Annisa Faradila - Vii e PDF
Annisa Faradila - Vii e PDF
Kelas : VII - E
NIM : 201712174
Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan
TUGAS 1
1. Carilah laporan keuangan bank umum konvensional yang tbk
2. Jelaskan kriteria :
a. Asetnya
b. Hutangnya
c. Modalnya
ASET
PT Bank Central Asia Tbk & Entitas Anak memiliki total asset sebesar Rp 919 triliun per 31
Desember 2019, tumbuh sekitar 11.4% dari posisi tahun sebelumnya (per 31 Desember 2018)
sebesar Rp 824,8 triliun. Peningkatan terbesar berasal dari pertumbuhan portofolio kredit
yang mencapai Rp 48,8 triliun dan berkontribusi sebesar 51,8% dari total pertumbuhan asset.
Selain portofolio kredit, sebagian besar asset merupakan penempatan pada efek-efek dalam
bentuk obligasi pemerintah dan instrument-instrumen jangka pendek, yang likuid dan
memiliki risiko rendah. Adapun asset produktif berkontribusi sebesar 89,1% terhadap total
asset secara keseluruhan. Dimana sepanjang tahun 2019 aset produktif tumbuh 11,5%
menjadi sebesar Rp 818,7 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain. Pada akhir tahun 2019, kas
dan giro pada Bank Indonesia tercatat sebesar Rp 73,3 triliun, naik 12,4% dari posisi tahun
sebelumya. Saldo kas meningkat sebesar 17,2% menjadi Rp 25,4 triliun, dan mendorong
kenaikan rasio kas terhadap total dana pihak ketiga menjadi 3,6%. Sementara itu, giro pada
Bank Indonesia mencapai Rp 47,9 triliun, meningkat Rp 4,4 triliun dari tahun lalu sejalan
dengan pertumbuhan dana pihak ketiga. Pos giro pada bank lain tercatat sebesar Rp 10,5
triliun, dimana sebagian besar penempatan dana Bank Central Asia di pos giro pada bank lain
merupakan penempatan dana di bank-bank terkemuka di luar negeri.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain. Pada akhir tahun 2019 penempatan
pada Bank Indonesia & bank lain mencapai Rp 30,9 triliun, relatif stabil dari posisi tahun
sebelumnya sebesar Rp 31,7 triliun. Sebagian besar penempatan tersebut merupakan
penempatan dalam bentuk term deposit Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen yang
tersedia di pasar untuk penempatan jangka pendek di bawah 3 bulan.
Efek – Efek. Portofolio efek-efek tercatat sebesar Rp 152,6 triliun pada akhir tahun 2019,
meningkat Rp 34,3 triliun atau naik 29,0% dari tahun lalu, berbeda dengan kondisi tahun
2018 yang mengalami penurunan hingga 15,7%. Peningkatan ini sejalan dengan menurunnya
alokasi dana yang digunakan untuk penyaluran kredit, dampak atas permintaan kredit yang
tidak setinggi tahun sebelumnya. Sebagian besar dari komponen efek merupakan kategori
‘untuk tujuan investasi’ yaitu sebesar Rp 143,0 triliun, dimana posisi terbesarnya merupakan
obligasi pemerintah dengan nominal mencapai Rp 80,2 triliun yang mayoritas memiliki tenor
kurang dari 5 tahun. Obligasi pemerintah meningkat 37,5% dari tahun sebelumnya dan
memegang porsi 52,6% dari total komponen efek-efek. Bank Central Asia mengelola
aktivitas pembelian obligasi pemerintah dengan selalu memperhatikan perkembangan kondisi
pasar. Di awal tahun 2019, Bank Central Asia melakukan penempatan dana pada obligasi
pemerintah sebagai langkah antisipasi tren penurunan suku bunga dan mulai melakukan
reinvestasi atas obligasi pemerintah yang jatuh tempo secara bertahap dengan
mempertimbangkan imbal hasil pasar obligasi. Keseluruhan dari portofolio obligasi
pemerintah yang dimiliki oleh Bank Central Asia mempunyai suku bunga tetap. Sementara
itu, pos efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) relatif stabil di posisi
Rp 9,6 triliun, meningkat 4,0% dari tahun sebelumnya. Penempatan pada reverse repo
merupakan penempatan jangka pendek yang sebagian besar merupakan instrumen dengan
underlying berupa obligasi pemerintah.
Kredit yang Diberikan. Kredit yang diberikan tercatat sebesar Rp 586,9 triliun atau tumbuh
9,1% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh permintaan
kredit investasi dan kredit modal kerja dari segmen bisnis korporasi dan komersial dan UKM.
Kredit investasi mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kredit modal kerja
dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 16,7% dan 9,0%. Pertumbuhan kredit investasi
terutama ditopang oleh pertumbuhan di sektor infrastruktur yang mengalami kenaikan 33,9%
dibandingkan tahun lalu, sehingga berkontribusi sebesar 6,8% dari total kredit Bank Central
Asia. Meskipun Bank Central Asia berhasil mencatat pertumbuhan kredit yang cukup baik
selama tahun 2019, namun angka pertumbuhan di tahun 2019 lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 15,1%, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
moderat. Kredit konsumer, terutama KPR dan KKB, mengalami tekanan pertumbuhan
meskipun suku bunga telah mengalami penurunan. Melemahnya penjualan kendaraan di
industri otomotif di antaranya dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan meningkatnya
penggunaan transportasi umum. Pada tahun 2019, pangsa pasar kredit Bank Central Asia
mencapai 10,4%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 10,2%, seiring tingkat
pertumbuhan kredit tersebut yang lebih tinggi dari rata-rata industri.
Kredit Berdasarkan Segmen. Bank Cemtral Asia mencatat pertumbuhan yang positif di
semua segmen bisnis. Kredit segmen korporasi memiliki porsi sebesar 40,5% dari total
keseluruhan kredit Bank Central Asia, dengan nominal mencapai Rp 238,5 triliun atau
tumbuh 11,8% dari posisi tahun lalu Rp 213,4 triliun. Pertumbuhan segmen korporasi
terutama dikontribusi oleh kenaikan kredit di sektor jasa keuangan dan sektor infrastruktur
seperti kelistrikan, jalan tol dan telekomunikasi. Selanjutnya, kredit segmen komersial dan
UKM meningkat 12,8% menjadi Rp 214,2 triliun dan memiliki porsi 36,4% dari total kredit.
Pertumbuhan pada segmen ini didukung oleh optimalisasi peran dari sentrasentra bisnis
komersial dan sentra UKM di kota-kota besar di Indonesia. Kredit modal kerja menjadi
kontributor terbesar bagi pertumbuhan di segmen komersial dan UKM terutama dari sektor
bahan bangunan dan besi konstruksi, bahan kimia dan plastik, sektor distribusi serta retailer
dan toserba. Sementara itu, porsi kredit segmen konsumer mencapai 22,5% dari total kredit,
dengan nominal sebesar Rp 132,6 triliun tumbuh sedikit dari posisi tahun lalu Rp 131,7
triliun. Sejalan dengan kondisi ekonomi makro, pertumbuhan KPR mengalami perlambatan
dari 7,9% di tahun 2018 menjadi 4,2% di tahun 2019, dipengaruhi oleh kinerja new booking
yang mengalami penurunan di dua tahun terakhir. Sementara itu, KKB turun cukup signifikan
sebesar 8,8% di tahun 2019 dimana tahun sebelumnya masih tumbuh positif sebesar 4,4%.
Pertumbuhan produk konsumer KKB mengalami tantangan seiring penurunan penjualan di
industri otomotif. Untuk terus mendukung pertumbuhan kredit di segmen ini, Bank Central
Asia aktif melaksanakan event-event dan aktivitas promosi yang menarik dengan diikuti oleh
penawaran produk-produk konsumer dengan suku bunga yang kompetitif.
HUTANG (LIABILITAS)
Liabilitas mengalami pertumbuhan sebesar Rp 71,8 triliun dari tahun sebelumnya menjadi
Rp 744,8 triliun. Dana Pihak Ketiga merupakan komponen liabilitas terbesar. Pada tahun
2019, dana pihak ketiga mencatat pertumbuhan yang solid sebesar Rp 69,2 triliun menjadi Rp
699 triliun. Pertumbuhan terutama ditopang kenaikan dana giro dan tabungan (CASA)
sebesar 9,8% dan berkontribusi hingga 75,9% dari total dana pihak ketiga Bank Central Asia.
Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga juga didukung oleh kenaikan deposito yang cukup
signifikan sebesar 14,7%.
Giro dan tabungan (CASA) Bank Central Asia secara konsisten melakukan pengembangan
serta penyempurnaan fitur dan layanan payment settlement untuk meningkatkan layanan
kepada nasabah. Langkah ini telah menghasilkan kepercayaan dari nasabah untuk melakukan
transaksi pembayaran di dalam ekosistem pembayaran Bank Central Asia yang pada akhirnya
mampu mendukung pertumbuhan jumlah rekening dan CASA yang berkelanjutan. Pada
tahun 2019, mecatat pertumbuhan yang solid sebesar Rp 47,5 triliun dari tahun sebelumnya
menjadi Rp 530,6 triliun. Pertumbuhan tabungan tercatat sebesar 9,3% menjadi Rp 345,6
triliun, dan giro meningkat sebesar 10,8% menjadi Rp 184,9 triliun. Sejalan dengan
pertumbuha tersebut, CASA telah berkontribusi sebesar 75,9% terhadap total dana pihak
ketiga Bank Central Asia dengan market share di industry mencapau 15,6%, lebih tinggi dari
tahun lalu sebesar 15,4%.
Pertumbuhan CASA juga didukung oleh pertumbuhan jumlah rekening yang cukup baik
mencapai 14,3% di tahun 2019. Perkembangan ini turut mendukung kenaikan jumlah
transaksi perbankan yang cukup signifikan yaitu mencapai 34,5%, terutama berasal dari
jaringan internet banking dan mobile banking.
Komposisi CASA yang sangat dominan terhadap dana pihak ketiga BCA memungkinkan
Bank untuk memiliki struktur pendanaan yang solid dengan biaya bunga rendah. Namun
demikian, guna mempertahankan pertumbuhan CASA yang berkelanjutan, terdapat
pengelolaan beban operasional yang cukup besar dalam mendukung pengembangan
infrastruktur perbankan transaksi seperti investasi teknologi informasi, pengembangan
jaringan kantor cabang dan penambahan mesin EDC dan ATM.
Deposito mengalami pertumbuhan 14,7% atau Rp21,6 triliun menjadi Rp168,4 triliun dari
posisi tahun lalu sebesar Rp146,8 triliun. Deposito dengan tenor 1 & 3 bulan memiliki
komposisi terbesar mencapai 83,9% atau sebesar Rp141,3 triliun dari total deposito.
Sejalan dengan perkembangan kondisi pasar, BCA melakukan penyesuaian suku bunga
deposito dalam mengelola tingkat kecukupan likuiditas secara keseluruhan. Suku bunga
maksimum deposito Rupiah turun sebanyak 125 basis points di sepanjang 2019 sehingga
rata-rata cost of funds deposito Rupiah mencapai 5,5%.
MODAL (EKUITAS)
Ekuitas Bank Central Asia membukukan total ekuitas sebesar Rp 174,1 triliun, meningkat
Rp 22,4 dari tahun lalu. Pertumbuhan ekuitas sejalan dengan peningkatan profitabilitas Bank
Cemtral Asia dan penerapan kebijakan deviden yang terukur.
Bank Central Indonesia mencatat kenaikan pos saldo laba sebesar Rp 19,5 triliun dari posisi
tahun lalu menjadi Rp 155,1 triliun. Di tahun 2019, Bank Central Asia melakukan pembagian
deviden sebesar Rp 340 per lembar saham atau secara total mencapai 32,4% dari laba bersih
tahun buku 2018.
Pertumbuhan ekuitas yang positif telah mendukung posisi permodalan Bank Cental Asia di
level yang sehat dengan rasio kewajiban penyediaam modal minimum (Capital Adequacy –
CAR) sebesar 23,8%.
PT BANK CENTRAL ASIA Tbk & ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
(Dalam jutaan Rupiah)
INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN
No. POS - POS Diaudit Diaudit Diaudit Diaudit
31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2019 31 Des 2018
ASET
INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN
No. POS - POS Diaudit Diaudit Diaudit Diaudit
31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2019 31 Des 2018
LIABILITAS
1. Giro 184.945.203 166.867.850 184.918.013 166.821.953
2. Tabungan 345.633.760 316.181.801 345.634.222 316.181.801
3. Simpanan berjangka 168.725.623 147.045.300 168.427.833 146.808.263
4. Dana investasi revenue sharing - - 5.811.243 5.116.288
5. Pinjaman dari Bank Indonesia 577 577 577 577
6. Pinjaman dari bank lain 6.726.687 6.504.001 6.720.786 6.495.256
7. Liabilitas spot dan derivatif 106.260 188.934 106.260 188.934
8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji
dibeli kembali (repo) - - 113.249 48.111
9. Utang akseptasi 5.321.249 5.843.486 5.321.249 5.843.486
10. Surat berharga yang diterbitkan 500.000 500.000 1.847.523 839.735
11. Pinjaman yang diterima 398 409 2.332.293 2.092.898
12. Setoran jaminan 188.497 175.567 188.697 175.765
13. Liabilitas antarkantor 35 211 35 211
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 35 211 35 211
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia - - - -
14. Liabilitas pajak tangguhan - - - -
15. Liabilitas lainnya 19.941.087 19.420.518 23.424.176 22.421.239
16. Dana investasi profit sharing - - - -
TOTAL LIABILITAS 732.089.376 662.728.654 744.846.156 673.034.517
EKUITAS
17. Modal disetor 1.540.938 1.540.938 1.540.938 1.540.938
a. Modal dasar 5.500.000 5.500.000 5.500.000 5.500.000
b. Modal yang belum disetor -/- (3.959.062) (3.959.062) (3.959.062) (3.959.062)
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock ) -/- - - - -
18. Tambahan modal disetor 5.711.368 5.711.368 5.548.977 5.548.977
a. Agio 5.711.368 5.711.368 5.711.368 5.711.368
b. Disagio -/- - - - -
c. Modal sumbangan - - - -
d. Dana setoran modal - - - -
e. Lainnya - - (162.391) (162.391)
19. Penghasilan komprehensif lain 8.203.228 5.687.490 8.709.685 6.142.959
a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing - - 364.984 380.422
b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan
dalam kelompok tersedia untuk dijual 2.403.990 (162.941) 2.438.327 (164.578)
c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - - -
d. Keuntungan revaluasi aset tetap 9.423.272 8.675.407 9.520.945 8.751.748
e. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi - - - -
f. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti (3.929.045) (3.571.955) (3.910.308) (3.568.987)
g. Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain 305.011 746.979 294.352 742.969
h. Lainnya - - 1.385 1.385
20. Selisih kuasi reorganisasi - - - -
21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali - -
22. Ekuitas Lainnya - - - -
23. Cadangan 1.955.604 1.697.052 1.955.604 1.697.052
a. Cadangan umum 1.955.604 1.697.052 1.955.604 1.697.052
b. Cadangan tujuan - - - -
24. Laba/rugi 149.535.448 131.282.617 156.287.727 136.729.758
a. Tahun - tahun lalu 122.271.536 106.580.072 127.722.674 110.874.604
b. Tahun berjalan 27.263.912 24.702.545 28.565.053 25.855.154
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK 166.946.586 145.919.465 174.042.931 151.659.684
25. Kepentingan non pengendali 100.225 93.743
TOTAL EKUITAS 166.946.586 145.919.465 174.143.156 151.753.427
Informasi keuangan konsolidasian ini disajikan sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
32/POJK.03/2016 tanggal 8 Agustus 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015
tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ("Bapepam-LK") No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni
2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
- Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.03/2016 tanggal 8 Agustus 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank, penyajian laporan keuangan Entitas Induk BCA [PT Dwimuria Investama Andalan] belum dapat dilakukan.
INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN
No. POS - POS Diaudit Diaudit Diaudit Diaudit
31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2019 31 Des 2018
INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN
No. POS - POS Diaudit Diaudit Diaudit Diaudit
31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2019 31 Des 2018
I. TAGIHAN KOMITMEN 11.822.675 8.575.998 16.517.321 12.896.598
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik - - 4.694.646 4.320.600
a. Rupiah - - 3.023.194 2.595.000
b. Valuta asing - - 1.671.452 1.725.600
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 11.822.675 8.575.998 11.822.675 8.575.998
3. Lainnya - - - -
INDIVIDUAL
No. POS - POS 31 Desember 2019 (Diaudit) 31 Desember 2018 (Diaudit)
L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah
I. PIHAK TERKAIT
1. Penempatan pada bank lain
a. Rupiah 103 - - - - 103 90.139 - - - - 90.139
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
2. Tagihan spot dan derivatif
a. Rupiah - - - - - - 85 - - - - 85
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
3. Surat berharga
a. Rupiah - - - - - - 115.656 - - - - 115.656
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (Repo)
a. Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli
dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
a. Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Akseptasi - - - - - - - - - - - -
7. Kredit
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 34.282 - - - - 34.282 58.079 - - - - 58.079
i. Rupiah 34.282 - - - - 34.282 58.079 - - - - 58.079
ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
b. Bukan debitur UMKM 6.156.899 - - - 554 6.157.453 3.761.087 - - - - 3.761.087
i. Rupiah 6.156.899 - - - 554 6.157.453 3.757.217 - - - - 3.757.217
ii. Valuta asing - - - - - - 3.870 - - - - 3.870
c. Kredit yang direstrukturisasi - - - - - - - - - - - -
i. Rupiah - - - - - - - - - - - -
ii. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
d. Kredit properti 92.712 - - - - 92.712 86.182 - - - - 86.182
8. Penyertaan 5.298.096 - - - - 5.298.096 3.110.049 - - - - 3.110.049
9. Penyertaan modal sementara - - - - - - - - - - - -
10. Tagihan lainnya 36.599 - - - - 36.599 25.784 - - - - 25.784
11. Komitmen dan kontinjensi
a. Rupiah 3.204.694 - - - - 3.204.694 1.728.487 - - - - 1.728.487
b. Valuta asing 125.040 - - - - 125.040 156.279 - - - - 156.279
12. Aset yang diambil alih - - - - - - - - - - - -
INDIVIDUAL
No. POS - POS 31 Desember 2019 (Diaudit) 31 Desember 2018 (Diaudit)
L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah
3. Surat berharga
a. Rupiah 115.797.834 - - - - 115.797.834 92.136.757 - - - - 92.136.757
b. Valuta asing 32.047.221 - - - - 32.047.221 27.017.523 - - - - 27.017.523
4. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (Repo)
a. Rupiah - - - - - - - - - - - -
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
5. Tagihan atas surat berharga yang dibeli
dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
a. Rupiah 9.268.902 - - - - 9.268.902 9.182.017 - - - - 9.182.017
b. Valuta asing - - - - - - - - - - - -
6. Tagihan Akseptasi 9.669.377 - - - - 9.669.377 11.908.416 - 9.719 - - 11.918.135
7. Kredit
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 78.753.821 1.347.204 97.143 200.980 995.613 81.394.761 68.975.614 932.952 213.551 137.611 800.478 71.060.206
i. Rupiah 78.476.589 1.347.204 97.143 200.980 978.079 81.099.995 68.203.928 932.236 213.551 137.611 789.603 70.276.929
ii. Valuta asing 277.232 - - - 17.534 294.766 771.686 716 - - 10.875 783.277
b. Bukan debitur UMKM 483.843.226 10.238.592 1.210.252 486.017 4.886.367 500.664.454 447.859.410 8.733.654 1.464.177 1.047.849 3.929.971 463.035.061
i. Rupiah 454.069.217 9.727.569 881.697 333.902 4.880.946 469.893.331 417.126.616 8.680.105 1.261.064 1.047.849 3.772.019 431.887.653
ii. Valuta asing 29.774.009 511.023 328.555 152.115 5.421 30.771.123 30.732.794 53.549 203.113 - 157.952 31.147.408
c. Kredit yang direstrukturisasi 3.145.217 3.360.446 895.114 208.402 1.538.964 9.148.143 2.903.323 2.746.858 1.167.816 173.430 994.557 7.985.984
i. Rupiah 3.131.651 3.328.864 566.559 56.287 1.538.964 8.622.325 2.850.800 2.746.858 965.945 173.430 844.560 7.581.593
ii. Valuta asing 13.566 31.582 328.555 152.115 - 525.818 52.523 - 201.871 - 149.997 404.391
d. Kredit properti 76.602.990 2.466.664 62.102 141.728 539.035 79.812.519 66.966.258 2.013.118 57.933 76.907 1.163.468 70.277.684
8. Penyertaan 525.525 - - - 410 525.935 525.525 - - - 610 526.135
9. Penyertaan modal sementara - - - - - - - - - - - -
10. Tagihan lainnya 40.596 - - - - 40.596 90.251 - - - - 90.251
11. Komitmen dan kontinjensi
a. Rupiah 211.777.721 587.098 10.814 142 766 212.376.541 198.746.322 792.135 24.450 - 38.946 199.601.853
b. Valuta asing 26.725.742 65.491 - - - 26.791.233 26.152.364 31.799 14.648 - 6.777 26.205.588
12. Aset yang diambil alih - - - - 976.879 976.879 - - - - 529.873 529.873
Diaudit Diaudit
KOMPONEN MODAL 31 Des 2019 31 Des 2018
Individual Konsolidasian Individual Konsolidasian
Diaudit Diaudit
Rasio (%)
31 Des 2019 31 Des 2018
Rasio Kinerja
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 23,80% 23,39%
2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset
non produktif 0,85% 0,87%
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset
produktif 0,98% 1,05%
4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset
keuangan terhadap aset produktif 1,89% 1,93%
5. NPL gross 1,34% 1,41%
6. NPL net 0,47% 0,45%
7. Return on Asset (ROA) 4,02% 4,01%
8. Return on Equity (ROE) 17,97% 18,83%
9. Net Interest Margin (NIM) 6,24% 6,13%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) 59,09% 58,24%
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 80,47% 81,58%
12. Nilai Liquidity Coverage Ratio (LCR)
a. LCR secara individu 276,29%
b. LCR secara konsolidasian 275,76%
13. Net Stable Funding Ratio (NSFR)
a. NSFR secara individu 157,71% 154,31%
b. NSFR secara konsolidasian 157,39% 152,86%
Kepatuhan (Compliance )
1. a. Persentase Pelanggaran BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00%
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%
b. Persentase Pelampauan BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00%
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%
2. Giro Wajib Minimum (GWM)
a. GWM utama rupiah 6,05% 6,55%
b. GWM valuta asing 8,52% 8,41%
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 0,94% 0,54%
1)
PENGURUS BANK PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI *) Pemegang Saham PT Dwimuria Investama Andalan adalah Sdr. Robert Budi
Hartono dan Sdr. Bambang Hartono, sehingga pemegang saham pengendali
- Presiden Direktur : Jahja Setiaatmadja terakhir BCA adalah Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono.
- Wakil Presiden Direktur : Armand Wahyudi Hartono
- Wakil Presiden Direktur : Suwignyo Budiman **) Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,49% dimiliki oleh
- Direktur : Tan Ho Hien / Subur pihak-pihak yang terafiliasi dengan PT Dwimuria Investama Andalan.
atau dipanggil Subur Tan
- Direktur : Henry Koenaifi
- Direktur Independen : Erwan Yuris Ang
- Direktur : Rudy Susanto
- Direktur : Lianawaty Suwono
- Direktur : Santoso
- Direktur
(merangkap Direktur Kepatuhan) : Inawaty Handojo
- Direktur : Vera Eve Lim
INDIVIDUAL
No. TRANSAKSI Tujuan Tagihan dan Liabilitas Derivatif
Nilai Notional
Trading Hedging Tagihan Liabilitas
C. Lainnya - - - - -
KONSOLIDASIAN
No. POS - POS Diaudit Diaudit
31 Des 2019 31 Des 2018
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 51.942.040 4.912.562
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (34.732.414) 20.627.654
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (7.334.896) (7.297.649)