dan rencana yang kesesuaian antara yang Program PMT Ibu Hamil
telah ditetapkan dicapai dengan yang KEK GAKIN Dinkes
direncanakan Kota, Petugas gizi
Puskesmas
39
40
B. Definisi Istilah (Lanjutan)
bumil KEK Gakin Mendalam dan program yang telah Program PMT Ibu
yang dilaporkan telah Telaah Dokumen dilaksanakan Hamil KEK GAKIN
dilaksanakan lapangan Dinkes Kota, Petugas
gizi Puskesmas
7. Efektifitas Program Bentuk program Wawancara Mendalam Informasi mengenai Penanggung Jawab
PMT penilaian output untuk dan Telaah Dokumen ukuran keberhasilan Program PMT Ibu
melihat ukuran program PMT Ibu Hamil KEK GAKIN
keberhasilan dari Hamil KEK dari target Dinkes Kota, Hasil
program PMT Ibu yang telah ditetapkan analisis data sekunder
Hamil KEK dari target pertambahan berat
yang telah ditetapkan badan dari Laporan
Monitoring Program
PMT Ibu Hamil KEK
di Kota Depok
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Disain Penelitian
menggambarkan secara lebih dalam mengenai program PMT. Dalam hal ini juga
output dari program PMT Ibu Hamil KEK yang ada di Kota Depok.
(cross sectional), dimana seluruh variabel diukur sekaligus pada saat yang sama.
Pengertian saat yang sama di sini bukan berarti pada satu saat observasi dilakukan
pada semua subyek atau semua variabel, tetapi tiap subyek hanya
diobservasi satu kali saja menurut keadaan atau status waktu diobservasi
(Notoatmodjo, 1997).
1. Lokasi Penelitian
41
42
2. Waktu Penelitian
tahun 2012.
informan, yaitu informan utama dan informan pendukung. Berikut ini penjelasan dari
1. Informan Utama
Informan utama dalam penelitian ini merupakan staf gizi di Dinkes yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PMT pada Ibu Hamil KEK di
Kota Depok. Informasi yang didapatkan oleh staf gizi tersebut bertujuan untuk
mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai program PMT pada ibu hamil
KEK di Kota Depok baik dari sisi input, proses, maupun output.
2. Informan Pendukung
informan utama dalam hal ini yaitu petugas gizi ada di Puskesmas yang memang
berkaitan langsung secara teknis dengan program PMT ibu hamil KEK yang ada
di Kota Depok. Jumlah informan pendukung pada penelitian ini adalah dua orang,
yaitu petugas gizi Puskesmas Pancoran Mas yang berlatar belakang D3 gizi dan
berasal dari laporan program PMT ibu hamil KEK. Pengolahan data sasaran
untuk mengetahui seberapa besar prosentase ibu hamil KEK yang bertambah berat
atau objek yang diteliti”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 88). Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil yang pernah mendapatkan PMT dengan ditetapkan beberapa
kriteria inklusi (karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan
populasi terjangkau). Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ukuran LILA Ibu hamil yang mendapatkan PMT kurang dari sama dengan 23,5
cm.
Jumlah data ibu hamil memenuhi kriteria pada penelitian ini adalah 145 data
E. Instrumen Penelitian
data (Notoatmodjo, 2002). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
instrumen penelitian berupa laporan monitoring PMT Ibu Hamil KEK serta data
F. Pengumpulan Data
1. Pendekatan Kualitatif
Salah satu data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah
data primer yang didapat langsung dari hasil wawancara mendalam, observasi
peneliti dan studi dokumen mengenai proses manajemen yang terdiri dari input,
proses dan output dalam program PMT dari staf gizi yang ada di Dinas Kesehatan
Kota Depok.
a. Wawancara Mendalam
jumlah respondennya kecil atau sedikit. Wawancara ini dapat dilakukan secara
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) atau melalui telepon
dimana teknik ini digunakan untuk menggali lebih dalam gambaran program
PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok. Wawancara dilakukan kepada tiga orang
informan. Satu orang informan utama, yaitu staf gizi di Dinkes Kota Depok
yang bertanggung jawab terhadap program PMT ibu hamil KEK di Kota
Depok.
dimana peneliti terlibat dalam program sehari-hari orang yang sedang diamati
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,
observation dilakukan untuk gambaran input dari program PMT Ibu hamil
c. Studi Dokumen
biografi dan sebagainya. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara, akan
lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung dengan adanya studi
mengumpulkan data mengenai peraturan PMT pada ibu Hamil KEK dalam
bentuk kerangka acuan kerja serta format laporan program PMT Ibu Hamil
KEK.
46
2. Pendekatan Kuantitatif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data
yang digunakan berupa laporan program PMT Ibu Hamil KEK serta buku data
Kesehatan Masyarakat, lalu meminta ijin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Depok.
d. Data-data Ibu Hamil yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e. Data variabel umur ibu, usia kehamilan, paritas dan penambahan berat badan
ketika diberikan PMT didapat dari laporan monitoring program PMT ibu hamil
KEK yang mengacu pada buku kohort ibu hamil yang ada di Puskesmas
47
f. Data variabel jarak kelahiran didapat dari buku kohort ibu hamil yang ada di
Puskesmas
G. Validasi Data
digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dari beberapa sumber tersebut,
triangulasi teknik atau metode digunakan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama namun teknik yang
menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana
Dalam penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan kepada petugas gizi yang
ada di Puskesmas Kota Depok. Pemilihan petugas gizi dikarenakan petugas gizi
berkaitan langsung secara teknis terhadap pelaksanaan program PMT ibu hamil KEK
monitoring program PMT Ibu hamil KEK serta Kerangka Acuan Kerja PMT Ibu
H. Pengolahan Data
1. Pendekatan Kualitatif
data pada penelitian kualitatif terdiri dari tiga tahapan, tiga tahapan tersebut dalam
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala data yang dirasa tidak
dibutuhkan dan memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru
dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini didapatkan dari staf gizi di
Dinas Kesehatan mengenai program PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok.
Pada tahap ini, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
apa yang telah dipahami. Dalam penelitian ini, penyajian data digunakan dalam
pada tahap ini peneliti dapat memberikan gambaran secara lebih dalam
mengenai program PMT Ibu hamil KEK dimulai dari perencanaan hingga
2. Pendekatan Kuantitatif
laporan monitoring program PMT dari sisi kelengkapan data, kejelasan data,
b. Koding, merupakan program merubah bentuk data dari huruf menjadi bentuk
1) Variabel usia ibu kode 0 “beresiko” jika usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
dan kode 1 “tidak beresiko” jika usia ibu 20-35 tahun (usia reproduksi).
2) Variabel paritas kode 0 “beresiko” jika multipara (jumlah anak lebih dari 4)
dan kode 1 “tidak beresiko” jika primipara (jumlah anak kurang dari 4)
3) Variabel jarak kelahiran kode 0 “beresiko” jika kurang dari 2 tahun atau
lebih dari 5 tahun dan kode 1 “tidak beresiko” jika jarak kelahiran antara 2-5
tahun.
dan kode 1 “Tidak beresiko ” jika penambahan berat badan sesuai dengan
umur kehamilan.
50
5) Variabel efektifitas program PMT ibu hamil KEK dengan kode 0 ”Kurang
selanjutnya adalah memproses data dengan cara mengentry data dari laporan
digunakan.
untuk dianalisis.
I. Analisis Data
1. Pendekatan Kualitatif
Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi yaitu
suatu teknik mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
kepada orang lain. Analisis data ini dilakukan dengan mengorganisasikan data,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
unit-unit sesuai dengan kerangka berfikir penelitian yaitu data mengenai input
(data, SDM, dana, sarana dan prasarana, materi, dan sasaran) , proses
mengenai efektifitas program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok. Data-data
tersebut selanjutnya disintesa dan disusun kedalam pola serta dibuat kesimpulan
2. Pendekatan Kuantitatif
(output). Analisa data yang telah diolah dilakukan dengan menggunakan analisis
prosentase, yaitu suatu cara analisis yang sederhana yang dapat dilakukan pada
penyajian data dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini analisis dilakukan
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan prosentase
pada setiap variabel ibu hamil yang mengalami KEK yang meliputi, usia ibu,
kehamilan serta efektifitas program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok.
52
BAB V
HASIL
Kota Depok terletak di bagian Utara Provinsi Jawa Barat, yang secara
geografis terletak pada koordinat : 6 derajat 19’ 00” – 6 derajat 28’ 00” Lintang
Selatan dan 106 derajat 43’ 00” – 106 derajat 55’ 30” Bujur timur. Bentang alam
bergelombang lemah, dengan elevansi antara 50 – 140 meter di atas permukaan laut
dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok memiliki luas sekitar
1. Batas-batas wilayah
Kota seluas 200.29 Km2 ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede kota Bekasi dan
1) Tenaga Kesehatan
Diagram 5.1
Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga
Di Kota Depok Tahun 2010
tenaga kefarmasian 6%, tenaga gizi 2,06%, tenaga kesmas 1,45%, tenaga
Tabel 5.1
Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit kerja
Di Kota Depok Tahun 2010
Unit kerja
Puskesmas
Jenis Institusi Sarana
No (Termasuk Rumah Dinkes
Tenaga Diklat / Kesehatan
Pustu dan Sakit Kota
Diknakes Lain
Polindes)
1 Medis 123 692 0 4 14
2 Perawat & 249 942 0 4 20
Bidan
3 Kefarmasian 11 127 0 0 12
4 Kesehatan 3 21 0 0 12
Masyarakat
5 Sanitarian 17 5 0 8
6 Ahli Gizi 26 17 0 0 8
7 Keteknisan 8 146 0 0 1
Medis
TOTAL 437 1950 0 8 75
Sumber: Sub bag Umum (Dinkes kota Depok)tahun 2010
2) Sarana Kesehatan
di Kota Depok sampai dengan tahun 2010 yang tercatat di Dinkes Kota
Tabel 5.2
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
Di Kota Depok Tahun 2010
PEMILIKAN/PENGELOLAAN
No Fasilitas Kesehatan
PEM.KAB/KOTA Swasta JUMLAH
3 Puskesmas perawatan 1 1
Puskesmas non
4 31 31
Perawatan
6 Puskesmas pembantu 4 4
7 Rumah bersalin 24 24
Balai pengobatan /
8 162 162
Klinik
10 Posyandu 968
12 Toko obat 74 74
13 Gfk 1 1
Industri obat
14 14 14
Tradisional
Industri kecil obat
15 13 13
Tradisional
57
Program perbaikan gizi pada ibu hamil ini ditujukan supaya kebutuhan gizi
bagi ibu hamil tercukupi. Sehingga resiko terjadinya KEK (Kekurangan Energi
Kronis) pada ibu hamil dapat tertangani. Salah satu program yang dijalankan oleh
Dinkes Kota Depok adalah pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang Gakin
yang mengalami KEK karena mengacu pada Pedoman Gizi Ibu Hamil dan
Kesehatan RI yang memang diprioritaskan pada ibu hamil KEK dari keluarga
miskin.
yang sebelumnya sudah didata oleh petugas gizi yang ada di Puskesmas. Ibu hamil
Puskesmas dan terdeteksi berisiko KEK. Selain itu, data sasaran juga didapat dari
laporan kader posyandu jika di wilayahnya terdapat ibu hamil berisiko KEK
Secara umum, gambaran program PMT pada ibu hamil KEK dijelaskan
Bagan 5.1
1. Input
untuk ibu hamil KEK Gakin yang sudah dijalankan oleh program gizi seksi kesga
dan gizi Dinkes Kota Depok serta Petugas Gizi yang ada di Puskesmas Kota
Depok meliputi:
a. Data
Bina Gizi Masyarakat tahun 2008 sumber data untuk Ibu hamil KEK Gakin
adalah LB3 gizi / KIA, PWS KIA berdasarkan pencatatan dari Puskesmas yang
akan dikirim ke Dinkes Kota Depok. Selain data LB3 dan PWS KIA untuk
program pemberian PMT Ibu Hamil KEK Gakin, juga terdapat laporan PMT
pemberian PMT Bumil KEK Gakin. Jumlah ibu hamil hanya merupakan data
59
proyeksi dari Dinkes. Data didapat dari Puskesmas, BPS (Bidan Praktek
Swasta), institusi Pelayanan Kesehatan lain, seperti dari RS Besar yang berada
program PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok dibuat pedoman Kerangka
Acuan Kerja (KAK) program PMT ibu hamil KEK Gakin yang bertujuan
hamil yang diberikan PMT adalah ibu hamil yang beresiko KEK, namun pada
pelaksanaan di Puskesmas Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin tetap
diberikan PMT meskipun tidak mengalami KEK. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin sulit untuk membeli
yang mendapatkan PMT dari Dinkes adalah yang mempunyai Jamkesda dan
Jamkesmas.
Hal ini juga diperkuat oleh ucapan petugas gizi Puskesmas Pengasinan
gizi di Puskesmas Pengasinan, data sasaran memang tidak hanya berasal dari
60
kondisi kekurangan energi kronis, namun ibu hamil yang berasal dari keluarga
“Iya mba, kalo ibu hamil itu dari keluarga miskin saya kasih PMT juga.
Karena, disana yang KEK juga ga begitu banyak,banyakan gakin jadi
ibu hamil Gakin kalo dia periksa ke Puskesmas juga kita kasih susu. ”
(Informan Pendukung).
Pancoran Mas, sasaran yang terdapat dari laporan program PMT ibu hamil
KEK merupakan ibu hamil KEK dan benar-benar berasal dari keluarga miskin.
Mas:
“Jadi kita kan nyarinya kan yang kriterianya yang Gakin, trus KEK
juga, trus nanti kita cek juga yang Hb nya rendah. Soalnya kan kriteria
yang diminta dinkes gtu neng.”(Informan Pendukung).
b. Sumber Daya
Staf gizi yang bertanggung jawab dalam program PMT Ibu hamil KEK
di Kota Depok selama 3 tahun. Tidak hanya program PMT ibu hamil, beliau
dalam program perbaikan gizi di Dinkes Kota Depok. Hal ini juga terlihat
dalam dokumen rencana program program gizi Dinkes Kota Depok Tahun
61
perbaikan gizi selama satu tahun, berikut dengan penanggung jawab program
masing-masing.
Untuk program PMT ibu hamil KEK beliau juga berkoordinasi dengan
staf gizi yang lain serta Kepala Seksi (KaSie) Kesehatan Keluarga dan Gizi
lapangan yang dilaporkan oleh staf gizi di Puskesmas, umumnya petugas gizi
akan berkonsultasi dengan Kepala Seksi maupun Kepala Bidang agar dapat
program PMT di Puskesmas, seluruh petugas gizi beserta bidan KIA saling
Petugas gizi mendata ibu hamil yang mendapatkan PMT, dan Bidan KIA yang
Jumlah sarana yang terdapat pada program gizi di Dinkes yaitu 2 unit
laptop dan 1 buah komputer. Untuk menunjang program PMT pada bumil KEK
data yang masih belum jelas, serta memudahkan untuk memantau pelaksanaan
ke bagian KIA, dan nantinya akan diberikan langsung ke sasaran oleh bagian
KIA.
d. Dana
Depok. Pada tahun ini, dana yang diturunkan juga sudah sesuai dengan waktu
tahunnya mengalami peningkatan, hal ini didasarkan pada hukum ekonomi dan
juga terkait dengan inflasi harga. Tiap tahunnya anggaran program PMT ibu
63
hamil KEK di Kota Depok meningkat 10% dari anggaran program tahun
sebelumnya.
Juli (pertengahan tahun) dibuat rencana anggaran tahun depan, untuk program
dengan rincian untuk 500 Ibu hamil KEK Gakin dikalikan lama waktu
PP.54,tentang pengelolaan barang dan jasa setiap dana diatas 100 juta
lewat lelang umum atau pihak ketiga”. (Informan Utama).
(Kerangka Acuan Kerja) Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok.
pelelangan.
e. Materi
Tabel. 5.3
Spesifikasi Produk Susu Untuk Ibu Hamil
BAHAN MAKANAN SPESIFIKASI
Susu Ibu hamil Kemasan minimal 400 gr
Kemasan Alumunium Foil dan Karton
Kemasan Menunjukkan :
- Label Halal dari MUI
- MD dari BPOM
- Berat Bersih
- Saran Penyajian
- Saran Penyimpanan
- Kode Produksi dan tanggal kadaluarsa
- Layanan Konsumen yang bisa dihubungi
- Jaminan Kualitas (ISO)
Produksi baru
Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI.
Jumlah energi minimal dari makanan tambahan yang diberikan Ibu Hamil KEK
per hari adalah 300 kkal dan 17 gram untuk kandungan protein. Jumlah produk
hari, yaitu sekitar 16 dus. Spesifikasi tersebut juga sudah sesuai dengan
kandungan gizi yang tercantum pada produk susu merk “x” yang bekerjasama
yang akan diberikan untuk ibu hamil. Hal ini dilakukan untuk melihat kualitas
tahun ini, produk makanan tambahan yang diberikan untuk ibu hamil telah
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan oleh staf gizi Dinkes Kota Depok.
tambahan minimal yang harus dikonsumsi per hari untuk memenuhi kebutuhan
gizi adalah 80 gram atau sekitar 4 sendok makan, yang diminum 2 kali dalam
sehari. Jadi, dalam satu gelas susu yang diminum minimal jumlah bubuk susu
yang dituang kedalam gelas 40 gram. Netto setiap dus produk makanan
tambahan yang berupa susu adalah 400 gram, berarti dalam waktu 5 hari
maksimal satu dus terpakai. Dalam satu bulan, jumlah dus susu yang minimal
dikonsumsi seharusnya 6 dus yang terpakai dan dalam 3 bulan atau 90 hari
Sehingga jumlah jumlah gram yang dikonsumsi per hari adalah 60 gram.
tambahan yang biasa dikonsumsi sehari-hari selain yang diberikan oleh Dinkes.
makanan tambahan serta efek yang ditimbulkan apabila ibu hamil mengalami
KEK.
f. Sasaran
laporan program monitoring PMT ibu hamil KEK Gakin dan data kohort ibu
hamil yang ada di Puskesmas. Variabel yang ditetapkan dari laporan program
PMT yaitu usia ibu hamil, usia kandungan ibu hamil, jumlah anak (paritas),
Tabel 5.4
Contoh Format Laporan Monitoring Program PMT Ibu Hamil KEK
di Kota Depok
Nama Alamat Umur Hamil Umur LILA BBI BBII BBIII LILA
ke hamil
meskipun sudah ditetapkan oleh staf gizi di Dinkes Kota Depok. Sehingga tidak
semua data dapat diolah, karena format laporan yang beragam antar Puskesmas.
1) Gambaran proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia
di Kota Depok.
Tabel. 5.5
Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia di
Kota Depok
Usia Ibu n % Mean Standar Deviasi
Beresiko 42 29
Tidak Beresiko 103 71 26 0,455
B
Total 145 100
B
Berdasarkan hasil analisis prosentase ibu hamil KEK beresiko yang
mendapatkan PMT berdasarkan usia sebesar 29 %. Dengan rata-rata usia
ibu hamil yang mendapatkan PMT adalah berusia 26 tahun.
2) Gambaran proporsi ibu hamil KEK yang beresiko dalam program PMT
Tabel. 5.6
Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan paritas
di Kota Depok
Paritas N % Std. Deviasi
Beresiko 13 9
3) Gambaran proporsi ibu hamil KEK yang beresiko dalam program PMT
Tabel. 5.7
Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan jarak
kelahiran di Kota Depok
4) Gambaran proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia
Tabel. 5.8
Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia
kehamilan di Kota Depok
Usia Kehamilan N % Std. Deviasi
2. Proses
pemecahannya.
a. Perencanaan
program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok, prevalensi ibu hamil KEK di
Kota Depok adalah sebesar 14,85%. Hal ini juga sesuai dengan paparan
dan Evaluasi Program Upaya Perbaikan Gizi Dinkes Kota Depok yang
masyarakat apabila prevalensi KEK lebih dari 10%. Oleh karena itu, masih
71
tingginya prevalensi ibu hamil KEK menjadi salah satu dasar diadakannya
program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota Depok. Dinkes Kota Depok
juga memfokuskan pada ibu hamil KEK yang berasal dari keluarga miskin.
2) Ketersediaan dana
untuk program PMT ibu hamil KEK Gakin yang ada di Kota Depok yaitu:
yang kemudian disetujui oleh kepala seksi Kesga dan Gizi dan diketahui
Keuangan.
dilaksanakan.
Dimana dengan jumlah dana tersebut setiap ibu hamil mendapatkan 16 dus
selama 3 bulan. Pada tahun ini jumlah ibu hamil KEK yang diberikan PMT
Dinkes Kota Depok dalam hal pengadaan produk, kemudian dengan staf
serta bagian KIA yang secara langsung memiliki keterkaitan sasaran dengan
program PMT :
akan diadakannya PMT untuk Ibu hamil KEK Gakin. Setelah itu kader
hamil yang KEK yang terdapat di wilayah tersebut. Kemudian Ibu hamil
tersebut dirujuk ke Puskesmas untuk dilihat kadar Hb nya juga dan di data
Mas:
dulu nih di Posyandu bener ga LILAnya kurang dari 23,5, nah nanti
kalau setelah itu baru di rujuk ke Puskesmas untuk di data biar
dikasih PMTnya nanti disini di cek Hbnya karena kan kurang gizi
juga ngaruh sama anemi juga kan neng.”
Puskesmas Pengasinan:
“Nanti kan ada edarannya dari dinas mau akan dapet PMT, setelah
itu baru kita data, nah sasaranya itu kita kerjasama sama bagian
KIA minta data ibu hamil yang KEK sama dari LB3. LB3 itu isinya
termasuk sama yang laporan kader. Jadi laporan kader yang
dilaporin ke Puskesmas udah dicantumin didalam LB3.”
bulan dengan format LB3 yang dilaporkan setiap bulannya oleh seluruh
bulan, data besaran masalah KEK pada ibu hamil yang akan mendapatkan
PMT diperoleh dari jumlah kunjungan ibu hamil ke seluruh Puskesmas yang
mengalami KEK setiap bulannya yang dilakukan pada bulan Agustus. Hal
tersebut item yang dicantumkan yaitu, nama ibu, alamat ibu, usia ibu,
PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok dilihat dari prosentase pertambahan
PMT ibu hamil KEK Gakin staf gizi penanggung jawab program PMT
badan PMT Ibu Hamil KEK yang nantinya akan langsung diawasi oleh
daftar sasaran ibu hamil yang mendapatkan PMT sudah dibuat satu atau
pendistribusian PMT.
3) Sasaran belum dapat dipantau secara rutin, salah satunya dikarenakan ibu
dikeluarkan.
untuk mengatasi kendala tersebut adalah ibu hamil yang namanya sudah
status gizi ibu dan bayinya dalam proses menyusui. Untuk format pelaporan
petugas gizi membuat standar baku pelaporan sendiri, agar format pelaporan
seragam dari seluruh puskesmas meskipun hingga saat ini juga belum dilihat
dari output dari program tersebut. Ibu hamil yang malas datang ke
belum dilakukan, sehingga belum dapat dilihat secara langsung apakah ibu
tidak. Berikut hasil wawancara dengan staf gizi yang ada di Dinkes Kota
Depok,
76
“Pada saat PMT nya ada mungkin ibu hamil, kan sebelum
barangnya ada kita sudah minta data pengajuan dari Puskesmas,
misal di Puskesmas A, ada lima belas orang ibu hamil. Misalnya
perencanaannya kan bulan Agustus, nah pengadaannya bulan
September. Ibu hamil yang awalnya tujuh bulan, pas pengadaan itu
jadi delapan bulan. Jadi sebelum habis dia sudah melahirkan. Terus
format dari Kemenkes kan cuma sebatas pendistribusian, jadi kita
buat format sendiri untuk laporan monitoringnya mba, sama
sasarannya belum terpantau secara rutin.
Mas:
“Waktu dateng susu nya yang enggak pas sama usia bumilnya, jadi
kadang pas kita kasih belum habis susunya eh udah melahirkan
dianya, terus juga paling bumilnya pada males dateng, apalagi yang
rumahnya jauh yah. Udah gitu alesannya ga punya ongkos, karena
itu tadi yang gakin yah, jadi untuk ongkos aja mereka ga punya, jadi
minta tolong sama kadernya. Tapi paling enggak dia pernah sekali
kontak sama kita, kan ngambil PMT nya di Puskesmas yah, jadi bisa
ditimbang BB nyah. Kalau nggak kita minta tolong ditimbang sama
kadernyah.
“ya kendalanya gitu, kita udah dapet sasarannya. Tapi pas dateng
sasarannya udah beda lagi orangnya,nyari lagi sasarannya. karena
ada yang udah melahirkan atau ibu hamilnya udah ga kek lagi. Jadi
pelaporannya juga agak lama mba. Terus gini, kondisi kita ni, lokasi
kita ya, mungkin kalo yang didepan jalan raya sih ga masalah, kalo
qt kan masuk ke perumahan yaa.. harus ngojek. Apalagi ibu-ibu
yang daerah bedahan, kan jauh tu dari sini. Berat diongkos. Jadi
kita yang kesana. Mereka jarang ada yang mau kesini untuk ngambil
PMT nya” (Informan Pendukung)
77
b. Pelaksanaan
dokumen KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah dibuat pada ketika proses
diberikan dalam bentuk Susu ibu hamil kemasan minimal 400 gr.
dalam tiga kali pemberian (tiga bulan) dengan menggunakan tanda terima
Hal ini juga dicantumkan dalam dokumen KAK PMT Ibu Hamil
Puskesmas akan ke Dinkes baik untuk memberikan laporan program PMT ibu
gizi di Puskesmas.
menilai seluruh program yang ada di Kota Depok termasuk program PMT ibu
hamil KEK. Komponen yang dinilai dalam program ini terkait dengan
sasaran.
secara khusus. Pengawasan dan pemantauan dilakukan hanya ketika ibu hamil
apakah ibu hamil tersebut benar-benar dipastikan meminum susu yang telah
diberikan tersebut. Selain itu, apabila ibu hamil tersebut tidak mengambil
kembali produk yang diberikan, maka petugas gizi berkoordinasi dengan kader
79
agar susu tetap dapat diberikan dan pertambahan berat badan ibu tetap dapat
dipantau.
rapat bulanan dengan staf gizi Dinkes. PMT didistribusikan pada periode
selama tiga bulan per tahunnya di setiap Puskesmas yang ada di kota Depok.
PMT yang diberikan berupa PMT pabrikan, yaitu beberapa dus susu khusus ibu
hamil setiap dus nya berisi 400 gram. PMT diberikan melalui bidan yang
80
bertugas di Bagian KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di setiap Puskesmas yang
ibu hamil yang beresiko KEK serta menerima produk PMT dari Dinkes yang
memberikan tetap di bagian KIA, hal ini dikarenakan ibu hamil memeriksakan
melakukan pendataan bumil KEK Gakin. Selain itu, agar ibu hamil yang
KEK pada Ibu hamil. Namun, karena keterbatasan waktu terkadang petugas
Hasil program PMT bumil KEK Gakin dilaporkan dalam bentuk Laporan
PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Kota Depok. Sedangkan berdasarkan Juknis PMT
Ibu Hamil KEK yang dikeluarkan oleh Kemenkes, laporan yang dibuat di Dinkes
Namun, Dinkes Kota Depok tidak melaporkan hasil program PMT ibu hamil KEK
Gakin ke Dinkes Propinsi. Dinkes Kota Depok hanya bertanggung jawab terhadap
81
pada Dinkes Kota Depok , dikarenakan dana program PMT bukan berasal dari
Dinkes Propinsi, melainkan APBD dari Pemerintah Kota Depok. Staf gizi di
Dinkes hanya melaporkan secara rutin program PMT ibu hamil ke Pemerintah
Daerah Kota Depok. Namun, itupun hanya sebatas laporan akhir pendistribusian
Berikut hasil kutipan wawancara dengan staf gizi di Dinkes Kota Depok,
dilihat dari pendekatan output atau sasaran. Berikut kutipan dari informan utama
“Karena dampak dari KEK ini belum bisa di evaluasi, jadi yang kita lihat
dalam program ini hanya sebatas pelaksanaan programnya mba, jadi gini,
Ibu hamil mendapatkan PMT iya, mereka minum iya, tapi untuk melihat
apakah ada perbaikan kesananya dari program PMT itu belum bisa”
(Informan Utama)
82
Depok
laporan program monitoring PMT serta buku kohort yang didapat dari 20 Puskesmas
Tabel. 5.9
BAB VI
PEMBAHASAN
program. Dalam program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, seluruh unsur sudah
berjalan dan terintegrasi dengan cukup baik. Namun, terdapat beberapa komponen
dalam input yang harus diperbaiki dan sangat mempengaruhi efektivitas program
PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Komponen input yang masih belum
1. Data
data yang baik agar dapat mengetahui kondisi real yang terjadi di lapangan.
Dalam hal ini DinKes tidak melakukan program monev (monitoring dan evaluasi)
dari proses pengumpulan data ibu hamil KEK tersebut. Proses evaluasi yang
ke Puskesmas.
Bumil KEK selama tahun 2011, belum semua Makanan Tambahan diberikan
pada sasaran yang sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan Dinas Kesehatan.
84
Sehingga belum dapat dilihat seberapa besar sebenarnya pengaruh program PMT
Selain itu, format laporan yang belum seragam antara setiap Puskesmas
yang ada di Kota Depok dan belum adanya pemisahan laporan antara ibu hamil
KEK dan ibu hamil yang memang berasal dari keluarga miskin. Sehingga data
yang didapat masih bersifat global dan belum memasukkan seluruh karakteristik
ibu hamil KEK yang berkaitan dengan penambahan berat badan dan proses
kelahiran dari ibu hamil KEK tersebut. Dengan format yang belum seragam antar
Dinkes, prosentase efektivitas yang dihasilkan dalam analisis data sekunder juga
dihasilkan dari program tersebut. Laporan program yang dimasukkan dan dan
diolah hanyalah data yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan dari penelitian
ini. Sehingga tidak semua laporan Puskesmas yang ada di Kota Depok masuk
dicantumkan dalam laporan program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan
penambahan berat badan ibu hamil maupun berat bayi ketika lahir. Sehingga
dapat diketahui faktor penyebab apabila ibu hamil tidak bertambah berat
badannya.
Selain itu, data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan
PMT juga perlu dicantumkan untuk melihat kaitan antara perubahan status gizi
ibu hamil setelah diberikan PMT dengan berat bayi lahir pada ibu tersebut.
85
2. Sumber daya
PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Hal ini, diakibatkan sulitnya
pengawasan dan penilaian terhadap program PMT dan menjadi salah satu alasan
Beban ganda yang dialami petugas gizi yang ada di Puskesmas pun
PMT untuk Ibu hamil KEK kurang berjalan dengan optimal dan juga akan
inilah yang juga menjadi salah satu faktor efektivitas program PMT ibu hamil
hanya sebesar 65%, meskipun angka tersebut telah memenuhi harapan dari staf
sendiri.
3. Sasaran
program PMT dan data kohort ibu hamil belum seluruhnya dicantumkan agar
dapat menggambarkan karakteristik ibu hamil KEK secara jelas yang terkait
dengan penambahan berat badan sebagai prediktor dari BBLR yang merupakan
salah satu dampak dari kondisi KEK tersebut. Perlu ditambahkan variabel lain
yang terkait agar dapat menggambarkan secara jelas ibu hamil KEK yang
berupa, jarak kehamilan, tinggi badan, berat badan pra kehamilan serta berat bayi
86
ketika lahir. Penambahan variabel ini juga dapat menjadikan salah satu alasan
ketika penambahan berat badan ibu hamil KEK tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Selain itu juga, diperlukan keaktifan petugas gizi di Puskesmas untuk
mencari dan menemukan ibu hamil dengan risiko KEK meskipun tidak
Pada analisis data sekunder ini, pertambahan berat badan ibu hamil
umumnya terjadi pada ibu yang usia kehamilannya kurang dari 20 minggu.
karakteristik lain seperti usia ibu hamil, jarak kelahiran, dan paritas tidak begitu
berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu hamil. Staf gizi di Dinkes
tidak menetapkan secara spesifik pada usia kehamilan berapa bulan idealnya
diberikan PMT, ibu hamil yang mendapatkan PMT hanya yang usia kehamilannya
tidak boleh kurang dari dua bulan atau tepat pada usia tujuh bulan. Usia dua bulan
Pada penelitian ini, ibu hamil dengan usia trimester pertama tidak
ibu hamil tidak perlu makan lebih banyak, karena bayi sangat kecil beratnya
hanya sekitar satu ons pada akhir pertumbuhan dan janin trimester pertama,
meskipun cepat namun belum membutuhkan energi tambahan. Selain itu, faktor
sedikitnya berat badan ibu yang bertambah. Waktu yang paling tepat untuk
pemberian PMT pada usia kehamilan trimester dua, hal ini dikarenakan ibu
87
biasanya akan merasa lebih baik pada trimester kedua (14-26 minggu), saat itulah
energi ibu hamil biasanya kembali. Banyak efek dari awal kehamilan berkurang
pada trimester kedua, termasuk mual, muntah, dan kelelahan, meskipun tidak
semua hilang begitu saja setelah minggu ke 14 dimulai. Pertambahan berat badan
yang paling optimal terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan menurut Baker
dan Tower akan mulai menurun pada usia kehamilan 32 minggu. Oleh karena itu,
pemberian PMT pada ibu hamil KEK sangat efektif apabila diberikan pada usia
yang dilakukan terhadap berbagai program yang dilakukan untuk mencapai tujuan,
yang berkaitan dengan penyediaan dan penerimaan pelayanan. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengevaluasi proses program PMT ibu hamil KEK apakah
telah berjalan dengan baik atau tidak yaitu melihat perencanaan yang ditetapkan
untuk program PMT ibu hamil serta mengidentifikasi kendala dan masalah yang
target yang ditetapkan pada proses perencanaan dan melihat penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan program PMT ibu hamil
KEK ini.
88
Perencanaan program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan suatu proses
bahwa informan telah melakukan proses perencanaan dengan cukup baik karena
penentuan jumlah sasaran mengikuti jumlah pendanaan yang tersedia. Selain itu,
hambatan yang terjadi pada program PMT tahun ini adalah program PMT belum
yang belum seragam di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Depok, serta belum
monitoring Ibu hamil KEK. Pada tahun ini, perencanaan bertujuan untuk
memperbaiki sasaran PMT Bumil dari tahun sebelumnya yang belum seluruhnya
permasalahan tersebut, staf gizi di Dinas Kesehatan pada tahun ini selain
89
agar dicantumkan proses kelahiran bayi pada Ibu yang mendapatkan PMT
tersebut. Sehingga dibuat form yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini
bertujuan agar dapat menilai keefektifan program PMT Bumil KEK tersebut. Oleh
karena itu, seluruh Puskesmas Kota Depok hendaknya selalu mengacu pada
format yang telah ditetapkan dan disosialisasikan oleh penanggung jawab program
program PMT ibu hamil KEK dimulai dari pedoman tertulis mengenai
perencanaan, pendistribusian PMT serta format laporan hasil program PMT ibu
Dalam rencana penilaian program PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok,
staf gizi hanya merancang penilaian sebatas pendistribusian tidak dilakukan untuk
menilai dampak yang terjadi dari program PMT tersebut. Hal inilah yang menjadi
dasar mengapa pertambahan berat badan tidak dilihat apakah sudah naik dan
sesuai dengan usia kehamilan serta tidak dicantumkannya beberapa variabel yang
terkait dengan status gizi ibu dan dampak dari kondisi KEK tersebut. Sehingga
efektivitas dari program PMT tersebut belum dapat dinilai seberapa besar
perencanaan program PMT agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
pemantauan dalam pelaksanaan program PMT Bumil KEK. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah program berjalan dengan lancar atau terdapat kendala di
dokumen KAK yang dibuat oleh Dinkes. Informasi yang didapat hanya
berdasarkan sosialisasi ketika rapat bulanan dengan staf gizi Dinkes. Meskipun
ketika sudah mendekati waktu pelaksanaan diberikan satu map yang berisi form
mengenai tujuan yang dicapai antara staf gizi di Dinkes dengan petugas gizi di
91
Puskesmas. Sehingga format laporan dan hasil yang diberikan bervariasi antara
Selain itu, dalam pelaksanaannya ibu hamil yang terdeteksi berisiko KEK
konsultasi gizi di klinik gizi untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai
tambahan yang bergizi agar persalinan lancar dan bayi yang dilahirkan pun sehat
3. Pengawasan dan Penilaian Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Dalam menilai program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, dilakukan
Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam program ini yang dievaluasi
hanya berupa input atau pengadaan dan pendistribusian PMT Ibu hamil KEK .
Dinkes Kota Depok tidak melakukan evaluasi sumber daya, keluaran, efek atau
bahkan dampak dari program PMT ini. Padahal untuk mengetahui apakah
program tersebut sudah berjalan efektif atau tidak, perlu dievaluasi efek dari
pengamatan, pengukuran, dan analisis dalam program PMT ibu hamil KEK
PMT ibu hamil, hingga pelaksanaan pendisribusian PMT ibu hamil KEK
evaluasi oleh staf gizi di Dinkes Kota Depok disajikan dalam bentuk laporan
sesuai dengan permintaan dari instansi yang berwenang. Dalam hal ini, Dinkes
penilaian program PMT Ibu hamil KEK yang dilakukan di Kota Depok adalah,
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari program PMT Ibu hamil KEK
tersebut. Agar dapat memperkuat program itu sendiri. Namun, evaluasi belum
bertujuan untuk melihat apakah program PMT ibu hamil ini sudah dilakukan
persalinan Ibu hamil yang mendapatkan PMT selain laporan pendistribusian PMT.
Data proses persalinan itulah yang nantinya dapat dilihat seberapa besar
PMT telah selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk melihat dan mengukur
keberhasilan program PMT ibu hamil KEK. Sehingga dapat dilihat apakah
program PMT memang memberikan perubahan bagi status gizi ibu hamil dan juga
bayi yang dikandungnya serta diperlukan koordinasi dengan kader dalam hal
93
Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok bertujuan sebagai upaya
peningkatan status gizi dan mencegah resiko dan dampak KEK ibu hamil serta
keluarga miskin. Hal ini sejalan dengan salah satu ketetapan Kemenkes mengenai
acuan strategi penanggulangan masalah gizi makro, khususnya pada Ibu hamil
paket dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan kepada wanita usia
subur kurang energi kronis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam program
ibu hamil tergolong miskin, jumlah anggota keluarga lebih dari 3, kondisi rumah
2. Distribusi dana subsidi secara langsung ke keluarga melalui bidan di desa. Bidan
3. Evaluasi PMT : penggunaan dana, proses PMT dan perubahan status gizi
94
kebijakan teknis dinas di bidang perencanaan dan pelaksanaan program PMT Ibu
hamil KEK. Dinkes juga berperan sebagai bahan perumusan kebijakan program PMT
Untuk melihat efektivitas program PMT, dalam hal ini di lihat dengan 3
pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan sumber dengan melihat efektivitas dari input yang terdiri dari data,
sumber daya manusia, dana, sarana dan pra sarana, materi, dan sasaran dari
semua program proses internal dengan dimensi yang dilihat berupa proses
KEK.
dilihat berdasarkan pendekatan sasaran, dilihat dari output dari program PMT ibu
(output) yang sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui nilai output yang
95
dihasilkan pada program PMT ini dilakukan analisis data sekunder dengan
prosentase ibu hamil KEK yang bertambah berat badannya yang sesuai dengan
usia kehamilan. Pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan
memiliki korelasi positif dengan berat bayi lahir. Setidaknya dengan melihat
pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan dapat dijadikan
sebagai prediksi berat bayi lahir ibu yang memang pada saat ini belum
dicantumkan data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT.
Dengan melihat hasil yang dicapai dapat ditentukan apakah program PMT
untuk penanganan kondisi KEK pada ibu hamil dapat dikatakan efektif atau tidak.
Penentuan efektif atau tidaknya juga dilihat berdasarkan ketetapan dari Dinkes
untuk mengukur seberapa besar prosentase berat badan ibu yang bertambah sesuai
dengan usia kehamilan. Target Dinkes untuk pertambahan berat badan ibu hamil
ini adalah 50%. Berdasarkan hasil analisis data sekunder prosentase kenaikan
berat badan ibu hamil yang sesuai dengan umur kehamilan sebesar 65%. Program
PMT ibu hamil KEK dapat dikatakan efektif karena telah melebihi 50% kenaikan
Sedangkan 32% dari ibu hamil yang mendapatkan PMT pertambahan berat
badannya kurang dari berat badan yang seharusnya pada usia kehamilan tertentu.
Meskipun prosentase yang dihasilkan telah melebihi standar yang ditetapkan oleh
Dinkes, namun masih sekitar 32% ibu hamil berat badannya kurang dari usia
96
kehamilan. Hal ini kemungkinan diakibatkan ibu yang tidak rutin mengkonsumsi
makanan tambahan, ataupun asupan gizi pokok baik kuantitas maupun kualitas
masih belum memenuhi asupan gizi seimbang ataupun faktor karakteristik ibu
yang dilihat berdasarkan usia, jarak kehamilan dan paritas serta gaya hidup ibu
hamil KEK di Kota Depok dipengaruhi oleh input dan proses dari program
program PMT yaitu, data, sumber daya dan sasaran. Untuk data, diperlukan
penambahan karakteristik ibu hamil pada laporan program PMT ibu hamil KEK
seperti tinggi badan, jarak kelahiran, berat badan pra hamil serta proses persalinan
pada ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut. Selain itu, diperlukan
penyeragaman format laporan dari seluruh Puskesmas yang ada di kota Depok.
Sehingga data dapat diolah dengan baik. Terkait sumber daya, diperlukan tinjauan
ulang untuk pembagian job desk antara petugas gizi dengan bidan KIA yang
berkaitan langsung dengan sasaran. Sehingga ibu hamil yang berisiko KEK dapat
langsung ditangani oleh petugas gizi terkait. Sehingga sasaran dapat dipantau
secara langsung serta dapat juga disisipkan konseling mengenai gizi ibu hamil
yang baik agar persalinan dapat berjalan lancar dan risiko berat bayi lahir rendah
dapat dikurangi.
serta tujuan yang ingin dicapai. Sehingga akan terbentuk format pelaksanaan
Pelaksanaan, pengawasan dan penilaian PMT akan terkait dengan rencana yang
telah ditetapkan oleh Dinkes Kota Depok. Apabila perencanaan dapat dirancang
dan ditetapkan dengan baik, maka untuk penilaian dan pengawasan pun akan
lebih mudah, karena mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan pada proses
perencanaan sebelumnya.
“Efektifitas Program PMT pada Ibu Hamil KEK di Kota Depok”, ditemukan
kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan program PMT ibu hamil KEK. Oleh
karena itu, peneliti membuat alur pelaksanaan kegiatan PMT ibu hamil KEK yang
Waktu pelaksanaan yang rutin tiap Pada pelaksanaan PMT sasaran diberi
bulan. edukasi mengenai KEK, dampak KEK dan
pentingnya memenuhi gizi selama proses
kehamilan dan menyusui. PROSES
Sasaran yang akan ditetapkan
mendapat PMT adalah bumil dengan
usia kehamilan trimester2 atau awal
trimester3.
Laporan kegiatan PMT ibu hamil KEK yang berkaitan dengan prevalensi ibu hamil KEK, jumlah
ibu hamil yang mendapatkan PMT yang dihasilkan dari kegiatan PMT untuk dilaporkan ke dinas
propinsi.
OUTPUT
98
E. Keterbatasan Penelitian
keterbatasannya adalah:
1. Penelitian Kualitatif
a. Belum dilakukannya wawancara dengan ibu hamil KEK yang berasal dari
keluarga miskin sebagai sasaran dari kegiatan PMT tersebut untuk melengkapi
mendalam dengan staf gizi maupun petugas yang ada di Puskesmas dan telaah
2. Penelitian Kuantitatif
pendekatan kuantitatif dari laporan kegiatan monitoring PMT ibu hamil KEK,
serta data kohort ibu hamil yang terdapat di Puskesmas yang ada di Kota
yang tersedia dalam data laporan kegiatan tersebut. Sehingga tidak semua
variabel yang berhubungan dengan dampak dari risiko KEK yang diteliti.
Selain itu, karena penelitian ini hanya bersifat deskriptif sehingga belum dapat
99
100
b. Hanya 20 Puskesmas dari 32 Puskesmas yang ada di Kota Depok yang dapat
diambil datanya untuk menunjang penelitian ini. Hal ini dikarenakan terdapat
ingin diteliti dalam penelitian ini, tidak ditemukannya ibu hamil KEK, serta
BAB VII
A. Simpulan
1. Program PMT pada Ibu Hamil KEK adalah program yang rutin dilakukan
setiap tahunnya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Produk
makanan tambahan yang diberikan berupa PMT pabrikan, yaitu susu untuk
Ibu hamil sesuai dengan jumlah kebutuhan zat gizi tambahan ibu hamil
khususnya kalori dan protein. Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin
Kota Depok sebagai pemberi anggaran dalam program PMT ibu hamil KEK
ini. Hambatan yang terjadi pada program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok,
diantaranya,
pendistribusian PMT
2. Dari segi input, semua komponen yang dibutuhkan untuk program ini sudah
berpengaruh terhadap efektifitas program PMT ibu hamil Kek di Kota Depok
4. Dari segi output, 65 % hamil KEK yang mendapatkan PMT berat badannya
hanya 29 % yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
kelahiran, hanya 6,2 % yang jarak kelahirannya kurang dari 2 tahun atau
e. Prosentase efektifitas program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok sebesar
65% dan telah melebihi standar yang ditetapkan oleh Dinkes Kota Depok
103
B. Saran
program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan penambahan berat badan
ibu hamil maupun berat bayi ketika lahir. (Sesuai dengan lampiran 13)
b. Data berat bayi lahir juga perlu dicantumkan pada laporan monitoring
program PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok untuk melihat kaitan antara
perubahan status gizi ibu hamil setelah diberikan PMT dengan berat bayi lahir
badan ibu hamil setiap bulannya serta pada saat ibu hamil mengkonsumsi
produk PMT.
d. Diperlukan penilaian output secara rutin setiap program PMT telah selesai
dilaksanakan.
a. Format laporan yang digunakan sebaiknya selalu mengacu pada format yang
b. Diperlukan koordinasi dengan kader dalam hal pengawasan apakah ibu hamil
kandungannya ke Puskesmas.
PMT sebagai sasaran dari program. Sehingga dapat diketahui apakah ibu
b. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat kaitan antara program PMT
dengan berat bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil KEK yang mendapatkan
PMT tersebut.
sehingga dapat tergambar secara lebih aktual program PMT ibu hamil KEK
DAFTAR PUSTAKA
Albulgis, Djamilah. 2008. Skripsi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada
ibu hamil di wilayah Puskesmas Jembatan Serong, Kecamatan Pancoran Mas
Depok Jawa Barat. FKM UI.
Badriah, Dewi Lailatul. 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Refika Aditama.
Bandung.
Brown J.E. 2005. Nutrition During Pregnancy. Nutrition Trough The Life Cycle, USA.
Thomson Wadsworth.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM U.I. 2010. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Depok. 2011. Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) Pekerjaan
Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Keluarga Miskin. Depok.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1598/BAB%20II.pdf?sequenc
e=2. Diakses tanggal 14 September 2012.
Hussaini, Jajah K, dkk. 2005. Keterbatasan penggunaan LILA dalam memonitor status
gizi wanita hamil berisiko tinggi melahirkan BBLR. Diakses
www.litbang.depkes.go.id.
106
Kementrian Kesehatan, RI. 2010. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan
Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan. Kementrian Kesehatan Jakarta.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Muwakhidah dan Zulaekah, Siti. Jurnal. Hubungan kenaikan berat badan ibu hamil
dengan berat bayi lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu
Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ningrum, Fatma Setya. 2006. Tesis. Analisis hubungan fungsi manajemen oleh tenaga
pelaksana gizi dengan tingkat keberhasilan Program Pemberian Makanan
Tambahan pada balita gizi buruk di Puskesmas Kabupaten Tegal. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Sukarsih. 2004. Karakteristik Ibu Hamil dam Keluarga serta Hubungannya dengan
Pertambahan Berat Badan Ibu selama Kehamilan di Kecamatan Sukaraja.
Kabupaten Bogor. Tahun 2001-2003. FKM UI.
Syofianti, Haflina. 2007. Tesis. Pengaruh Risiko Kekurangan energi Kronis pada ibu
hamil terhadap Berat Bayi Lahir Rendah : Analisis Data Kohort Ibu di Kabupaten
Sawahlunto – Sijunjung. FKM UI
WHO. 1997. Protecting and Promoting the health and nutrition of mother and children
through supplementary feeding. WHO.
Lampiran 1
108
Lampiran 3
Daftar Nama Puskesmas Kota Depok
108
109
Lampiran 3
Daftar Nama Puskesmas Kota Depok (Lanjutan)
Lampiran 4
Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011
108
109
Lampiran 4
Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)
110
Lampiran 4
Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)
111
Lampiran 4
Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)
112
Lampiran 4
Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)
113
Lampiran 5
Contoh Laporan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Puskesmas
114
Lampiran 6
Monitoring PMT untuk Ibu Hamil KEK Gakin Kota Depok
Lampiran 7
Daftar Distribusi PMT Ibu Hamil Kota Depok Tahun 2011
115
116
Lampiran 8
Dokumen KAK Pengadaan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Kota Depok
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan per kapita. IPM
yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada
tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu.
Menurut data profil Dinas kesehatan Kota Depok Tahun 2010 Angka kematian
Ibu adalah 14 orang (40 per kelahiran hidup). Masalah gizi pada ibu hamil juga
berdampak kepada angka kematian bayi. Data profil Dinas kesehatan Kota Depok
Tahun 2010 menunjukkan 116 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.
Ibu hamil yang menderita kurang gizi, terutama Kurang Energi Kronis (KEK)
beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak, perkembangan intelektual serta produktivitas dikemudian hari.
Gambaran kejadian yang memprihatinkan tersebut merupakan dampak rendahnya status
gizi pada ibu hamil yang ditunjukkan oleh prevalensi anemia di Kota Depok yang cukup
tinggi yaitu sebesar 33,56 % dan prevalensi risiko KEK sebesar 15,89 % Survey Anemia
Kota Depok Tahun 2010).
Mengingat dampaknya di kemudian hari pada tumbuh kembang janin, oleh
karena itu kurang gizi pada ibu hamil harus dihindari, sehingga ibu hamil merupakan
kelompok sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu upaya yang
117
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi ibu hamil yaitu dengan
memberikan makanan tambahan. Kegiatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil
bertujuan untuk menambahan asupan gizi ibu hamil sehingga kebutuhan gizi selama
hamil dapat dipenuhi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan kerangka acuan kerja
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin.
118
- Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil
keluarga miskin ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan Pemberian
Makanan Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin di Dinas Kesehatan Kota Depok
Tahun Anggaran 2011.
- Sebagai Pedoman bagi pengelola program gizi dan sektor terkait dalam upaya perbaikan
gizi ibu hamil.
Tujuan :
Umum : Sebagai acuan dalam rangka peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam
penyediaan Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil keluarga miskin.
Khusus :
- Tersedianya informasi tentang syarat-syarat serta cara pengolahan makanan tambahan
ibu hamil.
3. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan
Peningkatan Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Depok ,Tahun Anggaran
20011
Sumber Dana APBD Kota Depok T.A. 2011, biaya Pekerjaan Pengadaan Makanan
Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin ini dibebankan kepada (DPA) Kegiatan
Peningkatan Gizi Masyarakat yang diperhitungkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku antara lain :
119
8. UU No.36 tahun 2009 Bab VIII, tentang Gizi ( pasal 141/ 1 ) : Upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat
RINCIAN DANA
PEKERJAAN PENGADAAN PMT IBU HAMIL KELUARGA MISKIN
KEGIATAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2011
NO URAIAN JUMLAH
1 2 3
B. LINGKUP PEKERJAAN
Persiapan :
- Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan
- Membuat TOR
- Melakukan Survey Harga
- Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Pelelangan :
- Panitia menyiapkan dokumen untuk pelelangan serta melakukan proses pelelangan.
Pelaksanaan :
Pemberian Makanan tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin diberikan dalam bentuk
Susu ibu hamil kemasan minimal 400 gr
Proses pelaksanaan meliputi :
5) Melakukan pengawasan proses pelaksanaan distribusi barang
6) Sebelum barang didistribusi dilakukan pemeriksaan barang oleh panitia pemeriksa
barang, setelah barang diterima sesuai dengan spesifikasi baru
dilakukandistribusi barang ke puskesmas.
7) Distribusi dilaksanakan oleh rekanan kepada 32 puskesmas dalam satu kali
pengiriman dengan menggunakan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) didampingi
oleh bendahara barang Dinas Kesehatan.
8) Selanjutnya distribusi barang kepada sasaran dilakukan oleh puskesmas dalam
tiga kali pemberian (tiga bulan) dengan menggunakan tanda terima dari masing-
masing sasaran.
122
3. PELAPORAN
Dalam kegiatan Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin laporan
yang diminta adalah :
a. Laporan Hasil Survey Harga
b. Laporan HPS
c. Laporan bulanan dan laporan akhir hasil distribusi PMT ibu hamil keluarga
miskin dari masing-masing puskesmas
d. Laporan Kegiatan pengadaan PMT-P ibu hamil kurang gizi.
C. SPESIIKASI
D. PROSES PERENCANAAN
a. Dalam proses pengadaan untuk menghasilkan produk yang diminta, Rekanan harus
menyusun jadwal pekerjaan
b. Rekanan harus selalu memperhitungkan batas waktu pelaksanaan tugas adalah singkat
dan mengikat.
c. Hasil kerja dalam bentuk pengadaan dan distribusi PMT bagi ibu hamil keluarga
miskin yang diselesaikan dalam waktu : 45 ( empat puluh lima ) hari kalender, sejak
diterimanya SPK
Lampiran 9
Foto Produk PMT Pabrikan
108
109
110
Lampiran 10
Hasil Analisis Deskriptif Pengumpulan Data Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota
Depok Menggunakan Program SPSS
Statistics
Missing 0 0 0 0
Std. Deviation .411 .346 .242 .498
Variance .169 .120 .059 .248
1. Output Analisis Deskriptif Prosentase Usia Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT
di Kota Depok
usia_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berisiko 31 21.4 21.4 21.4
tidak berisiko 114 78.6 78.6 100.0
Total 145 100.0 100.0
108
109
2. Output Analisis Deskriptif Prosentase Usia Kandungan Ibu Hamil KEK yang
mendapatkan PMT di Kota Depok
usiakand_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid trimester 2 125 86.2 86.2 86.2
trimester 3 20 13.8 13.8 100.0
Total 145 100.0 100.0
3. Output Analisis Deskriptif Prosentase Paritas Ibu Hamil KEK yang mendapatkan
PMT di Kota Depok
hamilke_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berisiko 9 6.2 6.2 6.2
tidak berisiko 136 93.8 93.8 100.0
Total 145 100.0 100.0
4. Output Analisis Deskriptif Prosentase Jarak Kehamilan pada Ibu KEK yang
mendapatkan PMT di Kota Depok
jarhamil_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berisiko 81 55.9 55.9 55.9
5. Output Efektifitas kegiatan PMT pada Ibu Hamil KEK berdasarkan pertambahan
berat badan sesuai dengan usia kehamilan
bb_efekt
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 0 47 32.4 32.4 32.4
1 95 65.5 65.5 97.9
missing 3 2.1 2.1 100.0
Total 145 100.0 100.0
111
Lampiran 11
Pedoman Wawancara dengan Staf Gizi di Dinas Kesehatan dan di Puskesmas Kota
Depok
Disusun Oleh:
Rahmi Nurmadinisia
NIM : 108101000040
Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kekurangan Energi
Tanggal :
Nama Pewawancara :
Karakteristik Informan
1. Nama Informan :
3. Pendidikan terakhir :
5. No Handphone :
A. INPUT
1. Data apa saja yang digunakan untuk menunjang kegiatan PMT Ibu hamil KEK di
Kota Depok?
3. Penetapan kriteria ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin mendapatkan PMT
4. Berapa jumlah sasaran pada kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?
5. Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PMT di Kota
Depok?
113
6. Apa saja peranan staf yang terkait kegiatan PMT ibu hamil di Kota Depok
tersebut?
7. Berapa jumlah dana yang dianggarkan untuk kegiatan PMT di Kota Depok?
justifikasinya?
9. Apakah dana tersebut telah mengcover seluruh kegiatan dari perencanaan hingga
evaluasi pelaksanaan?
10. Apa bentuk PMT yang diberikan dalam kegiatan PMT ibu hamil ini?
12. Apakah produk PMT tersebut telah memenuhi standar gizi tambahan yang
1. Bagaimana cara Ibu untuk merencanakan kegiatan PMT Ibu Hamil KEK di Kota
Depok?
2. Apakah perencanaan kegiatan PMT dibuat secara tertulis? Jika iya, dalam bentuk
5. Seperti apa format pelaporan untuk kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?
7. Bagaimana proses penganggaran kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?
9. Bagaimana proses pendistribusian kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?
10. Berapa prosentase ukuran keberhasilan kenaikan berat badan sesuai umur
kehamilan pada kegiatan PMT ibu hamil KEK ini dan alasannya apa?
12. Jika ya, dalam bentuk apa rencana pengawasan dan penilaian tersebut?
13. Komponen apa saja yang dicantumkan dalam proses pengawasan dan penilaian
14. Siapa yang menjadi pengawas dan penilai dalam kegiatan PMT ibu hamil KEK
ini?
15. Bagaimana proses pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan PMT ibu hamil
16. Apakah ada waktu khusus yang dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan PMT ibu
17. Kendala apa sajakah yang biasanya muncul dalam kegiatan PMT Ibu hamil KEK
18. Bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi dalam kegiatan PMT ibu hamil
C. OUTPUT
1. Apakah Dinkes Kota Depok juga memberikan hasil pelaporan ke Dinkes Propinsi
sesuai dengan Juknis PMT yang distandarkan oleh Kemenkes? Jika ya, bisa
2. Apakah hasil dari kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok sudah dapat
diukur tingkat keberhasilannya? Jika ya, bagaimana hasil yang didapatkan? Jika
belum, mengapa?
Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kekurangan Energi
Tanggal :
Nama Pewawancara :
Karakteristik Informan
3. Pendidikan terakhir :
5. No Handphone
116
A. INPUT
1. Data apa saja yang digunakan untuk menunjang kegiatan PMT Ibu hamil KEK di
3. Berapa jumlah sasaran pada kegiatan PMT ibu hamil KEK di wilayah Puskesmas
4. Apa saja peranan ibu terkait kegiatan PMT ibu hamil di wilayah Puskesmas
5. Apa bentuk PMT yang diberikan dalam kegiatan PMT ibu hamil ini?
1. Bagaimana cara Ibu untuk merencanakan kegiatan PMT Ibu Hamil KEK di
3. Seperti apa format pelaporan untuk kegiatan PMT ibu hamil KEK ke Kota
Depok?
5. Dengan pihak mana saja Ibu berkoordinasi dalam penyusunan rencana penentuan
8. Kendala apa sajakah yang biasanya muncul dalam kegiatan PMT Ibu hamil KEK
9. Bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi dalam kegiatan PMT ibu hamil
Lampiran 12
Lembar Observasi
Lembar Observasi
Disusun Oleh:
Rahmi Nurmadinisia
NIM : 108101000040
No Materi Keterangan
Ya Tidak
1. Staf gizi penanggung jawab berkoordinasi dengan staf gizi
lain untuk mengatasi kendala yang dialami selama
pelaksanaan kegiatan PMT Ibu Hamil di Kota Depok
2. Jumlah laptop yang digunakan untuk mengolah data dalam
program perbaikan gizi berjumlah dua dan satu unit PC
(Personal Computer)
3. Staf gizi penanggung jawab kegiatan PMT menghubungi staf
gizi di Puskesmas terkait pelaksanaan kegiatan PMT dan
kendala serta hasil yang dicapai di Lapangan
4. Staf gizi penanggung jawab kegiatan PMT menanyakan
secara langsung terkait pelaksanaan kegiatan PMT dan
kendala serta hasil yang dicapai di Lapangan dalam
pertemuan bulanan dengan seluruh staf di Puskesmas
Lampiran 13
Contoh Format Laporan Monitoring Program Kegiatan PMT Ibu Hamil KEK
BB Berat
Hamil Jarak Umur LILA BB LILA Riwayat
No Nama Alamat Umur Pra BBI BBII BBIII Bayi
ke Lahir hamil Awal 0 Akhir Partus
Hamil Lahir
120
121