Anda di halaman 1dari 11

JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, PELATIHAN TEKNIS DAN SUPERVISI


TERHADAP KUALITAS AUDIT BPK (Studi Kasus Pada Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan provinsi NTB)
Denny Hambali
Program Magister Akuntansi (MAKSI), Fakultas ekonomika dan Bisnis UGM
denny_valezolano@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh dari tekanan anggaran waktu, pelatihan teknis
dan supervisi terhadap kualitas audit Badan Pemeriksa Keuangan. Populasi dalam
penelitian ini adalah Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan provinsi NTB
yang telah mempunyai jabatan fungsional auditor (JFA). Data dalam penelitian ini adalah
data primer yang diperoleh melalui survey. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen yaitu tekanan anggaran waktu, pelatihan teknis dan supervisi dengan
variabel dependennya yaitu kualitas audit BPK.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh


negatif terhadap kualitas audit. Hal tersebut menunjukkan auditor BPK dalam
menghadapi tekanan anggaran waktu cenderung untuk melakukan hal-hal yang dapat
mengurangi kualitas audit BPK. Sedangakan pelatihan teknis secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit BPK. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pelatihan yang dilaksanakan oleh BPK telah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
auditor dalam melakukan pengauditan. Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa
supervisi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit BPK.

Kata-kata kunci: tekanan anggaran waktu, pelatihan teknis, supervisi, kualitas audit.

PENDAHULUAN telah disajikan secara wajar, dalam


Perwujudan akan penatakelolaan semua hal yang material sesuai dengan
pemerintahan yang baik (good prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
government governance) merupakan umum di Indonesia (SPKN, 2007). Opini
dasar terciptanya kesejahteraan hidup atas kewajaran laporan keuangan
masyarakat. Sejalan dengan meningkat- tersebut adalah sumber informasi bagi
nya pengetahuan masyarakat, (stakeholders) dalam mengambil
pemerintah dituntut untuk melaksana- keputusan strategis dengan catatan
kan penyelenggaraan pemerintahan bahwa laporan hasil pemeriksaan (LHP)
yang bebas dari penyimpangan- berkualitas dan mampu mencegah,
penyimpangan baik Korupsi, Kolusi, dan mendeteksi dan mengurangi adanya
Nepotisme serta dapat mencerminkan penyelewengan atau KKN. Dengan
nilai-nilai transparansi dan berorientasi peningkatan kualitas audit adalah salah
pada pelayanan publik. Oleh karena itu, satu cara agar peran BPK menjadi
tuntutan tersebut merupakan hal yang optimal.
wajar dan harus direspon oleh Keyakinan memadai atas
pemerintah dengan melakukan kebenaran dan kewajaran laporan
perubahan-perubahan manajemennya. keuangan pemerintah daerah tersebut
BPK-RI memeriksa laporan sebagai sumber data keputusan daerah
keuangan yang bertujuan memberikan adalah mutlak dibutuhkan. Disinilah
keyakinan yang memadai (reasonable peran sentral lembaga pemeriksaan
assurance) apakah laporan keuangan diperlukan untuk menjembatani laporan

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

keuangan yang dibuat pemerintah porsi yang paling besar dalam program
daerah dengan kebutuhan para pihak audit (Boynton dan Kell, 2006)
eksternal (stakeholder) akan keyakinan Perencanaan audit keuangan
memadai terhadap kewajaran laporan daerah berkaitan dengan ketersediaan
keuangan pemerintah daerah. anggaran dan batas waktu penyelesaian
De Angelo (1981) audit keuangan daerah. Tekanan waktu
mendefinisikan kualitas audit sebagai yang timbul karena anggaran (time
kemungkinan/ probabilitas auditor budget) dalam pelaksanaan audit
mampu mengungkapkan dan tersebut sangat berpengaruh terhadap
melaporkan suatu penyimpangan dalam perencanaan audit yang baik.
sistem akuntansi klien. BPK-RI diberi waktu
Carcello et al. (1992) menyelesaikan laporan keuangan
mengemukakan 12 atribut kualitas audit daerah selambat-lambatnya dua bulan
yang meliputi (1) pengalaman yang setelah menerima laporan keuangan
dimiliki oleh tim audit dan KAP dalam dari pemerintah pusat (pasal 56 ayat (3)
melakukan pemeriksaan laporan UU Nomor 1 Tahun 2004). Ketentuan
keuangan klien, (2) keahlian atau tersebut mewajibkan auditor
pengalaman terhadap industri klien, (3) menggunakan anggaran dan waktu yang
ketanggapan (responsiveness) terhadap sudah ditentukan secara optimal agar
kebutuhan klien, (4) kompetensi kualitas audit keuangan daerah tercapai.
anggota tim audit terhadap prinsip-
prinsip akuntansi dan norma Kerangka Teoritis dan Pengembangan
pemeriksaan, (5) sikap independensi Hipotesis
dalam segala hal (tidak bersikap Audit Keuangan Pemerintah Daerah
kompromistis) anggota tim selama Adanya reformasi pemerintahan telah
audit, (6) sikap kehati-hatian (due care) mengakibatkan pemerintah pusat
anggota tim selama perikatan audit, (7) melakukan berbagai tahapan perubahan
komitmen yang kuat terhadap kualitas, termasuk perubahan dalam pengelolaan
(8) keterlibatan pimpinan secara aktif, dan pertanggung jawaban keuangan
(9) keadaan field work, (10) interaksi daerah dengan terbitnya PP Nomor 105
secara terus-menerus antara tim audit tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
dan klien, (11) pengetahuan etika Pertanggung jawaban Keuangan Daerah.
akuntansi dan pemeriksaan, (12) sikap Dalam PP tersebut dipersyaratkan
skeptis auditor. bahwa setiap pemerintah daerah wajib
Meier dan Fuglisher (1992) menghasilkan laporan keuangan yang
menyimpulkan pelatihan dan supervisi terdiri atas Neraca, Laporan Perhitungan
sebagai tindakan preventif atas standar APBD, Laporan Aliran Kas, dan Catatan
kendali mutu dan review atas kerja atas Laporan Keuangan.
pemeriksaan, dapat meningkatkan Untuk meyakinkan pengelolaan
kualitas audit. dan pertanggungjawaban keuangan
Pekerjaan harus direncanakan daerah berjalan sesuai kriteria yang
dengan sebaik-baiknya dan jika ditetapkan, perlu dilakukan oleh suatu
digunakan tenaga asisten harus badan pemeriksa yang profesional,
disupervisi dengan sememstinya (SPKN, efektif, efisien, dan modern (PEEM).
2007). Perencanaan yang memadai Sehubungan dengan hal tersebut,
dilakukan agar audit bisa berjalan dibentuklah Badan Pemeriksa Keuangan
dengan efektif dan efisien. Perencanaan Republik Indonesia (BPK-RI) yang
termasuk pengembangan strategi audit bertugas melakukan pemeriksaan atas
dan desain program audit pelaksanaan pengelolaan dan pertanggung jawaban
audit. Sedangkan supervisi yang keuangan Negara sebagaimana
memadai sangat penting dalam audit tercantum dalam UU No. 15 tahun 2004
karena asisten dengan pengalaman yang atau dikenal dengan UU Pemeriksaan
terbatas seringkali yang melakukan Keuangan Negara

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

UU No.5 tahun 1973 tentang BPK Pada sektor publik, penelitian


menegasakan bahwa Badan Pemeriksa- Deis dan Giroux (1992) menjelaskan
an Keuangan adalah Lembaga Tinggi faktor-faktor yang dapat berpengaruh
Negara yang dalam pelaksaannya terhadap kualitas audit sektor publik.
tugasnya terlepas dari pengaruh dan Mereka menyebutkan ada 2 hal yang
kekuasaan pemerintah, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
berdiri di atas pemerintah. Sehingga yaitu reputasi (reputation effect) dan
dalam pelaksanaan auditnya, BPK bebas power conflict effects. Mereka
dan mandiri dalam penentuan objek melakukan penelitian dengan variabel
pemeriksaan, perencanaan & pelaksana- dependennya berdasarkan 5 hal yang
an pemeriksaan, penentuan waktu dan diindikasikan menjadi faktor kualitas
metode pemeriksaan, serta penyusunan audit sektor publik yaitu reputation
dan penyajian laporan pemeriksaan. effect, power conflict effects, report
timeleness, audit hours, dan reported
Kualitas Audit breaches.
De Angelo (1981) mendefinisikan Meir dan Fuglister (1992)
kualitas audit (audit quality) sebagai menyimpulkan pelatihan dan supervisi
probabilitas seorang auditor sebagai tindakan preventif dan peer
menemukan dan melaporkan tentang review atas standar kendali mutu dan
adanya suatu pelanggaran dalam sistem review atas kerja pemeriksaan, dapat
akuntansi kliennya. Probabilitas meningkatkan kualitas audit.
penemuan suatu pelanggaran tergan-
tung pada kemampuan teknikal auditor Tekanan Anggaran Waktu
dan independensi auditor tersebut. De zoort (1997) mendefinisikan
Sutton (1993) menyatakan tekanan anggaran waktu sebagai bentuk
bahwa tidak adanya definisi yang pasti tekanan yang muncul dari keterbatasan
mengenai kualitas audit disebabkan sumber daya yang dapat diberikan
belum adanya pemahaman umum untuk melaksanakan tugas. Sumber daya
mengenai faktor penyusun kualitas dan dapat diartikan sebagai waktu yang
sering terjadi konflik peran antara digunakan auditor dalam pelaksanaan
berbagai pengguna laporan audit. tugasnya. Tekanan anggaran waktu
Carcello (1992) mengemukakan adalah tekanan yang disebabkan oleh
12 atribut kualitas audit yang meliputi jumlah waktu audit yang dianggarkan
1) pengalaman yang dimiliki oleh tim (budget audit time) yang dialokasikan
audit dan KAP dalam melakukan untuk menyelsaikan tugas-tugas audit
pemeriksaan laporan keuangan klien, terterntu (Kelley,Margheism, dan
(2) keahlian atau pengalaman terhadap Pattison).
industri klien, (3) ketanggapan Waggoner dan Cashell (1991)
(responsiveness) terhadap kebutuhan menyatakan bahwa alokasi waktu yang
klien, (4) kompetensi anggota tim audit terlalu lama justru membuat auditor
terhadap prinsip-prinsip akuntansi dan lebih banyak melamun/berangan-angan
norma pemeriksaan, (5) sikap dan tidak termotivasi untuk lebih giat
independensi dalam segala hal (tidak dalam bekerja. Sebaliknya apabila
bersikap kompromistis) anggota tim alokasi waktu yang diberikan terlalu
selama audit, (6) sikap kehati-hatian sempit, maka dapat menyebabkan
(due care) anggota tim selama perikatan perilaku yang kontraproduktif,
audit, (7) komitmen yang kuat terhadap dikarenakan adanya tugas-tugas yang
kualitas, (8) keterlibatan pimpinan diabaikan. Dalam risetnya ini, Waggoner
secara aktif, (9) keadaan field work, (10) dan Cashell menemukan bahwa makin
interaksi secara terus-menerus antara sedikit waktu yang disediakan (tekanan
tim audit dan klien, (11) pengetahuan anggaran waktu semakin tinggi), maka
etika akuntansi dan pemeriksaan, (12) makin besar transaksi yang tidak diuji
sikap skeptis auditor. oleh auditor.

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

Cook dan Kelly (1991) meneliti Noe, (1999) Pelatihan adalah


mengenai tekanan anggaran waktu di upaya terencana dari sebuah perubahan
New Zealand dan Amerika Serikat, dalam memfasilitasi pembelajaran yang
menyimpulkan bahwa terdapat dilakukan karyawan terkait dengan
hubungan antara tekenan anggaran kompetensi yang mereka miliki dalam
waktu dengan pengurangan kualitas menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
audit yang dihasilkan. Penyebabnya Dubois dan Rothwell (2004)
adalah perilaku negatif auditor seperti: mendifinisikan pelatihan sebagai suatu
premature sign-off. intervensi pembelajaran jangka pendek
Tekanan anggaran waktu adalah yang ditujukan untuk membangun
tekanan yang disebabkan oleh jumlah pengetahuan individu, keterampilan dan
waktu audit yang dianggarakan (budget perilaku untuk memenuhi kualifikasi
audit time) yang dialokasikan untuk pekerjaan saat ini dan yang akan datang.
menyelesaikan tugas-tugas audit
tertentu (Kelley, Margheim dan Pattison, Supervisi
1999). Time budget sangat penting Dalam Standar Pemeriksaan
untuk perencanaan dan pengendalian Keuangan Negara (SPKN, 2007) Standar
penugasan audit. Hal ini dilakukan untuk Pekerjaan Lapangan Pertama “pekerjaan
mencapai keefektifan dan efesiensi kerja harus direncanakan dengan sebaik-
audit. baiknya dan jika di gunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya”.
Pelatihan Teknis Menurut PSA No. 05, SPAP 2001 tentang
Pelaksanaan pelatihan yang perencanaan dan supervisi, disebutkan
diberikan oleh perusahaan terhadap bahwa seupervisi mencakup
setiap karyawannya bertujuan untuk pengarahan usaha asisten yang terkait
dapat menyesuaikan keadaan-keadaan dalam pencapaian tujuan audit dan
yang baru atas dasar perubahan- penentuan apakah tujuan audit tersebut
perubahan teknologi, metode kerja tercapai. Unsur supervisi adalah
sehingga dengan pelatihan menuntut memberikan instruksi kepada asisten,
adanya perubahan sikap, tingkah laku, tetap menjaga penyampaian informasi
keterampilan dan pengetahuan yang masalah-masalah penting yang dijumpai
dianggap dapat meningkatkan kinerja dalam audit, mereview pekerjaan yang
karyawan. dilaksanakan, dan menyelesaiakan
Simamora (1999) pelatihan perbedaan pendapat diantara staf
adalah serangkaian aktivitas yang auditor kantor akuntan. Dilakukannya
dirancang untuk meningkatkan supervisi yang baik dari atasan kepada
keahlian, pengetahuan, pengalaman, bawahan diharapkan akan mengurangi
ataupun perubahan sikap seseorang. kecendrungan auditor untuk melakukan
Pelatihan berkenaan dengan perolehan tindakan-tindakan yang dapat
keahlian-keahlian atau pengetahuan mengurangi kualitas audit.
tertentu. Sedangkan dalam PSP No. 5
SPAP (2001) SA Seksi 210 standar pelaksanaan pemeriksaan
mengenai pelatihan dan keahlian kedua dalam SPKN menyatakan bahwa
auditor independen, standar umum staf harus disupervisi dengan baik.
pertama menyatakan “Audit harus Unsur supervisi mencakup: pemberian
dilaksanakan oleh seorang atau lebih istruksi pada staf, pemberian informasi
yang memiliki keahlian dan pelatihan mutakhir sebagai masalah signifikan
teknis yang cukup sebagai auditor”. yang dihadapi, pelaksanaan review atas
Untuk memenuhi persyaratan sebagai pekerjaan yang dilakukan, dan
seorang professional, auditor harus pemberian pelatihan kerja lapangan (on
menjalani pelatihan teknis yang cukup. the job training) yang efektif.
Pelatihan ini harus secara memadai Penelitian mengenai supervisi
mencakup aspek teknis maupun antara lain dilakukan oleh Patten (1995)
pendidikan umum. yang melakukan penelitian mengenai

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

asosiasi tindakan supervisi dengan H1: Tekanan anggaran waktu


kepuasan kerja. Hasil penelitian tersebut berpengaruh negatif terhadap
menunjukkan adanya asosiasi positif kualitas audit laporan keuangan
antara tindakan supervisi dengan pemerintah daerah.
kepuasan kerja auditor. H2: Pelatihan teknis berpengaruh
positif terhadap kualitas audit
Hipotesa Penelitian laporan keuangan pemerintah
Berdasarkan uraian literatur diatas, daerah.
peneliti merumuskan hipotesa sebagai H3: Supervisi berpengaruh positif
berikut: terhadap kualitas audit laporan
keuangan pemerintah daerah.
Model Penelitian

Tekanan Anggaran H1
Waktu

H2 Kualitas Audit
Pelatihan Teknis

H3
Supervisi

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Data
Populasi dalam penelitian ini adalah Data auditor dapat
auditor yang bekerja di Kantor dikelompokkan berdasarkan jabatan
Perwakilan BPK RI NTB (Nusa Tenggara fungsional auditor dan peran auditor
Barat) dan yang mempunyai Jabatan dalam pemeriksaan. Komposisi jumlah
Fungsional Auditor (JFA). Auditor ynag auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi
dijadikan sampel dalam penelitian ini Nusa Tenggara Barat di Mataram
adalah auditor pelaksana (ketua tim dan berdasarkan Jabatan Fungsional auditor
anggota tim). sebanyak 65 orang, dapat disajikan
dalam table 3-1 berikut ini.

Tabel: 3-1. Jumlah Auditor yang Mempunyai Jabatan Fungsional Auditor


Jabatan Fungsional Auditor Jumlah Auditor %
Auditor Trampil pemula 5 7,69
Auditor Trampil Pratama 5 7,69
Auditor Trampil Muda 4 6,15
Auditor Ahli Pratama 32 49,2
Auditor Ahli Muda 14 6,15
Auditor Ahli Madya 4 6,15
Auditor Ahli Utama 1 1,53%
Total 65 100
Sumber: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB 2010

Berdasarkan data di atas maka (Nusa Tenggara Barat). Dari populasi


populasi dalam penelitian ini adalah tersebut memenuhi syarat asumsi
sebesar 65 orang yang merupakan analisa statistik sampel sebesar lebih
auditor yang telah mempunyai Jabatan dari 30.
Fungsional Ausditor (JFA) pada Badan
Pemeriksaan Keaugan perwakilan NTB Teknik Pengumpulan Data.

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

Penelitian ini menggunakan data primer diadaptasi dan diadopsi dari penelitian
yang diperoleh dengan metode survei Rusmayanti (2005) didasarkan pada
dengan teknik pengumpulan data outcome pelaksanaan pelatihan, yaitu
melalui kuesioner. tingkat reaksi, pembelajaran, tingkah
Kuesioner terdiri dari 25 laku, dan tingkat organisasi yang
pernyataan yang harus dijawab oleh dijabarkan dalam lima pertanyaan
responden terdiri dari variabel kualitas (Werther dan Davis, 1993).
audit sebanyak 12 item, variabel tekanan
anggaran waktu sebanyak 4 item, 1.1.4. Supervisi
variabel pelatihan teknis terdiri dari 5 Supervisi merupakan variabel
item dan variabel supervisi sebanyak 4 independen dalam penelitian ini.
item. Pengukuran variabel supervisi
diadaptasi dan diadopsi dari penelitian
Teknik Pengukuran Variabel. Achmad (2007) yang mendasarkan pada
1.1.1. Kualitas Audit empat faktor supervisi dalam Standar
Kualitas audit merupakan variabel Pemeriksaan Keuangan Negara
dependen dalam penelitian ini. Variabel (BPK,2007) yaitu pemberian instruksi
kualitas audit diukur dengan kepada staf, pemberian informasi
menggunakan 12 faktor kualitas audit mutakhir sebagai masalah signifikan
yang dikembangkan oleh Carcello yang dihadapi, pelaksanaan review atas
(1992) yang diadaptasi dan diadopsi pekerjaan yang dilakukan, dan
dari penelitian Rusmayanti (2005), pemberian pelatihan kerja lapangan (on
meliputi pengalaman yang dimiliki oleh the job training) yang efetif yang
tim audit dengan klien, keahlian dijabarkan kedalam empat pertanyaan.
dibidang klien, ketaatan pada standar
audit, independensi, kemampuan 1.2. Metode Analisis Data
menjaga personalitas, komitmen 1.2.1. Analisis Validitas dan Reliabilitas
terhadap kualitas, keterlibatan Uji validitas dilakukan untuk
pimpinan, interaksi secara terus- memastikan bahwa masing-masing item
menerus antara tim dan klien, keadaan dalam instrumen penelitian mampu
field work, pengetahuan etika, akuntansi mengukur variabel yang ditetapkan
dan auditing, dan sikap skeptis auditor. dalam penelitian ini.
Uji reliabilitas adalah alat untuk
1.1.2. Tekanan Anggaran Waktu mengukur suatu kuesioner yang
Tekanan angaran waktu adalah variabel merupakan indikator dari variabel atau
independen dalam penelitian ini. konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
Pengukuran variabel tekanan anggaran reliabel atau handal jika jawaban
waktu diadaptasi dan diadopsi dari seseorang terhadap pernyataan adalah
penelitian Rusmayanti (2005) yang konsisten atau stabil dari waktu ke
mendasarkan atribut-atributnya pada waktu (Ghozali, 2006). Suatu konstruk
penelitian dilakukan oleh Wijayasari atau variabel dikatakan reliabel jika
(2001) dijabarkan dalam empat memeberikan nilai Cronbach Alpha
pernyataan, pernyataan pertama >0.60 (Nunnaly,1960).
mengenai perilaku auditor melakukan
penguranagn sempel penelitian, 1.2.2. Uji Asumsi Klasik
melakukan quiq review terhadap bukti- Sebelum dilakukan pengujian hipotesis
bukti audit, dua pernyataan berikutnya terlebih dahulu dilakukan uji Asumsi
adalah mengenai pendokumentasian Klasik yang meliputi uji Normalitas, uji
pekerjaan dan mereview KKP. multikolonieritas, dan Uji
heteroskedastisitas.
1.1.3. Pealtihan Teknis Uji normalitas bertujuan untuk
Pelatihan teknis dalam penelitian ini menguji apakah dalam model regresi,
adalah merupakan variabel independen. variabel pengganggu atau residual
Pengukuran variabel pelatihan teknis memiliki distribusi normal. Karena

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

penelitian ini menggunakan statistik HASIL DAN BAHASAN dan SIMPULAN


parametris, maka peneliti menggunakan PENELITIAN
uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Simpulan
Test yang terdapat pada pogram Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
komputer SPSS 15.0 for Windows. maka dapat disimpulkan beberapa hal
Uji multikolonieritas bertujuan sebagai berikut:
untuk menguji apakah model regresi a. Hasil pengujian hipotesis I dapat
ditemukan adanya korelasi antar disimpulkan bahwa tekanan
variabel bebas (independen) (Ghozali, anggaran waktu berpengaruh
2006). Untuk mendeteksi ada atau negatif terhadap kualitas audit
tidaknya multikolonieritas didalam laporan keuangan pemerintah
model regresi dapat dilihat dari daerah. Kesimpulan ini mendukung
besarnya tolerance value atau variance rekomendasi dari Rusmayanti
inflation factor. Apabila nilai VIF <0,10 (2005) bahwa tekanan anggaran
atau >10 maka terjadi multikolonieritas. waktu berpengaruh negatif terhadap
Namun bila VIF berada antara 0,10 dan kualitas audit, terdapat hubungan
10, maka tidak terjadi multikolonieritas. antara tekanan anggaran waktu dan
Uji heteroskedastisitas pengurangan kualitas audit.
bertujuan menguji apakah dalam model b. Hasil pengujian hipotesis II dapat
regresi terjadi ketidaksamaan varian disimpulkan bahwa pelatihan teknis
dari residual satu pengamatan ke berpengaruh positif terhadap
pangamatan lainnya. Jika varian dari kualitas audit laporan keuangan
residual satu pengamatan ke pemerintah daerah. Kesimpulan ini
pangamatan lain tetap, maka disebut sejalan dengan hasil penelitian
homoskedastisitas dan jika berbeda Rusmayanti (2005) dan Meir dan
disebut heteroskedastisitas. (Ghozali, Fuglister (1992) yang
2006). Metode uji heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa untuk
dalam penelitain ini menggunakan uji meningkatkan kualitas audit perlu
Park dilakukan dengan meregresikan dilakukan pelatihan dan supervisi.
nilai logaritma dari kuadrat c. Hasil pengujian hipotesis III dapat
unstandarized residual absolute disimpulkan bahwa supervisi secara
residual terhadap variabel independen. signifikan berpengaruh positif
terhadap kualitas audit keuangan
1.2.3. Pengujian Hipotesis daerah. Kesimpulan ini sejalan
Hipotesis dalam penelitian ini dengan penelitian Masmudi (2003)
akan diuji dengan menggunakan analisa bahwa supervisi berpengaruh positif
regresi berganda (multiple regression) terhadap kualitas audit.
dengan bantuan program SPSS 15.0.
Analisa regresi berganda digunakan Saran
utuk menguji hubungan antara dua atau Peneliti menyarankan agar Kantor
lebih variabel independen dengan Perwakilan BPK di NTB meningkatkan
variabel dependen. pelatihan teknis, pengetahuan dan
Persamaan regresinya sebagai berikut: keahlian para auditornya. Dan
Y = a+b1.x1+b2.x2+b3.x3+e supervisor selalu memberikan arahan
Keterangan: atau instruksi kepada bawahannya dan
Y = kualitas audit mereview atas pekerjaan bawahannya.
a = konstanta. Hal ini akan berpengaruh terhadap
b1 = koefesien regresi kulitas audit laporan keuangan
x1 = tekanan anggaran pemerintah. Kualitas audit yang baik
waktu akan berpengaruh terhadap
x2 = pelatihan teknis. penatakelolaan pemerintahan yang baik
x3 = supervisi. (good government governance),
e = error pemerintahan yang bebas dari
penyimpangan-penyimpangan baik

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

korupsi, kolusi, dan nepotisme serta 2. Faktor tekanan anggaran waktu,


dapat mencerminkan nilai-nilai pelatihan teknis dan supervisi
transparansi dan berorientasi pada berpengaruh sebesar 38%.
pelayanan publik. Sedangkan sisanya sebesar 62%
Keterbatasan dipengaruhi oleh sebab-sebab lain di
1. Penelitian ini mempunyai beberapa luar model. Oleh sebab itu, pada
keterbatasan yang mungkin dapat penelitian selanjutnya menguji
mempengaruhi hasil yang diperoleh. faktor-faktor lain yang dapat
Penelitian ini menggunakan subyek mempengaruhi kualitas audit
penelitian yang terbatas, penelitian laporan keuangan pemerintah
hanya menggunakan auditor daerah. Tentunya dengan
perwakilan BPK NTB. Unutk itu menghilangkan berbagai
penelitian selanjutnya disarankan keterbatasan yang ada dalam
untuk lebih memperluas wilayah penelitian ini, sehingga akan
penelitian pada BPK perwakilan lain memperoleh hasil penelitian yang
yang ada di Indonesia. lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, I, 2007. Time Budget Pressure, Auditing: A Journal Of Practice
Time Deadline Pressure dan And Theory, vol. 11 (spring):
Supervisi Terhadap Kualitas 1-15.
Audit Keungan Daerah. Tesis, Comstock, Thomas W., 1994,
Universitas Gadjah Mada, Fundamental of Supervision,
Yogyakarta. New York: Delmar Publisher
AECC. (1993) “Recommendation for Inc.
Supervisor of Early Work Cook, Ellen dan Timothy Kelly. 1991. “
Experience: Issues statemen An International Comparison
no. 4”. Issues in Accounting of Audit Time Budget
Education (Fall) 431-435. Pressures: The United States
Alderman, C. W. and Deitrick, J. W., dan New Zeland.” The Woman
“Auditor’s Perceptions of Time CPA, pp.25-30.
Budget Pressures and Coram, Paul, Ng, Juliana dan Woodliff,
Premature Sign-Offs: A David. 2003. A Survey of Time
Replication and Extension”, Budget Pressure and Reduced
Audiing: Journal of Practice & Audit Quality Among Australia
Theory (Winter 1982), pp. 53- Auditors. Australia Accounting
68. Review Vol.13 No. 1 : 38 – 44.
Badan Pemeriksa Keuangan. 2007. De Angelo, L. E 1981. “Auditor Size and
Standar Pemeriksaan Audit Quality.” Journal of
Keuangan Negara. Jakarta. Accounting and Economics.
Boynton and Kell. 1996. Modern Deis, R. Donald Jr and Giroux A. Gray.
Auditing, 7th Ed., John Wiley & 1992. “ Determinants Of Audit
Sons, Inc. Quality In The Public Sector.”
Brown. Clifford D. & K. Raghunandan, The accounting Review. Vol.67
1997. Audit Quality in Audits no. 3 july 1992.
of Federal Programs by Non- DeZoort, F. T., and A. T. Lord., A Review
Federal Auditors: A Reply. and Synthesis of Presure
Accounting Horizon Vol.11 Effects Research in Accounting.
No.1. American Accounting Jouranal of Acounting
Association. Literature,1997.
Carcello, J.V,et al.1992. “Audit Quality Facundo Sepulveda., Training and
Attributes: The perceptions of Productivity: Evidence for Us
Audit Partners, Prepares, And Manufacturing insudtries.
Financial Statements Users.” Research School of Social

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

Sciences. The Australian Noe, R.A. Employee Training And


National University. Januari Development Management and
2005. Organization Series, Singapore.
Ghozali, Imam.2006. Aplikasi analisis Mc Graw-Hill Co,1999.
multivariat dengan program Parker, Lee D, Kenneth R Fenis and
SPSS. Semarang : BP Undip. David T. Otley., (1989)
Goldman,A & B.Barlev,1974, The Accounting for Human Factor,
Auditor Firm Conflict of Australia : Prentice Hall.
Interest: Its Implications for Performance. CPA Journal Jan-April.
Independence. The Accounting Ohio. Hal 27 – 32.
Review. Vol.49 Purnomo, Adi, 2007. Persepsi auditor
Herningsih, Sucahyo. 2001. Penghentian tentang pengaruh faktor-faktor
Prematur atas Prosedur audit: keahlian dan independensi
studi empiris pada Kantor terhadap kualitas audit.
Akuntan Publik. Tesis Tersedia:
Universitas Gadjah Mada http://www.library@lib.unair.
Yogyakarta. ac.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Raghunathan, Banu. 1991. “premature
Standar Profesioanal Akuntan Sign-off of Audit Process: An
Publik, IAI, Jakarta. Analysis,” Acoountign Horizon,
Iskak, Moh. 2000. Analisis Faktor- June.
Faktor Penentu Kualitas Audit Republik Indonesia, Peraturan
Menurut Persepsi Klien. Tesis Pemerintah Nomor
S-2 Program Pasca Sarjana 108 Tahun 2000
UGM, Yogyakarta. tentang
Kelley, T. and Margheim, L., “The pengelolaan dan
Impack of Time Budget Tanggungjawab
Pressure, Personality, and Keuangan Daerah.
Leadership Variables on
Dysfunctional Auditor ________________, Undang-Undang Nomor
Behavior”. Auditing: A Journal 1 Tahun 2004
of Practice and Theory (Spring tentang
1990) pp 21-24. Perbehendaraan
Mardiyah, Aida Ainul.2005. Pengaruh Negara.
faktor klien dan faktor auditor ________________, Undang-Undang Nomor
terhadap auditor changes. 15 Tahun 2004
Semarang. Skripsi S1: tentang
Universitas Diponegoro. Pemeriksaan
Masmudi. 2003. Pengaruh Time Budget Pengelolaan dan
Pressure dan Tindakan Tanggnungjawab
Supervisi terhadap Kualitas Keuangan Daerah.
Audit (Studi Kasus Pada BPK ________________, Undang-Undang Nomor
RI). Tesis, Universitas Gadjah 17 Tahun 2003
Mada, Yogyakarta. tentang Keaungan
Meier, Heidi Hylton and Fuglister,Jayne. Negara.
1992. “How To Improve Audit Rusmayanti, L. Dewi, 2005. Pengaruh
Quality: Perception Of Auditors Pelatihan Teknis dan Tekanan
And Clients.” The Ohio CPA Anggaran Waktu Terhadap
Journal. June 1992. Kualitas Audit Laporan
Nichols,D.R & K.H.Price, 1976: The Keuangan Pemerintah Daerah,
Auditor Firm Conflict: An Tesis, Universitas Gadjah
Analysis using concepts of Mada, Yogyakarta.
exchange theory. The Sekretariat BPK, Standar Audit
Accounting Review. Vol.51 Pemerintahan, 1995

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

Simamora, H, Manajemen Sumeber


Daya Manuasia,
Yogyakarta,YKPN, 1999.
Sugiyono, DR.2003. Statistik Non
Parametris untuk Pnelitian.
Bandung: Alfabeta
Sunarto dan Sahedy. 2001. Manajemen
SDM. Cetakan 1, BPFE-UST,
Yogyakarta.
Sutton, Steve G. 1993. Towards an
Understanding of The Factors
Affecting the Quality of Audit
Process. Decisions Science. Vol.
24:88-105.
Waggoner, Jeri B dan Cashell, James D.
1991. The Impact of Time
Pressure on Auditors’
Wijayasari. 2001. An Evaluation of Audit
Time Budget Pressure in The
BPK-RI. Tesis S-2, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

I S S N 2527-970x
JURNAL TAMBORA Vol 2 No 2 Agustus 2017

I S S N 2527-970x

Anda mungkin juga menyukai